• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertiaan, tujuan, dan fungsi akuntansi. yang digunakan pihak-pihak tertentu. (Sujarweni, 2016:1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertiaan, tujuan, dan fungsi akuntansi. yang digunakan pihak-pihak tertentu. (Sujarweni, 2016:1)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

6 A. Landasan Teori

1. Pengertiaan, tujuan, dan fungsi akuntansi a. Pengertian akuntansi pokok

“Akuntansi pokok adalah proses dari transaksi yang dibuktikan dengan faktur lalu dari transaksi dibuat jurnal, buku besar, neraca lajur, kemudian akan menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak tertentu.” (Sujarweni, 2016:1)

“Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, mengolah data menjadi laporan, dan mengomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.” (Yusup , 2012:4)

“Akuntansi adalah bahasa bisnis karena akuntansi menyediakan informasi keuangan dan nonkeuangan kepada manajer perusahaan, pemilik perusahaan, investor, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang terkait dengan perusahaan (stakeholder).” (Sasongko , 2016:2)

“Menurut American Accounting Association (AAA), akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan dilakukan penilaian serta pengambilan keputusan secara jelas dan tegas bagi pihak-pihak yang menggunakan informasi tersebut.” (Susilowati, 2016:1)

(2)

b. Tujuan akuntansi

“Tujuan utama Akuntansi adalah menyajikan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.” (Sujarweni , 2016:5)

“Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomik oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut.” (Berdasarkan SAK EMKM, 2018: 2.1)

c. Fungsi akuntansi

“Fungsi dasar akuntansi adalah menyediakan informasi dana suatu entitas atau unit organisasi. “ (Warsono , 2013:1)

2. Persamaan akuntansi

“Persamaan akuntansi yaitu suatu persamaan yang menunjukan bahwa jumlah semua asset atau sumber-sumber yang tercantum pada sisi kiri adalah berasal dari kreditur dan pemilik yang tercantum pada sisi kanan. Sebaliknya jumlah kontribusi kreditur dan pemilik harus sama dengan jumlah asset perusahaan.” (Yusup , 2012: 28)

Persamaan akuntansi membentuk rumus atau formula sebagai berikut :

Elemen-elemen persamaan akuntansi dapat didefinisikan sebagai berikut:

(3)

a. Aset (Asset) adalah setiap sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan berguna pada waktu sekarang dan waktu yang akan datang. Contohnya : Cash (kas), piutang usaha, perlengkapan kantor dan toko, Inventory (persediaan), Building (Gedung), dan Equipment (Peralatan). b. Liabilitas (Liability) merupakan utang perusahaan yang wajib dibayar

kepada pihak lain yang memberi pinjaman dalam jangka waktu tertentu. Contohnya : utang usaha, pinjaman bank, utang gaji, utang pajak penghasilan, utang obligasi.

c. Modal atau yang sering disebut ekuitas adalah hak milik atas aktiva perusahaan yang dikurangi dengan semua kewajiban. Contohnya modal pribadi, modal saham (untuk PT), laba yang ditahan, modal simpanan (untuk koperasi atau modal anggota).” (Sujarweni, 2016:20)

3. Saldo normal dan makna debit kredit

“Dalam akuntansi, pencatatan transaksi ke dalam jurnal dilakukan atas dasar double-entry system dimana salah satu dari dua akun tersebut dicatat disebelah debit dan akun satunya lagi dicatat disebelah kredit.” (Hery, 2016:22)

“Makna debit kredit adalah kiri kanan, tidak lebih tidak kurang. Debit tidak selalu berarti penambahan, dan kredit juga tidak selalu berarti pengurangan. Akuntansi menerapkan mekanisme debit kredit agar pencatatan transaksi dapat dilakukan sesuai dengan realitanya, yaitu tidak terdapat nilai moneter yang bernilai negatif.” (Warsono, 2013:11)

(4)

Teknik sederhana untuk membantu mengenali ketentuan debit kredit adalah sebagai berikut :

a. Semua elemen yang ada disisi kiri (debit) persamaan : bertambah dicatat di debit, berkurang di catat kredit.

b. Semua elemen yang ada disisi kanan (kredit) persamaan : bertambah dicatat kredit, berkurang di catat debit.

Aturan pendebitan dan pengkreditan serta saldo-saldo pada umumnya ( saldo normal) dari berbagai jenis akun dapat dilihat pada ikhtisar dibawah ini :

Tabel 1

Aturan Debit, Kredit dan Saldo Normal

Jenis Akun Pertambahan Pengurangan Saldo Normal

Aset Debit Kredit Debit

Liabilitas Kredit Debit Kredit

Ekuitas Kredit Debit Kredit

Penghasilan Kredit Debit Kredit

Beban Debit Kredit Debit

Sumber : “(Yusup, 2012:81)”

c. Aset memiliki saldo normal disebelah Debit. Jika terdapat transaksi yang sifatnya menambah aktiva perusahaan, maka transaksi tersebut harus dicatat dengan mendebit aktiva yang bersangkutan. Sebaliknya jika efek dari suatu transaksi akan mengurangi aktiva, maka aktiva yang berkurang tersebut harus dicatat disebelah kredit.

d. Liabilitas (kewajiban) memiliki saldo normal disebelah kredit. Jadi, jika terdapat transaksi yang sifatnya menambah jumlah kewajiban perusahaan, maka transaksi tersebut harus dicatat dengan mengkredit kewajiban yang bersangkutan, sebaliknya jika efek dari suatu transaksi sifatnya mengurangi jumlah kewajiban, maka utang yang berkurang tersebut harus dicatat di sebelah debit.

e. Ekuitas memiliki saldo normal disebelah kredit. Ekuitas akan bertambah disebelah kredit, sebaliknya akan berkurang disebelah

(5)

debit. Sedangkan Prive memiliki saldo normal disebelah debit dimana prive sifatnya akan mengurangi ekuitas.

f. Penghasilan memiliki saldo normal disebelah kredit, sehingga pendapatan sifatnya akan menambah ekuitas. Pendapatan akan bertambah disebelah kredit dan sebaliknya akan berkurang disebelah debit.

g. “Beban memiliki saldo normal disebelah debit, dimana sifatnya akan mengurangi ekuitas. Beban bertambah disebelah debit dan sebaliknya akan berkurang disebelah kredit.” (Hery , 2016:22-24)

4. Pencatatan akuntansi

Metode untuk pencatatan transaksi didalam akuntansi SAK EMKM, yaitu:

a. Basis Akrual

“Basis akrual adalah konsep pencatatan dalam akuntansi yang penting, dengan menggunakan teknik mencatat transaksi pada saat terjadinya walaupun uang belum benar-benar diterima atau dibayarkan.” (Sujarweni, 2016:23)

b. Dasar Akrual

“Entitas menyusun laporan keuangan dengan menggunakan dasar akrual. Dalam dasar akrual, pos-pos diakui sebagai aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, dan beban ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk masing-masing pos-pos tersebut.” (Berdasarkan SAK EMKM, 2018: 2.19)

c. Akun

“Akun atau perkiraan adalah suatu formulir yang digunakan sebagai tempat mencatat transaksi keuangan yang sejenis dan dapat mengubah komposisi harta, kewajiban, dan modal perusahaan.” (Susilowati, 2016:17)

“Akun adalah suatu alat untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan yang bersangkutan dengan aset, kewajiban, modal, pendapatan, dan beban.” (Yusup , 2012:70)

(6)

1) Akun neraca atau biasa disebut juga akun rill yaitu akun-akun yang pada akhir periode akan dilaporkan di dalam neraca. Sesuai dengan uraian dimuka, yang disebut akun neraca atau akun rill ialah akun-akun aset (harta), akun-akun-akun-akun kewajiban (hutang), dan akun-akun-akun-akun modal.

2) “Akun laba-rugi atau biasa disebut juga akun nominal, yaitu akun-akun yang pada akhir periode akan dilaporkan dalam laporan laba rugi. Akun-akun ini meliputi akun pendapatan adan akun-akun beban.”

(Yusup , 2012:70)

“Dalam praktek dikenal bermacam-macam bentuk akun, bentuk akun yang paling banyak digunakan yaitu akun yang berbentuk huruf T. Akun ini terdiri atas dua sisi, yaitu sisi kiri yang disebut sisi debit dan sisi kanan yang disebut sisi kredit. Mencatat disisi kiri disebut mendebit akun, sedangkan mencatat disisi kanan disebut mengkredit akun.” (Yusup , 2012:72)

Berikut ini bentuk akun T yaitu : Tabel 2

Bentuk akun T

Tanggal Keterangan F Jumlah Tanggal Keterangan F Jumlah

(sisi Debit) (sisi Kredit)

Sumber : (Yusup , 2012:73) d. Kode akun

“Kode adalah suatu kerangka (framework) yang menggunakan angka atau huruf atau kombinasi angka dan huruf untuk memberi tanda terhadap klasifikasi yang sebelumnya telah dibuat.” (Mulyadi , 2014:127)

Ada beberapa model untuk memberi kode akun yaitu sebagai berikut :

(7)

1) Kode numeral

“Kode perkiraan dengan menggunakan sistem numeral ini merupakan cara untuk mencatatkan kode pada perkiraan dengan menggunakan nomor (angka), penulisan nomor pada tiap-tiap perkiraan dapat dilakukan dengan bebas dan ditulis urut sehingga mudah dimengerti dan dibedakan antara perkiraan satu dengan yang lain.” (Susilowati , 2016:19)

Berikut ini contoh kode Numeral : Tabel 3

Kode Numeral No.

Kode Nama Perkiraan

No.

Kode Nama Perkiraan

101 Kas 201 Hutang Dagang

102 Piutang Dagang 202 Hutang Gaji

104 Perlengkapan 301 Modal

105 Sewa dibayar dimuka 302 Prive

108 Peralatan Cetak 401 Penghasilan

109 Akum.Peny.Peralatan 402 Ikhtisar Laba Rugi Sumber : (Susilowati, 2016:20)

1. Kode angka blok

“Akun yang ada dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok dibagi menjadi beberapa golongan dan tiap golongan menjadi jenis. Masing-masing kelompok, golongan, dan jenis diberi satu blok nomer kode yang berbeda.” (Susilowati, 2016:21).

(8)

Berikut ini contoh kode Angka Blok : Tabel 4

Kode Angka Blok No.

Kode Nama Akun

1-20 Aset Lancar

21-30 Investasi Jangka panjang 31-50 Aset tetap berwujud 51-60 Aset tetap tidak berwujud 61-80 Aset lain-lain

81-100 Hutang lancar Dst ... Sumber: (Sujarweni, 2016:34)

2. Kode angka desimal

“Sistem desimal adalah pemberian kode akun dengan menggunakan sepuluh unit angka dari 0 sampai 9. Masing-masing angka/digit menunjukkan kelompok, golongan, dan jenis akun.” (Sujarweni, 2016:35)

Berikut ini contoh Kode Angka Desimal: Tabel 5

Kode Angka Desimal

Kode Keterangan 1 Aset 1.0 Aset Lancar 1.0.1 Kas 1.0.2 Piutang 1.1.0... dan seterusnya... Sumber: (Sujarweni, 2016:35) 3. Kode mnemonik

“Pada sistem ini pengkodean akun dilakukan dengan menggunakan huruf-huruf tertentu.” (Sujarweni, 2016:36)

(9)

Berikut contoh Kode Mnemonik: Tabel 6

Kode Mnemonik Kelompok

Akun Nama Akun Kode

Aktiva (A) Aktiva Lancar AL

Kas AL.K Piutang Usaha AL.PU Surat Berharga AL.SB Kewajiban (K) Kewajiban Lancar KL Hutang Wesel KL.HW Hutang Usaha KL.HU

Ekuitas (E) Modal Sendiri E.S

Pendapatan

(P) Pendapatan Jasa P.J

Pendapatan Komisi P.K

Penjualan P.Pjl

Beban (B) Beban Usaha B.U

Sumber : V.Wiratna Sujarweni (2016:36) 4. Kode kombinasi huruf dan angka

“Kode akun yang dikombinasikan antara huruf dan angka disesuaikan dengan perkiraan yang digunakan. Huruf diletakkan di depan sebagai tanda perkiraan sedangkan di belakang huruf diletakkan angka-angka yang menunjukkan kode akun.” (Sujarweni, 2016:37)

(10)

Berikut contoh Kode Kombinasi Huruf dan Angka : Tabel 7

Kode Kombinasi Huruf dan Angka Kelompok

Kode

Golongan

Akun Kode Jenis Akun Kode

Aset A Aktiva Lancar AL Kas AL-10 Piutang Usaha AL-11 Perlengkapan AL-12 Akktiva Tetap AT Peralatan Toko AT-13 Liabilitas H Hutang Lancar HL Hutang Usaha UL-20 Hutang wesel UL-21 Hutang jangka panjang HJ Hutang Hipotek UJ-22 Hutang Obligasi UJ-23

(11)

Ekuitas M Ekuitas sendiri M S Ekuitas Saham MS-30 Beban B Beban Usaha BU Beban Gaji BU-50 Beban Sewa BU-51 Pendapatan P Pendapatan Jasa PJ Jasa Reparasi PJ-40 Jasa Komisi PJ-41 dan seterusnya.. ... . Sumber : (Sujarweni, 2016:37)

5. Chart Of Accounts (COA)

Daftar (list) yang memuat mengenai keseluruhan kode (nomor) dan nama akun, dinamakan sebagai bagan perkiraan (chart of accounts).” Kode dan nama akun yang terdapat di dalam daftar merupakan kode dan nama akun yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mencatat dan mengklasifikasikan setiap transaksi bisnis (peristiwa ekonomi) yang terjadi.

Contoh chart of accounts (COA) : 1. ASET

1.1 Kas

1.2 Piutang Usaha 1.4 Perlengkapan Kantor 1.5 Asuransi Dibayar di Muka 1.7 Perabotan Kantor

1.8 Perabot Kantor 2. LIABILITAS

2.1 Utang

2.3 Sewa Diterima di Muka 3. EKUITAS 3.1 Modal 3.2 Prive 4. PENDAPATAN 4.1 Pendapatan Usaha 4.2 Pendapatan Sewa 4.3 Pendapatan Bunga

(12)

5. BEBAN

5.1 Beban Gaji 5.2 Beban Iklan

5.3 Beban Sewa Kantor 5.4 Beban Untilitas

5.9 Beban Rupa-rupa

Bentuk baku (standarisasi) dalam penyusunan chart of account dan yang telah diterapkan di kebanyakan perusahaan adalah bahwa pengelompokan kode (nomor) 1 selalu di mulai dari akun-akun aktiva, lalu diikuti dengan akun-akun dari kelompok utang, ekuitas, pendapatan, dan beban.

Untuk aktiva yang tergolong lancar, urutan penyusunannya/ penempatannya di dalam COA haruslah berdasarkan urutan tingkat likuiditas. Sedangkan untuk aktiva tetap, penyusunannya selalu dimulai dari aktiva tetap berwujud yang memiliki umur ekonomis (masa manfaat) yang paling lama. Penyusunan COA untuk utang dimulai dari utang jangka pendek yang sifatnya paling lancar, yang biasanya dimulai dengan utang usaha, dan seterusnya

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan dalam proses penyusunan COA adalah penerapan flexible numbering system (sistem penomoran yang fleksibel), di mana sebuah kode dan nama akunyang baru akan dapat ditambah (disisipkan) tanpa mengubah urutan kode akun lainnya yang telah ada. Hery (2016:19)

6. Siklus akuntansi

“Siklus akuntansi adalah rangkaian kegiatan dalam akuntansi berupa kegiatan yang dimulai dari mencatat sampai dengan menghasilkan laporan keuangan.” (Sujarweni, 2016:14)

Satu periode akuntansi dapat bervariasi baik dalam rentang waktu (minggu, bulan, tahun, dan sebagainya) maupun tanggal awal dan akhir (1 Juni – 30 Juni, 1 Januari – 31 Desember, 1 Januari x0 – 30 Juni x1 [18 bulan], dan sebagainya) Entitas lazimnya menggunakan 1 tahun atau 1 siklus operasi (jika 1 siklus operasi lebih dari satu tahun) untuk menetapkan satu periode akuntansi. Umumnya perusahaan menggunakan tahun kalender (1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun yang sama). Satu siklus akuntansi dapat dibagi menjadi dua kelompok waktu, yaitu: a) Siklus akuntansi selama periode berjalan: terdiri dari

beberapa aktivitas perusahaan untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi selama periode berjalan, dan

b) Siklus akuntansi pada akhir periode: terdiri dari beberapa aktivitas perusahaan dalam rangka menyusun laporan keuangan. (Warsono, 2013:02)

(13)

Jika digambarkan dalam bagan arus, tahapan siklus akuntansi akan tampak sebagai berikut :

Bagan 1 Siklus Akuntansi Transaksi

Dokumen Sumber Data (Pendukung Transaksi)

Analisis Transaksi (identifikasi akun) dan buat Jurnal

Posting Jurnal ke Buku Besar

Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian

Jurnal Penyesuaian (Updating) dan Posting ke Buku Besar

Neraca Lajur

Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Laporan Keuangan (Laba Rugi, Perubahan Modal, dan Neraca

Jurnal Penutup dan Posting ke Buku Besar

Neraca Saldo Setelah Penutupan

Jurnal Pembalik Sumber : Hery (2016:57)

(14)

Tahapan-tahapan dalam Siklus Akuntansi secara lebih rinci adalah sebagai berikut :

a. Pencatatan transaksi keuangan

“Transaksi keuangan adalah kegiatan dari perusahaan yang menimbulkan perubahan pada posisi keuangan (aktiva, hutang, modal) perusahaan, sehingga harus diproses mulai dari pencatatan sampai dengan disajikan dalam bentuk laporan keuangan.”(Sujarweni, 2016:15)

“Pencatatan transaksi keuangan adalah langkah awal yang untuk mencatat berbagai perubahan posisi keuangan dari sebuah perusahaan yang dilakukan secara kronologis, dengan metode-metode tertentu sehingga hasil pencatatannya dapat dikomunikasikan kepada pihak lainnya berupa laporan keuangan.” (Sujarweni, 2016: 15)

“Jika ada transaksi pasti ada bukti yang digunakan untuk membuktikan bahwa transaksi itu terjadi, bukti tersebut disebut bukti transaksi.” (Sujarweni, 2016: 15)

Bukti transaksi dibagi menjadi 2 yaitu : 1) Bukti transaksi internal perusahaan

Adalah bukti transaksi yang dibuat dan beredar dilingkungan dalam perusahaan. Yaitu bukti kas masuk, bukti kas keluar, dan memo.

(15)

Bukti transaksi ekternal perusahaan adalah bukti transaksi yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan, bukti transaksi ekternal terdiri dari faktur, kuitansi, nota kontan, nota debit, nota kredit, dan cek. (Sujarweni, 2016:16)

Setiap bukti transaksi yang akan dicatat kedalam jurnal perlu dianalisa atau diteliti terlebih dahulu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisa transaksi adalah sebagai berikut : a) Tentukan perkiraan apa saja yang dipengaruhi oleh transaksi

tersebut

b) Tentukan pengaruh penambahan dan pengurangan terhadap harta, utang, modal, pendapatan, dan beban.

c) Tentukan debit/kredit dari akun yang bersangkutan d) Tentukan jumlah yang harus didebit atau di kredit

Dari setiap transaksi akan mempengaruhi paling sedikit dua akun/ perkiraan, yaitu perkiraan di debit dan perkiraan di kredit. Lantip Susilowati (2016:62)

b. Jurnal

“Jurnal adalah buku harian untuk mencatat semua transaksi secara kronologis yang memuat nama bersama besarannya ke rekening-rekening debit maupun kredit.” (Sujarweni, 2016:25)

“Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis (berdasarkan urut waktu terjadinya) dengan menunjukkan akun yang harus didebit dan dikredit berserta jumlah rupiah masing-masing.” (Yusup, 2012:126)

“Terdapat 2 (dua) tipe buku jurnal, yaitu buku jurnal umum (general journal) dan buku jurnal khusus (special journal). Perusahaan kecil lazimnya menggunakan buku jurnal umum, yaitu 1 (satu) jenis buku jurnal yang menampung semua jenis transaksi yang terjadi di perusahaan.” (Warsono, 2013:66)

(16)

1) Jurnal umum

Contoh bentuk jurnal umum : Tabel 8

Jurnal Umum

Tanggal Ket/Akun Ref Debit Kredit

Sumber : (Sujarweni, 2016:27) Keterangan :

a) Kolom Tanggal : Diisi tanggal terjadinya transaksi secara kronologis (menurut urutan waktu)

b) Kolom keterangan : Diisi dengan nama akun yang harus di debit dan akun yang harus di kredit akibat terjadinya transaksi. Akun yang harus di debit ditulis lebih dahulu, baru kemudian akun di kredit

c) Kolom Referensi (ref) : Diisi nomor kode akun yang didebit dan di kredit

d) Kolom Debit/Kredit : Diisi dengan sejumlah nilai / angka yang di debit atau di kredit sesuai dengan transaksi yang terjadi.

(Sujarweni, 2016:27) 2) Jurnal Khusus

“Jurnal khusus merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi khusus dalam perusahaan yang berhubungan dengan penjualan dan pembelian.” (Sinaga, 2016:46)

(17)

Contoh jurnal khusus : Tabel 9

Jurnal Khusus Penerimaan Kas

Tgl No. Bukti

Perkiraan yang

dikredit Ref

Debit Kredit

Kas Pot. penjualan Piutang Dagang Penjualan Serba-serbi

Perkiraan Ref Jumlah

Tabel 10

Jurnal Khusus Pengeluaran Kas Tgl No.

Bukti

Perkiraan

yang didebit Ref Debit Kredit

Utang

dagang Pembelian Lain-lain Kas

Pot. Pembelian

(18)

c. Buku besar

“Buku Besar (general ledger) adalah akun-akun atau rekening-rekening yang dikelompokkan dan berdasarkan akun yang sudah dikelompokkan tadi dilakukan penjumlahan nilai uangnya.” (Sujarweni, 2016:38)

“Posting adalah pemindahan dari jurnal ke buku besar sesuai dengan tanggal transaksi dan dikelompokkan berdasarkan akun-akun yang sama.” (Sujarweni, 2016:38)

Jenis buku besar, yaitu: 1) Buku besar umum

Berikut ini format buku besar bentuk staffle berkolom saldo rangkap :

Tabel 11 Buku Besar

Tgl Ket Ref Debit Kredit Saldo

Debit Kredit

Sumber : (Sujarweni, 2016:39)

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses posting adalah sebagai berikut :

a) Pindahkan tanggal kejadiaan yang ada dalam jurnal ke lajur tanggal pada buku besar yang bersangkutan

b) Pindahkan jumlah debit atau jumlah kredit yang ada dalam jurnal ke lajur debit atau kredit pada buku besar yang bersangkutan. Jika menggunakan buku besar yang ada lajur saldonya maka langsung dihitung saldonya.

(19)

c) Catat nomor kode akun kedalam lajur referensi sebagai tanda jumlah jurnal telah dipindahkan ke buku besar.

d) Catat nomor halaman kedalam lajur referensi buku besar setiap pemindahbukuan terjadi.

e) Penjelasan singkat dalam lajur “keterangan” dijurnal, dapat dipindahkan ke lajur yang sama di buku besar.

(Susilowati, 2016:67) 2) Buku besar pembantu

“Buku besar pembantu sering disebut juga buku tambahan, yaitu sekelompok rekening yang khusus mencatat perincian piutang usaha dan utang usaha yang berfungsi memberi informasi yang lebih mendetail. Pada umumnya, pembuatan buku pembantu adalah untuk pengendalian akuntansi yang banyak elemennya, seperti hutang, piutang dan persediaan”. (Sinaga, 2016:63)

Jenis-jenis buku besar pembantu, yaitu: a) Buku Besar Pembantu Piutang

b) Buku Besar Pembantu Utang c) Buku Besar Pembantu Persediaan

(Sinaga , 2016:63)

d. Neraca saldo

“Neraca saldo adalah buku yang berisi daftar seluruh akun dengan saldo yang berasal dari masing-masing akun yang telah dibuat dalam buku besar dengan sejumlah uang yang diletakkan dalam sisi debit dan kredit.” (Sujarweni, 2016:41)

(20)

“Fungsi dari neraca saldo adalah untuk mendeteksi setiap kesalahan penjumlahan yang telah terjadi dalam pembukuan yang ada dalam sisi debit dan kredit. Jika terdapat perbedaan artinya terjadi kesalahan.” (Sujarweni, 2016:41)

Bentuk dari neraca saldo adalah sebagai berikut : Tabel 12

PT X Neraca Saldo 31 Desember 2015 (dalam satuan rupiah)

No Akun Nama Akun Debit Kredit

Jumlah Sumber : (Sujarweni, 2016:43) Cara menyusun Neraca Saldo :

1) Lajur nomor akun disi dengan nomor-nomor akun yang dicatat saldonya

2) Lajur nama akun diisi dengan nama-nama akun yang terjadi pada periode tersebut

3) Lajur debit dan kredit diisi dengan saldo-saldo akun 4) Jumlahkan kolom debit dan juga kolom kredit (Susilowati, 2016:69)

e. Penyusutan

1) Penyusutan aset tetap dapat dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus atau metode saldo menurun dan tanpa memperhitungkan nilai residu (nilai sisa).

2) Umur manfaat aset ditentukan berdasarkan periode kegunaan yang diperkirakan oleh entitas.(SAK EMKM)

(21)

f. Jurnal penyesuaian (Adjusting Journal Entry)

“Jurnal penyesuaian yaitu jurnal yang digunakan untuk menyesuaikan saldo-saldo rekening yang ada di neraca saldo menjadi saldo yang sebenarnya sampai dengan akhir periode akuntansi, dengan tujuan akan mencerminkan keadaan aktiva, utang, modal, pendapatan, dan biaya yang sebenarnya. (Sujarweni ,2016:43)

Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo. Yang perlu disesuaikan adalah :

1) Pendapatan yang masih harus diterima (piutang pendapatan) yaitu pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum dicatat.

Jurnal penyesuaiannya adalah :

Piutang Rp xxxx

Pendapatan Rp xxxx

2) Biaya/ beban yang masih harus dibayar (utang biaya)

yaitu biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi belum dicatat.

Jurnal penyesuaiannya adalah :

Beban Rp xxxx

Utang Rp xxxx

3) Pendapatan diterima dimuka

yaitu pendapatan yang telah diterima namun belum menjadi hak pada periode tersebut.

Dengan pendekatan utang Jurnal penyesuaiannya adalah :

Pendapatan diterima dimuka Rp xxxx

Pendapatan Rp xxxx

(nilai= catat sejumlah yang terpakai) Dengan pendekatan pendapatan Jurnal penyesuaiannya adalah :

Pendapatan sewa Rp xxxx

Sewa diterima dimuka Rp xxxx 4) Beban dibayar dimuka

yaitu beban yang sudah dikeluarkan lebih dahulu, namun haknya belum diterima.

Dengan pendekatan asset Jurnal penyesuaiannya adalah :

(22)

Asset dibayar di muka Rp xxxx Dengan pendekatan beban

Jurnal penyesuaiannya adalah :

Asset dibayar di muka Rp xxxx

Beban asset (asuransi/iklan/sewa) Rp xxxx 5) Piutang Tak Tertagih

Penyesuaian ini digunakan untuk mencadangkan perkiraan sejumlah piutang yang tidak dapat tertagih oleh pelanggan. Jurnal penyesuaiannya adalah :

Beban cadangan kerugiaan piutang Rp xxxx

Cadangan kerugiaan piutang tak tertagih Rp xxxx 6) Depresiasi aktiva tetap

Digunakan untuk mengalokasikan dana yangdikeluarkan untuk pembelian aktiva tetap yang mengalami pengurangan harga dari tahun ke tahun.

Jurnal penyesuaiannya adalah :

Beban penyusutan asset tetap Rp xxxx

Akumulasi penyusutan asset tetap Rp xxxx 7) Perlengkapan

Jurnal penyesuaiannya adalah :

Beban perlengkapan Rp xxxx Perlengkapan Rp xxxx (Sujarweni, 2016: 44)

g. Neraca saldo setelah penyesuaian

“Neraca saldo setelah penyesuaian adalah daftar saldo akun-akun yang ada pada tanggal tertentu terletak di buku besar setelah dilakukan pembaruan karena adanya jurnal penyesuaian.” (Sujarweni, 2016:49)

Neraca saldo setelah penyesuaian menunjukkan keadaan yang benar-benar nyata. Berdasarkan neraca saldo stelah penyesuaian maka selanjutnya siap untuk dibuat laporan keuangan.

(23)

Contoh neraca saldo setelah penyesuaian : Tabel 13

Neraca Saldo Setelah Penyesuaian Kode akun

Nama Akun

Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian Neraca Saldo setelah penyesuaian Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit

Total Sumber : (Sujarweni, 2016:49) h. Laporan keuangan

“Laporan keuangan adalah catatan yang berisi informasi tentang keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu, dan digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan selama periode tertentu.” (Sujarweni, 2016: 53)

“Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu“ (Kasmir, 2015:7)

Laporan keuangan disusun secara periodik dan periode yang digunakan adalah tahunan yaitu yang dimulai dari 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember. Selain periode tahunan, laporan keuangan juga dapat disusun untuk periode yang lebih pendek, misalnya bulanan, triwulan atau tiga bulan, dan enam bulan yang digunakan untuk kepentingan perusahaan.

(24)

“Tujuan menyusun laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai pertimbangan dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomi.” (Sujarweni, 2016:54)

“Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomik oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut.” (IAI, 2016:3)

Laporan keuangan yang dihasilkan terdiri dari : 1) Laporan laba rugi

“Laporan laba-rugi adalah laporan yang memuat ikhtisar pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dari laporan ini dapat dihitung laba yang diperoleh atau rugi yang dialami suatu perusahaan.” (Susilowati, 2016:38)

Berikut laporan laba rugi bentuk single step : Tabel 14

Perusahaan ADHI JAYA, Medan Laporan Laba/Rugi

Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2005

Pendapatan : Pendapatan Jasa Rp XXX Pendapatan Lain-lain Rp XXX Jumlah Pendapatan Rp XXX Beban Usaha:

(25)

Beban Gaji Rp XXX Beban perjalanan dinas Rp XXX

Beban Iklan Rp XXX

Beban Telepon Rp XXX

Beban Listrik dan air Rp XXX Beban Perlengkapan Rp XXX

Beban Sewa Rp XXX

Beban penyusutan peralatan

usaha Rp XXX Beban Lain-lain Rp XXX Jumlah Beban (Rp XXX) Laba Bersih Rp XXX Sumber : (Sujarweni, 2016:57)

Secara umum, urutan klasifikasi akun nominal dalam laporan laba/rugi dapat dikelompokkan menjadi :

a) Pendapatan (income,revenue)

Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban perusahaan, yang berasal dari penjualan barang atau jasa pada satu periode akuntansi.Pendapatan dikelompokkan menjadi 3 yaitu:

(1) Pendapatan usaha (operating income) yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha pokok atau utama perusahaan. Contoh: pendapatan jasa/usaha, penjualan barang dagangan/hasil produksi

(2) Pendapatan di luar usaha/pendapatan lain-lain (The other income),yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil bukan usaha pokok atau utama perusahaan. Contoh : pendapatan bunga, pendapatan sewa, penjualan aktiva tetap.

b) Beban usaha (Expense)

Beban adalah biaya yang dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan satu periode. Beban dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

(1) Beban usaha/operasional (operating expense) adalah biaya yang digunakan untuk mendapatkan pendapatan utama. Contoh : beban gaji, beban listrik, beban penyusutan.

(2) Beban di luar usaha (operating expense) biaya yang digunakan untuk mendapatkan pendapatan selain utama. Contoh: rugi penjualan aktiva tetap, beban bunga.

(Sujarweni, 2016:31)

Beragam transaksi dapat menyebabkan perubahan ekuitas antara lain transaksi-transaksi berikut ini :

a) Setoran modal tambahan selama periode berjalan b) Laba/rugi (pada saat pencatatan penutup)

(26)

d) Penerimaan bantuan/ subsidi dari pemerintah e) Penerimaan sumbangan dari masyarakat

(Warsono, 2013:116)

2) Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan memuat:

a) Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK EMKM;

b) Ikhtisar kebijakan akuntansi;

c) Informasi tambahan dan rincian pos tertentu yang menjelaskan transaksi penting dan material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk memahami laporan keuangan.

Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis sepanjang hal tersebut praktis. Setiap pos dalam laporan keuangan merujuk-silang ke informasi terkait dalam catatan atas laporan keuangan.(SAK EMKM)

(27)

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 15

Hasil Penelitian Terdahulu Identitas Penelitian Aspek Lisna Maulida A03130032 Politeknik Negeri Banjarmasin

Adinda Lisa Maulida A03140001 Politeknik Negeri Banjarmasin Heri Asarif A03150016 Politeknik Negeri Banjarmsin 1. Judul Penerapan Akuntansi

Pokok pada PT Mumtaz Karima Banjarmasin

Penerapan Akuntansi Pokok untuk Menyusun Laporan Keuangan Pada PT Cempaga Alam Sutra

Penerapan Akuntansi Pokok Untuk Menyusun Laporan Keuangan Berdasarkan SAK EMKM Tahun 2018 Pada CV MikaNet Pelaihari 2. Institusi/ Perusahaan yang diteliti PT Mumtaz Karima Banjarmasin

PT Cempaga Alam Sutra CV MikaNet 3. Permasalahan Bagaimana penerapan akuntansi pokok berdasarkan SAK ETAP 2013 pada PT Mumtaz Karima ? Bagaimana penerapan akuntansi pokok untuk menyusun laporan keuangan pada PT Cempaga Alam Sutra

Bagaimana penerapan akuntansi pokok untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM Pada CV MikaNet Pelaihari? 4. Tujuan Penelitian Untuk Menerapkan akuntansi pokok berdasarkan SAK ETAP 2013 pada PT Mumtaz Karima Menerapkan Akuntansi Pokok untuk menyusun laporan keuangan pada PT Cempaga Alam Sutra

Untuk menerapkan akuntansi pokok untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM pada CV MikaNet

(28)

5. Metode Penelitian Jenis Penelitian : Studi Kasus Teknik Pengumpulan Data: Penelitian Lapangan penulis melakukan dengan cara: Observasi, Dokumentasi, dan Wawancara Jenis penelitian Studi Kasus Jenis Data: 1. Kualitatif 2. Kuantitatif Sumber Data: 1. Primer 2. Sekunder Pengumpulan Data: 1. Survey, 2. Studi Pustaka 3. Dokumentasi Teknik Analisis Data: 1. Pembuatan Kode dan Nama rekening akuntansi; 2. Menghitung Aset Tetap; 3. Membuat Neraca Saldo Awal; 4. Melakukan identifikasi biaya dalam proses produksi yang terbagi menjadi: a. Biaya Persediaan Bahan b. Biaya Tenaga Kerja Langsung c. Biaya Overhead Pabrik 5. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal dengan metode: a. Metode kontrak selesai untuk pengakuan pendapatan dan laba b. Metode harga pokok pesanan untuk alokasi biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya

Jenis penelitian : Studi kasus Jenis Data : 1. Kuantitatif 2. Kualitatif Sumber Data: 1. Primer 2. Sekunder Pengumpulan Data : 1. Wawancara 2. Dokumentasi 3. Studi Pustaka

(29)

BOHP; 6. Memposting ke buku besar 7. Pembuatan Neraca Saldo Percobaan; 8. Pencatatan Penyesuaian; 9. Pembuatan Daftar Saldo Setelah Penyesuaian 10. Menyusun laporan Laba rugi 11. Menyusun Laporan perubahan ekuitas 12. Menyusun Neraca 13. Menyusun laporan arus kas 14. Membuat Jurnal Penutup 15. Membuat Daftar Saldo Setelah Jurnal Penutup 6. Hasil Penelitian Penulis menyusun laporan keuangan pada periode 01 Oktober s/d 31 Desember 2015 Hasil Penerapan akuntansi pokok oleh penulis pada PT Cempaga Alam Sutra menghasilkan laporan keuangan yang dapat diperoleh informasi mengenai aktivitas operasional dan posisi keuangan per 31 Desember 2015 Penulis menyusun laporan keuangan pada periode 01 Januari s/d 31 Maret 2018

Gambar

Tabel 6   Kode Mnemonik  Kelompok
Tabel 11  Buku Besar

Referensi

Dokumen terkait

Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir (PPIKSN), yang dalam Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 14 Tahun 2013 Tentang Organisasi

Tim peserta yang dinyatakan lolos ke babak final diberi kesempatan untuk menyelesaikan  implementasi/realisasi  desain  web  yang  dibuatnya  dan 

Dari pembahasan hubungan antara variabel dependen dan independen di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum terjadi aglomerasi ekonomi pada industri makanan dan

Metode bunga majemuk , Anuitas Mencari P dari S Menghitung aset yang disusut (An) An menjadi nilai present depresiasi Mencari nilai susut tahunan (R) sebagai

Bangunan Rumah Dinas Walikota Bogor tidak menyikapi tapak karena pada tahun 1952, pemerintah membutuhkan bangunan dengan fungsi rumah tinggal untuk walikota dan pada saat itu

Menurut Rani et al (2009), Ikan karang merupakan salah satu komunitas pada ekosistem terumbu karang yang berperan penting dalam aliran energi dan menjaga

Film yang ditumbuhkan pada temperatur 500 ο C memiliki bidang kristal fasa tunggal rutil (002) dengan bentuk butiran kolumnar dan morfologi permukaan film relatif