• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMA KOTA DAN DESA (Studi di SMA N 1 Boyolali dan SMA N 1 Cepogo).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMA KOTA DAN DESA (Studi di SMA N 1 Boyolali dan SMA N 1 Cepogo)."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan kemakmuran di masyarakat yang diikuti oleh

peningkatan pendidikan dapat mengubah pola hidup dan pola makan, dari

pola makan tradisional ke pola makan makanan praktis dan siap saji yang

dapat menimbulkan mutu gizi yang tidak seimbang. Hal tersebut terutama

terlihat di kota-kota besar di Indonesia. Makanan jika tidak dikonsumsi secara

rasional mudah menyebabkan kelebihan masukan kalori yang akan

menimbulkan berat badan berlebih (Siswono, 2002).

Kunci utama untuk mempertahankan kesehatan tubuh adalah

menjaga status gizi yang seimbang, artinya semua zat gizi yang dibutuhkan

tubuh harus terpenuhi dengan tepat guna. Hal ini berarti bahwa

keseimbangan antara kebutuhan dan komsumsi zat gizi tidak dapat disama

ratakan oleh setiap orang, karena dipengaruhi oleh berbagai faktor baik fisik

maupun lingkungan (Astawan, 2004). Status gizi merupakan keadaan tubuh

seseorang atau sekelompok orang yang diakibatkan oleh komsumsi,

penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Menilai status gizi seseorang

atau kelompok orang tersebut status gizinya baik atau tidak baik (Gibson,

2005)

Salah satu faktor tidak langsung yang mempengaruhi status gizi

adalah tingkat pengetahuan. Menurut Sediaoetama (2000) tingkat

(2)

2

memilih makanan, yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami

kandungan gizi dari makanan yang dikomsumsi. Pengetahuan gizi yang baik

diharapkan mempengaruhi komsumsi makan yang baik sehingga dapat

menuju status gizi yang baik pula. Pengetahuan gizi remaja merupakan

kemampuan untuk menetapkan informasi tentang kebutuhan pangan dan

nilai pangan dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan gizi sangat

berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan,

khususnya dalam memilih makanan yang tepat, bergizi seimbang dan

memberikan dasar bagi perilaku gizi yang baik dan benar, yang menyangkut

kebiasaan makan seseorang.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muniroh (2000), tentang faktor

yang mempengaruhi perbedaan status gizi remaja putri di daerah perkotaan

dan pedesaan di Jombang menunjukkan tingkat pengetahuan gizi remaja

adalah baik 81,5% tetapi masih terdapat remaja yang berstatus gizi kurang

sebesar 20% pengetahuan gizi mereka baik (Muniroh, 2000)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh dasuki (2002), menyatakan

bahwa status gizi yang diukur berdasarkan IMT menurut umur bahwa

menunjukan bahwa remaja di perkotaan dan desa menunjukan status gizi

lebih dari 50% yaitu 80% remaja di perkotaan dan 93% pedesaan. Angka

prevalensi obesitas di atas baik pada anak-anak dan dewasa sudah

merupakan peringatan bagi pemerintah dan masyarakat luas bahwa

obesitas sudah menjadi ancaman yang serius bagi masyarakat Indonesia

khususnya di kota-kota besar (Hadi, 2005). SUSENAS tahun 2004

menunjukkan bahwa obesitas pada anak telah mencapai 11% (Sudarmanto,

(3)

3

menunjukkan bahwa 9% remaja di perkotaan dan 4,5% remaja di pedesaan

mengalami obesitas. Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti ingin mengetahui

perbedaan pengetahuan gizi dan status gizi pada remaja putri di SMA N I

Boyolali dan di SMA N I Cepogo.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis ingin mengetahui

perbedaan pengetahuan gizi dan status gizi antara SMA N 1 Boyolali dengan

SMA N 1 Cepogo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, dapat dirumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut "apakah ada perbedaan pengetahuan

gizi dan status gizi pada remaja di SMA kota dan desa?”

C. Tujuan Penelitian

1. Umum

Mengetahui perbedaan pengetahuan gizi dan status gizi pada remaja di

SMA desa dan SMA kota.

2. Khusus

a. Mendiskripsikan pengetahuan gizi dan status gizi pada remaja di SMA

kota dan SMA desa.

b. Menganalisis perbedaan pengetahuan gizi pada remaja di SMA kota

dan desa

(4)

4

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Bagi pihak Sekolah

Penelitian ini memberikan informasi kepada sekolah tentang tingkat

pengetahuan gizi dan status gizi pelajarnya.

2. Bagi institusi pendidikan

Penelitian ini memberi masukan sebagai acuan penelitian Iebih lanjut

tentang terjadinya berat badan berlebih pada remaja.

3. Bagi peneliti

Penelitian ini merupakan sarana penelti untuk mengimplementasikan

pengetahuan yang diperoleh selama masa kuliah, dan dapat menjadi

Referensi

Dokumen terkait

Predictors: (Constant), HARI BESAR, JUMLAH PENAWARAN MINYAK GORENG CURAH, HARGA MINYAK GORENG BERMERK, BIAYA FAKTOR PRODUKSI.. Dependent Variable: HARGA JUAL MINYAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menapis dan mengkarakterisasi beberapa isolat Pseudomonas sebagai agen biokontrol terhadap cendawan patogen tular tanah yaitu

[r]

Pengaruh penggunaan gaya mengajar resiprokal terhadap peningkatan kepercayaan diri siswa pada saat pembelajaran permainan sepakbola.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pada penelitian ini, identifikasi chord gitar dilakukan untuk chord gitar yang kontinu menggunakan teknik MFCC untuk ekstraksi ciri dan model PNN untuk pengenalan pola..

Pada Bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang diperoleh dilapangan, yaitu dengan Tata Cara Pengisian dan Pelaporan Surat

4)  Natrium Diklofenak.. Pada data hasil pengamatan terlihat bahwa suhu tubuh hewan uji mengalami kenaikan setelah diberikan pepton, kemudian panas tersebut

Perlakuan terbaik pada bolu kukus formulasi tepung mocaf dan tepung terigu dengan pure labu kuning yaitu tepung terigu 55 g dan tepung mocaf 5 g dengan pure labu kuning