PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN
HALAMAN SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT
TASARANG (TANAM SAYUR PEKARANGAN)
PADA PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-2 SMP Negeri 16 Bandung)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Oleh :
WILLY DESTIANDI SUKMANA
NIM. 1105471
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
“PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN
HALAMAN SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT
TASARANG (TANAM SAYUR PEKARANGAN) PADA PEMBELAJARAN
IPS” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
tersebut, saya siap menanggung resiko atau sanksi apabila dikemudian hari
ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 8 Agustus 2015
yang membuat pernyataan,
Willy Destiandi Sukmana
WILLY DESTIANDI SUKMANA
PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN HALAMAN SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT TASARANG
(TANAM SAYUR PEKARANGAN) PADA PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 16 Bandung kelas VII-2)
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014 198601 1 001
Pembimbing II
Drs. Eded Tarmedi, M.A
NIP. 19580105 198002 1 002
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan IPS
WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015
PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN HALAMAN SEKOLAH MELALUI MODEL pendidikan, karena dengan pendidikan seseorang akan belajar untuk menjadi manusia yang cerdas dan bertanggung jawab. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 16 Bandung kelas VII-2, memperlihatkan bahwa sikap ecoliteracy siswa masih rendah, sehingga perlu ditingkatkan. Kurangnya sikap ecoliteracy siswa ditunjukan dengan keadaan kelas yang kotor dan tanaman kelas yang layu, selain itu pada halaman sekolah SMP Negeri 16 Bandung kurang terawat dengan baik, padahal sebuah halaman sekolah yang baik dan terawat akan bisa menjadi sebuah wahana yang efektif dalam pembentukan sikap perilaku peduli lingkungan. Maka dari untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas VII-2, perlu adanya sebuah pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk peduli terhadap lingkungan. Pembelajaran yang dapat menerapkan pembelajaran seperti itu salah satunya adalah pembelajaran IPS, karena pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang kaya akan pendidikan nilai dan moral. Melihat permasalahan kurangnya sikap ecoliteracy di kelas VII-2, peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapakan model pembelajaran project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada pembelajaran IPS. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus Lewin menurut Elliot dan instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, wawancara, catatan lapangan, dan angket. Untuk pengolahan data dan analisis data menggunakan
WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015
PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN HALAMAN SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT TASARANG (TANAM SAYUR PEKARANGAN) PADA PEMBELAJARAN IPS
ABSTRACT
WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015
DAFTAR ISI
PERYATAAN ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9
BAB II KAJIAN TEORI A. Ecoliteracy ... 10
1. Ekologi ... 10
2. Ecoliteracy ... 11
3. Ecoliteracy dalam Pengelolaan Halaman Sekolah ... 15
4. Pentingnya Ecoliteracy dalam Pembelajaran IPS ... 18
B. Model Pembelajaran Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) ... 21
WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015
PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN HALAMAN SEKOLAH MELALUI
2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Project
Based Learning ... 24
3. Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) ... 26
C. Penelitian Terdahulu ... 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 33
B. Desain Penelitian ... 33
1. Identifikasi Masalah ... 34
2. Memeriksa Lapangan ... 35
3. Perencanaan ... 35
4. Tindakan ... 36
5. Pengamatan ... 37
6. Refleksi ... 38
C. Metode Penelitian ... 38
D. Definisi Oprasional ... 39
1. Ecoliteracy ... 39
2. Project TARSANG (Tanam Sayur Pekarangan) ... 40
E. Instrument Penelitian ... 41
1. Lembar Observasi ... 41
2. Wawancara ... 64
3. Catatan Lapangan ... 64
4. Angket ... 64
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 73
1. Kualitatif ... 73
a. Pengumpulan, Kodifikasi, dan Kategorisasi Data ... 73
b. Validasi Data ... 74
c. Interpretasi ... 74
2. Kuantitatif ... 74
WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015
b. Rumus Pengolahan data Lembar Observasi Ecoliteracy
Siswa dalam Pengelolaan Halaman Sekolah ... 75
c. Rumus Pengolahan Data Angket ... 76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian ... 77
1. Deskripsi Profil Sekolah ... 77
2. Deskripsi Profil Guru Mitra ... 79
3. Deskripsi Kelas Penelitian ... 80
B. Paparan Data Awal Penelitian ... 80
C. Deskripsi Pembelajaran Siklus 1 ... 81
1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus 1 ... 81
2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 ... 84
a. Tindakan ke-1 ... 84
b. Tindakan ke-2 ... 92
c. Tindakan ke-3 ... 97
d. Tindakan ke-4 ... 98
3. Observasi Siklus 1 ... 102
4. Deskripsi Hasil LKS Siklus 1 ... 114
5. Deskripsi Data Angket Siklus 1 ... 117
6. Analisis dan Refleksi Siklus 1 ... 123
7. Revisi Perencanaan ... 125
D. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus 2 ... 125
1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus 2 ... 126
2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 ... 128
a. Tindakan ke-1 ... 128
b. Tindakan ke-2 ... 133
c. Tindakan ke-3 ... 136
d. Tindakan ke -4 ... 140
WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015
PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN HALAMAN SEKOLAH MELALUI
4. Deskripsi Hasil LKS Siklus 2 ... 155
5. Deskripsi Data Angket Siklus 2 ... 157
6. Analisis dan Refleksi Siklus 2 ... 164
7. Revisi Perencanaan ... 166
E. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus 3 ... 167
1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus 3 ... 167
2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus 3 ... 169
a. Tindakan ke-1 ... 169
b. Tindakan ke-2 ... 173
c. Tindakan ke-3 ... 178
d. Tindakan ke-4 ... 182
3. Observasi Siklus 3 ... 184
4. Deskripsi Hasil LKS Siklus 3 ... 197
5. Deskripsi Data Angket Siklus 3 ... 199
6. Analisis dan Refleksi Siklus 3 ... 206
F. Hasil Wawancara ... 207
1. Wawancara Guru ... 208
2. Wawancara Siswa ... 208,
G. Paparan Hasil Lembar Observasi Peningkatan Ecoliteracy Siswa dalam Pengelolaan Halaman Sekolah Melalui Model Pembelajaran Project TASARANG (tanam sayur pekarangan) Pada Pembelajaran IPS dari Siklus 1, 2, dan 3 ... 209
H. Paparan Data Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) dari Siklus 1, 2, dan 3 ... 214
I. Paparan Hasil Data Angket dari Siklus 1, 2, dan 3 ... 216
1. Hasil Data Angket Mengembangkan Empati Terhadap Segala Bentuk Kehidupan ... 217
2. Hasil Data Angket Merangkul Ketahanan Sebagai Kebiasaan Masyarakat ... 218
WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015
4. Hasil Data Angket Mengantisipasi Konsekuensi yang Tidak di
Harapkan ... 221
5. Hasil Data Angket Memahami Bagaimana Alam Menopang
Kehidupan ... 223
J. Analisis Hasil Penelitian ... 225
1. Perencanaan Pembelajaran untuk Peningkatkan Ecoliteracy
Siswa dalam Pengelolaan Halaman Sekolah melalui Model
Pembelajaran Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)
pada Pembelajaran IPS ... 225
2. Menerapkan Pembelajaran untuk Peningkatkan Ecoliteracy
Siswa dalam Pengelolaan Halaman Sekolah melalui Model
Pembelajaran Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)
pada Pembelajaran IPS ... 229
3. Merefleksi Kendala-Kendala dalam Peningkatkan Ecoliteracy
Siswa dalam Pengelolaan Halaman Sekolah melalui Model
Pembelajaran Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)
pada Pembelajaran IPS ... 231
4. Peningkatkan Ecoliteracy Siswa dalam Pengelolaan Halaman
Sekolah Setelah Diterapkanya Model Pembelajaran Project
TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada Pembelajaran IPS
... 233
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 238
B. Saran ... 241
DAFTAR PUSTAKA ... xviii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015
PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN HALAMAN SEKOLAH MELALUI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 42
Tabel 3.2 Rubrik Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran... 44
Tabel 3.3 Lembar Observasi Peningkatan Ecoliteracy dalam Pengelolaan Halaman Sekolah melalui Model Pembelajaran Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) ... 55
Tabel 3.4 Rubrik Lembar Observasi Peningkatan Ecoliteracy dalam Pengelolaan Halaman Sekolah melalui Model Pembelajaran Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) ... 59
Tabel 3.5 Angket Prilaku Ecoliteracy Siswa ... 65
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrument ... 68
Tabel 3.7 Skala Presentase Perencanaan Pembelajaran ... 75
Tabel 3.8 Skala Presentase Peningkatan Ecoliteracy Siswa dalam Pengelolaan Halaman Sekolah ... 76
Tabel 4.1 Daftar Kelompok (Siklus 1) ... 90
WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015
Tabel 4.3 Lembar Observasi Peningkatan Ecoliteracy dalam Pengelolaan
Halaman Sekolah melalui Model Pembelajaran Project
TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) (Siklus 1) ... 108
Tabel 4.4 Hasil LKS Siklus 1 ... 115
Tabel 4.5 Tabel Data Angket Siswa “Menggembangkan Empati Terhadap
Segala Bentuk Kehidupan” (Siklus 1) ... 117
Tabel 4.6 Tabel Data Angket Siswa “Merangkul Ketahanan Sebagai
Kebiasaan Masyarakat” (Siklus 1) ... 118
Tabel 4.7 Tabel Data Angket Siswa “ Membuat yang Tidak Tampak
Menjadi Terlihat” (Siklus 1) ... 119
Tabel 4.8 Data Angket Siswa “Mengatisipasi konsekuensi yang Tidak
Diharapkan” (Siklus 1) ... 120
Tabel 4.9 Data Angket Siswa “Memahami Bagaimana Alam Menopan
Kehidupan” (Siklus 1) ... 122
Tabel 4.10 Daftar Kelompok (Siklus 2) ... 131
Tabel 4.11 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 2) ... 143
Tabel 4.12 Lembar Observasi Peningkatan Ecoliteracy dalam Pengelolaan
Halaman Sekolah melalui Model Pembelajaran Project
TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) (Siklus 2) ... 149
Tabel 4.13 Hasil LKS Siklus 2 ... 156
Tabel 4.14 Tabel Data Angket Siswa “Menggembangkan Empati Terhadap
Segala Bentuk Kehidupan” (Siklus 2) ... 158
Tabel 4.15 Tabel Data Angket Siswa “Merangkul Ketahanan Sebagai
WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015
PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN HALAMAN SEKOLAH MELALUI Tabel 4.16 Tabel Data Angket Siswa “ Membuat yang Tidak Tampak
Menjadi Terlihat” (Siklus 2) ... 160
Tabel 4.17 Data Angket Siswa “Mengatisipasi konsekuensi yang Tidak
Diharapkan” (Siklus 2) ... 161
Tabel 4.18 Data Angket Siswa “Memahami Bagaimana Alam Menopan
Kehidupan” (Siklus 2) ... 163
Tabel 4.19 Daftar Kelompok (Siklus 3) ... 172
Tabel 4.20 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 3) ... 184
Tabel 4.21 Lembar Observasi Peningkatan Ecoliteracy dalam Pengelolaan
Halaman Sekolah melalui Model Pembelajaran Project
TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) (Siklus 3) ... 189
Tabel 4.22 Hasil LKS Siklus 3 ... 197
Tabel 4.23 Tabel Data Angket Siswa “Menggembangkan Empati Terhadap
Segala Bentuk Kehidupan” (Siklus 3) ... 199
Tabel 4.24 Tabel Data Angket Siswa “Merangkul Ketahanan Sebagai
Kebiasaan Masyarakat” (Siklus 3) ... 201
Tabel 4.25 Tabel Data Angket Siswa “ Membuat yang Tidak Tampak
Menjadi Terlihat” (Siklus 3) ... 202
Tabel 4.26 Data Angket Siswa “Mengatisipasi konsekuensi yang Tidak
Diharapkan” (Siklus 3) ... 203
Tabel 4.27 Data Angket Siswa “Memahami Bagaimana Alam Menopan
WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Langkah Langkah-Langkah Model Siklus Lewin Menurut
Elliot ... 34
Gambar 4.1 Foto Peneliti dan Guru Mitra ... 79
Gambar 4.2 Kelas VII-2 ... 80
Gambar 4.3 Proses Pembelajaran dalam Pemberian Pemahaman Ecoliteracy dalam Pengelolaan Halaman Sekolah (Siklus 1) ... 86
Gambar 4.4 Proses Pembuatan Pot Tanaman Sayur (Siklus 1) ... 95
Gambar 4.5 Proses Penanaman Tanaman Sayur (Siklus 1) ... 96
Gambar 4.6 Proses Perawatan Tanaman Sayur (Siklus 1) ... 97
Gambar 4.7 Pelaksanaan Presentasi Project TASARANG (Siklus 1) ... 99
Gambar 4.8 Proses Pembelajaran dalam Pemberian Pemahaman Ecoliteracy dalam Pengelolaan Halaman Sekolah (Siklus 2) ... 129
WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015
PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN HALAMAN SEKOLAH MELALUI
Gambar 4.10 Proses Penanaman Tanaman Sayur (Siklus 2) ... 135
Gambar 4.11 Proses Perawatan Tanaman Sayur ... 137
Gambar 4.12 Kegiatan Memanen Sayur ... 138
Gambar 4.13 Pelaksanaan Presentasi Project TASARANG (Siklus 2) ... 141
Gambar 4.14 Proses Pembelajaran dalam Pemberian Pemahaman Ecoliteracy dalam Pengelolaan Halaman Sekolah (Siklus 3) ... 170
Gambar 4.15 Proses Penanaman Tanaman Sayur (Siklus 3) ... 174
Gambar 4.16 Pemasangan Talang Air pada Dinding Sekolah (Siklus 3) ... 176
Gambar 4.17 Pembagian Bibit Tanaman Sayur (Siklus 3) ... 177
Gambar 4.18 Proses Perawatan Tanaman Sayur (Siklus 3) ... 179
Gambar 4.19 Pelaksanaan Presentasi Project TASARANG (Siklus 3) ... 183
Gambar 4.20 Grafik Hasil Lembar Observasi Siswa ... 210
Gambar 4.21 Grafik Hasil Lembar Observasi Siswa ... 212
Gambar 4.22 Grafik Nilai Rata-Rata LKS ... 215
Gambar 4.23 Grafik Hasil Angket Mengembangkan Empati Terhadap Segala Bentuk Kehidupan ... 217
Gambar 4.24 Grafik Hasil Angket Merangkul Ketahanan Sebagai Kebiasaan Masyarakat ... 219
Gambar 4.25 Grafik Hasil Angket Membuat yang Tidak Terlihat Menjadi Terlihat ... 220
WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015
Gambar 4.27 Grafik Hasil Angket Mengantisipasi Konsekuensi yang
Tidak di Harapkan ... 223
Gambar 4.28 Grafik Hasil Angket Memahami Bagaimana Alam
Menopang Kehidupan ... 224
Gambar 4.29 Grafik Hasil Lembar Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 227
Gambar 4.30 Grafik Hasil Lembar Observasi Siswa ... 230
Gambar 3.31 Grafik Hasil Lembar Observasi Ecoliteracy Dalam
Pengelolaan Halaman Sekolah ... 235
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 2 Penilaian Lembar Observasi
Lampiran 3 Hasil LKS (Lembar Kerja Siswa) dan Angket
Lampiran 4 Catatan Lapangan
Lampiran 5 Hasil Wawancara
Lampiran 6 Buku Kegiatan Bimbingan
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian
WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015
A.Latar Belakang
Lingkungan sekolah adalah lingkungan kehidupan sehari-hari siswa.
Lingkungan sekolah yang bersih dan sehat tidak hanya di dalam kelas tetapi juga
di luar kelas, contohnya seperti di halaman sekolah. Halaman sekolah selain ditata
keindahannya, juga perlu memerhatikan persyaratan kesehatan. Halaman sekolah
yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai penyakit ataupun bebauan yang
menimbulkan rasa tidak nyaman bagi semua warga sekolah. Jika lingkungan
sekolah dapat ditata dan dikelola dengan baik, maka akan menjadi wahana efektif
sebagai pembentukan sikap perilaku peduli lingkungan. Hal ini merupakan salah
satu aspek tentang pemahaman ecological literacy atau ecoliteracy.
Menurut Capra (2012) dalam bukunya yang berjudul Jaring-Jaring Kehidupan
menyatakan bahwa
Pada akhir abad ke-20, masyarakat dunia dihadapkan pada serangkaian masalah global yang membahayakan masa depan planet bumi. Ancaman ini sangat mengejutkan karena terjadi dalam waktu yang singkat serta tidak dapat dikembalikan pada wujud semula (irreversible). Isu utama dan dominan adalah masalah lingkungan hidup. Kekhawatiran itu mesti ditanggapi dengan kerja keras dan pemikiran yang komprehensif, sistematik dan berdimensi futuristik. Dari sebab itu, tidak hanya menyangkut hajat hidup manusia sekarang, tetapi juga berkenaan dengan generasi mendatang (hlm. 11-12).
Dari pemaparan Capra ini di atas dapat disimpulkan bahwa dimasa mendatang
dunia akan dihadapkan pada permasalahan lingkungan yang mengancam
kehidupan di bumi. Permasalahan lingkungan diakibatkan oleh kurangnya
pemahaman dan kesadaran akan lingkungan yang harus selalu kita jaga dengan
baik untuk keberlangsung umat manusia dan generasi yang akan datang.
Penelitian ini berawal dari observasi yang dilakukan peneliti di lapangan,
tepatnya di SMPN 16 Bandung. SMPN 16 Bandung secara geografis terletak di
Jalan P.H.H Mustofa No 53 Kota Bandung. SMPN 16 Bandung ini merupakan
yang mewujudkan sekolah berwawasan lilngkungan dan peduli lingkungan.
Program adiwiyata adalah tempat yang baik dan ideal bagi warga sekolah untuk
memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta perilaku yang
dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan dalam kehidupan
untuk menuju kepada pembangunan berkelanjutan. Namun program adiwiyata di
SMPN 16 ini belum sepenuhnya dapat direalisasikan oleh pihak sekolah. Hal ini
terlihat dari masih kurangnya tempat sampah disetiap kelas, serta kurangnya
kesadaran dari para siswa untuk mempisahkan antara sampah organik dan
non-organik.
Selain itu di SMPN 16 juga tidak mempunyai halaman sekolah yang memadai
sesuai dengan program adiwiyata yang ideal. Meskipun ada upaya dari pihak
sekolah untuk memperbanyak pot tanaman untuk mengatasi permasalahan
halaman yang sempit, tetapi upaya dari pihak sekolah tersebut tidak didukung
oleh para siswa. Hal ini terlihat dari banyaknya sampah, dedaunan yang layu dan
tanaman yang mati karena tidak dirawat dengan baik. Padahal di sekitar pot-pot
itu terdapat slogan yang bertuliskan “Rawatlah kami” atau “Jangan rusak kami”
serta gambar-gambar tentang lingkungan yang bersih.
Para siswa beranggapan merawat dan menjaga tanaman adalah tanggung jawab
sekolah. Hal ini terlihat di ruangan kelas VII-2, yang ruang kelasnya cukup
bersih dan cukup kondusif bagi terjadinya proses pembelajaran, akan tetapi
kondisi pot bunga yang ada di kelas terlihat mengkhawatirkan. Tanaman yang
terdapat dalam pot tersebut sudah layu dan terlihat jarang sekali dirawat serta
terdapat sampah di dalam pot tanaman tersebut. Hal ini sama seperti keadaan pada
pot tanaman yang ada di luar kelas. Selain itu siswa kelas VII-2 pun tidak peduli
untuk memilah sampah yang mereka buang apakah organik atau anorganik,
padahal tempat sampah untuk kedua jenis sampah tersebut sudah disediakan pihak
sekolah. Kemudian isi tempat sampahpun kebanyakan berisi kertas-kertas yang
disobek, plastik, dan botol-botol minuman.
Dari masalah-masalah tentang lingkungan yang ada di kelas VII-2 dan
dari siswa itu masih kurang peduli dan kurang bertanggung jawab dalam menjaga
lingkunganya dan terlebih lagi kurang rasa cinta terhadap lingkunganya. hal ini
merupakan salah satu indikator dari ecoliteracy. Permasalahan yang terjadi
dikelas VII-2 SMPN 16 Bandung menandakan masih kurang di tanamankanya
pemahaman terhadap ecological literacy atau ecoliteracy dalam diri siswa
khususnya dalam pengelolaan halaman sekolah.
Ecoliteracy merupakan sebuah pradigma baru yang dipopulerkan oleh Fritjof
Capra dalam dunia pendidikan. Ecoliteracy bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran ekologis masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan. Ecoliteracy
berupaya memperkenalkan dan memperbaharui pemahaman masyarakat akan
pentingnya kesadaran ekologis global, guna menciptakan keseimbangan antara
kebutuhan masyarakat dan kesanggupan bumi untuk menopangnya. Ecoliteracy
menekankan kepada pemberian pemahaman dalam bidang pendidikan, terutama
untuk siswa terhadap pemahaman kognitif yang memadai tentang hakikat dan
prinsip-prinsip ekologi agar lebih bertanggung jawab terhadap alam untuk
pembangunan berkelanjutan. Dalam pembelajarn IPS siswa dituntut untuk lebih
kritis terhadap lingkunganya. Menurut Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006
tujuan mata pelajaran IPS di SMP adalah
1. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya;
2. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial;
3. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan;
4. memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Ruang lingkup pembelajaran IPS di SMP (Pusat Kurikulum Kemendiknas,
2010) meliputi aspek sebagai berikut
1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan
3. Sistem Sosial dan Budaya
4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan (hlm 96).
Dari pemaparan tujuan pembelajaran IPS dan ruang lingkupnya bisa ditarik
sebuah kesimpulan bahwa, pada dasarnya pembelajaran IPS itu sebagai awal
proses menuju kedewasaan, keberhasilan dalam kehidupan di bermasyarakat dan
peka terhadap masalah-masalah yang ada disekitarnya baik itu lingkungan sosial
ataupun lingkungan alam. Hal ini dijelaskan juga dalam karakteristik
pembelajaran IPS menurut Mulyana (dalam Rudy, 2011)
Ilmu Pengetahuan social (IPS) merupakan bidang kajian yang pontesial bagi pengembangan tugas-tugas pembelajaran yang kaya akan nilai. Karakteristik ilmu yang erat kaitanya dengan kehidupan manusia dan banyak membahas tentang bagaimana manusia dapat menjalin hubungan harmonis dengan sesama, lingkungan dan tuhan, membuat dua bidang kajian ini sangat kaya denga sikap, nilai, moral, etika dan perilaku (hlm. 23).
Dari penjelasan di atas, bahwasanya pembelajaran IPS merupakan
pembelajaran yang kaya akan nilai-nilai kehidupan manusia tentang cara manusia
berinteraksi dengan sesama, Tuhan, dan lingkungan secara harmonis. Interaksi
antara manusia dan lingkungan haruslah berjalan harmonis, seperti apa yang
dipaparkan oleh Soejiran (dalam Arianto, 1988, hlm. 15) menjelaskan bahwa
“Manusia berinteraksi dengan lingkunganya. Manusia mempengaruhi lingkungan
hidupnya, manusia berusaha memanfaatkan sumber-sumber alam yang ada
dengan serta pengelolaan yang baik”.
Pembelajaran IPS sangatlah kaya akan nilai-nilai etika dan moral yang dapat
dijadikan dasar dan landasan bagi seseorang dalam cara berpikir, bersikap, dan
berperilaku.
Dalam pendidikan nilai menurut Kevin Ryan dan Thomas Lickona (dalam
Fitriani, hlm.16) membuat tulisan yang berjudul Character Devlopment: The
Challenge And The Model mengemukakan bahwa “pendidikan nilai menggunakan
tiga tahap interaksi, yaitu moral knowing, moral feeling dan moral action”.
Berdasarkan kasus SMPN 16 Bandung khususnya di kelas VII-2 dari
ingin meningkatkan pemahaman ecoliteracy siswa dalam pengelolaan halaman
sekolah, menggunakan pendekatan pendidikan nilai yaitu moral knowing, moral
feeling, dan moral action, sehingga digunakan model pembelajaran berbasis
project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada pembelajaran IPS sebagai
pembelajaran yang mencakup ketiga aspek tersebut.
Model pembelajaran Project based learning merupakan model pembelajaran
yang berbasis proyek. Siswa akan diberi tugas untuk menghasilkan produk atau
proyek yang nyata. Menurut Bern Ericson (dalam Komalasari, 2010) mengaskan
bahwa
Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan model pembelajaran yang memusatkan pada prinsip dan konsep utama suatu disiplin, melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dan tugas penuh makna lainya, mendorong siswa untuk bekerja mandiri membangun pembelajaran dan pada akhirnya mengahasilkan karya nyata (hlm. 70).
Sedangkan TASARANG merupakan sebuah gagasan yang peneliti buat.
TASARANG ini adalah sebuah konsep tentang bagaimana cara memanfaatkan
sebuah lahan yang kecil atau sempit, agar dikelola dengan baik dan dapat
bermanfaat yaitu dengan ditanami sayur-sayuran. Sehingga nantinya dalam
project ini siswa akan menanam sayuran di lingkungan sekolah mereka.
Project TASARANG mencangkup ketiga aspek dalam pendidikan nilai. Pada
tahap moral knowing, siswa akan dibekali dengan pemahaman tentang ecoliteracy
yang nantinya siswa dapat berpikir secara kritis dalam menangapi permasalahan
lingkungan sekolahnya, terlebih lagi dalam permasalahan pengelolaan halaman
sekolah. Lalu dalam moral feeling siswa akan diajari bagaimana cara merawat
tanaman dengan baik, lalu rasanya memilki sebuah lingkungan yang hijau yang
dapat bermanfaat bagi pihak sekolah. Dari pemberian moral feeling ini siswa
dapat memilki perilaku yang sesuai dengan ecoliteracy. Kemudian yang terkahir
adalah pelaksanaan project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) yaitu
menanam sayuran serta merawatnya agar tumbuh dengan baik yang merupakan
Selain itu tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah tentang
kurangnya pemahaman ecoliteracy siswa terhadap halaman sekolah, peneliti juga
akan melakukan project TASARANG dengan cara menerapkan konsep 3R (reduce,
reuse, dan recycle). Konsep 3R ini merupakan konsep tentang pengelolaan
sampah. Pengelolaan sampah 3R ini akan menjadi wadah siswa dalam pembuatan
project TASARANG, yaitu dengan menggunakan barang-barang yang sudah tidak
terpakai sebagai media dalam menanam sayuran.
Konsep 3R ini terlahir dari masalah sosial akibat kegelisahan masyarakat akan
rusaknya lingkungan alam atau tempat tinggal dari manusia itu sendiri, akibat dari
aktivitas manusia. Kerusakan alam atau lingkungan ini merupakan sebuah realita
atau gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat, bahwa masyarakat atau
individu masih memiliki kekurangn akan kesadaraan atau rasa kepedulian
terhadap lingkunganya. Contoh dari pada kurangnya pemaham konsep 3R ini bisa
dilihat dari rusaknya hutan akibat exploitasi, untuk memenuhi kebutuhan manusia
yang terus meningkat akibat dari perilaku konsumtif dan menumpuknya
sampah-sampah yang sulit terurai akibat dari kurangnya pemikiran kreatif untuk
memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai. Pada UU No. 18 tahun 2008
yang berisi tentang
Pengelolaan Sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya melalui penerapan sistem Reuse, Reduce, dan Recycle (3R). Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
Dalam penerapan konsep 3R ini siswa akan diberikan sebuah pemahaman
untuk menumbuhkan sikap kepedulian terhadap lingkungan, menumbuhkan
kepekaan terhadap apa yang terjadi sekelilingnya, sikap hidup berhemat, merubah
pola hidup konsumtif, berpikir kreatif, dan berpikir kritis. Pola pemikiran dari
konsep 3R inilah yang harus ditanamkan dan sudah dipahami sejak dini dalam diri
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan
judul “Peingkatan Ecoliteracy dalam Pengelolaan Halaman Sekolah Melalui Model Pembelajaran Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada
Pembelajaran IPS di VII-2 SMPN 16 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015”.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan kepada latar belakang diatas yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka peneliti merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut
1. Bagaimana guru merencanakan pembelajaran untuk peningkatan
ecoliteracy siswa dalam pengelolaan halaman sekolah melalui model
pembelajaran project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada
pembelajaran IPS?
2. Bagaimana guru melaksanakan pembelajaran untuk peningkatan
ecoliteracy siswa dalam pengelolaan halaman sekolah melalui model
pembelajaran project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada
pembelajaran IPS?
3. Bagaimana guru merefleksi pembelajaran untuk peningkatan ecoliteracy
siswa dalam pengelolaan halaman sekolah melalui model pembelajaran
project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada pembelajaran IPS?
4. Bagaimana peningkatan ecoliteracy siswa setelah menggunakan model
pembelajaran project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada
pembelajaran IPS?
C.Tujuan Penelitian
Setelah mengetahui rumusan masalah, maka peneliti merumuskan tujuan
umum dalam penelitian ini, yaitu untuk peningkatkan ecoliteracy siswa dalam
pengelolaan halaman sekolah dengan menggunakan model pembelajaran project
TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada pembelajaran IPS. Untuk lebih
memperjelas tujuan umum dalam penelitian ini, maka peneliti membuat tujuan
1. Untuk mengetahui rancangan dalam pembelajaran untuk peningkatan
ecoliteracy siswa dalam pengelolaan halaman sekolah melalui model
pembelajaran project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada
pembelajaran IPS
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran untuk peningkatan
ecoliteracy siswa dalam pengelolaan halaman sekolah melalui model
pembelajaran project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada
pembelajaran IPS
3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru serta cara
mengatasi kendala tersebut dalam pembelajaran untuk peningkatan
ecoliteracy siswa dalam pengelolaan halaman sekolah melalui model
pembelajaran project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada
pembelajaran IPS
4. Untuk mengetahui peningkatan ecoliteracy siswa dalam pengelolaan
halaman sekolah setelah diterapkanya model pembelajaran project
TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)
D.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat salah satunya yakni
perbaikan dalam peningkatkan ecoliteracy siswa dalam pengelolaan halaman
sekolah pada pembelajaran IPS di jenjang SMP, disamping itu manfaat lainya
diperuntukan sebagai berikut:
1. Bagi Siswa, diharapakan bisa bermanfaat dalam peningkatan pemahaman
siswa terhadap ecoliteracy. Sehingga siswa mempunyai pemahaman dalam
menjaga dan memanfaatkan lingkunganya dengan baik untuk
pembangunan yang berkelanjutan.
2. Bagi Guru, diharapakan bisa bermanfaat dalam masukan untuk
peningkatan ecoliteracy siswa, yang dapat membantu guru dalam
memecahkan masalah mengenai kurangnya pemahaman siswa tentang
ecoliteracy. Serta untuk meningkatkan kualitas guru agar menjadi guru
yang profesional dengan menambah wawasan guru IPS dalam
3. Bagi Sekolah, diharapkan penelitian ini bisa bermanfaat sebagai masukan
dalam menyusun program peningkatan kualitas sekolah khusunya dalam
lingkungan sekolah.
4. Bagi Peniliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti
selanjutnya sebagai salah satu bahan refrensi, acuan atau pedoman dan
menambah wawasan untuk melakukan penelitian dengan masalah yang
serupa di masa yang akan datang. Selain itu penelitian ini juga diharapkan
dapat dijadikan sebagai pengalaman dan pelajaran yang bermanfaat
sebagai calon guru IPS.
E.Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bab I merupakan bahasan mengenai pendahuluan, bagian awal dari penulisan
skripsi. Dalam bagian pendahuluan dipaparkan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan dalam skripsi.
Bab II memaparkan mengenai kajian pustaka yang berhubungan dengan
permasalahan yang diambil dan rumusan masalah yang dibahas. Kajian pustaka
yang penulis kaji yaitu mengenai ecoliteracy beserta ruang lingkupnya, model
pembelajaran project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada mata pelajaran
IPS. Adapun teori-teori yang digunakan berdasarkan hasil penelitian dan
pengamatan dari para ahli serta peneliti yang telah melakukan penelitian lebih
dulu mengenai masalah yang sama.
Bab III membahas mengenai metode penelitian yang berisi mengenai lokasi dan
subjek penelitian, metode penelitian, desain penelitian, tahapan penelitian,
instrument penelitian, teknik pengolahan data dan teknik analisis data yang akan
dilakukan peneliti.
Bab IV membahas tentang hasil penelitian dan analisis data dari hasil
pelaksanaan yang dilakukan peneliti dari fakta-fakta yang ditemukan dilapangan
Bab V membahas mengenai penutup yang dilakukan sekaligus menjawab
rumusan masalah secara singkat dan saran utuk pihak-pihak terkait untuk
WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015
Dalam bab ini penulis akan menjabarkan mengenai metode penelitian yang
digunakan oleh peneliti, yang berisi mengenai lokasi dan subjek penelitian,
metode penelitian, desain penelitian, tahapan penelitian, instrument penelitian,
teknik pengolahan data dan teknik analisis data yang akan dilakukan peneliti
A.Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 16 Bandung.
SMP Negeri 16 Bandung beralamat di JL.P.H.H Mustofa No. 53 Bandung.
Penelitian memilih SMP ini karena SMP ini merupakan sekolah tempat peneliti
melaksanakan PPL. Selain itu SMP Negeri 16 Bandung merupakan sekolah yang
menjalankan program adiwiyata, namun program tersebut belum berjalan dengan
optimal, sehingga ada keinginan dari peneliti untuk membantu pihak sekolah
dalam menjalakan program adiwiyata.
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-2 ini
berjumlah 36 siswa, yang terdiri atas 18 orang laki-laki dan 18 orang perempuan.
B.Desain Penelitian
Desain penelitian tindakan kelas ini menggunakan model siklus Lewin
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Model Siklus Lewin Menurut Elliot
(Sumber: Wiraatmadja, 2005, hlm. 64)
Dalam model siklus Lewin menurut Elliot, memilki langkah-langkah dalam
melakukan penelitian tindakan kelas yaitu dengan melakukan, identifikasi
masalah, memerikasa lapangan (reconnaissance), perencanaan, tindakan (act),
observasi, dan refleksi. Menurut Wiriaatmadja (2005, hlm. 66) “Bentuk dari
model digambarkan dalam alur-alur tahap penelitian, namun demikian tetap
berada dalam pembagian siklus yang bergerak dalam spiral.
Adapun langkah-langkah penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini, yaitu
sebagai berikut
Dalam penelitian ini, peneliti ingin meningkatkan pemahaman siswa
tentang ecoliteracy dalam pembelajaran IPS dan hal ini menjadi suatu
tindakan pemecahan masalah yang ada di kelas VII-2 SMP Negeri 16
Bandung.
Permasalahan yang ditemukan yaitu bahwa siswa kurang memliki
pemahaman tentang ecoliteracy, dari kurangnya kepedulian siswa dalam
merawat halaman sekolah. Maka dari itu peneliti ingin meningkatkan
ecoliteracy siswa melalui tugas project TASARANG (Tanam Sayur
Pekarangan) dalam pembelajaran IPS. Penelitian dilakukan agar siswa
memiliki kemampuan dalam menjaga dan merawat lingkunganya dengan baik
untuk pembangunan berkelanjutan.
2. Memeriksa di Lapangan (Reconnaisance)
Reconnaisance merupakan pemahaman mengenai situasi yang yang terjadi
di kelas dan lingkungan sekolah. Langkah Reconnaisance diperlukan untuk
mengetahui informasi mengenai kondisi lapangan (kelas), sehingga peneliti
dapat menentukan cara yang tepat untuk mengubah maupun memperbaiki
permasalahan yang ada dikelas.
Dalam penelitian ini peneliti telah melakukan reconnaisance dalam pra
observasi di kelas VII-2 SMP Negeri 16 Bandung. Permasalahan yang
menjadi fokus adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang
ecoliteracy di dalam pembelajaran IPS. Melalui model pembelajaran project
TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) yang dipilih untuk mengatasi
permasalahan tentang kurangnya pemahaman siswa terhadap ecoliteracy
dalam pengelolaan halaman sekolah.
3. Perencanaan
Rencana merupakan salah satu dari serangkaian tindakan terencana di
dalam penelitian ini, yang ditunjukan untuk memecahkan permasalahan yang
terjadi dalam kelas.
Dalam tahap ini peneliti menyusun serangkaian rencana kegiatan untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap ecoliteracy. Pada perancanaan ini
peneliti akan menyusun perancanaan bersama guru mitra, hal ini dilakukan
ditemukan di kelas. Pada penelitian ini rencana yang disusun adalah sebagai
berikut
a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian
b. Melakukan observasi pra penelitian terhadap kelas yang akan
diguanakan untuk penelitian
c. Meminta kesedian guru mitra dalam mendukung pelaksanaan penelitian
d. Menyusun jadwal berikut waktu penelitian bersama guru mitra
e. Menentukan SK/KD sesuai dengan tujuan Pembelajaran yang ingin di
capai (ecoliteracy)
f. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
g. Menyiapkan materi pembelajaran
h. Menyusun langkah-langkah dalam model pembelajaran project
TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)
i. Menyiapkan media pembelajaran dalam model pembelajaran project
TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)
j. Menyusun Instrument yang digunakan dalam penelitian
k. Mempersiapkan instrument penilaian berupa lembar penilaian
kelompok dalam penilaian ketercapaian ecoliteracy melalui tugas
project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)
l. Melakukan diskusi yang akan dilakukan oleh peneliti dengan guru mitra
m. Membuat rencana perbaikan sebagai tindak lanjut yang akan dilakukan
peneliti dan guru mitra
n. Pengolahan data dari hasil yang telah diperoleh dari penelitian.
4. Tindakan (act)
Langkah selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah tindakan atau
pelaksanaan. Jika perumusan masalah telah dirumuskan sebelumnya
merupakan perecanaan yang cukup matang maka proses tindakan tidak
semata-mata merupakan pelaksanaan, dengan kata lain tindakan dalam
penelitian tindakan ini merupakan praktis yang terencana. Tindakan yang
dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut
a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun
b. Melaksanakan penelitian sesuai dengan RPP yang telah disusun
c. Memberikan siswa pemahaman tentang ecoliteracy dalam proses
pembelajaran
d. Menerapkan tugas project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan),
yang terdiri dari pelaksnaan penanaman, perawatan / panen dan
pertanggung jawaban project dengan presentasi sebagai upaya
peningakatan ecoliteracy siswa dalam pengelolaan halaman sekolah
e. Melakukan penilaian tugas project TASARANG (Tanam Sayur
Pekarangan) dalam pembelajaran IPS secara teliti
f. Melakukan diskusi balikan dengan mitra peneliti atas kekurangan
dalam menerapkan tugas project TASARANG (Tanam Sayur
Pekarangan) dalam pembelajaran IPS
g. Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut siklus selanjutnya
h. Melakukan pengolahan data.
5. Pengamatan (observe)
Dalam tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan
dengan dilaksanakanya tindakan. Dalam pengamatan ini, peneliti melakukan
pencatatan-pencatatan sesuai dengan instrument yang telah disiapkan, juga
mencatat gagasan-gagasan dan kesan-kesan serta kendala-kendala siswa
dalam proses pembelajaran pada setiap tindakan. Untuk mendapatkan data
yang lebih rinci dan obyektif, pada pengamatan ini peneliti melakukan
a. Pengamatan pembelajaran dan keadaan kelas VII-2 yang sedang di
teliti
b. Mengamati interaksi selama proses penelitian berlangsung
c. Mengamati respon siswa terhadap proses pembelajaran
d. Pengamatan terhadap project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)
e. Pengamatan terhadap perkembangan ecoliteracy siswa dengan
mengamati project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)
f. Pengamatan terhadap efektivitas project TASARANG (Tanam Sayur
Pekarangan) untuk peningkatan ecoliteracy siswa dalam pengelolaan
6. Refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti beserta guru mitra mendiskusikan
kendala-kendala dan kekurangan dalam setiap tindakan serta pengaruhnya. Langkah
ini merupakan analisis penelitian dari tindakan yang sudah diterapkan atau
dilakukan sehingga perbaikan lebih diarahkan pada kekurangan-kekurangan
setiap tindakan. Pada kegiatan ini peneliti melakukan
a. Kegiatan diskusi balikan dengan guru mitra dan siswa setelah
tindakan dilakukan
b. Melakukan refleksi dari hasil diskusi balikan untuk siklus selanjutnya
c. Mendiskusikan hasil observasi kepada dosen pembimbing.
C.Metode penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Menurut Wiriaatmadja (2005)
Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi peraktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam peraktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu (hlm. 13).
Sedangkan menurut Suharsimi dalam Daryanto (2011) bahwa
Penelitian tindakan kelas merupakan paparan gabungan definisi dari tiga kata penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati objek, menggunakan aturan metodelogi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas diberbagai bidan. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaanya berbentuk berbagai periode / siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama. Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research (CAR)… (hlm. 3).
Dapat disimpulkan bahwa PTK atau Penelitian Tindakan Kelas pada dasarnya
merupakan penelitian yang dilakukan di kelas oleh guru untuk memperbaiki atau
ketemukanya suatu masalah, lalu dilakukan tahap perencanaan dan dilanjutkan
dengan pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
D.Definisi Oprasional
1. Ecoliteracy
Dalam pengembangan ecoliteracy ini, guru dalam menerapkan
pembelajaran IPS harus dapat mengajar sebuah kepedulian terhadap
lingkungan dan prinsip-prinsip ekologi untuk pembangunan yang
berkelanjutan, dengan memberikan sebuah contoh nyata yang di alami oleh
siswa sebagai contohnya halaman sekolah.
Halaman sekolah siswa bisa menggambarkan sebuah perilaku siswanya,
apabila lingkungan siswa itu bersih dan terawat maka dapat dipastikan bahwa
siswa tersebut memeliki pemahaman yang baik tentang ecoliteracy apabila
sebaliknya jika lingkungan sekolah siswa kotor dan tidak terawat maka dapat
dipastikan perilaku siswanya kurang memahami apa itu ecoliteracy. Siswa
harus memahami bagaimana dia menjaga dan merawat lingkungan sekolahnya
khususnya halaman sekolah. Manusia pasti memerlukan mahluk lainya untuk
hidup dan alam sebagai tempat tinggal manusia. Maka dari itu guru harus bisa
memupuk kesadaran siswa untuk lebih bisa menjaga dan merawat
lingkungannya yang ada dibumi beserta mahluk lainya.
Penerapan peningkatan ecoliteracy dalam pengelolaan halaman sekolah
merupakan bagian dari perencanaan dalam penelitian ini. Setelah guru
menerapkan pemahaman tentang ecoliteracy di kelas yang disisipkan dalam
materi pembelajaran IPS, selanjutnya siswa diberi sebuah tugas yang berkaitan
dengan aplikasikan pemahaman ecoliteracy, dalam sebuah project, yaitu
project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) sebagai sarana dalam
mengukur sejauh mana peningkatan pemahaman ecoliteracy siswa.
Pemahaman ecoliteracy siswa akan diukur melalui beberapa indikator
ecoliteracy seperti dibawah ini, yaitu
a. Mengembangkan empati terhadap segala bentuk kehidupan
2) Siswa peduli dengan tanaman
3) Siswa sering membersihkan tanaman
4) Siswa bertanggung jawab terhadap tanaman
5) Siswa tidak membuang sampah pada pot tanaman
6) Siswa tidak merusak tanaman
b. Merangkul keberlanjutan sebagai kebiasaan masyarakat
1) Kemampuan siswa dalam merancang tugas project TASARANG
(Tanam Sayur Pekarangan)
2) Siswa bekerjasama dengan baik dalam pembuatan tugas project
TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)
3) Siswa Saling bekerjasama dalam merawat tanaman
4) Siswa mampu mempertanggung jawabkan hasil dari tugas project
TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)
5) Saling mengingatkan ketika ada teman yang tidak merawat tanaman
c. Memahami bagaimana alam menopang kehidupan
1) Siswa menggunakan barang bekas dalam pembuatan pot tugas
project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)
2) Kreatif dalam merangcang pembuatan tugas project TASARANG
(Tanam Sayur Pekarangan)
3) Lebih bisa memanfaatkan tanaman sayur dengan baik
4) Memiliki keterampilan dalam menata tanaman
2. Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)
Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan tindakan untuk mengasah
atau meningkatkan pemahaman siswa terhadap ecoliteracy dengan
memberikan sebuah tugas project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan),
dalam tugas project ini siswa akan belajar cara menanam sayuran di
pekarangan mereka dan memanfaatkan lahan secara baik.
Dengan pemberian tugas project TASARANG siswa akan lebih memahami
konsep tentang penghijauan sebuah halaman yang baik namun mempunyai
manfaat ekonomis.
Dalam project ini juga peneliti mengajak siswa untuk bisa lebih merawat
makna dari sebuah lingkungan. Selain itu project TASARANG memberikan
sebuah pemahaman kepada siswa, pada dasaranya lingkungan sekolah yang
bersih dan sehat tidak hanya di dalam kelas tetapi juga diluar kelas, seperti di
halaman.
Halaman sekolah harus di tata keindahannya, karena halaman sekolah
yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai macam penyakit sehingga
menimbulkan rasa tidak nyaman bagi semua warga sekolah. Selain itu
peneliti juga mengiginkan halaman sekolah yang bersih dan mempunyai
manfaat bagi siswanya yang akan menjadi sebuah wahana yang efektif dalam
pembentukan perilaku peduli lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan.
Selain mengajarkan kepada siswa tentang cara menanam sayuran dan
memanfaatkan lahan dengan baik, dalam project TASARANG siswa akan
diajarkan tentang cara mendaur ulang sampah atau barang-barang yang sudah
tidak terpakai, menjadi sebuah barang yang bermanfaat dan bernilai guna,
karena dalam tugas project ini siswa akan menfaatkan botol bekas sebagai
media menanam sayuran dan barang bekas lainya sebagai hiasan dari botol
agar terlihat lebih menarik dan bagus. Dari pemanfaatan barang bekas maka
siswa akan terlatih untuk sadar akan arti sebuah kebersihan lingkungan dan
bagaimana cara memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai menjadi
barang yang mempunyai nilai guna. Dengan kata lain dari tugas project
TASARANG siswa akan diberi bekal atau pemahaman tentang pengelolaan
sampah dengan cara 3R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle.
E.Instrument Penelitian
1. Lebaran Observasi
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari, lembar
observasi guru selama perencanaan dan pelaksanaan serta lembar observasi
ecoliteracy. Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui sejauh mana,
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dalam peningkatkan ecoliteracy
siswa dalam pengelolaan halaman sekolah dengan menggunakan model
pembelajaran project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada
peningkatan ecoliteracy siswa selama proses project TASARANG. Berikut
[image:36.595.125.504.120.745.2]lembar observasi guru dan siswa
Tabel 3.1 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
(GURU)
No. Aspek yang diamati Kriteria
Baik Cukup Kurang
A. Perencanaan Sebelum Pembelajaran
1 Penenuan SK/KD sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai (ecoliteracy)
2 Penyusunan RPP sesuai dengan
tujaun pembelajaran (ecoliteracy)
dan silabus
3 Meyiapkan materi pembelajaran
sesuai dengan tujuan pembelajaran
(ecoliteracy)
4 Merancang langkah-langkah
pembelajaran dalam model
pembelajaran berbasis project
5 Menyiapkan media pembelajaran
dalam model pembelajaran berbasis
project
6 Menyiapkan format penilaian dalam
model pembelajaran berbasis project
A. Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
1 Kemampuan membuka pelajaran
Pembukaan:
a. Berdoa sebelum mulai
b. Memeriksa kebersihan dan
kerapian kelas dan siswa
c. Mengecek kehadiran siswa
Apersepsi:
d. Mengemukakan tujuan
pembelajaran mengenai materi
yang berkaitan dengan
ecoliteracy
e. Memberikan motivasi mengenai
ecoliteracy
Kegiatan Inti
2 Proses pembelajaran
Eksplorasi:
a. Guru mampu menarik minat
siswa melalui materi yang
berkenaan dengan ecoliteracy
b. Guru mengfasilitasi peserta didik
untuk mengajukan pertanyaan
terkait materi yang berkenaan
dengan ecoliteracy
c. Guru mengarahkan pengetahuan
dengan realita yang sedang
terjadi di halaman sekolah
d. Guru mampu mengarahakan
pemahaman siswa ke
pembentukan sikap dan karakter
ecoliteracy
Elaborasi:
Implementasi langkah-langkah dalam pembelajaran berbasis proyek
(project Based Learning)
b. Membuat desain rencana proyek
c. Membuat jadwal
d. Memantau siswa dalam kemajuan proyek
e. Menilai siswa
Konfirmasi:
f. Refleksi
Kegiatan Penutup
3 Kemampuan menutup pembelajaran:
a. Guru dan siswa bersama-sama
membuat rangkuman dan
kesimpulan pembelajaran
b. Guru melakukan refleksi atas
kegiatan pembelajaran yang
sudah dilakukan
c. Menyampiakan informasi
mengenai materi selanjutnya
d. Penutupan pembelajaran dengan
mengucapakan salam
[image:38.595.127.502.82.500.2]Persentase (%)
Tabel 3.2 Rubrik Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
(GURU)
No
.
Aspek yang
diamati
Kriteria
Baik Cukup Kurang
Perencanaan Sebelum Pembelajaran
1
Penenuan SK/KD
sesuai dengan
tujuan
pembelajaran
yang ingin
dicapai
Dalam
penentuan
SK/KD sangat
sesuai dengan
pembelajaran
yang berbasis
Dalam
penentuan
SK/KD cukup
sesuai dengan
pembelajaran
yang berbasis
Dalam
penentuan
SK/KD kurang
sesuai dengan
pembelajaran
(ecoliteracy) ecoliteracy ecoliteracy akan tetapi terlalu dipaksakan ecoliteracy, sehingga kaitanya kurang antara SK/KD dan ecoliteracy
2 Penyusunan RPP
sesuai dengan tujuan pembelajaran (ecoliteracy) dan silabus Guru membuat RPP sesuai dengan silabus dan sesuai dengan tujuan pembelajaran dalam penelitian yaitu ecoliteracy dalam pengelolaan halaman sekolah Guru membuat RPP sesuai dengan silabus namun dalam penyusunan RPP kurang memaparkan tentang tujuan pembelajaran yaitu ecoliteracy dalam pengelolaan halaman sekolah Guru membuat RPP kurang sesuai dengan silabus dan kurang menunjukan tentan tujuan pembelajaran yaitu ecoliteracy dalam pengelolaan halaman sekolah
3 Meyiapkan materi
pembelajaran
(ecoliteracy.
halaman sekolah
4 Menyiapkan
media pembelajaran dalam model pembelajaran berbasis project Guru menyiapkan media pembelajaran sebagai contoh dalam pelaksanaan model pembelajaran project Guru menyiapkan media pembelajaran sebagai contoh dalam pelaksanaan model pembelajaran project namun
kurang dapat di
mengerti oleh siswa Guru kurang menyiapkan media pembelajaran sebagai contoh dalam pelaksanaan model pembelajaran project sehingga siswa kebingungan
5 Merancang
langkah-langkah dalam merancang model pembelajaran berbasis project Guru merencanakan langkah-langkah dalam merancang model pembelajaran project dengan
detail dan baik
Guru merencanakan langkah-langkah dalam merancang model pembelajaran project dengan kurang jelas Guru sama sekali tidak Merancang langkah-langkah dalam merancang model pembelajaran project
6 Menyiapkan
penyusunanya sangat sesuai dengan kegiatan pembelajaran project penyusunanya kurang sesuai dengan kegiatan pembelajaran project Kegiatan Pendahuluan
1 Kemampuan membuka pelajaran
Pembukaan a. Berdoa sebelum mulai pembelajaran Guru bersama-sama siswa berdoa sebelum pembelajaran di mulai. Guru berdoa sebelum pembelajaran tanpa menyuruh siswa.
Guru dan siswa
d. Mengemukaka n tujuan pembelajaran mengenai materi yang berkaitan dengan ecoliteracy Guru mengemukakan tujuan pembelajaran mengenai materi yang berkaitan dengan ecoliteracy yang akan dibahas kepada siswa Guru mengemukakan tujuan pembelajaran mengenai materi namun kurang berkaitan dengan ecoliteracy dalam pengelolaan halaman sekolah
Guru tidak sama
Kegiatan Inti
2 Proses pembelajaran
Eksplorasi: a. Guru menyajikan materi yang berkenaan dengan ecoliteracy Guru menyajikan dan menjelaskan
materi secara
jelas berkenaan dengan ecoliteracy Guru menyajikan dan menjelaskan
materi kurang
jelas berkenaan dengan ecoliteracy Guru tidak menyajikan meteri berkenaan dengan ecoliteracy
b. Guru mampu
ecoliteracy pendapat terkait dengan materi ecoliteracy dengan materi ecoliteracy pendapat terkait dengan materi ecoliteracy d. Guru mengarahkan pengetahuan dengan realita yang sedang terjadi di halaman sekolah Guru mengarahkan materi yang berkenaan tentang pemahaman ecoliteracy dengan menghubungkan realita perilaku siswa terhadap lingkungan halaman sekolahnya. Guru mengarahkan materi yang berkenaan tentang pemahaman ecoliteracy tanpa menghubungkan nya dengan realita perilaku siswa terhadap lingkungan halaman sekolahnya. Guru sama sekali tidak mengarahkan materi berkenaan tentang pemahaman ecoliteracy yang sudah dijelaskan
dengan realita di
lingkungan
e. Guru mampu
mengarahakan pemahaman siswa ke pembentukan sikap dan karakter ecoliteracy Siswa mulai dapat memhamin apa itu ecoliteracy dan pentingnya mengelola lingkungan dengan baik serta perilaku siswa menunjukan pemahaman tentang Siswa mulai dapat memhamin apa itu ecoliteracy dan pentingnya mengelola lingkungan dengan baik
serta akan tetapi
ecoliteracy tentang
ecoliteracy
Elaborasi:
Implementasi langkah-langkah dalam pembelajaran berbasis proyek
(project Based Learning)
a. Guru memulai dengan pertanyaan esensial Guru mengfasilitasi siswa untuk bertanya dan meberikan masukan mengenai project TASARANG Guru hanya menjelaskan tentang project TASARANG Guru kurang menjelaskan secara terperinci tentang project TASARANG b. Membuat desain rencana proyek Guru menjelaskan rencana project TASARANG dan membimbing siswa untuk merencanakan project TASARANG Guru menjelaskan rencana project TASARANG
akan tetapi guru
tidak membimbing siswa dalam merencankan project TASARANG Guru kurang menjelaskan rencana project TASARANG secara terperinci
dan guru tidak
membimbing siswa dalam merencankan project TASARANG c. Membuat jadwal Guru mengfasilitas siswa untuk memberi usulan jadwal penyelesaian tugas project
Guru kurang
TASARANG TASARANG tugas project TASARANG d. Memantau siswa dalam kemajuan proyek Guru memantau siswa selama pengerjaan tugas project TASARANG dan membimbing siswa dalam pengerjaanya Guru memantau siswa selama pengerjaan tugas project TASARANG akan tetapi kurang membimbing siswa dalam pengerjaanya Guru tidak memantau siswa selama pengerjaan tugas project TASARANG dan tidak membimbing siswa pula.
e. Menilai siswa Guru menilai
siswa secara
baik dan sesuai
f. Refleksi Guru memberikan refleksi dan mengfasilitasis siswa untuk berpendapat mulai dari kesulitan hingga manfaat dari tugas project TASARANG Guru memberikan refleksi selama pengerjaan project TASARANG namun kurang mengfasilitasi siswa untuk berpendapat Guru memberikan penjelasan mengenai manfaat, kesulitan dan
hal yang harus
diperbaiki
selama project
TASARANG
akan tetapi tidak
memberikan siswa kesempatan untuk berpendapat Kegiatan Penutup
3 Kemampuan menutup pembelajaran
a. Guru dan
siswa bersama-sama membuat rangkuman dan kesimpulan pembelajaran Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan keseluruhan dari materi yang telah dibahas. Guru menyimpulkan sebagian dari materi yang
telah dibahas .
dilakukan memotivasi siswa supaya lebih memiliki pemahaman lebih terhadap ecoliteracy yang telah dilakukan. c. Menyampiaka n informasi mengenai materi selanjutnya Menyampaikan informasi mengenai pembeljaran selanjutnya yang akan dibahas dan mengingatkan kepada siswa
untuk lebih bisa
mengaplikasikan perilaku kesaharianya terhadap pemahaman ecoliteracy Hanya menyampaikan informasi mengenai pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya Sama sekali tidak menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan yang akan datang d. Penutupan pembelajaran dengan mengucapakan salam
Guru dan siswa
Tabel 3.3 Lembar Observasi Peningkatan Ecoliteracy Siswa dalam Pengeolaan Halaman Sekolah melalui Model Pembelajaran
Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada Pembelajaran IPS
No Aspek yang di Observasi Kriteria Penilaian
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5
B C K B C K B C K B C K B C K
1 Mengembangkan
empati terhadap
segala bentuk
kehidupan
Siswa selalu menyiram
tanaman
Siswa peduli dengan
tanaman
Siswa sering
membersihkan tanaman
Siswa bertanggung jawab
terhadap tanaman sayur
yang mereka rawat
Siswa tidak membuang
Siswa tidak merusak
tanaman
2 Merangkul
keberlanjutan
sebagai
kebiasaan
masyarakat
Kemampuan siswa dalam
merancang tugas project
TASARANG (Tanam Sayur
Pekarangan)
Siswa bekerjasama dengan
baik dalam pembuatan
tugas project TASARANG
(Tanam Sayur
Pekarangan)
Siswa Saling bekerjasama
dalam merawat tanaman
Saling mengingatkan
ketika ada teman yang
tidak merawat tanaman
mempertanggung
jawabkan hasil dari tugas
project TASARANG
(Tanam Sayur
Pekarangan)
3 Memahami
bagaimana alam
menopang
kehidupan
Siswa menggunakan
barang bekas dalam
pembuatan pot tugas
project TASARANG
(Tanam Sayur
Pekarangan)
Kreatif dalam merangcang
pembuatan tugas project
TASARANG (Tanam Sayur
Siswa lebih bisa
memanfaatkan tanaman
sayur dengan baik
Memiliki keterampilan
dalam menata tanaman
Jumlah
Persentase (%)
Keterangan: Baik (skor 3)
Cukup (skor 2) Presentase ecoliteracy = Skor yang didapat x 100
Tabel 3.4 Rubrik Lembar Observasi Peningkatan Ecoliteracy
Siswa dalam Pengeolaan Halaman Sekolah melalui Model
Pembelajaran Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)
pada Pembelajaran IPS
No Aspek yang di Observasi Kriteria Penilaian
B C K
1 Mengembang
kan empati
terhadap
segala bentuk
kehidupan
Siswa selalu
menyiram tanaman Semua anggota kelompok selalu menyiram tanaman Hanya beberapa siswa yang selalu menyiram tanaman Hanya sebagian kecil siswa yang selalu menyiram tanaman
Siswa peduli
dengan tanaman Siswa peduli terhadap tanaman yang layu atau rusak, dengan cara menyiram, memberi pupuk kembali dan memperbaiki nya Hanya beberapa siswa yang peduli terhadap tanaman yang layu atau rusak dan siswa hanya bicara saja tanpa melakukan sebuah tindakan. Siswa acuh terhadap tanaman yang
layu atau rusak
Siswa sering
tanaman n tanaman sayur dari rumput liar dan sampah. siwa atau yang berinisiatif untuk membersihka n tanaman sayur dari rumput liar atau sampah membersihkan tanaman sayur dari rumput liar ataupun sampah Siswa bertanggung
jawab terhadap
tanaman sayur
yang mereka
rawat Siswa selalu menjaga dan merawat tanaman sayurnya dengan baik Siswa kurang menjaga dan merawat tanaman sayuran dengan baik, siswa hanya sesekali merawat tanaman sayur Siswa tidak bertanggung jawab terhadap tanaman sayur yang mereka rawat
Siswa tidak
membuang
sampah pada pot
tanaman Siswa tidak membuang sampah pada pot tanaman dan siswa membuang sampah pada tempatnya Ada beberapa siswa yang sesekali membuang sampah pada pot tanaman Siswa sering membuang sampah pada pot tanaman
Siswa tidak
sayur yang mereka rawat dan tidak merusaknya dengan sesekali mencabuti daun mencabutinya atau membuang sampah pada pot tanaman
2 Merangkul
ketahanan
sebagai
kebiasaan
masyarakat
Kemampuan
siswa dalam
merancang tugas project TASARANG Siswa mampu merancang dan menyusun tugas project dengan baik, mandiri dan kreatif secara berkelompok Siswa kuarng mampu dalam merancang dan menyusun tugas project TASARANG dengan baik, siswa kurang mandiri dan kurang kreatif. Kemampuan siswa dalam merancang tugas project TASARANG sangat kurang baik, siswa tidak mandiri dan tidak kreatif. Siswa bekerjasama
dengan baik
dalam pembuatan tugas project TASARANG Siswa sangat kompak dan bisa saling bekerja sama dengan baik dalam pembuatan tugas project TASARANG siswa kurang kompak dalam pembuatan tugas project TASARANG hanya beberapa siswa yang bekerja Siswa bekerja sendiri dalam tugas project TASARANG
Siswa Saling
bekerjasama
dalam merawat
anggota kelompoknya dalam perawatan tanaman sayur tanaman, hanya beberapa siswa dalam kelompok yang selalu merawat tanaman sayur siswa cenderung merawat tanaman sendiri-sendiri. Saling mengingatkan
ketika ada teman
yang tidak
merawat tanaman siswa selalu menasehati atau mengingatka n kepada anggota kelompoknya yang tidak merawat atau me