TESIS
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS,
SELF-CONFIDENCE SISWA
MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK BERBANTUAN PERSOALAN OPEN-ENDED
(Sebuah Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas IX Di Salah Satu SMP Negeri Kabupaten Sumedang)
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
AAT NURHAYATI 1207110
DEPARTEMEN/ PROGRAM PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul ”Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis, Self-confidence Siswa melalui Penerapan Pendekatan Pembelajaran Saintifik Berbantuan Persoalan Open-ended
”
beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.Bandung, Desember 2014 Yang membuat pernyataan
LEMBAR PENGESAHAN
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS, SELF-CONFIDENCE SISWA
MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK BERBANTUAN PERSOALAN OPEN-ENDED
(Sebuah Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas IX Di Salah Satu SMP Negeri Kabupaten Sumedang)
Oleh:
AAT NURHAYATI 1207110
Disetujui oleh:
Pembimbing I
Dr. Kusnandi, M.Si NIP.196903301993031002
Pembimbing II
Dr. Tatang Mulyana, M.Pd NIP. 195101061976031004
Mengetahui,
Ketua Departemen/ Prodi S2/S3
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
iv
ABSTRAK
Aat Nurhayati (2012) Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis, Self-confidence Siswa melalui Penerapan Pendekatan Pembelajaran Saintifik Berbantuan Persoalan Open-ended. SPs UPI, Bandung.
Penelitian ini didasarkan pada fakta bahwa kemampuan koneksi matematis dan self-confidence siswa merupakan aspek yang penting dalam pembelajaran matematika. Akan tetapi, hasil penelitian yang susah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematis dan self-confidence siswa masih kurang memuaskan. Untuk menelaah peningkatan kemampuan koneksi matematis, self-confidence siswa, pada penelitian ini digunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik berbantuan persoalan open-ended. Desain penelitian ini adalah kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol pretes dan postes. Kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan persoalan open-ended dan kelompok kontrol memperoleh pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui persoalan yang tidak open-ended. Untuk mendapatkan data hasil penelitian digunakan instrumen berupa tes kemampuan koneksi matematis dan skala self-confidence. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan level menengah (sedang). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa pada salah satu SMP di Kabupaten Sumedang dengan sampel penelitian adalah siswa kelas IX pada salah satu SMP di Kabupaten Sumedang sebanyak dua kelas yang dipilih dari empat kelas yang ada. Analisis data dilakukan secara kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan terhadap rata-rata pretes dengan uji nonparametrik Mann-Whitney, rata-rata gain ternormalisasi antara kedua kelompok sampel dengan menggunakan Uji-t, dan rata-rata self-confidence dengan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik berbantuan persoalan open-ended dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa. Pembelajaran matematika di kelas eksperimen lebih baik dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dibandingkan dengan kelas kontrol. Pembelajaran dengan pendekatan pendekatan saintifik berbantuan persoalan open-ended dapat menjadi alternatif model pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan di Sekolah Menengah Pertama.
Kata kunci: pendekatan saintifik, persoalan open-ended, kemampuan koneksi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbila’lamin, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena penulis telah dapat menyelesaikan sebuah karya tulis (tesis) yang berjudul ”Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis, Self-confidence Siswa melalui Penerapan Pendekatan Pembelajaran Saintifik Berbantuan Persoalan Open-ended”.
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Pascasarjana UPI Bandung. Pada penelitian ini penulis menelaah penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan saintifik berbantuan persoalan open-ended dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematis, self-confidence siswa Sekolah Menengah Pertama. Responden penelitian ini adalah siswa di salah satu SMP di Kabupaten Sumedang.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tujuan pembelajaran matematika diantaranya kemampuan koneksi matematis dan self-confidence yang harus dikuasai oleh siswa, dan juga didasarkan pada hasil penelitian pendahuluan melalui pembelajaran saintifik dengan persoalan yang tidak open-ended menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbantuan persoalan open-ended diharapkan dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis, self-confidence siswa. Dilihat dari perbedaan peningkatan hasil yang diperoleh siswa pada saat tes awal (pretes) dan tes akhir (postes), ternyata siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan persoalan open-ended mengalami peningkatan hasil kemampuan koneksi matematis yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan santifik dengan persoalan yang tidak open-ended.
Penulisan tesis ini dibagi dalam lima bab. Bab I berupa PENDAHULUAN. Bab II berisi tentang KAJIAN PUSTAKA. Bab III berupa METODE PENELITIAN. Dalam Bab IV disajikan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab V berupa KESIMPULAN DAN SARAN bagi pengguna hasil penelitian dan juga untuk penelitian yang lebih lanjut.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih terdapat banyak kekurangan, namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun. Penulis berharap agar karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam matematika khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya.
Bandung, Desember 2014
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari dan merasakan sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, arahan, dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Drs. Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Bapak Dr. Kusnandi, M.Si. selaku Pembimbing I dan sekaligus
Pembimbing Akademis, yang di tengah-tengah kesibukannya, telah memberikan bimbingan, arahan dengan sabar dan kritis terhadap berbagai permasalahan, dan selalu mampu memberikan motivasi bagi penulis sehingga terselesaikannya tesis ini.
3. Bapak Dr. Tatang Mulyana, M.Pd. selaku Pembimbing II yang di
tengah-tengah kesibukannya, telah menyempatkan waktu memberikan bimbingan, petunjuk, arahan dan dorongan dengan sabar dan kritis terhadap berbagai permasalahan, serta memberikan motivasi bagi penulis sehingga terselesaikannya tesis ini.
4. Bapak/ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat berharga bagi pengembangan wawasan keilmuan dan kemajuan berpikir untuk berbuat sesuatu yang lebih baik, serta memberikan bimbingan bagi penulis selama mengikuti studi.
5. Bapak Ii Sonjaya, S.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 1 Jatinunggal yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin, Ibu Heni Hendayani, S.Pd selaku guru matematika kelas IX, dan juga Ibu Dedeh Setiawati, S.Pd. selaku guru matematika kelas VII, serta bapak/ibu guru matematika di SMP Negeri 1 Jatinunggal yang telah banyak membantu penulis selama pelaksanaan penelitian di lapangan.
6. Bapak Dadan Andana, M.Pd., selaku kepala sekolah SMK Plus Al-Akram
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan uji coba soal di sekolah yang beliau pimpin
7. Suamiku tercinta Wawan Wahyudi dan anak-anakku tersayang Nataneila dan Qatrunnada Salsabil Iffah yang dengan sabar menunggu, penuh doa dan cinta kasih dan senantiasa memberikan dorongan dan semangat selama mengikuti perkuliahan maupun selama penyusunan tesis ini.
8. Kedua orangtuaku yang telah memberikan keteladanan hidup bagiku serta adik-adik yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan studi ini. 9. Teman-teman mahasiswa S2 angkatan 2012 genap di Sekolah Pascasarjana
UPI Program Studi Matematika serta semua pihak yang telah banyak membantu dan namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.
Teriring do’a yang tulus, semoga Allah SWT. membalas semua budi baik Bapak/Ibu dan saudara semua. Amin.
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Saintifik Berbantuan Persoalan Open-ended untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis dan Self-Confidence Siswa
Oleh: Aat Nurhayati NIM 1207110
Abstrak
Penelitian ini didasarkan pada fakta bahwa kemampuan koneksi matematis dan self-confidence siswa merupakan aspek yang penting dalam pembelajaran matematika. Akan tetapi, hasil penelitian yang susah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematis dan self-confidence siswa masih harus ditingkatkan. Untuk menelaah peningkatan kemampuan koneksi matematis dan self-confidence siswa, pada penelitian ini digunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik berbantuan persoalan open-ended. Desain penelitian ini adalah kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol pretes dan postes. Kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan persoalan open-ended dan kelompok kontrol memperoleh pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui persoalan yang tidak open-ended. Untuk mendapatkan data hasil penelitian digunakan instrumen berupa tes kemampuan koneksi matematis dan skala self-confidence. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan level menengah (sedang). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa pada salah satu SMP di Kabupaten Sumedang dengan sampel penelitian adalah siswa kelas IX pada salah satu SMP di Kabupaten Sumedang sebanyak dua kelas yang dipilih dari empat kelas yang ada. Analisis data dilakukan secara kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan terhadap rata-rata pretes dengan uji nonparametrik Mann-Whitney, rata-rata gain ternormalisasi antara kedua kelompok sampel dengan menggunakan Uji-t, rata-rata self-confidence dengan uji-t, dan korelasi antara kemampuan koneksi matematis dan self-confidence siswa dengan uji korelasi Pearson.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik berbantuan persoalan open-ended dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa.
Pembelajaran matematika di kelas eksperimen lebih baik dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dibandingkan dengan kelas kontrol. Pembelajaran dengan pendekatan pendekatan saintifik berbantuan persoalan open-ended dapat menjadi alternatif model pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan di Sekolah Menengah Pertama.
Kata kunci: pendekatan saintifik, persoalan open-ended, kemampuan koneksi
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Abstract - This research reports the result of scientific approach learning with open-ended problems experiment of mathematical connection ability and self-confidence of junior high school students. The study used three instruments: a set of pre-test, a set of post-test and likert-scale. The research found the following: (a) the experiment students have better mathematical connection ability achievement than those of control ones, (b) the experiment students have better mathematical connection ability enhancement than those of control ones, (c) the experiment students have better self-confidence than those of control ones.
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sDAFTAR ISI 1.1Latar Belakang Masalah ... 1.2Pembatasan Masalah ...
1.6Definisi Operasional ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1Pendekatan Saintifik... 11
2.2Persoalan Open-ended... 15
2.3Kemampuan Koneksi Matematis ... 2.4Self-confidence dalam Pembelajaran Matematika ... 2.5Penelitian yang Relevan ... 2.6Kerangka Berpikir ... BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 28
3.2 Partisipan ... 3.3 Populasi dan Sampel ... 29 30 3.4 Instrumen Penelitian ... 31
3.1.1Tes Koneksi Matematis Siswa ... 31
3.1.1.1 Uji Validitas ... 35
3.1.1.2 Uji Reliabilitas ... 36
3.1.1.3 Uji Daya Pembeda ... 37
3.1.1.4 Uji Tingkat Kesukaran ... 38
3.1.2Skala Self-confidence ... 40
3.5 Pengembangan Bahan Ajar ... 41
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.7 Pengolahan Data .. ... 44 BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 50 4.1.1Hasil Penelitian tentang Kemampuan Koneksi
Matematis... 4.1.1.1Analisis Data Pretes ... 4.1.1.2Analisis Data Postes ... 4.1.1.3Analisis Peningkatan Kemampuan Koneksi
Matematis ... 50 51 52 55 4.1.2 Hasil Penelitian tentang Self-confidence Siswa ... 58 4.1 Pembahasan Hasil Penelitian ... 62 4.2.1 Deskripsi Aktivitas Pembelajaran ... 65 4.2.2 Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis ... 4.2.3 Self-confidence Siswa ...
68 69 4.3 Keterbatasan ... 71 BAB V KESIMPULAN dan SARAN
5.1 Kesimpulan ... 73 5.2 Saran ...
5.2.1Saran yang Bersifat Teoritis ... 5.2.2Saran yang Bersifat Praktis ...
iii
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1.1 Rekapitulasi Data Postes Koneksi Matematik Berdasarkan Tingkat Kemampuan ... 1.2 Rekapitulasi Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis Siswa
Penelitian Pendahulan ... 3.1. Kriteria Penskoran Koneksi Matematik ... 3.2. Klasifikasi Koefisien Validitas... 3.3. Rekapitulasi Validitas Butir Soal Hasil Uji Coba ... 3.4. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ... 3.5. Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda ... 3.6. Rekapitulasi Daya Pembeda Butir Soal Hasil Uji Coba ... 3.7. Klasifikasi Koefisien Tingkat Kesukaran ... 3.8. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Hasil Uji Coba ... 3.9. Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Koneksi
Matematis ... 3.10.Poin Skala Self-confidence ... 3.11.Interpretasi Gain Ternormalisasi ... 4.1. Rekapitulasi Hasil Pretes dan Postes Kemampuan Koneksi Matematis Siswa ... 4.2. Hasil Uji Normalitas Data Pretes Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa ... 4.3. Hasil Uji Peringkat Data Pretes Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa ... ... 4.4. Hasil Uji Normalitas Data Postes Kemampuan Koneksi Matematis
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siswa ... 4.5. Hasil Uji Homogenitas Varians Data dan Uji Perbedaan Rata-rata
Postes Kemampuan Koneksi Matematis Siswa ... 4.6. Rekapitulasi Gain Ternormalisasi Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa ... 4.7. Hasil Uji Normalitas Data Gain Ternormalisasi Kemampuan
Koneksi Matematis Siswa ... 4.8. Hasil Uji Homogenitas Varians dan Uji Perbedaan Rata-rata Data
Gain Ternormalisasi Kemampuan Koneksi Matematis Sisw... 4.9. Rekapitulasi Hasil Skala Self-confidence Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ... 4.10.Hasil Uji Normalitas Data Self-confidence Siswa ... 4.11.Hasil Uji Homogenitas Varians Data Self-confidence Siswa ... 4.12.Hasil Uji Homogenitas Varians dan Uji Perbedaan Rata-rata Data
Self-confidence Siswa ... 4.13.Rata-rata Skor Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas
Ekserimen ... 4.14.Rata-rata Skor Skala Self-confidence Siswa Kelas Ekserimen ...
55
1.1 Sampel Hasil Jawaban pada Uji Kemampuan Koneksi Matematis Studi Pendahuluan ... 7 4.1. Diagram Batang Perbandingan Rata-rata Pretes dan Postes
Kemampuan Koneksi Matematis Siswa ... 54 4.2. Aktivitas Kelompok 1 pada Saat Pembelajaran Di Kelas
Eksperimen ... 69 4.3. Aktivitas Kelompok 2 pada Saat Pembelajaran Di Kelas
Eksperimen ... 70 4.4. Presentasi Jawaban Siswa Kelas Ekksperimen ... 70 4.5. Sampel Hasil jawaban Postes Kemampuan Koneksi Matematis
v
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Bahan Ajar
A.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... A.2 RPP Kelas Eksperimen ... A.3 RPP Kelas Kontrol ... A.4 LKS Kelas Eksperimen ... A.5 LKS Kelas Kontrol ... B. Instrumen Penelitian
B.1 Kisi-kisi Tes Kemampuan Koneksi Matematik ... B.2 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Koneksi Matematik ... B.3 Soal Tes Kemampuan Koneksi Matematik ... B.4 Kisi-kisi Angket Skala self-confidence Siswa ...
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B.5 Lembar Pernyataan Skala Self-confidence ... C. Analisis Hasil Uji Coba Instumen
C.1 Data Skor Uji Coba Tes Koneksi Matematis ... C.2 Perhitungan Hasil Uji Coba Tes Koneksi Matematis ... D. Data Pretes dan Postes
D.1 Data Hasil Pretes dan Postes Kemampuan Koneksi Matematik Siswa ... D.2 Data Gain Ternormalisasi ... D3. Data Self-confidence ... E. Perizinan dan Lain-lain
182 183 184
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 mengamanatkan bahwa Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Ini berarti bahwa pendidikan yang dikembangkan harus mampu mencetak generasi yang berkualitas sehingga mampu menghadapi perkembangan teknologi yang semakin pesat. Pendidikan sekolah memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, karena melalui pendidikan di sekolah siswa mendapat pengalaman belajar yang fundamental dalam rangka mempersiapkan diri mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau dalam menghadapi tuntutan dunia kerja. Berdasarkan PP nomor 19 tahun 2005, matematika adalah salah satu mata pelajaran yang termasuk kelompok Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang wajib diajarkan di sekolah dari mulai tingkat yang paling dasar yaitu Sekolah Dasar (SD) atau sederajat sampai tingkat menengah yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat.
Salah satu aspek dalam pembelajaran matematika yang dianggap penting adalah aspek koneksi matematik. Koneksi matematik merupakan dua kata berasal dari Bahasa Inggris yaitu Mathematical Connection, yang dipopulerkan oleh National Council of Teachers of Matehematics (NCTM) dan dijadikan sebagai standar kurikulum pembelajaran matematika sekolah dasar dan menengah. NCTM (2000) dalam buku berjudul ’Principles and Standards for School Mathematics’ menyatakan bahwa pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), komunikasi matematis (communication), keterkaitan dalam matematika (connection), dan representasi (representation) merupakan standar proses pembelajaran matematika. Adapun standar materi atau standar isi meliputi bilangan dan operasinya (number and operation), aljabar (algebra), geometri (geometry), pengukuran (measurement), dan analisis data dan peluang (data analysis and probability). Menurut NCTM baik standar materi
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
maupun standar proses tersebut secara bersama-sama merupakan keterampilan dan pemahaman dasar yang sangat dibutuhkan untuk dimiliki para siswa.
Sumarmo (2002) mengatakan bahwa koneksi matematik meliputi indikator-indikator berikut: mencari hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur; memahami hubungan antar topik matematika; menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari; memahami representasi ekuivalen konsep yang sama; mencari koneksi dari satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen; menggunakan koneksi antar topik matematika dan koneksi antar topik matematika dengan topik lain.
Melalui koneksi matematik maka konsep pemikiran dan wawasan siswa akan semakin terbuka terhadap matematika, tidak hanya terfokus pada topik tertentu yang sedang dipelajari. Menurut Sawada membuat koneksi merupakan standar yang jelas dalam pendidikan matematika yang juga menjadi salah satu standar utama yang disarankan NCTM. NCTM (Walz, 2008, hlm. 2) menyatakan bahwa siswa harus mempelajari matematika dengan bermakna, secara aktif membangun pengetahuan dari pengalaman dan pengetahuan dasar.
Kemampuan koneksi matematis itu menjadi penting karena matematika adalah ilmu terstruktur yang menuntut kemampuan untuk memahami suatu materi yang akan digunakan dalam menyelesaikan persoalan pada materi yang lebih kompleks sehingga terbentuk suatu pola pikir yang komprehensif. Ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Permana dan Sumarmo (2007, hlm. 117) bahwa pada hakekatnya matematika adalah ilmu yang terstruktur dan sistematik sehingga konsep dan prinsip dalam matematika saling berkaitan satu sama lain.
3
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bermatematika yang dipandang sulit oleh siswa, antara lain adalah pembuktian, pemecahan masalah yang memerlukan penalaran matematika, menemukan generalisasi atau konjektur, dan menemukan hubungan antara data atau fakta yang diberikan. Kurangnya kemampuan siswa dalam menemukan data dan fakta yang diberikan menyebabkan kurangnya kemampuan siswa dalam menghubungkan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dia miliki sebelumnya, menghubungkan konsep matematika, baik antara materi-materi matematika itu sendiri, antara matematika dan mata pelajaran lain, juga menghubungkan matematika dengan kehidupan sehari-hari. Kemampuan seperti ini terkait dengan kemampuan koneksi matematis, dengan kata lain kemampuan koneksi matematis siswa masih perlu ditingkatkan.
Hasil studi dilapangan juga menunjukkan menunjukkan bahwa hasil pembelajaran matematika di Indonesia dalam kemampuan koneksi matematis siswa masih rendah. Berkaitan dengan kemampuan koneksi matematis, menurut sejumlah studi (Hodiyah, 2009; Lasmanawati, 2011; Delima, 2011) secara umum hasil belajar matematika siswa dalam berbagai aspek berpikir matematis melalui berbagai model pembelajaran tergolong antara rendah dan baik. Lasmanawati (2011) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa rata-rata kemampuan koneksi matematis siswa sekolah menengah pertama untuk kelas kontrol nilai persentase rata-ratanya tergolong rendah yaitu 63%, dan untuk kelas eksperimen termasuk kedalam kategori baik yaitu 82%. Hodiyah (2009) dalam penelitiannya membagi subjek penelitian kedalam tiga kelompok yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Hasil penelitiannya bisa dilihat dalam tabel berikut
Tabel 1.1
Rekapitulasi Data Postes Koneksi Matematik Berdasarkan Tingkat Kemampuan
Kelas Tingkat Tinggi Tingkat Sedang Tingkat Rendah Kategori % dari
SMI
Kategori %dari
SMI
Kategori % dari
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Eksperimen Baik 79,40 Cukup 70,32 Rendah 56,00 Kontrol Cukup 73,18 Rendah 53,53 Rendah 49,45
Untuk mengetahui kemampuan koneksi matematis siswa sebagai pelaksanaan teknis dilapangan, maka dilakukan sebuah penelitian pendahuluan yaitu dengan penerapan pendekatan pembelajaran saintifik yang dilakukan di sebuah SMP Negeri di Kabupaten Sumedang di kelas VIII pada materi Dalil Phytagoras. Peneliti terlibat langsung sebagai observer. Penelitian pendahuluan ini dilakukan dengan pemberian materi dalam 3 pertemuan oleh guru model yang merupakan guru kelas VIII di sekolah tersebut. Setelah itu diberikan persoalan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan koneksi matematis siswa. Adapun hasilnya menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematis adalah sebagai berikut
Tabel 1.2
Rekapitulasi Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Penelitian Pendahulan
No Soal Rata-rata Persentase (%)
1 2,042 51,64
2 2,250 56,25
3 2,208 55,21
4 2,333 58,23
5 2,667 41,67
5
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang diberikan dengan langkah penyelesaian persoalan yang sesuai. Ini bisa dilihat pada persoalan no 3 sebagai berikut:
“Perahu A meninggalkan dermaga pada pukul 07.00 ke arah utara dengan kecepatan 7 km/jam. Pada saat yang sama kapal B juga meninggalkan dermaga ke arah timur dengan kecepatan 24 km/jam. Setelah 2 jam perahu A tersebut kehabisan bahan bakar dan bermaksud meminta bantuan ke kapal B. jika kecepatan dari perahu pengangkut bahan bakar adalah 26 km/ jam apakah perahu tersebut mampu mencapai perahu A dalam 2 jam?”
Adapun jawaban salah satu siswa adalah sebagai berikut
Gambar 1.1
Sampel Hasil Jawaban pada Uji Kemampuan Koneksi Matematis Studi Pendahuluan
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sikap positif siswa yang harus ditingkatkan adalah kepercayaan diri (self-confidence) terhadap pelajaran maupun pembelajaran matematika.
Seperti diungkapkan oleh NCTM (Middleton & Spanias, 1999, hlm. 65) bahwa kepercayaan diri adalah salah satu tujuan utama yang harus dicapai dalam pembelajaran. Siswa yang memiliki self-confidence yang baik diharapkan mampu mengungkapkan ide, mengungkapkan apa yang mereka ketahui, ataupun mengungkapkan apa yang tidak mereka ketahui. Hal ini memungkinkan siswa untuk bisa menggali suatu materi dengan baik atau mengembangkan materi lebih luas lagi. Lebih jauh lagi Carnegie (Aminulloh, 2011, hlm. 77) menyatakan bahwa rasa percaya diri adalah salah satu dari 10 kualitas yang dibutuhkan seseorang agar berhasil.
Namun tidaklah mudah untuk menumbuhkan sikap positif siswa terhadap pelajaran maupun pembelajaran matematika. Menurut (Wahyu, 2009, hlm. 5), bahwa dari hasil wawancara dengan beberapa siswa, ternyata siswa menyenangi matematika hanya pada permulaan siswa berkenalan dengan materi yang sederhana, makin tinggi tingkatan sekolahnya dan makin sukar materi yang dipelajarinya, akan semakin berkurang sikap positif siswa terhadap matematika. Ini berarti bahwa kepercayaan diri siswa masih perlu dingkatkan.
7
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diajarkan”. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini akan diangkat sebuah pembelajaran dengan persoalan yang tidak rutin sehingga siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang baru dan membantu melatih siswa untuk berpikir secara logis.
Jenis persoalan yang diangkat oleh penulis adalah persoalan berbasis Open-ended. Masalah yang disajikan dalam pembelajaran open-ended adalah masalah yang terbuka, dalam arti persoalan tersebut bisa saja memiliki lebih dari satu jawaban yang benar. Hal ini memungkinkan terjadinya pembelajaran yang efektif dan menuntut siswa untuk terus berpikir dalam menemukan jawaban yang benar-benar cocok, tentu saja dengan berbagai alasan yang menurut mereka tepat dan logis. Siswa diberi keleluasaan untuk menentukan cara dalam menyelesaikan suatu persoalan tanpa memandang hasil akhir adalah sesuatu yang paling penting, menurut Shimada (1997, hlm. 1) bahwa soal yang disajikan dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan open-ended memiliki lebih dari satu penyelesaian yang benar. Melalui permasalahan open-ended pembelajaran dapat diarahkan untuk mendapatkan pengalaman dalam rangka menemukan sesuatu yang baru melalui proses mengkombinasikan pengetahuan siswa, keterampilan siswa, dan cara berpikir yang didapat pada pembelajaran sebelumnya (Shimada, 1997, hlm. 1).
Menurut Walz (2008, hlm. 8) bahwa pembelajaran dengan pendekatan persoalan open-ended diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan dapat menciptakan cara berpikir matematis yang lebih mendalam. Dengan cara berpikir seperi ini akan lebih memungkinkan siswa untuk menggali semua pengetahuan dan keterampilan yang dia miliki sehingga akan mendorong siswa untuk lebih aktif dan optimis dalam menyelesaikan persoalan.
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
persoalan open-ended, siswa mampu memiliki self-confidence yang baik dalam mengungkapkan ide atau gagasan yang dimilikinya, mampu berdiskusi dengan baik, dan mampu menggabungkan semua ide yang dikemukakan baik oleh dirinya sendiri maupun yang dikemukakan siswa lain. Selanjutnya siswa mampu menghubungkan semua ide atau gagasan dan konsep yang mereka gali untuk menyelesaikan suatu persoalan.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis mencoba untuk mengangkat judul penelitian “Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis, Self-confidence Siswa melalui Penerapan Pendekatan Pembelajaran Saintifik Berbantuan Persoalan Open-ended”
1.2 PEMBATASAN MASALAH
Penelitian ini adalah penelitian dibidang pendidikan matematika khususnya kemampuan koneksi, self-confidence siswa SMP. Permasalahan pada penelitian ini adalah “Apakah pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan persoalan open-ended dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis, self-confidence siswa?”
1.3 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada rumusan masalah umum di atas, dijabarkan rumusan masalah khusus pada penelitian ini sebagai berikut:
1) Apakah pencapaian kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan persoalan open-ended lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran saintifik?
9
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Apakah self-confidence siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan persoalan open-ended lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran saintifik?
1.4 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Menelaah pencapaian kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan persoalan open-ended dibandingkan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran saintifik.
2) Menelaah peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan persoalan open-ended dibandingkan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran saintifik.
3) Menelaah self-confidence siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan persoalan open-ended dibandingkan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran saintifik.
1.5 MANFAAT PENELITIAN
Dalam penelitian ini, manfaat yang diinginkan adalah sebagai berikut: 1) Manfaat secara teoritis:
a. Dapat dijadikan sebagai sebuah bentuk sumbangsih pada ilmu pengetahuan dan khusunya dalam pembelajaran matematika serta lebih mendukung teori-teori yang telah ada sehubungan dengan masalah yang diteliti.
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Manfaat Praktis:
a. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematik, terutama di SMP Negeri 1 Jatinunggal Kabupaten Sumedang.
b. Sebagai acuan bagi guru dalam memilih pendekatan pembelajaran matematika yang relevan dan efektif sehingga dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa.
1.6 DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan menghubungkan pengetahuan yang sudah dimiliki dengan pengetahuan baru, baik itu hubungan antara konsep yang equivalen, hubungan antara suatu konsep matematika dengan konsep matematika lain, hubungan antara konsep matematika dengan konsep mata pelajaran lain, maupun hubungan antara konsep metematika dengan kehidupan sehari-hari.
2) Self-confidence (percaya diri) adalah sikap yang selalu menjaga citra diri yang baik; berpikir dan bertindak positif; berbaur dengan orang yang optimis, positif, dan aktif; bertindak dan berbicara dengan yakin; membantu orang lain dengan sepenuh hati tanpa mengharapkan apapun; serta aktif dan antusis. 3) Pendekatan pembelajaran saintifik adalah pendekatan yang diterapkan pada
kurikulum 2013, mencakup lima langkah utama yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring (5M).
4) Persoalan open-ended adalah suatu persoalan yang sifatnya terbuka, artinya memiliki beragam jawaban yang benar atau terdapat beragam cara atau prosedur yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. 5) Pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis persoalan open-ended
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE DAN DESAIN PENELITIAN
Metode merupakan panduan yang sangat diperlukan dalam proses pengumpulan data penelitian dan sangat menunjang keberhasilan pelaksanaan penelitian di lapangan. Riyanto (2001, hlm. 81), berpendapat bahwa dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data dan proses pengumpulan data tersebut menggunakan satu atau beberapa metode. Dalam suatu penelitian harus dipilih metode penelitian yang tepat berdasarkan karakteristik penelitian yang akan diteliti.
Berdasarkan proses pengumpulan dan pengolahan data yang digunakan, penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan kuantitatif deskriptif. Data kuantitatif diperoleh dari skor hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran matematika melalui pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended. Data kuantitif deskriptif diperoleh dari hasil skala self-confidence siswa. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen ini, subjek tidak dikelompokkan secara acak murni tetapi peneliti menerima keadaan subjek seadanya (Ruseffendi, 1998, hlm. 47).
3.1 Desain Penelitian
Berdasarkan masalah yang dikembangkan, penelitian ini akan melihat perbedaan kemampuan koneksi matematis dan self-confidence siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran metematika menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended dengan siswa yang menggunakan pembelajaran saintifik. Desain penelitian berdasarkan kompetensi kemampuan koneksi matematis digambarkan sebagai berikut:
O X O
O - O
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu O = Pretes dan postes tes kemampuan koneksi matematis
X = Perlakuan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended.
Sedangkan berkaitan dengan aspek self-confidence desain penelitian digambarkan sebagai berikut:
X O
- O Keterangan:
O = Skala self-confidence
X = Perlakuan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended.
Penelitian ini memiliki sepasang kelompok perlakuan yang keduanya menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik, yaitu kelompok yang memperoleh perlakuan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended disebut kelas eksperimen dan kelas yang memperoleh perlakuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan persoalan yang tidak open-ended disebut kelas kontrol. Disamping itu kedua kelompok memperoleh pretes dan postes. Kedua kelompok diberi pretes dan postes dengan instrumen yang sama. Pretes bertujuan untuk melihat kesetaraan kemampuan awal kedua kelompok, sedangkan postes dilakukan setelah proses kegiatan belajar-mengajar berlangsung, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran yang diberikan terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa.
3.2Partisipan
Dalam penelitian ini melibatkan beberapa orang partisipan yaitu dua orang guru matematika di sekolah tempat dilakukannya penelitian. Kedua orang guru tersebut adalah guru mata pelajaran matematika kelas IX, dan guru mata pelajaran
30
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
matematika kelas VII. Alasan pemilihan guru matematika kelas IX adalah karena sebagai guru mata pelajaran, guru tersebut idealnya mengetahui kondisi peserta didik selain itu gurupun menguasai dengan baik konten materi yang harus disampaikan sesuai dengan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) yang harus dicapai selain kompetensi khusus yang akan dikembangkan dalam penelitian ini yaitu, kemampuan koneksi matematis dan self-conficence siswa. Adapun alasan pemilihan guru kelas VII adalah karena untuk tingkat tersebut sudah diberlakukan kurikulum 2013 sehingga pembelajaran yang berlangsung harus menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik, idealnya guru yang mengajar di tingkat tersebut sudah menguasai penerapan pendekatan pembelajaran saintifik dengan baik.
3.3Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah siswa di sebuah SMP Negeri di Kabupaten Sumedang. Alasan pemilihan sekolah ini adalah berada ditingkat sedang, memiliki siswa yang banyak dan heterogen, sehingga bisa mewakili siswa yang berada ditingkat tinggi dan rendah. Berdasarkan metode dan desain yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu metode kuasi eksperimen dengan desain kelompok pretes dan postes maka diperlukan dua buah kelas sebagai subjek penelitian.
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Siswa SMP kelas IX merupakan siswa yang sudah dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sekolahnya, dan telah memiliki dasar matematika yang relatif homogen.
2) Siswa SMP kelas IX berusia sekitar 14-16 tahun, dan dalam rentang usia tersebut siswa sudah dianggap matang untuk menerima pembaharuan dalam penggunaan model maupun pendekatan pembelajaran.
3) Siswa SMP kelas VII tidak dijadikan subjek penelitian, karena siswa kelas VII baru mengalami masa transisi dari SD dan mereka masih terbiasa dengan gaya belajar di SD sehingga lebih sulit diarahkan dan khawatir penelitian ini tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Selain itu, kelas VII adalah kelas yang menjadi subjek pendampingan kurikulum 2013 sehingga jika penelitian dilakukan di tingkat ini bisa mengganggu kegiatan yang sudah dijadwalkan sebelumnya oleh sekolah dan MGMP.
4) Siswa kelas VIII tidak dijadikan subjek penelitian, karena kelas VIII merupakan kelas yang menjadi subjek pendampingan kurikulum 2013 sehingga jika penelitian dilakukan di tingkat ini bisa mengganggu kegiatan yang sudah dijadwalkan sebelumnya oleh sekolah dan MGMP.
32
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes dan non tes. Instrumen tes berupa soal-soal kemampuan koneksi matematis yang berbentuk uraian. Instrumen tes ini untuk mengukur kemampuan koneksi matematis siswa dalam matematika sedangkan instrumen non tes berupa format skala self-confidence yang harus diisi oleh siswa.
3.4.1 Tes Koneksi Matematis Siswa
Instrumen ini digunakan untuk melihat kemampuan koneksi matematis siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematik. Sebelum pembuatan instrumen terlebih dahulu dibuat kisi-kisi soal berikut indikatornya yang dilanjutkan dengan kriteria assessment untuk menilai kemampuan koneksi matematis siswa, kisi-kisi dari soal yang dimaksud terlampir pada lampiran B. Adapun jenis soal yang dipakai adalah uraian. Untuk menjawab soal uraian siswa dituntut menguraikannya secara sistematis sehingga kemampuan koneksi matematisnya dapat terlihat. Sebelum dipergunakan dalam penelitian, instrumen harus diujicoba terlebih dahulu agar diketahui validitas dan reliabilitasnya.
Pemberian tes ini dilakukan pada awal dan akhir pembelajaran. Tes awal bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan koneksi matematis yang telah dimiliki siswa. Sedangkan pada tes akhir pembelajaran bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian dan peningkatan kemampuan koneksi matematis siwa setelah diberikan pembelajaran.
Untuk penilaian kemampuan koneksi matematis digunakan pedoman penskoran yang dimodifikasi dari Quest et al. (Hodiyah, 2009, hlm. 44) pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Kriteria Penskoran Koneksi Matematis
No Reaksi terhadap Soal/ Masalah Skor
1 Tidak ada jawaban/ menjawab tidak sesuai pertanyaan 0
Siswa hampir dapat menyatakan hubungan konsep volume tabung dan luas selimut tabung tapi siswa belum mampu membuat koneksi mengenai persoalan yang diberikan ke pengetahuan awal yang mereka miliki.
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Reaksi terhadap Soal/ Masalah Skor
Siswa dapat menyatakan hubungan konsep volume tabung dan luas selimut tabung akan tetapi jawaban tidak menggambarkan analisis terhadap persoalan yang diajukan.
2
Siswa dapat menggunakan hubungan konsep volume tabung dan luas selimut tabung serta bisa menentukan luas permukaan tabung, akan tetapi tidak memberikan analisis yang lengkap ketika menjawab soal atau menjawab dengan perhitungan yang salah.
3
Siswa dapat menggunakan hubungan konsep volume tabung dan luas selimut tabung serta bisa menentukan luas permukaan tabung, siswa memberikan analisis yang lengkap ketika menjawab soal.
4
2 Tidak ada jawaban/ menjawab tidak sesuai pertanyaan 0 Siswa hampir dapat menyatakan hubungan konsep luas alas kerucut, tinggi kerucut, dan panjang garis pelukis kerucut tapi siswa belum mampu membuat koneksi mengenai persoalan yang diberikan ke pengetahuan awal yang mereka miliki.
1
Siswa dapat menyatakan hubungan konsep luas alas kerucut, tinggi kerucut, dan panjang garis pelukis kerucut akan tetapi jawaban tidak menggambarkan analisis terhadap persoalan yang diajukan.
2
Siswa dapat menggunakan hubungan konsep luas alas kerucut, tinggi kerucut, dan panjang garis pelukis kerucut serta bisa menentukan luas permukaan kerucut akan tetapi tidak memberikan analisis yang lengkap ketika menjawab soal atau menjawab dengan perhitungan yang salah.
3
Siswa dapat menggunakan hubungan konsep luas alas kerucut, tinggi kerucut, dan panjang garis pelukis kerucut serta bisa menentukan luas permukaan kerucut, siswa memberikan analisis yang lengkap ketika menjawab soal.
4
3a Tidak ada jawaban/ menjawab tidak sesuai pertanyaan 0 Siswa hampir dapat menyatakan hubungan konsep massa jenis, massa, dan volume sebuah bola tapi siswa belum mampu membuat koneksi mengenai persoalan yang diberikan ke pengetahuan awal yang mereka miliki.
1
Siswa dapat menyatakan hubungan konsep massa jenis, massa, dan volume sebuah bola akan tetapi jawaban tidak menggambarkan analisis terhadap persoalan yang diajukan.
2
Siswa dapat menggunakan hubungan konsep massa jenis, massa, dan volume sebuah bola serta bisa menentukan dan bisa menentukan panjang jari-jari bola bola akan tetapi tidak memberikan analisis yang lengkap ketika menjawab soal atau menjawab dengan perhitungan yang salah.
3
Siswa dapat menggunakan hubungan konsep massa jenis, massa, dan volume sebuah bola serta bisa menentukan panjang jari-jari bola, siswa memberikan analisis yang lengkap ketika menjawab soal. 4
34
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Reaksi terhadap Soal/ Masalah Skor
dan luas permukaan bola tapi siswa belum mampu membuat koneksi mengenai persoalan yang diberikan ke pengetahuan awal yang mereka miliki.
Siswa dapat menyatakan hubungan konsep volume, jari-jari, dan luas permukaan bola akan tetapi jawaban tidak menggambarkan analisis terhadap persoalan yang diajukan.
2
Siswa dapat menggunakan hubungan konsep volume, jari-jari, dan luas permukaan bola akan tetapi tidak memberikan analisis yang lengkap ketika menjawab soal atau menjawab dengan perhitungan yang salah.
3
Siswa dapat menggunakan hubungan konsep volume, jari-jari, dan luas permukaan bola, siswa memberikan analisis yang lengkap ketika menjawab soal.
4
4 Tidak ada jawaban/ menjawab tidak sesuai pertanyaan 0 Siswa hampir dapat menyatakan hubungan konsep aritmatika sosial dengan volume tabung tapi siswa belum mampu membuat koneksi mengenai persoalan yang diberikan ke pengetahuan awal yang mereka miliki.
1
Siswa dapat menyatakan hubungan konsep aritmatika sosial dengan volume tabung akan tetapi jawaban tidak menggambarkan analisis terhadap persoalan yang diajukan.
2
Siswa dapat menggunakan hubungan konsep aritmatika sosial dengan volume tabung akan tetapi tidak memberikan analisis yang lengkap ketika menjawab soal atau menjawab dengan perhitungan yang salah.
3
Siswa dapat menggunakan hubungan konsep aritmatika sosial dengan volume tabung, siswa memberikan analisis yang lengkap ketika
menjawab soal. 4
5 Tidak ada jawaban/ menjawab tidak sesuai pertanyaan 0 Siswa hampir dapat menyatakan hubungan konsep modal pembuatan bola dengan luas permukaan bola tapi siswa belum mampu membuat koneksi mengenai persoalan yang diberikan ke pengetahuan awal yang mereka miliki.
1
Siswa dapat menyatakan hubungan konsep modal pembuatan bola dengan luas permukaan bola akan tetapi jawaban tidak menggambarkan analisis terhadap persoalan yang diajukan.
2
Siswa dapat menggunakan hubungan konsep aritmatika sosial dengan volume tabung akan tetapi tidak memberikan analisis yang lengkap ketika menjawab soal atau menjawab dengan perhitungan yang salah.
3
Siswa dapat menggunakan hubungan konsep modal pembuatan bola dengan luas permukaan bola, siswa memberikan analisis yang lengkap ketika menjawab soal.
4
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berhubungan dengan validitas isi dan validitas konstruksi. Pengujian validitas isi dan validitas konstruksi bertujuan untuk menentukan kesesuaian antara soal dengan materi ajar di SMP kelas IX dengan tujuan yang ingin diukur. Pertimbangan terhadap instrumen yang berkenaan dengan validitas isi dan validitas konstruksi diminta dari orang yang berlatar belakang pendidikan matematika, yaitu rekan sesama mahasiswa S2 Pendidikan Matematika UPI dan dosen pembimbing.
Uji coba soal dilakukan pada siswa kelas XI SMK Plus Al-Akram, berdasarkan pertimbangan bahwa sekolah tersebut memiliki kualifikasi yang setara dengan sekolah yang menjadi subjek penelitian. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa sebanyak kurang lebih 70% siswa di sekolah tersebut berasal dari sekolah yang menjadi subjek penelitian. Uji coba soal dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2014. Soal yang diberikan kepada siswa kelas XI SMK Plus Al-Akram ini diasumsikan terjaga kerahasiaannya dan untuk mengantisipasinya, soal yang diberikan dikumpulkan kembali. Kemudian data yang diperoleh dari ujicoba tes kemampuan koneksi matematis siswa ini dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran tesnya. Secara lengkap, proses analisis data hasil ujicoba meliputi hal-hal sebagai berikut:
3.4.1.1 Analisis Validitas Tes
36
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
∑XY = jumlah perkalian X dan Y
Tolak ukur dalam validasi soal tes dalam penelitian ini menggunakan
Untuk menguji signifikasi koefisien korelasi, yaitu untuk melihat apakah antara dua variabel terdapat hubungan atau tidak, digunakan uji-t. Rumusnya adalah
nilai ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2 dan taraf signifikasi 5% (Sugiono,
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mempermudah perhitungan uji validitas butir soal digunakan software AnatesV4. Hasil perhitungan dengan program Anates disajikan dalam Tabel 3.3. Sedangkan kriterianya dipakai kriteria yang dikemukakan oleh Arikunto yang telah dibahas sebelumnya.
Tabel 3.3
Rekapitulasi Validitas Butir Soal Hasil Uji Coba
NO
Soal Koneksi Matematik
Koefisien
Validitas ttabel thitung Kategori Kriteria
1 0,940 2,074 12,934 Sangat tinggi Signifikan
Dari tabel terlihat bahwa dari 5 soal untuk mengukur aspek kemampuan koneksi matematik, terlihat bahwa nomor 1, 2, 3a, 3b, 4, dan 5 ternyata signifikan. Sedangkan tingkat korelasi yang didapat nomor 1 dan 2 mempunyai interpretasi yang sangat tinggi, sedangkan soal nomor 3a, 3b, 4, dan 5 mempunyai interpretasi yang tinggi. Dengan demikian kelima soal untuk mengukur aspek koneksi matematikapun valid, sehingga instrumen layak untuk dipakai dalam penelitian.
3.4.1.2Analisis Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah tingkat keajegan atau ketetapan suatu tes, yaitu sejauh mana tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang tidak berubah-ubah (Suherman, 2003). Tes yang reliabel adalah tes yang menghasilkan skor yang tetap pada situasi yang berubah-ubah. Rumus yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes uji coba adalah rumus Cronbach Alpha (Suherman, 2003), yaitu
38
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n = banyak item
st = standar deviasi tiap tes
Dalam memberikan interpretasi atau tafsiran terhadap koefisien reliabilitas tes umumnya digunakan tolok ukur yang dibuat oleh J.P. Guilford (Suherman, 2001), yang dapat dilihat dalam Tabel 3.4 berikut ini:
Tabel 3.4
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Koefesien Korelasi Interpretasi
0,90 ≤ r ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,70 ≤ r < 0,90 Reliabilitas tinggi 0,40 ≤ r < 0,70 Reliabilitas sedang
0,20 ≤ r < 0,40 Reliabilitas rendah
0,00 ≤ r < 0,20 Reliabilitas sangat rendah
r < 0,00 Tidak Reliabel
Sama seperti pada uji validitas, perhitungan reliabilitas instrument digunakan software AnatesV4. Hasil perhitungan reliabilitas instrumen ini didapat r11 = 0,98 ,
untuk soal koneksi matematik dengan interpretasi sangat tinggi.
3.4.1.3 Analisis Daya pembeda
Indeks daya pembeda setiap butir soal biasanya juga dinyatakan dalam bentuk proporsi. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan siswa yang telah memahami materi dengan siswa yang belum memahami materi. Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan +1,00. Semakin tinggi daya pembeda suatu soal, maka semakin kuat/baik soal itu. Jika daya pembeda negatif (< 0) berarti lebih banyak kelompok bawah (siswa yang tidak memahami materi) menjawab benar soal dibanding dengan kelompok atas (siswa yang memahami materi yang diajarkan guru). Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk pilihan ganda adalah dengan menggunakan rumus berikut ini (Depdiknas, 2008, hlm. 12):
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:
DP = daya pembeda soal,
BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas, BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah, N=jumlah siswa yang mengerjakan tes.
Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda (Suherman, 2001) yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5
Klasifikasi Daya Pembeda
Koefisien Korelasi Interpretasi
DP ≤ 0,00 Sangat Kurang Baik 0,00 < DP ≤ 0,20 Kurang Baik
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik 0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik
Adapun rekapitulasi daya pembeda butir soal hasil uji coba dengan bantuan software AnatesV4 dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6
Rekapitulasi Daya Pembeda Butir soal Hasil Uji Coba
No Soal
Soal Koneksi Matematik
Nilai daya pembeda Interpretasi
1 0,7917 Sangat Baik
2 0,7083 Sangat Baik
3a 0,4167 Baik
3b 0,4167 Baik
4 0,6250 Sangat Baik
5 0,6667 Sangat Baik
40
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4.1.4 Analisis Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00-1,00 (Depdiknas, 2008, hlm. 10). Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki TK= 0,00 artinya bahwa tidak ada siswa yang menjawab benar dan bila memiliki TK= 1,00 artinya bahwa siswa menjawab benar. Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal. Pada prinsipnya, skor rata-rata yang diperoleh peserta didik pada butir soal yang bersangkutan dinamakan tingkat kesukaran butir soal itu.
Fungsi tingkat kesukaran butir soal biasanya dikaitkan dengan tujuan tes. Misalnya untuk keperluan ujian semester digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang, untuk keperluan seleksi digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi/sukar, dan untuk keperluan diagnostik biasanya digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran rendah/mudah. Untuk mengetahui tingkah kesukaran tiap butir soal digunakan
rumus:
dengan Ik = Indeks Kesukaran
SA = Jumlah skor kelompok atas (27% dari seluruh siswa)
SB = Jumlah skor kelompok bawah (27% dari seluruh siswa)
IA = Jumlah skor ideal yang dapat diperoleh kelompok atas
IB = Jumlah skor ideal yang dapat diperoleh kelompok bawah
Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda (Suherman dan Sukjaya, 1990) disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.7
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Koefisien Korelasi Interpretasi
IK = 0,00 Soal terlalu sukar 0,00 < IK ≤ 0,30 Soal sukar 0,31 ≤ IK ≤ 0,70 Soal sedang
0,71 ≤ IK < 1,00 Soal mudah IK = 1,00 Soal terlalu mudah
Tabel berikut ini adalah rekapitulasi tingkat kesukaran butir soal hasil uji coba
Tabel 3.8
Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Hasil Uji Coba
No Soal
Soal Koneksi Matematik
Nilai Tk Kesukaran Interpretasi
1 0,3958 Sedang
2 0,3958 Sedang
3a 0,2083 Sukar
3b 0,2083 Sukar
4 0,3542 Sedang
5 0,3750 Sedang
Dari tabel di atas terlihat tingkat kesukarannya pada tingkat sedang, dan sukar. Hal ini tidak berarti bahwa soal yang diberikan memang benar-benar sukar, tetapi lebih dikarenakan jarangnya siswa diberikan soal-soal koneksi matematik sehingga soal tersebut tidak dibuang. Berikut ini disajikan tabel rekapitulasi analisis hasil uji coba tes kemampuan koneksi matematik.
Tabel 3.9
Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Koneksi Matematik
No. Soal Validitas Daya Pembeda
Tingkat
Kesukaran Reliabilitas
1 Tinggi Sangat Baik Sedang
Sangat Tinggi
2 Tinggi Sangat Baik Sedang
3a Tinggi Baik Sukar
3b Tinggi Baik Sukar
42
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5 Tinggi Sangat Baik Sedang
3.5 Skala Self-confidence
Instrumen yang digunakan untuk mengukur aspek afektif yaitu self-confidence adalah skala self-self-confidence. Skala self-self-confidence yang digunakan untuk mengukur self-confidence adalah skala Likert. Jawaban dari skala Likert ada lima, yaitu sangat sering (SS), sering (S), cukup (C), jarang (J), dan jarang sekali (JS). Berikut poin dari tiap skala:
Tabel 3.10
Poin Skala Self-confidence
Skala Poin
Pernyataan Positif Parnyataan Negatif
Sangat Sering (SS) 5 1
Sering (S) 4 2
Cukup (C) 3 3
Jarang (J) 2 4
Jarang Sekali (JS) 1 5
Skala self-confidence diberikan sesudah pembelajaran. Skala self-confidence akan diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Pada penelitian ini, pengujian validitas skala self-confidence dilakukan oleh dosen pembimbing. Berorientasi pada validitas konstruk dan validitas isi, berupa dimensi dan indikator yang hendak diukur, redaksi setiap butir pernyataan, keefektifan susunan kalimat dan koreksi terhadap bentuk format yang digunakan.
3.6 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
Aat Nurhayati, 2015
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis,self-confidence siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melakukan penelitian. Adapun materi yang dipilih adalah berkenaan dengan pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung (BRSL).
Semua perangkat pembelajaran untuk kelompok eksperimen dikembangkan dengan mengacu pada pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan persoalan open-ended, yaitu dengan persoalan yang sifatnya terbuka, terbuka disini memiliki dua pengertian. Pertama persoalan tersebut memiliki banyak prosedur penyelesaian dengan lebih dari satu jawaban yang benar, kedua persoalan tersebut memiliki banyak penyelesaian dengan satu jawaban yang benar. Kelas kontrol juga diberikan LKS, namun persoalan yang diberikan tidak bersifat terbuka, artinya cuma memiliki satu prosedur penyelesaian dan satu jawaban yang benar. Latihan atau soal evaluasi yang diberikan di kelas eksperimen merupakan persoalan open-ended sedangkan di kelas kontrol persoalan yang diberikan bukan merupakan persoalan open-ended.
Pada penyusunan LKS untuk materi yang diberikan pada setiap kali pertemuan kegiatan belajar mengajar (KBM), tersedia dua jenis tugas, yaitu untuk penilaian evaluasi dan Pekerjaan Rumah (PR). Dalam menyusun bahan ajar penulis menyesuaikan dengan LKS yang digunakan dalam pembelajaran melalui pertimbangan dosen pembimbing.
3.7 PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka persiapan pelaksanaan penelitian, diantaranya:
1) Studi kepustakaan mengenai pembelajaran matematika menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik, persoalan open-ended, kemampuan koneksi matematis siswa, dan self-confidence siswa;