• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN

SATYA WACANA

OLEH

MARIA SRIWIJAYA 802011062

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN

SATYA WACANA

Maria Sriwijaya

Chr. Hari Soetjiningsih

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(8)

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa dalam menyusun skripsi. Subjek dalam penelitian ini mahasiswa Psikologi UKSW angkatan tahun 2007-2011 dan proses mengerjakan skrispsi atau tugas akhir. Pengambilan sampel yakni Snowball dengan alat ukur skala prokrasinasi dan skala dukungan sosial. Berdasarkan hasil perhitungan antara variabel dukungan sosial teman sebaya dengan prokrastinasi skripsi diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,435; p = 0,000 ( p < 0,05 ). Hasil tersebut menunjukan tidak ada hubungan negatif signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan prokrastinasi skripsi.

(9)

Abstract

The purpose if this study to determine the relationship between peer social support to students with academic procrastination in writing his thesis. Subject in this study Psychology Faculty of Satya Wacana Christian University student in 2007-2011 and the forces working on thesis of final project. Sampling was Snowball with the measuring tool of procrastination scale and social support scale. Based on calculations between social support variable with the variable thesis procrastination obtained a correlation ccoefficient (r) 0,435 ; p = 0,000 ( p < 0,05 ). The result showed there’s no a significant negative relationship between peer social support with thesis procrastination.

(10)

1

PENDAHULUAN

Mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Perguruan Tinggi baik perguruan tinggi negeri maupun swasta. Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai remaja akhir dan menuju ke dewasa awal, yaitu 18-21 tahun dan 22-24 tahun (Monks, dkk. 2002). Dua kriteria yang diajukan untuk menunjukan akhir masa remaja dan permulaan dari masa dewasa awal adalah kemandirian ekonomi dan kemandirian membuat keputusan (Santrock, 2003). Hingga akhirnya mahasiswa harus menempuh masa studinya minimal 3,5 tahun dan akan melewati fase akhir studinya dengan menyusun skripsi.

Skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan akademis di Perguruan Tinggi (Poerwodarminto, 1986), sehingga mewajibkan mahasiswa mengambil mata kuliah skripsi karena skripsi digunakan sebagai salah satu prasyarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana. Umumnya, mahasiswa diberikan waktu untuk menyelesaikan skripsi dalam jangka waktu satu semester atau kurang lebih enam bulan. Kenyataannya, banyak mahasiswa yang memerlukan waktu lebih dari enam bulan untuk mengerjakan skripsi.

Berdasarkan hasil wawancara informal dan hasil obeservasi, masih terdapat mahasiswa yang belum menyelesaikan skripsinya mulai dari angkatan tahun 2007 hingga 2011 di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. Salah satunya adalah ada beberapa mahasiswa angkatan 2007-2008 yang sampai saat ini belum mengerjakan tugas

(11)

2

akhirnya. Terdapat pula angkatan 2009 dan 2010 yang belum mengerjakannya. Penundaan dilakukan seorang individu sebagai salah satu bentuk yang digunakan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang dipersepsikan penuh stress (Kendall & Hammen, 1998). Dalam kancah psikologi, fenomena menunda-nunda pekerjaan disebut dengan prokrastinasi.

Prokrastinasi dapat dikatakan sebagai suatu penundaan atau kecenderungan menunda-nunda memulai suatu kerja, namun prokrastinasi juga bisa dikatakan sebagai penghindaran tugas, yang diakibatkan perasaan yang tidak senang terhadap tugas dan ketakutan untuk gagal dalam mengerjakan tugas (Ghufron, 2003). Setiap orang baik tua maupun muda, pengangguran atau profesional sukses dapat menjadi prokrastinator karena prokrastinasi tidak membeda-bedakan atas dasar ras, suku, agama, dan jenis kelamin (Burka & Yuen, 1983). Fenomena prokrastinasi terjadi disetiap bidang kehidupan, salah satunya adalah bidang akademik.

Pada penelitiannya, Ellis dan Knaus (2011) menunjukan bahwa 70% mahasiswa di Amerika melakukan prokrastinasi akademik. Selain itu Kurniawati (2010) melakukan penelitian dengan hasil sebesar 60,06% mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW cenderung melakukan prokrastinasi. Didukung dengan hasil pengamatan peneliti di lingkungan Fakultas Psikoligi UKSW yang menemukan bahwa penundaan merupakan salah satu kebiasaan yang dilakukan. Beberapa mahasiswa yang melakukan penundaan itu menunda untuk melakukan mengerjakan tugas, menunda belajar untuk menghadapi ujian, maupun menunda dalam mengerjakan skripsi dengan melakukan aktivitas lain yang tidak penting bagi mereka maupun yang lebih menyenangkan bagi mereka. Hal ini dilakukan oleh beberapa mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW karena mereka memiliki pemikiran bahwa

(12)

3

tekanan waktu atau waktu yang hampir habis dapat membuat seseorang menjadi lebih produktif dan kreatif dalam mengerjakan tugas-tugas akademik mereka.

Prokrastinasi yang diartikan sebagai proses penundaan ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya prokrastinasi akademi ada dua kategori, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor dari dalam individu meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis seperti motivasi, kontrol diri, efikasi diri dan locus of control. Faktor eksternal berasal dari luar diri individu berupa dukungan dari orangtua, dukungan dari teman sebaya, tugas yang terlalu banyak, dan juga kondisi lingkungan (Ghufron, 2003).

Penelitian yang telah ada mengenai kecenderungan prokrastinasi akademik lebih banyak meninjau pengaruh faktor internal seperti kegagalan dalam regulasi diri, orientasi, rendahnya efikasi diri, rendahnya kontrol diri dan internal locus of control. Sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kecenderungan prokrastinasi akademik adalah dukungan sosial teman sebaya. Dukungan teman sebaya dapat memberikan sumbangan terhadap kestabilan psikologis seseorang. Bagi beberapa individu, peran teman sebaya adalah sesuatu yang penting tetapi adapula sebagian individu yang menganggap teman sebaya tidak memegang peranan dalam hidup mereka.

House ( dalam Smet, 1994) dukungan sosial sebagai persepsi seseorang terhadap dukungan potensial yang diterima dari lingkungan, dukungan sosial tersebut mengacu pada kesenangan yang dirasakan sebagai penghargaan akan kepedulian serta pemberian bantuan dalam konteks hubungan yang akrab. Tidak hanya itu, Sarafino (1998) berpendapat bahwa

(13)

4

dukungan sosial adalah suatu kesenangan, perhatian, penghargaan, ataupun bantuan yang dirasakan dari orang lain atau kelompok. Menurut Cobb ( dalam Sarafino, 1998), seseorang yang mendapatkan dukungan sosial percaya bahwa mereka dicintai dan diperhatikan, berharga dan bernilai, dan menjadi bagian dari jaringan sosial, seperti keluarga dan komunitas organisasi, yang dapat membekali kebaikan, pelayanan dan saling mempertahankan ketika dibutuhkan.

Buhmester (1996) mengatakan bahwa di masa remaja akhir, kelompok teman sebaya memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan remaja baik secara emosional maupun secara sosial. Kelompok teman sebaya merupakan sumber afeksi, simpati, pemahaman, dan panduan moral, tempat bereksperimen, dan setting untuk mendapat otonomi dan independensi dari orang tua (dalam Papalia, 2008). Di lain pihak, Robinson (dalam Papalia, 2008) mengemukakan bahwa keterlibatan individu dengan teman sebayanya, selain menjadi sumber dukungan emosional yang penting sepanjang masa transisi masa remaja. Sarason, dkk(1983) mengatakan bahwa individu dengan dukungan sosial lebih tinggi memiliki pengalaman hidup yang lebih baik, serta pandangan hidup yang lebih positif dibandingkan dengan individu yang memiliki dukungan sosial yang lebih rendah.

Coopersmith (2001) menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang mendapatkan dukungan sosial dari teman sebaya adalah dengan menunjukan perilaku-perilaku seperti mandiri, aktif, berani mengemukakan pendapat, dan percaya diri, begitu pula sebaliknya individu yang mendapatkan dukungan sosial teman sebaya yang rendah menunjukan perilaku seperti kurang percaya diri, cemas, pasif, serta menarik diri dari lingkungan. Dalam penelitian

(14)

5

yang dilakukan oleh Fibrianti (2009) menemukan bahwa mahasiswa yang mendapatkan dukungan sosial teman sebaya yang tinggi akan mempunyai pemikiran dan sikap yang positif dibandingkan dengan mahasiswa yang mendapatkan dukungan sosial teman sebaya yang rendah.

Teman sebaya merupakan sumber penting dukungan sosial yang berpengaruh terhadap rasa percaya diri remaja. Dukungan emosional dan persetujuan sosial dalam bentuk konfirmasi dari orang lain merupakan pengaruh yang penting bagi rasa percaya diri remaja (Santrock, 2003). Mahasiswa dengan dukungan sosial teman sebaya yang tinggi akan mempunyai pikiran yang positif terhadap situasi yang sulit, seperti dalam menyelesaikan skrispsi bila dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat dukungan sosial teman sebaya yang rendah (Rin Fibriana, 2009). Dengan demikian dukungan sosial teman sebaya memberikan stabilitas, kepercayaan, dan perhatian, dapat meningkatkan rasa kepemilikan, harga diri dan penerimaan diri mahasiswa, serta memberikan suasana yang positif untuk pembelajaran.

Berdasarkan gambaran diatas yang menunjukan bahwa dukungan sosial dari teman sebaya dibutuhkan seseorang untuk dapat meyelesaikan tugas akhirnya sebagai mahasiswa tingkat akhir yaitu menyelesaikan skripsinya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara lebih mendalam tentang hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan prokrastinasi skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(15)

6

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan negatif signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan prokrastinasi skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang yang disampaikan, dirumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah apakah terdapat hubungan negatif signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan prokrastinasi skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana ?

TINJAUAN PUSTAKA Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi

Istilah prokrastinasi ini pertama kali dicetuskan oleh Brown&Holtzman pada tahun 1967 (Ferrari,dkk,1995). Istilah ini berakar dari bahasa latin “procrastinare’ yang berarti

menunda sampai hari selanjutnya. Milgram (1991) menyebutkan bahwa prokrastinasi dilakukan semata-mata untuk melengkapi tugas secara optimal. Namun penundaan itu tidak membuat tugas lebih baik, hal itu mengarah pada penundaan yang tidak berguna. Sedangkan menurut Tuckman (1998) prokrastinasi adalah kurangnya regulasi diri atau kecenderungan menunda bahkan menghindar secara sadar suatu aktifitas.

(16)

7

Prokrastinasi dapat dilakukan pada semua area atau jenis pekerjaan ( Burka & Yuen, 1983). Prokrastinasi pada area atau bidang akademik yang pada umumnya dilakukan oleh pelajar atau mahasiswa disebut prokrastinasi akademik. Terdapat dua jenis prokrastinasi yaitu prokrastinasi akademik dan non akademik. Prokrastinasi non akademik adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non formal atau tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari misalnya tugas rumah tangga, tugas sosial, atau tugas kantor ( Ferrari dkk., 1995), sedangkan prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik atau kinerja akademik misalnya menulis paper, membaca buku pelajaran, membayar uang SPP, mengetik makalah, mengikuti perkuliahan maupun membuat karya ilmiah, misalnya skripsi (Aitken, 1982, dalam Ferrari dkk., 1995).

Skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan akademis di Perguruan Tinggi (Poerwodarminto, 1986). semua mahasiswa wajib mengambil mata kuliah skipsi karena skripsi digunakan sebagai salah satu prasyarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana. Tujuan skripsi adalah agar mahasiswa mampu melaksanakan penelitian dengan berbagai persyaratannya, sehingga mampu menunjukan pengusaan suatu cabang atau bidang psikologi, yang meliputi latar belakang, teori, perumusan hipotesis, metode penelitian yang tepat dan analisis yang sesuai, serta mewujudkan dalam suatu laporan penelitian berupa karya tulis ilmiah.

Prokrastinasi akademik memiliki beberapa aspek yang dapat diukur dalam penelitian ini. Aspek-aspek dari prokrastinasi menurut Tuckman (1991) terdiri dari 3 aspek antara lain

(17)

8

a. Membuang waktu

Seorang prokrastinator biasanya memiliki kecenderungan untuk membuang-buang waktu hingga ada akhirnya melakukan prokrastinasi.

b. Menghindari tugas ( Task Avoidance )

Merupakan keadaan dimana seseorang cenderung menghindar dalam mengerjakan tugas dikarenakan mengalami kesulitan ketika melakukan hal yang dianggap tidak menyenangkan.

c. Menyalahkan orang lain ( Blaming Others )

Kecenderungan menyalahkan kejadian eksternal atau orang lain untuk setiap konsekuensi dari prokrastinasi. Seseorang yang melakukan prokrastinasi biasanya cenderung menyalahkan orang lain. Hal tersebut kemungkinan akibat dari prokrastinasi yang dilakukan yang menyebabkan kegagalan dan adanya ketidakyakinan diri sehingga cenderung menyalahkan orang lain.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi adalah kecederungan menunda-nunda untuk memulai maupun menyelesaikan skripsi sebagai salah satu tugas akademik.

Dukungan Sosial Teman Sebaya

Ada beberapa definisi dukungan sosial yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Masing-masing ahli memberikan definisi yang berbeda namun pada intinya memiliki

(18)

9

kesamaan pengertian. Menurut Sarason (1990) mendefinisikan dukungan sosial sebagai keberadaan atau kesediaan seseorang yang dapat kita percaya, seseorang yang kita tahu bahwa dia mengerti, menghargai, dan mencintai kita. Robert Weiss ( dalam Cutrona, 1994), dukungan sosial adalah pertukaran interpersonal dimana salah seorang memberikan bantuan atau pertolongan kepada yang lain. Dukungan sosial dapat diberikan dalam beberapa cara yaitu emosional, instrumental, informasi, dan penilaian individu. Dukungan sosial dapat diperoleh individu tersebut dari lingkungan sekitarnya. Sumber dukungan sosial merupakan aspek yang paling penting untuk diketahui dan dipahami. Dengan pengetahuan dan pemahaman, seseorang akan tahu kepada siapa individu akan mendapatkan dukungan sosial sesuai dengan situasi dan keinginan yang spesifik, sehingga dukungan sosial memiliki makna yang berarti bagi kedua belah pihak. Sumber dukungan sosial bisa dari berbagai sumber yaitu, keluarga, kerabat, teman sebaya. Teman sebaya merupakan salah satu dukungan sosial yang memiliki peranan penting bagi seseorang.

Weiss ( dalam Cutrona dkk,1994) membagi dukungan sosial ke dalam enam bagian yang berasal dari hubungan dengan individu lain. Berikut merupakan enam komponen dukungan sosial menurut Weiss ( dalam Cutrona,1994 ) :

a. Instrumental Support 1) Reliabel Alliance

Pengetahuan yang dimiliki individu bahwa ia dapat mengandalkan bantuan yang nyata ketika dibutuhkan. Individu yang menerima bantuan itu akan merasa tenang karena ia menyadari ada orang yang dapat diandalkan untuk menolongnya dalam menghadapi masalah.

(19)

10

2) Guidance

Dukungan sosial berupa nasehat dan informasi dari sumber yang dapat dipercaya. Dukungan ini juga dapat berupa pemberian umpan balik atas suatu yang telah dilakukan individu.

b. Emotional Support 1) Reassurance of worth

Dukungan sosial ini berbentuk pengakuan atau penghargaan terhadap kemampuan dan kualitas individu (Cutrona,dkk., 1984). Dukungan ini akan membuat individu merasa dirinya diterima dan dihargai.

2) Attachment

Pengekspresian dari kasih sayang dan cinta yang diterima individu (Cutrona, dkk., 1984) yang dapat memberikan rasa aman kepada individu yang menerima.

3) Social Intergration

Dukungan ini berbentuk kesamaan minat dan perhatian serta rasa memiliki dalam suatu kelompok.

4) Opportunity to Provide Nurturance

Dinyatakan bahwa dukungan ini berupa perasaan individu bahwa ia dibutuhkan oleh orang lain.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa dukungan sosial teman sebaya adalah suatu bentuk pemberian bantuan, perhatian, penghargaan, pertolongan, dorongan, semangat, nasehat yang dapat membuat seseorang memiliki kesenangan, ketenangan, atau

(20)

11

kenyamanan secara fisik dan psikologis yang diberikan oleh sekolompok orang yang memiliki kesamaan tingkat usia, tingkat kedewasaan, ciri-ciri, norma, dan kebiasaan

Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya Dengan Prokrastinasi Skripsi pada Mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

Skripsi merupakan karya ilmiah yang wajib disusun oleh para mahasiswa Strata satu (S1) pada suatu lembaga Perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana. Selama penyusunan skripsi, mahasiswa dihadapkan dengan masalah-masalah yang dapat menghambat proses penyelesaian skripsi. Hambatan-hambatan selama penyusunan skripsi meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah yang berasal dari dalam diri mahasiswa sendiri yaitu kondisi fisik dan kesehatan dari mahasiswa itu sendiri, serta kondisi psikologis mahasiswa tersebut meliputi persepsi individu terhadap tugas, menyenangkan atau tidak menyenangkan, kekurangan motivasi, ketakutan akan kegagalan, sedangkan faktor eksternal berasal dari luar mahasiswa, seperti kurangnya dukungan terlebih dukungan dari teman sebaya, dukungan dari orang tua, tugas yang diberikan kepada mahasiswa terlalu banyak dan juga kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Hambatan-hambatan tersebut menuntut mahasiswa untuk dapat menyesuaikan diri, akan tetapi dalam menghadapi hambatan itu mahasiswa tidak selalu berhasil melakukan penyesuaian. Selama proses tersebut, mahasiswa akan membutuhkan orang lain untuk berdiskusi, mendapatkan nasehat, mahasiswa membutuhkan dukungan.

(21)

12

Dengan adanya dukungan maka individu yang menerima dukungan sosial akan merasa bahwa ia dicintai, diperhatikan sehingga meningkatkan rasa harga diri mereka. Seseorang dengan harga diri yang tinggi cenderung memiliki rasa kepercayaan diri, keyakinan diri bahwa mereka mampu menguasai situasi dan memberikan hasil yang positif dibandingkan dengan mereka yang mendapatkan dukungan sosial yang rendah dari teman sebayanya. Robert Weiss ( dalam Cutrona, 1994), dukungan sosial adalah pertukaran interpersonal dimana salah seorang memberikan bantuan atau pertolongan kepada yang lain. Dukungan sosial dapat diberikan dalam beberapa cara yaitu emosional, instrumental, informasi, dan penilaian individu. Dukungan sosial dapat diperoleh individu tersebut dari lingkungan sekitarnya. Sumber dukungan sosial merupakan aspek yang paling penting untuk diketahui dan dipahami.

Dengan pengetahuan dan pemahaman, seseorang akan tahu kepada siapa individu akan mendapatkan dukungan sosial sesuai dengan situasi dan keinginan yang spesifik, sehingga dukungan sosial memiliki makna yang berarti bagi kedua belah pihak. Sumber dukungan sosial bisa dari berbagai sumber yaitu, keluarga, kerabat, teman sebaya. Teman sebaya merupakan sumber penting dukungan sosial yang berpengaruh terhadap rasa percaya diri. Hubungan pribadi yang berkualitas memberikan stabilitas, kepercayaan, dan perhatian, dapat meningkatkan rasa kepemilikan, harga diri dan penerimaan diri, serta memberikan suasana yang positif. Dukungan interpersonal yang positif dari teman sebaya, pengaruh keluarga dan proses pembelajaran yang baik dapat meminimalisir faktor-faktor yang menghambat mahasiswa unutk dapat menyelesaikan tugas akhirnya dengan baik.

Dengan demikian mahasiswa yang mendapatkan dukungan sosial teman sebaya yang tinggi maka akan memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi, harga diri yang tinggi, dan

(22)

13

juga dapat berpikir positif dalam segala keadaan yang ada. Dari dukungan sosial teman sebaya tersebut maka memberikan pandangan yang baik bagi mahasiswa dan juga mendukung dan mendorong mahasiswa ditingkat akhir untuk segera menyelesaikan skripsi dengan baik.

HIPOTESIS

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan prokrastinasi skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Semakin tinggi dukungan sosial teman sebaya yang diberikan, semakin rendah prokrastinasi skrispsi yang dilakukan pada mahasiswa di Fakultas Psikokologi UKSW.

METODE PENELITIAN

Partisipan

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 50 mahasiswa, dengan pembagian besar pada angkatan 2007 sebanyak 1 orang (2%), angkatan 2008 sebanyak 1 orang ( 2%), angkatan 2009 sebanyak 6 orang (12%), angkatan 2010 sebanyak 10 orang (20%), dan angkatan 2011 sebanyak 32 orang (64%). Pemilihan sampel diambil berdasarkan hasil survei dan wawancara yang memiliki kriteria adalah mahasiswa Psikologi UKSW, sudah mengambil mata kuliah skripsi selama 1 semester, dan juga sedang melanjutkan skripsi lanjut

(23)

14

(Poerwodarminto, 1986). Teknik pengambilan sampel didapatkan dengan menggunakan teknik Snowball.

Pengukuran

Untuk pengukuran data dari penelitian ini menggunakan 2 skala yaitu :

1. Skala Prokrastinasi Akademik

Skala prokrastinasi dalam penelitian ini mengacu pada alat ukur yang dikembangkan oleh oleh B.W. Tuckman (1991). Yang terdiri dari aspek membuang waktu, menghindari tugas ( Task Avoidance ), dan menyalahkan orang lain ( Blaming Others ). Skala Tuckman Procrastination Scale ( TPS ) yang tersusun dalam 35 item pernyataan dalam bentuk skala Likert dan kemudian dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian. Berdasarkan seleksi item skala prokrastinasi akademik yang semula tersusun 35 item sesudah dilakukan pengujian daya deskriminasi menjadi 26 item ( 9 item gugur ) yang kemudian akan digunakan dalam analisis selanjutnya. Berdasarkan uji reliabilitas Alpha Cronbach diperoleh hasil r= 0,912 yang berdasarkan kriteria reliabilitas menurut Guilford Fucher ( dalam Azwar, 2004) berarti reliabilitas sangat tinggi.

2. Skala Dukungan Sosial Teman sebaya

Untuk skala dukungan sosial teman sebaya dalam penelitian ini disusun berdasarkan aspek-aspek dukungan sosial SPS ( The Social Provisions Scale ) dari Robert Weiss ( dalam Cutrona, 1994 ) yang tersusun dari 24 item pernyataan

(24)

15

dalam bentuk skala Likert yang terdiri dari aspek-aspeknya yaitu mengandalkan bantuan (reliabel alliance), pemberian informasi, saran dan nasihat (guidance), kemampuan yang diakui, dihargai dan dihormati (reasurance support), memiliki perasaan nyaman dan senang (attachment), menjadi bagian dari sebuah kelompok (social intergration), dan dapat diandalkan oleh orang lain (opportunity to provide nurturance). Berdasarkan seleksi item skala dukungan sosial teman sebaya yang semula tersusun 24 item sesudah dilakukan pengujian daya deskriminasi menjadi 23 item ( 1 item gugur) yang kemudian akan digunakan dalam analisis selanjutnya. Berdasarkan uji reliabilitas Alpha Croncbach diperoleh hasil r = 0,923 yang berdasarkan kriteria reliabilitas menurut Guilford Fucher ( dalam Azwar, 2004) berarti reliabilitas sangat tinggi.

Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan pengumpulan data dimulai tanggal 20 April 2015 hingga 6 Mei 2015 dengan cara penulis langsung mencari mahasiswa tingkat akhir yang telah mengambil matakuliah skripsi lebih dari 1 semester. Berdasarkan hasil pengumpulan data didapatkan partisispan sebanyak 50 mahasiswa. Pada penelitian ini menggunakan try out terpakai yaitu subjek yang digunakan untuk try out digunakan sekaligus untuk penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian diolah menggunakan bantuan program komputer SPSS 16.0 for windows

(25)

16

Teknik Analisis Data

Metode analisis menggunakan uji korelasi untuk melihat hubungan negatif signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan prokrastinasi skripsi pada mahasiswa di Fakultas Psikologi UKSW. Analisis data dilakukan dengan bantuan progran bantu komputer SPSS 16.0 for windows.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif

Variabel dukungan sosial teman sebaya mempunyai 23 item yang memiliki daya diskriminasi yang baik dengan pemberian skor antara 1 sampai 4, sehingga dalam pembagiannya ditemukan adanya skor tertinggi yaitu 92 dan skor terendahnya adalah 23. Sedangkan prokrastinasi skripsi mempunyai 26 item valid dengan pemberian skor antara 1 sampai 4, sehingga dalam pembagiannya ditemukan adanya skor tertinggi yaitu 104 dan skor terendahnya adalah 26.

Dalam penelitian ini akan dibuat sebanyak 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Rumus untuk mencari interval yang digunakan untuk menentukan kategori tersebut yaitu:

Skor total tertinggi – skor total terendah Interval =

(26)

17

Dukungan Sosial Teman Sebaya

Berdasarkan jumlah aitem skala dukungan sosial teman sebaya yaitu 23 aitem dengan rentang nilai 1 – 4 dan dibuat dalam lima kategori, diperoleh intervalnya 13,8 interval, maka kategorisasinya sebagai berikut :

Table 1.1 Kategorisasi pengukuran skala dukungan sosial teman sebaya

NO INTERVAL KATEGORI N MEAN PERSENTASE

1 78,2 < x ≤ 92 Sangat Tinggi 15 30 % 2 64,4 < x ≤ 78,2 Tinggi 34 75,92 68 % 3 50,6 < x ≤ 64,4 Sedang 1 2 % 4 36,8 < x ≤ 50,6 Rendah 0 0 % 5 23 ≤ x ≤ 36,8 Sangat Rendah 0 0 % JUMLAH 50 100 %

Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa (68%) dukungan sosial teman sebayanya ada pada kategori tinggi.

Prokrastinasi Skripsi

Berdasarkan jumlah aitem skala prokrastinasi skripsi yaitu 26 aitem dengan rentang nilai 1 – 4 dan dibuat dalam lima kategori diperoleh intervalnya, 15,6 interval, maka kategorisasinya sebagai berikut :

Table 1.2. Kategorisasi pengukuran skala prokrastinasi skripsi

NO INTERVAL KATEGORI N MEAN PERSENTASE

1 88,4 < x ≤ 104 Sangat Tinggi 5 10 % 2 72,8 < x ≤ 88,4 Tinggi 20 40 % 3 57,2 < x ≤ 72,8 Sedang 25 71,54 50 % 4 41,6 < x ≤ 57,2 Rendah 0 0 % 5 26 ≤ x ≤ 41,6 Sangat Rendah 0 0 % JUMLAH 50 100 %

Berdasarkan Tabel 1.2 di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa (50%) prokrastinasi skripsinya ada pada kategori sedang.

(27)

18

Uji Asumsi

Dari uji normalitas menunjukkan bahwa, variabel dukungan sosial teman sebaya memiliki nilai Kolmogorov–Smirnov sebesar 0,633 dengan p atau signifikansi sebesar 0,818 (p>0.05). Maka distribusi data dukungan sosial teman sebaya berdistribusi normal. Demikian juga untuk variabel prokrastinasi skripsi yang memiliki nilai Kolmogorov– Smirnov sebesar 0,401 dengan p atau signifikansi sebesar 0,997 (p˃0,05). Dengan demikian data prokrastinasi skripsi berdistribusi normal.

Dari hasil uji linieritas, maka diperoleh nilai F beda sebesar 0,965 dengan signifikansi 0,524 (p > 0,05) yang menunjukkan hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skrispi adalah linier.

Uji Hipotesis

Uji hipotesis dengan teknik korelasi product moment dari Pearson hasilnya sebagai berikut Tabel 1.3:. Hasil Uji Korelasi antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Prokrastinasi

Skripsi Correlations

PS DSTS

Prokratinasi Skripsi Pearson Correlation 1 .435**

Sig. (1-tailed) .000 N 50 50 Dukungan Sosial Teman Sebaya Pearson Correlation .435** 1 Sig. (1-tailed) .000 N 50 50

Dari hasil analisis data diperoleh nilai koefisien korelasi r xy = 0,435, p = 0,000, (p ˂

(28)

19

signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Psikologi UKSW“ ditolak.

Pembahasan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan prokrastinasi skripsi pada mahasiswa di Fakultas Psikologi UKSW. Namun demikian, dari pengujian korelasi didapatkan koefisien korelasi sebesar r=0,435 ( p < 0,05 ) artinya adanya hubungan positif signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan prokrastinasi skripsi yang berarti semakin tinggi dukungan sosial teman sebaya maka semakin tinggi pula prokrastinasi skripsi yang dilakukan. Dengan demikian hipotesis ditolak.

Individu dengan dukungan sosial teman sebaya yang tinggi seharusnya dapat merespon dengan baik dan juga menyadari jika individu mendapatkan dukungan sosial teman sebaya yang tinggi, maka individu tersebut seharusnya mendapatkan dorongan, dukungan, semangat, dan dapat berpikir positif dalam situasi yang sulit, seperti dalam mengerjakan skripsi. Perilaku penundaan pada mahasiswa dapat disebabkan karena stress dalam perkuliahan ataupun kondisi yang terjadi dalam kehidupan perkuliahan (Burka & Yuen, 1983). Penundaan dilakukan seorang individu sebagai salah satu bentuk yang digunakan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang dipersepsikan penuh stress (Kendall & Hammen, 1998).

Dukungan sosial mempengaruhi kesehatan individu dengan memberi perlindungan dalam “melawan“ efek negatif dan stress tingkat tinggi (Sarafino, 1998). Ketika mahasiswa

(29)

20

mengalami stress, dukungan dari teman sebaya akan berguna untuk menghadapi stress. Sebuah penelitian menyatakan bahwa dukungan sosial teman sebaya dapat mengurangi tekanan akibat aktivitas yang menimbulkan stress pada mahasiswa (Sarafino, 1998). Di lain pihak, Robinson (dalam Papalia, 2008) mengemukakan bahwa keterlibatan individu dengan teman sebaya merupakan sumber dukungan emosional yang penting sepanjang masa transisi masa remaja. Lebih lanjut, dukungan sosial teman sebaya akan dapat membantu mahasiswa dari stress akibat tekanan permasalahan yang terjadi khususnya terhadap stress yang berhubungan dengan skripsi yang dihadapi mahasiswa.

Berdasarkan hasil analisa data, wawancara secara informal, dan didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kurniawati di UKSW (2010) dapat diketahui bahwa beberapa alasan mahasiswa melakukan prokrastinasi skripsi karena rasa malas untuk mengerjakan skripsi, stress yang tinggi, masih harus mengulang mata kuliah yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata, serta ketakutan akan kegagalan dalam penyusunan skripsi. Hal tersebut yang membuat mahasiswa melakukan penundaan dalam penyusunan skripsi. Dalam dukungan sosial teman sebaya, para mahasiwa mendapatkan dukungan tersebut, namun mahasiswa menganggap itu hanya dukungan yang biasa saja. Tetapi ketika melihat banyak teman-teman mahasiswa yang sudah dapat mengikuti ujian skripsi, individu tersebut termotivasi untuk segera menyelesaikannya.

Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa dukungan sosial teman sebaya memiliki rata-rata 75,92 dengan standart deviasi 8,134 diketahui ada 15 mahasiswa (30%) dukungan sosial teman sebaya ada pada kategori sangat tinggi dan 34 mahasiswa (68%) dukungan sosial teman sebaya ada pada kategori tinggi, sedangkan ada 1 mahasiswa (2%) dukungan

(30)

21

sosial teman sebaya berada pada kategori sedang. Berdasarkan analisis diatas, mahasiswa dalam penelitian merasa teman sudah memberikan dukungan sosial dengan baik, antara lain dapat mengandalkan teman, mendapatkan nasehat dan informasi yang baik, adanya pengakuan dari kelompok, adanya kasih sayang antar individu maupun kelompok, serta dukungan dari orang lain. Sehingga dilihat berdasarkan analisis data mereka memiliki hubungan yang dekat dengan teman-teman sebaya. Sedangkan hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa prokrastinasi skripsi memiliki rata-rata 71,54 dengan standart deviasi 9,562 diketahui ada 5 mahasiswa (10%) prokrastinasi skripsi ada pada kategori sangat tinggi dan 20 mahasiswa (40%) prokrastinasi skrispsi ada pada kategori tinggi, sedangkan ada 25 mahasiswa (50%) prokrastinasi skripsi ada pada kategori sedang. Berdasarkan analisis diatas, mahasiswa tidak terlalu sering menunda mengerjakan skripsinya, waktu yang direncanakan oleh subjek dengan pelaksanaan mengerjakan skrispsi tidak begitu lama jaraknya, dan mahasiswa hanya kadang kadang melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan skripsinya.

(31)

22

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidak ada hubungan negatif yang signifikan antaravariabel dukungan sosial teman sebaya dengan variabel prokrastinasi skripsi pada mahasiswa di Fakultas Psikologi UKSW.

2. Sebagian besar mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW (68%) dalam penelitian ini memiliki tingkat dukungan sosial teman sebaya yang tergolong tinggi, sedangkan sebagian besar mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW (50%) memiliki tingkat prokrastinasi akdemik dalam menyelesaikan skrispi yang tergolong sedang.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, serta mengingat masih banyaknya keterbatasan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Saran bagi mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW

Bagi mahasiswa sebaiknya selalu menjaga dan mengembangkan hubungan dengan teman-teman dengan cara saling menghargai satu dengan yang lain, saling memberikan nasihat dan dapat diandalkan saat sedang dibutuhkan pertolongan, serta saling menjada komunikasi satu dengan yang lain. Mengingat pentingnya peran

(32)

23

dukungan sosial teman sebaya terhadap penurunan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi.

2. Saran bagi peneliti selanjutnya

a. Penelitian ini masih terbatas, karena hanya meneliti dukungan sosial teman sebaya dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skrispsi. Dengan demikian masih ada faktor-faktor lain yang turut memberi pengaruh pada prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skrispsi yang belum dijelaskan dan diteliti. Sehingga disarankan untuk dapat mengkaji lebih dalam lagi faktor-faktor lain penyebab prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi agar dapat meningkatkan kualitas penelitian sebelumnya.

b. Bagi peneliti selanjutnya juga bisa memberikan variasi subjek tidak hanya di fakultas dan universitas yang sama sehingga bila penelitian ini dilakukan pada subjek yang berbeda akan menambah kualitas penelitian tersebut.

c. Dalam penyusunan item pada skala penelitian, peneliti juga harus melihat apakah pernyataan yang diajukan sudah sesuai dengan keadaan disaat penelitian atau hanya hanya berdasarkan keadaan yang umum saja.

(33)

24

Daftar Pustaka

Azwar, Saifuddin. (2004). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. (2013). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Burka, J.B., & Yuen, L.M. (1983). Procrastination: Why you do it, what to do about it now. Cambridge: Da Capo Press.

Cooper, C. L., Dewe, P.J., & O’Driscroll, M. P. 2001. Organizational Stress; A Review and Critique of Theory, Research, and Applications. California: Sage Publications. Cutrona. C. E. (1994). Perceived Parental Social Support & Academic Achievement.An

Attachment Theory Perspective. Journal Of Personality and Social Psychology Ellis, A., & Knaus, W. J. (1977). Overcoming Procrastination. New York: Institute for

Rational Living.

Ferrari, J. R., Johnson, J.L., & McCown, W. 1995. Procrastination and Task Avoidance: Theory, Research, and Treatment. New York: Plenum Press

Fibrianti, I. D. (2009). Hubungan Antara Dukungan Sosial Orangtua dengan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Ghufron, M. N. 2003. Hubungan Kontrol Diri dan Persepsi Remaja Terhadap Penerapan

Disiplin Orangtua dengan Prokrastinasi Akademik. Tesis . Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Kendall, P. C., Hammen, C. 1998. Abnormal Psychology: Understanding Human Problems Second Edition. Boston: Houghton Mifflin Companies.

Kurniawati, Emellima. (2010). Hubungan Self-Efficacy Sebagai Mahasiswa dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. Skrispsi. Salatiga: Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana. Milgram, N., Marshevsky, S. 1995. Correlates of Academic Procrastination: discomfort,

task aversiness, and task capability. Journal of Psychology.

Monks. 1999. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. 2008. Human Development(Psikologi Perkembangan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

(34)

25

Rin Fibriana, 2009. Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosial, Skripsi, Fakultas Psikologi UMS, Surakarta, Indonesia.

Santrock, J. W. (2003). Adolesence : Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga

Santrock, J.W. (2007). Psikologi Pendidikan. Terjemahan: Wibowo, T. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sarafino, E.P (1998). Health Psychology. New York: Biopsychology Interaction.

Sarason, I.G., Levine, H.M., Basham, R.B., & Sarason, B.R. 1983. Assesing Social Support: The Social Support Questionnaire. Journal of Personality and Social Psychology. 44 (1), 127-139.

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo.

Tuckman, B. W. (1991). The Development and Concurrent Validity of the Procrastination Scale, Educational and Psychological Measurement, 51, 437-480

Gambar

Table 1.1 Kategorisasi pengukuran skala dukungan sosial teman sebaya

Referensi

Dokumen terkait

Experimental Design berupa Non equivalent control group design dengan populasi.. 0,05), maka H0 ditolak (ada perbedaan berat badan bayi usia 3-5 bulan yang dipijat. dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap adanya program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa PDO me- mediasi hubungan antara variabel anteseden per- sepsi tersebut (yang dalam penelitian ini adalah kesamaan nilai-nilai

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 32/PRT/M/2016 tentang pedoman nomenklatur perangkat daerah yang melaksanakan urusan

Jika dihubungkan dengan tipikal M&amp;A yang dilakukan, seharusnya akuisisi horizontal yang digunakan sebagai strategi pertumbuhan oleh perusahaan perkebunan tersebut mampu

dengan metode u ṣū l al-fiqh yang saling bersinergi dengan prinsip ke- maslahatan dan mengingat pula kehadiran maq āṣ id al-shar ī ‘ah di setiap penetapan hukum

umum pada Pasal 1211 KUH Perdata adalah pengadilan, bukan jawatan lelang 20. Pandangan di atas dapat disetujui mengingat tujuan diadakannya akta pengakuan utang yang

Penggambaran karakter yang dinamis dalam film ini dimulai dengan tokoh Maleficent yang ditampilkan dengan karakter awalnya sebagai hero dan victim. Setelah itu