Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS
KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE
PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
SKRIPSI
(PenelitianTindakan Kelas MenerapkanDidactical Design
ResearchPadaSiswaKelas III Semester 2 di SD NegeriPerengKecamatanTaktakan
Kota Serang)
DiajukanuntukMemenuhiSebagiandari SyaratuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan
Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar
Oleh
INTAN PERMATA SARI
1106142
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN
BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE
LEARNING CYCLE
PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3
SEMESTER 2
Oleh Intan Permata Sari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas IlmuPendidikan Prodi S1 PGSD
© IntanPermata Sari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
iii Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
INTAN PERMATA SARI (2015) “Desain Pembelajaran Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa Berbasis Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Cycle Pada Materi Gerak Benda Kelas 3 Semester 2 (Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research Pada Siswa Kelas III Semester 2 di SD Negeri Pereng Kecamatan Taktakan Kota Serang)” Kampus Serang 2015.
Diperoleh gambaran bahwa siswa mengalami kesulitan belajar dalam pelajaran IPA pada materi gerak benda di kelas III. Hal ini dapat di lihat dari hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa banyak siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan jika di beri pertanyaan mengenai materi pelajaran. Terbukti hasil belajar siswa tentang materi gerak benda masih rendah dengan rata-rata sebesar (30) dari KKM 62 untuk mata pelajaran IPA.
Adapun rumusan masalah sebagai berikut (1) Bagaimana kesulitan belajar siswa pada materi gerak benda teridentifikasi oleh Peneliti? (2) Bagaimana desain pembelajaran dan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle terbentuk berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa oleh Peneliti? (3) Bagaimana hasil belajar siswa dalam pelaksanaan desain model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle?
Tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah: (1) Menganalisis kesulitan belajar siswa pada materi gerak benda. (2) Mendeskripsikan hasil desain pembelajaran kooperatif tipe learning cycle yang di buat berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa. (3) Peningkatan hasil belajar siswa melalui pelaksanaan desain pembelajaran kooperatif tipe learning cycle pada materi gerak benda. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan McTaggart menerapkan Didactical Design
Research (DDR). PTK menerapkan DDR dilaksanakan dalam dua siklus langkah
dalam tiap siklusnya adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen yang digunakan ada dua yakni observasi dan tes.
Dari hasil penelitian terhadap proses pembelajaran terjadi peningkatan di tiap siklusnya. Pada siklus I mendapat rata-rata nilai sebesar 3,25 (baik). Meningkat menjadi 3,75 pada siklus II (sangat baik). Perubahan terjadi karena pada siklus II aktifitas siswa dan guru mulai aktif dan saling membangun. Hasil tes belajar siswa dalam menjawab soal tentang materi gerak benda juga mengalami peningkatan di tiap tahapnya. Pada tahap pre tes, hasil belajar siswa masih kurang yakni hanya mendapat rata-rata sebesar 30. Kemudian diberi desain pembelajaran model
learning cycle pada siklus I menjadi 50,59. Meningkat dari pra siklus namun
masih di bawah KKM. Lalu pada siklus II meningkat lagi menjadi 80 sudah mencapai KKM yang ditentukan.
Berdasarkan pengolahan dan analisis di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut jika guru menggunakan Desain Pembelajaran Model Kooperatif Tipe
Learning Cycle maka akan membantu mengatasi kesulitan belajar siswa dalam
iv Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
INTAN PERMATA SARI (2015) “Based Learning Design Analysis Based Learning Difficulties Students Cooperative Learning Model Learning Cycle In Motion Content Objects Class 3 Semester 2 (Research Action Class Didactical Applying Design Research In Grade III Semester 2 Elementary School in the District Pereng Taktakan Serang)” 2015 Serang Campus.
Obtained a description that students have difficulty learning in science lessons on the motion of material objects in class III. This can be seen from the results of observations conducted by researchers that many students can not answer the question if in the given questions concerning the subject matter. Proven results of student learning about the movement of the material is still low with an average of (30) from KKM 62 for science subjects.
The formulation of the problem as follows: (1) How can students' learning difficulties in the movement of the material identified by the researchers? (2) How the instructional design and implementation of cooperative learning model learning cycle is formed based on the analysis of students' learning difficulties by researchers? (3) How is student learning outcomes in the implementation of cooperative learning model design learning cycle?
Goals to be achieved in this research are: (1) Analyzing the students' learning difficulties in the movement of the material. (2) Describe the results of cooperative learning instructional design cycle that are made based on the analysis of students' learning difficulties. (3) Improved student learning outcomes through the implementation of cooperative learning design learning cycle on the motion of material objects.
The method used in this research is classroom action research (PTK) Kemmis models and McTaggart apply didactical Design Research (DDR). PTK implement DDR conducted in two cycles each cycle is a step in the planning, implementation, observation, and reflection. Instruments used that have two observation and tests.
vii Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR HAK CIPTA
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR BAGAN ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR DIAGRAM ...xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Definisi Operasional ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis ... 7
B. Kajian Penelitian Terdahulu ... 14
C. Kerangka Berpikir ... 16
D. Hipotesis Penelitian ... 16
viii Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. PTK Menerapkan DDR ………. ... 17
B. Prosedur Penelitian ... 23
C. Teknik Pengumpulan Data ... 27
D. Teknik Pengolahan Data ... 33
E. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian ... 36
B. Pelaksanaan Penelitian ... 36
C. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 78
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 83
E. Jawaban Hipotesis ... 86
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 87
B. Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 90
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah adalah salah satu tempat pembentukan karakter anak yang
mumpuni. Pihak-pihak yang terkait dalam pembentukan karakter maupun
pola pikir anak pun, ikut andil didalamnya. Pembelajaran yang tepat, buku
sumber yang sesuai dengan tahap perkembangan berpikir anak, guru sebagai
tolak ukur esensial yang mengajarkan materi ajar, semuanya begitu potensial
dalam keberhasilan pendidikan anak.
IPA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki
tujuan khusus mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA itu sendiri,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat, mengembangkan keterampilan proses
untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat
keputusan, serta meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam (Mulyasa, 2008,
hlm. 16).
Pembelajaran IPA di SD akan berhasil dengan baik apabila guru
memahami perkembangan intelektual anak usia SD. Anak usia SD berkisar 6
sampai dengan 11 tahun. Usia tersebut dalam teori Piaget termasuk dalam
tingkat operasional konkrit (7-11 tahun). Tingkat ini merupakan permulaan
berpikir rasional. Anak belum dapat berurusan dengan materi abstrak, seperti
hipotesis dan proposisi verbal (Dahar, 2006, hlm. 138). Teori tersebut
menyimpulkan bahwasanya anak usia SD sangat membutuhkan benda-benda
konkrit untuk menolong pemahaman konsep suatu materi pelajaran dan
melewati kesulitan belajarnya.
Kesulitan belajar siswa tentu perlu dipikirkan oleh guru cara
mengatasinya. Hasil analisis kesulitan belajar atau learning obstacle pada
2
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SD/MI Kelas III, Peneliti menemukan tidak adanya pengertian gerak benda.
Hal ini akan mengakibatkan siswa mengalami kesulitan belajar dalam
pemahaman konsep materi apa itu gerak benda. Wawancara pada siswa kelas
3 SD N Pereng pada tanggal 11 Maret 2015, menemukan hasil bahwa materi
gerak benda yang disampaikan guru hanya sebatas menyuruh salah satu siswa
untuk mencatat di papan tulis sajian dari buku teks dari halaman sekian
sampai sekian kemudian diikuti oleh siswa lainnya. Setelah selesai menulis
dari buku teks, guru menjelaskan sedikit dengan metode ceramah. Ketika di
tanya apa itu gerak benda, siswa masih kesulitan untuk menerangkannya
kembali.
Pembelajaran sejatinya memiliki aturan terstruktur yang di atur dalam
kurikulum dan Standar Kompetensi (SK) serta Kompetensi Dasar (KD) yang
diinginkan. SK dan KD ini adalah acuan dalam setiap pembelajaran. Materi
IPA Gerak Benda kelas 3 semester 2 memiliki kompetensi dasar adalah siswa
mampu menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh
bentuk dan ukuran. Bentuk dan ukuran inilah yang menjadikan faktor benda
menjadi mengalami banyak macamnya, seperti benda yang menggelinding,
benda yang berputar, dan benda yang memantul serta hal-hal yang
mempengaruhi fenomena-fenomena tersebut. Adanya kesenjangan antara cara
mengajar guru dan kurikulum yang menginginkan adanya percobaan dalam
pembelajran gerak benda menimbulkan adanya kesulitan. Karena pada hasil
wawancara, siswa belum mampu mencapai SK dan KD yang ditentukan.
Sedangkan untuk dapat mencapai SK dan KD tersebut maka perlu di buat
suatu desain yang optimal dan media percobaan.
Desain pembelajaran dalam konsep penelitian ini, peneliti memakai
model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle. Pembelajaran kooperatif
mengedepankan cara kerja yang berkelompok. Sedangkan learning cycle
menurut David (dalam Huda, 2013, hlm. 265-266) mendetailkan LC sebagai
siklus empat tahap. Dimana siswa: (1) memiliki sesuatu yang konkret atau
memiliki pengalaman tertentu yang bisa menjadi dasar bagi; (2) observasi dan
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
itu sendiri. Observasi ini kemudian; (3) diasimilasikan ke dalam konsep
kerangka konseptual; (4) yang diuji dan diterapkan dalam situasi-situasi yang
berbeda.
Uraian di atas mengalurkan proses penelitian, bahwa yang akan peneliti
lakukan adalah membuat desain pembelajaran berbasis model pembelajaran
kooperatif tipe learning cycle. Desain dirujukan pada proses analisis kesulitan
belajar (learning obstacle) teridentifikasi melalui kegiatan repersonalisasi dari
beberapa buku teks.
Sekolah dasar adalah awal dari pondasi tahap berpikir ke level
selanjutnya. Maka itu, penting bagi pendidik untuk mampu menganalisis
dengan jeli materi apa yang sekiranya pantas untuk diajarkan sekarang atau
nanti untuk memperkuat pondasi berpikir siswa. Model pembelajaran,
observasi sekolah dan kelas, pemuatan formulasi desain yang optimal
berdasar analisis kesulitan belajar inilah yang membuat peneliti tertarik
mengambil judul penelitian “Desain Pembelajaran Berdasarkan Analisis
Kesulitan Belajar Siswa Berbasis Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Learning Cycle Pada Materi Gerak Benda Kelas 3 Semester 2 di SD Negeri Pereng Kecamatan Taktakan Kota Serang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kesulitan belajar siswa pada materi gerak benda teridentifikasi
oleh peneliti?
2. Bagaimana desain pembelajaran dan pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe learning cycle terbentuk berdasarkan analisis kesulitan
belajar siswa oleh Peneliti?
3. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pelaksanaan desain model
4
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menganalisis kesulitan belajar siswa pada materi gerak benda kelas
3 semester 2.
2. Untuk mendeskripsikan hasil desain pembelajaran kooperatif tipe
learning cycle yang di buat berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa.
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pelaksanaan desain
pembelajaran kooperatif tipe learning cycle terhadap pemahaman konsep
dan hasil belajar siswa pada materi gerak benda kelas 3 semester 2.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini secara umum agar
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kualitas
pembelajaran IPA di SD. Sedangkan, secara khusus hasil penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi tiga subjek, yakni:
1. Bagi Peneliti:
a. Menambah wawasan baru tentang model pembelajaran kooperatif tipe
learning cycle.
b. Menyediakan masalah, proses, dan hasil identifikasi kesulitan belajar
siswa pada materi gerak benda.
c. Menyediakan contoh metodologi penelitian mengenai bagaimana
merancang pembelajaran berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa.
2. Bagi Guru:
a. Menyediakan contoh bagaimana merancang pembelajaran
berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa pada materi gerak
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Menambah, mengembangkan, dan menyediakan gambaran
bagaimana desain pembelajaran dengan model kooperatif tipe
learning cycle untuk meningkatkan pemahaman konsep dan hasil
belajar siswa.
3. Bagi Siswa:
a. Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gerak benda.
b. Memfasilitasi siswa untuk menemukan sendiri pemahaman konsep
mengenai gerak benda di IPA.
c. Memberikan kegiatan pembelajaran untuk siswa.
E. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat beberapa subjek yang digunakan dalam
penelitian yaitu:
1. Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran menurut Gagne (1992) (dalam Sanjaya, 2012,
hlm. 66) menjelaskan bahwa “desain pembelajaran di susun untuk
membantu proses belajar siswa, di mana proses belajar itu memiliki
tahapan segera dan tahapan jangka panjang Selanjutnya, Gagne juga
menyimpulkan desain pembelajaran berkaitan dengan faktor eksternal yang
pengaturan lingkungan dan kondisi memungkinkan siswa dapat belajar”.
2. Analisis Kesulitan Belajar (Learning Obstacle)
“Kesulitan belajar merupakan suatu konsep multidisipliner yang digunakan di lapangan ilmu pendidikan, psikologi, maupun ilmu
kedokteran” (Mulyono, 2012, hlm. 1). Namun, dalam Penelitian Disain
Didaktis atau Didactical Design Research (DDR) kesulitan belajar
memiliki istilah lain. Learning Obstacle (LO) atau dalam terjemah
Indonesia kesulitan belajar merupakan situasi yang dialami oleh siswa
secara alamiah.
6
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologis pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya
pada tingkat operasional di kelas (Suprijono, 2009, hlm. 45). Pembelajaran
kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja
kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru (Suprijono, 2009, hlm. 54).
4. Learning Cycle (LC)
Learning Cycle (LC) atau dalam terjemahan Indonesia berarti siklus
belajar merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang di
dalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan
akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan
tujuan pembelajaran.
Learning Cycle dalam pembelajaran kooperatif memiliki empat tahapan yakni, “(1) mengalami; (2) refleksi; (3) interpretasi; (4) prediksi”
(Huda, 2013, hlm. 266-268). Penggagas LC, David Kolb mendetailkan LC
sebagai siklus empat tahap. Dimana siswa:
(1) pada proses mengalami, memiliki sesuatu yang konkret atau memiliki pengalaman tertentu yang bisa menjadi dasar bagi; (2) observasi dan refleksi mereka atas pengalaman tersebut dan responnya terhadap pengalaman itu sendiri. Observasi ini kemudian; (3) interpretasi yang diasimilasikan ke dalam konsep kerangka konseptual atau pengetahuan sebelumnya yang dimiliki siswa; (4) dan prediksi yang diuji dan diterapkan dalam situasi-situasi yang berbeda (Huda, 2013, hlm. 265-266).
5. Gerak Benda
Gerak dalam KKBI memiliki definisi uraian peralihan tempat atau
kedudukan, baik hanya sekal maupun berkali-kali. Sedangkan benda
menurut KBBI adalah segala yang ada di alam yang berwujud atau
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahwa gerak benda adalah perubahan arah kedudukan benda yang
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang didalamnya juga
terdapat tahapan dari metode penelitian Didactical Design Research (DDR).
Berikut penjelasan rincinya.
A. Metode Penelitian
1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Masalah pembelajaran di kelas sangat kompleks hanya untuk
dijadikan bahan cerita saja. Masalah-masalah di kelas tentu hanya mampu
dirasakan oleh guru sebaga subjek yang berada dalam fenomena
lingkungan masalahnya sendiri. Akhir-akhir ini banyak penelitian yang
dilakukan oleh guru yang melakukan penelitian terhadap masalah
dikelasnya sendiri. Penelitian tersebut kemudian dikenal dengan Penelitian
Tindakan Kelas.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di maksud untuk memperbaiki
dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru
demi tercapainya tujuan pembelajaran, memperbaiki, dan meningkatkan
kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan, mengidentifikasi,
menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas. PTK
yakni sebagai “suatu bentuk peneltian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan
praktek-praktek pembelajaran di kelas secara professional” (Nur`aeni,
2012 hlm. 7).
Wibawa (dalam Taniredja dkk, 2012 hlm. 15) mangatakan bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan “suatu penelitian yang mengangkat
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PTK adalah penelitian yang lebih menekankan pada masalah di kelas,
pembelajaran, dan dihadapi oleh guru.
a. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Hopkins (dalam Taniredja dkk. 2012 hlm. 17) prinsip PTK
yakni.
1) Menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas.
2) Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran yang tidak
menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data.
3) Kegiatan peneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran.
4) Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran
yang riil.
5) Konsistensi sikap dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran sangat diperlukan.
6) Cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak seharusnya
dibatasi pada masalah pembelajaran di kelas, tetapi dapat diperluas
pada tataran di luar kelas.
b. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Wardani, Wihardit, dan Nasoetion (Taniredja dkk,
2012 hlm. 20) karakteriktik PTK dibagi menjadi empat.
1) Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran
pada diri guru bahwa praktik yang dilakukan selama ini di kelas
mempunyai masalah yang perlu diselesaikan;
2) Self-reflective inquiry yang artinya peneliti melalui refkleksi diri;
3) Dilakukan di dalam kelas;
4) Bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.
PTK dengan model Kemmis dan McTaggart membagi empat
tahapan dalam penelitiannya yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi,
19
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Dari banyak uraian teori sebelumnya tetang PTK, peneliti
simpulkan bahwa tahapan dari PTK tujuan utamanya adalah
melakukan perbaikan dan peningkatan layanan keprofesionalan guru
dalam menangani proses belajar mengajar.
Dalam penelitian ini, peneliti kemudian menggunakan metode
penelitian PTK yang menerapkan Didactical Design Research (DDR)
berupa uraian kualitatif. “Penelitian kualititatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya
adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan
snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi” (Sugiyono, 2013,
hlm. 15).
2. Didactical Design Research (DDR)
Pertama, aspek kejelasan masalah di lihat dari model sajian
maupun keterkaitan dengan konsep yang diajarkan. Masalah yang
dihadapkan kepada siswa disajikan dalam dua cara yaitu model
kongkrit dan model ilustrasi berupa gambar terstruktur. Ketiga, aspek
keterkaitan antar situasi didaktis yang tercipta pada setiap sajian
masalah berbeda. Untuk menjaga konsistensi proses berpikir, guru
menggunakan konteks yang sama secara konsisten. Dan keempat,
aspek pengembangan intuisi matematis.
Dalam mengembangkan proses pembelajaran, guru senantiasa
memberi kesempatan bagi siswa untuk mengawali aktivitas belajar
secara individual. Interaktivitas yang dikembangkan guru lebih
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perkembangan potensialnya yakni pada saat mereka menghadapi
kesulitan belajar (learning obstacle).
Menyadari bahwa situasi didaktis dan pedagogis yang terjadi
dalam suatupembelajaran merupakan peristiwa yang sangat kompleks,
maka guru perlumengembangkan kemampuan untuk bisa memandang
peristiwa tersebut secara komprehensif, mengidentifikasi dan
menganalisis hal-hal penting yang terjadi, serta melakukan tindakan
tepat sehingga tahapan pembelajaran berjalan lancar dan sebagai
hasilnya siswa belajar secara optimal.
Kemampuan yang perlu dimiliki guru tersebut selanjutnya akan
disebut sebagai metapedadidaktik yang dapat diartikan sebagai
kemampuan guru untuk: (1) memandang komponen-komponen
segitiga didaktis yang dimodifikasi yaitu ADP, HD, dan HP sebagai
suatu kesatuan yang utuh, (2) mengembangkan tindakan sehingga
tercipta situasi didaktis dan pedagogis yang sesuai kebutuhan siswa,
(3) mengidentifikasi serta menganalisis respon siswa sebagai akibat
tindakan didaktis maupun pedagogis yang dilakukan, (4) melakukan
tindakan didaktis dan pedagogis lanjutan berdasarkan hasil analisis
respon siswa menuju pencapaian target pembelajaran (Suryadi, 2010).
Karena metapedadidaktik ini terkait dengan suatu peristiwa
pembelajaran, maka hal ini dapat digambarkan sebagai sebuah limas
dengan titik puncaknya adalah guru yang memandang alas limas
sebagai segitiga didaktis yang dimodifikasi.
Gambar 3.1
Metapedadidaktik Dilihat Dari Sisi ADP, HD, dan AP
21
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode penelitian yang di pakai Peneliti adalah gabungan dari
Penelitian Tindakan Kelas dan Didactical Design Research. Untuk
memberikan gambaran bagaimana Peneliti akan melakukan penelitian,
maka di buat bagan yang menerapkan kedua jenis penelitian tersebut
sebagai langkah-langkah penelitian.
Tabel 3.1
Prosedur Langkah Penelitian PTK Menerapkan DDR
Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi
Praimplementasi
Perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi adalah tahapan
penelitian bagian dari PTK model Kemmis dan McTaggart. Sedangkan dalam
tahapan prosfektif, metapedadidaktik dan retrosfektif merupakan bagian dari
DDR. Berikut adalah penjelasan tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas
menerapkan Didactical Design Research yang digunakan dalam penelitian.
1) Perencanaan (Prosfektif)
Pada tahap ini, Peneliti mendesain Peneliti menjelaskan bagaimana
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang telah ditemukan. Peneliti menentukan titik fokus
peristiwa yang perlu diperhatikan secara khusus untuk diamati. Kemudian
membuat instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa yang
terjadi selama tindakan berlangsung.
2) Pelaksanaan (Metapedadidaktik)
Pada tahap ini Peneliti mengimplementasi semua dari apa yang telah
direncanakan pada tahap perencanaan.
3) Pengamatan (Metapedadidaktik)
Pada tahap ini, perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya
diterapkan pada pembelajaran. Pelaksanaan harus sesuai dengan apa yang
telah direncanakan sebelumnya, berlaku wajar dan tidak di buat-buat. Ketika
pelaksanaan tindakan, Peneliti sekaligus mengamati proses pembelajaran
yang sedang terjadi.
4) Refleksi (Retrospektif)
Tahap terakhir adalah refleksi yaitu mengemukakan kembali terhadap
apa yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya. Peneliti mengevaluasi
kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada saat tindakan berlangsung.
Peneliti juga mengevaluasi hubungan antara prospektif dengan
metapedadidaktik.
Tahapan yang telah diuraikan adalah unsur-unsur untuk membentuk
sebuah siklus. Rangkaian kegiatan siklus tersebut dapat di lihat pada gambar
23
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2 Siklus PTK Menerapkan DDR Modifikasi
B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan PTK model Kemmis dan McTaggart
dengan langkah penlitian yakni pra siklus, lalu masuk ke siklus dengan
empat tahapan perencanaan, pelaksanaan pengamatan, dan relfeksi yang
akan dilaksanakan dalam dua siklus.
Diawali dengan pra siklus yaitu melakukan repersonalisasi.
Repersonalisasi yakni menganalisis beberapa buku teks IPA kelas 3
dengan penekanan pada materi gerak benda. Dari repersonalisasi Peneliti
mengetahui bagaimana cara penyajian buku teks, apakah alur
pembelajarannya sesuai, apakah ada sajian yang menyulitkan. Selanjutnya
Peneliti mengamati cara mengajar guru dalam proses pembelajaran IPA
tentang gerak benda di kelas. Observasi kelas akan membantu Peneliti
memperoleh data tentang bagaimana proses pembelajaran pada materi
gerak benda.
Data yang diperoleh yaitu, hasil analisis repersonalisasi buku teks,
observasi bagaimana cara guru mengajar di kelas, bagaimana hubungan
siswa, materi, guru dalam segitiga Kansanen terbentuk antara prediksi
respon siswa dengan antisipasi didaktis pedagogiss. Kegiatan pra siklus
dilakukan untuk mengetahui situasi asli pembelajaran IPA pada materi
gerak benda di kelas 3. Refleksi
(Retrosfektif)
Perencanaan
(Prosfektif)
Observasi
(Metapedadidaktik)
Pelaksanaan
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data-data yang diperoleh kemudian dirumuskan untuk menjadi
sebuah desain pembelajaran yang siap di implementasi ke kelas penelitian.
Analisis tersebut adalah persiapan melakukan tindakan pada siklus 1.
Berikut ini adalah proses Penelitian Tindakan Kelas model
Kemmis dan McTaggart dengan penerapan Didactical Design Research
yang telah dimodifikasi agar mudah dalam memahaminya alur
25
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Alur PTK Dalam Pembelajaran IPA Pada Materi Gerak Benda Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Koperatif Tipe Learning Cycle
(Modifikasi PTK model Kemmis & Mc Taggart dalam Tukiran Taniredja, dkk
dengan penerapan DDR)
Menganalisis buku teks.
Mengumpulkan data hasil temuan.
Refleksi (Retrospektif)
Merumuskan permasalahan yang ditemukan pada proses KBM.
Perencanaan (Prospektif)
Membuat desain pembelajaran (RPP) IPA tentang gerak benda dengan model learning cycle.
Mempersiapkan pedoman observasi untuk guru.
Pelaksanaan (Metapedadidaktik)
Menerapkan desain pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran IPA tentang gerak benda model
learning cycle.
Refleksi (Retrospektif)
Mengevaluasi kemajuan hasil belajar dan LO setelah penerapan desain pembelajaran
Menganalisis hubungan antara prospektif dengan metapedadidaktik
Mengkategorikan jenis learning obstacle yang muncul setelah penerapan desain pembelajaran
Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah lebih lanjut dalam upaya mengkaji tujuan penelitian
Jika hasil pembelajaran belum
maksimal, maka melakukan
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Pra Siklus
a. Observasi (Repersonalisasi)
Repersonalisasi berisi kegiatan menganalisis penyajian buku teks
IPA pada materi gerak benda dan mengamati cara guru mengajarkan
materi gerak benda di kelas.
b. Refleksi (Retrosfektif)
Melakukan diskusi dengan guru kelas 3 terkait permasalahan ketika
mengajar di kelas, merumuskan permasalahan yang ditemukan dari hasil
repersonalisasi juga jenis kesulitan belajar (learning obstacle)-nya.
Selanjutnya mengungkapkan solusi dengan merumuskan perencanaan
pada siklus 1 dengan berorientasi pada desain pembelajaran model
learning cycle dengan analisis pemetaan kurikulum.
2. Siklus I
a. Perencanaan (Prospektif)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu membuat peta
kurikulum dari standar kompetensi dan kompetensi dasar materi gerak
benda serta peta konsep materi gerak benda untuk membuat desain
pembelajaran (RPP) serta memfasilitasi solusi dari faktor yang
menyebabkan timbulnya kesulitan belajar siswa. RPP disesuaikan dengan
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe learning cycle.
b. Pelaksanaan (Metapedadidaktik)
Proses ini merupakan tahap implementasi dari desain pembelajaran
yang telah direncanakan dan dibuat pada kegiatan perencanaan untuk
siklus I.
Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif
tipe learning cycle, yaitu:
27
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Guru memberikan bola pada tiap kelompok siswa. Kelompok terdiri dari lima orang. Tiga siswa perempuan dan dua siswa
laki-laki.
Guru memberikan intruksi pada siswa untuk menggunakan media bola mengamati gerak benda yang jatuh, berputar,
menggelinding, dan memantul.
2) Refleksi
Setelah mengamati keempat jenis gerak benda, guru dan siswa berinteraksi untuk menyimpulkan hasil percobaan.
3) Interpretasi
Menghubungkan pengalaman belajar yang telah dilakukan dengan teori dalam kehidupan sehari-hari.
4) Prediksi
Siswa di minta menuliskan hasil dari pembelajaran di lembaran folio bergaris yang disediakan guru.
Memungkinkan individu untuk memperoleh pemahaman baru dan menerjemahkannya ke dalam prediksi-prediksi tentang apa
yang terjadi selanjutnya atau tindakan apa yang seharusnya di
ambil berdasarkan pengalaman belajar yang telah mereka
lakukan.
c. Pengamatan (Metapedadidaktik)
Kegiatan observasi dimaksudkan untuk melakukan pengamatan
pelaksanaan yang telah dilakukan pada siklus I, apakah kegiatan
pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan, bagaimana hasil
evaluasi perbandingan antara learning obstacle awal dan learning
obstacle setelah penerapan desain pembelajaran model learning cycle
ataukah ada permasalahan baru.
d. Refleksi (Retrospektif)
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Mengkategorikan jenis learning obstacle yang muncul setelah
penerapan desain pembelajaran model pembelajaran learning cycle.
3) Melakukan perbaikan dan menyusun desain pembelajaran baru untuk
siklus berikutnya jika hasil penelitian di anggap kurang memuaskan
atau belum meningkat.
C. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 308) teknik pengumpulan data
merupakan “langkah yang paling utama dalam penelitian, karena
tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”. Dalam
penelitian dengan judul Desain Pembelajaran Berdasarkan Analisis
Kesulitan Belajar Siswa Berbasis Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Learning Cycle Pada Materi Gerak Benda Kelas 3 Semester 2 di SD
Negeri Pereng Kecamatan Taktakan Kota Serang, peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi dan juga tes.
1. Observasi
Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2012 hlm. 310)
observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Teknik Observasi Langsung, dimana cara mengumpulkan data
yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala
yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya langsung
pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi yang
terjadi.
Pada penelitian ini, jenis observasi yang digunakan adalah
observasi terstruktur. Observasi terstruktur ialah obserasi yang
telah di rancang secara sistematis, tentang apa yang aka diamati,
kapan, dan dimana tempatnya (Sugiyono, 2012 hlm. 205). Ditandai
dengan perekaman data relatif sederhana. Peneliti mengobservasi
aktivitas belajar mengajar dan peningkatan hasil belajar siswa
29
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti dapat mengetahui kesulitan belajar (learning obstacle)
yang terjadi untuk kemudian adanya kesulitan tersebut diatasi
dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle pada
materi gerak benda. Adapun hal-hal yang akan di observasi
tercantum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.2
Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran IPA Materi Gerak Benda Dengan Model Pembelajaran Learning Cycle
No Aspek yang
a. Mengkondisikan siswa menjadi kelompok belajar. b. Memfasilitasi siswa dengan media bola dan kotak
bekas dan lainnya.
c. Membimbing siswa untuk membedakan jenis gerak benda dengan media bola.
d. Membimbing siswa untuk menentukan faktor yang mempengaruhi gerak benda dengan media kotak bekas dan lainnya.
2 Tahap Refleksi a. Tanya jawab dengan siswa dari materi yang telah dipelajari.
b. Tanya jawab dengan siswa bagaimana mempelajari gerak benda.
c. Tanya jawab dengan siswa apa kegunaan dari belajar gerak benda.
d. Siswa menjelaskan konsep gerak benda dengan kata-kata sendiri di lembar folio.
3 Tahap
Interpretasi
a. Siswa menggeneralisasikan sebuah contoh dari gerak benda.
b. Setiap kelompok mengidentifikasi jenis dan faktor yang mempengaruhi gerak benda.
c. Membimbing siswa menuju konsep yang tepat mengenai jenis dan faktor yang mempengaruhi gerak benda.
d. Menghubungkan teori materi dengan pengalaman belajar
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Membimbing siswa menerjemahkan pemahaman baru ke dalam prediksi dikehidupan sehari-hari c. Guru memberikan evaluasi hasil pembelajaran
dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) d. Guru memeriksa LKS
Jumlah
Rata-Rata
2. Tes
Menurut Sudijono (2011, hlm. 67), tes adalah
“Cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengkuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya atau dibandingkan dengan nilai
standar tertentu.”
Pada penelitian ini, tes dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diberikan. Dan untuk
mendapatkan hasil dari tujuan penelitian yang dilaksanakan.
Pada penelitian ini, tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar
siswa siswa terhadap pembelajaran IPA materi gerak benda. Tes berupa
soal objektif yakni Pilihan Ganda sebanyak 15 soal atau lima soal uraian
singkat yang berbeda-beda. Setelah melalui tahap penyusunan tes, maka
digunakan kriteria penskoran. Hal ini tentu untuk mengetahui tingkat
keberhasilan belajar siswa dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa
pada tiap siklus dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Setiap soal dengan jawaban benar sesuai kunci jawaban bernilai satu. Jika
salah maka bernilai nol.
b. Nilai akhir di hitung dengan menjumlahkan semua skor yang diperoleh di
31
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai akhir = � � ℎ x 100
Adapun kisi-kisi soal dapat di lihat pada tabel berikut.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Soal Yang Terdiri Dari 25% Jumlah Soal Mudah, 50% Jumlah Soal Sedang Dan 25% Jumlah Soal Sukar
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah 5 10 5 20
Jawablah soal di bawah ini sesuai pengetahuanmu!
1. Benda yang gerakannya berputar adalah ….
a. Air c. Kaca
b. Roda d. Kertas
2. Benda yang menggelnding harus berbentuk ….
a. Segi Empat c. Lingkaran
b. Persegi d. Segitiga
3. Gerak yang selalu menuju ke arah Bumi adalah ….
a. Gerak berputar c. Gerak jatuh
b. Gerak memantul d. Gerak meluncur
4. Gambar di bawah ini yang menunjukkan gerak berputar ….
a.
b.
c.
d.
5. Gerak jatuh bola voli, membentur lantai, dan kembali ke atas di sebut ….
a. Memantul c. Berputar
b. Melayang d. Mengalir
33
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Kerikil c. Penghapus
b. Kelerang d. Pensil
7. Sepeda dapat pindah tempat karena memanfaatkan gerak ….
a. Jatuh c. Menggelinding
b. Mengalir d. Memutar
8. Jika bola dan balok digelindingkan di lantai bersama-sama, maka balok
sulit bergerak. Hal ini karena gerak benda dipengaruhi oleh ….
a. Bentuk benda c. Berat benda
b. Luas permukaan d. Ringan benda
9. Kendaraan dapat melaju dengan cepat di jalan beraspal daripada jalan
berlumpur karena ….
a. Permukaan jalan beraspal lebih halus daripada jalan berlumpur
b. Permukaan jalan beraspal lebih kasar daripada jalan berlumpur
c. Permukaan jalan yang halus lebih kasar daripada jalan berlumpur
d. Permukaan jalan halus lebih mulus daripada jalan berlumpur
10. Benda yang bergerak ditandai dengan ….
a. Perubahan wujud c. Perubahan bentuk
b. Perubahan tempat d. Perubahan arah
11. Bola yang digelindingkan di atas permukaan yang datar akan ….
a. Bergerak cepat c. Bergerak lambat
b. Berhenti d. Tidak bergerak
12. Benda yang mudah bergerak adalah ….
a. Limas c. Lngkaran
b. Segitiga d. Bergerigi
c.
13.Ciri-ciri benda bergerak menggelinding adalah ….
a. Melompat lurus ke atas c. Berputar sambil berpindah
b. Meluncur lurus ke bawah d. Melayang di atas permukaan
14. Benda yang dapat memantul biasanya terbuat dari ….
a. Plastik c. Kaca
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
15. Benda di bawah ini yang paling sulit menggelinding adalah ….
a. Bola kayu c. Bola kasti
b. Bola bekel d. Bola kertas
Isilah soal di bawah ini dengan jawaban singkat dan benar!
1. Alat yang di pasang pada kendaaraan mobil agar dapat bergerak di sebut ...
2. Mendorong sebuah benda lebih mudah dilakukan pada lantai yang
permukaannya ….
3. Meja lebih sulit digerakkan di banding dengan kursi. Hal ini membuktikan
bahwa gerak benda dipengaruhi oleh ….
4. Kelereng lebih … menggelinding di tikar daripada di lantai.
5. Gerak memantul terjadi jika benda … benda lain.
Kunci Jawaban
Pilihan Ganda
1. B 6. B 11. A
2. C 7. D 12. C
3. C 8. A 13. C
4. C 9. A 14. D
5. A 10. B 15. D
Isian Singkat
1. Ban 3. Berat Benda 5. Membentur
2. Datar 4. Sulit
D. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data atau analisis data dilakukan sesuai dengan teknik
pengumpulan datanya, yaitu:
1) Analisis data hasil observasi
Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel atau
35
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membaca data, selanjutnya dianalisis untuk mengetahui aktivitas
siswa selama pembelajaran IPA pada materi gerak benda dengan
mode pembelajaran kooperatif tipe learning cycle berlangsung.
Rumus tabel observasi pembelajaran IPA dengan model
learning cycle pada materi gerak benda. Keterangan Nilai
Observasi Pembelajaran:
Nilai 4 = Jika 4 indikator yang muncul Nilai 2 = Jika 2 indikator yang muncul
Nilai 3 = Jika 3 indikator yang muncul Nilai 1 = Jika 1 indikator yang muncul
Nilai Rata-Rata = ℎ � �
� (16)
(Sudjana, 2009, hlm. 109)
Skala nilai yang digunakan adalah 0-4 dengan ketentuan sebagai berikut:
3,5 – 4,0 = Baik Sekali
3,0 – 3,5 = Baik
2,5 – 3,0 = Cukup
2,0 – 2,5 = Kurang
Dibawah 2,0 = Sangat Kurang
(Rakhmat dan Solehudin, 2006, hlm. 67)
2) Analisis data hasil tes
Data hasil tes akan disajikan dalam bentuk tabel yang
sebelumnya diolah perhitungan skor yang di dapat siswa pada soal tes
yang diberikan dengan menggunakan rumus:
= ℎ �
ℎ 100
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pemberian skor terhadap soal-soal tes setiap tujuan penelitian
dan menjumlahkan skor yang diperoleh setiap siswa. Kemudian, skor
siswa tersebut dikumpulkan untuk di buat rata-rata pada setiap siklus
dengan ketentuan rumu rata-rata belajar siswa yakni:
− = � ℎ
ℎ�
(Sudjana, 2009, hlm. 109)
E. Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Subjek Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas menerapkan DDR ini,
subjeknya adalah kegiatan dan siswa dalam pembelajaran IPA
kelas 3 (tiga) semester genap di SD Negeri Pereng dengan jumlah
siswa sebanyak 34 siswa. Jumlah siswa laki-laki sebanyak 17 siswa
dan siswa perempuan sebanyak 17 siswa.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian tindakan kelas ini di SD Negeri
Pereng yang bertempat di Jl. Taktakan, Serang-Banten. Alasan
memilih lokasi tersebut karena Peneliti juga melakukan PPL
(Program Pengalaman Lapangan) di SD tersebut selama bulan
Maret-Mei sehingga memudahkan penelitian karena sekolah sudah
menjadi mitra. Selain itu, Peneliti dapat lebih mengenal
karakteristik anak sehingga memudahkan dan melancarkan
tahapan-tahapan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan
penerapan Didactical Design Research pada materi gerak benda
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian yang peneliti lakukan di
SD Negeri Pereng Kecamatan Taktakan Kota Serang, terjadi
perubahan-perubahan yang dirasakan oleh guru dan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar sehingga peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut:
Dari hasil penelitian tentang analisis kesulitan belajar IPA
teridentifikasi melalui kegiatan observasi kegiatan mengajar guru di kelas
dan repersonalisasi dua buku teks. Adapun proses pembelajaran model
pembelajaran kooperatif tipe learning cycle baik untuk guru dan siswa
pada saat penelitian terlihat peningkatan pada tiap siklusnya. Karena
pembelajaran learning cycle mengedepankan adanya percobaan dan materi
gerak benda dipelajari melalui percobaan. Pada tahap siklus I,
implementasi hasil desain pembelajaran untuk aktifitas guru mendapatkan
nilai rata-rata sebesar 3,25 (baik) dengan target maksimal 4. Siklus II
terjadi perubahan mulai terlihat yang tadinya pasif menjadi aktif
dikarenakan guru dan siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran yang
dilakukan yakni menggunakan desain model pembelajaran kooperatif tipe
learning cycle dan siswa merasa senang sehingga berdampak pada nilai
rata-rata yang di dapat untuk siklus II yang mengalami kenaikan menjadi
3,75 (sangat baik).
Sedangkan untuk hasil belajar siswa dapat di lihat dari peningkatan
rata-rata hasil belajar siswa di SD Negeri Pereng mulai dari pra siklus
dengan jumlah rata-rata sebesar 30. Sangat minim sekali dari KKM yang
ditentukan yakni sebesar 62. Kemudian berlanjut pada hasil belajar siklus I
dengan rata-rata hasil belajar siswa di dapat setelah menggunakan model
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa sudah mulai aktif dalam pembelajaran. Sedangkan pada siklus II
rata-rata hasil belajar yang di dapat semakin meningkat dengan
memperoleh rata-rata sebesar 80. Sudah mencapai KKM di SD Negeri
Pereng yakni 62. Dari peningkatan kenaikan nilai hasil belajar tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan desain pembelejaran model
kooperatif tipe learning cycle yang didasarkan pada analisis kesulitan
belajar siswa (learning obstacle) pada materi gerak benda dikatakan
berhasil terhadap hasil pembelajaran.
Dari hasil penelitian di atas bahwa pembelajaran yang dilakukan
sebelum adanya tindakan, kegiatan siswa sangat pasif dan setelah
memperoleh pelaksanaan desain pembelajaran yang dilakukan oleh
peneliti maka kegiatan belajar pun semakin aktif dan menyenangkan
sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa yang mengalami
peningkatan. Uraian di atas bahwasanya pembelajaran dengan
menggunakan media konkrit untuk memahami teori IPA pada materi gerak
benda sangat membantu konsep pemahaman anak antara teori dengan
pengalaman belajar, dan prediksi di kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Berdasarkan temuan peneliti dan kegiatan refleksi yang telah
dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas menerapkan Didactical
Design Research diajukan beberapa saran untuk dijadikan dasar dalam
pengembangan kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam yaitu.
1. Guru di Sekolah Dasar
Untuk meningkatkan kinerja guru sebagai merupakan jabatan
profesional, sebaiknya guru terus berusaha meningkatkan pengetahuan,
berusaha mempelajari model-model pembelajaran serta berusaha
meningkatkan kreatifitas diri dan kreatifitas yang dimiliki siswa
melalui penggunaan desain pembelajaran model learning cycle,
89
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagi Kepala Sekolah
Hendaknya selalu menghargai prestasi guru dan mendorong para guru
untuk mencoba dan menerapkan model-model pembelajaran yang
dapat mendukung kegaiatn belajar mengajar di dalam kelas agar lebih
maksimal dan aktif lagi serta memfasilitasi sekolah dengan beragam
sarana dan prasarana media pembelajaran lebih maksimal lagi.
3. Bagi Pengawas Pendidikan UPTD Pendidikan Kecamatan Taktakan
Kota Serang
Penelitian ini disosialisasikan kepada guru, kepala sekolah, dan
pengawas pendidikan, bahwa pemberian desain pembelajaran model
learning cycle sangat bermanfaat demi tercapainya tujuan dan hasil
belajar yang maksimal lewat kegiatan penataran KKG (Kelompok
Kerja Guru) agar berdampak lebih pada pendidikan.
4. Bagi peneliti selanjutnya, untuk melakukan penelitian model
pembelajaran learning cycle berdasarkan analisis kesulitan belajar
siswa (learning obstacle) yang lebih khusus lagi seperti analisis
didaktis, ontogeni, dan epistemologi karena dalam penelitian ini,
peneliti tidak membahas dan menerapkan analisis tipe learning
90 Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2012). Anak Kesulitan Belajar Teori, Diagnosis, dan
Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Amin, C & Priyono, A. (2009). BSE Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI
Kelas III. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Barlia, L. (2010). Teori Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di
Sekolah Dasar. Subang: Royyan Press.
Dahar Ratna, W. (2011). Teori-Teori Belajar&Pembelajaran. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Departemen Pendidikan Indonesia. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Desiyawati, F. (2012). (Skripsi). Penggunaan Model Siklus Belajar (Learning
Cycle) Pada Konsep Gaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
Serang: Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.
Heriawan, A, dkk. (2012). Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis.
Serang: LP3G (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru).
Huda, M. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang:
Pustaka Belajar.
Ismatulloh. (2010). (Skripsi). Meningkatkan Pembelajaran Sains dan Hasil
Belajar Dengan Menggunakan Model Siklus Belajar (Learning Cycle)
Pada Konsep Pesawat Sederhan. Serang: Universitas Pendidikan
Indonesia Kampus Serang.
91
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mustopa, Z, dkk. (2009). BSE Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas
III. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Nur`aeni. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: Ikhwan
Mandiri Press.
Purwanto, M. (2009). Prinsp-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, C & Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penelitian Hasil Belajar.
Bandung: CV. Andira.
Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, A. (2009). Cooperative learning teori & aplikasi paikem.
Surabaya: Pustaka Pelajar.
Suratno, T. (2013). Rekontekstualisasi Lesson Study di Indonesia. Makalah
disajikan pada Seminar Nasional FMIPA Universitas Negeri Surabaya
(UNESA) “Peran Lesson Study dalam Menyongsong Implementasi
Kurikulum 2013”, 05 Oktober 2013.
Suryadi, D. (2010). Penelitian Pembelajaran Matematika Untuk
Pembentukan Karakter Bangsa. Prosiding Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika (2010): “Peningkatan
Kontribusi Penelitian dan Pembelajaran Matematika dalam Upaya
Intan Permata Sari, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Taniredja, T, dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Mengembangkan
Profesi Guru Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung: Alfabeta.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: UPI PRESS.
Warningsih, W. (2012). (Skripsi). Pengaruh Penerapan Model Learning
Cycle 5E Terhadap Sikap dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas
VIII Pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok. Crebon: IAIN Syekh
Nurjati.
Yusnandar, E. (2012). Belajar dan pembelajaran di SD. Serang: Ikhwan