• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Prinsip berarti sebuah asas, pegangan, dasar atau landasan,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Prinsip berarti sebuah asas, pegangan, dasar atau landasan,"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Manajemen adalah piranti penting yang memungkinkan manusia mencapai prestasi gemilang dalam bidang apapun.1 Dalam suatu manajemen mencakup prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan agar manajemen yang diterapkan dapat berjalan dengan baik. Prinsip berarti sebuah asas, pegangan, dasar atau landasan, sedangkan prinsip manajemen adalah pegangan atau pedoman utama dalam menerapkan suatu manajemen. Jika dikaitkan dengan pendidikan berarti pedoman umum atau pegangan utama pelaksanaan aktivitas manajerial yang menentukan kesuksesan pengelolaan organisasi atau lembaga pendidikan.2 Pengelolaan tersebut harus dilakukan untuk mendayagunakan sumber daya yang dimiliki agar tujuan yang diinginkan tercapai.3

Dalam konteks lembaga pendidikan Islam, sumber daya manusia setidak-tidaknya mencakup peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana, keuangan, informasi, pelaksanaan pendidikan, lingkungan, output dan

outcome, serta hubungan kemitraan dengan stakeholders.4 Dan semuanya harus dikelola secara profesional sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengelolaan atau manajemen yang baik sehingga organisasi maupun lembaga dapat mencapai tujuan-tujuannya secara efektif dan efisien, serta menghasilkan produktivitas yang tinggi. Meskipun ilmu manajemen itu berasal dari barat, dan telah berkembang ke seluruh dunia, namun

1

Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Manajemen, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), Cet. 2, hlm. viii.

2 U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm.10. 3 Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: Refika Aditama, 2010), Cet. 3, hlm. 14. 4

(2)

sesungguhnya melalui Al-Qur’an, Islam telah meletakkan dasar-dasar manajemen, dari mulai kehidupan personal, sosial sampai pada memanaj kehidupan secara lebih luas.

Al-Qur’an adalah sumber agama, juga ajaran Islam pertama dan utama.5 Al-Qur’an dijadikan sebagai sumber norma dan nilai normatif yang mengatur seluruh kehidupan umat Islam. Al-Qur’an adalah wahyu Ilahi dan bersifat transendental bagi manusia, dan juga merupakan bagian kehidupan yang dapat membuka mata hati mereka, yang tiada lain sebagai wujud empiris yang dapat dialami oleh mereka.6 Terlebih lagi dewasa ini tengah terjadi pergeseran dalam menggunakan sesuatu yang menjadi basis pelaksanaan sebuah manajemen pendidikan pada khususnya dan manajemen korporat pada umumnya. Manajemen pada umumnya didasarkan pada pendekatan teknik dan birokrasi yang secara finansial membawa keuntungan bagi lembaga yang bersangkutan, namun pada waktu yang bersamaan menimbulkan dampak dehumanisasi keutuhan manusia.7

Imam Al-Ghazali, sebagaimana dikutip oleh M. Quraish Shihab, menerangkan bahwa seluruh cabang ilmu pengetahuan yang terdahulu dan yang kemudian, yang telah diketahui maupun yang belum, semua bersumber dari Al-Qur’an Al-Karim.8

Artinya, Al-Qur’an merupakan sumber ilmu pengetahuan yang telah ada, dan darinya juga dapat digali dan dikembangkan ilmu-ilmu pengetahaun baru yang belum diketahui oleh manusia sebelumnya. Oleh karena itu, kebutuhan untuk membumikan norma dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an atau

5 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 11, hlm. 93.

6 Sa’dullah Assa’idi, Pemahaman Tematik Al-Qur’an Menurut Fazlur Rahman, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 60.

7 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012), Cet. 5, hlm. 357. 8

(3)

mengintegrasikannya ke dalam berbagai bidang kehidupan umat Islam muncul yang ke permukaan, termasuk mengintegrasikannya ke dalam ilmu manajemen dan pendidikan. Konsekuensinya lembaga pendidikan Islam harus mampu mengelola pendidikan yang bermutu dengan tetap berpegang pada kaidah-kaidah Islam sebagai tolak ukur normatif dengan tidak meninggalkan kemandiriannya.9

Dalam beberapa ayat Al-Qur’an yang mengisyaratkan prinsip-prinsip dasar manajemen yang telah terbukti efektif, karena akhlak Rasulullah adalah akhlak Qur’an, maka setiap tindakan dan perkataan beliau pasti sesuai dengan Al-Qur’an termasuk manajemen yang beliau terapkan. Salah satu ayat Al-Al-Qur’an yang menunjukkan tentang pentingnya penerapan prinsip manajemen berdasarkan konsep Islam adalah ayat 103 dari surah Ali Imron yaitu:























Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai. (QS. Ali Imron: 103)

M. Quraish Shihab berpendapat bahwa, Berpegang teguhlah, yaitu upaya sekuat tenaga untuk mengaitkan diri, satu dan lainnya dengan tuntunan Allah sambil menegakkan disiplin kamu semua tanpa kecuali. Sehingga jika ada yang lupa ingatkanlah, atau tergelincir, bantu untuk bangkit agar semua dapat bergantung kepada tali agama Allah.10 Hanya nilai-nilai luhur yang diajarkan Allah dan rasul-Nya yang dapat menjamin langgengnya persatuan dan keharmonisan hubungan antara individu.11

9

Mukhammad Ilyasin dan Nanik Nurhayati, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakaarta: Aditya Media, 2012), hlm. 5.

10 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Volume 2, (Jakarta: Lentera hati, 2011), Cet. 5, hlm. 205.

11

(4)

Berdasarkan latar belakang di atas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih dalam tentang: “Prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan Menurut

Al-Qur’an Dan Implementasinya”.

B.Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah memahami ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung prinsip-prinsip manajemen pendidikan. Secara spesifik masalah yang diteliti meliputi:

1. Bagaimana prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan menurut para Ahli? 2. Bagaimana prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan menurut Al-Qur’an?

3. Bagaimana implementasi prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan menurut Al-Qur’an dalam lembaga pendidikan?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian seperti digambarkan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan.

Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai secara rinci dari penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan menurut para Ahli. 2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan menurut Al-Qur’an. 3. Untuk mengetahui implementasi prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan

menurut Al-Qur’an dalam lembaga pendidikan. D.Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut : 1. Kegunaan Secara Teoritis.

(5)

a. Dapat menambah wawasan khazanah ilmu pengetahuan dalam peningkatan mutu Manajemen Pendidikan Islam.

b. Dapat meningkatkan pemahaman tentang prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam.

2. Kegunaan Secara Praktis

Adapun kegunaan secara praktis adalah sebagai berikut :

a. Menjadi pedoman dalam menerapkan prinsip-prisip Manajemen Pendidikan Islam.

b. Memberikan kontribusi ilmiah bagi peningkatan kualitas pendidikan melalui penerapan prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan Islam.

c. Menjadi bahan pertimbangan bagi para pemikir dan teknisi pendidikan Islam dalam menyusun program pendidikan Islam.

E. Kerangka konseptual 1. Prinsip-Prinsip

Kata prinsip berasal dari bahasa Inggris principle yang berarti asas, dasar, prinsip atau pendirian.12 Principle juga berarti basic general truth.13 Adapun kata asas dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan dasar, alas, fundamen, atau sesuatu kebenaran yang menjadi pokok dasar atau tumpuan berpikir (berpendapat, dan sebagainya), dan juga berarti cita-cita yang menjadi dasar (perkumpulan, negara, dan sebagainya) bertindak, dan sebagainya.14 Adapun kata dasar mempunyai arti: (1) tanah yang di bawah air; (2) bagian

12 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1989), hlm. 447.

13 Artinya, kebenaran umum yang utama atau mendasar. Martin H. Manser, Oxford

Learner’s Pocket Dictionary, (New York: Oxford University Press, 1995), Cet. 5, hlm. 328. 14 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

(6)

yang terbawah; (3) lantai; (4) latar; (5) cat yang menjadi lapis yang di bawah sekali; (6) kain yang akan dibuat pakaian; (7) bakat, pembawaan; (8) alasan fundamen, dan sebagainya.15 Berdasarkan makna kebahasaan ini, maka prinsip dapat diartikan sesuatu yang bersifat asasi dan mendasar yang harus ada pada bangunan mengenai, sesuatu, termasuk bangunan manajemen pendidikan. 2. Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan

Manajemen berasal dari Bahasa Latin managere atau dalam Bahasa Inggris manage (kata kerja), management (kata benda), dan manager (untuk pelaku) mempunyai arti mengatur atau mengelola.16 Manajemen menurut istilah adalah proses mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas kerja sehingga dapat selesai secara efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain.17 Manajemen pendidikan adalah seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.18 Prinsip-prinsip manajemen pendidikan adalah pedoman umum atau pegangan utama pelaksanaan aktivitas manajerial yang menentukan kesuksesan lembaga pendidikan dalam mengelola sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.

3. Ayat-Ayat Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah sumber agama, juga ajaran Islam pertama dan utama.19 Al-Qur’an dijadikan sebagai sumber norma dan nilai normatif yang mengatur seluruh kehidupan umat Islam. kebutuhan untuk membumikan norma dan

15 Abuddin Nata, op. cit., hlm. 278. 16

Husaini Usman, Manajemen; Teori, Praktik Dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), Cet. 2, hlm. 5.

17 U. Saefullah, op. cit., hlm. 2. 18 Muhaimin, et. al., op. cit., hlm. 5. 19

(7)

nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an atau mengintegrasikannya ke dalam berbagai bidang kehidupan umat Islam yang selalu muncul ke permukaan, termasuk mengintegrasikannya ke dalam ilmu manajemen dan pendidikan. F. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Metodologi juga dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.20 Selaras dengan itu, maka dalam bab ini peneliti menggunakan istilah metodologi, bukan metode. Hal itu disebabkan karena metodologi merupakan serangkaian proses atau prosedur penelitian yang peneliti gunakan, yang terdiri dari penentuan paradigma atau pendekatan penelitian, metode dan teknik penelitian yang digunakan. Sementara metode dapat diartikan sebagai teknik-teknik spesifik dalam penelitian. Jadi, metode dalam penelitian ini merupakan bagian dari metodologi penelitian.

Metodologi dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoretis yang digunakan untuk melakukan penelitian, sementara perspektif teoretis itu sendiri berarti suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti memahami data dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan situasi lain. Collier, sebagaimana dikutip Mulyana mengemukakan bahwa pendekatan-pendekatan epistemologis harus konsisten dengan asumsi-asumsi ontologis.21

20 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif; Paradigma Baru Ilmu Komunikasi

dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003) Cet. 3, hlm. 145. 21

(8)

Bertolak dari tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip Moleong, mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.22 Selain istilah penelitian kualitatif, ada beberapa istilah lain yang digunakan untuk menyebut penelitian ini, yaitu penelitian atau inkuiri naturalistik atau alamiah, etnografi, interaksionis simbolik, perslektif ke dalam, etnometodologi, the Chicago School, fenomenologis, studi kasus, interpretative, ekologis, dan deskriptif.23

Secara metodologis, penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sehingga disebut sebagai penelitian kualitatif. Sementara dari segi sumber penelitian yang berupa dokumen tertulis, maka penelitian ini disebut sebagai penelitian pustaka (library research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengkaji literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. 2. Prosedur Penelitian

Penelitian ini bercorak library research, dalam arti semua sumber data berasal dari bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Karena studi ini menyangkut Al-Qur’an secara langsung, maka sumber utama dan pertama adalah Kitab Suci Al-Qur’an dan sumber-sumber lainnya adalah kitab-kitab Tafsir yang dipandang representatif dan tersedia, dan buku-buku yang relevan dengan penelitian.

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipakai yaitu penelitian kepustakaan

(library research), dan Al-Qur’an sebagai sumber data primernya, maka teknik

22 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), hlm. 4.

23

(9)

pengumpulan datanya adalah dengan cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. Setelah data-data berupa ayat Al-Qur’an terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data secara deskriptif-analitik. Di samping ayat-ayat Al-Qur’an, peneliti mengumpulkan data-data lain berupa literatur-literatur lain, baik berupa kitab-kitab tafsir ataupun literatur-literatur yang membahas tentang manjemen pendidikan Islam. Sebagai upaya memperjelas prinsip-prinsip yang ada pada tesis ini, penulis melengkapinya dengan penerapan pada tataran yang praktis.

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini peneliti melakukan studi eksplorasi,24 yaitu dengan cara menjaring atau mengumpulkan berbagai ayat dalam Al-Qur’an yang berhubungan dengan masalah yang dibahas sebagai bahan untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan penelitian. Penelitian ini menggunakan dua macam sumber data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya yaitu Al-Qur’an. Sedangkan data sekunder adalah data-data lain sebagai pendukung yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.25 Yang menjadi data primer pada penelitian ini adalah Al-Qur’an, sementara data sekunder atau pendukungnya adalah Hadits Nabi, penafsiran para mufassir, karya-karya para ahli yang berhubungan dengan manajemen pendidikan secara umum maupun manajemen pendidikan Islam.

24 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode dan Teknik , (Bandung: Tarsito, 1982), hlm. 106.

25 Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian (Jakarta: APTIK dan Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm. 99.

(10)

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

content analysis atau kajian isi, yaitu teknik penelitian yang dimanfaatkan untuk menarik kesimpulan yang replikatif dan dapat dipercaya dari data atas dasar konteksnya.26 Dalam penelitian kualitatif, teori bukanlah segala-galanya, melainkan sebuah kisi-kisi, kerangka yang longgar, sebagai alat untuk menjaring, mengukur atau bahkan memahami data. Penelitian kualitatif lebih menekankan proses dan makna daripada kuantitas atau intensitas (yang secara matematis dapat diukur).27

Guba dan Lincoln, sebagaimana dikutip Moleong mengemukakan bahwa dalam analysis content terdapat beberapa prinsip dasar, yaitu : 1) proses mengikuti aturan, 2) kajian isi adalah proses sistematis, 3) kajian isi diarahkan untuk menggeneralisasi.28

Setelah ayat-ayat yang berhubungan dengan pokok bahasan terkumpul, maka dipahami terlebih dulu dengan metode bayani yaitu tradisi berfikir tekstual keagamaan.29 dan dilakukan penafsiran melalui metode maudhu’i,30 kemudian peneliti melakukan analisis secara mendalam terhadap makna-makna yang terkandung di dalamnya melalui penjelasan kitab tafsir dengan mengacu pada fokus penelitian (critical insidence). Setelah itu, peneliti melakukan

26 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), hlm. 8.

27 Deddy mulyana dan Solatun, Metode Penelitian, Contoh-Contoh Penelitian Kualitatif

Dengan Pendekatan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), cet. 2, hlm. 17. 28 Lexy J. Moleong, op. cit., hlm. 220.

29 Metode ini dilakukan secara langsung dengan memahami nash sebagai pengetahuan jadi dan langsung diaplikasikan tanpa proses pemikiran. M. Amin Abdullah, Islamic Studies, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 203.

30 Metode ini juga dikenal dengan istilah metode tematik. Metode ini dinilai dapat memberikan pandangan dan pesan Al-Qur’an secara mendalam dan menyeluruh menyangkut tema-tema yang dibicarakan. M. Quraish Shihab, Tafsir Mishbah; Surah Fatihah Dan Al-Baqoroh, (Jakarta: Lentera Hati, 2005), Cet. 3, hlm. vii.

(11)

penelusuran teori-teori manajemen yang mempunyai relevansi dengan ayat-ayat yang telah terkumpul, yakni teori-teori tentang manajemen pendidikan. Setelah itu, temuan-temuan penelitian yang berupa ayat-ayat Al-Qur’an yang didukung oleh hadits-hadits Nabi dan penafsiran para mufassir itu dikomparasikan dengan teori-teori yang diuraikan dalam bab teoritik, sehingga dapat ditemukan kesesuaian atau kesenjangan antara keduanya.

Setelah data-data yang berupa ayat-ayat Al-Qur’an terkumpul, maka peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Kategorisasi

Katageorisasi31 data dalam aplikasinya menurut Bodgon dan Biklen sebagaimana dikutip Moleong, diistilahkan sebagai coding categories, yakni menyortir data deskriptif yang telah dikumpulkan, sehingga spesifikasi topik-topik tertentu dapat dipisahkan dari data lainnya secara fisik.

b. Reduksi data

Setelah kategorisasi data dilakukan ke dalam bentuk rangkuman data sesuai dengan fokus penelitian, sub fokus penelitian atau klasifikasi fokus, selanjutnya dilakukan analisis data tentang kelengkapan dan relevansi data yang ada. Dari data hasil analisis tersebut, maka proses reduksi data hanya dilakukan terhadap data yang benar-benar kurang relevan dengan fokus penelitian.

31

(12)

c. Display dan Klasifikasi Data

Display data dilakukan dengan maksud untuk melihat data secara keseluruhan, sedangkan klasifikasi data dipergunakan untuk melihat pengelompokan data sesuai dengan fokus penelitian.

d. Interpretasi dan Verifikasi

Setelah langkah-langkah di atas dilakukan, data yang ada diinterpretasi dan dianalisis sesuai dengan kebutuhan, sehingga proses penelitian terus berkembang secara dinamis. Proses genaralisasi senantiasa dilakukan dengan maksud untuk menemukan konsep-konsep dasar yang signifikan dengan masalah penelitian (grounded theory) Interpretasi yang dilakukan adalah melalui pendekatan tafsir tematik, sementara analisis data yang digunakan adalah analisis isi (content analysis), yaitu suatu analisis data yang sistematis dan obyektif.

Setelah data yang berupa ayat-ayat Al-Qur’an terkumpul kemudian dikategorisasi, reduksi, display dan klasifikasi, selanjutnya dilakukan interpretasi dengan pendekatan tafsir tematik dan menghubungkannya dengan prinsip-prinsip manajemen pendidikan dan pengelolaan tenaga kependidikan sehingga menghasilkan proposisi-proposisi yang merupakan pernyataan hubungan antara ayat-ayat Al-Qur’an dengan konsep manajemen dan pengelolaan tenaga kependidikan.

G.Sistematika Penulisan Tesis

Dalam rangka memberikan gambaran jelas dan komprehensif untuk memudahkan pemahaman kandungan isi tesis, peneliti akan menjelaskan

(13)

sistematika penulisan secara garis besar. Tesis ini terdiri dari lima bab yang masing-masing saling berkait.

Bab Pertama, merupakan bab pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan lain-lain.

Bab Kedua, berisikan tinjauan teoritis, yaitu mengenai prinsip-prinsip manajemen pendidikan menurut para ahli dan prinsip-prinsip manajemen menurut Al-Qur’an.

Bab Ketiga, berisikan tentang makna dan tafsir ayat-ayat Al-Qur’an tentang prinsip-prinsip manajemen pendidikan dan implementasinya yang mencakup prinsip produktifitas dan implementasinya, prinsip efektifitas, efisiensi dan implementasinya, prinsip musyawarah dan implementasinya, prinsip keadilan (kesamaan) dan implementasinya dan prinsip ikhlas, jujur, amanah dan implementasinya.

Bab Keempat, berisi analisis tentang prinsip-prinsip manajemen menurut Al-Qur’an yang terdiri dari analisis prinsip-prinsip manajemen pendidikan, prinsip-prinsip manajemen pendidikan menurut Al-Qur’an dan implementasinya.

Bab Kelima, berisi Penutup, kesimpulan dan saran yang sekiranya dianggap penting.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Samsuri, A.Margono, dan Sugandi (2014) yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Disiplin Kerja Terhadap

Sebagai contoh, hal tersebut dapat Kami lakukan apabila Anda tidak menghentikan langganan untuk menerima komunikasi tersebut dan diperbolehkan secara hukum, dimana Anda secara

Akan tetapi, apabila peluang mutasi terlalu besar maka akan banyak bermunculan kromosom yang kemungkinan tidak memiliki potensi dalam pencapaian solusi optimum, kromosom

Metro sebagai ruang terbuka publik Metode deskriptif 7 Desti Rahmiati , Bambang Setioko, Gagoek Hardiman, 2013, Universitas Bandar Lampung Pengaruh Perubahan Fungsi

Sedangkan hasil dari proporsi tingkat perilaku shoping addiction pada Mahasiswi Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang, pada kategori tinggi dengan interval

Wright pada tahun 1997 dengan menyediakan penilaian sederhana yang mudah diterapkan oleh perawat dan dokter untuk membantu mengidentifikasikan kondisi pasien... Deteksi

Ini berarti bahwa hubungan antara partisipasi anggaran dengan slack menunjukkan bahwa dengan partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran akan berpengaruh

kesesuaian tindakan aktor yang terlibat. • Yang menunjukkan bahwa lebih berpengaruh dibandingkan variabel lainnya, yang mana menunjukkan besarnya kekuatan masyarakat dalam