• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH RKPD TAHUN 2013 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANGAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH RKPD TAHUN 2013 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

RKPD

RKPD

RKPD

RKPD TAHUN 2013

TAHUN 2013

TAHUN 2013

TAHUN 2013

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KALIMANTAN SELATAN

RANCANGAN

Diperbanyak dan Didistribusikan Oleh Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan

(2)

RENCANA KERJA

PEMBANGUNAN DAERAH

(RKPD)

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN

RENCANA KERJA

PEMBANGUNAN DAERAH

(RKPD) 2013

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN

SELATAN

DAFTAR ISI

PEMBANGUNAN DAERAH

(3)

KATA PENGANTAR ………. DAFTAR ISI ………. I. PENDAHULUAN ………. 1.1. LatarBelakang ... 1.2. DasarHukumPenyusunan 1.3. HubunganAntarDokumen ... 1.4. SistematikaDokumen RKPD ...

1.5. Maksud dan Tujuan

II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1. KondisiUmumDaerah

2.2. EvaluasiPelaksanaan Program danKegiatan RKPD sampai TahunBerjalandanRealisasiRPJMD

2.2.1. Evaluasipelaksanaan Program danKegiatan RKPD 2.2.2. Realisasi RPJMD

2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah

2.3.1. PermasalahanPembangunan Daerah 2.3.2. PermasalahanPembangunan Daerah 2.3.3. PermasalahanPembangunan Daerah 2.3.4. PermasalahanPembangunan Daerah 2.3.5. PermasalahanPembangunan Daerah 2.3.6.Permasalahan Pembangunan Daerah

III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

KEUANGAN DAERAH ……… 3.1. Arahkebijakanekonomidaerah (bidangekonomi)

3.2. Arahkebijakankeuangandaerah

IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

4.1. Tujuandansasaranpembangunan (review RPJMD)

4.2. Prioritaspembangunantahun2012

V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH 5.1. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah 5.2. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah 5.3. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah 5.4. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah 5.5. Rencana Program dan Keg

VI. PENUTUP ……….

DAFTAR ISI

Halaman ………. ………. ………. LatarBelakang ... DasarHukumPenyusunan... HubunganAntarDokumen ... SistematikaDokumen RKPD ... ... EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN ………. ……….. EvaluasiPelaksanaan Program danKegiatan RKPD sampai

TahunBerjalandanRealisasiRPJMD ………. 2.2.1. Evaluasipelaksanaan Program danKegiatan RKPD 2011 ...

...

Permasalahan Pembangunan Daerah ……….

Pembangunan Daerahprioritas1 ……… Pembangunan Daerah prioritas2 ………. Pembangunan Daerah prioritas3 ………. Pembangunan Daerah prioritas4 ………. Pembangunan Daerah prioritas5 ………. Pembangunan Daerah prioritas6 ………. EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

………

3.1. Arahkebijakanekonomidaerah (bidangekonomi) ………

3.2. Arahkebijakankeuangandaerah (dispendadan Biro Keu) ………

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Tujuandansasaranpembangunan (review RPJMD) ………

Prioritaspembangunantahun2012 ………

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH ……… 5.1. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Misi 1 ……… 5.2. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Misi 2 ………... 5.3. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Misi 3 ………... 5.4. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Misi 4 ………. 5.5. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Misi 5 ………..

………. Halaman ………. ii ………. iii ………. 2 LatarBelakang ... 2 ... 3 HubunganAntarDokumen ... 5 ... 6 ... 6 ………. 2 ……….. 2 ... ………. 10 ……… ………. ………. ………. ………. ………. ……… 123 ……… 123 ………. 124 ………. 142 ………. 144 ………. 148 ……… ... ... ………... ……….... ………. 158

(4)

RENCANA KERJA

PEMBANGUNAN DAERAH

(RKPD)

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN

BAB

I

PENDAHULUAN

RENCANA KERJA

PEMBANGUNAN DAERAH

(RKPD) 2013

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN

SELATAN

PENDAHULUAN

PEMBANGUNAN DAERAH

(5)

1.1. Latar Belakang

Rencana Kerja Pembangunan

pembangunan yang terkait dengan kebijakan APBD pemerintah daerah sebagai penggerak pembangunan, dan stimulasi partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

evaluasi terhadap hasil yang telah dicapai serta masalah dan tantangan yang harus dihadapi. Selanjutnya dari perkembangan tersebut, kemudian dirumuskan sasaran pembangunan yang hendak dicapai serta prioritas pembangunan yang hendak ditempuh dengan mengacu pada agenda pembangunan yang pe

RKPD Tahun 2013 disusun dengan landasan hukum Undang 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembanguna

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluas

Pembangunan Daerah.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

RKPD Tahun 2013 disusun dengan landasan hukum Undang 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang mengamanatkan bahwa RKPD merupakan dokumen perencanaan tahunan daerah, da

Kerja Pemerintah (RKP).

Dalam penyusunan RKPD Provinsi Ka

perundang-undangan yang digunakan sebagai landasan hukum adalah : (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengga

dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Nega

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

(3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan Daerah berisi kebijakan, sasaran dan prioritas terkait dengan kebijakan APBD adalah sebagian kecil dari peran pemerintah daerah sebagai penggerak pembangunan, yangdiarahkan untuk mendorong

partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Isi dokumen di awali dengan evaluasi terhadap hasil yang telah dicapai serta masalah dan tantangan yang harus dihadapi. Selanjutnya dari perkembangan tersebut, kemudian dirumuskan sasaran pembangunan

k dicapai serta prioritas pembangunan yang hendak ditempuh dengan mengacu pada agenda pembangunan yang perlu diselesaikan pada tahun 2012.

disusun dengan landasan hukum Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

disusun dengan landasan hukum Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang mengamanatkan bahwa RKPD merupakan dokumen perencanaan tahunan daerah, dan merupakan input untuk penyusunan Rencana

D Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 undangan yang digunakan sebagai landasan hukum adalah :

Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Nega Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik

Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

donesia Nomor 4286);

isi kebijakan, sasaran dan prioritas adalah sebagian kecil dari peran diarahkan untuk mendorong Isi dokumen di awali dengan evaluasi terhadap hasil yang telah dicapai serta masalah dan tantangan yang harus dihadapi. Selanjutnya dari perkembangan tersebut, kemudian dirumuskan sasaran pembangunan

k dicapai serta prioritas pembangunan yang hendak ditempuh dengan mengacu

Undang No. 25 Tahun Undang Nomor 32 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang i Pelaksanaan Rencana

Undang No. 25 Tahun Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang mengamanatkan bahwa RKPD merupakan n merupakan input untuk penyusunan Rencana

limantan Selatan Tahun 2013peraturan

raan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik

Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

(6)

(4) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan, dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4410);

(5) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

(6) Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembara Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 1137), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemer

Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

(7) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

(8) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; (9) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Otonomi Daerah (10) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

(11) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemeri

(12) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara 96, TLN 4663);

(13) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemeri

Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara 82, TLN 4737):

(14) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara / Daerah

(15) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

(16) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara 21, TLN 4817);

(17) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara P

Wewenang Kedudukan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi

(18) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara 48, TLN 4833);

(19) Peraturan Daerah nomor 2 Tahun 2008

Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan, dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4410);

g Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembara Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 1137), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Otonomi Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara 96, TLN 4663);

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara 82, TLN 4737):

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara /

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara 21, TLN 4817);

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Kedudukan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi

residen Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara 48, TLN 4833);

Peraturan Daerah nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan, dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4410);

g Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 1137), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang–Undang-Undang

intahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 nomor 140, Tambahan Lembaran

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara 96, TLN 4663); Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

ntah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara /

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

elaksanaan Tugas dan Wewenang Kedudukan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi

residen Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

(7)

(20) Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

(21) Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 17 Tah

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005 2025;

(22) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusun Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Dalam sistem perencanaan pembangunan sebagaimana diatur dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

kesatuan yang utuh dari manajemen pembangunan di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan yang telah tertuang dalam berbagai dokumen perencanaan

Hubungan antara RKPD de berikut:

(1) RKPD dan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan RKPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 201

pelaksanaan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011 penyusunan RKPD adalah untuk

Gubernur/Wakil Gubernur Kalimantan Selatan masa bakti tahun 2011 (2) RKPD dan RTRW Provinsi Kalimantan Selatan

Penyusunan RKPD memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai pola dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW Provinsi Kalimantan Selatan sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program pembangunan yang berkait dengan pemanfaatan ruang daerah di Provinsi Kalimantan Selatan.

(3) RKPD dan Rencana Kerja Perangkat Daerah

RKPD menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) yang berwawasan 1 (satu) tahunan. Renja SKPD merupakan

RKPD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 1 (satu

setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Kalimantan Selatan.

1.4. Sistematika Dokumen RKPD Dokumen RKPD tahun 2013

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 17 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusun Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

Dalam sistem perencanaan pembangunan sebagaimana diatur dalam UU Nomor 25 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, RKPD merupakan satu atuan yang utuh dari manajemen pembangunan di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan yang telah tertuang dalam berbagai dokumen perencanaan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun

D dengan dokumen perencanaan lainnya adalah sebagai

PD dan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan

RKPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 merupakan RKPD ketiga

pelaksanaan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015. Oleh sebab itu, adalah untuk menjabarkan memuat visi, misi dan program prioritas Gubernur/Wakil Gubernur Kalimantan Selatan masa bakti tahun 2011-2015.

n RTRW Provinsi Kalimantan Selatan

PD memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai pola dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW Provinsi Kalimantan Selatan sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program pembangunan yang berkait dengan pemanfaatan ruang daerah di Provinsi Kalimantan Selatan.

PD dan Rencana Kerja Perangkat Daerah

RKPD menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) yang berwawasan 1 (satu) tahunan. Renja SKPD merupakan penjabaran teknis RKPD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang emerintahan untuk jangka waktu 1 (satu) tahunan, yang disusun ole setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Kalimantan Selatan.

3 terdiri dari 6 bab, yang dapat dijelaskan sebagai berikut Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan

un 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun

2005-Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,

Dalam sistem perencanaan pembangunan sebagaimana diatur dalam UU Nomor 25 D merupakan satu atuan yang utuh dari manajemen pembangunan di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan yang telah

u) tahun.

ngan dokumen perencanaan lainnya adalah sebagai

dari tahapan 2015. Oleh sebab itu, menjabarkan memuat visi, misi dan program prioritas

PD memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai pola dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW Provinsi Kalimantan Selatan sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan

RKPD menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja penjabaran teknis RKPD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang ) tahunan, yang disusun oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawah koordinasi Badan Perencanaan

(8)

(1) Bab I Pendahuluan berisi penjelasan tentang latar belakang, maksud dan tujuan , landasan hukum dan hubungan RKPD dengan dokumen perencanaan Lainnya.

(2) Bab II Evaluasi hasil pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan

Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD dan Permasalahan Pembangunan Daerah

(3) Bab III Rancangan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan keuangan daerah arah kebijakan ekonomi daerah

(4) Bab IV Prioritas dan sasaran pembangunan daerah

pembangunan dan prioritas dan sasaran pembangunan tahun (n) (5) Bab V Rencana program dan kegiatan prioritas daerah

(6) Bab VI Penutup

1.5. Maksud dan Tujuan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) tahun 2013

Misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi Kalimantan Selatan T

mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2010

Kebijaksanaan Pembangunan Nasional Tahun 201 strategis yang ada di daerah Kalimantan Selatan.

RKPD Tahun 2012 merupakan rencana tahun

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Selatan. penyusunan dokumen RKPD tahun 2013

dan pegangan bersama bagi semua pemangku kepentingan ( dalam pelaksanaan pembangunan daerah

Selanjutnya dokumen perencanaan ini akan menjadi menjadi acuan d penyusunan RAPBD Tahun 2013.

Pendahuluan berisi penjelasan tentang latar belakang, maksud dan tujuan , landasan hukum dan hubungan RKPD dengan dokumen perencanaan Lainnya.

Evaluasi hasil pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahanberisi Kondisi Umum Kondisi Daerah

Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD Permasalahan Pembangunan Daerah

ancangan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan keuangan daerah kebijakan ekonomi daerah, dan arah kebijakan keuangan daerah

Prioritas dan sasaran pembangunan daerah, berisi tujuan dan sasaran prioritas dan sasaran pembangunan tahun (n)

Rencana program dan kegiatan prioritas daerah

angunan Daerah (RKPD) tahun 2013disusun berdasarkan

Misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011

mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2010

Pembangunan Nasional Tahun 2012, serta kondisi riil permasalahan dan isu strategis yang ada di daerah Kalimantan Selatan.

merupakan rencana tahun ketiga pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Selatan.

nyusunan dokumen RKPD tahun 2013 ini adalah agar dapat menjadi dokumen pengarah dan pegangan bersama bagi semua pemangku kepentingan (stakeholders) yang terlibat

pembangunan daerah.

Selanjutnya dokumen perencanaan ini akan menjadi menjadi acuan d Pendahuluan berisi penjelasan tentang latar belakang, maksud dan tujuan , landasan hukum dan hubungan RKPD dengan dokumen perencanaan Lainnya.

tahun lalu dan capaian kinerja i Kondisi Umum Kondisi Daerah, Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD, ancangan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan keuangan daerah, berisi

tujuan dan sasaran

berdasarkan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana tercantum dalam Rencana ahun 2011-2015, dan mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2010 – 2014, , serta kondisi riil permasalahan dan isu

pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Selatan.Maksud adi dokumen pengarah ) yang terlibat

(9)

RENCANA KERJA

PEMBANGUNAN DAERAH

(RKPD)

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN

BAB

III

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI

DAERAHDAN KEBIJAKAN KEUANGAN

DAERAH

RENCANA KERJA

PEMBANGUNAN DAERAH

(RKPD) 2013

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN

SELATAN

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI

DAERAHDAN KEBIJAKAN KEUANGAN

DAERAH

PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI

DAERAHDAN KEBIJAKAN KEUANGAN

(10)

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH

DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

3.1. Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah 3.1.1 Kontribusi PDRB Kalimantan Selatan

Kondisi perekonomian Kalimantan Selatan pada tahun 201

dengan tahun 2010. Secara nominal, nilai PDRB Kalimantan Selatan atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 adalah sebesar Rp. 30,674 trilyun (dengan migas) atau Rp. 30.204 trilyun (tanpa migas). Sedangkan atas dasar harga konstan, nilai PDRB Kalimantan Selatan tahun 2011 adalah sebesar Rp. 30,674 trilyun (dengan migas) atau Rp. 30.204 trilyun (tanpa migas). Nilai PDRB masing-masing sektor dapat dilihat pada tabel III.1.

PDRB Kalimantan Selatan Atas Tahun 20

Sektor 2008 Pertanian 10.134.130,00 Pertambangan dan Penggalian 9.942.273,97 Industri Pengolahan 4.716.788,18 Listrik, Gas dan

Air Bersih 257.799,27 Bangunan 2.861.705,34 Perdagangan, Hotel dan Restoran 6.843.018,03 Pengangkutan dan Komunikasi 4.196.446,35 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.196.000,94 Jasa-jasa 4.609.860,00 PDRB dengan Migas 45.758.030,00 PDRB tanpa Migas 45.132.200,00

Sumber : BPS Prov. Kalsel, 201

Sektor-sektor yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap PDRB Kalimantan Selatan adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, perdagangan, restoran dan perhotelan, serta jasa-jasa. Jika dilihat dari data tahun 2008 hingga tahun 2010,

BAB III

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH

DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Ekonomi Daerah 3.1.1 Kontribusi PDRB Kalimantan Selatan

Kondisi perekonomian Kalimantan Selatan pada tahun 2011 lebih baik dibandingkan . Secara nominal, nilai PDRB Kalimantan Selatan atas dasar harga sebesar Rp. 30,674 trilyun (dengan migas) atau Rp. 30.204 . Sedangkan atas dasar harga konstan, nilai PDRB Kalimantan Selatan Rp. 30,674 trilyun (dengan migas) atau Rp. 30.204 trilyun (tanpa

masing sektor dapat dilihat pada tabel III.1.

Tabel III.1

PDRB Kalimantan Selatan Atas Tahun 2008s/d 2010

2009 2010 2010 P 11.434.210,00 12.487.660,00 10.777.630,005 12.828.100,00 5.050.647,58 5.611.080,00 294.423,72 346.670,00 3.185.990,00 3.569.930,00 7.676.030,00 8.956.140,00 4.721700,00 5.319.610,00 2.568.310,00 3.023.570,00 5.468.400,00 6.399.050,00 51.177.340,00 58.541.000,00 50.548.300,00 57,862.000,00

Sumber : BPS Prov. Kalsel, 2010

sektor yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap PDRB Kalimantan Selatan adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, perdagangan, restoran jasa. Jika dilihat dari data tahun 2008 hingga tahun 2010, lebih baik dibandingkan . Secara nominal, nilai PDRB Kalimantan Selatan atas dasar harga sebesar Rp. 30,674 trilyun (dengan migas) atau Rp. 30.204 . Sedangkan atas dasar harga konstan, nilai PDRB Kalimantan Selatan Rp. 30,674 trilyun (dengan migas) atau Rp. 30.204 trilyun (tanpa

Kontribusi pd Peningkatan 22,15% 19,38% 6,08% 0,61% 5,52% 15,29% 10,85% 6,96% 13,18% 100,00% 99,39%

sektor yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap PDRB Kalimantan Selatan adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, perdagangan, restoran jasa. Jika dilihat dari data tahun 2008 hingga tahun 2010,

(11)

sektor yang terus mengalami peningkatan kontribusi terhadap PDRB adalah sekor pertanian dan pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, restoran dan perhotelan dan jasa-jasa. Pada sektor industri pengolahan kontribusinya terjadi penurunan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Penurunan kontribusi sektor industri pengolahan terutama disebabkan menurunnya produksi industri makanan

menurunnya produksi industri kayu sebagai akibat berkurangnya permintaan ekspor dari menurunnya harga karet dunia dan menu

produksi tersebut. Penurunan terjadi pada seluruh jenis industri pengolahan, sebagaimana dirinci pada Tabel III.2

Distribusi PDRB Kalimantan Selatan Atas Atas Harga Berlaku Tahun 2008 Sektor

1. Pertanian 2. Pertambangan &

Penggalian 3. Industri Pengolahan

4. Listrik & air Minum 5. Bangunan 6. Perdag., Hotel &

Restoran 7. Angkutan &

Komunikasi 8. Keuangan & Jasa

Perusahaan 9. Jasa-jasa Sumber : BPS Prov. Kalsel, 2011

3.1. 2. Rencana Target Ekonomi Makro pada Tahun 2012

Pembangunan perekonomian di Kalimantan Selatan

pembangunan daerah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaranRPJMD Prov.Kalsel 2011-2015 yakni Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, dalam hal ini meningkatkan investasi, produksi dan produktifitas, serta ekspor, menin

peran KUMKM, meningkatkan aktivitas ekonomi regional berbasis potensi lokal, dan mengendalikan tingkat inflasi.

g terus mengalami peningkatan kontribusi terhadap PDRB adalah sekor pertanian dan pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, restoran dan jasa. Pada sektor industri pengolahan kontribusinya terjadi penurunan dengan tahun 2010. Penurunan kontribusi sektor industri pengolahan terutama disebabkan menurunnya produksi industri makanan

menurunnya produksi industri kayu sebagai akibat berkurangnya permintaan ekspor dari menurunnya harga karet dunia dan menurunnya permintaan Negara lain terhadap produksi tersebut. Penurunan terjadi pada seluruh jenis industri pengolahan, sebagaimana

Tabel III.2

Distribusi PDRB Kalimantan Selatan Atas Atas Harga Berlaku Tahun 2008 - 2011 2008 2009 2010

22,16 22,11 21,33

21,72 21,40 21,91

3. Industri Pengolahan 10,31 9,86 9,58 4. Listrik & air Minum 0,56 0,57 0,59

6,24 6,18 6,10

14,96 14,96 15,30

9,17 9,21 9,09

4,80 5,10 5,16

10,07 10,60 10,93

2. Rencana Target Ekonomi Makro pada Tahun 2012

Pembangunan perekonomian di Kalimantan Selatan sebagai bagian dari pembangunan daerah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaranRPJMD 2015 yakni Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, dalam hal ini meningkatkan investasi, produksi dan produktifitas, serta ekspor, menin

peran KUMKM, meningkatkan aktivitas ekonomi regional berbasis potensi lokal, dan g terus mengalami peningkatan kontribusi terhadap PDRB adalah sekor pertanian dan pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, restoran dan jasa. Pada sektor industri pengolahan kontribusinya terjadi penurunan dengan tahun 2010. Penurunan kontribusi sektor industri pengolahan terutama disebabkan menurunnya produksi industri makanan-minuman, menurunnya produksi industri kayu sebagai akibat berkurangnya permintaan ekspor dari runnya permintaan Negara lain terhadap produksi tersebut. Penurunan terjadi pada seluruh jenis industri pengolahan, sebagaimana

2011

sebagai bagian dari pembangunan daerah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaranRPJMD 2015 yakni Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, dalam hal ini meningkatkan investasi, produksi dan produktifitas, serta ekspor, meningkatkan peran KUMKM, meningkatkan aktivitas ekonomi regional berbasis potensi lokal, dan

(12)

Hal ini didukung oleh sektor

arti luas yang sampai saat ini masih berperan cukup pe

Kalimantan Selatan dan merupakan satu dari empat sektor utama yang mempunyai kontribusi dominan terhadap struktur perekonomian Kalimantan Selatan selain sektor pertambangan, industri pengolahan, perdagangan, restauran dan hotel.

Indikator kinerja makro adalah merupakan tolak ukur kemajuan yang akan dicapai oleh perangkat pemerintah daerah dan seluruh masyarakat pemangku kepentingan (stakeholders) dalam mewujudkan visi dan misi dalam RPJMD melalui berbagai program dan kegiatan pembangunan selama 5 (lima) tahun yakni dari tahun 2011

3.2. Kebijakan Keuangan Daerah

3.2.1 Kebijakan Pendapatan Daerah

Total Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2005 adalah sebesar Rp 923.963.477.825,14. Pendapatan Daerah ini mengalami

ke tahun dimana pada tahun 2011

pertumbuhan setiap tahun adalah 23,1% (Tabel III.3).

Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Sumber: Biro Keuangan Setda Provinsi Kalimantan Selatan (diolah kembali)

Pendapatan Daerah provinsi Kalimantan Selatan terdiri atas tiga komponen yaitu pertama, Pendapatan Asli daerah (PAD); kedua, Dana Perimbangan dan ketiga, Lain Lain Pendapatan Yang Sah. Jumlah masing masing komponen dari Pendapatan Daerah tersebut dapat dilihat pada Tabel III.4.

Hal ini didukung oleh sektor-sektor dibidang perekonomian seperti pertanian dalam arti luas yang sampai saat ini masih berperan cukup penting dalam perekonomian Kalimantan Selatan dan merupakan satu dari empat sektor utama yang mempunyai kontribusi dominan terhadap struktur perekonomian Kalimantan Selatan selain sektor pertambangan, industri pengolahan, perdagangan, restauran dan hotel.

dikator kinerja makro adalah merupakan tolak ukur kemajuan yang akan dicapai oleh perangkat pemerintah daerah dan seluruh masyarakat pemangku kepentingan (stakeholders) dalam mewujudkan visi dan misi dalam RPJMD melalui berbagai program

gunan selama 5 (lima) tahun yakni dari tahun 2011-2015.

aerah

Total Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2005 adalah ,14. Pendapatan Daerah ini mengalami peningkatan dari tahun 11 tercatat sebesar Rp 3,157,169,910,132.12. Secara rata rata pertumbuhan setiap tahun adalah 23,1% (Tabel III.3).

Tabel III.3

Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2005-2009 Pendapatan (Rp) Pertumbuhan 923,963,477,825.14 - 1,179,994,168,778.30 21.70% 1,385,078,532,767.00 14.81% 1,875,512,776,977.70 26.15% 2,109,410,862,720.35 11.09% 2,279,776,308,734.25 7.47% 3,157,169,910,132.12 27.79%

Biro Keuangan Setda Provinsi Kalimantan Selatan (diolah kembali)

Pendapatan Daerah provinsi Kalimantan Selatan terdiri atas tiga komponen yaitu pertama, Pendapatan Asli daerah (PAD); kedua, Dana Perimbangan dan ketiga, Lain Lain Pendapatan Yang Sah. Jumlah masing masing komponen dari Pendapatan Daerah

ihat pada Tabel III.4.

sektor dibidang perekonomian seperti pertanian dalam nting dalam perekonomian Kalimantan Selatan dan merupakan satu dari empat sektor utama yang mempunyai kontribusi dominan terhadap struktur perekonomian Kalimantan Selatan selain sektor

dikator kinerja makro adalah merupakan tolak ukur kemajuan yang akan dicapai oleh perangkat pemerintah daerah dan seluruh masyarakat pemangku kepentingan (stakeholders) dalam mewujudkan visi dan misi dalam RPJMD melalui berbagai program

2015.

Total Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2005 adalah peningkatan dari tahun Secara rata rata

Pertumbuhan

Pendapatan Daerah provinsi Kalimantan Selatan terdiri atas tiga komponen yaitu pertama, Pendapatan Asli daerah (PAD); kedua, Dana Perimbangan dan ketiga, Lain Lain Pendapatan Yang Sah. Jumlah masing masing komponen dari Pendapatan Daerah

(13)

Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Tahun Jenis Pendapatan PAD 2005 530,110,534,290.14 2006 585,031,999,379.00 2007 681,246,359,490.00 2008 1,052,276,691,447.70 2009 1,021,456,329,959.33 2010 1,286,258,611,998.76 2011 1,877,676,320,855.02 Sumber: ; Biro Keuangan Setda Prov. Kalsel

Berdasarkan Tabel III.4. diatas dapat dihitung kontribusi masing masing komponen terhadap Total Pendapatan Daerah

seperti terlihat pada Tabel III.5

Pendapatan Daerah Menurut Komponen Provinsi Kalimantan Selatan20

Komponen Pendapatan Daerah 2007 Pendapatan Asli Daerah 49.18 Dana Perimbangan 48.63 Lain Lain 2.18 Total 100

Sumber: Tabel 3.2 (diolah kembali)

Tabel III.5. memperlihatkan bahwa Pendapatan Asli Daerah merupakan

terbesar dalam Pendapatan Daerah. Selama periode 2007 Pendapatan Asli Daerah berjumlah 5

Perimbangan selalu lebih rendah daripada Pendapatan Asli Daerah (kecuali ditahun 2006 posisinya lebih tinggi) dengan rata rata 45,5% pertahun.

TabelIII.4

Pendapatan Daerah Menurut Jenis Provinsi Kalimantan Selatan 2005 – 2011 (Rp)

Jenis Pendapatan Total Pendapatan Dana Perimbangan Lain-Lain Pendapatan yang Sah 388,055,703,535.00 5,797,240,000.00 594,962,169,399.00 0,00 1,179,994,168,778.00 673,583,487,004.00 30,248,686,273.00 1,385,078,532,767.00 790,997,258,079.00 32,238,827,451.00 1,875,512,776,977.70 1,064,989,665,188.00 22,964,867,573.02 2,109,410,862,720.35 974,584,871,222.00 18,932,825,513.49 2,279,776,308,734.25 1,264,144,052,393.00 15,349,536,884.10 3,157,169,910,132.12

Berdasarkan Tabel III.4. diatas dapat dihitung kontribusi masing masing komponen terhadap Total Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan selama periode 2005

Tabel III.5

Pendapatan Daerah Menurut Komponen Provinsi Kalimantan Selatan2007-2011 (%)

2007 2008 2009 2010 2011*

49.18 56.106 48.42 56.42 59.47 48.63 42.175 50.49 42.75 40.04 1.719 1.09 0.83 0.49

100 100 100 100

Sumber: Tabel 3.2 (diolah kembali)2011*= un audite

. memperlihatkan bahwa Pendapatan Asli Daerah merupakan

atan Daerah. Selama periode 2007-2011 rata rata pertahun Pendapatan Asli Daerah berjumlah 53,92% dari Total Pendapatan Daerah. Besaran Dana h daripada Pendapatan Asli Daerah (kecuali ditahun 2006 posisinya lebih tinggi) dengan rata rata 45,5% pertahun.

Total Pendapatan 923,963,477,825.14 1,179,994,168,778.00 1,385,078,532,767.00 1,875,512,776,977.70 2,109,410,862,720.35 2,279,776,308,734.25 3,157,169,910,132.12

Berdasarkan Tabel III.4. diatas dapat dihitung kontribusi masing masing komponen Provinsi Kalimantan Selatan selama periode 2005-20111

. memperlihatkan bahwa Pendapatan Asli Daerah merupakan komponen rata rata pertahun % dari Total Pendapatan Daerah. Besaran Dana h daripada Pendapatan Asli Daerah (kecuali ditahun 2006

(14)

Antara tahun 2007-2011 terdapat peningkatan kontribusi Pendapatan Asli Daerah namun ditahun 2011 menurun menjadi 48,

periode 2005-2011. Sebaliknya Dana Perimbangan menurun selam kemudian meningkat menjadi 50

muncul ditahun 2007 dengan rata rata 3,1% . Dengan demikian berarti bahwa keu bertumpu pada pendapatan asli daerah (PAD).

3.2.1.2 Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Kalimantan Selatan, seperti halnya provinsi lain, bersumber dari Pajak Daerah, Restribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan atau dari BUMD dan Lain Lain.

Secara keseluruhan Pendapatan Asli Daer

menggembirakan dari tahun ketahun. Pendapatan Asli Daerah yang tadinya ditahun 2005 bernilai Rp 530.110.534

milyar ditahun 2009. Tingkat pertumbuhannyapun selama tiga tahu bertambah baru ditahun 2009 sedikit melambat (Tabel III.

Nilai Pendapatan Asli Daerah Menurut Jenis Provinsi Kalimantan Selatan

Jenis Pendapatan 2007 2008 Pajak Daerah 563,757,988,833 904,946,733,712 Retribusi Daerah 70,573,555,074 22,106,743,147 PHPMDHP 20,066,964,458 19,000,527,284 - Lain-lain Pendapatan 26,746,314,440 106,222,687,304.70 Total PAD 681,246,359,490 1,052,276,691,447.70

PHPMDHP = Penerimaan Hasil PerusahaanMilik Daerah & Hasil PengelolaanKekayaan Daerah yang dipisahkan 2011*= un audite

Sumber :; Biro Keuangan Setda Prov. Kalsel

Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Menurut Jenis Provinsi Kalimatan Selatan2006

Jenis Pendapatan 2006 Pajak Daerah 5.3% Retribusi Daerah 19.5% PHPMDHP -1.0% - Lain-lain Pendapatan 5.3% Total PAD

PHPMDHP = Penerimaan Hasil PerusahaanMilik Sumber: Tabel III.4 (diolah kembali)

terdapat peningkatan kontribusi Pendapatan Asli Daerah menurun menjadi 48,42% dan ini merupakan angka terendah selama . Sebaliknya Dana Perimbangan menurun selama 2006

50,49% ditahun 2009. Lain Lain Pendapatan Yang Sah baru muncul ditahun 2007 dengan rata rata 3,1% .

Dengan demikian berarti bahwa keuangan daerah Kalimantan Selatan masih bertumpu pada pendapatan asli daerah (PAD).

Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Kalimantan Selatan, seperti halnya provinsi lain, bersumber dari Pajak Daerah, Restribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan atau dari BUMD dan Lain Lain.

Secara keseluruhan Pendapatan Asli Daerah mengalami peningkatan yang menggembirakan dari tahun ketahun. Pendapatan Asli Daerah yang tadinya ditahun

534.290,14 milyar meningkat menjadi Rp1.021.456 milyar ditahun 2009. Tingkat pertumbuhannyapun selama tiga tahu bertambah baru ditahun 2009 sedikit melambat (Tabel III.6).

Tabel III.6

Nilai Pendapatan Asli Daerah Menurut Jenis Provinsi Kalimantan Selatan2007-2011 (Rp)

2008 2009 2010 904,946,733,712 833,641,848,550 1.088,346,424,813.33 22,106,743,147 124,902,898,698 41,660,160,641 19,000,527,284 23,035,517,501 8,388,793,415.24 106,222,687,304.70 39,876,065,210.33 147,863,233,129.19 1,052,276,691,447.70 1,021,456,329,959.33 1,286,258,611,998.25 1, Daerah & Hasil PengelolaanKekayaan Daerah yang dipisahkan

Tabel III.7

Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Menurut Jenis Provinsi Kalimatan Selatan2006-2009

2006 2007 2008 2009 2010 5.3% 17.8% 60.5% -7.9% 19.5% 63.4% -68.7% 61.0% 1.0% 115.5% -5.3% 21.2% 5.3% 17.8% 60.5% -7.9% 63% 183% 114% 98%

Penerimaan Hasil PerusahaanMilik Daerah & Hasil PengelolaanKekayaan Daerah yang dipisahkan

terdapat peningkatan kontribusi Pendapatan Asli Daerah terendah selama 2006-2008 dan % ditahun 2009. Lain Lain Pendapatan Yang Sah baru

angan daerah Kalimantan Selatan masih

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Kalimantan Selatan, seperti halnya provinsi lain, bersumber dari Pajak Daerah, Restribusi Daerah, Hasil Pengelolaan

ah mengalami peningkatan yang menggembirakan dari tahun ketahun. Pendapatan Asli Daerah yang tadinya ditahun 456.611.998,91 milyar ditahun 2009. Tingkat pertumbuhannyapun selama tiga tahun terus

2011* 1.643,513,495,007 41,134,618,937 10,435,506,792 182,592,700,119.02 1,877,676,320,855.02 10 2011

(15)

Setiap komponen Pendapatan Asli Daerah mengalami peningkatan setiap tahun dengan beberapa pengecualian. Pajak Daerah pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 7,9% setelah meningkat terus selama 2005

meningkat terus kecuali ditahun 2008 menurun dengan sangat drastis yaitu minus 68,7%. Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan dan Penerimaan Hasil Perusahaan Milik Daerah sangat fluktuatif

Dilihat dari sharenya (Tabel

terbesar dalam Pendapatan Asli Daerah di Provinsi Kalimatan Selatan selama periode 2005-2009 dengan besaran berfluktuasi dimana paling sedikit 80,4% dan paling banyak 86%.

Kontribusi Retribusi Daerah terlihat meningkat dari tahun 2005

tahun berikutnya mengecil menjadi 2,1%. Ini berkaitan dengan pertumbuhan negatif dari komponen ini pada tahun 2008 seperti sudah diutarakan diatas.

Pendapatan dari Hasil Pengelolaan

BUMD cenderung meningkat setiap tahun namun kontribusinya masih sangat rendah; pada tahun 2009 misalnya komponen ini memberikan kontribusi baru sebesar 2,2% terhadap Pendapatan Asli Daerah secara keseluruhan.

Persentase Pendapatan Asli Daerah Menurut Jenis Provinsi Kalimantan Selatan2005

Jenis Pendapatan 2007 Pajak Daerah 82.77 Retribusi Daerah 10.36 PHPMDHP 2.95 - Lain-lain Pendapatan 3.93

PHPMDHP = Penerimaan Hasil PerusahaanMilik Daerah & Hasil PengelolaanKekayaan Daerah yang dipisahkan

Sumber : Tabel III.6. (diolah kembali)2011* un

3.2.1.3 Dana Perimbangan.

Nilai Dana Perimbangan yang diterima oleh Provinsi Kalimantan Selatan sangat besar dan hampir sama dengan Pendapatan Asli Daerah. Sebagaimana diutarakan sebelumnya proporsinya hampir mencapai setengah Ang Pendapatan dan Belanja Daerah dan terdapat kecenderungan penurunan. Besarnya ketergantungan pada Dana Perimbangan ini adalah karena Provinsi Kalimantan Setiap komponen Pendapatan Asli Daerah mengalami peningkatan setiap tahun dengan beberapa pengecualian. Pajak Daerah pada tahun 2009 mengalami 7,9% setelah meningkat terus selama 2005-2008. Retribusi Daerah meningkat terus kecuali ditahun 2008 menurun dengan sangat drastis yaitu minus 68,7%. Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan dan Penerimaan Hasil Perusahaan Milik Daerah sangat fluktuatif (Tabel II.95).

Dilihat dari sharenya (Tabel III.5) Pajak Daerah merupakan komponen terbesar dalam Pendapatan Asli Daerah di Provinsi Kalimatan Selatan selama periode 2009 dengan besaran berfluktuasi dimana paling sedikit 80,4% dan paling

Kontribusi Retribusi Daerah terlihat meningkat dari tahun

2005-tahun berikutnya mengecil menjadi 2,1%. Ini berkaitan dengan pertumbuhan negatif dari komponen ini pada tahun 2008 seperti sudah diutarakan diatas.

Pendapatan dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan atau dari BUMD cenderung meningkat setiap tahun namun kontribusinya masih sangat rendah; pada tahun 2009 misalnya komponen ini memberikan kontribusi baru sebesar 2,2% terhadap Pendapatan Asli Daerah secara keseluruhan.

Tabel III.8

Persentase Pendapatan Asli Daerah Menurut Jenis Provinsi Kalimantan Selatan2005-2009

2007 2008 2009 2010 2011* 82.77% 86.0% 81.61% 84,61% 87.53% 10.36% 2.1% 12.23% 3.24% 2.19% 2.95% 1.8% 2.26% 0.65% 0.56% 3.93% 10.1% 3.90% 11.50% 9.72%

Penerimaan Hasil PerusahaanMilik Daerah & Hasil PengelolaanKekayaan Daerah yang dipisahkan

2011* un-audite

Dana Perimbangan.

Nilai Dana Perimbangan yang diterima oleh Provinsi Kalimantan Selatan sangat besar dan hampir sama dengan Pendapatan Asli Daerah. Sebagaimana diutarakan sebelumnya proporsinya hampir mencapai setengah Ang Pendapatan dan Belanja Daerah dan terdapat kecenderungan penurunan. Besarnya ketergantungan pada Dana Perimbangan ini adalah karena Provinsi Kalimantan Setiap komponen Pendapatan Asli Daerah mengalami peningkatan setiap tahun dengan beberapa pengecualian. Pajak Daerah pada tahun 2009 mengalami 2008. Retribusi Daerah meningkat terus kecuali ditahun 2008 menurun dengan sangat drastis yaitu minus 68,7%. Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan dan Penerimaan Hasil

) Pajak Daerah merupakan komponen terbesar dalam Pendapatan Asli Daerah di Provinsi Kalimatan Selatan selama periode 2009 dengan besaran berfluktuasi dimana paling sedikit 80,4% dan paling

-2007 namun tahun berikutnya mengecil menjadi 2,1%. Ini berkaitan dengan pertumbuhan negatif

Kekayaan Yang Dipisahkan atau dari BUMD cenderung meningkat setiap tahun namun kontribusinya masih sangat rendah; pada tahun 2009 misalnya komponen ini memberikan kontribusi baru

Nilai Dana Perimbangan yang diterima oleh Provinsi Kalimantan Selatan sangat besar dan hampir sama dengan Pendapatan Asli Daerah. Sebagaimana diutarakan sebelumnya proporsinya hampir mencapai setengah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan terdapat kecenderungan penurunan. Besarnya ketergantungan pada Dana Perimbangan ini adalah karena Provinsi Kalimantan

(16)

Selatan berada kelompok Kawasan Timur dimana pembangunan bertumpu pada bidang infrastruktur.

Nilai Dana Perimbangan Menurut Komponen Provinsi Kalimatan Selatan

Komponen 2007 Bagi Hasill Pajak 108,149,995,808.00 114,685,226,300.00 Bagi Hasil Bukan Pajak 87,439,491,196.00 173,713,824,579.00 DAU 427,994,000,000.00 466,559,207,200.00 DAK 0 36,039,000,000.00 Dana Penyesuaian 50,000,000,000.00 Jumlah 673,583,487,004.00 790,997,258,079 Sumber: Biro Keuangan Setda Prov. Kalsel

Dana Perimbangan terdiri atas empat kompone

Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Secara keseluruhan nilai Dana Perimbangan mengalami peningkatan dari tahun ketahun namun secara persentase ditahun 2007 pertumbuhannya menurun drastis menjadi 4,8% p

ditahun 2007 tumbuh sebesar 51,6% (Tabel I

pertumbuhannya meningkat terus. Penurunan pertumbuhan yang drastis ditahun 2007 ini disebabkan berkurangnya Bagi Hasil Bukan Pajak yang diterima oleh Provinsi Kalimatan Selatan yaitu menurun sebesar 24,2%.

Pertumbuhan Dana Perimbangan Menurut Komponen Provinsi Kalimatan Selatan2005

Komponen 2007 Bagi Hasill Pajak 7.2% Bagi Hasil Bukan Pajak -24.2% DAU 13.0% DAK Jumlah 4.8%

Sumber: Tabel III.8 (diolah kembali)

Selatan berada kelompok Kawasan Timur dimana pembangunan bertumpu pada

Tabel III.9

Nilai Dana Perimbangan Menurut Komponen Provinsi Kalimatan Selatan2007-2011

2008 2009 2010 114,685,226,300.00 116,001,430,537.00 142,683,190,861.00 173,713,824,579.00 361,576,568,651.00 309,529,316,361.00 466,559,207,200.00 484,059,666,000.00 458,074,767,000.00 36,039,000,000.00 43,352,000,000.00 19,837,300,000.00 0 60,000,000,000.00 44,460,297,000.00 790,997,258,079.00 1,064,989,665,188.00 974,584,871,222.00

Biro Keuangan Setda Prov. Kalsel2011* un-audite

Dana Perimbangan terdiri atas empat komponen yaitu Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Secara keseluruhan nilai Dana Perimbangan mengalami peningkatan dari tahun ketahun namun secara persentase ditahun 2007 pertumbuhannya menurun drastis menjadi 4,8% p

ditahun 2007 tumbuh sebesar 51,6% (Tabel III.8). Tahun tahun berikutnya pertumbuhannya meningkat terus. Penurunan pertumbuhan yang drastis ditahun 2007 ini disebabkan berkurangnya Bagi Hasil Bukan Pajak yang diterima oleh Provinsi

n yaitu menurun sebesar 24,2%.

Tabel III.10

Pertumbuhan Dana Perimbangan Menurut Komponen Provinsi Kalimatan Selatan2005-2009

2008 2009 2010 2011 6.0% 1.1% 98.7% 108.1% 9.0% 3.8% 20.3% 26.8% 27.1% (diolah kembali)

Selatan berada kelompok Kawasan Timur dimana pembangunan bertumpu pada

2011* 142,683,190,861.00 133,959,402,748.00 309,529,316,361.00 519,483,059,645.00 458,074,767,000.00 504,876,152,000.00 19,837,300,000.00 37,246,400,000.00 44,460,297,000.00 68,579,038,000.00 974,584,871,222.00 1,264,144,052,393.00

yaitu Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Secara keseluruhan nilai Dana Perimbangan mengalami peningkatan dari tahun ketahun namun secara persentase ditahun 2007 pertumbuhannya menurun drastis menjadi 4,8% padahal ). Tahun tahun berikutnya pertumbuhannya meningkat terus. Penurunan pertumbuhan yang drastis ditahun 2007 ini disebabkan berkurangnya Bagi Hasil Bukan Pajak yang diterima oleh Provinsi

(17)

Dari empat komponen Dana Perimbangan tersebut

terbesar adalah Dana Alokasi Umum namun peranannya cenderung menurun; yang ditahun 2005 sebesar 62,2% menjadi 48,2% ditahun 2009 (Tabel III.11).

Posisi kedua adalah Bagi Hasil Pajak dan cenderung menurun. Sebaliknya Bagi Hasil Bukan Pajak yang berada diposisi ketiga cenderung meningkat dan ditahun 2009 menggeser posisi Bagi Hasil Pajak.

Dana Alokasi Khusus baru diterima oleh Provinsi Kalimatan Selatan pada tahun 2008. Proporsinya masih r

Share Dana Perimbangan Menurut Komponen Provinsi Kalimatan Selatan20

Komponen 2007 2008 Bagi Hasill Pajak 17.3% Bagi Hasil Bukan Pajak 14.0% DAU 68.6% DAK 0.0% Jumlah 100%

Sumber: Tabel III.9 (diolah kembali)

Dilihat dari realisasi pendapatan daerah pada kurun waktu 200

pendapatan asli daerah mencapai pertumbuhan yang cukup menggembirakan yaitu sebesar 30,09 %, sedangkan dana

tumbuh sebesar 13,93 % sebagaimana pada tabel berikut.

Realisasi Penerimaan APBD dari Tahun 200

NO. URAIAN JENIS PENERIMAAN 2007 1. PAD 681,246,359,490.00 2. Dana Perimbangan 673,583,487,004.00

Sumber data : Dinas Pendapatan

3.2.1.4 Lain-lain Pendapatan yang Sah

Jenis lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daera

pendapatan yang mencakup seperti berikut.

a. hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;

Dari empat komponen Dana Perimbangan tersebut diatas komponen terbesar adalah Dana Alokasi Umum namun peranannya cenderung menurun; yang ditahun 2005 sebesar 62,2% menjadi 48,2% ditahun 2009 (Tabel III.11).

Posisi kedua adalah Bagi Hasil Pajak dan cenderung menurun. Sebaliknya k yang berada diposisi ketiga cenderung meningkat dan ditahun 2009 menggeser posisi Bagi Hasil Pajak.

Dana Alokasi Khusus baru diterima oleh Provinsi Kalimatan Selatan pada tahun 2008. Proporsinya masih rendah yaitu dibawah lima persen.

Tabel III.11

Dana Perimbangan Menurut Komponen Provinsi Kalimatan Selatan2007-2011

2008 2009 2010 20 14.5% 11.5% 22.0% 36.0% 59.0% 48.2% 4.6% 4.3% 100% 100%

Dilihat dari realisasi pendapatan daerah pada kurun waktu 200

pendapatan asli daerah mencapai pertumbuhan yang cukup menggembirakan yaitu sebesar 30,09 %, sedangkan dana perimbangan keuangan dari pemerintan pusat tumbuh sebesar 13,93 % sebagaimana pada tabel berikut.

Tabel III.12

Realisasi Penerimaan APBD dari Tahun 2007 – 2011

2008 2009 2010 1,052,276,691,447.70 1,021,456,329,959.33 1,286,258,611,998.76 790,997,258,079.00 1,064,989,665,188.00 974,584,871,222.00

Dinas Pendapatan Prov. Kalsel2011* un-audite

lain Pendapatan yang Sah (Dispenda)

lain Pendapatan Asli Daerah yang sah untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup seperti berikut.

hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;

diatas komponen terbesar adalah Dana Alokasi Umum namun peranannya cenderung menurun; yang

Posisi kedua adalah Bagi Hasil Pajak dan cenderung menurun. Sebaliknya k yang berada diposisi ketiga cenderung meningkat dan ditahun

Dana Alokasi Khusus baru diterima oleh Provinsi Kalimatan Selatan pada

2011

Dilihat dari realisasi pendapatan daerah pada kurun waktu 2007 - 2011, pendapatan asli daerah mencapai pertumbuhan yang cukup menggembirakan yaitu perimbangan keuangan dari pemerintan pusat

2011*

1,286,258,611,998.76 1,877,676,320,855.02 1,264,144,052,393.00

lain Pendapatan Asli Daerah yang sah untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, h yang dipisahkan dirinci menurut obyek

(18)

b. jasagiro;

c. pendapatanbunga;

d. penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah;

e. penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk

dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah;

f. penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;

g. pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan;

h. pendapatan denda pajak;

i. pendapatan denda retribusi;

j. pendapatan hasil eksekusi atas jaminan;

k. pendapatan dari pengembalian;

l. fasilitas sosial dan fasilitas umum;

m. pendapatan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.

3.2.1.5 Kebijakan Pendapatan Daerah

Dalam rangka menunjang

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan berupaya untuk terus menggali sumber

potensial pada tahun 201

peundang-undangan yang berlaku.

Untuk menyikapi kondisi sebagaimana dimaksud di atas, maka akan dimplementasikan melalui kebijakan

1. Mengoptimalkan penggarapan sumber

2. Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan diluar pajak daerah

3. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat dengan penyederhanaan prosedur

4. Peningkatan kualitas pengelolaan manajemen pendapatan daerah.

Memperhatikan realisasi penerimaan pada tahun anggaran 20

Rp2.312.884.785.031,77 dan target APBD Murni 2011 sebesar Rp2.451.950.555.800,00, maka Pendapatan daerah tahun anggaran 2012 diprediksikan akan mengalami peningkatan kurang lebihRp2.636.695.628.560,00atau meningkatsebesar 7 % dibandingkan target APBD Murni 2011.

Dengan kenaikan 7 %

60,79 %, Dana Perimbangan 37,70 % dan Lain

sebesar 1,51 % terhadap total rencana target pendapatan daerah tahun anggaran 2012.

Dengan komposisi PAD yang masih dominan dalam memberikan kontribusi terhadap total pendapatan daerah pada tahun anggaran 201

bahwa usaha-usaha peningkatan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dilakukan secara berkesinambu

enerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah;

penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain dari akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah;

penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang

endapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan; endapatan denda pajak;

an denda retribusi;

endapatan hasil eksekusi atas jaminan; endapatan dari pengembalian;

asilitas sosial dan fasilitas umum;

endapatan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Kebijakan Pendapatan Daerah Pada Tahun 2013

Dalam rangka menunjang kesinambungan pembiayaan kegiatan

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan berupaya untuk terus menggali sumber-sumber pendapatan daerah yang potensial pada tahun 2011 yang akan datang sesuai dengan koridor perat

undangan yang berlaku.

Untuk menyikapi kondisi sebagaimana dimaksud di atas, maka akan dimplementasikan melalui kebijakan-kebijakan diantaranya sebagai berikut :

Mengoptimalkan penggarapan sumber-sumber / potensi pendapatan daerah Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan diluar pajak daerah

Peningkatan pelayanan kepada masyarakat dengan penyederhanaan prosedur Peningkatan kualitas pengelolaan manajemen pendapatan daerah.

Memperhatikan realisasi penerimaan pada tahun anggaran 20

Rp2.312.884.785.031,77 dan target APBD Murni 2011 sebesar Rp2.451.950.555.800,00, maka Pendapatan daerah tahun anggaran 2012 diprediksikan akan mengalami peningkatan kurang lebihRp2.636.695.628.560,00atau meningkatsebesar 7 %

target APBD Murni 2011.

Dengan kenaikan 7 % - 8 % dimaksud, PAD memberikan kontribusi sebesar 60,79 %, Dana Perimbangan 37,70 % dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar 1,51 % terhadap total rencana target pendapatan daerah tahun anggaran

ngan komposisi PAD yang masih dominan dalam memberikan kontribusi terhadap total pendapatan daerah pada tahun anggaran 2013, hal ini menunjukan usaha peningkatan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dilakukan secara berkesinambunganmelalui intensifikasi dan ekstensifikasi.

lain dari akibat dari penjualan

penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang

kesinambungan pembiayaan kegiatan

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, Pemerintah Provinsi Kalimantan sumber pendapatan daerah yang yang akan datang sesuai dengan koridor peraturan

Untuk menyikapi kondisi sebagaimana dimaksud di atas, maka akan kebijakan diantaranya sebagai berikut :

sumber / potensi pendapatan daerah

Peningkatan pelayanan kepada masyarakat dengan penyederhanaan prosedur

Memperhatikan realisasi penerimaan pada tahun anggaran 2010 sebesar Rp2.312.884.785.031,77 dan target APBD Murni 2011 sebesar Rp2.451.950.555.800,00, maka Pendapatan daerah tahun anggaran 2012 diprediksikan akan mengalami peningkatan kurang lebihRp2.636.695.628.560,00atau meningkatsebesar 7 % - 8 %

8 % dimaksud, PAD memberikan kontribusi sebesar Lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar 1,51 % terhadap total rencana target pendapatan daerah tahun anggaran

ngan komposisi PAD yang masih dominan dalam memberikan kontribusi , hal ini menunjukan usaha peningkatan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan

(19)

Selanjutnya dengan memperhatikan kondisi perekonomian Indonesia yang secara umum semakin kondusif ditahun 2011, tentunya berdampak pada perekonomian ditingkat regional, dalam hal ini kondisi perkonomian Provins Kalimantan Selatan maka diprediksikan pendapatan daerah TA 2012 menunjukan indikasi yang lebih baik. Dimana prediksi penerimaan pendapatan daerah dapat digambarkan sebagai berikut.

1. Bagian Pendapatan Asli Daerah

A. Pos Pajak Daerah

I. Pos Pajak Daerah yang Diprediksi Naik dan Tetap

1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)

3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB

Untuk Pos Pajak Daerah tersebut diatas diprediksikan akan mengalami kenaikan sebesar antara 11 % - 12 % jika dibandingkan dengan target murni tahun anggaran 2011, hal ini disebabkan antara lain semakin sadarnya wajib pajak untuk melakukan pembayaran pajak dan semakin meningkatnya kualitas pelayanan serta bertambahnya kendaraan

perusahaan baik sektor pertambangan maupun sektor usaha lainnya dan juga kendaraan yang bersifat privat ditahun 2012. Dengan demikian maka perekonomian di Kalimantan Selatan menunjukan indikasi yang semakin membaik.

Dampak lainnya atas kondisi perekonomian tersebut diatas diharapkan pula terjadinya peningkatan pertumbuhan sektor industri dimana baik langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan pula penerimaan daerah dari pajak bahan bakar kendaraan bermotor.

II. Pos Pajak Daerah yang Diprediksi Turun

B. Pajak Air Permukaan

Pajak Air Permukaan akan mengalami penurunan sebesar 28%

dengan target tahun anggaran 2011, hal ini dikarenakan kegiatan produksi PT. Pertamina yang memanfaatkan air permukaan mengalami pen

cukup signifikan.Sebagaimana diketahui bahwa kontribusi pemanfaatan air permukaan yang dikenakan sebagai Pajak Air Permukaan mayoritas disumbang oleh PT. Pertamina.

C. Pos Retribusi Daerah

1) Retribusi Jasa Umum

Untuk Pos Retribusi Jasa Umum mengalami peningkatan antara 9 % dibandingkan dengan target murni tahun anggaran 2011, hal ini disebabkan

Selanjutnya dengan memperhatikan kondisi perekonomian Indonesia yang secara umum semakin kondusif ditahun 2011, tentunya berdampak pada perekonomian ditingkat regional, dalam hal ini kondisi perkonomian Provins Kalimantan Selatan maka diprediksikan pendapatan daerah TA 2012 menunjukan indikasi yang lebih baik. Dimana prediksi penerimaan pendapatan daerah dapat digambarkan sebagai berikut.

Bagian Pendapatan Asli Daerah, meliputi :

Pos Pajak Daerah yang Diprediksi Naik dan Tetap

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB)

Untuk Pos Pajak Daerah tersebut diatas diprediksikan akan mengalami kenaikan 12 % jika dibandingkan dengan target murni tahun anggaran 2011, hal ini disebabkan antara lain semakin sadarnya wajib pajak untuk melakukan pembayaran pajak dan semakin meningkatnya kualitas pelayanan serta bertambahnya kendaraan-kendaraan operasional yang digunakan oleh perusahaan baik sektor pertambangan maupun sektor usaha lainnya dan juga kendaraan yang bersifat privat ditahun 2012. Dengan demikian maka perekonomian di Kalimantan Selatan menunjukan indikasi yang semakin

innya atas kondisi perekonomian tersebut diatas diharapkan pula terjadinya peningkatan pertumbuhan sektor industri dimana baik langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan pula penerimaan daerah dari pajak bahan bakar kendaraan bermotor.

aerah yang Diprediksi Turun

Pajak Air Permukaan akan mengalami penurunan sebesar 28% - 29% dibandingkan dengan target tahun anggaran 2011, hal ini dikarenakan kegiatan produksi PT. Pertamina yang memanfaatkan air permukaan mengalami penurunan yang cukup signifikan.Sebagaimana diketahui bahwa kontribusi pemanfaatan air permukaan yang dikenakan sebagai Pajak Air Permukaan mayoritas disumbang

Retribusi Jasa Umum

Untuk Pos Retribusi Jasa Umum mengalami peningkatan antara 9 % dibandingkan dengan target murni tahun anggaran 2011, hal ini disebabkan

Selanjutnya dengan memperhatikan kondisi perekonomian Indonesia yang secara umum semakin kondusif ditahun 2011, tentunya berdampak pada perekonomian ditingkat regional, dalam hal ini kondisi perkonomian Provinsi Kalimantan Selatan maka diprediksikan pendapatan daerah TA 2012 menunjukan indikasi yang lebih baik. Dimana prediksi penerimaan pendapatan daerah dapat

Untuk Pos Pajak Daerah tersebut diatas diprediksikan akan mengalami kenaikan 12 % jika dibandingkan dengan target murni tahun anggaran 2011, hal ini disebabkan antara lain semakin sadarnya wajib pajak untuk melakukan pembayaran pajak dan semakin meningkatnya kualitas pelayanan erasional yang digunakan oleh perusahaan baik sektor pertambangan maupun sektor usaha lainnya dan juga kendaraan yang bersifat privat ditahun 2012. Dengan demikian maka perekonomian di Kalimantan Selatan menunjukan indikasi yang semakin

innya atas kondisi perekonomian tersebut diatas diharapkan pula terjadinya peningkatan pertumbuhan sektor industri dimana baik langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan pula penerimaan daerah dari pajak

29% dibandingkan dengan target tahun anggaran 2011, hal ini dikarenakan kegiatan produksi PT. urunan yang cukup signifikan.Sebagaimana diketahui bahwa kontribusi pemanfaatan air permukaan yang dikenakan sebagai Pajak Air Permukaan mayoritas disumbang

Untuk Pos Retribusi Jasa Umum mengalami peningkatan antara 9 % -10 % dibandingkan dengan target murni tahun anggaran 2011, hal ini disebabkan

Gambar

Tabel III.1
Tabel III.2
Tabel III.3
Tabel  III.5.  memperlihatkan  bahwa  Pendapatan  Asli  Daerah  merupakan  terbesar  dalam  Pendapatan  Daerah
+7

Referensi

Dokumen terkait

asil penaksiran titik proporsi pada satu populasi' diperoleh ah,a har!a asil penaksiran titik proporsi pada satu populasi' diperoleh ah,a har!a hasil perhitun. hasil

Pernyataan ketujuh “memberikan umpan balik yang tepat, berupa pujian atas keberhasilan dan hukuman atas kesalahan/pelanggaran”, sebanyak 30 % mahasiswa

Sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek, Store Atmosphere dan Nilai Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan

Risiko pasar dalam investasi ORI dapat dihindari apabila pembeli ORI di Pasar Perdana tidak menjual ORI sampai dengan jatuh tempo dan hanya menjual ORI jika harga jual (pasar)

Alur lainnya yang juga ditawarkan di dalam film ini adalah kemunculan tokoh Surya yang seorang muslim dan menjadi sahabat dekat Rika.. Tokoh Surya sendiri juga

Jumlah investor saham di pasar modal Indonseia yaitu 487.713 single investor identification (SID) dan investor institusi 12.324 SID (Tempo.co, 2016) dan saat

PENGE PENGERTIAN K RTIAN KOSAKA OSAKAT TA DAN DIKSI......

Penelitian mengenai sinkronisasi antara Pasal 36 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan terhadap Pasal 23 ayat (1)