• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research Pada Siswa Kelas III Se

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research Pada Siswa Kelas III Se"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS

KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE

PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

SKRIPSI

(PenelitianTindakan Kelas MenerapkanDidactical Design

ResearchPadaSiswaKelas III Semester 2 di SD NegeriPerengKecamatanTaktakan

Kota Serang)

DiajukanuntukMemenuhiSebagiandari SyaratuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan

Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar

Oleh

INTAN PERMATA SARI

1106142

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG

(2)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN

BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

LEARNING CYCLE

PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3

SEMESTER 2

Oleh Intan Permata Sari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas IlmuPendidikan Prodi S1 PGSD

© IntanPermata Sari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

(4)

iii Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

INTAN PERMATA SARI (2015) “Desain Pembelajaran Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa Berbasis Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Cycle Pada Materi Gerak Benda Kelas 3 Semester 2 (Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research Pada Siswa Kelas III Semester 2 di SD Negeri Pereng Kecamatan Taktakan Kota Serang)” Kampus Serang 2015.

Diperoleh gambaran bahwa siswa mengalami kesulitan belajar dalam pelajaran IPA pada materi gerak benda di kelas III. Hal ini dapat di lihat dari hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa banyak siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan jika di beri pertanyaan mengenai materi pelajaran. Terbukti hasil belajar siswa tentang materi gerak benda masih rendah dengan rata-rata sebesar (30) dari KKM 62 untuk mata pelajaran IPA.

Adapun rumusan masalah sebagai berikut (1) Bagaimana kesulitan belajar siswa pada materi gerak benda teridentifikasi oleh Peneliti? (2) Bagaimana desain pembelajaran dan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle terbentuk berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa oleh Peneliti? (3) Bagaimana hasil belajar siswa dalam pelaksanaan desain model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle?

Tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah: (1) Menganalisis kesulitan belajar siswa pada materi gerak benda. (2) Mendeskripsikan hasil desain pembelajaran kooperatif tipe learning cycle yang di buat berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa. (3) Peningkatan hasil belajar siswa melalui pelaksanaan desain pembelajaran kooperatif tipe learning cycle pada materi gerak benda. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan McTaggart menerapkan Didactical Design

Research (DDR). PTK menerapkan DDR dilaksanakan dalam dua siklus langkah

dalam tiap siklusnya adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen yang digunakan ada dua yakni observasi dan tes.

Dari hasil penelitian terhadap proses pembelajaran terjadi peningkatan di tiap siklusnya. Pada siklus I mendapat rata-rata nilai sebesar 3,25 (baik). Meningkat menjadi 3,75 pada siklus II (sangat baik). Perubahan terjadi karena pada siklus II aktifitas siswa dan guru mulai aktif dan saling membangun. Hasil tes belajar siswa dalam menjawab soal tentang materi gerak benda juga mengalami peningkatan di tiap tahapnya. Pada tahap pre tes, hasil belajar siswa masih kurang yakni hanya mendapat rata-rata sebesar 30. Kemudian diberi desain pembelajaran model

learning cycle pada siklus I menjadi 50,59. Meningkat dari pra siklus namun

masih di bawah KKM. Lalu pada siklus II meningkat lagi menjadi 80 sudah mencapai KKM yang ditentukan.

Berdasarkan pengolahan dan analisis di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut jika guru menggunakan Desain Pembelajaran Model Kooperatif Tipe

Learning Cycle maka akan membantu mengatasi kesulitan belajar siswa dalam

(5)

iv Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

INTAN PERMATA SARI (2015) “Based Learning Design Analysis Based Learning Difficulties Students Cooperative Learning Model Learning Cycle In Motion Content Objects Class 3 Semester 2 (Research Action Class Didactical Applying Design Research In Grade III Semester 2 Elementary School in the District Pereng Taktakan Serang)” 2015 Serang Campus.

Obtained a description that students have difficulty learning in science lessons on the motion of material objects in class III. This can be seen from the results of observations conducted by researchers that many students can not answer the question if in the given questions concerning the subject matter. Proven results of student learning about the movement of the material is still low with an average of (30) from KKM 62 for science subjects.

The formulation of the problem as follows: (1) How can students' learning difficulties in the movement of the material identified by the researchers? (2) How the instructional design and implementation of cooperative learning model learning cycle is formed based on the analysis of students' learning difficulties by researchers? (3) How is student learning outcomes in the implementation of cooperative learning model design learning cycle?

Goals to be achieved in this research are: (1) Analyzing the students' learning difficulties in the movement of the material. (2) Describe the results of cooperative learning instructional design cycle that are made based on the analysis of students' learning difficulties. (3) Improved student learning outcomes through the implementation of cooperative learning design learning cycle on the motion of material objects.

The method used in this research is classroom action research (PTK) Kemmis models and McTaggart apply didactical Design Research (DDR). PTK implement DDR conducted in two cycles each cycle is a step in the planning, implementation, observation, and reflection. Instruments used that have two observation and tests.

(6)

vii Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR HAK CIPTA

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR DIAGRAM ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis ... 7

B. Kajian Penelitian Terdahulu ... 14

C. Kerangka Berpikir ... 16

D. Hipotesis Penelitian ... 16

(7)

viii Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. PTK Menerapkan DDR ………. ... 17

B. Prosedur Penelitian ... 23

C. Teknik Pengumpulan Data ... 27

D. Teknik Pengolahan Data ... 33

E. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian ... 36

B. Pelaksanaan Penelitian ... 36

C. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 78

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 83

E. Jawaban Hipotesis ... 86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 87

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah adalah salah satu tempat pembentukan karakter anak yang

mumpuni. Pihak-pihak yang terkait dalam pembentukan karakter maupun

pola pikir anak pun, ikut andil didalamnya. Pembelajaran yang tepat, buku

sumber yang sesuai dengan tahap perkembangan berpikir anak, guru sebagai

tolak ukur esensial yang mengajarkan materi ajar, semuanya begitu potensial

dalam keberhasilan pendidikan anak.

IPA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki

tujuan khusus mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA itu sendiri,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat, mengembangkan keterampilan proses

untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat

keputusan, serta meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam

memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam (Mulyasa, 2008,

hlm. 16).

Pembelajaran IPA di SD akan berhasil dengan baik apabila guru

memahami perkembangan intelektual anak usia SD. Anak usia SD berkisar 6

sampai dengan 11 tahun. Usia tersebut dalam teori Piaget termasuk dalam

tingkat operasional konkrit (7-11 tahun). Tingkat ini merupakan permulaan

berpikir rasional. Anak belum dapat berurusan dengan materi abstrak, seperti

hipotesis dan proposisi verbal (Dahar, 2006, hlm. 138). Teori tersebut

menyimpulkan bahwasanya anak usia SD sangat membutuhkan benda-benda

konkrit untuk menolong pemahaman konsep suatu materi pelajaran dan

melewati kesulitan belajarnya.

Kesulitan belajar siswa tentu perlu dipikirkan oleh guru cara

mengatasinya. Hasil analisis kesulitan belajar atau learning obstacle pada

(9)

2

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SD/MI Kelas III, Peneliti menemukan tidak adanya pengertian gerak benda.

Hal ini akan mengakibatkan siswa mengalami kesulitan belajar dalam

pemahaman konsep materi apa itu gerak benda. Wawancara pada siswa kelas

3 SD N Pereng pada tanggal 11 Maret 2015, menemukan hasil bahwa materi

gerak benda yang disampaikan guru hanya sebatas menyuruh salah satu siswa

untuk mencatat di papan tulis sajian dari buku teks dari halaman sekian

sampai sekian kemudian diikuti oleh siswa lainnya. Setelah selesai menulis

dari buku teks, guru menjelaskan sedikit dengan metode ceramah. Ketika di

tanya apa itu gerak benda, siswa masih kesulitan untuk menerangkannya

kembali.

Pembelajaran sejatinya memiliki aturan terstruktur yang di atur dalam

kurikulum dan Standar Kompetensi (SK) serta Kompetensi Dasar (KD) yang

diinginkan. SK dan KD ini adalah acuan dalam setiap pembelajaran. Materi

IPA Gerak Benda kelas 3 semester 2 memiliki kompetensi dasar adalah siswa

mampu menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh

bentuk dan ukuran. Bentuk dan ukuran inilah yang menjadikan faktor benda

menjadi mengalami banyak macamnya, seperti benda yang menggelinding,

benda yang berputar, dan benda yang memantul serta hal-hal yang

mempengaruhi fenomena-fenomena tersebut. Adanya kesenjangan antara cara

mengajar guru dan kurikulum yang menginginkan adanya percobaan dalam

pembelajran gerak benda menimbulkan adanya kesulitan. Karena pada hasil

wawancara, siswa belum mampu mencapai SK dan KD yang ditentukan.

Sedangkan untuk dapat mencapai SK dan KD tersebut maka perlu di buat

suatu desain yang optimal dan media percobaan.

Desain pembelajaran dalam konsep penelitian ini, peneliti memakai

model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle. Pembelajaran kooperatif

mengedepankan cara kerja yang berkelompok. Sedangkan learning cycle

menurut David (dalam Huda, 2013, hlm. 265-266) mendetailkan LC sebagai

siklus empat tahap. Dimana siswa: (1) memiliki sesuatu yang konkret atau

memiliki pengalaman tertentu yang bisa menjadi dasar bagi; (2) observasi dan

(10)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu sendiri. Observasi ini kemudian; (3) diasimilasikan ke dalam konsep

kerangka konseptual; (4) yang diuji dan diterapkan dalam situasi-situasi yang

berbeda.

Uraian di atas mengalurkan proses penelitian, bahwa yang akan peneliti

lakukan adalah membuat desain pembelajaran berbasis model pembelajaran

kooperatif tipe learning cycle. Desain dirujukan pada proses analisis kesulitan

belajar (learning obstacle) teridentifikasi melalui kegiatan repersonalisasi dari

beberapa buku teks.

Sekolah dasar adalah awal dari pondasi tahap berpikir ke level

selanjutnya. Maka itu, penting bagi pendidik untuk mampu menganalisis

dengan jeli materi apa yang sekiranya pantas untuk diajarkan sekarang atau

nanti untuk memperkuat pondasi berpikir siswa. Model pembelajaran,

observasi sekolah dan kelas, pemuatan formulasi desain yang optimal

berdasar analisis kesulitan belajar inilah yang membuat peneliti tertarik

mengambil judul penelitian “Desain Pembelajaran Berdasarkan Analisis

Kesulitan Belajar Siswa Berbasis Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Learning Cycle Pada Materi Gerak Benda Kelas 3 Semester 2 di SD Negeri Pereng Kecamatan Taktakan Kota Serang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kesulitan belajar siswa pada materi gerak benda teridentifikasi

oleh peneliti?

2. Bagaimana desain pembelajaran dan pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif tipe learning cycle terbentuk berdasarkan analisis kesulitan

belajar siswa oleh Peneliti?

3. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pelaksanaan desain model

(11)

4

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk menganalisis kesulitan belajar siswa pada materi gerak benda kelas

3 semester 2.

2. Untuk mendeskripsikan hasil desain pembelajaran kooperatif tipe

learning cycle yang di buat berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa.

3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pelaksanaan desain

pembelajaran kooperatif tipe learning cycle terhadap pemahaman konsep

dan hasil belajar siswa pada materi gerak benda kelas 3 semester 2.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini secara umum agar

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kualitas

pembelajaran IPA di SD. Sedangkan, secara khusus hasil penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat bagi tiga subjek, yakni:

1. Bagi Peneliti:

a. Menambah wawasan baru tentang model pembelajaran kooperatif tipe

learning cycle.

b. Menyediakan masalah, proses, dan hasil identifikasi kesulitan belajar

siswa pada materi gerak benda.

c. Menyediakan contoh metodologi penelitian mengenai bagaimana

merancang pembelajaran berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa.

2. Bagi Guru:

a. Menyediakan contoh bagaimana merancang pembelajaran

berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa pada materi gerak

(12)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Menambah, mengembangkan, dan menyediakan gambaran

bagaimana desain pembelajaran dengan model kooperatif tipe

learning cycle untuk meningkatkan pemahaman konsep dan hasil

belajar siswa.

3. Bagi Siswa:

a. Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gerak benda.

b. Memfasilitasi siswa untuk menemukan sendiri pemahaman konsep

mengenai gerak benda di IPA.

c. Memberikan kegiatan pembelajaran untuk siswa.

E. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa subjek yang digunakan dalam

penelitian yaitu:

1. Desain Pembelajaran

Desain pembelajaran menurut Gagne (1992) (dalam Sanjaya, 2012,

hlm. 66) menjelaskan bahwa “desain pembelajaran di susun untuk

membantu proses belajar siswa, di mana proses belajar itu memiliki

tahapan segera dan tahapan jangka panjang Selanjutnya, Gagne juga

menyimpulkan desain pembelajaran berkaitan dengan faktor eksternal yang

pengaturan lingkungan dan kondisi memungkinkan siswa dapat belajar”.

2. Analisis Kesulitan Belajar (Learning Obstacle)

“Kesulitan belajar merupakan suatu konsep multidisipliner yang digunakan di lapangan ilmu pendidikan, psikologi, maupun ilmu

kedokteran” (Mulyono, 2012, hlm. 1). Namun, dalam Penelitian Disain

Didaktis atau Didactical Design Research (DDR) kesulitan belajar

memiliki istilah lain. Learning Obstacle (LO) atau dalam terjemah

Indonesia kesulitan belajar merupakan situasi yang dialami oleh siswa

secara alamiah.

(13)

6

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil

penurunan teori psikologis pendidikan dan teori belajar yang dirancang

berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya

pada tingkat operasional di kelas (Suprijono, 2009, hlm. 45). Pembelajaran

kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja

kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau

diarahkan oleh guru (Suprijono, 2009, hlm. 54).

4. Learning Cycle (LC)

Learning Cycle (LC) atau dalam terjemahan Indonesia berarti siklus

belajar merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang di

dalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan

akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan

tujuan pembelajaran.

Learning Cycle dalam pembelajaran kooperatif memiliki empat tahapan yakni, “(1) mengalami; (2) refleksi; (3) interpretasi; (4) prediksi”

(Huda, 2013, hlm. 266-268). Penggagas LC, David Kolb mendetailkan LC

sebagai siklus empat tahap. Dimana siswa:

(1) pada proses mengalami, memiliki sesuatu yang konkret atau memiliki pengalaman tertentu yang bisa menjadi dasar bagi; (2) observasi dan refleksi mereka atas pengalaman tersebut dan responnya terhadap pengalaman itu sendiri. Observasi ini kemudian; (3) interpretasi yang diasimilasikan ke dalam konsep kerangka konseptual atau pengetahuan sebelumnya yang dimiliki siswa; (4) dan prediksi yang diuji dan diterapkan dalam situasi-situasi yang berbeda (Huda, 2013, hlm. 265-266).

5. Gerak Benda

Gerak dalam KKBI memiliki definisi uraian peralihan tempat atau

kedudukan, baik hanya sekal maupun berkali-kali. Sedangkan benda

menurut KBBI adalah segala yang ada di alam yang berwujud atau

(14)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa gerak benda adalah perubahan arah kedudukan benda yang

(15)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan

metode penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang didalamnya juga

terdapat tahapan dari metode penelitian Didactical Design Research (DDR).

Berikut penjelasan rincinya.

A. Metode Penelitian

1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Masalah pembelajaran di kelas sangat kompleks hanya untuk

dijadikan bahan cerita saja. Masalah-masalah di kelas tentu hanya mampu

dirasakan oleh guru sebaga subjek yang berada dalam fenomena

lingkungan masalahnya sendiri. Akhir-akhir ini banyak penelitian yang

dilakukan oleh guru yang melakukan penelitian terhadap masalah

dikelasnya sendiri. Penelitian tersebut kemudian dikenal dengan Penelitian

Tindakan Kelas.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di maksud untuk memperbaiki

dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru

demi tercapainya tujuan pembelajaran, memperbaiki, dan meningkatkan

kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan, mengidentifikasi,

menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas. PTK

yakni sebagai “suatu bentuk peneltian yang bersifat reflektif dengan

melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan

praktek-praktek pembelajaran di kelas secara professional” (Nur`aeni,

2012 hlm. 7).

Wibawa (dalam Taniredja dkk, 2012 hlm. 15) mangatakan bahwa

penelitian tindakan kelas merupakan “suatu penelitian yang mengangkat

(16)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PTK adalah penelitian yang lebih menekankan pada masalah di kelas,

pembelajaran, dan dihadapi oleh guru.

a. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Hopkins (dalam Taniredja dkk. 2012 hlm. 17) prinsip PTK

yakni.

1) Menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas.

2) Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran yang tidak

menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data.

3) Kegiatan peneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran.

4) Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran

yang riil.

5) Konsistensi sikap dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas

pembelajaran sangat diperlukan.

6) Cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak seharusnya

dibatasi pada masalah pembelajaran di kelas, tetapi dapat diperluas

pada tataran di luar kelas.

b. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Wardani, Wihardit, dan Nasoetion (Taniredja dkk,

2012 hlm. 20) karakteriktik PTK dibagi menjadi empat.

1) Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran

pada diri guru bahwa praktik yang dilakukan selama ini di kelas

mempunyai masalah yang perlu diselesaikan;

2) Self-reflective inquiry yang artinya peneliti melalui refkleksi diri;

3) Dilakukan di dalam kelas;

4) Bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.

PTK dengan model Kemmis dan McTaggart membagi empat

tahapan dalam penelitiannya yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi,

(17)

19

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Dari banyak uraian teori sebelumnya tetang PTK, peneliti

simpulkan bahwa tahapan dari PTK tujuan utamanya adalah

melakukan perbaikan dan peningkatan layanan keprofesionalan guru

dalam menangani proses belajar mengajar.

Dalam penelitian ini, peneliti kemudian menggunakan metode

penelitian PTK yang menerapkan Didactical Design Research (DDR)

berupa uraian kualitatif. “Penelitian kualititatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya

adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,

pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan

snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan),

analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan makna dari pada generalisasi” (Sugiyono, 2013,

hlm. 15).

2. Didactical Design Research (DDR)

Pertama, aspek kejelasan masalah di lihat dari model sajian

maupun keterkaitan dengan konsep yang diajarkan. Masalah yang

dihadapkan kepada siswa disajikan dalam dua cara yaitu model

kongkrit dan model ilustrasi berupa gambar terstruktur. Ketiga, aspek

keterkaitan antar situasi didaktis yang tercipta pada setiap sajian

masalah berbeda. Untuk menjaga konsistensi proses berpikir, guru

menggunakan konteks yang sama secara konsisten. Dan keempat,

aspek pengembangan intuisi matematis.

Dalam mengembangkan proses pembelajaran, guru senantiasa

memberi kesempatan bagi siswa untuk mengawali aktivitas belajar

secara individual. Interaktivitas yang dikembangkan guru lebih

(18)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan potensialnya yakni pada saat mereka menghadapi

kesulitan belajar (learning obstacle).

Menyadari bahwa situasi didaktis dan pedagogis yang terjadi

dalam suatupembelajaran merupakan peristiwa yang sangat kompleks,

maka guru perlumengembangkan kemampuan untuk bisa memandang

peristiwa tersebut secara komprehensif, mengidentifikasi dan

menganalisis hal-hal penting yang terjadi, serta melakukan tindakan

tepat sehingga tahapan pembelajaran berjalan lancar dan sebagai

hasilnya siswa belajar secara optimal.

Kemampuan yang perlu dimiliki guru tersebut selanjutnya akan

disebut sebagai metapedadidaktik yang dapat diartikan sebagai

kemampuan guru untuk: (1) memandang komponen-komponen

segitiga didaktis yang dimodifikasi yaitu ADP, HD, dan HP sebagai

suatu kesatuan yang utuh, (2) mengembangkan tindakan sehingga

tercipta situasi didaktis dan pedagogis yang sesuai kebutuhan siswa,

(3) mengidentifikasi serta menganalisis respon siswa sebagai akibat

tindakan didaktis maupun pedagogis yang dilakukan, (4) melakukan

tindakan didaktis dan pedagogis lanjutan berdasarkan hasil analisis

respon siswa menuju pencapaian target pembelajaran (Suryadi, 2010).

Karena metapedadidaktik ini terkait dengan suatu peristiwa

pembelajaran, maka hal ini dapat digambarkan sebagai sebuah limas

dengan titik puncaknya adalah guru yang memandang alas limas

sebagai segitiga didaktis yang dimodifikasi.

Gambar 3.1

Metapedadidaktik Dilihat Dari Sisi ADP, HD, dan AP

(19)

21

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian yang di pakai Peneliti adalah gabungan dari

Penelitian Tindakan Kelas dan Didactical Design Research. Untuk

memberikan gambaran bagaimana Peneliti akan melakukan penelitian,

maka di buat bagan yang menerapkan kedua jenis penelitian tersebut

sebagai langkah-langkah penelitian.

Tabel 3.1

Prosedur Langkah Penelitian PTK Menerapkan DDR

Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi

Praimplementasi

Perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi adalah tahapan

penelitian bagian dari PTK model Kemmis dan McTaggart. Sedangkan dalam

tahapan prosfektif, metapedadidaktik dan retrosfektif merupakan bagian dari

DDR. Berikut adalah penjelasan tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas

menerapkan Didactical Design Research yang digunakan dalam penelitian.

1) Perencanaan (Prosfektif)

Pada tahap ini, Peneliti mendesain Peneliti menjelaskan bagaimana

(20)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang telah ditemukan. Peneliti menentukan titik fokus

peristiwa yang perlu diperhatikan secara khusus untuk diamati. Kemudian

membuat instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa yang

terjadi selama tindakan berlangsung.

2) Pelaksanaan (Metapedadidaktik)

Pada tahap ini Peneliti mengimplementasi semua dari apa yang telah

direncanakan pada tahap perencanaan.

3) Pengamatan (Metapedadidaktik)

Pada tahap ini, perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya

diterapkan pada pembelajaran. Pelaksanaan harus sesuai dengan apa yang

telah direncanakan sebelumnya, berlaku wajar dan tidak di buat-buat. Ketika

pelaksanaan tindakan, Peneliti sekaligus mengamati proses pembelajaran

yang sedang terjadi.

4) Refleksi (Retrospektif)

Tahap terakhir adalah refleksi yaitu mengemukakan kembali terhadap

apa yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya. Peneliti mengevaluasi

kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada saat tindakan berlangsung.

Peneliti juga mengevaluasi hubungan antara prospektif dengan

metapedadidaktik.

Tahapan yang telah diuraikan adalah unsur-unsur untuk membentuk

sebuah siklus. Rangkaian kegiatan siklus tersebut dapat di lihat pada gambar

(21)

23

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2 Siklus PTK Menerapkan DDR Modifikasi

B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan PTK model Kemmis dan McTaggart

dengan langkah penlitian yakni pra siklus, lalu masuk ke siklus dengan

empat tahapan perencanaan, pelaksanaan pengamatan, dan relfeksi yang

akan dilaksanakan dalam dua siklus.

Diawali dengan pra siklus yaitu melakukan repersonalisasi.

Repersonalisasi yakni menganalisis beberapa buku teks IPA kelas 3

dengan penekanan pada materi gerak benda. Dari repersonalisasi Peneliti

mengetahui bagaimana cara penyajian buku teks, apakah alur

pembelajarannya sesuai, apakah ada sajian yang menyulitkan. Selanjutnya

Peneliti mengamati cara mengajar guru dalam proses pembelajaran IPA

tentang gerak benda di kelas. Observasi kelas akan membantu Peneliti

memperoleh data tentang bagaimana proses pembelajaran pada materi

gerak benda.

Data yang diperoleh yaitu, hasil analisis repersonalisasi buku teks,

observasi bagaimana cara guru mengajar di kelas, bagaimana hubungan

siswa, materi, guru dalam segitiga Kansanen terbentuk antara prediksi

respon siswa dengan antisipasi didaktis pedagogiss. Kegiatan pra siklus

dilakukan untuk mengetahui situasi asli pembelajaran IPA pada materi

gerak benda di kelas 3. Refleksi

(Retrosfektif)

Perencanaan

(Prosfektif)

Observasi

(Metapedadidaktik)

Pelaksanaan

(22)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data-data yang diperoleh kemudian dirumuskan untuk menjadi

sebuah desain pembelajaran yang siap di implementasi ke kelas penelitian.

Analisis tersebut adalah persiapan melakukan tindakan pada siklus 1.

Berikut ini adalah proses Penelitian Tindakan Kelas model

Kemmis dan McTaggart dengan penerapan Didactical Design Research

yang telah dimodifikasi agar mudah dalam memahaminya alur

(23)

25

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alur PTK Dalam Pembelajaran IPA Pada Materi Gerak Benda Dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Koperatif Tipe Learning Cycle

(Modifikasi PTK model Kemmis & Mc Taggart dalam Tukiran Taniredja, dkk

dengan penerapan DDR)

 Menganalisis buku teks.

 Mengumpulkan data hasil temuan.

Refleksi (Retrospektif)

Merumuskan permasalahan yang ditemukan pada proses KBM.

Perencanaan (Prospektif)

 Membuat desain pembelajaran (RPP) IPA tentang gerak benda dengan model learning cycle.

 Mempersiapkan pedoman observasi untuk guru.

Pelaksanaan (Metapedadidaktik)

Menerapkan desain pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran IPA tentang gerak benda model

learning cycle.

Refleksi (Retrospektif)

 Mengevaluasi kemajuan hasil belajar dan LO setelah penerapan desain pembelajaran

 Menganalisis hubungan antara prospektif dengan metapedadidaktik

 Mengkategorikan jenis learning obstacle yang muncul setelah penerapan desain pembelajaran

 Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah lebih lanjut dalam upaya mengkaji tujuan penelitian

Jika hasil pembelajaran belum

maksimal, maka melakukan

(24)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pra Siklus

a. Observasi (Repersonalisasi)

Repersonalisasi berisi kegiatan menganalisis penyajian buku teks

IPA pada materi gerak benda dan mengamati cara guru mengajarkan

materi gerak benda di kelas.

b. Refleksi (Retrosfektif)

Melakukan diskusi dengan guru kelas 3 terkait permasalahan ketika

mengajar di kelas, merumuskan permasalahan yang ditemukan dari hasil

repersonalisasi juga jenis kesulitan belajar (learning obstacle)-nya.

Selanjutnya mengungkapkan solusi dengan merumuskan perencanaan

pada siklus 1 dengan berorientasi pada desain pembelajaran model

learning cycle dengan analisis pemetaan kurikulum.

2. Siklus I

a. Perencanaan (Prospektif)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu membuat peta

kurikulum dari standar kompetensi dan kompetensi dasar materi gerak

benda serta peta konsep materi gerak benda untuk membuat desain

pembelajaran (RPP) serta memfasilitasi solusi dari faktor yang

menyebabkan timbulnya kesulitan belajar siswa. RPP disesuaikan dengan

langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe learning cycle.

b. Pelaksanaan (Metapedadidaktik)

Proses ini merupakan tahap implementasi dari desain pembelajaran

yang telah direncanakan dan dibuat pada kegiatan perencanaan untuk

siklus I.

Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif

tipe learning cycle, yaitu:

(25)

27

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Guru memberikan bola pada tiap kelompok siswa. Kelompok terdiri dari lima orang. Tiga siswa perempuan dan dua siswa

laki-laki.

 Guru memberikan intruksi pada siswa untuk menggunakan media bola mengamati gerak benda yang jatuh, berputar,

menggelinding, dan memantul.

2) Refleksi

 Setelah mengamati keempat jenis gerak benda, guru dan siswa berinteraksi untuk menyimpulkan hasil percobaan.

3) Interpretasi

 Menghubungkan pengalaman belajar yang telah dilakukan dengan teori dalam kehidupan sehari-hari.

4) Prediksi

 Siswa di minta menuliskan hasil dari pembelajaran di lembaran folio bergaris yang disediakan guru.

 Memungkinkan individu untuk memperoleh pemahaman baru dan menerjemahkannya ke dalam prediksi-prediksi tentang apa

yang terjadi selanjutnya atau tindakan apa yang seharusnya di

ambil berdasarkan pengalaman belajar yang telah mereka

lakukan.

c. Pengamatan (Metapedadidaktik)

Kegiatan observasi dimaksudkan untuk melakukan pengamatan

pelaksanaan yang telah dilakukan pada siklus I, apakah kegiatan

pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan, bagaimana hasil

evaluasi perbandingan antara learning obstacle awal dan learning

obstacle setelah penerapan desain pembelajaran model learning cycle

ataukah ada permasalahan baru.

d. Refleksi (Retrospektif)

(26)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Mengkategorikan jenis learning obstacle yang muncul setelah

penerapan desain pembelajaran model pembelajaran learning cycle.

3) Melakukan perbaikan dan menyusun desain pembelajaran baru untuk

siklus berikutnya jika hasil penelitian di anggap kurang memuaskan

atau belum meningkat.

C. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 308) teknik pengumpulan data

merupakan “langkah yang paling utama dalam penelitian, karena

tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”. Dalam

penelitian dengan judul Desain Pembelajaran Berdasarkan Analisis

Kesulitan Belajar Siswa Berbasis Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Learning Cycle Pada Materi Gerak Benda Kelas 3 Semester 2 di SD

Negeri Pereng Kecamatan Taktakan Kota Serang, peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi dan juga tes.

1. Observasi

Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2012 hlm. 310)

observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Teknik Observasi Langsung, dimana cara mengumpulkan data

yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala

yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya langsung

pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi yang

terjadi.

Pada penelitian ini, jenis observasi yang digunakan adalah

observasi terstruktur. Observasi terstruktur ialah obserasi yang

telah di rancang secara sistematis, tentang apa yang aka diamati,

kapan, dan dimana tempatnya (Sugiyono, 2012 hlm. 205). Ditandai

dengan perekaman data relatif sederhana. Peneliti mengobservasi

aktivitas belajar mengajar dan peningkatan hasil belajar siswa

(27)

29

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti dapat mengetahui kesulitan belajar (learning obstacle)

yang terjadi untuk kemudian adanya kesulitan tersebut diatasi

dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle pada

materi gerak benda. Adapun hal-hal yang akan di observasi

tercantum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.2

Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran IPA Materi Gerak Benda Dengan Model Pembelajaran Learning Cycle

No Aspek yang

a. Mengkondisikan siswa menjadi kelompok belajar. b. Memfasilitasi siswa dengan media bola dan kotak

bekas dan lainnya.

c. Membimbing siswa untuk membedakan jenis gerak benda dengan media bola.

d. Membimbing siswa untuk menentukan faktor yang mempengaruhi gerak benda dengan media kotak bekas dan lainnya.

2 Tahap Refleksi a. Tanya jawab dengan siswa dari materi yang telah dipelajari.

b. Tanya jawab dengan siswa bagaimana mempelajari gerak benda.

c. Tanya jawab dengan siswa apa kegunaan dari belajar gerak benda.

d. Siswa menjelaskan konsep gerak benda dengan kata-kata sendiri di lembar folio.

3 Tahap

Interpretasi

a. Siswa menggeneralisasikan sebuah contoh dari gerak benda.

b. Setiap kelompok mengidentifikasi jenis dan faktor yang mempengaruhi gerak benda.

c. Membimbing siswa menuju konsep yang tepat mengenai jenis dan faktor yang mempengaruhi gerak benda.

d. Menghubungkan teori materi dengan pengalaman belajar

(28)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Membimbing siswa menerjemahkan pemahaman baru ke dalam prediksi dikehidupan sehari-hari c. Guru memberikan evaluasi hasil pembelajaran

dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) d. Guru memeriksa LKS

Jumlah

Rata-Rata

2. Tes

Menurut Sudijono (2011, hlm. 67), tes adalah

“Cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengkuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya atau dibandingkan dengan nilai

standar tertentu.”

Pada penelitian ini, tes dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diberikan. Dan untuk

mendapatkan hasil dari tujuan penelitian yang dilaksanakan.

Pada penelitian ini, tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar

siswa siswa terhadap pembelajaran IPA materi gerak benda. Tes berupa

soal objektif yakni Pilihan Ganda sebanyak 15 soal atau lima soal uraian

singkat yang berbeda-beda. Setelah melalui tahap penyusunan tes, maka

digunakan kriteria penskoran. Hal ini tentu untuk mengetahui tingkat

keberhasilan belajar siswa dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa

pada tiap siklus dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

a. Setiap soal dengan jawaban benar sesuai kunci jawaban bernilai satu. Jika

salah maka bernilai nol.

b. Nilai akhir di hitung dengan menjumlahkan semua skor yang diperoleh di

(29)

31

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai akhir = � � ℎ x 100

Adapun kisi-kisi soal dapat di lihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Soal Yang Terdiri Dari 25% Jumlah Soal Mudah, 50% Jumlah Soal Sedang Dan 25% Jumlah Soal Sukar

(30)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumlah 5 10 5 20

Jawablah soal di bawah ini sesuai pengetahuanmu!

1. Benda yang gerakannya berputar adalah ….

a. Air c. Kaca

b. Roda d. Kertas

2. Benda yang menggelnding harus berbentuk ….

a. Segi Empat c. Lingkaran

b. Persegi d. Segitiga

3. Gerak yang selalu menuju ke arah Bumi adalah ….

a. Gerak berputar c. Gerak jatuh

b. Gerak memantul d. Gerak meluncur

4. Gambar di bawah ini yang menunjukkan gerak berputar ….

a.

b.

c.

d.

5. Gerak jatuh bola voli, membentur lantai, dan kembali ke atas di sebut ….

a. Memantul c. Berputar

b. Melayang d. Mengalir

(31)

33

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Kerikil c. Penghapus

b. Kelerang d. Pensil

7. Sepeda dapat pindah tempat karena memanfaatkan gerak ….

a. Jatuh c. Menggelinding

b. Mengalir d. Memutar

8. Jika bola dan balok digelindingkan di lantai bersama-sama, maka balok

sulit bergerak. Hal ini karena gerak benda dipengaruhi oleh ….

a. Bentuk benda c. Berat benda

b. Luas permukaan d. Ringan benda

9. Kendaraan dapat melaju dengan cepat di jalan beraspal daripada jalan

berlumpur karena ….

a. Permukaan jalan beraspal lebih halus daripada jalan berlumpur

b. Permukaan jalan beraspal lebih kasar daripada jalan berlumpur

c. Permukaan jalan yang halus lebih kasar daripada jalan berlumpur

d. Permukaan jalan halus lebih mulus daripada jalan berlumpur

10. Benda yang bergerak ditandai dengan ….

a. Perubahan wujud c. Perubahan bentuk

b. Perubahan tempat d. Perubahan arah

11. Bola yang digelindingkan di atas permukaan yang datar akan ….

a. Bergerak cepat c. Bergerak lambat

b. Berhenti d. Tidak bergerak

12. Benda yang mudah bergerak adalah ….

a. Limas c. Lngkaran

b. Segitiga d. Bergerigi

c.

13.Ciri-ciri benda bergerak menggelinding adalah ….

a. Melompat lurus ke atas c. Berputar sambil berpindah

b. Meluncur lurus ke bawah d. Melayang di atas permukaan

14. Benda yang dapat memantul biasanya terbuat dari ….

a. Plastik c. Kaca

(32)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

15. Benda di bawah ini yang paling sulit menggelinding adalah ….

a. Bola kayu c. Bola kasti

b. Bola bekel d. Bola kertas

Isilah soal di bawah ini dengan jawaban singkat dan benar!

1. Alat yang di pasang pada kendaaraan mobil agar dapat bergerak di sebut ...

2. Mendorong sebuah benda lebih mudah dilakukan pada lantai yang

permukaannya ….

3. Meja lebih sulit digerakkan di banding dengan kursi. Hal ini membuktikan

bahwa gerak benda dipengaruhi oleh ….

4. Kelereng lebih … menggelinding di tikar daripada di lantai.

5. Gerak memantul terjadi jika benda … benda lain.

Kunci Jawaban

Pilihan Ganda

1. B 6. B 11. A

2. C 7. D 12. C

3. C 8. A 13. C

4. C 9. A 14. D

5. A 10. B 15. D

Isian Singkat

1. Ban 3. Berat Benda 5. Membentur

2. Datar 4. Sulit

D. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data atau analisis data dilakukan sesuai dengan teknik

pengumpulan datanya, yaitu:

1) Analisis data hasil observasi

Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel atau

(33)

35

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membaca data, selanjutnya dianalisis untuk mengetahui aktivitas

siswa selama pembelajaran IPA pada materi gerak benda dengan

mode pembelajaran kooperatif tipe learning cycle berlangsung.

Rumus tabel observasi pembelajaran IPA dengan model

learning cycle pada materi gerak benda. Keterangan Nilai

Observasi Pembelajaran:

Nilai 4 = Jika 4 indikator yang muncul Nilai 2 = Jika 2 indikator yang muncul

Nilai 3 = Jika 3 indikator yang muncul Nilai 1 = Jika 1 indikator yang muncul

Nilai Rata-Rata = ℎ � �

� (16)

(Sudjana, 2009, hlm. 109)

Skala nilai yang digunakan adalah 0-4 dengan ketentuan sebagai berikut:

3,5 – 4,0 = Baik Sekali

3,0 – 3,5 = Baik

2,5 – 3,0 = Cukup

2,0 – 2,5 = Kurang

Dibawah 2,0 = Sangat Kurang

(Rakhmat dan Solehudin, 2006, hlm. 67)

2) Analisis data hasil tes

Data hasil tes akan disajikan dalam bentuk tabel yang

sebelumnya diolah perhitungan skor yang di dapat siswa pada soal tes

yang diberikan dengan menggunakan rumus:

= ℎ �

ℎ 100

(34)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemberian skor terhadap soal-soal tes setiap tujuan penelitian

dan menjumlahkan skor yang diperoleh setiap siswa. Kemudian, skor

siswa tersebut dikumpulkan untuk di buat rata-rata pada setiap siklus

dengan ketentuan rumu rata-rata belajar siswa yakni:

− = � ℎ

ℎ�

(Sudjana, 2009, hlm. 109)

E. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas menerapkan DDR ini,

subjeknya adalah kegiatan dan siswa dalam pembelajaran IPA

kelas 3 (tiga) semester genap di SD Negeri Pereng dengan jumlah

siswa sebanyak 34 siswa. Jumlah siswa laki-laki sebanyak 17 siswa

dan siswa perempuan sebanyak 17 siswa.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian tindakan kelas ini di SD Negeri

Pereng yang bertempat di Jl. Taktakan, Serang-Banten. Alasan

memilih lokasi tersebut karena Peneliti juga melakukan PPL

(Program Pengalaman Lapangan) di SD tersebut selama bulan

Maret-Mei sehingga memudahkan penelitian karena sekolah sudah

menjadi mitra. Selain itu, Peneliti dapat lebih mengenal

karakteristik anak sehingga memudahkan dan melancarkan

tahapan-tahapan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan

penerapan Didactical Design Research pada materi gerak benda

(35)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian yang peneliti lakukan di

SD Negeri Pereng Kecamatan Taktakan Kota Serang, terjadi

perubahan-perubahan yang dirasakan oleh guru dan siswa dalam kegiatan belajar

mengajar sehingga peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut:

Dari hasil penelitian tentang analisis kesulitan belajar IPA

teridentifikasi melalui kegiatan observasi kegiatan mengajar guru di kelas

dan repersonalisasi dua buku teks. Adapun proses pembelajaran model

pembelajaran kooperatif tipe learning cycle baik untuk guru dan siswa

pada saat penelitian terlihat peningkatan pada tiap siklusnya. Karena

pembelajaran learning cycle mengedepankan adanya percobaan dan materi

gerak benda dipelajari melalui percobaan. Pada tahap siklus I,

implementasi hasil desain pembelajaran untuk aktifitas guru mendapatkan

nilai rata-rata sebesar 3,25 (baik) dengan target maksimal 4. Siklus II

terjadi perubahan mulai terlihat yang tadinya pasif menjadi aktif

dikarenakan guru dan siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran yang

dilakukan yakni menggunakan desain model pembelajaran kooperatif tipe

learning cycle dan siswa merasa senang sehingga berdampak pada nilai

rata-rata yang di dapat untuk siklus II yang mengalami kenaikan menjadi

3,75 (sangat baik).

Sedangkan untuk hasil belajar siswa dapat di lihat dari peningkatan

rata-rata hasil belajar siswa di SD Negeri Pereng mulai dari pra siklus

dengan jumlah rata-rata sebesar 30. Sangat minim sekali dari KKM yang

ditentukan yakni sebesar 62. Kemudian berlanjut pada hasil belajar siklus I

dengan rata-rata hasil belajar siswa di dapat setelah menggunakan model

(36)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa sudah mulai aktif dalam pembelajaran. Sedangkan pada siklus II

rata-rata hasil belajar yang di dapat semakin meningkat dengan

memperoleh rata-rata sebesar 80. Sudah mencapai KKM di SD Negeri

Pereng yakni 62. Dari peningkatan kenaikan nilai hasil belajar tersebut

maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan desain pembelejaran model

kooperatif tipe learning cycle yang didasarkan pada analisis kesulitan

belajar siswa (learning obstacle) pada materi gerak benda dikatakan

berhasil terhadap hasil pembelajaran.

Dari hasil penelitian di atas bahwa pembelajaran yang dilakukan

sebelum adanya tindakan, kegiatan siswa sangat pasif dan setelah

memperoleh pelaksanaan desain pembelajaran yang dilakukan oleh

peneliti maka kegiatan belajar pun semakin aktif dan menyenangkan

sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa yang mengalami

peningkatan. Uraian di atas bahwasanya pembelajaran dengan

menggunakan media konkrit untuk memahami teori IPA pada materi gerak

benda sangat membantu konsep pemahaman anak antara teori dengan

pengalaman belajar, dan prediksi di kehidupan sehari-hari.

B. Saran

Berdasarkan temuan peneliti dan kegiatan refleksi yang telah

dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas menerapkan Didactical

Design Research diajukan beberapa saran untuk dijadikan dasar dalam

pengembangan kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam yaitu.

1. Guru di Sekolah Dasar

Untuk meningkatkan kinerja guru sebagai merupakan jabatan

profesional, sebaiknya guru terus berusaha meningkatkan pengetahuan,

berusaha mempelajari model-model pembelajaran serta berusaha

meningkatkan kreatifitas diri dan kreatifitas yang dimiliki siswa

melalui penggunaan desain pembelajaran model learning cycle,

(37)

89

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi Kepala Sekolah

Hendaknya selalu menghargai prestasi guru dan mendorong para guru

untuk mencoba dan menerapkan model-model pembelajaran yang

dapat mendukung kegaiatn belajar mengajar di dalam kelas agar lebih

maksimal dan aktif lagi serta memfasilitasi sekolah dengan beragam

sarana dan prasarana media pembelajaran lebih maksimal lagi.

3. Bagi Pengawas Pendidikan UPTD Pendidikan Kecamatan Taktakan

Kota Serang

Penelitian ini disosialisasikan kepada guru, kepala sekolah, dan

pengawas pendidikan, bahwa pemberian desain pembelajaran model

learning cycle sangat bermanfaat demi tercapainya tujuan dan hasil

belajar yang maksimal lewat kegiatan penataran KKG (Kelompok

Kerja Guru) agar berdampak lebih pada pendidikan.

4. Bagi peneliti selanjutnya, untuk melakukan penelitian model

pembelajaran learning cycle berdasarkan analisis kesulitan belajar

siswa (learning obstacle) yang lebih khusus lagi seperti analisis

didaktis, ontogeni, dan epistemologi karena dalam penelitian ini,

peneliti tidak membahas dan menerapkan analisis tipe learning

(38)

90 Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2012). Anak Kesulitan Belajar Teori, Diagnosis, dan

Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Amin, C & Priyono, A. (2009). BSE Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI

Kelas III. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Barlia, L. (2010). Teori Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di

Sekolah Dasar. Subang: Royyan Press.

Dahar Ratna, W. (2011). Teori-Teori Belajar&Pembelajaran. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Departemen Pendidikan Indonesia. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Desiyawati, F. (2012). (Skripsi). Penggunaan Model Siklus Belajar (Learning

Cycle) Pada Konsep Gaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

Serang: Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.

Heriawan, A, dkk. (2012). Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis.

Serang: LP3G (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru).

Huda, M. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang:

Pustaka Belajar.

Ismatulloh. (2010). (Skripsi). Meningkatkan Pembelajaran Sains dan Hasil

Belajar Dengan Menggunakan Model Siklus Belajar (Learning Cycle)

Pada Konsep Pesawat Sederhan. Serang: Universitas Pendidikan

Indonesia Kampus Serang.

(39)

91

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mustopa, Z, dkk. (2009). BSE Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas

III. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Nur`aeni. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: Ikhwan

Mandiri Press.

Purwanto, M. (2009). Prinsp-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, C & Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penelitian Hasil Belajar.

Bandung: CV. Andira.

Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, A. (2009). Cooperative learning teori & aplikasi paikem.

Surabaya: Pustaka Pelajar.

Suratno, T. (2013). Rekontekstualisasi Lesson Study di Indonesia. Makalah

disajikan pada Seminar Nasional FMIPA Universitas Negeri Surabaya

(UNESA) “Peran Lesson Study dalam Menyongsong Implementasi

Kurikulum 2013”, 05 Oktober 2013.

Suryadi, D. (2010). Penelitian Pembelajaran Matematika Untuk

Pembentukan Karakter Bangsa. Prosiding Seminar Nasional

Matematika dan Pendidikan Matematika (2010): “Peningkatan

Kontribusi Penelitian dan Pembelajaran Matematika dalam Upaya

(40)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Taniredja, T, dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Mengembangkan

Profesi Guru Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung: Alfabeta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: UPI PRESS.

Warningsih, W. (2012). (Skripsi). Pengaruh Penerapan Model Learning

Cycle 5E Terhadap Sikap dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas

VIII Pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok. Crebon: IAIN Syekh

Nurjati.

Yusnandar, E. (2012). Belajar dan pembelajaran di SD. Serang: Ikhwan

Gambar

Menambah, mengembangkan, dan menyediakan gambaran bagaimana desain pembelajaran dengan model kooperatif tipe
Gambar 3.1  Metapedadidaktik Dilihat Dari Sisi ADP, HD, dan AP
Tabel 3.1 Prosedur Langkah Penelitian PTK Menerapkan DDR
Gambar 3.2 Siklus PTK Menerapkan DDR Modifikasi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Rata- rata Persentase Manfaat Hasil Pengetahuan “Mengolah Hidangan Berbahan Terigu (Pasta)” Sebagai Kesiapan Cook Helper Berkaitan Dengan Tahap Persiapan ……… 82

Hasil analisis keanggotaan faktor dengan menggunakan metode Principal Component Analysis dengan metode rotasi varimax with Kaiser Normalization , dapat disimpulkan,

1) Evaluasi terhadap komponen-komponen system pengendalian intern :.. Struktur organisasi, melihat apakah tugas dan wewenang ada pemisahan secara jelas yang memisahkan tanggung

bahwa ketentuan yang tercantum dalam pasal kontrak karya

Subyek penelitian berupa data sekunder hasil pemeriksaan biakan dan resistensi antibiotik dengan hasil isolat MRSA dari semua jenis spesimen yang dikirim ke

Hasil penelitian menunjukkan faktor yang membuat korban perselingkuhan mempertahankan perkawinannya selain ketangguhan pribadi yang dimiliki informan faktor lain yang

Aplikasi yang berisi gambar dan suara kunci dasar gitar serta video Penulis yang menggunakan Software Flash 8, seri terbaru dari Flash keluaran Macromedia yang dapat

dimasukkan ke dalam sebuah channel decoder untuk melindungi data. Gambar 5.26 Model Umum Sistem Komunikasi Digital Spektrum.. Komentar mengenai jumlah pseudorandom adalah