• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN HALAMAN SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT TASARANG (TANAM SAYUR PEKARANGAN) PADA PEMBELAJARAN IPS : penelitian tindakan kelas di kelas VII-2 SMP Negeri 16 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN HALAMAN SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT TASARANG (TANAM SAYUR PEKARANGAN) PADA PEMBELAJARAN IPS : penelitian tindakan kelas di kelas VII-2 SMP Negeri 16 Bandung."

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN

HALAMAN SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT

TASARANG (TANAM SAYUR PEKARANGAN)

PADA PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-2 SMP Negeri 16 Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh :

WILLY DESTIANDI SUKMANA

NIM. 1105471

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

“PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN

HALAMAN SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT

TASARANG (TANAM SAYUR PEKARANGAN) PADA PEMBELAJARAN

IPS” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan

tersebut, saya siap menanggung resiko atau sanksi apabila dikemudian hari

ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 8 Agustus 2015

yang membuat pernyataan,

Willy Destiandi Sukmana

(3)

WILLY DESTIANDI SUKMANA

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN HALAMAN SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT TASARANG

(TANAM SAYUR PEKARANGAN) PADA PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 16 Bandung kelas VII-2)

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014 198601 1 001

Pembimbing II

Drs. Eded Tarmedi, M.A

NIP. 19580105 198002 1 002

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan IPS

(4)

WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN HALAMAN SEKOLAH MELALUI MODEL pendidikan, karena dengan pendidikan seseorang akan belajar untuk menjadi manusia yang cerdas dan bertanggung jawab. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 16 Bandung kelas VII-2, memperlihatkan bahwa sikap ecoliteracy siswa masih rendah, sehingga perlu ditingkatkan. Kurangnya sikap ecoliteracy siswa ditunjukan dengan keadaan kelas yang kotor dan tanaman kelas yang layu, selain itu pada halaman sekolah SMP Negeri 16 Bandung kurang terawat dengan baik, padahal sebuah halaman sekolah yang baik dan terawat akan bisa menjadi sebuah wahana yang efektif dalam pembentukan sikap perilaku peduli lingkungan. Maka dari untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas VII-2, perlu adanya sebuah pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk peduli terhadap lingkungan. Pembelajaran yang dapat menerapkan pembelajaran seperti itu salah satunya adalah pembelajaran IPS, karena pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang kaya akan pendidikan nilai dan moral. Melihat permasalahan kurangnya sikap ecoliteracy di kelas VII-2, peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapakan model pembelajaran project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada pembelajaran IPS. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus Lewin menurut Elliot dan instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, wawancara, catatan lapangan, dan angket. Untuk pengolahan data dan analisis data menggunakan

(5)

WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN HALAMAN SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT TASARANG (TANAM SAYUR PEKARANGAN) PADA PEMBELAJARAN IPS

ABSTRACT

(6)

WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015

DAFTAR ISI

PERYATAAN ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II KAJIAN TEORI A. Ecoliteracy ... 10

1. Ekologi ... 10

2. Ecoliteracy ... 11

3. Ecoliteracy dalam Pengelolaan Halaman Sekolah ... 15

4. Pentingnya Ecoliteracy dalam Pembelajaran IPS ... 18

B. Model Pembelajaran Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) ... 21

(7)

WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN HALAMAN SEKOLAH MELALUI

2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Project

Based Learning ... 24

3. Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) ... 26

C. Penelitian Terdahulu ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 33

B. Desain Penelitian ... 33

1. Identifikasi Masalah ... 34

2. Memeriksa Lapangan ... 35

3. Perencanaan ... 35

4. Tindakan ... 36

5. Pengamatan ... 37

6. Refleksi ... 38

C. Metode Penelitian ... 38

D. Definisi Oprasional ... 39

1. Ecoliteracy ... 39

2. Project TARSANG (Tanam Sayur Pekarangan) ... 40

E. Instrument Penelitian ... 41

1. Lembar Observasi ... 41

2. Wawancara ... 64

3. Catatan Lapangan ... 64

4. Angket ... 64

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 73

1. Kualitatif ... 73

a. Pengumpulan, Kodifikasi, dan Kategorisasi Data ... 73

b. Validasi Data ... 74

c. Interpretasi ... 74

2. Kuantitatif ... 74

(8)

WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015

b. Rumus Pengolahan data Lembar Observasi Ecoliteracy

Siswa dalam Pengelolaan Halaman Sekolah ... 75

c. Rumus Pengolahan Data Angket ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian ... 77

1. Deskripsi Profil Sekolah ... 77

2. Deskripsi Profil Guru Mitra ... 79

3. Deskripsi Kelas Penelitian ... 80

B. Paparan Data Awal Penelitian ... 80

C. Deskripsi Pembelajaran Siklus 1 ... 81

1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus 1 ... 81

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 ... 84

a. Tindakan ke-1 ... 84

b. Tindakan ke-2 ... 92

c. Tindakan ke-3 ... 97

d. Tindakan ke-4 ... 98

3. Observasi Siklus 1 ... 102

4. Deskripsi Hasil LKS Siklus 1 ... 114

5. Deskripsi Data Angket Siklus 1 ... 117

6. Analisis dan Refleksi Siklus 1 ... 123

7. Revisi Perencanaan ... 125

D. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus 2 ... 125

1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus 2 ... 126

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 ... 128

a. Tindakan ke-1 ... 128

b. Tindakan ke-2 ... 133

c. Tindakan ke-3 ... 136

d. Tindakan ke -4 ... 140

(9)

WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN HALAMAN SEKOLAH MELALUI

4. Deskripsi Hasil LKS Siklus 2 ... 155

5. Deskripsi Data Angket Siklus 2 ... 157

6. Analisis dan Refleksi Siklus 2 ... 164

7. Revisi Perencanaan ... 166

E. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus 3 ... 167

1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus 3 ... 167

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus 3 ... 169

a. Tindakan ke-1 ... 169

b. Tindakan ke-2 ... 173

c. Tindakan ke-3 ... 178

d. Tindakan ke-4 ... 182

3. Observasi Siklus 3 ... 184

4. Deskripsi Hasil LKS Siklus 3 ... 197

5. Deskripsi Data Angket Siklus 3 ... 199

6. Analisis dan Refleksi Siklus 3 ... 206

F. Hasil Wawancara ... 207

1. Wawancara Guru ... 208

2. Wawancara Siswa ... 208,

G. Paparan Hasil Lembar Observasi Peningkatan Ecoliteracy Siswa dalam Pengelolaan Halaman Sekolah Melalui Model Pembelajaran Project TASARANG (tanam sayur pekarangan) Pada Pembelajaran IPS dari Siklus 1, 2, dan 3 ... 209

H. Paparan Data Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) dari Siklus 1, 2, dan 3 ... 214

I. Paparan Hasil Data Angket dari Siklus 1, 2, dan 3 ... 216

1. Hasil Data Angket Mengembangkan Empati Terhadap Segala Bentuk Kehidupan ... 217

2. Hasil Data Angket Merangkul Ketahanan Sebagai Kebiasaan Masyarakat ... 218

(10)

WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015

4. Hasil Data Angket Mengantisipasi Konsekuensi yang Tidak di

Harapkan ... 221

5. Hasil Data Angket Memahami Bagaimana Alam Menopang

Kehidupan ... 223

J. Analisis Hasil Penelitian ... 225

1. Perencanaan Pembelajaran untuk Peningkatkan Ecoliteracy

Siswa dalam Pengelolaan Halaman Sekolah melalui Model

Pembelajaran Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)

pada Pembelajaran IPS ... 225

2. Menerapkan Pembelajaran untuk Peningkatkan Ecoliteracy

Siswa dalam Pengelolaan Halaman Sekolah melalui Model

Pembelajaran Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)

pada Pembelajaran IPS ... 229

3. Merefleksi Kendala-Kendala dalam Peningkatkan Ecoliteracy

Siswa dalam Pengelolaan Halaman Sekolah melalui Model

Pembelajaran Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)

pada Pembelajaran IPS ... 231

4. Peningkatkan Ecoliteracy Siswa dalam Pengelolaan Halaman

Sekolah Setelah Diterapkanya Model Pembelajaran Project

TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada Pembelajaran IPS

... 233

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 238

B. Saran ... 241

DAFTAR PUSTAKA ... xviii

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN HALAMAN SEKOLAH MELALUI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 42

Tabel 3.2 Rubrik Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran... 44

Tabel 3.3 Lembar Observasi Peningkatan Ecoliteracy dalam Pengelolaan Halaman Sekolah melalui Model Pembelajaran Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) ... 55

Tabel 3.4 Rubrik Lembar Observasi Peningkatan Ecoliteracy dalam Pengelolaan Halaman Sekolah melalui Model Pembelajaran Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) ... 59

Tabel 3.5 Angket Prilaku Ecoliteracy Siswa ... 65

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrument ... 68

Tabel 3.7 Skala Presentase Perencanaan Pembelajaran ... 75

Tabel 3.8 Skala Presentase Peningkatan Ecoliteracy Siswa dalam Pengelolaan Halaman Sekolah ... 76

Tabel 4.1 Daftar Kelompok (Siklus 1) ... 90

(12)

WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015

Tabel 4.3 Lembar Observasi Peningkatan Ecoliteracy dalam Pengelolaan

Halaman Sekolah melalui Model Pembelajaran Project

TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) (Siklus 1) ... 108

Tabel 4.4 Hasil LKS Siklus 1 ... 115

Tabel 4.5 Tabel Data Angket Siswa “Menggembangkan Empati Terhadap

Segala Bentuk Kehidupan” (Siklus 1) ... 117

Tabel 4.6 Tabel Data Angket Siswa “Merangkul Ketahanan Sebagai

Kebiasaan Masyarakat” (Siklus 1) ... 118

Tabel 4.7 Tabel Data Angket Siswa “ Membuat yang Tidak Tampak

Menjadi Terlihat” (Siklus 1) ... 119

Tabel 4.8 Data Angket Siswa “Mengatisipasi konsekuensi yang Tidak

Diharapkan” (Siklus 1) ... 120

Tabel 4.9 Data Angket Siswa “Memahami Bagaimana Alam Menopan

Kehidupan” (Siklus 1) ... 122

Tabel 4.10 Daftar Kelompok (Siklus 2) ... 131

Tabel 4.11 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 2) ... 143

Tabel 4.12 Lembar Observasi Peningkatan Ecoliteracy dalam Pengelolaan

Halaman Sekolah melalui Model Pembelajaran Project

TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) (Siklus 2) ... 149

Tabel 4.13 Hasil LKS Siklus 2 ... 156

Tabel 4.14 Tabel Data Angket Siswa “Menggembangkan Empati Terhadap

Segala Bentuk Kehidupan” (Siklus 2) ... 158

Tabel 4.15 Tabel Data Angket Siswa “Merangkul Ketahanan Sebagai

(13)

WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN HALAMAN SEKOLAH MELALUI Tabel 4.16 Tabel Data Angket Siswa “ Membuat yang Tidak Tampak

Menjadi Terlihat” (Siklus 2) ... 160

Tabel 4.17 Data Angket Siswa “Mengatisipasi konsekuensi yang Tidak

Diharapkan” (Siklus 2) ... 161

Tabel 4.18 Data Angket Siswa “Memahami Bagaimana Alam Menopan

Kehidupan” (Siklus 2) ... 163

Tabel 4.19 Daftar Kelompok (Siklus 3) ... 172

Tabel 4.20 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus 3) ... 184

Tabel 4.21 Lembar Observasi Peningkatan Ecoliteracy dalam Pengelolaan

Halaman Sekolah melalui Model Pembelajaran Project

TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) (Siklus 3) ... 189

Tabel 4.22 Hasil LKS Siklus 3 ... 197

Tabel 4.23 Tabel Data Angket Siswa “Menggembangkan Empati Terhadap

Segala Bentuk Kehidupan” (Siklus 3) ... 199

Tabel 4.24 Tabel Data Angket Siswa “Merangkul Ketahanan Sebagai

Kebiasaan Masyarakat” (Siklus 3) ... 201

Tabel 4.25 Tabel Data Angket Siswa “ Membuat yang Tidak Tampak

Menjadi Terlihat” (Siklus 3) ... 202

Tabel 4.26 Data Angket Siswa “Mengatisipasi konsekuensi yang Tidak

Diharapkan” (Siklus 3) ... 203

Tabel 4.27 Data Angket Siswa “Memahami Bagaimana Alam Menopan

(14)

WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Langkah Langkah-Langkah Model Siklus Lewin Menurut

Elliot ... 34

Gambar 4.1 Foto Peneliti dan Guru Mitra ... 79

Gambar 4.2 Kelas VII-2 ... 80

Gambar 4.3 Proses Pembelajaran dalam Pemberian Pemahaman Ecoliteracy dalam Pengelolaan Halaman Sekolah (Siklus 1) ... 86

Gambar 4.4 Proses Pembuatan Pot Tanaman Sayur (Siklus 1) ... 95

Gambar 4.5 Proses Penanaman Tanaman Sayur (Siklus 1) ... 96

Gambar 4.6 Proses Perawatan Tanaman Sayur (Siklus 1) ... 97

Gambar 4.7 Pelaksanaan Presentasi Project TASARANG (Siklus 1) ... 99

Gambar 4.8 Proses Pembelajaran dalam Pemberian Pemahaman Ecoliteracy dalam Pengelolaan Halaman Sekolah (Siklus 2) ... 129

(15)

WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA DALAM PENGELOLAAN HALAMAN SEKOLAH MELALUI

Gambar 4.10 Proses Penanaman Tanaman Sayur (Siklus 2) ... 135

Gambar 4.11 Proses Perawatan Tanaman Sayur ... 137

Gambar 4.12 Kegiatan Memanen Sayur ... 138

Gambar 4.13 Pelaksanaan Presentasi Project TASARANG (Siklus 2) ... 141

Gambar 4.14 Proses Pembelajaran dalam Pemberian Pemahaman Ecoliteracy dalam Pengelolaan Halaman Sekolah (Siklus 3) ... 170

Gambar 4.15 Proses Penanaman Tanaman Sayur (Siklus 3) ... 174

Gambar 4.16 Pemasangan Talang Air pada Dinding Sekolah (Siklus 3) ... 176

Gambar 4.17 Pembagian Bibit Tanaman Sayur (Siklus 3) ... 177

Gambar 4.18 Proses Perawatan Tanaman Sayur (Siklus 3) ... 179

Gambar 4.19 Pelaksanaan Presentasi Project TASARANG (Siklus 3) ... 183

Gambar 4.20 Grafik Hasil Lembar Observasi Siswa ... 210

Gambar 4.21 Grafik Hasil Lembar Observasi Siswa ... 212

Gambar 4.22 Grafik Nilai Rata-Rata LKS ... 215

Gambar 4.23 Grafik Hasil Angket Mengembangkan Empati Terhadap Segala Bentuk Kehidupan ... 217

Gambar 4.24 Grafik Hasil Angket Merangkul Ketahanan Sebagai Kebiasaan Masyarakat ... 219

Gambar 4.25 Grafik Hasil Angket Membuat yang Tidak Terlihat Menjadi Terlihat ... 220

(16)

WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015

Gambar 4.27 Grafik Hasil Angket Mengantisipasi Konsekuensi yang

Tidak di Harapkan ... 223

Gambar 4.28 Grafik Hasil Angket Memahami Bagaimana Alam

Menopang Kehidupan ... 224

Gambar 4.29 Grafik Hasil Lembar Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 227

Gambar 4.30 Grafik Hasil Lembar Observasi Siswa ... 230

Gambar 3.31 Grafik Hasil Lembar Observasi Ecoliteracy Dalam

Pengelolaan Halaman Sekolah ... 235

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 2 Penilaian Lembar Observasi

Lampiran 3 Hasil LKS (Lembar Kerja Siswa) dan Angket

Lampiran 4 Catatan Lapangan

Lampiran 5 Hasil Wawancara

Lampiran 6 Buku Kegiatan Bimbingan

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian

(17)

WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015

A.Latar Belakang

Lingkungan sekolah adalah lingkungan kehidupan sehari-hari siswa.

Lingkungan sekolah yang bersih dan sehat tidak hanya di dalam kelas tetapi juga

di luar kelas, contohnya seperti di halaman sekolah. Halaman sekolah selain ditata

keindahannya, juga perlu memerhatikan persyaratan kesehatan. Halaman sekolah

yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai penyakit ataupun bebauan yang

menimbulkan rasa tidak nyaman bagi semua warga sekolah. Jika lingkungan

sekolah dapat ditata dan dikelola dengan baik, maka akan menjadi wahana efektif

sebagai pembentukan sikap perilaku peduli lingkungan. Hal ini merupakan salah

satu aspek tentang pemahaman ecological literacy atau ecoliteracy.

Menurut Capra (2012) dalam bukunya yang berjudul Jaring-Jaring Kehidupan

menyatakan bahwa

Pada akhir abad ke-20, masyarakat dunia dihadapkan pada serangkaian masalah global yang membahayakan masa depan planet bumi. Ancaman ini sangat mengejutkan karena terjadi dalam waktu yang singkat serta tidak dapat dikembalikan pada wujud semula (irreversible). Isu utama dan dominan adalah masalah lingkungan hidup. Kekhawatiran itu mesti ditanggapi dengan kerja keras dan pemikiran yang komprehensif, sistematik dan berdimensi futuristik. Dari sebab itu, tidak hanya menyangkut hajat hidup manusia sekarang, tetapi juga berkenaan dengan generasi mendatang (hlm. 11-12).

Dari pemaparan Capra ini di atas dapat disimpulkan bahwa dimasa mendatang

dunia akan dihadapkan pada permasalahan lingkungan yang mengancam

kehidupan di bumi. Permasalahan lingkungan diakibatkan oleh kurangnya

pemahaman dan kesadaran akan lingkungan yang harus selalu kita jaga dengan

baik untuk keberlangsung umat manusia dan generasi yang akan datang.

Penelitian ini berawal dari observasi yang dilakukan peneliti di lapangan,

tepatnya di SMPN 16 Bandung. SMPN 16 Bandung secara geografis terletak di

Jalan P.H.H Mustofa No 53 Kota Bandung. SMPN 16 Bandung ini merupakan

(18)

yang mewujudkan sekolah berwawasan lilngkungan dan peduli lingkungan.

Program adiwiyata adalah tempat yang baik dan ideal bagi warga sekolah untuk

memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta perilaku yang

dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan dalam kehidupan

untuk menuju kepada pembangunan berkelanjutan. Namun program adiwiyata di

SMPN 16 ini belum sepenuhnya dapat direalisasikan oleh pihak sekolah. Hal ini

terlihat dari masih kurangnya tempat sampah disetiap kelas, serta kurangnya

kesadaran dari para siswa untuk mempisahkan antara sampah organik dan

non-organik.

Selain itu di SMPN 16 juga tidak mempunyai halaman sekolah yang memadai

sesuai dengan program adiwiyata yang ideal. Meskipun ada upaya dari pihak

sekolah untuk memperbanyak pot tanaman untuk mengatasi permasalahan

halaman yang sempit, tetapi upaya dari pihak sekolah tersebut tidak didukung

oleh para siswa. Hal ini terlihat dari banyaknya sampah, dedaunan yang layu dan

tanaman yang mati karena tidak dirawat dengan baik. Padahal di sekitar pot-pot

itu terdapat slogan yang bertuliskan “Rawatlah kami” atau “Jangan rusak kami”

serta gambar-gambar tentang lingkungan yang bersih.

Para siswa beranggapan merawat dan menjaga tanaman adalah tanggung jawab

sekolah. Hal ini terlihat di ruangan kelas VII-2, yang ruang kelasnya cukup

bersih dan cukup kondusif bagi terjadinya proses pembelajaran, akan tetapi

kondisi pot bunga yang ada di kelas terlihat mengkhawatirkan. Tanaman yang

terdapat dalam pot tersebut sudah layu dan terlihat jarang sekali dirawat serta

terdapat sampah di dalam pot tanaman tersebut. Hal ini sama seperti keadaan pada

pot tanaman yang ada di luar kelas. Selain itu siswa kelas VII-2 pun tidak peduli

untuk memilah sampah yang mereka buang apakah organik atau anorganik,

padahal tempat sampah untuk kedua jenis sampah tersebut sudah disediakan pihak

sekolah. Kemudian isi tempat sampahpun kebanyakan berisi kertas-kertas yang

disobek, plastik, dan botol-botol minuman.

Dari masalah-masalah tentang lingkungan yang ada di kelas VII-2 dan

(19)

dari siswa itu masih kurang peduli dan kurang bertanggung jawab dalam menjaga

lingkunganya dan terlebih lagi kurang rasa cinta terhadap lingkunganya. hal ini

merupakan salah satu indikator dari ecoliteracy. Permasalahan yang terjadi

dikelas VII-2 SMPN 16 Bandung menandakan masih kurang di tanamankanya

pemahaman terhadap ecological literacy atau ecoliteracy dalam diri siswa

khususnya dalam pengelolaan halaman sekolah.

Ecoliteracy merupakan sebuah pradigma baru yang dipopulerkan oleh Fritjof

Capra dalam dunia pendidikan. Ecoliteracy bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran ekologis masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan. Ecoliteracy

berupaya memperkenalkan dan memperbaharui pemahaman masyarakat akan

pentingnya kesadaran ekologis global, guna menciptakan keseimbangan antara

kebutuhan masyarakat dan kesanggupan bumi untuk menopangnya. Ecoliteracy

menekankan kepada pemberian pemahaman dalam bidang pendidikan, terutama

untuk siswa terhadap pemahaman kognitif yang memadai tentang hakikat dan

prinsip-prinsip ekologi agar lebih bertanggung jawab terhadap alam untuk

pembangunan berkelanjutan. Dalam pembelajarn IPS siswa dituntut untuk lebih

kritis terhadap lingkunganya. Menurut Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006

tujuan mata pelajaran IPS di SMP adalah

1. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungannya;

2. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial;

3. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan;

4. memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Ruang lingkup pembelajaran IPS di SMP (Pusat Kurikulum Kemendiknas,

2010) meliputi aspek sebagai berikut

1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan

(20)

3. Sistem Sosial dan Budaya

4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan (hlm 96).

Dari pemaparan tujuan pembelajaran IPS dan ruang lingkupnya bisa ditarik

sebuah kesimpulan bahwa, pada dasarnya pembelajaran IPS itu sebagai awal

proses menuju kedewasaan, keberhasilan dalam kehidupan di bermasyarakat dan

peka terhadap masalah-masalah yang ada disekitarnya baik itu lingkungan sosial

ataupun lingkungan alam. Hal ini dijelaskan juga dalam karakteristik

pembelajaran IPS menurut Mulyana (dalam Rudy, 2011)

Ilmu Pengetahuan social (IPS) merupakan bidang kajian yang pontesial bagi pengembangan tugas-tugas pembelajaran yang kaya akan nilai. Karakteristik ilmu yang erat kaitanya dengan kehidupan manusia dan banyak membahas tentang bagaimana manusia dapat menjalin hubungan harmonis dengan sesama, lingkungan dan tuhan, membuat dua bidang kajian ini sangat kaya denga sikap, nilai, moral, etika dan perilaku (hlm. 23).

Dari penjelasan di atas, bahwasanya pembelajaran IPS merupakan

pembelajaran yang kaya akan nilai-nilai kehidupan manusia tentang cara manusia

berinteraksi dengan sesama, Tuhan, dan lingkungan secara harmonis. Interaksi

antara manusia dan lingkungan haruslah berjalan harmonis, seperti apa yang

dipaparkan oleh Soejiran (dalam Arianto, 1988, hlm. 15) menjelaskan bahwa

“Manusia berinteraksi dengan lingkunganya. Manusia mempengaruhi lingkungan

hidupnya, manusia berusaha memanfaatkan sumber-sumber alam yang ada

dengan serta pengelolaan yang baik”.

Pembelajaran IPS sangatlah kaya akan nilai-nilai etika dan moral yang dapat

dijadikan dasar dan landasan bagi seseorang dalam cara berpikir, bersikap, dan

berperilaku.

Dalam pendidikan nilai menurut Kevin Ryan dan Thomas Lickona (dalam

Fitriani, hlm.16) membuat tulisan yang berjudul Character Devlopment: The

Challenge And The Model mengemukakan bahwa “pendidikan nilai menggunakan

tiga tahap interaksi, yaitu moral knowing, moral feeling dan moral action”.

Berdasarkan kasus SMPN 16 Bandung khususnya di kelas VII-2 dari

(21)

ingin meningkatkan pemahaman ecoliteracy siswa dalam pengelolaan halaman

sekolah, menggunakan pendekatan pendidikan nilai yaitu moral knowing, moral

feeling, dan moral action, sehingga digunakan model pembelajaran berbasis

project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada pembelajaran IPS sebagai

pembelajaran yang mencakup ketiga aspek tersebut.

Model pembelajaran Project based learning merupakan model pembelajaran

yang berbasis proyek. Siswa akan diberi tugas untuk menghasilkan produk atau

proyek yang nyata. Menurut Bern Ericson (dalam Komalasari, 2010) mengaskan

bahwa

Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan model pembelajaran yang memusatkan pada prinsip dan konsep utama suatu disiplin, melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dan tugas penuh makna lainya, mendorong siswa untuk bekerja mandiri membangun pembelajaran dan pada akhirnya mengahasilkan karya nyata (hlm. 70).

Sedangkan TASARANG merupakan sebuah gagasan yang peneliti buat.

TASARANG ini adalah sebuah konsep tentang bagaimana cara memanfaatkan

sebuah lahan yang kecil atau sempit, agar dikelola dengan baik dan dapat

bermanfaat yaitu dengan ditanami sayur-sayuran. Sehingga nantinya dalam

project ini siswa akan menanam sayuran di lingkungan sekolah mereka.

Project TASARANG mencangkup ketiga aspek dalam pendidikan nilai. Pada

tahap moral knowing, siswa akan dibekali dengan pemahaman tentang ecoliteracy

yang nantinya siswa dapat berpikir secara kritis dalam menangapi permasalahan

lingkungan sekolahnya, terlebih lagi dalam permasalahan pengelolaan halaman

sekolah. Lalu dalam moral feeling siswa akan diajari bagaimana cara merawat

tanaman dengan baik, lalu rasanya memilki sebuah lingkungan yang hijau yang

dapat bermanfaat bagi pihak sekolah. Dari pemberian moral feeling ini siswa

dapat memilki perilaku yang sesuai dengan ecoliteracy. Kemudian yang terkahir

adalah pelaksanaan project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) yaitu

menanam sayuran serta merawatnya agar tumbuh dengan baik yang merupakan

(22)

Selain itu tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah tentang

kurangnya pemahaman ecoliteracy siswa terhadap halaman sekolah, peneliti juga

akan melakukan project TASARANG dengan cara menerapkan konsep 3R (reduce,

reuse, dan recycle). Konsep 3R ini merupakan konsep tentang pengelolaan

sampah. Pengelolaan sampah 3R ini akan menjadi wadah siswa dalam pembuatan

project TASARANG, yaitu dengan menggunakan barang-barang yang sudah tidak

terpakai sebagai media dalam menanam sayuran.

Konsep 3R ini terlahir dari masalah sosial akibat kegelisahan masyarakat akan

rusaknya lingkungan alam atau tempat tinggal dari manusia itu sendiri, akibat dari

aktivitas manusia. Kerusakan alam atau lingkungan ini merupakan sebuah realita

atau gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat, bahwa masyarakat atau

individu masih memiliki kekurangn akan kesadaraan atau rasa kepedulian

terhadap lingkunganya. Contoh dari pada kurangnya pemaham konsep 3R ini bisa

dilihat dari rusaknya hutan akibat exploitasi, untuk memenuhi kebutuhan manusia

yang terus meningkat akibat dari perilaku konsumtif dan menumpuknya

sampah-sampah yang sulit terurai akibat dari kurangnya pemikiran kreatif untuk

memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai. Pada UU No. 18 tahun 2008

yang berisi tentang

Pengelolaan Sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya melalui penerapan sistem Reuse, Reduce, dan Recycle (3R). Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.

Dalam penerapan konsep 3R ini siswa akan diberikan sebuah pemahaman

untuk menumbuhkan sikap kepedulian terhadap lingkungan, menumbuhkan

kepekaan terhadap apa yang terjadi sekelilingnya, sikap hidup berhemat, merubah

pola hidup konsumtif, berpikir kreatif, dan berpikir kritis. Pola pemikiran dari

konsep 3R inilah yang harus ditanamkan dan sudah dipahami sejak dini dalam diri

(23)

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan

judul “Peingkatan Ecoliteracy dalam Pengelolaan Halaman Sekolah Melalui Model Pembelajaran Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada

Pembelajaran IPS di VII-2 SMPN 16 Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan kepada latar belakang diatas yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka peneliti merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut

1. Bagaimana guru merencanakan pembelajaran untuk peningkatan

ecoliteracy siswa dalam pengelolaan halaman sekolah melalui model

pembelajaran project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada

pembelajaran IPS?

2. Bagaimana guru melaksanakan pembelajaran untuk peningkatan

ecoliteracy siswa dalam pengelolaan halaman sekolah melalui model

pembelajaran project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada

pembelajaran IPS?

3. Bagaimana guru merefleksi pembelajaran untuk peningkatan ecoliteracy

siswa dalam pengelolaan halaman sekolah melalui model pembelajaran

project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada pembelajaran IPS?

4. Bagaimana peningkatan ecoliteracy siswa setelah menggunakan model

pembelajaran project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada

pembelajaran IPS?

C.Tujuan Penelitian

Setelah mengetahui rumusan masalah, maka peneliti merumuskan tujuan

umum dalam penelitian ini, yaitu untuk peningkatkan ecoliteracy siswa dalam

pengelolaan halaman sekolah dengan menggunakan model pembelajaran project

TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada pembelajaran IPS. Untuk lebih

memperjelas tujuan umum dalam penelitian ini, maka peneliti membuat tujuan

(24)

1. Untuk mengetahui rancangan dalam pembelajaran untuk peningkatan

ecoliteracy siswa dalam pengelolaan halaman sekolah melalui model

pembelajaran project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada

pembelajaran IPS

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran untuk peningkatan

ecoliteracy siswa dalam pengelolaan halaman sekolah melalui model

pembelajaran project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada

pembelajaran IPS

3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru serta cara

mengatasi kendala tersebut dalam pembelajaran untuk peningkatan

ecoliteracy siswa dalam pengelolaan halaman sekolah melalui model

pembelajaran project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada

pembelajaran IPS

4. Untuk mengetahui peningkatan ecoliteracy siswa dalam pengelolaan

halaman sekolah setelah diterapkanya model pembelajaran project

TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat salah satunya yakni

perbaikan dalam peningkatkan ecoliteracy siswa dalam pengelolaan halaman

sekolah pada pembelajaran IPS di jenjang SMP, disamping itu manfaat lainya

diperuntukan sebagai berikut:

1. Bagi Siswa, diharapakan bisa bermanfaat dalam peningkatan pemahaman

siswa terhadap ecoliteracy. Sehingga siswa mempunyai pemahaman dalam

menjaga dan memanfaatkan lingkunganya dengan baik untuk

pembangunan yang berkelanjutan.

2. Bagi Guru, diharapakan bisa bermanfaat dalam masukan untuk

peningkatan ecoliteracy siswa, yang dapat membantu guru dalam

memecahkan masalah mengenai kurangnya pemahaman siswa tentang

ecoliteracy. Serta untuk meningkatkan kualitas guru agar menjadi guru

yang profesional dengan menambah wawasan guru IPS dalam

(25)

3. Bagi Sekolah, diharapkan penelitian ini bisa bermanfaat sebagai masukan

dalam menyusun program peningkatan kualitas sekolah khusunya dalam

lingkungan sekolah.

4. Bagi Peniliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti

selanjutnya sebagai salah satu bahan refrensi, acuan atau pedoman dan

menambah wawasan untuk melakukan penelitian dengan masalah yang

serupa di masa yang akan datang. Selain itu penelitian ini juga diharapkan

dapat dijadikan sebagai pengalaman dan pelajaran yang bermanfaat

sebagai calon guru IPS.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bab I merupakan bahasan mengenai pendahuluan, bagian awal dari penulisan

skripsi. Dalam bagian pendahuluan dipaparkan mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan dalam skripsi.

Bab II memaparkan mengenai kajian pustaka yang berhubungan dengan

permasalahan yang diambil dan rumusan masalah yang dibahas. Kajian pustaka

yang penulis kaji yaitu mengenai ecoliteracy beserta ruang lingkupnya, model

pembelajaran project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada mata pelajaran

IPS. Adapun teori-teori yang digunakan berdasarkan hasil penelitian dan

pengamatan dari para ahli serta peneliti yang telah melakukan penelitian lebih

dulu mengenai masalah yang sama.

Bab III membahas mengenai metode penelitian yang berisi mengenai lokasi dan

subjek penelitian, metode penelitian, desain penelitian, tahapan penelitian,

instrument penelitian, teknik pengolahan data dan teknik analisis data yang akan

dilakukan peneliti.

Bab IV membahas tentang hasil penelitian dan analisis data dari hasil

pelaksanaan yang dilakukan peneliti dari fakta-fakta yang ditemukan dilapangan

(26)

Bab V membahas mengenai penutup yang dilakukan sekaligus menjawab

rumusan masalah secara singkat dan saran utuk pihak-pihak terkait untuk

(27)

WILLY DESTIANDI SUKMANA, 2015

Dalam bab ini penulis akan menjabarkan mengenai metode penelitian yang

digunakan oleh peneliti, yang berisi mengenai lokasi dan subjek penelitian,

metode penelitian, desain penelitian, tahapan penelitian, instrument penelitian,

teknik pengolahan data dan teknik analisis data yang akan dilakukan peneliti

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 16 Bandung.

SMP Negeri 16 Bandung beralamat di JL.P.H.H Mustofa No. 53 Bandung.

Penelitian memilih SMP ini karena SMP ini merupakan sekolah tempat peneliti

melaksanakan PPL. Selain itu SMP Negeri 16 Bandung merupakan sekolah yang

menjalankan program adiwiyata, namun program tersebut belum berjalan dengan

optimal, sehingga ada keinginan dari peneliti untuk membantu pihak sekolah

dalam menjalakan program adiwiyata.

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-2 ini

berjumlah 36 siswa, yang terdiri atas 18 orang laki-laki dan 18 orang perempuan.

B.Desain Penelitian

Desain penelitian tindakan kelas ini menggunakan model siklus Lewin

(28)

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Model Siklus Lewin Menurut Elliot

(Sumber: Wiraatmadja, 2005, hlm. 64)

Dalam model siklus Lewin menurut Elliot, memilki langkah-langkah dalam

melakukan penelitian tindakan kelas yaitu dengan melakukan, identifikasi

masalah, memerikasa lapangan (reconnaissance), perencanaan, tindakan (act),

observasi, dan refleksi. Menurut Wiriaatmadja (2005, hlm. 66) “Bentuk dari

model digambarkan dalam alur-alur tahap penelitian, namun demikian tetap

berada dalam pembagian siklus yang bergerak dalam spiral.

Adapun langkah-langkah penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini, yaitu

sebagai berikut

(29)

Dalam penelitian ini, peneliti ingin meningkatkan pemahaman siswa

tentang ecoliteracy dalam pembelajaran IPS dan hal ini menjadi suatu

tindakan pemecahan masalah yang ada di kelas VII-2 SMP Negeri 16

Bandung.

Permasalahan yang ditemukan yaitu bahwa siswa kurang memliki

pemahaman tentang ecoliteracy, dari kurangnya kepedulian siswa dalam

merawat halaman sekolah. Maka dari itu peneliti ingin meningkatkan

ecoliteracy siswa melalui tugas project TASARANG (Tanam Sayur

Pekarangan) dalam pembelajaran IPS. Penelitian dilakukan agar siswa

memiliki kemampuan dalam menjaga dan merawat lingkunganya dengan baik

untuk pembangunan berkelanjutan.

2. Memeriksa di Lapangan (Reconnaisance)

Reconnaisance merupakan pemahaman mengenai situasi yang yang terjadi

di kelas dan lingkungan sekolah. Langkah Reconnaisance diperlukan untuk

mengetahui informasi mengenai kondisi lapangan (kelas), sehingga peneliti

dapat menentukan cara yang tepat untuk mengubah maupun memperbaiki

permasalahan yang ada dikelas.

Dalam penelitian ini peneliti telah melakukan reconnaisance dalam pra

observasi di kelas VII-2 SMP Negeri 16 Bandung. Permasalahan yang

menjadi fokus adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang

ecoliteracy di dalam pembelajaran IPS. Melalui model pembelajaran project

TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) yang dipilih untuk mengatasi

permasalahan tentang kurangnya pemahaman siswa terhadap ecoliteracy

dalam pengelolaan halaman sekolah.

3. Perencanaan

Rencana merupakan salah satu dari serangkaian tindakan terencana di

dalam penelitian ini, yang ditunjukan untuk memecahkan permasalahan yang

terjadi dalam kelas.

Dalam tahap ini peneliti menyusun serangkaian rencana kegiatan untuk

meningkatkan pemahaman siswa terhadap ecoliteracy. Pada perancanaan ini

peneliti akan menyusun perancanaan bersama guru mitra, hal ini dilakukan

(30)

ditemukan di kelas. Pada penelitian ini rencana yang disusun adalah sebagai

berikut

a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian

b. Melakukan observasi pra penelitian terhadap kelas yang akan

diguanakan untuk penelitian

c. Meminta kesedian guru mitra dalam mendukung pelaksanaan penelitian

d. Menyusun jadwal berikut waktu penelitian bersama guru mitra

e. Menentukan SK/KD sesuai dengan tujuan Pembelajaran yang ingin di

capai (ecoliteracy)

f. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

g. Menyiapkan materi pembelajaran

h. Menyusun langkah-langkah dalam model pembelajaran project

TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)

i. Menyiapkan media pembelajaran dalam model pembelajaran project

TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)

j. Menyusun Instrument yang digunakan dalam penelitian

k. Mempersiapkan instrument penilaian berupa lembar penilaian

kelompok dalam penilaian ketercapaian ecoliteracy melalui tugas

project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)

l. Melakukan diskusi yang akan dilakukan oleh peneliti dengan guru mitra

m. Membuat rencana perbaikan sebagai tindak lanjut yang akan dilakukan

peneliti dan guru mitra

n. Pengolahan data dari hasil yang telah diperoleh dari penelitian.

4. Tindakan (act)

Langkah selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah tindakan atau

pelaksanaan. Jika perumusan masalah telah dirumuskan sebelumnya

merupakan perecanaan yang cukup matang maka proses tindakan tidak

semata-mata merupakan pelaksanaan, dengan kata lain tindakan dalam

penelitian tindakan ini merupakan praktis yang terencana. Tindakan yang

dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun

(31)

b. Melaksanakan penelitian sesuai dengan RPP yang telah disusun

c. Memberikan siswa pemahaman tentang ecoliteracy dalam proses

pembelajaran

d. Menerapkan tugas project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan),

yang terdiri dari pelaksnaan penanaman, perawatan / panen dan

pertanggung jawaban project dengan presentasi sebagai upaya

peningakatan ecoliteracy siswa dalam pengelolaan halaman sekolah

e. Melakukan penilaian tugas project TASARANG (Tanam Sayur

Pekarangan) dalam pembelajaran IPS secara teliti

f. Melakukan diskusi balikan dengan mitra peneliti atas kekurangan

dalam menerapkan tugas project TASARANG (Tanam Sayur

Pekarangan) dalam pembelajaran IPS

g. Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut siklus selanjutnya

h. Melakukan pengolahan data.

5. Pengamatan (observe)

Dalam tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan

dengan dilaksanakanya tindakan. Dalam pengamatan ini, peneliti melakukan

pencatatan-pencatatan sesuai dengan instrument yang telah disiapkan, juga

mencatat gagasan-gagasan dan kesan-kesan serta kendala-kendala siswa

dalam proses pembelajaran pada setiap tindakan. Untuk mendapatkan data

yang lebih rinci dan obyektif, pada pengamatan ini peneliti melakukan

a. Pengamatan pembelajaran dan keadaan kelas VII-2 yang sedang di

teliti

b. Mengamati interaksi selama proses penelitian berlangsung

c. Mengamati respon siswa terhadap proses pembelajaran

d. Pengamatan terhadap project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)

e. Pengamatan terhadap perkembangan ecoliteracy siswa dengan

mengamati project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)

f. Pengamatan terhadap efektivitas project TASARANG (Tanam Sayur

Pekarangan) untuk peningkatan ecoliteracy siswa dalam pengelolaan

(32)

6. Refleksi

Pada tahap refleksi ini peneliti beserta guru mitra mendiskusikan

kendala-kendala dan kekurangan dalam setiap tindakan serta pengaruhnya. Langkah

ini merupakan analisis penelitian dari tindakan yang sudah diterapkan atau

dilakukan sehingga perbaikan lebih diarahkan pada kekurangan-kekurangan

setiap tindakan. Pada kegiatan ini peneliti melakukan

a. Kegiatan diskusi balikan dengan guru mitra dan siswa setelah

tindakan dilakukan

b. Melakukan refleksi dari hasil diskusi balikan untuk siklus selanjutnya

c. Mendiskusikan hasil observasi kepada dosen pembimbing.

C.Metode penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Menurut Wiriaatmadja (2005)

Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi peraktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam peraktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu (hlm. 13).

Sedangkan menurut Suharsimi dalam Daryanto (2011) bahwa

Penelitian tindakan kelas merupakan paparan gabungan definisi dari tiga kata penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati objek, menggunakan aturan metodelogi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas diberbagai bidan. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaanya berbentuk berbagai periode / siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama. Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research (CAR)… (hlm. 3).

Dapat disimpulkan bahwa PTK atau Penelitian Tindakan Kelas pada dasarnya

merupakan penelitian yang dilakukan di kelas oleh guru untuk memperbaiki atau

(33)

ketemukanya suatu masalah, lalu dilakukan tahap perencanaan dan dilanjutkan

dengan pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

D.Definisi Oprasional

1. Ecoliteracy

Dalam pengembangan ecoliteracy ini, guru dalam menerapkan

pembelajaran IPS harus dapat mengajar sebuah kepedulian terhadap

lingkungan dan prinsip-prinsip ekologi untuk pembangunan yang

berkelanjutan, dengan memberikan sebuah contoh nyata yang di alami oleh

siswa sebagai contohnya halaman sekolah.

Halaman sekolah siswa bisa menggambarkan sebuah perilaku siswanya,

apabila lingkungan siswa itu bersih dan terawat maka dapat dipastikan bahwa

siswa tersebut memeliki pemahaman yang baik tentang ecoliteracy apabila

sebaliknya jika lingkungan sekolah siswa kotor dan tidak terawat maka dapat

dipastikan perilaku siswanya kurang memahami apa itu ecoliteracy. Siswa

harus memahami bagaimana dia menjaga dan merawat lingkungan sekolahnya

khususnya halaman sekolah. Manusia pasti memerlukan mahluk lainya untuk

hidup dan alam sebagai tempat tinggal manusia. Maka dari itu guru harus bisa

memupuk kesadaran siswa untuk lebih bisa menjaga dan merawat

lingkungannya yang ada dibumi beserta mahluk lainya.

Penerapan peningkatan ecoliteracy dalam pengelolaan halaman sekolah

merupakan bagian dari perencanaan dalam penelitian ini. Setelah guru

menerapkan pemahaman tentang ecoliteracy di kelas yang disisipkan dalam

materi pembelajaran IPS, selanjutnya siswa diberi sebuah tugas yang berkaitan

dengan aplikasikan pemahaman ecoliteracy, dalam sebuah project, yaitu

project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) sebagai sarana dalam

mengukur sejauh mana peningkatan pemahaman ecoliteracy siswa.

Pemahaman ecoliteracy siswa akan diukur melalui beberapa indikator

ecoliteracy seperti dibawah ini, yaitu

a. Mengembangkan empati terhadap segala bentuk kehidupan

(34)

2) Siswa peduli dengan tanaman

3) Siswa sering membersihkan tanaman

4) Siswa bertanggung jawab terhadap tanaman

5) Siswa tidak membuang sampah pada pot tanaman

6) Siswa tidak merusak tanaman

b. Merangkul keberlanjutan sebagai kebiasaan masyarakat

1) Kemampuan siswa dalam merancang tugas project TASARANG

(Tanam Sayur Pekarangan)

2) Siswa bekerjasama dengan baik dalam pembuatan tugas project

TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)

3) Siswa Saling bekerjasama dalam merawat tanaman

4) Siswa mampu mempertanggung jawabkan hasil dari tugas project

TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)

5) Saling mengingatkan ketika ada teman yang tidak merawat tanaman

c. Memahami bagaimana alam menopang kehidupan

1) Siswa menggunakan barang bekas dalam pembuatan pot tugas

project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)

2) Kreatif dalam merangcang pembuatan tugas project TASARANG

(Tanam Sayur Pekarangan)

3) Lebih bisa memanfaatkan tanaman sayur dengan baik

4) Memiliki keterampilan dalam menata tanaman

2. Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan tindakan untuk mengasah

atau meningkatkan pemahaman siswa terhadap ecoliteracy dengan

memberikan sebuah tugas project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan),

dalam tugas project ini siswa akan belajar cara menanam sayuran di

pekarangan mereka dan memanfaatkan lahan secara baik.

Dengan pemberian tugas project TASARANG siswa akan lebih memahami

konsep tentang penghijauan sebuah halaman yang baik namun mempunyai

manfaat ekonomis.

Dalam project ini juga peneliti mengajak siswa untuk bisa lebih merawat

(35)

makna dari sebuah lingkungan. Selain itu project TASARANG memberikan

sebuah pemahaman kepada siswa, pada dasaranya lingkungan sekolah yang

bersih dan sehat tidak hanya di dalam kelas tetapi juga diluar kelas, seperti di

halaman.

Halaman sekolah harus di tata keindahannya, karena halaman sekolah

yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai macam penyakit sehingga

menimbulkan rasa tidak nyaman bagi semua warga sekolah. Selain itu

peneliti juga mengiginkan halaman sekolah yang bersih dan mempunyai

manfaat bagi siswanya yang akan menjadi sebuah wahana yang efektif dalam

pembentukan perilaku peduli lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan.

Selain mengajarkan kepada siswa tentang cara menanam sayuran dan

memanfaatkan lahan dengan baik, dalam project TASARANG siswa akan

diajarkan tentang cara mendaur ulang sampah atau barang-barang yang sudah

tidak terpakai, menjadi sebuah barang yang bermanfaat dan bernilai guna,

karena dalam tugas project ini siswa akan menfaatkan botol bekas sebagai

media menanam sayuran dan barang bekas lainya sebagai hiasan dari botol

agar terlihat lebih menarik dan bagus. Dari pemanfaatan barang bekas maka

siswa akan terlatih untuk sadar akan arti sebuah kebersihan lingkungan dan

bagaimana cara memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai menjadi

barang yang mempunyai nilai guna. Dengan kata lain dari tugas project

TASARANG siswa akan diberi bekal atau pemahaman tentang pengelolaan

sampah dengan cara 3R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle.

E.Instrument Penelitian

1. Lebaran Observasi

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari, lembar

observasi guru selama perencanaan dan pelaksanaan serta lembar observasi

ecoliteracy. Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui sejauh mana,

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dalam peningkatkan ecoliteracy

siswa dalam pengelolaan halaman sekolah dengan menggunakan model

pembelajaran project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada

(36)

peningkatan ecoliteracy siswa selama proses project TASARANG. Berikut

[image:36.595.125.504.120.745.2]

lembar observasi guru dan siswa

Tabel 3.1 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

(GURU)

No. Aspek yang diamati Kriteria

Baik Cukup Kurang

A. Perencanaan Sebelum Pembelajaran

1 Penenuan SK/KD sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai (ecoliteracy)

2 Penyusunan RPP sesuai dengan

tujaun pembelajaran (ecoliteracy)

dan silabus

3 Meyiapkan materi pembelajaran

sesuai dengan tujuan pembelajaran

(ecoliteracy)

4 Merancang langkah-langkah

pembelajaran dalam model

pembelajaran berbasis project

5 Menyiapkan media pembelajaran

dalam model pembelajaran berbasis

project

6 Menyiapkan format penilaian dalam

model pembelajaran berbasis project

A. Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan

1 Kemampuan membuka pelajaran

Pembukaan:

a. Berdoa sebelum mulai

(37)

b. Memeriksa kebersihan dan

kerapian kelas dan siswa

c. Mengecek kehadiran siswa

Apersepsi:

d. Mengemukakan tujuan

pembelajaran mengenai materi

yang berkaitan dengan

ecoliteracy

e. Memberikan motivasi mengenai

ecoliteracy

Kegiatan Inti

2 Proses pembelajaran

Eksplorasi:

a. Guru mampu menarik minat

siswa melalui materi yang

berkenaan dengan ecoliteracy

b. Guru mengfasilitasi peserta didik

untuk mengajukan pertanyaan

terkait materi yang berkenaan

dengan ecoliteracy

c. Guru mengarahkan pengetahuan

dengan realita yang sedang

terjadi di halaman sekolah

d. Guru mampu mengarahakan

pemahaman siswa ke

pembentukan sikap dan karakter

ecoliteracy

Elaborasi:

Implementasi langkah-langkah dalam pembelajaran berbasis proyek

(project Based Learning)

(38)

b. Membuat desain rencana proyek

c. Membuat jadwal

d. Memantau siswa dalam kemajuan proyek

e. Menilai siswa

Konfirmasi:

f. Refleksi

Kegiatan Penutup

3 Kemampuan menutup pembelajaran:

a. Guru dan siswa bersama-sama

membuat rangkuman dan

kesimpulan pembelajaran

b. Guru melakukan refleksi atas

kegiatan pembelajaran yang

sudah dilakukan

c. Menyampiakan informasi

mengenai materi selanjutnya

d. Penutupan pembelajaran dengan

mengucapakan salam

[image:38.595.127.502.82.500.2]

Persentase (%)

Tabel 3.2 Rubrik Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

(GURU)

No

.

Aspek yang

diamati

Kriteria

Baik Cukup Kurang

Perencanaan Sebelum Pembelajaran

1

Penenuan SK/KD

sesuai dengan

tujuan

pembelajaran

yang ingin

dicapai

Dalam

penentuan

SK/KD sangat

sesuai dengan

pembelajaran

yang berbasis

Dalam

penentuan

SK/KD cukup

sesuai dengan

pembelajaran

yang berbasis

Dalam

penentuan

SK/KD kurang

sesuai dengan

pembelajaran

(39)

(ecoliteracy) ecoliteracy ecoliteracy akan tetapi terlalu dipaksakan ecoliteracy, sehingga kaitanya kurang antara SK/KD dan ecoliteracy

2 Penyusunan RPP

sesuai dengan tujuan pembelajaran (ecoliteracy) dan silabus Guru membuat RPP sesuai dengan silabus dan sesuai dengan tujuan pembelajaran dalam penelitian yaitu ecoliteracy dalam pengelolaan halaman sekolah Guru membuat RPP sesuai dengan silabus namun dalam penyusunan RPP kurang memaparkan tentang tujuan pembelajaran yaitu ecoliteracy dalam pengelolaan halaman sekolah Guru membuat RPP kurang sesuai dengan silabus dan kurang menunjukan tentan tujuan pembelajaran yaitu ecoliteracy dalam pengelolaan halaman sekolah

3 Meyiapkan materi

(40)

pembelajaran

(ecoliteracy.

halaman sekolah

4 Menyiapkan

media pembelajaran dalam model pembelajaran berbasis project Guru menyiapkan media pembelajaran sebagai contoh dalam pelaksanaan model pembelajaran project Guru menyiapkan media pembelajaran sebagai contoh dalam pelaksanaan model pembelajaran project namun

kurang dapat di

mengerti oleh siswa Guru kurang menyiapkan media pembelajaran sebagai contoh dalam pelaksanaan model pembelajaran project sehingga siswa kebingungan

5 Merancang

langkah-langkah dalam merancang model pembelajaran berbasis project Guru merencanakan langkah-langkah dalam merancang model pembelajaran project dengan

detail dan baik

Guru merencanakan langkah-langkah dalam merancang model pembelajaran project dengan kurang jelas Guru sama sekali tidak Merancang langkah-langkah dalam merancang model pembelajaran project

6 Menyiapkan

(41)

penyusunanya sangat sesuai dengan kegiatan pembelajaran project penyusunanya kurang sesuai dengan kegiatan pembelajaran project Kegiatan Pendahuluan

1 Kemampuan membuka pelajaran

Pembukaan a. Berdoa sebelum mulai pembelajaran Guru bersama-sama siswa berdoa sebelum pembelajaran di mulai. Guru berdoa sebelum pembelajaran tanpa menyuruh siswa.

Guru dan siswa

(42)

d. Mengemukaka n tujuan pembelajaran mengenai materi yang berkaitan dengan ecoliteracy Guru mengemukakan tujuan pembelajaran mengenai materi yang berkaitan dengan ecoliteracy yang akan dibahas kepada siswa Guru mengemukakan tujuan pembelajaran mengenai materi namun kurang berkaitan dengan ecoliteracy dalam pengelolaan halaman sekolah

Guru tidak sama

(43)

Kegiatan Inti

2 Proses pembelajaran

Eksplorasi: a. Guru menyajikan materi yang berkenaan dengan ecoliteracy Guru menyajikan dan menjelaskan

materi secara

jelas berkenaan dengan ecoliteracy Guru menyajikan dan menjelaskan

materi kurang

jelas berkenaan dengan ecoliteracy Guru tidak menyajikan meteri berkenaan dengan ecoliteracy

b. Guru mampu

(44)

ecoliteracy pendapat terkait dengan materi ecoliteracy dengan materi ecoliteracy pendapat terkait dengan materi ecoliteracy d. Guru mengarahkan pengetahuan dengan realita yang sedang terjadi di halaman sekolah Guru mengarahkan materi yang berkenaan tentang pemahaman ecoliteracy dengan menghubungkan realita perilaku siswa terhadap lingkungan halaman sekolahnya. Guru mengarahkan materi yang berkenaan tentang pemahaman ecoliteracy tanpa menghubungkan nya dengan realita perilaku siswa terhadap lingkungan halaman sekolahnya. Guru sama sekali tidak mengarahkan materi berkenaan tentang pemahaman ecoliteracy yang sudah dijelaskan

dengan realita di

lingkungan

e. Guru mampu

mengarahakan pemahaman siswa ke pembentukan sikap dan karakter ecoliteracy Siswa mulai dapat memhamin apa itu ecoliteracy dan pentingnya mengelola lingkungan dengan baik serta perilaku siswa menunjukan pemahaman tentang Siswa mulai dapat memhamin apa itu ecoliteracy dan pentingnya mengelola lingkungan dengan baik

serta akan tetapi

(45)

ecoliteracy tentang

ecoliteracy

Elaborasi:

Implementasi langkah-langkah dalam pembelajaran berbasis proyek

(project Based Learning)

a. Guru memulai dengan pertanyaan esensial Guru mengfasilitasi siswa untuk bertanya dan meberikan masukan mengenai project TASARANG Guru hanya menjelaskan tentang project TASARANG Guru kurang menjelaskan secara terperinci tentang project TASARANG b. Membuat desain rencana proyek Guru menjelaskan rencana project TASARANG dan membimbing siswa untuk merencanakan project TASARANG Guru menjelaskan rencana project TASARANG

akan tetapi guru

tidak membimbing siswa dalam merencankan project TASARANG Guru kurang menjelaskan rencana project TASARANG secara terperinci

dan guru tidak

membimbing siswa dalam merencankan project TASARANG c. Membuat jadwal Guru mengfasilitas siswa untuk memberi usulan jadwal penyelesaian tugas project

Guru kurang

(46)

TASARANG TASARANG tugas project TASARANG d. Memantau siswa dalam kemajuan proyek Guru memantau siswa selama pengerjaan tugas project TASARANG dan membimbing siswa dalam pengerjaanya Guru memantau siswa selama pengerjaan tugas project TASARANG akan tetapi kurang membimbing siswa dalam pengerjaanya Guru tidak memantau siswa selama pengerjaan tugas project TASARANG dan tidak membimbing siswa pula.

e. Menilai siswa Guru menilai

siswa secara

baik dan sesuai

(47)

f. Refleksi Guru memberikan refleksi dan mengfasilitasis siswa untuk berpendapat mulai dari kesulitan hingga manfaat dari tugas project TASARANG Guru memberikan refleksi selama pengerjaan project TASARANG namun kurang mengfasilitasi siswa untuk berpendapat Guru memberikan penjelasan mengenai manfaat, kesulitan dan

hal yang harus

diperbaiki

selama project

TASARANG

akan tetapi tidak

memberikan siswa kesempatan untuk berpendapat Kegiatan Penutup

3 Kemampuan menutup pembelajaran

a. Guru dan

siswa bersama-sama membuat rangkuman dan kesimpulan pembelajaran Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan keseluruhan dari materi yang telah dibahas. Guru menyimpulkan sebagian dari materi yang

telah dibahas .

(48)

dilakukan memotivasi siswa supaya lebih memiliki pemahaman lebih terhadap ecoliteracy yang telah dilakukan. c. Menyampiaka n informasi mengenai materi selanjutnya Menyampaikan informasi mengenai pembeljaran selanjutnya yang akan dibahas dan mengingatkan kepada siswa

untuk lebih bisa

mengaplikasikan perilaku kesaharianya terhadap pemahaman ecoliteracy Hanya menyampaikan informasi mengenai pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya Sama sekali tidak menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan yang akan datang d. Penutupan pembelajaran dengan mengucapakan salam

Guru dan siswa

(49)
[image:49.842.89.777.164.469.2]

Tabel 3.3 Lembar Observasi Peningkatan Ecoliteracy Siswa dalam Pengeolaan Halaman Sekolah melalui Model Pembelajaran

Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan) pada Pembelajaran IPS

No Aspek yang di Observasi Kriteria Penilaian

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5

B C K B C K B C K B C K B C K

1 Mengembangkan

empati terhadap

segala bentuk

kehidupan

Siswa selalu menyiram

tanaman

Siswa peduli dengan

tanaman

Siswa sering

membersihkan tanaman

Siswa bertanggung jawab

terhadap tanaman sayur

yang mereka rawat

Siswa tidak membuang

(50)

Siswa tidak merusak

tanaman

2 Merangkul

keberlanjutan

sebagai

kebiasaan

masyarakat

Kemampuan siswa dalam

merancang tugas project

TASARANG (Tanam Sayur

Pekarangan)

Siswa bekerjasama dengan

baik dalam pembuatan

tugas project TASARANG

(Tanam Sayur

Pekarangan)

Siswa Saling bekerjasama

dalam merawat tanaman

Saling mengingatkan

ketika ada teman yang

tidak merawat tanaman

(51)

mempertanggung

jawabkan hasil dari tugas

project TASARANG

(Tanam Sayur

Pekarangan)

3 Memahami

bagaimana alam

menopang

kehidupan

Siswa menggunakan

barang bekas dalam

pembuatan pot tugas

project TASARANG

(Tanam Sayur

Pekarangan)

Kreatif dalam merangcang

pembuatan tugas project

TASARANG (Tanam Sayur

(52)

Siswa lebih bisa

memanfaatkan tanaman

sayur dengan baik

Memiliki keterampilan

dalam menata tanaman

Jumlah

Persentase (%)

Keterangan: Baik (skor 3)

Cukup (skor 2) Presentase ecoliteracy = Skor yang didapat x 100

(53)
[image:53.595.126.566.190.755.2]

Tabel 3.4 Rubrik Lembar Observasi Peningkatan Ecoliteracy

Siswa dalam Pengeolaan Halaman Sekolah melalui Model

Pembelajaran Project TASARANG (Tanam Sayur Pekarangan)

pada Pembelajaran IPS

No Aspek yang di Observasi Kriteria Penilaian

B C K

1 Mengembang

kan empati

terhadap

segala bentuk

kehidupan

Siswa selalu

menyiram tanaman Semua anggota kelompok selalu menyiram tanaman Hanya beberapa siswa yang selalu menyiram tanaman Hanya sebagian kecil siswa yang selalu menyiram tanaman

Siswa peduli

dengan tanaman Siswa peduli terhadap tanaman yang layu atau rusak, dengan cara menyiram, memberi pupuk kembali dan memperbaiki nya Hanya beberapa siswa yang peduli terhadap tanaman yang layu atau rusak dan siswa hanya bicara saja tanpa melakukan sebuah tindakan. Siswa acuh terhadap tanaman yang

layu atau rusak

Siswa sering

(54)

tanaman n tanaman sayur dari rumput liar dan sampah. siwa atau yang berinisiatif untuk membersihka n tanaman sayur dari rumput liar atau sampah membersihkan tanaman sayur dari rumput liar ataupun sampah Siswa bertanggung

jawab terhadap

tanaman sayur

yang mereka

rawat Siswa selalu menjaga dan merawat tanaman sayurnya dengan baik Siswa kurang menjaga dan merawat tanaman sayuran dengan baik, siswa hanya sesekali merawat tanaman sayur Siswa tidak bertanggung jawab terhadap tanaman sayur yang mereka rawat

Siswa tidak

membuang

sampah pada pot

tanaman Siswa tidak membuang sampah pada pot tanaman dan siswa membuang sampah pada tempatnya Ada beberapa siswa yang sesekali membuang sampah pada pot tanaman Siswa sering membuang sampah pada pot tanaman

Siswa tidak

(55)

sayur yang mereka rawat dan tidak merusaknya dengan sesekali mencabuti daun mencabutinya atau membuang sampah pada pot tanaman

2 Merangkul

ketahanan

sebagai

kebiasaan

masyarakat

Kemampuan

siswa dalam

merancang tugas project TASARANG Siswa mampu merancang dan menyusun tugas project dengan baik, mandiri dan kreatif secara berkelompok Siswa kuarng mampu dalam merancang dan menyusun tugas project TASARANG dengan baik, siswa kurang mandiri dan kurang kreatif. Kemampuan siswa dalam merancang tugas project TASARANG sangat kurang baik, siswa tidak mandiri dan tidak kreatif. Siswa bekerjasama

dengan baik

dalam pembuatan tugas project TASARANG Siswa sangat kompak dan bisa saling bekerja sama dengan baik dalam pembuatan tugas project TASARANG siswa kurang kompak dalam pembuatan tugas project TASARANG hanya beberapa siswa yang bekerja Siswa bekerja sendiri dalam tugas project TASARANG

Siswa Saling

bekerjasama

dalam merawat

(56)

anggota kelompoknya dalam perawatan tanaman sayur tanaman, hanya beberapa siswa dalam kelompok yang selalu merawat tanaman sayur siswa cenderung merawat tanaman sendiri-sendiri. Saling mengingatkan

ketika ada teman

yang tidak

merawat tanaman siswa selalu menasehati atau mengingatka n kepada anggota kelompoknya yang tidak merawat atau me

Gambar

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Model Siklus Lewin Menurut Elliot
Tabel 3.1 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Tabel 3.2 Rubrik Lembar  Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Tabel 3.3  Lembar Observasi Peningkatan Ecoliteracy Siswa dalam Pengeolaan Halaman Sekolah melalui Model Pembelajaran
+6

Referensi

Dokumen terkait