• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PERILAKU SOSIAL SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA PERMAINAN BOLA BESAR (BOLA BASKET, BOLA VOLI, DAN SEPAKBOLA) DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL PERILAKU SOSIAL SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA PERMAINAN BOLA BESAR (BOLA BASKET, BOLA VOLI, DAN SEPAKBOLA) DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

GALUH AYU ADINDA 0900982

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PROFIL PERILAKU SOSIAL SISWA YANG MENGIKUTI

EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA PERMAINAN BOLA BESAR (BOLA BASKET, BOLA VOLI, DAN SEPAKBOLA) DI SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

Oleh:

GALUH AYU ADINDA

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi

©Galuh Ayu Adinda 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

@Hak cipta dilindungi undang-undang

(3)

Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing 1

(Drs. H. Yus Solihin Yusakarim, M.Ed) NIP: 195003111978101001

Pembimbing 2

(Dra. Hj. Mimin Karmini, M.Pd) NIP: 195305171980112001

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

Galuh Ayu Adinda, 2014

PROFIL PERILAKU SOSIAL SISWA YANG MENGIKUTI

EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA PERMAINAN BOLA BESAR (BOLA

BASKET, BOLA VOLI, DAN SEPAKBOLA) DI SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI.

Oleh

Galuh Ayu Adinda 0900982

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga permainan bola besar di SMK N 1 CIMAHI. Metodologi penelitian menggunakan deskriptiif kualitatif. Instrumen tes berupa lembar pernyataan. Populasi yang digunakan siswa SMKN 1CIMAHI, sampel jumlah seluruh siswa kelas 2, 3 dan 4 yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga permainan bola besar sebanyak 102 siswa. Peneitian ini menyimpulkan bahwa ekstrakurikuler olahraga permainan bola besar memberikan manfaat yang baik bagi perkembangan perilaku sosial siswa dengan skor rata-rata 4. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat dilihat bahwa kegiatan ekstrakurikuler mampu memberikan nilai positif perubahan perilaku siswa, diantaranya: nilai disiplin, kerjasama, saling menghargai dan komunikasi. Maka disarankan kepada siswa untuk diwajibkan masuk dalam ekstrakurikuler yang mampu memberikan nilai sosial yang positif dalam perilaku.

(5)

The Profile of Students’ Social Behavior who following the Extracurricular

in Big Ball Sport (Basket Ball, Volley Ball, and Football) in Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 1 Cimahi.

By

Galuh Ayu Adinda 0900982

ABSTRACT

The aim of this research is for knowing students’ social behavior that following the extracurricular in big ball sport in SMK N 1 CIMAHI. The method of the research used qualitative descriptive. The instrument of the research was used questionnaire. The Population of the study were students of SMKN 1 Cimahi, and for the sample were all of the students in second, third and fourth grader who followed extracurricular in big ball sport with the total sample of students were 102. This research can be concluded that extracurricular in big ball

sport give the positive benefit to develop students’ social behavior with the

average of the score is 4. Based on the result of the research, it can be seen that extracurricular activity can give positive value in change the students’ behavior, such as: discipline value, cooperation, appreciate each other, and communication. It suggests to students to be obliged of extracurricular that can give positive social behavior for them.

(6)

Galuh Ayu Adinda, 2014

3. Faktor-faktor Pembentuk Perilaku Sosial ... 15

4.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sosial ... 16

5. Karakteristik Perilaku Siswa SMA ... 22

B. Hakikat Ekstrakurikuler ... 24

1. Pengertian Ekstrakurikuler ... 24

2. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler ... 25

3. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler ... 26

4. Azas Pelaksanaan Ekstrakurikuler ... 34

(7)

6. Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga ... 35

C. Kaitan Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga Permainan Bola Besar dengan perilaku sosial ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Metode Penelitian ... 38

B.Populasi dan Sampel ... 39

1. Populasi ... 39

2. Sampel ... 39

C. Desain Penelitian ... 40

D. Teknik Pengumpulan Data ... 41

1. Instrumen Penelitian... 41

2. Uji Coba Lembar Pernyataan ... 51

3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 51

4. Prosedur Pengolahan Data ... 56

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA ... 58

A. Hasil Pengolahan Data dan Analisi Data ... 58

1. Analisis Data ... 61

2. Diskusi Penemuan ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA

(8)

Galuh Ayu Adinda, 2014

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 43

3.2 Kriteria Pemberian Skor ... 51

3.3 Hasil Uji Validitas Angket Perilaku sosial... 54

3.4 Kriteria Reliabilitas Instrumen ... 56

3.5 Kriteria Perilaku Sosial Siswa ... 57

4.1 Data Sampel Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurukuler Olahraga Bola Besar 58 4.2 Aspek Perilaku Sosial yang diteliti ... 59

4.3 Hasil Perhitungan Perilaku Siswa Yang Mengikuti Ekstrakuriler Olahraga Pemanainan Bola Basket ... 59

4.4 Hasil Perhitungan Perilaku Siswa Yang Mengikuti Ekstrakuriler Olahraga Pemanainan Bola Voli ... 60

4.5 Hasil Perhitungan Perilaku Siswa Yang Mengikuti Ekstrakuriler Olahraga Pemanainan Sepak Bola ... 60

(9)

DAFTAR BAGAN

(10)

Galuh Ayu Adinda, 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Remaja-remaja saat ini adalah remaja harapan bangsa dan Negara. Remaja sebagai calon pembangunan bangsa. Namun, pada perkembangannya banyak berita-berita yang tersiar di media sosial, dan berita dilingkungan sekitar mengenai perilaku siswa yang negatif. Perilaku-perilaku tersebut sangat meresahkan bagi orang tua dilingkungan keluarga, bagi guru yang berada dilingkungan sekolah, juga bagi masyarakat umum yang berada dilingkungan masyarakat.

(11)

mengenai perkembangan perilaku siswa, itu akan mencegah siswa untuk terus terjerumus kedalam perilaku yang negatif. Bagaimana pun mencegah itu lebih baik dibandingkan dengan terapi dan penyembuhan.

Maka dari itu, untuk megurangi dan mencegah perilaku sosial negatif tersebut diperlukan lembaga sekolah, karena sekolah merupakan salah satu wahana untuk mengembangkan dan mencapai tujuan pendidikan. Melalui pendidikan dapat mengembangkan keterampilan serta sikap dan nilai untuk pengembangan kepribadian dan perwujudan peserta didik. Selain itu sekolah juga adalah lembaga pendidikan yang berfungsi untuk memfasilitasi proses perkembangan anak secara menyeluruh. Tidak hanya aspek pengetahuan dan intelektual anak yang perlu diperhatikan dan dibina, akan tetapi keseluruhan aspek perkembangan termasuk aspek sosial anak.

Sekolah sebagai pendidikan formal memiliki tingkatan atau jenjang yang teratur, yang mulai dari tingkatan dasar sampai tingkatan atas meliputi Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtida’iyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah (MA). Masing-masing jenjang memiliki tujuan pendidikan yang berbeda-beda, namun mengacu pada tujuan pendidikan nasional.

(12)

3

Galuh Ayu Adinda, 2014

Pendidikan jasmani sebagai salah satu pelajaran di sekolah, yang memiliki peran relatif besar terhadap perkembangan perilaku siswa seperti aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pendidikan jasmani adalah proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungannya yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya. Agus Mahendra (2009) menjelaskan bahwa: “Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional”. Dari penjelasan tersebut dapat tergambarkan bahwa pendidikan jasmani dapat memberikan perubahan dalam 3 aspek yaitu: kognitif (mental), afektif (emosional) dan prikomotor (aktivitas fisik).

Aktivitas atau kegiatan yang terjadi disekolah merupakan kegiatan pendidikan yang dapat dibedakan menjadi kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan tersebut diselenggarakan sedemikian rupa mengacu pada kebijakan-kebijakan institusi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan baik nasional, institusional maupun intruksional.

(13)

banyak diminati oleh siswa dan antusias siswa cukup besar dalam mengikuti program ekstrakurikuler olahraga permainan tersebut.

Berbicara mengenai ekstrakurikuler olahraga permianan bola besar yang ada di SMK Negeri 1 Cimahi, dibawah ini sedikit pemaparan tentang beberapa jenis olahraga permainan tersebut.

Permainan bola basket adalah salah satu permianan beregu yang menuntut kerja sama dari tiap anggota dalam satu tim. Kerja sama tersebut dilakukan melalui penggunaan taktik dan strategi dengan cara mengoper bola dari pemian satu ke pemain lainnya. Olahraga bola basket sebagai permianan ditujukan dengan menggunakan alat berupa bola basket yang dimainkan dengan cara dipantulkan dan dilempar. Tujuan utama dari permianan bola basket adalah memasukan bola ke keranjang lawan sebanyak-banyaknya dan menjaga keranjang sendiri dari lawan. Sebagaimana dijelaskan dalam dokumen peraturan permianan bola basket Perbasi (1999) yaitu “Bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari lima pemain, tiap regu merusaha memainkan bola atau membuat angka. Bola boleh dilempar, ditepis, digelinding, atau dipantulkan ke segala arah, sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku”. Apabila siswa mengikuti ekstrakurikuler bola basket secara rutin dalam waktu yang lama, maka di duga siswa-siswi tersebut memiliki nilai-nilai sosial yang ada dalam olah raga basket. Menurut kutipan yang di Post oleh Bola Basket MIPA UGM in Petunjuk Pelatih (2009) http://perbasitulungagung.blogspot.com/2009/12/pembentukan-nilai-nilai-pribadi-dan.html, mengenai nilai-nilai sosial yang tekandung dalam kegiatan bola basket, adalah sebagai berikut :

1. Komitmen 2. Ketekunan

3. Tanggung jawab personal dan kelompok 4. Kerja sama

(14)

5

Galuh Ayu Adinda, 2014

Nilai-nilai yang melekat dalam permainan bola basket seperti kerja sama dapat dimanfaatkan untuk membina siswa bekerja sama dalam lingkungan masyarakat. Nilai menghormati dan mengargai peraturan dalam pergaulan antar sesama dalam kegiatan ekstrakurikuler bola basket dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian juga dengan nilai-nilai kejujuran, komitmen, ketekunan dapat dikembangkan oleh guru pendidikan jasmani kepada siswa agar siswa memahami dan mampu menunjukkan perilaku taat dan patuh pada peraturan yang berlaku, setia atau loyal pada kelompoknya, tekun dan ulet dalam belajar. Nilai-nilai tersebut akan berkembang pada perilaku sosial siswa sehari-harinya.

Selain dari permainan bola basket, ada juga permainan sepak bola. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling digemari di dunia. Permianan sepak bola sudah memasyarakat dan dapat dimainkan oleh anak-anak, orang dewasa bahkan orang tua baik pria maupun wanita. Hai ini cukup beralasan karena permianan sepak bola merupakan permianan yang menarik, murah biayanya, masal dan dapat dimainkan tidak hanya dilapangan sepak bola saja, tetapi dapat juga dimainkan disuatu lapangan yang memungkinkan bola untuk dimainkan. Sucipto dkk (1999:7) mengatakan bahwa:

Sepak bola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali pejaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya didaerah tendangan hukuman. Pendapat Sucipto menjelaskan bahwa sepak bola merupakan permainan yang menggunakan bola, permianannnya boleh dilakukan dengan seluruh bagian badan kecuali dua lengan (tangan). Hampir seluruh permianan dilakukan dengan keretampilan kaki, kecuali penjaga gawang. Penjaga gawang dapat memainkan bola secara bebas dengan seluruh anggota badannya baik dengan kaki maupun tangan. Selain itu, permainan sepak bola merupakan jenis olahraga permainan beregu yang setiap regunya terdiri atas sebelas orang pemain sehingga sering di sebut kesebelasan.

(15)

sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri hangan sampai kemasukan bola.

Tidak jauh berbeda dengan olahraga permainan sepak bola, permianan bola voli pun merupakan salah satu cabang permainan olahraha bola besar yang bermasyarakat. Hal ini ditandai oleh: (1) banyak dijumpai lapangan bola voli baik di daerah-daerah maupun kota, (2) banyak otang tua, anak remaja, dan anak-anak baik pria maupun wanita memainkan bola voli, (3) maraknya pertandingan bola voli yang diadakan baik di daerah maupun kota, (4) ada sebagian pemain bola voli yang menjadikan permainan bola voli sebagai profesi yang menghasilkan keuntungan material. Memasyarakatnya permainan bola voli terbukti dengan sering diadakannya pertandingan yang pesertanya tidak hanya orang dewasa, tatapi anak-anak dan remaja baik pria maupun wanita bisa mengikuti pertandingan bola voli. Peralatan yang mudah didapat, lapangan yang mudah dijumpai baik di daerah maupun di kota meskipun memiliki lahan yang sempit.

Permianan bola voli dapat memfokuskan diri ketingkat keterampilan yang lebih tinggi sebagai atlet untuk mecapai prestasi yang tinggi, meningkatkan prestise diri atau bangsa dan Negara, memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani dalam konteks pendidikan kedudukan dan fungsi permianan ini adalah salah satu alat atau sarana untuk mencapai pendidikan.

Permianan bola voli adalah permainan memantul-mantulkan bola oleh tangan atau lengan dari dua regu yang bermain di atas lapangan yang mempunyai ukuran-ukuran tertentu. Untuk masing-masing regu, lapangan dibagi dua sama besar oleh net atau tali yang dibentangkan di atas lapangan dengan ukuran ketinggian tertentu. Satu orang pemain tidak boleh memantulkan bola dua kali secara berturut-turut, dan satu regu dapat memainkan bola maksimal tiga kali sentuhan dilapangan sendiri. Prinsip permainan bola voli adalah menjaga bola jangan sampai jatuh dilapangan sendiri dan berusaha menjatuhkan bola dilapangan lawan atau mematikan bola di pihak lawan.

(16)

7

Galuh Ayu Adinda, 2014

menjadi tujuan tercapainya proses pembelajaran permianan di sekolah, seperti yang dijelaskan dalam buku yang berjudulu “Permainan Bola Voli” oleh Toto dan Yunyun (2010:26) adalah sebagai berikut:

Melalui permainan bola voli, seluruh potensi dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor diyakini berpotensi untuk ditumbuh kembangkan. Sampai batas-batas tertentu, secara inhern nilai-nilai pendidikan potensial dari seluruh aspet tersebut ada dalam permianan bola voli. Seperti misalhnya, dengan berlatih dan bermain bola voli secara teratur selain dapat meningkatkan keterampilan bermain bola voli itu sendiri, juga dapat ditingkatkan kemampuan fisik, kebugaran jasmani, kemampuan berpikir, keterampilan sosial, bekerja sama, dan mengembangkan sikap positif dan fair play.

Dari ketiga cabang olahraga permianan tersebut telah terpaparkan bahwa ketiganya memiliki nilai-nilai sosial yang dapat dikembangkan dalam proses pembelajarannya. Idealnya siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga permainan bola besar berperilaku positif. Mengapa? Karena, dalam kegiatannya siswa mau tidak mau harus menunjukkan nilai-nila yang terkandung didalamnya, secara garis besar nilai-nilai tersebut adalah nilai disiplin, nilai kerja sama, nilai saling menghargai dan nilai berkomunikasi.

Maka dari itu, salah satu aspek yang ingin dicapai dalam ekstrakurikuler olahraga permianan bola besar adalah perubahan perilaku sosial siswa. Melalui program ekstrakurikuler olahraga permianan bola besar, siswa banyak mengalami aktivitas gerak, pengetahuan dan sikapnya terhadap satu jenis olahraga yang dilakukannya. Selain itu, melalui kegiatan ekstrakurikuler olahraga permianan bola besar terdapat interaksi antas siswa, kepatuhan siswa terhadap aturan, belajar untuk berorganisasi, dan lain sebagainya. Maka, program ekstrakurikuler olahraga permainan bola besar diharapkan dapat membantu untuk menunjang terbentuknya perilaku sosial yang baik bagi siswa.

(17)

yang akan datang. Maka tidak salah jika proses perkembangan perilaku siswa harus diketahui sejak dini, baik oleh orang tua juga guru. Menurut Muhibbin Syah (2010:59) menjelaskan bahwa: “Proses perkembangan yang dipandang berkaitan langsung dengan kegiatan belajar siswa. Proses perkembangan tersebut meliputi:

1) Perkembangan motor (motor development), yakni proses yang berkitan perembangan progresif dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik anak (motor skill);

2) Perkembangan kognitif (cognitive development), yakni perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan/kecerdasan otak anak; dan

3) Perkembangan sosial (social and moral development), yakni proses perkembangan mental yang berhubungan dengan perubahan-perubahan cara anak berkomunikasi dengan orang lain, baik sebagai indivisu maupun kelompok.

Perkembangan sosial adalah proses perkembangan kepribadian siswa selaku orang anggota masyarakat dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan ini berlangsung sejak masa bayi hingga akhir hayatnya. Proses perkembangan sosial dan moral juga selalu berkaitan dengan proses belajar. Kualitas hasil perkembangan sosial sangat bergantung pada proses perkembangan belajar (khususnya belajar sosial), baik di lingkungan sekolah dan keluarga maupun di lingkungan yang lebih luas.

Perkembangan sosial menggambarkan terjadinya proses sosialisasi kehidupan seseorang. Menurut Bronfenbrenner (dalam Syamsul Bachri Thalib, 2010) menyatakan bahwa perkembangan sosial terdapat hubungan resiprokal antara perkembangan sikap dan perilaku remaja dengan lingkungan sekitarnya.

Pada masa perkembangan masa remaja perilaku sosial dan interaksi anak lebih banyak dihabiskan bersama teman sebayanya. Hal ini diperjelas dengan pendapat yang diutarakan oleh Condry menemui bahwa: “Remaja menggunakan waktu interaksi dua kali lebih banyak dengan teman sebayanya dibandingkan dengan orang tuanya.”

(18)

9

Galuh Ayu Adinda, 2014

baik. Selain dari proses belajar kurikuler dalam kelas, pembelajaran untuk mendapatkan perilaku sosial siswa yang baik dapat didapatkan dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Dengan demikian, dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga permianan bola besar perlu perhatian khusus dari semua pihak sekolah pada siswa, sehingga kegiatan ekstrakurikuler tersebut bermanfaat bagi wadah untuk menyalurkan minat, bakat, keterampilan serta kepribadian siswa. Maka, melalui kegiatan ekstrakurikuler olahraga permainan bola besar di sekolah yang memiliki jenis aktivitas siswa yang memberikan kontribusi untuk perubahan perilaku sosial perlu dukungan dari lingkungan sosial yang dapat mengarahkan siswa untuk meningkatkan prestasi olahraga yang ditekuninya.

Sehubungan dengan itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian menengenai perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga permianan bola besar di SMK Negeri 1 Cimahi. Hal ini akan penulis sajikan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Profil Perilaku Sosial Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga Permainan Bola Besar (Bola Basket, Bola Voli Dan Sepak Bola) Di Sekolah Menengah Kejuruan 1 Cimahi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga

permainan bola basket, bola voli dan sepak bola di SMK Negeri 1 Cimahi?

C. Tujuan Penelitian

(19)

1. Mengetahui perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga permainan bola basket, bola voli dan sepak bola di SMK Negeri 1 Cimahi.

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian ini dapat berguna sebagai berikut:

1. Secara teoritis: Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan informasi bagi instansi dan lembaga pendidikan atau sekolah, orang tua murid dan masyarakat umum mengenai perilaku sosial siswa yang mengikuti kegitan ekstrakurikuler olahraga permainan bola besar sebagai wadah untuk menyalurkan dan meningkatkan minat, bakat, keterampilan juga kepribadian.

2. Secara praktis: Penelitian ini dapat dijadikan acuan para pendidik dan guru pendidikan jasmani dalam memberi aktivitas olahraga pada siswa melalui berbagai bentuk program ekstrakurikuler olahraga sebagai media pencapaian tujuan pendidikan nasional.

E. Batasan Penelitian

Agar masalah penelitian ini tidak menyimpang dari masalah sebenarnya, maka penulis membatasi masalah penelitian ini. Adapun ruang lingkup permasalahan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini mengarah pada profil perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga permainan bola besar (Bola Baket, Bola Voli dan Sepak Bola) di SMK Negeri 1 Cimahi minimal 1 tahun.

(20)

Galuh Ayu Adinda, 2014

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Untuk dapat menjawab permasalahan yang ada dalam suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu menentukan metode apa yang hendak dipakai. Seperti

yang dijelaskan oleh Surakhmad (1998:131) bahwa: “Meperoleh data yang

diharapkan sesuai dengan tujuan dan pokok masalah peneliti sangat tergantung

kepada metode yang digunakan.” Dinyatakan demikian karena metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan.

Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Karena, penulis ingin mengetahui dan menjabarkan gambaran, keadaan perilaku siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola besar. Ini

diperkuat oleh pendarat Sudjana (2005:4) yang menjelaskan bahwa: “data kualitatif tiada lain daripada data yang dikategorikan menurut lukisan”.

Dalam hal ini peneliti tidak melalui proses dari awal, melainkkan peneliti hanya mengambil hasil dari kegiatan yang telah dilakukan siswa selama mengikuti ekstrakurikuler tersebut selama lebih dari 1 tahun. Dari penjelasan diatas Arikunto (2002:166) menyebutkan bahwa “Pada penelitian ini, tidak

memulai proses dari awal, tetapi mengambil hasil.”

Berdasarkan penjelasan diatas makan pendapat berpendapat bawa penelitian ini yang cocok digunakan adalah metode deskriptif informasi atau data yang akan diperoleh melalui instrument tes, yaitu berupa penyebaran angket berupa lembar pernyataan terhadap sempel. Menurut Sudjana (2005:8) menjelaskan pengertian angket sebagai berikut:

Angket adalah area pengumpulan data dengan menggunakan daftar isian atau daftar pernyataan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal mengisi atau menandanya dengan mudah dan

(21)

Data yang akan diperoleh dari hasil lembar pernyataan atau angket tersebut berupa profil perilaku sosial siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler permianan bola besar.

B. Populasi dan Sampel

1. Popolasi

Dalam penyusunan sampai dengan menganalisis data sehingga mendapatkan gambaran sesuai dengan yang diharapkan maka diperluakan sumber data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel penelitian. Populasi menurut Suharsini (2006:130) “Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat kau kaitannya dengan masalah yang akan diteliti, populasi

adalah keseluruhan subjek penelitian.”

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan sumber data dan informasi bersifat perorangan maupun kelompok. Populasi yang dipilih adalah siswa-siswi SMK Negeri 1 Cimahi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler permainan bola besar.

Populasi anak yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga bola besar sebanyak 137 orang. Populasi tersebut ialah seluruh siswa mulai dari kelas 1,2,3 dan 4.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian populasi yang dianggap representatif yang diambil dengan teknik tertentu. Penarikan sampel perlu dilakukan mengingat jumlah populasi maupun responden yang terlalu besar. Sedangkan waktu, biaya, kemampuan dan kesibukan baik peneliti maupun responden di objek yang diteliti sangat padat.

Sebagai pegangan dalam pengambilan sampel, maka penulis melihat penjelasan dari Arikunto (2006:134) yang menjelaskan mengenai pedoman pengambilan sampel, sebagai berikut:

(22)

40

Galuh Ayu Adinda, 2014

selanjutnya jika subjek besar dapat diambil antara 10-15% atau lebih, tergantung dari kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, dana dan tenaga. Dari penjelasan diatas peneliti mempertimbangkan pengembilan sampel ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

a. Siswa yang mengikti ekstrakulikuler minimal 1 tahun kerena pembentukan sikap seseorang dapat terbentuk dari aktivitas sama yang berulang-ulang dalam waktu yang lama.

b. Siswa yang mengikuti ekstrakulikuler tidak berpindah-pindah dari ekstrakulikuler satu ke ekstrakulikuler lain jadi harus menetap

c. Ekstrakulikuler olahraga dalam penelitian ini adalah olahraga permainan bola besar (bola basket, bola voli dan sepak bola.

Berdasarkan kriteria diatas, siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola besar sebanyak 102 orang. Peneliti mengambil seluruh siswa sebagai sampel. Karena jika peneliti hanya mengambil 10%-15% dari jumlah populasi sampel terlalu sedikit, maka dari itu peneliti mengambil seluruh siswa dijadikan sampel ini dimaksudkan untuk lebih mengakuratkan hasil data penelitian, Karena semakin banyak anak yang diteliti maka semakin banyak data yang terkumpul untuk memenuhi hasil penelitian ini, selain itu penelitian ini tidak memakan waktu dan tenaga. Sehingga memungkinkan peneliti untuk mengambil seluruh siswa untuk dijadikan sampel.

C.Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara proses dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian. Desain penelitian berfungsi untuk memberikan jalan dan arah dari proses penelitian. Pada penelitian ini, langkah-langkah yang disusun adalah:

1. Menetapkan populasi dan sampel

2. Pengambilan dan pengumpulan data melalui penyebaran lembar pernyataan

(23)

4. Menetapkan kesimpulan

Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut:

Bagan 3.1

Langkah-langkah Penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket atau kuesioner. Definisi angket dijelaskan oleh Arikunto

(2002:140): “kuesioner dalah sejumlah pernyataan tertulis yang di gunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.”

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket sebagai alat untuk mengumpulkan data, karena dalam menggunakan angket mempunyai beberapa keuntungan. Mengenai keuntungan ini, Arikunto (2006:225) mengemukakan beberapa keuntungan tersebut, diantaranya:

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti

(24)

42

Galuh Ayu Adinda, 2014

c. Dapat dijawab oleh responden meurut kepercayaan masing-masing, dan menurut waktu senggang responden

d. Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu untuk menjawab

e. Dapat dibuta berstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama

(25)
(26)

44

(27)
(28)

46

(29)
(30)

48

(31)
(32)

50

Galuh Ayu Adinda, 2014

Dalam alternatif jawaban, peneliti memberikan bobot skor sebagai skor pernyataan yang telah diisi oleh responden. Bobot skor yang dipakai dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala Likert. Skala likert menurut Sugiono (2009:93) yaitu:

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena social ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variable penelitian. Dengan skala Likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titk tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Skala yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah skala yang di buat oleh Likert yang menyajikan uraian jawaban bertingkat yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Setiap alternatif jawaban memiliki skor nilah tersendiri sesuai dengan peringkat jawaban yang bersangkutan.

Adapun kategori penskoran setiap butir pernyataan positif yaitu 5,4,3,2,1. Sedangkan untuk kategori butir dengan pernyataan negatif 1,2,3,4,5. Menurut Nurhasan dan Cholil (2007:349) pemberian skala skor pada setiap ketagori pernyataan tes, dilakukan dengan pemberian bobot terhadap lima alternative pilihan jawaban yaitu:

a. Untuk pernyataan yang positif, pemberian bobot pada setiap alternatif jawaban yaitu: 5,4,3,2,1. Jadi untuk alternative pilihan sangan setuju diberi skor 5, setju diberi skor 4, ragu-ragu diberi skor 3, tidak setuju dberi skor 2 dan sangat tidak setuju diberi skor 1.

b. Untuk pernyataan yang negatif pemberian bobot skor setiap alternatif piliha jawaban, dengan urutan 1,2.3.4,5. Untuk pilihan jawaban sangat setuju diberi skor 1, setuju diberi skor 2, ragu-ragu diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 4, dan sangat tidak setuju diberi skor 5

(33)

Tabel 3.2

Kriteria Pemberian Skor

No. Alternatif Jawaban Skor

Positif Negatife pembimbing, peneliti mulai mengambil tindakan untuk menguji cobakan angket tersebut kepada setiap responden. Menurut Arikunto (2006:188) tujuan dari uji coba angket ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui tingkat kepahaman instrument, apakah responden tidak menemukan kesuliran dalam menangkap maksut peneliti

b. Untuk mengetahui teknik yang paling epektif

c. Untk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam mengisi angket

d. Untuk mengetahui apakah butir-bitur yang tertera dalam angket sudah memadai dan cocok dengan keadaan dilapangan

Sebelum responden mengisi lembar pernyataan, peneliti memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya. Butir pernyataan yang disediakan oleh peneliti sebanyak 64 butir pernyataan. Butir pernyataan tersebut berdasarkan atas kisi-kisi yang telah di buat.

3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

(34)

52

Galuh Ayu Adinda, 2014

mendapatkan kesahihan dan keterandalan dari tiap butir soal, uji validitas instrument yang digunakan adalah uji validitas internal butir dengan mengkorelasikan antara skor tiap butir soal yang didapat dengan skor total responden. Sedangkan untuk uji reliabilitas instrument peneliti mengguanakan teknik belah dua dengan rumus korelasi Product Moment dan Spaerman Brown. a. Pengujian Validitas Instrumen

Uji validitas instrument berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Arikunto (2006:160) mengemukakan: “Validitas adalah pengukuran yang

menujukkan tingkat kevaliditasan dan kesahiahan suatu instrument.”

Berikut langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan instrument tersebut:

1) Memberikan skor pada msing-masing butir pernyataan

2) Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor tiap responden uji coba

3) Menjumlahkan skor rata-rata (X) dari komponen pernyataan dengan rumus sebagai berikut: (Nurhasan, 2002:22)

4) Mengkorelasikan antara skor butir soal kelompok satu dengan kelompok dua (variabel X dan variabel Y) dengan menggunakan teknik korelasi

(35)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

x = Skor siswa pada tiap butir soal

y = Skor total tiap responden/ siswa

n = Jumlah peserta tes

5) Membandingakan skor dengan dalam taraf nyata 0,05 atau dengan tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kesahihan (dk = n1+n2-2). Rumus thiung sebagai berikut:

= √

Keterangan:

t = skor t hitung

r = skor korelasi hasil r hitung n = jumlah responden

Jika berarti valid, sebaliknya. Jika < berarti tidak valid.

b. Validitas Butir Pernyataan

Berikut adalah langkah-langkah mengolah data untuk menguji butir pernyataan:

1) Mencari rata-rata kelompok atas dan kelompok bawah, dengan rumus sebagai berikut:

X

Keterangan:

X = Skor rata-rata ΣXi = Jumlah skor

n = Banyaknya responden

(36)

54

Hasil Uji Validitas Angket Perilaku sosial

No. Variabel Butir soal Jumlah

Valid Tidak Valid

1. Perilaku Sosial 48 16 64

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa lembar pernyataan yang diberikan oleh peneliti kepada siswa memiliki kualitas yang baik untuk diujikan kembali demi mendapatkan hasil sesungguhnya yang sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran tentang perilaku siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola besar di SMK Negeri 1 Cimahi.

c. Pengujian Reliabilitas Instrumen dengan Metode Belah Dua (Spliy

halfmethod)

Berikut langkah-langkah pengolahana data untuk menentukan reliabilitas angket:

a. Membagi butir pernyataan valid menjadi dua bagian pernyataan yang bernomor ganji dan bernomor genap

(37)

c. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan valid yang bernomor ganjil dengan butir-butir yang bernomor genap dengan menggunakan rumus korelasi Person Product Moment sebagai berikut:

Σ

Σ

Σ

√{

Σ

Σ

}

Σ

Σ

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi yang dicari XY = Jumlah perkalian skor X dan Y X = Jumlah skor X

Y = Jumlah skor Y

n = Jumlah banyaknya pasangan X dan Y

Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus

Prearman Brown yaitu ;

=

Keterangan;

= Koefisien yang dicari

2. rxy = Dua kali koefisien korelasi 1+ rxy = Satu tambah koefisien korelasi

(38)

56

Galuh Ayu Adinda, 2014

Tabel 3.4

Kriteria Reliabilitas Instrumen

Interval Koefisien Kriteria Keterandalan

0.80 – 1.000 Sangat tinggi

0.60 – 0.799 Tinggi

0.40 – 0.599 Cukup

0.20 – 0.399 Rendah

0.00 – 0.199 Sangat rendah

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh peneliti, didapatkan rii sebesar 0.70 termasuk dalam kriteria keterandalan tinggi. sebesar 4.94.

Dan didapatkan hasil sebesar sebesar 2.03.

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa instrument lembar pernyataan ini bersifat reliabel, dengan keterangan sebagai berikut >

(dk=n-2).

4. Prosedur Pengolahan Data

Setelah melakukan uji coba lembar pernyartaan, peneliti kembali melaksanakan pengumpulan data dan selanjutnya melakukan pengolahan data untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan.

(39)

a. Menghitung Rata-rata

Untuk mendapatkan hasil akhir peneliti cukup dengan menghitung rata-rata dari setiap kegiatan ekstrakurikuler olahraga permainan bola besar

1) Mencari skor rata-rata (X) dari setiap kelompok data dengan rumus;

n X X

i

Keterangan:

X = Skor rata-rata yang dicari

Xi = Jumlah skor yang didapat

n = Jumlah sampel

Setelah mendapatkan hasil dari skor rata-rata, peneliti membuat gambaran alternatif untuk mengkelompokkan kriteria perilaku siswa, berikut gambaran kriterianya:

Tabel 3.5

Kriteria Perilaku Sosial Siswa No. Skor Rata-Rata Kriteria

1. 5 Sangat Baik

2. 4 Baik

3. 3 Cukup

4. 2 Kurang Baik

5. 1 Sangat Kurang Baik

(40)

Galuh Ayu Adinda, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data pada bab sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa:

1. Perilaku sosial siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket, bola voli dan bola voli di SMK Negeri 1 Cimahi memiliki perilaku sosial yang baik. Dengan demikian setiap kegiatan tersebut memiliki manfaat yang baik bagi perkembangan dan pembentukan perlaku sosial siswa.

B.Saran

Dari penelitian yang telas dilaksanakan ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, diantaranya:

1. Kapada pihak-pihak sekoalah agar berupaya untuk selalu mampu menyediakan berbagai kegitan ekstrakurikuler sebagai wadah untuk penyaluran bakat siswa sekaligus sebagai kegiatan yang mampu membentuk karakter serta perilaku anak baik didalam kegiatan ekstrakurikuler maupun dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kepada guru, supaya lebih jeli melihat minat dan bakat siswa sejak dini sehingga dapat mengarahkan siswanya untuk ikut kedalam salah satu kegiatan diluar jam pelajaran agar kelak anak mampu menjadi individu mandiri dengan perilaku sosial yang baik.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Abduljabar, B. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga; Bandung. FPOK. UPI.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktis; Jakarta. Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktis; Jakarta. Rineka Cipta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. (1993). Pentunjuk Teknis Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah-Sekolah Provinsi Jawa Barat;

Bandung. Depdikbud Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat.

DEPDIKBUD, (1995). Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Di Sekola;. Bandung. Depdikbud.

Hurlock, E. B. 2004. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta. Erlangga

Ibrahim, R. (2001). Pembinaan Perilaku Sosial melalui Pendidikan Jasmani; Jakarta. Erlangga.

Ibrahim. (2010). Landasan Psikologi Perkembangan; Jakarta. Erlangga.

Kusmedi, N. J.S. Husdarta dan Yusuf Hidayat. (2007). Perkembangan Sepanjang Rentan Kehidupa;. Bandung. FPOK UPI.

Lutan, R. (1986). Interaksi Kegatan Intrakurikuler, Ko-Kurikuler, Ekstrakurikuler;

Jakarta. Depdikbud.

Mahendra, A. (2010). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani; Bandung. FPOK UPI. Natawijaya, R. (1977) Memahami Tingkah Laku Sosial; Yayasan Pusat Bimbingan

Pendidikan. Bandung. Ikip.

Ridwan, (2006). Metode Penelitian; Bandung. Alfabeta.

(42)

Galuh Ayu Adinda, 2014

Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Pendidikan; Bandung. Alfabeta.

Surakhman, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Tekni; Bandung. Tarsito.

Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar; Jakarta. Rineka Cipta. Syah, M. (2011). Psikologi pendidikan; Bandung. Rosda.

Thalib, S. B. (2010). Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif;

Jakarta. Kencana Prenada Media Grup.

Subroto, T danYudiana, Y. (2010). Pemaian Bola Voli; Bandung. PJKR UPI.

Sumber Lain

http/healthiskesehatn.blogspot.com

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/perilaku-sosial-individu/

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/

http://mustofasmp2.wordpress.com

http://perbasitulungagung.blogspot.com/2009/12/pembentukan-nilai-nilai-pribadi-dan.html.

Petunjuk pelatih,hariMinggu, Desember 27, 2009 dalam situs

Gambar

Tabel 3.2 Kriteria Pemberian Skor
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Angket Perilaku sosial
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Instrumen
Tabel 3.5 Kriteria Perilaku Sosial Siswa

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Exploring English Teachers’ Beliefs and Practical Knowledge about Communicative Language Teaching in EFL Contexts.. In Asia Pacific Education

Laporan Tugas Akhir dengan judul “ Rekalkulasi Mesin Diesel 4-Tak Multi Silinder “ telah disahkan oleh Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Minyak kayu putih yang banyak beredar dipasaran / ternyata ada juga yang diproduksi dari bahan mentahnya di Yogyakarta // Setelah melewati berbagai proses / termasuk melalui

Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian Sandrawati, dkk,.(2007) yang menyatakan bahwa pemberian kompos sampah kota berpengaruh nyata terhadap peningkatan pH.. tanah dari

[r]

APABILA SELAMA INI ORANG MENGENAL BATIK DENGAN KAIN SEBAGAI MEDIANYA / MEMBATIK DENGAN MEDIA KAYU / TENTULAH MENJADI HAL YANG CUKUP UNIK // BEGITULAH KEHIDUPAN. PENDUDUK DI

Pengaruh kompos sampah kota dan pupuk kandang sapi terhadap beberapa sifat kimia tanah dan hasil tanaman jagung manis (Zea Mays Saccharata) pada Fluventic Eutrudepts asal