1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini berfokus kepada upaya untuk mengubah kondisi rill sekarang kearah kondisi yang diharapkan (improvement oriented). Penelitian tindakan kelas ini bermaksud untuk pemecahan masalah dengan ruang hidup yang tidak terlalu luas berkaitan dengan hal-hal yang dihadapi guru sendiri dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dikelas.
Penelitian tindakan kelas menurut Tanireja, dkk (2010: 15) menguraikan bahwa penelitian tindakan adalah penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat atau kelompok sasaran dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan kolaborasi antara peneliti dengan kelompok sasaran. Penelitian tindakan merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
Berkaitan dengan penelitian ini perubahan diarahkan pada strategi atau pendekatan pembelajaran yang peneliti lakukan sendiri pada kegiatan pembelajaran dikelas. Adapun tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengkaji
mengkaji sampai sejauh mana dampak perlakuan itu dan menghilangkan aspek-aspek negatif dari perilaku yang sedang diteliti.
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang berbentuk deskriptif. Bogdon dan Taylor, (dalam Moleong, 2010: 4) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.
Arikunto dkk, (2012: 58) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian, Tindakan, Kelas sebagai berikut:
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti yaitu : Penelitian, Tindakan, dan Kelas segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
Menurut Arikunto, (2012: 17) terdapat empat tahapan penelitian tindakan kelas, yaitu :
1. Menyusun rancangan tindakan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan kelas.
3. Pengamatan (Observing)
Kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.Pengamatan sedikit kurang tepat ketika pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan.
4. Refleksi (Reflecting)
selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Alur Palaksanaan Tindakan dalam PTK
(Arikunto 2011: 16) Perencanaan SIKLUS I Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Pengamatan n Pelaksanaan Pelaksanaan Refleksi Refleksi Hasil Akhir
PERENCANAAN
Menentukan langkah-langlah pembelajaran: a. Menentukan urutan materi pembelajaran
dan cakupannya
b. Membuat RKH dan melengkapi alat media pembelajaran
c. Membuat lembar observasi d. Menentukan strategi
PELAKSANAAN Praktek langsung bermain outbond bejana air, guru membagi kelompok terlebih dahulu
SIKLUS I REFLEKSI
Melakukan perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya
PENGAMATAN
PERENCANAAN
Penyempurnaan tindakan dari siklus I dengan menentukan langkah-langkah pembelajaran a. Menentukan urutan materi pembelajaran
dan cakupannya
b. Membuat RKH dan melengkapi alat media pembelajaran
c. Membuat lembar observasi d. Menentukan strategi
PELAKSANAAN Praktek langsung bermain Outbond dengan kelompok masing-masing
SIKLUS II REFLEKSI
Mengamati kemampuan guru dalam pembelajaran keterlibatan dan keterkaitan anak pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
PENGAMATAN
HASIL AKHIR Anak dan guru sama-sama aktif
2. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari tiga pertemuan. Kegiatan PTK ini diawali dengan adanya masalah yang dirasakan atau disadari peneliti, sehingga peneliti perlu melakukan refleksi agar masalah tersebut menjadi semakin jelas.Setelah permasalahan yang dihadapi sudah cukup jelas maka peneliti maka peniliti melakukan tindakan, yang merupakan realisasi dari rencana yang dibuat oleh peneliti. Lalu selanjutnya apakah tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan rencana dan perlu dilakukan adanya perbaikan pembelajaran.
Pada studi awal proses pembelajaran juga diadakan tes diagnose, analisa dokumen, wawancara dengan anak, diskusi dengan observer untuk memperoleh data awal, untuk menetapkan persiapan penelitian mengadakan refleksi. Persiapan penelitian meliputi penyusunan RKH, tes, lembar observasi, lembar kerja siswa, mempersiapkan dan simulasi. Kemudian menuju pada siklus I. pada siklus ini diadakan perencanaan perbaikan, pelaksanaan perbaikan, observasi dan refleksi. Pada siklus I diadakan kesimpulan berhasil atau belum. Kemudian dilanjutkan pada tindakan siklus II.
Prosedur khusus pembelajaran dalam proses penelitian 1. Bidang pengembangan : kognitif
2. Hari, tanggal : Siklus I Hari Selasa 16 April, Rabu 17 April, Kamis 18 April, 2013.
Siklus II Hari Selasa s/d Kamis 23 s/d 25 April 2013.
3. Kompetensi : anak mampu mengenal konsep Penuh kosong, banyak sedikit, mampu mengetahui sifat-sifat air, serta dapat menyelesaikan masalah sederhana dalam kehidupan sehari hari.
4. Hasil belajar :a. anak dapat mengenal konep penuh kosong melalui mengisi wadah dengan air
b. anak dapat membedakan konsep banyak sedikit
c. anak mampu memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari melalui permainan outbond bejana air d. anak mampu mengetahui
sifat-sifat air
e. anak mampu mengetahui konsep volume
wadah dengan air, pasir, biji-bijian.
- (Sain 30) membedakan konsep banyak-sedikit, lebih-kurang, sama-tidak sama.
6. Tujuan pelaksanaan : pembelajaran : mengoptimalkan Kemampuan kognitif melalui metode demontrasi dengan bermain mengisi air pada wadah/ bejana yang berbeda bentuk. Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan 2 siklus, siklus I akan dilakukan 3 pertemuan dan siklus 2 akan dilakukan 3 pertemuan.
1. Siklus I (Februari–April 2013) a. Perencanaan penelitian
1) Peneliti menyiapkan RencanaKegiatan Harian (RKH)
2) Peneliti menyiapkan perbaikan yang meliputi langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan oleh guru dan anak.
3) Peneliti membuat kesepakatan dengan observer untuk menentukan focus observasi dan kriteria yang akan digunakan. 4) Peneliti menyiapkan lembar observasi.
5) Peneliti menyiapkan media yang akan digunakan untuk pembelajaran, setiap pertemuan menggunakan media yang berbeda-beda.
b. Pelaksanaan (16, 17, 18 April 2013)
1) Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke-1 (Selasa, 16 April 2013)
No. Waktu Kegiatan Kegiatan
1. Kegiatan awal ± 30 menit Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan.
Peneliti mengkondisikan anak sebelum kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
Tanya jawab tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan penyampaian sarana belajar.
2. Kegiatan Inti ± 60 menit Demonstrasi mengenalkan permainan outbon bejana air dengan
memperkenalkan bentuk bejana
Demonstrasi cara bermain Outbond bejana air dan membagi kelompok Praktek langsung bermain
outbond bejana air, dengan bejana bentuk (ember besar dan ember kecil) ember yang besar diisi air hanya setengah yang kecil diisi air penuh 3. Istirahat ± 30 menit Mencuci tangan berdo’a
sebelum dan sesudah makan, bermain.
4. Kegiatan Akhir ± 30 menit Mengulas kegiatan sehari Memberikan pesan
kepada siswa
Evaluasi hasil kegiatan Berdoa
2) Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke-2 (Rabu, 17 April 2013)
No. Waktu Kegiatan Kegiatan
1. Kegiatan Awal ± 30 menit Berdoa, salam, mengkondisikan anak sebelum kegiatan pembelajaran Apersepsi
Tanya jawab tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan penyampaian sarana pembelajaran
2. Kegiatan Inti ± 60 menit Demonstrasi Permainan Outbond bejana air Praktek langsung bermain
outbond bejana air dengan kelompok masing-masing yang telah di bagi oleh guru sebelumnya, bejana yang digunakan bentuk (ember besar dan kecil) ember yang besar diisi air penuh dan ember kecil diisi air setengah 3. Istirahat ± 30 menit Mencuci tangan berdo’a
sebelum dan sesudah makan, bermain.
4. Kegiatan Akhir ± 30 menit Mengulas kegiatan sehari Guru mengevaluasi
kegiatan yang telah dilakukan siswa.
Memberikan pesan-pesan kepada siswa
3) Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke-3 (Kamis, 18 April 2013) No
. Waktu Kegiatan Kegiatan
1. Kegiatan Awal ± 30 menit Berdoa, salam, Mengkondisikan anak sebelum kegiatan pembelajaran Memotivasi kebutuhan belajar Apersepsi
Tanya jawab tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan penyampaian sarana belajar
2. Kegiatan Inti ± 60 menit Demonstrasi dan Praktek langsung permainan Outbond bejana Air. Praktek langsung
permainan outbond bejana air dan bejana yang digunakan bentuk toples, ember besar, dan ember kecil, setelah itu di bandingkan.
3. Istirahat ± 30 menit Mencuci tangan berdo’a sebelum dan sesudah makan, bermain.
4. Kegiatan Akhir ± 30 menit Mengulas kegiatan sehari Guru mengevaluasi
kegiatan yang telah dilakukan siswa. Memberi pesan-pesan
kepada siswa Berdoa
c. Tahap Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan lembar observasi tentang tingkat pemahaman anak dalam kegiatan permainan outbond bejana air. d. Tahap Refleksi
Setelah selesai melakukan tindakan penelitian melakukan refleksi untuk mengimplementasikan rancangan tindakan selanjutnya bila hasil belum memuaskan. Dalam RKH satu sampai tiga, perbaikan anak sudah menampakan keberhasilan tetapi belum maksimal maka kegiatan diulang pada siklus II.
2. Siklus II (April–Juni 2013) a. Perencanaan perbaikan
1) Peneliti menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH)
2) Peneliti menyusun langkah-langkah perbaikan yang akan dilaksanakan
3) Peneliti menyiapkan lembar observasi
4) Peneliti menyiapkan media yang akan digunakan untuk kegiatan permainan outbond bejana air dengan tema yang telah ditentukan sebelumnya.
b. Pelaksanaan Penelitian (23, 24, 25 April 2013)
1) Rencana Kegiatan Harian ke-1 (Selasa, 23 April 2013)
No. Waktu Kegiatan Aktivitas
1. Kegiatan Awal ± 30 menit Berdoa, salam, dan mengkondisikan anak sebelum kegiatan pembelajaran dimulai Memotivasi kebutuhan belajar Apersepsi
Tanya jawab tentang kegiatan yang akan dilaksanakn dan penyampaian sarana belajar
2. Kegiatan Inti ± 60 menit Demonstrasi permainan outbond bejana air Praktek langsung
permainan outbond bejana air
3. Istirahat ± 30 menit Mencuci tangan berdo’a sebelum dan sesudah makan, bermain.
4. Kegiatan Akhir ± 30 menit Mengulas kegiatan sehari
Guru mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan siswa. Memberi pesan pada
siswa Berdoa
2) Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke-2 (Rabu, 24 April 2013)
No. Waktu Kegiatan Kegiatan
1. Kegiatan awal ±30 menit Berdoa, salam, mengkondisikan anak sebelum kegiatan pembelajaran Memotivasi kebutuhan belajar Apersepsi
Tanya jawab tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan penyampaian sarana belajar
2. Kegiatan Inti ± 60 menit Guru membagi kelompok kembali dengan mengganti kelompok sebelumnya (rolling) Praktek langsung permainan outbond bejana air
3. Istirahat ± 30 menit Mencuci tangan berdo’a sebelum dan sesudah makan, bermain.
4. Kegiatan Akhir ± 30 menit Mengulas kegiatan yang telah dilakukan Guru mengevaluasi
kegiatan yang telah dilakukan siswa. Memberi pesan pada
siswa (memberi
motivasi dan dorongan) Berdoa
3) Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke-3 (Kamis, 25 April 2013)
No. Waktu Kegiatan Kegiatan
1. Kegiatan Awal ± 30 menit Berdoa, salam, mengkondisikan anak sebelum kegiatan pembelajaran Memotivasi kebutuhan belajar Apersepsi
Tanya jawab tentang kegiatan yang akan dilaksanakn dan penyampaian sarana belajar
2. Kegiatan Inti ± 60 menit Praktek langsung permainan outbond bejana air dengan semua bahan dan alat lengkap.
Guru mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan siswa. 3. Istirahat ± 30 menit Mencuci tangan
berdo’a sebelum dan sesudah makan, bermain.
4. Kegiatan Akhir ± 30 menit Mengulas kegiatan yang telah dilakukan Guru mengevaluasi
kegiatan yang telah dilakukan siswa. Memberi pesan pada
siswa (memberi
motivasi dan dorongan) Berdoa
B. Ruang Lingkup Penelitian 1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian disini adalah siswa kelompok A PAUD Diponegoro 01 Baleraksa, kecamatan Karang moncol, kabupaten Purbalingga. Sejumlah 20 siswa dengan perincian putra 7, putri 13.
2. Tempat dan waktu penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan dengan mengambil lokasi di kelas A PAUD Diponegoro 01 Baleraksa, kecamatan Karang moncol, kabupaten Purbalingga.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012-2013.
1) Siklus I (Februari–April 2013)
Pelaksanaan (1) Pertemuan 1. Selasa, 16 April 2013 (2) Pertemuan 2. Rabu, 17 April 2013 (3) Pertemuan 3. Kamis, 18 April 2013 2) Siklus II (April–Juni 2013)
Pelaksanaan (1) Pertemuan 1. Selasa, 23 April 2013 (2) Pertemuan 2. Rabu, 24 April 2013 (3) Pertemuan 3. Kamis, 25 April 2013
c. Profil TK
PAUD Diponegoro 01 Baleraksa didirikan pada tanggal 08 Desember 2009 oleh Yayasan Lembaga Ma’arif NU. Dengan Kepala Sekolah Ibu Faizah, dan jumlah guru 7 orang. Dari mulai berdiri sampai dengan saat penelitian dilaksanakan.
Adapun Visi dan Misi KB Diponegoro 01 Baleraksa adalah: Visi
“Modern, Kreatif, Inovatif, dan Dinamis” Misi
“Menghasilkan generasi muda beriman, berakhlakul karimah, cerdas, ceria, disiplin, dan bertanggung jawab”.
d. Jadwal Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Uraian Waktu Februari 2013 Maret 2013 April 2013 Mei 2013 Juni 2013 1 Perencanaan 2 Pelaksanaan 3 Observasi 4 Analisis 5 Penulisan PTK
C. Sumber Data
1. Pengertian Sumber Data
Menurut Dimyati (2013: 39) mengatakan bahwa yang dimaksud sumber data ialah dari mana data itu dapat diperoleh. Apabila peneliti didalam mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner, maka sumber data tersebut responden. Jadi, pengertian sumber data ialah subyek atau objek penelitian dimana darinya akan diperoleh data.
Sedangkan menurut Arikunto (1998: 114) sumber data merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh. Lebih lanjut sumber data menurut Riduwan (2011: 24) adalah pengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti disebut sumber data primer, sedangkan apabila melalui tangan kedua disebut sumber data sekunder.
2. Jenis-jenis Sumber Data
Menurut Lofland (dalam Moleong, 2010: 157) mengatakan bahwa jenis sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah: kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Menurut Azwar (2010: 91) data primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh oleh pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitianya. Dalam penelitian ini yang termasuk
data sekunder yaitu diperoleh dari dokumentasi pendukung seperti profil TK, biodata anak, riwayat hasil belajar anak dan lainnya.
Menurut Sugiyono (2009: 62) memberikan penjelasan bahwa dilihat dari sumbernya, sumber data ada dua macam yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.
3. Sumber Data Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data menurut Sugiyono (2009: 62) yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung diperoleh dari subyek penelitian yaitu peserta didik PAUD Diponegoro 01 baleraksa, kecamatan karang moncol, kabupaten purbalingga. Data primer ini berupa hasil observasi, wawancara/tanya jawab, dan evaluasi terhadap peserta didik. 2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari subyek penelitian tetapi diperoleh dari dokumentasi pendukung seperti profil TK, biodata anak, riwayat hasil belajar anak dan lainnya.
D. Variabel Penelitian
1. Pengertian Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan sesuatu yang berbentuk apa saja yang dapat ditetapkan oleh peneliti dalam penelitian untuk memperoleh informasi tentang hal yang diteliti kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 38).
Sedangkan menurut Suwandi (2011: 53) berdasarkan urutan kemukakan terlebih dahulu kajian teori yang sesuai dengan variabel masalah kemudian kajian teori yang sesuai dengan variabel tindakan. Lebih lanjut menurut Sutrisno Hadi (Arikunto, 1998: 97) mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki–perempuan, berat badan, karena ada 40 kg, 50 kg dan sebagainya.
2. Jenis-jenis Variabel Penelitian
Menurut Suhardjono (2012: 99) dalam penelitian tindakan kelas ada dua variabel, yaitu variabel masalah dan variabel tindakan. Sedangkan menurut Suwandi (2011: 53) berdasarkan urutan, mengemukakan terlebih dahulu kajian teori yang sesuai dengan variable masalah kemudian kajian teori yang sesuai dengan variable tindakan.
Lebih lanjut menurut Hidayat dan Badrujaman (2009: 33) ada dua variabel yaitu variable tindakan (menentukan tindakan yang tepat) dan variable masalah (untuk mengatasi masalah).
Menurut Azwar (2010: 62) Variabel tergantung adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain dan variabel bebas adalah variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain.
3. Variabel yang Digunakan
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variable menurut Hidayat dan Badrujaman (2009: 33) sebagai berikut:
a) Variabel masalah dalam penelitian ini adalah kemampuan sains pada anak.
b) Variabel tindakan dalam penelitian ini adalah metode permainan Outbond bejana air.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Pengertian Metode Pengumpulan Data
Menurut Dimyati (2013: 67) mengartikan metode pengumpulan data adalah metode yang dapat digunakan sebagai cara melakukan kegiatan penelitian terhadap masalah yang akan diteliti.
Menurut Riduwan (2011: 24) metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Menurut Supardi metode pengumpulan data adalah data dalam penelitian
menggambarkan perubahan pada kinerja guru, hasil presentasi siswa, perubahan kinerja siswa dan perubahan suasana kelas.
Lebih lanjut menurut Syaodih (2005: 90) metode pengumpulan data adalah tehnik yang dilakukan guru untuk mengumpulkan berbagai data yang berkaitan dengan segala aspek yang berkaitan dengan kepribadian dan kehidupan anak taman kanak-kanak dan keluarga. Data yang dikumpulkan meliputi data anak dan orang tua atau wali.
2. Jenis-jenis Alat Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2011: 63) mengemukakan bahwa secara umum terdapat empat macam tehnik pengumpulan data, yaitu: observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan atau triangulasi.
Sedangkan menurut Riduwan (2011: 24) mengatakan bahwa Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihatkan penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (test), dokumentasi, dan lainnya.
Lebih lanjut menurut Arikunto (2005: 101) yang terdaftar sebagai metode-metode penelitian adalah angket (questionnaise), wawancara atau interviu (interview), pengamatan (Observation), ujian atau tes (test), dokumentasi (documentation), dan sebagainya.
3. Metode Pengumpulan Data yang Digunakan
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan oleh peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Metode Observasi
Menurut Dimyati (2013: 67) Observasi merupakan metode pengumpulan data untuk menilai atau mengukur perkembangan atau kemajuan siswa dalam melakukan kegiatan tertentu. Sedangkan menurut Yus Anita (2005: 62) mengatakan bahwa observasi atau pengamatan merupakan alat pengumpulan data penilaian yang dilakukan dengan merekam atau mencatat secara sistematik gejala-gejala tingkah laku yang tampak.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 127) observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.
Sedangkan menurut Nana Sudjana (2009: 84) observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu maupun proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga pada waktu mengajar.
Metode observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
dilakukan guru untuk mendapatkan berbagai informasi atau data tentang perkembangan dan permasalahan anak.
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Proses pengambilan data ini dilakukan dalam penelitian dimana peneliti melihat situasi penelitian. Dalam penelitian ini observasi dilakukan kepada peserta didik kelompok A PAUD Diponegoro 01, kecamatan karang moncol, kabupaten purbalingga. Tugas observer yaitu mengamati kegiatan guru dan anak saat pelaksanaan kegiatan berlangsung dan peneliti dibantu oleh rekan sesama guru. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa lembar observasi guru dan lembar observasi siswa yang berisi indikator keberhasilan pada kegiatan Permainan Outbond bejana air.
a.) Lembar Observasi kinerja Guru
Dilakukan untuk mengetahui aktivitas guru dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi.
Tabel 3.2 Lembar Observasi Kinerja Guru
Kelompok : Hari / tanggal :
Semester / minggu : Siklus :
Tema : Bidang pengembangan :
No Indikator / aspek yang diamati Ya Tidak
1. 2. 3. 4. 5.
Mempersiapkan siswa untuk belajar Melakukan kegiatan apersepsi
Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
yang akan dicapai
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa Melaksanakan pembelajaran secara runtut
Menguasai kelas
Menggunakan media secara efektif dan efisien Menghasilkan pesan yang menarik
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar Memantau kemajuan belajar selama proses
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) Menggunakan bahasa lisan, atau tulis secara jelas, baik dan benar.
Melakkan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa.
Lembar observasi diisi dengan tanda cek (√) pada kolom “Ya” atau kolom “Tidak” sesuai dengan aspek yang diamati.
Observer
Indun Sugesti b.) Lembar Observasi Siswa
Tabel 3.3 Lembar Observasi Kemampuan Sains Anak
Nama :
Kelompok :
No. Indikator Kriteria Ket.
1. Anak dapat membedakan konsep penuh kosong melalui mengisi wadah dengan air
2. Anak dapat membedakan konsep banyak sedikit 3. Anak mampu
sifat-sifat air
5. Anak dapat mengetahui konsep berat ringan
Keterangan nilai untuk setiap indikator
1. Anak dapat membedakan konsep penuh kosong melalui mengisi wadah dengan air
() : Anak belum bisa sama sekali membedakan konsep penuh kosong
() :Anak sudah bisa membedakan konsep penuh kosong tanpa mengutarakan argumen apa-apa,“Cuma bisa bilang ini yang isi penuh ini yang kosong”.
() : Anak sudah bisa membedakan konsep penuh kosong ditambah dengan mengutarakan argumenya, contohnya”ini yang kosong wong nggak ada airnya, nah kalau ini lah yang isi penuh wong airnya banyak”.
() :Anak sudah bisa melompat lebih tinggi dari apa yang diharapkan dalam membedakan konsep penuh kosong , baru di tanya satu dia jawabnya langsung dua, misalkan“ini kosong apa isi penuh dek? Kosong Bu guru, yang itu lah isi tapi kalau yang ini diisi air air kan jadinya isi juga sama kaya yang ini”.
2. Anak dapat membedakan konsep banyak sedikit
() :Anak belum bisa sama sekali membedakan konsep banyak sedikit
() :Anak sudah bisa membedakan konsep banyak sedikit tanpa mengutarakan argumen apa-apa,“Cuma bisa bilang ini yang banyak ini yang sedikit”.
() : Anak sudah bisa membedakan konsep banyak sedikit ditambah dengan mengutarakan argumenya, contohnya“ini yang banyak wong airnya sampai atas, nah kalau ini lah yang sedikit wong airnya Cuma separo”.
() : Anak sudah bisa melompat lebih tinggi dari apa yang diharapkan dalam membedakan konsep banyak sedikit , baru di tanya satu dia jawabnya langsung dua, misalkan“ini yang banyak apa yang sedikit dek? Ya banyak Bu guru, wong airnya aja sampai atas, nah kalau ini lah yang sedikit, tapi ini juga bisa banyak kaya yang itu kalau ditambah airnya lagi”.
3. Anak mampu Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari
() :anak belum bisa sama sekali memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, misalkan di suruh Bu guru untuk mengambil air setengah gelas dia bingung
() :anak sudah mulai mampu memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari, misalkan menuang air dalam
() :anak sudah mampu memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari, misalkan anak sudah bisa mengerti peraturan yang ada disekolah
() :anak sudah jauh lebih matang dalam menghadapi masalah sederhana yang ada di dalam kehidupan sehari-hari
misalnya anak sudah mandiri dalam berbagai hal di sekolah 4. Anak mampu mengetahui sifat-sifat air
() : anak belum bisa sama sekali mengetahui sifat-sifat air () :anak sudah mulai mengetahui sifat-sifat air, tapi cuma
mengetahui satu sifat air saja.
() :anak sudah mampu mengetahui dua sifat-sifat air dan bisa mengutarakan pendapatnya.
() :anak sudah mampu mengetahui sifat-sifat air sampai 3 dan bisa mengutarakan pendapatnya serta anak itu memang benar-benar sudah paham apa saja sifat-sifat air. 5. Anak mampu membedakan konsep berat ringan
() : Anak belum bisa sama sekali membedakan konsep berat ringan .
() :Anak sudah bisa membedakan konsep berat ringan tanpa mengutarakan argumen apa-apa, Cuma bisa bilang ini yang berat ini yang ringan.
() : Anak sudah bisa membedakan konsep berat ringan
yang berat wong airnya banyak, nah kalau ini lah yang ringan wong enteng airnya sedikit”.
() :Anak sudah bisa melompat lebih tinggi dari apa yang diharapkan dalam membedakan konsep berat ringan , baru di tanya satu dia jawabnya langsung dua, misalkan“ini yang berat mana dek? Ini Bu guru, wong airnya banyak jadi berat. Yang itu lah enteng wong airnya sedikit, tapi kalau yang ini diisi air sama dengan ember yang tadi ya berate nanti sama”.
c.) Lembar Observasi Keterlibatan Siswa
Lembar keterlibatan siswa dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sebagai berikut :
Tabel 3.4 Lembar Keterlibatan Siswa dalam proses KBM
Nama :
Kelompok :
No. Aspek yang di observasi Siklus I Siklus II
Ya Tidak Ya Tidak
1. Anak mampu
melaksanakan perintah guru selama kegiatan pembelajaran
2. Anak aktif dalam permainan Outbond bejana air
3. Anak mampu
membedakan konsep penuh kosong
5. Anak mampu
membedakan konsep berat–ringan
6. Anak tetap fokus dalam kegiatan pembelajaran
2. Metode wawancara
Menurut Syaodih (2005: 95) mengatakan bahwa wawancara adalah suatu tehnik pengumpulan data yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan inormasi tentang perkembangan dan permasalahan anak dengan cara melakukan percakapan langsung baik dengan anak maupun dengan orang tua. Dengan wawancara, guru dapat menggali lebih jauh kondisi obyektif anak
Wawancara menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2010: 117) adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang orang lain. Orang-orang yang diwawancarai dapat termasuk beberapa orang siswa, kepala sekolah, beberapa teman sejawat, dan orang tua siswa.
Menurut Moleong (2010: 186) mengatakan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaaan itu.
Data instrument yang digunakan oleh peneliti dalam wawancara adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Lembar Wawancara Nama Anak :
Kelompok : Jenis Kelamin :
No. Pernyataan Jawaban
1. Apakah kamu senang dengan permainan outbond bejana air
2. Apa kamu merasa kesulitan dengan permainan outbond bejana air 3.
Kamu lebih suka belajar dengan
menggunakan majalah atau suka belajar dengan permainan
4. kamu lebih suka belajar di dalam ruangan apa di luar ruangan
5. apakah kamu akan melakukan permainan ini dirumah nanti
3. Dokumentasi
Suharsimi Arikunto (1998: 236) mengatakan bahwa dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, trankrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda dan sebagainya.
Menurut Bungin (2007: 121) menjelaskan bahwa metode dokumenter ialah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode dokumenter adalah
yang tersedia berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan dan sebagainya termasuk foto, tape, disc, CD, hardisst, flashdisk.
Menurut Riduwan (2011: 31) dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.
Sedangkan menurut Sugiyono (2009: 82) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto kegiatan pembelajaran.
F. Metode Analisis Data
1. Pengertian Metode Analisis Data
Menurut Dimyati (2013: 67) mengatakan bahwa metode analisis data merupakan metode yang akan digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian.Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Moleong (2010: 8) menyatakan bahwa karakteristik penelitian kualitatif diantaranya berupa deskriptif data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka.
Menurut Bodgan (dalam Moleong, 2010: 248) analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan cara bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menentukan apa
yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Menurut Bungin (2010: 78) menyebutkan bahwa teknik analisis data kualitatif berkaitan erat dengan metode observasi dan wawancara, dengan demikian data kualitatif diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian-uraian bahkan dapat berupa cerita pendek.
Menurut Nana Sudjana (2009: 8) menyebutkan bahwa biasanya keberhasilan siswa ditentukan Kriterianya yakni: 75-80% , artinya siswa dapat dikatakan berhasilapabila ia mencapai sekitar 75-80% dari tujuan atau nilai yang seharusnya dicapai, kurang dari tersebut dapat dikatakan kurang berhasil.
2. Jenis-jenis Metode Analisis Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 131) dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan peneliti. Yang pertama data data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif, misalnya mencari nilai rata-rata prosentase keberhasilan belajar, dan lain-lain. Yang kedua kualitatif yaitu yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman tentang suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian antusias dalam belajar,
Menurut Moleong (2010: 11) mengatakan bahwa karakteristik penelitian kualitatif diantaranya berupa deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan angka-angka. Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut biasanya berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, Dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainya.
Menurut Muliawan (2010: 104) penelitian deskriptif adalah penelitian yang berisi paparan penjelasan pengalaman fakta kenyataan pendidikan di lapangan. Sedangkan pendekatan kualitatif adalah model pendekatan logika hubungan dua atau lebih objek.
3. Metode Analisis Data yang Digunakan
Pada penelitian ini peneliti menggunakan batas ketuntasan menuurut Sudjana (2009: 8) yakni mengambil 75% sebagai prosentase ketuntasan, jika kurang dari 75% maka dinyatakan belum berhasil. Prosentase ini dilakukan untuk mempertegas peningkatan kemampuan Sains anak pada kondisi awal, siklus I dan siklus II. Selanjutnya ketuntasan atau keberhasilan siswa terhadap siklusnya dideskripsikan melalui kata-kata atau kalimat secara menyeluruh pada subjek penelitian.
Data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian iini adalah datakualitatif. Peneliti menggunakan data kualitatif karena data kualitatif bisa disusun dan langsung ditafsirkan untuk menyusun kesimpulan penelitian. Caranya melalui kategori data kualitatif berdasarkan masalah dan tujuan
penelitian. Dalam hal ini peneliti tidak perlu melakukan pengolahan melalui perhitungan matematis sebab data telah memiliki makna apa adanya.
Prosentase ini dilakukan untuk mempertegas peningkatan kemampuan Sains anak pada kondisi awal, siklus I dan siklus II, selanjutnya ketuntasan atau keberhasilan siswa terhadap siklusnya dideskripsikan melalui kata-kata atau kalimat secara menyeluruh pada subyek penelitian.
Cara menghitung ketuntasan yang belum tuntas dan cara menghitung ketuntasan yang sudah tuntas adalah.
Cara menghitung ketuntasan yang belum tuntas: % 100 x N tuntas belum yang siswa Jumlah
Cara menghitung ketuntasan yang sudah tuntas: % 100 x N tuntas sudah yang siswa Jumlah Keterangan: N = Jumlah siswa