• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Nursapitri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Nursapitri"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

ISLAM DAN POLITIK

Faktor-Faktor Kekalahan Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019 Dapil Kecamatan Kresek dalam Perspektif Majelis

Ulama Indonesia (MUI) di Kresek

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Nursapitri 11161120000059

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

(2)

i

ISLAM DAN POLITIK

Faktor-Faktor Kekalahan Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019 Dapil Kecamatan Kresek dalam Perspektif Majelis Ulama Indonesia

(MUI) di Kresek

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Nursapitri 11161120000059

Pembimbing,

Dr. Nawiruddin, M.Ag NIP: 1972010 500112 1 003

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

(3)

ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul:

ISLAM DAN POLITIK

Faktor-Faktor Kekalahan Ma’ruf Amin Pada Pilpres 2019 Dapil Kecamatan Kresek Dalam Perspektif Majelis Ulama Indonesia (MUI) Di Kresek

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini sudah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya kemudian menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 November 2020

Nursapitri

(4)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Nursapitri

NIM : 11161120000059

Program Studi : Ilmu Politik

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

ISLAM DAN POLITIK

FAKTOR-FAKTOR KEKALAHAN MA’RUF AMIN PADA PILPRES 2019 DAPIL KECAMATAN KRESEK DALAM PERSPEKTIF MAJELIS

ULAMA INDONESIA (MUI) DI KRESEK dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.

Jakarta, 10 Oktober 2020

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi Pembimbing,

Dr. Iding Rosyidin, M.Si Dr. Nawiruddin, M.Ag NIP. 19701013 200501 1 003 NIP. 1972010 500112 1 003

(5)

iv SKRIPSI

ISLAM DAN POLITIK

FAKTOR-FAKTOR KEKALAHAN MA’RUF AMIN PADA PILPRES 2019 DAPIL KECAMATAN KRESEK DALAM PERSPEKTIF MAJELIS

ULAMA INDONESIA (MUI) DI KRESEK Oleh

Nursapitri 11161120000059

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal Oktober 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Politik.

Ketua, Sekretaris,

Dr. Iding Rosyidin, M.Si Suryani, M.Si

NIP. 19701013 200501 1 003 NIP. 19770424 200710 2 003

Penguji I, Penguji II,

Dra. Haniah Hanafie, M.Si Khoirun Nisa, MA.Pol NIP. 19610524 200003 2 002 NIP. 19850311 201801 2 001 Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 2020

Ketua Program Studi

Dr. Iding Rosyidin, M. Si NIP. 19701013 200501 1 003

(6)

v ABSTRAK

Nama: Nursapitri

Judul: Faktor-Faktor Kekalahan Ma‟ruf Amin pada Pilpres 2019 Dapil Kecamatan Kresek dalam Perspektif Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Kresek.

Skripsi ini membahas tentang faktor-faktor kekalahan Ma‟ruf Amin pada pilpres 2019 dapil Kecamatan Kresek dalam perspektif MUI Kresek. Tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana pandangan MUI Kresek mengenai pencalonan Ma‟ruf Amin sebagai cawapres Jokowi pada pilpres 2019 dan bagaimana pandangan MUI Kresek mengenai kalahnya Maruf Amin di dapil Kresek serta faktor-faktor apa saja yang melatarbelakanginya.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui analisa deskriptif dari hasil observasi dan wawancara dengan beberapa narasumber yang di anggap memahami persoalan ini. Kerangka teori dalam penelitian ini menggunakan konsep civil society di mana MUI merupakan bagian dari civil society keagamaan, konsep ulama serta perannya dalam politik, teori pertimbangan sosial untuk melihat bagaimana respon yang diberikan Jama‟ah terkait pilihan politik ulama, konsep model perilaku politik untuk melihat perspektif dari seorang individu dalam melihat dan menentukan pilihan politiknya.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor-faktor kekalahan Ma‟ruf Amin dapil kecamatan Kresek dalam perspektif majelis ulama indonesia (MUI) di kresek menjelaskan bahwa adanya kekalahan Ma‟ruf Amin di Kresek disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: adanya penyebaran isu sara (hoax) yang begitu massif, kesepuhan Ma‟ruf Amin yang kurang diminati oleh kalangan milenial, tidak semua pengurus MUI Kresek mendukung Jokowi-Ma‟ruf, adanya NU kultural, adanya pengaruh ulama dalam menentukan pilihan politiknya.

Kata Kunci: Pilpres, Ma’ruf Amin, MUI dan Jama’ah

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim hamdan syukron lillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Kuasa atas segala rahmat, taufik dan hidayahnya hingga yaumil akhir. Hanya kepadanyalah tempat kita bergantung dan memohon segala perlindungan dari segala hal yang terjadi di hidup ini.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan hingga zaman yang terang benderang. Tidak lupa pula kepada keluarga dan sahabat- sahabatnya, hingga kepada saya selaku penulis semoga mendapatkan syafa‟atnya di yaumil akhir nanti amin ya rabba‟alamin.

Rasa syukur kehadirat ilahi rabbi yang telah menjaga saya supaya sehat selalu, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Selain itu saya selaku penulis sangat berterimakasih kepada pihak-pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung yang tanpa mereka saya tidak dapat menyelesaikan tugas ini, maka dari itu penulis mengucapkan banyak-banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Ali Munhanif, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Iding Rosyidin Hasan, selaku Ketua Program Studi Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(8)

vii

3. Dr. Nawiruddin, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi ini yang selalu meluangkan waktunya di setiap kesibukannya untuk mendengarkan setiap kendala dalam penelitian ini.

4. Dra. Haniah Hanafie, M.Si. selaku penguji pertama dalam sidang skripsi ini. Khoirun Nisa, MA.Pol. selaku penguji kedua, di tengah kesibukannya yang padat bersedia untuk meluangkan waktunya untuk memberikan banyak masukan dan saran untuk perbaikan skripsi ini. Saya sangat berterima kasih untuk hal itu.

5. Ketua MUI Kecamatan Kresek KH Latief Humaidi yang selalu siap sedia membantu penulis dalam merampungkan data dan informasi yang dibutuhkan penulis serta rekomendasi-rekomendasi yang diberikan terkait narasumber yang bisa penulis wawancarai. Terimakasih banyak pak atas waktu yang bapak berikan disela-sela kesibukannya dan sehat selalu.

6. Para pengurus MUI di Kecamatan Kresek bapak kiyai Imadudin Usman (selaku wakil ketua MUI), kiyai Mu‟id (selaku Sekretaris I MUI), kiyai Ali Ridho (selaku Bendahara MUI) telah sangat membantu penulis dalam memperoleh informasi dan data terkait gambaran pilpres 2019 di kresek.

Terimakasih banyak pak atas waktu yang bapak berikan di sela-sela kesibukannya.

7. Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan waktu dan pikirannya untuk mendidik penulis agar memahami setiap materi perkuliahan, yang tidak pernah bosan untuk mengingatkan untuk membaca buku, yang selalu mengapresiasi hasil tugas yang dikerjakan dengan jujur dan yang selalu

(9)

viii

mendoakan agar anak didiknya kelak menjadi orang yang sukses dan tidak korup. Terimakasih atas semuanya.

8. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan, motivasi untuk selalu semangat dalam mengerjakan sesuatu, untuk tidak bersedih hati ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan dan selalu bersyukur atas apa yang dimiliki. Saya sangat terimakasih kepada orang tua saya karena telah memberikan saya kesempatan untuk kuliah, terutama kepada mamah saya yang selalu meyakinkan abah untuk mengiyakan keinginan saya untuk bisa kuliah ditengah kesulitan ekonomi yang melanda.

9. Ani Susilawati, Yati Purbawasih merupakan kedua bibi saya dan Anah nenek saya yang selalu memberikan semangat ketika saya terpuruk dan menemani saya ketika mengerjakan skripsi meskipun sambil menonton tv.

Terimakasih.

10. Haris Setiawan dan Rahmat Abdul Hakim, merupakan adik saya yang menjadi penyemangat saya untuk segera menyelesaikan skripsi.

11. Muhammad Azka Khairul Azizan, Arum dan Yasmin merupakan keponakan saya yang nakalnya na‟udzubillah, mengingatkan saya untuk tidak menunda-nunda tugas sekalipun itu tugas yang mudah.

12. Teman-teman my family yang kini berubah jadi teman otw wisuda terimakasih banyak telah mengisi hari-hari saya selama kuliah di ilmu politik kelas B UIN Jakarta, kalian sudah seperti keluarga untukku, kembaranku yang kalo kemana-mana enggak bareng pasti ditanyain dosen

“satu lagi kemana”, menjadi penyemangatku untuk terus mencoba hal-hal

(10)

ix

baru, berani mengambil tantangan, saling support satu sama lain, tempat berkeluh kesah selain Tuhan, teman susah dan senang. Terimakasih.

13. Khaeriyah, sahabat yang selalu mendengarkan keluh kesah saya sejak Aliyah hingga sekarang yang saya anggap seperti keluarga dan menjadi teman seperjuangan (Paskibra dan masuk tes jalur mandiri UIN Jakarta) terimakasih banyak telah menjadi saksi kisah perjuangan hidup saya dan banyak membantu saya dalam melaksanakan wawancara ke Kresek, terimakasih untuk kesetiannya yang hingga kini masih membersamai.

14. Ade Rahman Hakim, sahabat yang selalu menghibur saya, memberikan motivasi untuk terus berusaha, bersemangat dalam menjalani hidup untuk menjadi perempuan tangguh dan ia juga yang tidak henti-hentinya menanyakan kabar skripsi yang harus segera diselesaikan. Terimakasih pula telah membantu penulis selama proses penyusunan skripsi dan terimakasih kiriman coklatnya.

15. Kiki Amelia, Siti Badriyah, Sunengsih, Siti Khadijah, Siti Ardianti Zulhijjah, Husniatun Najah, Siti Alindah, Eneng Martini, Ila Kholila, Khusnul Khotimah, Runiyah, Bella. Teman-teman Aliyah yang selalu mendukung penulis hingga sekarang, terimakasih atas segala perhatian dan kasih sayang dari kalian.

16. Heni Yulianti, sosok teman yang terlihat sangat ambisius di mana semangat itulah yang selalu saya rasakan ketika berada di dekatnya.

17. Yan Stefa Sisilia, sosok keibuan yang melekat dalam dirinya ketika berada didekatku, maaf pernah memanggilmu mamah untuk meringankan rinduku

(11)

x

pada mamahku ketika aku lama tak pulang. Laras Putri Jauharin, sosok teman yang mengajari saya bahwa hidup itu bukanlah suatu hal yang rumit dan harus di nikmati.

18. Salma Fauziyah, sosok teman yang selalu membantu saya dalam beberapa hal yang cukup sulit untuk saya lakukan. Yolanda Wulandari darinya saya banyak belajar untuk menjadi seorang wanita yang tangguh dalam menghadapi situasi sesulit apapun. Terimakasih telah berkenan menjadi temanku.

19. Cherlinda, senior yang selalu memotivasi saya untuk terus berproses, tidak takut melangkah, mencoba hal baru dan mencoba exchange ke luar negeri.

Terimakasih untuk cerita pengalamannya. Terimakasih banyak kak.

20. My junior, Iin, Devi Fatmala dkk terimakasih telah mengingatkan saya untuk cepat wisuda, terimakasih atas doa dan dukungannya.

21. Adik-adik pondok pesantren Al-falah yang membantu dan mendampingi penulis untuk mengikuti pengajian rutin MUI di majelis ta‟lim setiap minggu.

22. Teman-teman Amnesty International HAM Indonesia Heni, Khae dan yang lainnya terimakasih karena selalu mensuport dan mendoakan penulis agar cepat wisuda.

23. Teman-teman Rublik dan HMI Ilmu Politik 16 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu dan bang Indra sebagai abang senior yang selalu pasang badan untuk membantu saya dan teman-teman dalam belajar,

(12)

xi

terimakasih banyak telah meluangkan waktunya untuk berdiskusi terutama materi filsafat ketika semester dua dan tiga. Terimakasih.

24. Teman-teman IKANOBU (Ikatan Abang None Buku) Jakarta Pusat, terutama None Tia, Bang Rafli dan teman-teman yang lain terimakasih banyak atas doa-doanya semoga apa yang disemogakan dikabulkan oleh Allah SWT dan berbalik ke kalian semua, amin.

25. Dan yang terakhir Ahlan B. Razif yang saya anggap seperti kakek saya sendiri, terimakasih banyak saya ucapkan kepada bapak yang tidak pernah bosan menanyakan kabar perkembangan skripsi saya dari awal semprop, selalu mensuport dan lain sebagainya. Support dari bapak menjadi salah satu kekuatan untuk saya selalu semangat hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi saya ini. Terimakasih, sehat selalu dan semoga kita bisa cepat bertemu.

Kepada semua pihak yang telah membantu penulis, baik bantuan moral dan materi, saya sangat berterimakasih atas hal itu sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penulis doakan semoga sehat selalu, diberikan banyak rezeki, diberikan kemudahan disetiap kesulitan. Penulis juga berharap semoga dikemudian hari, penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua orang.

Jakarta, 13 November 2020

Nursapitri

(13)

xii DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Pertanyaan Masalah ... 13

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13

1. Tujuan Penelitian ... 14

2. Manfaat Penelitian... 14

D. Tinjauan Pustaka ... 15

E. Metode Penelitian ... 19

1. Jenis Penelitian ... 19

2. Teknik Pengumpulan Data ... 20

3. Teknik Analisis Data ... 23

F. Sistematika Penulisan ... 24

BAB II KERANGKA TEORETIS A. Konsep Civil Society ... 26

B. Ulama ... 30

(14)

xiii

1. Pengertian ulama ... 30

2. Peran Ulama dalam Politik ... 35

C. Teori Pertimbangan Sosial... 37

D. Konsep Model Perilaku Politik ... 40

BAB III GAMBARAN UMUM A. Biografi Ma‟ruf Amin ... 41

1. Jejak Karier Ma‟ruf Amin dalam Pendidikan dan politik ... 41

2. Kelemahan dan Kelebihan Politik Ma‟ruf Amin ... 49

B. Biografi MUI di Kresek ... 51

1. Sejarah Berdirinya MUI Kresek ... 51

2. Visi dan Misi MUI Kresek ... 57

3. Struktur Kepengurusan MUI Kresek ... 58

4. Konsep Program MUI Kresek ... 65

C. Peran dan Fungsi MUI dalam Masyarakat ... 69

BAB IV FAKTOR-FAKTOR KEKALAHAN DAN PERSPEKTIF MUI KRESEK MENGENAI MA’RUF AMIN PADA PILRES 2019 A. Perspektif MUI Kresek tentang Pencalonan Ma‟ruf Amin pada Pilpres 2019 ... 74

(15)

xiv

B. Tanggapan MUI Kresek tentang Kekalahan dan Faktor- faktor Kekalahan Ma‟ruf Amin Dapil Kresek pada

pilpres 2019 ... 78

B.1. Tanggapan MUI Kresek mengenai Kekalahan Ma‟ruf Amin pada Pilpres 2019 Dapil Kecamatan Kresek .... 78

B.2. Faktor-faktor Kekalahan Ma‟ruf Amin pada Pilpres 2019 Dapil Kecamatan Kresek... 82

B.2.1 Tidak Semua Pengurus MUI Memilih Ma‟ruf ... 82

B.2.2 Tidak Mendapat Dukungan Sepenuhnya dari Para Ulama ... 85

B.2.3 Fanatisme Agama dan Hoax yang Tersebar di Masyarakat ... 89

B.2.4 NU Kultural... 95

B.2.5 Faktor Kesepuhan/Usia ... 98

B.2.6 Pengaruh ulama Kresek pada pilpres 2019 ... 102

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 109

B. Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 113

(16)

xv

DAFTAR SINGKATAN

MUI : Majelis Ulama Indonesia

NU : Nahdatul Ulama

PBNU : Pengurus Besar Nahdatul Ulama CAPRES : Calon Presiden

CAWAPRES : Calon Wakil Presiden

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyar Daerah PPP : Partai Persatuan Pembangunan

PKB : Partai Kebangkitan Bangsa Watimpres : Dewan Pertimbangan Presiden

SR : Sekolah Rakyat

Ormas : Organisasi Masyarakat

PTIQ : Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur‟an

MENDAGRI : Menteri Dalam Negeri PARMUSI : Partai Muslimin Indonesia

MASYUMI : Majelis Syuro Muslimin Indonesia

AD : Angkatan Darat

(17)

xvi

AU : Angkatan Udara

AL : Angkatan Laut

POLRI : Kepolisian Negara Republik Indonesia

GUPPI : Gabungan Usaha Perbaikan Pendidikan Indonesia

PERTI : Persatuan Tarbiyah Islamiyah BPH : Badan Pengurus Harian

DSN : Dewan Syari‟ah Nasional

FKUB : Forum Komunitas Umat Beragama

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian ini mengkaji tentang majunya Ma‟ruf Amin sebagai wakil presiden Jokowi pada pilpres 2019, di mana sosoknya sebagai seorang ulama di anggap mampu menarik suara masyarakat terutama masyarakat di Kabupaten Tangerang khususnya di Kecamatan Kresek. Daerah Kresek sendiri merupakan tempat lahirnya Ma‟ruf Amin (putra daerah).

Sosok ulama dan keilmuan yang dimiliki Ma‟ruf, mengantarkan dirinya untuk bergabung dan melibatkan diri menjadi bagian dari Majelis Ulama Indonesia yang memiliki stuktur kepengurusan dari tingkat pusat hingga tingkat kecamatan. Selain itu Ma‟ruf juga merupakan bagian Nahdatul Ulama yang memegang jabatan tertinggi di PBNU (Rais Aam). Adanya beberapa hal tersebut dapat menjadi modal bagi Ma‟ruf untuk memenangkan pilpres 2019 sebagai pendamping Jokowi terutama di daerah Kresek.

Fokus utama bahasan penelitian ini mengenai perspektif Majelis Ulama Indonesia di Kecamatan Kresek dalam melihat majunya Ma‟ruf Amin dalam kontestasi politik nasional serta hambatan apa saja yang menjadi faktor-faktor kekalahannya dengan melihat sejauhmana relasi yang dibangun antara masyarakat dan ulama yang tergabung dalam Majelis Ulama Indonesia di Kecamatan Kresek pada pilpres 2019.

(19)

2

Pemilihan umum merupakan sebuah arena untuk mewadahi persaingan di antara para aktor politik untuk meraih kekuasaan, di mana tingkat partisipasi masyarakatlah yang menentukan pemenang dari kontestasi tersebut. Di dalam sebuah negara demokrasi, hadirnya pemilu ini memberikan kesempatan bagi para oposisi dan masyarakat untuk terus memantau semua kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.1

Pada pemilihan umum, masyarakat dapat memilih calon pemimpin baru dengan cara memberikan suaranya dalam proses pemilihan ketika berada di bilik suara.2 Indonesia merupakan negara yang baru saja menjalankan pemilu secara serentak yang bukan hanya memilih para wakil kepala daerah, tetapi juga memilih pemimpin negara yang baru.

Pada pemilihan Presiden 2019, Joko Widodo resmi menggandeng Ma‟ruf Amin sebagai calon wakilnya.“Sesuai dengan undang-undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu, penetapan hasil pemilu paling lambat 35 hari setelah pemungutan suara tepatnya pada tanggal 21 Mei 2019”.3Pada tanggal tersebut, KPU mengumumkan hasil perhitungan suara di 34 Provinsi kepada seluruh masyarakat dan menyatakan bahwa Jokowi-Ma‟ruf telah memenangkan hasil pilpres tersebut serta di nyatakan akan menjadi Presiden dan Wakil Presiden untuk periode 2019- 2024.

1 Daud M Liando. “Pemilu dan Partisipasi Politik Masyarakat (Studi Pada Pemilihan Anggota Lengislatif dan Pemilihan Presiden dan Calon Wakil Presiden di Kabupaten Minahasa Tahun 2014)”. Jurnal LPPM Bidang EkososBudKum. Vol. 3, No. 2, (Oktober, 2016), hal. 16

2 Abu Nashr Muhammad Al- Iman. Membongkar Dosa- dosa Pemilu. (Jakarta: Prisma Media, 2004). Hal. 49

3 “KPU: Hasil Pilpres 2019 dengan Joko Widodo-Ma‟ruf Amin Menang 55,50%, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 44,505 Suara” diakses melalui http://www.bbc.com, pada 15 Oktober 2019 Pukul 19: 27

(20)

3

Pernyataan tersebut diumumkan dalam keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) ketika surat suara yang dihitung mencapai 100 persen telah selesai dilakukan. Dalam keputusan tersebut menjelaskan bahwa perolehan surat suara sah dalam skala nasional sebanyak 154.257.601 suara.

Jokowi-Ma‟ruf berhasil mengantongi jumlah suara sebanyak 55,5%

sedangkan Prabowo-Sandi hanya mendapatkan 44,5% suara. Jika melihat perolehan jumlah angka tersebut, hanya 11% selisih suara di antara keduanya.4 Pihak KPU juga menjelaskan secara rinci perolehan suara yang didapat oleh masing-masing calon, yang mana pasangan capres-cawapres nomor urut 01 yakni Jokowi-Ma‟ruf mendapatkan suara hingga mencapai 85.607.362 dari total suara nasional sedangkan lawannya yakni Prabowo-Sandi hanya 68.650.239 dari total suara nasional.

“Jokowi- Ma‟ruf mendapatkan suara yang signifikan, dari 34 Provinsi mereka unggul di 21 Provinsi yakni Gorontalo, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Bali, Sulawesi Barat, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Lampung, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, NTT, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Papua Barat, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Maluku dan Papua. Sedangkan di 13 Provinsi lainnya Jokowi- Ma‟ruf harus mengalami kekalahan dimana daerah- daerah tersebut telah dimenangkan oleh Prabowo- Sandi termasuk didalamnya terdapat Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Aceh, Sulawesi Tenggara dan Banten.”5

Ma‟ruf Amin sendiri merupakan putra pertama asli Banten, tepatnya daerah Kecamatan Kresek bagian dari Kabupaten Tangerang. Ma‟ruf Amin berhasil melebarkan sayapnya ke dalam perpolitikan nasional. Dalam pilpres ini ia berhasil menjadi pendamping Jokowi dan mengalahkan para pesaingnya yang

4 “Deklarasi Kemenangan Jokowi dan Penolakan Prabowo Jadi Sorotan Dunia” diakses melalui http://www.m.liputan6.com, pada 15 Oktober 2019 pukul 15: 24

5 Lihat “KPU: Hasil Pilpres 2019 dengan Joko Widodo-Ma‟ruf Amin Menang 55,50%, Prabowo Subianto- Sandiaga Uno 44,505 Suara” diakses melalui http://www.bbc.com, pada 15 Oktober 2019 Pukul 19: 27

(21)

4

sebelumnya di sebut-sebut akan menduduki posisinya sebagai calon wakil presiden pada saat itu.

Hadirnya Ma‟ruf yang juga di kenal sebagai seorang ulama dan melibatkan diri dalam politik, tentu dapat memberikan pengaruh yang cukup signifikan di negara yang sebagian besar penduduknya beragama Islam.6Selain aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosio kultural, sosok Ma‟ruf Amin jika dilihat dari sisi politik ia memiliki suatu basis karismatik yang memungkinkan dirinya untuk dapat membentuk suatu sikap atau kecenderungan politis di dalam masyarakat.

Adanya hal tersebut membuat masyarakat pada akhirnya akan memilih seorang ulama yang maju atau berkontribusi dalam sebuah kontestasi. Hal ini juga yang membuat para partai politik berlomba-lomba untuk memenangkan hati para ulama menjelang pemilu agar dapat menarik simpati masyarakat disekitarnya dan berharap dapat memenangkan pemilu.7

Maruf Amin lahir di dalam keluarga yang memiliki pengaruh agama yang sangat kental. Ma‟ruf merupakan keturunan dari Syekh Nawawi Al-Bantani yang merupakan sosok ulama besar di Banten. Ma‟ruf menempuh pendidikan di lembaga Pesantren Tebuireng Jombang dan melanjutkan pendidikannya ke Universitas Ibnu Chaldun, ia juga sempat menjadi salah satu dosen di Sekolah

6 Akbar Faqih Maulana Nahdli. Keterlibatan Ulama dalam Politik: Studi terhadap Peran Ulama dalam Kemenangan Idris- Pradi pada Pemilukada Kota Depok Tahun 2015. (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017). Hal. 2

7 Lihat Akbar Faqih Maulana Nahdli. Keterlibatan Ulama dalam Politik: Studi terhadap Peran Ulama dalam Kemenangan Idris- Pradi pada Pemilukada Kota Depok Tahun 2015. Hal. 3

(22)

5

Tinggi Ilmu Agama Shalahuddin Al-Ayubi Jakarta.8 Pada 2014 Ma‟ruf Amin tepilih menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia periode 2015-2020.9

Berbicara mengenai Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu sendiri merupakan sebuah lembaga yang menjadi wadah bagi para cendekiawan, ulama dan para pemimpin untuk memberikan arahan dan merangkul umat Islam di Indonesia. Pada tanggal 26 Juli 1975 Majelis Ulama Indonesia ini resmi dibentuk.

Terbentuknya MUI itu sendiri petama kali hanya terdiri dari 26 orang, yang mana masing-masing anggota menjadi wakil dari Provinsinya. Selain itu terdapat juga keterwakilan ulama di dalam ormas-ormas Islam tingkat pusat yakni Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, Perti, Syarikat Islam, Al- Washliyah, Matla‟ul Anwar, GUPPI, PTDI, DMI dan Al- Ittidahiyah dan terdapat juga 4 orang ulama dari Dinas Rohani Islam Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut dan POLRI serta 13 orang tokoh/ cendekiawan yang merupakan tokoh perorangan.10

Sejak 1975 hingga sekarang MUI telah mengalami tujuh kali pergantian jabatan Ketua Umum serta telah beberapa kali mengadakan musyawarah nasional yaitu sebagai berikut:

1) 1975- 1981 Prof. Dr. Hamka 2) 1981- 1983 KH. Syukri Ghozali 3) 1983- 1990 KH. Hasan Basri 4) 1990- 2000 Prof. KH. Ali Yafie

8 “Jejak Karir Maruf Amin Sebelum Jadi Cawapres Jokowi” diakses melalui http://nasional.tempo.com pada 20 Oktober 2019 pukul 0: 26

9 Lihat.” Jejak Karir Maruf Amin Sebelum Jadi Cawapres Jokowi” diakses melalui http://nasional.tempo.com pada 20 Oktober 2019 pukul 0: 26

10 “Sejarah MUI” diakses melalui http://mui.or.id/sejarah-mui/ pada tanggal 8 Oktober 2019 pukul 19: 09

(23)

6 5) 2000- 2014 KH. Sahal Mahfudz

6) 2014- 2015 Prof. Dr. HM. Din Syamsuddin 7) 2015- 2020 Prof. Dr. KH. Ma‟ruf Amin11

Selain aktif di Majelis Ulama Indonesia tingkat pusat, Ma‟ruf juga merupakan seorang warga Nahdiyin. Ketika Ma‟ruf terpilih menjadi ketua MUI, di tahun yang sama dalam acara Muhtamar NU yang ke-33 di Jombang ia juga terpilih sebagai pemimpin tertinggi (Rais Aam) PBNU untuk periode 2015-2020.12

Posisi yang diperoleh Ma‟ruf berpengaruh pada perolehan suara yang didapat, sehingga pada pilpres 2019 Jokowi-Ma‟ruf unggul di daerah Jawa. Selain Jawa merupakan daerah basis dukungan Jokowi, Jawa juga merupakan daerah basis NU yang cukup besar dan memberikan sumbangsih suara cukup banyak terhadap pasangan ini.

Menurut Burhanudin Muhtadi “basis masa NU tersebar di sebagian wilayah Indonesia, yakni daerah-daerah yang penduduknya masyoritas Islam, terutama di Pulau Jawa oleh karena itu, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin meraih kemenangan telak di Jawa Tengah dan Jawa Timur, apalagi kedua provinsi tersebut merupakan daerah padat penduduk”.13

Jokowi-Ma‟ruf memang unggul di daerah tersebut karena basis dukungan yang mereka miliki memang di sana. Tidak jauh berbeda dengan Jokowi, Ma‟ruf Amin pun seharusnya dapat menjadikan daerah tempat

11 “Sejarah MUI” diakses melalui http://mui.or.id pada tanggal 8 Oktober 2019 pukul 19:

09

12 “Mengenal Lebih Dekat Ma‟ruf Amin, Cawapres Jokowi di Pilpres 2019” diakses melalui http://m.liputan6.com pada 20 Oktober 2019 pada pukul 0: 08

13 “Burhanuddin Muhtadi: Pemilih NU Penentu Kemenangan Jokowi-Ma‟ruf” diakses melalui https://jateng.antaranews.com pada 20 Juni 2019 pukul 18. 30

(24)

7

lahirnya sebagai basis dukungan yakni Provinsi Banten khususnya di daerah Kresek Kabupaten Tangerang.14

Kabupaten Tangerang yang merupakan bagian dari Provinsi Banten ini merupakan daerah yang cukup religius. Hal ini dapat dilihat dari kebijakan pemerintah daerah dan juga visi Provinsi Banten itu sendiri yakni “rakyat Banten sehat berlandaskan iman dan taqwa…”. Hal tersebut dapat menjadi peluang bagi Ma‟ruf Amin untuk dapat menarik suara masyarakat Kabupaten Tangerang dalam pilpres ini.15

Berdirinya Kabupaten Tangerang tidak lepas dari adanya kisah perjuangan kesultanan Banten dalam melawan penjajahan yang dilakukan oleh Hindia Belanda, penyebutan nama “Tangerang” itu sendiri karena adanya beberapa peristiwa yang melatarbelakanginya, salah satunya merujuk pada penyebutan batas suatu daerah yang disebut dengan “Tengger” antara wilayah kekuasaan VOC dengan wilayah kekuasaan sultan Banten.16

Michael C. William menjelaskan bahwa jika dilihat sejak abad ke-19 daerah ini secara ekonomis dan politis memang kecil. Hal itu dapat dilihat ketika hadirnya Islam di tengah masyarakat telah memiliki kebudayaan leluhur yang amat kuat tepatnya ketika agama hindu berkembang di Indonesia. Setelah penyebaran Islam masuk ke Banten, daerah tersebut pernah tercatat dalam sejarah sebagai daerah kerajaan Islam pada masa itu.

Hadirnya islamisasi dikalangan masyarakat menghadirkan sebuah budaya yang menjadi ciri khas debus dan dzikir mulud.

14 www.pemdabanten.go.id diakses pada 15 Oktober 2019 pukul 21: 42

15 Lihat www.pemdabanten.go,id diakses pada 15 Oktober 2019 pukul 21: 42

16 http://www.tangerangkota.go.id. Pada Tanggal 7 April 2020, pukul 22:35

(25)

8

Kerajaan Islam pada masa itu mengalami kejayaan hingga dapat merubah sebagian besar masyarakat itu sendiri. Hal itu disebabkan karena adanya pengaruh Islam yang dibawa oleh pihak kesultanan, ulama serta para mubaligh Islam di Banten baik melalui jalur politik, pendidikan, ekonomi dan kebudayaan pada masa itu.17

Secara keseluruhan Banten, termasuk Kabupaten Tangerang dicitrakan sebagai daerah yang religius (Islam) sehingga simbol-simbol keislaman sangat terlihat, bahkan jika dilihat dari segi budaya, kesenian-kesenian yang dimunculkan sangat menonjolkan monokultur. Wujud lain dari monolitas adalah putra daerah apalagi menjelang pemilihan kepala daerah.18

Kabupaten Tangerang sendiri secara administratif memiliki 29 Kecamatan yakni Balaraja, Cisoka, Jambe, Jayanti, Solear, Tigaraksa, Gunung Kaler, Kemeri, Kresek, Kronjo, Mauk, Mekar Sari, Sukadiri, Sukamulya, Pasar Kemis, Rajeg, Sindang Jaya, Kosambi, Pakuhaji, Sepatan, Sepatan Timur, Teluk Naga, Ciskupa, Curug, Panongan, Cisauk, Kelapa Dua, Legok dan Pgedangan. 19

Kecamatan Kresek sendiri terdiri dari dari beberapa kelurahan, di tempat kelahirannya Ma‟ruf Amin tidak mendapatkan perolehan suara yang signifikan. Meskipun Ma‟ruf merupakan sosok putra daerah, ternyata tidak terlalu mempengaruhi masyarakat untuk bersimpati memilihnya dan

17 Hasani Ahmad Said. “Islam Dan Budaya Di Banten: Menelisik Tradisi Debus dan Maulid”. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Vol 10, No. 1, (Juni, 2016). Hal 113- 115

18 Radjimo Sastro Wijono. ”Di Bawah Bayang-bayang Ibukota: Penataan Daerah di Provinsi Banten dari Zaman Kolonial sampai Zaman Reformasi”. Jurnal Sejarah Citra Lekha.

Vol.2, No. 2, (Juni, 2017), hal. 129

19 Diakses dari http://KPU-tangerangkab.go.id pada 22 Juli 2020, pukul 20: 25

(26)

9

mengungguli pesaingnya. Jokowi sebagai pendampingnya juga harus mengalami kekalahan untuk kedua kalinya di daerah tersebut.20

Jika dilihat dari hasil rekapitulasi suara Pilpres di Kabupaten Tangerang pada 22 Juli 2014 di Gedung KPU, Prabowo-Hatta mendapatkan 878.683 suara dan unggul di 27 Kecamatan, sementara Jokowi- JK mendapatkan suara sebanyak 606.456 suara dan hanya unggul di dua Kecamatan yakni Kosambi dan Kelapa Dua. Hasil itu dihitung dari jumlah suara sah di 29 Kecamatan yang menggunakan hak pilihnya dalam pilpres.

Pada pilpres 2014 Jokowi memang kalah di daerah tersebut, tetapi Jokowi berhasil memenangkan pilpres dan memperoleh suara yang signifikan secara nasional.21

Setelah masa jabatannya berakhir, Jokowi kembali mencalonkan diri dalam pilpres 2019 dengan menggandeng Ma‟ruf Amin sedangkan Prabowo dengan Sandiaga. Perolehan suara dalam pilpres 2019 di Kabupaten Tangerang tidak jauh berbeda dari pilpres sebelumnya, yang berhasil mendapatkan perolehan suara yang signifikan adalah pasangan Prabowo.22 Jika melihat perolehan suara yang didapat dari masing-masing calon di setiap Kecamatan yang ada di Kabupaten Tangerang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

20 “Suara Jokowi Malah Turun di Banten, Ma‟ruf Amin Tak Berpengaruh” diakses melalui http://m.detik.com pada 15 Oktober 2019 pada pukul 20: 36

21 “Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Wilayah Kabupaten Tangerang” diakses melalui https://kpu-tangerangkab.go.id pada 22 Juli 2020, pukul 19: 12

22 “Hasil Rekapitulasi Nasional Pilpres 2019 di 34 Provinsi” diakses melalui https://amps.kompas.com pada tanggal 15 Oktober 2019 pukul 21.13

(27)

10

Tabel hasil pilpres 2019 di Kabupaten Tangerang NO KECAMATAN PEROLEHAN SUARA

JOKOWI-MA’RUF

PEROLEHAN SUARA PRABOWO-SANDI

1. Balajara 22.074 45.394

2. Jayanti 13.465 24.388

3. Tigaraksa 29.750 53.524

4. Jambe 10.031 18.926

5. Cisoka 18.210 30.857

6. Kresek 18.417 21.721

7. Kronjo 12.662 22.493

8. Mauk 14.192 37.473

9. Kemiri 9.616 16.513

10. Sukadiri 9.593 28.141

11. Rajeg 32.075 56.302

12. Pasar Kemis 63.205 80.105

13. Teluk Naga 32.964 52.894

14. Kosambi 31.676 30.994

15. Pakuhaji 26.393 43.931

16. Sepatan 17.924 39.716

17. Curug 39.521 54.299

18. Cikupa 33.736 77.150

(28)

11

19. Panongan 26.305 39.889

20. Legok 22.126 40.872

21. Pagedangan 20.825 36.343

22. Cisauk 19.245 25.247

23. Sukamulya 14.430 25.609

24. Kelapa Dua 51.990 48.717

25. Sindang Jaya 13.905 36.571

26. Sepatan Timur 19.160 34.727

27. Solear 22.674 25.768

28. Gunung Kaler 15.547 15.708

29. Mekar Baru 7.712 14.738

Total Perolehan suara 669.423 1.077.010

Sumber Data: KPU Kabupaten Tangerang23

Melihat tabel di atas, dapat dilihat perolehan suara masing-masing calon dari 29 Kecamatan yang ada di Kabupaten Tangerang. Perolehan suara yang didapat Jokowi-Ma‟ruf sebesar 669.423 dan hanya unggul di tiga kecamatan yakni Kecamatan Kosambi, Kelapa Dua dan Gunung Kaler.

Melihat perolehan suara tersebut, dapat dikatakan bahwa pasangan nomor urut 01 dinyatakan kalah dari lawan mainnya yakni Prabowo-Sandi.

Hal itu dikarenakan perolehan suara yang didapat Jokowi-Ma‟ruf relatif rendah berdasarkan hasil perhitungan suara yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tangerang.

23 Di akses melalui http://www.kpu-tangerangkota.go.id pada 10 Oktober 2019 pukul 12:57.

(29)

12

Jumlah perolehan suara yang didapat oleh Jokowi-Ma‟ruf dalam pilpres 2019 di Kabupaten Tangerang khususnya di Kecamatan Kresek ini di luar ekspektasi, padahal sebelumnya Ma‟ruf Amin yakin akan memenangkan suara sebanyak 75 persen di Tangerang Raya.

Adanya keyakinan tersebut mengingat bahwa Ma‟ruf merupakan putra daerah sekaligus sebagai seorang ulama yang sangat di hormati di daerah tersebut. Adanya posisi sebagai Ketua Umum MUI pusat, ia merasa memiliki jaringan keulamaan yang cukup luas.24 Adanya sosok keulamaannya tersebut, Ma‟ruf berharap mendapatkan dukungan dari para ulama Banten khususnya ulama yang ada di Kresek.

Selain itu harapan kemenangannya juga di perkuat dengan adanya dukungan dari dinasti politik Ratu Atut sang pemegang kekuasaan patron oligarki yang ada di Banten, semakin membuat Ma‟ruf yakin akan memenangkan daerah Banten, khususnya di Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang.25

Jika melihat visi misi daerahnya sendiri yang merupakan perpanjangan tangan dari visi misi Provinsi Banten, daerah Kecamatan Kresek merupakan daerah yang cukup religius seharusnya dapat menjadi nilai plus bagi Ma‟ruf Amin yang merupakan seorang ulama dan petinggi PBNU, akan tetapi hal tersebut tetap tidak dapat menarik simpati sebagian besar

24 Rahmat Halawa. “Perolehan Suara Jokowi-Ma‟ruf di Kabupaten Tangerang Hanya 50 Persen dari Target” diakses melalui https://tamgerang7.com pada 22 Juli 2020, pukul 19: 36

25 Irfan Teguh. “Mengapa Ma‟ruf Amin Kalah di Banten, Kampung Halamannya sendiri?” diakses melalui https://tirto.id pada 22 Juli 2020, pukul 20: 03

(30)

13

masyarakat untuk dapat memilih pasangan Jokowi-Ma‟ruf dalam Pilpres 2019.26

Secara kelembagaan Ma‟ruf Amin sedang menjabat sebagai ketua umum MUI pusat, sebagai organisasi yang memiliki kepengurusan sampai tingkat kecamatan, seharusnya hal itu menjadi basis atau modal yang cukup untuk dapat memenangkan pilpres 2019 khususnya di Kresek Kabupaten Tangerang. Adanya hal-hal tersebut, pada akhirnya membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul islam dan politik: faktor-faktor kekalahan Ma‟ruf Amin pada pilpres 2019 dalam perspektif majelis ulama indonesia (MUI) di kecamatan Kresek.

B. Pertanyaan Masalah

Berdasarkan pernyataan penelitian tersebut, maka penulis merumuskan pertanyaan penelitian:

1. Bagaimana pandangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Kresek terhadap pencalonan Ma‟ruf Amin sebagai cawapres Joko Widodo pada Pilpres 2019?

2. Bagaimana tanggapan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Kresek mengenai kekalahan dan faktor-faktor kekalahan Ma‟ruf Amin pada pilpres 2019 dapil Kresek?

26 DISKOMINFO. “Zaki Lanjutkan Pembangunan Kabupaten Tangerang” diakses melalui http://www.tangetangkab.go.id pada 22 Juli 2020, pukul 19: 46

(31)

14 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tentang kekalahan Ma‟ruf Amin di Kecamatan Kresek adalah:

a. Untuk mengetahui pandangan MUI di Kresek terhadap pencalonan Ma‟ruf Amin sebagai cawapres Joko Widodo pada Pilpres 2019.

b. Untuk mengetahui tanggapan MUI Kresek mengenai kekalahan dan faktor-faktor kekalahan Ma‟ruf Amin pada pilpres 2019 dapil Kresek.

2. Manfaat Penelitian

Secara umum manfaat penelitian di bagi dua oleh peneliti yakni sebagai berikut:

a. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan mampu memperkaya dan memperluas wawasan, ilmu pengetahuan serta mempertajam analisis bagi para pembaca khususnya untuk mahasiswa ilmu politik mengenai suatu fenomena yang terjadi dalam kontestasi politik dalam perspektif civil society keagamaan yakni Majelis Ulama Indonesia Kresek mengenai faktor-faktor kekalahan Ma‟ruf Amin di daerah Kresek dalam Pilpes 2019.

b. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktisnya yaitu untuk memenuhi tugas akademis sebagai salah satu syarat wajib untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (SI) dalam program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu

(32)

15

diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukan yang positif kepada Ma‟ruf Amin untuk lebih baik lagi kedepannya dalam berkontestasi di pilpres khususnya di daerah Kresek.

D. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan cara yang sistematis untuk mengumpulkan dan mensintesis penelitian sebelumnya. Fungsi dari adanya tinjauan pustaka yakni untuk mengetahui perkembangan suatu bidang keilmuan yang pernah di lakukan oleh peneliti sebelumnya dalam berbagai publikasi, menghindari duplikasi penelitian, memberikan batasan penelitian, mendalami landasan teori yang berkaitan dengan masalah penelitian, mengkaji kelebihan dan kekurangan dari penelitian sebelumnya. 27Adapun tinjauan pustakanya sebagai berikut:

Pertama penelitian yang ditulis oleh Husni Amri. Penelitian ini menjelaskan bahwa kekalahan M. Amin dan M. Saleh disebabkan oleh beberapa hal yaitu pertama adanya ketidakseimbangan kekuatan di dalam partai pengusungnya (partai Demokrat), hal itu berdampak pada tingkat tingkat solidaritas di antara para elite. Kedua kurangnya sosialisasi di masyarakat dan yang ketiga kurangnya anggaran ketika melakukan kampanye. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dari ketiga faktor

27 Muhammad Syukri Nur dan Aep Saepul Uyun. Tinjauan Pustaka Sistematis: Pengantar Metode Penelitian Sekunder untuk Energi Terbarukan. (Jakarta: Lakeisha, 2020). Hal. 37-38

(33)

16

tersebut, faktor yang paling mempengaruhi kekalahan pasangan tersebut adalah kurangnya sosialisasi kepada masyarakat.28

Peneliti melihat adanya perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti buat. Pada penelitian pertama fokusnya terletak pada basis dukungan (parpol, kultural, sosial) dan strategi politik yang dipakai. Sedangkan penelitian ini terfokus pada basis kultural dan pengaruh ulama pada pilpres 2019.

Kedua penelitian yang ditulis oleh Iding Rosyidin. Penelitian ini menjelaskan bahwa tumbangnya pemerintahan Orde Baru memberikan tempat yang leluasa bagi tumbuhnya benih-benih civil society khususnya yang berbasiskan Islam untuk tumbuh kembali di awal reformasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa MUI sebagai salah satu civil society yang mana ia hadir sebagai organisasi para ulama dengan sifat khas yang dimilikinya. Runtuhnya Orde Baru telah merubah sebuah hubungan menjadi lebih kooperatif dari pada konflik. Kemitraan yang terjalin seperti saling memberi dan menerima antara pemerintah dan MUI tidak menghilangkan sikap kritis yang di milikinya.29

Penelitian kedua ini terfokus pada hubungan yang terjalin antara pemerintah dengan ulama dan civil society yakni Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta dinamika sosial politik Islam yang berkembang, dengan menggunakan analisis civil society vis- a- vis dan wacana kritis dari model

28 Husni Amri. “Faktor yang Mempengaruhi Kekalahan M. Amin dan M. Saleh dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kampar Periode 2017- 2022”. Jurnal JOM FISIP. Vol. 5 No.

1 (April, 2018).

29 Iding Rosyidin. Hubungan Ulama- Umara di Indonesia: Studi atas Majelis Ulama Indonesia. (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pasca Sarjana UI 2004).

(34)

17

Teun A. Van Dijk. Sedangkan penelitian ini berfokus pada Ma‟ruf Amin yang ikut berkontestasi dalam politik serta bagaimana perspektif MUI di daerah Kresek dalam melihat hal tersebut dan faktor-faktor kekalahan yang melatarbelakanginya dengan menggunakan konsep civil society, peran ulama dalam politik, teori pertimbangan sosial dan konsep model perilaku politik.

Ketiga penelitian ini ditulis oleh Akbar Faqih Maulana Nahdi.

Penelitian ini menjelaskan bahwa kemenangan Idris-Pradi dipengaruhi oleh tingkat religius masyarakat Depok, semakin religius tingkat keimanan masyarakatnya maka ia akan memilih pasangan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemenangan Idris-Pradi dipengaruhi oleh dukungan structural (PKS, NU, Muhammadiyah dan MUI) yang dimilikinya. Adanya hal tersebut memberikan keuntungan bagi pasangan ini karena bisa mendapatkan banyak dukungan ulama bahkan mereka sampai terang-terangan menyatakan dukungannya kepada pasangan ini.30

Penelitian ketiga ini berfokus pada sosok seorang ulama (Idris-Pradi) yang maju dalam kontestasi politik dengan modal relasi yang luas (MUI, PKS, NU dan Muhammadiyah) yang sangat memengaruhi kemenangan pasangan tersebut. Sedangkan penelitian ini berfokus pada sosok Ma‟ruf Amin seorang ulama dari MUI, Rais Aam PBNU yang dengan keilmuan serta relasinya yang luas diharapkan dapat menarik simpati ulama dan masyarakat untuk memilihnya, tetapi dalam realitanya menimbulkan pro dan kontra di

30 Akbar Faqih Maulana Nahdli. Keterlibatan Ulama Dalam Politik: Studi Terhadap Peran Ulama dalam Kemenangan Idris- Pradi Pada Pemilukada Kota Depok Tahun 2015.

(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Jakarta, 2017).

(35)

18

kalangan ulama daerah seperti di daerah Kresek dan hal tersebut berdampak pada perolehan suara yang didapat.

Keempat penelitian ini ditulis oleh H. Sadi. Penelitian ini menjelaskan tentang motif yang melatarbelakangi seorang kiai untuk terlibat pada pemilu 2009 di Glenmore. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa motif kiai berpolitik adalah untuk menegakan amar ma‟ruf nahimunkar. Pilihan politik kiai merupakan pilihan pribadi dan cerminan sikap politik yang dipilih jam‟iyah Nahdatul Ulama. Meskipun masih banyak yang beranggapan bahwa politik itu kotor karena melakukan segala cara untuk mendapatkannya, di Kecamatan Glenmore tidak ada kiai yang bertindak demikian karena mereka meniatkan diri berpolitik untuk beribadah dan memperjuangkan dakwah Islam.31

Penelitian keempat lebih berfokus pada sosok kiai yang ikut serta dalam menentukan pilihan politik di dalam masyarakatnya dengan alasan amar ma‟ruf nahi munkar. Sedangkan penelitian ini berfokus pada sosok ulama MUI yang maju sebagai cawapres yang merupakan putra daerah Kresek membuat sebagian ulama di Kresek yang merasa masih memiliki ikatan struktural, kultural serta ikatan kekeluargaan ikut serta baik menjadi timses untuk melakukan sosialisasi di majelis taklim, pesantren dan lain sebagainya guna mempengaruhi pilihan politik jama‟ahnya.

Kelima penelitian ini ditulis oleh Ridwan Hasan. Penelitian ini menjelaskan bagaimana sikap dan kebijakan ulama di Aceh untuk

31 H. Sadi. “Kiai dan Politik: Mengintip Motif Kiai NU (Nahdatul Ulama) Dalam Pemilu 2009 di Glenmore Kabupaten Banyuwangi”. Jurnal Ilmiah Kependidikan. Vol X, No. 1, (September, 2016).

(36)

19

mensukseskan pemilu 2014. Hasil penelitian menunjukan bahwa menjelang pemilu para ulama melakukan kerjasama dengan pihak keamanan, menghimbau pemerintah setempat untuk mengantisipasi terjadinya kekacauan, menghimbau para partai politik dan para peserta pemilu untuk menyampaikan visi misi dengan cara mendidik agar masyarakat cerdas dalam memilih pilihan politiknya. Hal itu cukup efektif dilakukan dalam mencipatakan suasana damai dalam menyukseskan pemilu tersebut.32

Kemudian penelitian yang terakhir ini lebih fokus membicarakan peran kiai dalam politik, bukan pada ranah politik praktisnya akan tetapi lebih kepada mengingatkan kepada para peserta, aparat dan masyarakat untuk menjalankan setiap rangkaian proses pemilu dengan baik, aman dan damai.

Sedangkan penelitian penulis berfokus pada sosok ulama yang terjun dalam ranah politik untuk menarik simpati masyarakat di tengah isu sara yang gencar dilakukan pada pilpres 2019.

E. Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penting kiranya penulis menentukan metode penelitian yang digunakan untuk keberlangsungan penelitian. Berikut metode penelitian yang penulis gunakan sebagai landasan utama pelaksanaan penelitian:

1. Jenis Penelitian

Dalam melakukan Penelitian, peneliti menggunakan metode kualitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor penelitian kualitatif merupakan prosedur

32 Ridawan Hasan. “Peranan dan Sikap Transformasi Politik Ulama Dalam Menghadapi Pemilu 2014 di Aceh”. Jurnal 504 Millah. Vol. XII, No. 2 (Februari 2013).

(37)

20

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertentu yang didapat dari hasil percakapan dan perilaku yang diamati dari orang-orang yang memahami dan berkaitan dengan masalah penelitian.33

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti harus dapat memahami situasi yang ada dan dapat dilakukan dengan cara berbaur dengan alam dan masyarakat untuk mengetahui bagaimana kehidupannya, relasi di antara masyarakatnya dan peristiwa yang pernah terjadi di dalamnya.

Hal itu peneliti lakukan untuk mendapatkan hasil penelitian dengan menggunakan metode ini tidak bisa dilakukan dengan melihat angka, terdapat penafsiran-penafsiran yang dapat dilakukan peneliti dari hasil pengamatan di lapangan.34

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam metode kualitatif ini di peroleh melalui hasil dokumentasi, wawancara, observasi, kajian kepustakaan, jurnal, referensi yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu tentang faktor-faktor kekalahan Ma‟ruf Amin dalam pilpres 2019 dapil Kecamatan Kresek dalam perspektif Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Kresek. Dalam penelitian kualitatif, peneliti mengumpulkan data dengan dua cara yakni menggunakan data primer dan data sekunder.

33 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualittaif. (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1975), hal. 5

34 Syamsir, Salam, dkk. Metodologi Penelitian Sosial. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), hal. 30

(38)

21 a. Data Primer

Data primer yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dengan cara interaktif baik melalui observasi maupun dengan wawancara.35Wawancara merupakan sebuah teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber, baik secara langsung (dengan tatap muka) maupun secara tidak langsung (via komunikasi online) mengenai masalah- masalah dalam penelitian. Wawancara juga merupakan cara yang baik untuk menghidupkan topik penelitian.36

Dalam melakukan wawancara, penulis memilih narasumber yang di anggap sesuai dengan topik penelitian, yang mana orang-orang tersebut berada dalam struktur kepengurusan MUI Kecamatan Kresek, masyarakat Kresek dan anak muda Kresek hal itu dikarenakan orang-orang tersebut di anggap dapat memahami dan dapat memberikan data serta informasi yang dibutuhkan penulis mengenai keterlibatan dan dukungan yang diberikan ulama Kresek mengenai pencalonan Ma‟ruf Amin sebagai cawapres. Wawancara itu sendiri dilakukan dengan:

No. Nama Jabatan

1. KH. Latif Humaedi, BA Ketua Umum MUI Kresek 2. KH. Imaduddin Utsman, S.Ag.,

MA

Wakil Ketua Umum MUI Kresek

35 Septiawan Santana K. Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif. (Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor, 2010), hal. 1

36 Agus Salim. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006). Hal. 12

(39)

22

3. Ust. Abdul Mu‟id, S.H.I Sekretaris Umum MUI Kresek

4. KH. Ali Ridho Bendahara Umum MUI Kresek

5. Wulan Santri dari Ponpes Al-Falah

6. Puput Santri dari Ponpes Al-Falah

7. Idah Salah satu masyarakat Kresek

8. Daffa Pemuda NU

Alasan peneliti hanya mewawancarai empat pengurus MUI Kresek karena keempat narasumber tersebut merupakan Badan Pengurus Harian (BPH) dalam struktur tersebut. Dengan menduduki posisi sebagai BPH dapat melihat dan memahami bagaimana situasi dan kondisi para anggotanya ketika pilpres 2019 kemarin. Selain itu jarak kediaman pengurus MUI Kresek yang lain, banyak yang tinggal di luar Kresek karena kesibukannya sehingga hal tersebut cukup menyulitkan penulis pada saat proses pengumpulan data.

Dalam melakukan wawancara peneliti juga cukup kesulitan untuk mengajukan pertanyaan, terlebih pertanyaan-pertanyaan seputar politik yang dianggap cukup sensitif. Apalagi dikaitkan dengan Ma‟ruf Amin merupakan sosok yang sangat di hormati serta masih memiliki ikatan kekeluargaan dengan masyarakat Kresek.

Adanya hal tersebut cukup menyulitkan peneliti dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan, sehingga hanya beberapa orang saja yang dapat peneliti wawancara. Selain itu jarak yang ditempuh peneliti cukup jauh dan itu cukup menghambat proses penelitian jika terdapat narasumber yang pada saat itu tidak dapat ditemui.

(40)

23

Akan tetapi dari semua hal itu, terdapat poin plus bagi peneliti meskipun pilpres 2019 sudah berlangsung cukup lama, masyarakat Kresek yang ditemui oleh narasumber masih mengingat proses pemilu dan apa saja yang terjadi pada saat itu sehingga hal tersebut memudahkan penulis untuk mendapatkan gambaran mengenai pemilu 2019 di Kresek.

b. Data Sekunder

Data sekunder didapat penulis melalui cara non-interaktif yakni melalui studi literatur dan dokumentasi. Hal ini di lakukan peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau masalah yang ada dalam penelitian berdasarkan sumber-sumber yang pernah digunakan dalam penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan tema penelitian. Sumber penelitian ini berasal dari buku, jurnal, skripsi dan lain sebagainya.37

3. Teknik Analisis Data

Format yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis.

Deskriptif analisis adalah sebagai salah suatu cara untuk membuat gambaran dan situasi yang menjadi bagian permasalahan yang akan di teliti.38Setelah pengumpulan data selesai, maka tahap selanjutnya yang dilakukan adalah proses analisa data.

Patton menjelaskan bahwa analisa data merupakan proses dalam mengatur urutan data, kemudian data tersebut dipilah-pilah menjadi satuan yang dapat dikelola dan dipilih kembali untuk mendapatkan data yang benar-

37 Setiawan Santana. K. Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif. (Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor, 2010). Hal. 1

38 John W Creswell. Research Design: Qualitative and Quantitative, hal. 148

(41)

24

benar dibutuhkan penulis yang kemudian dicatat dalam sebuah laporan penelitian.39

Dalam menganalisis permasalahan ini, penulis menggunakan kerangka teoretis konsep civil society keagamaan, pengertian ulama, peran ulama dalam politik, teori pertimbangan sosial dan konsep dari model perilaku politik. Dengan ini penulis berharap dapat memberikan gambaran dan informasi mengenai faktor-faktor kekalahan Ma‟ruf Amin pada pilpres 2019 dapil Kresek dalam perspektif Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kresek.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan penelitian ini, penulis menguraikan secara sistematis ke dalam lima bab. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini penulis memaparkan pernyataan masalah mengenai penggambaran pilpres secara umum yang dimenangkan oleh Jokowi-Ma‟ruf, akan tetapi mereka mengalami kekalahan di beberapa daerah salah satunya daerah Kresek. Pertanyaan dalam penelitian ini bagaimana pandangan MUI Kresek terhadap pencalonan KH Ma‟ruf Amin sebagai cawapres Joko Widodo dan bagaimana tanggapan mengenai kekalahan serta apa saja yang menjadi faktor-faktor kekalahan Ma‟ruf Amin pada pilpres 2019 dapil Kresek dalam perspektif MUI di Kresek.

Adapun tujuan dan manfaat penelitian untuk mengetahui pandangan MUI di Kresek mengenai pencalonan KH Ma‟ruf Amin sebagai cawapres

39 Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 8

(42)

25

Joko Widodo dan bagaimana tanggapan kekalahan serta faktor-faktor kekalahan Ma‟ruf Amin di Kresek pada pilpres 2019 dalam perspektif MUI Kresek. Tinjauan pustaka yang didapat penulis berdasarkan hasil penelitian sebelumnya baik dari skripsi, jurnal dan lain sebagainya. Kerangka teori menggunakan analisis deskriptif dan metode penelitian menggunakan kualitatif.

Bab II Kerangka Teoretis. Dalam bab ini penulis membahas tentang kerangka teoretis untuk dijadikan alat analisis dalam menjelaskan penelitian yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini kerangka teoretis yang digunakan adalah konsep civil society, pengertian ulama, peran ulama dalam politik, teori pertimbangan sosial dan konsep model perilaku politik.

Bab III Gambaran Umum. Dalam bab ini penulis membahas tentang biografi Ma‟ruf Amin dan sejarah Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Kresek, Kab. Tangerang.

Bab IV Analisis. Dalam bab ini penulis menjelaskan inti dari penulisan skripsi ini yaitu tentang analisis terhadap faktor-faktor kekalahan Ma‟ruf Amin pada pilpres 2019 dalam perspektif MUI di Kresek yang di tinjau dari kerangka teoretis dan sumber data yang didapat dari hasil analisis wawancara dengan beberapa pihak terkait seperti beberapa ulama yang berada di dalam struktur kepengurusan MUI Kresek saat ini dan masyarakat yang menjadi jama‟ahnya.

Bab V Penutup. Dalam bab ini, penulis menjabarkan temuan-temuan penelitian yang didapatkan dari bab-bab yang dibahas sebelumnya untuk

(43)

26

melampirkan kesimpulan dari penelitian mengenai faktor-faktor kekalahan Ma‟ruf Amin pada Pilpres 2019 dapil Kresek dalam perspektif (MUI) di Kresek.

(44)

27 BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Konsep Civil Society

Hadirnya civil society dalam sebuah negara demokrasi mendapatkan tempat yang cukup penting dalam tatanan politik setelah ia menjadi sorotan di negara-negara yang menjadi bagian dari Eropa Timur karena keberhasilannya sebagai salah satu penguat sistem demokrasi yang dianutnya.1

Dalam buku Demokrasi dan Civil Society karya AS Hikam dijelaskan bahwa civil society secara kelembagaan dapat diartikan sebagai kelompok masyarakat yang bebas untuk menempati ruang, berkumpul dan mandiri dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Contohnya seperti organisasi-organisasi baik yang dibentuk secara sukarela maupun organisasi yang awalnya dibentuk oleh negara.2

Hadirnya wacana civil society bukan hanya berkembang di dunia Barat tetapi juga berkembang di kalangan kaum muslim di Indonesia, yang mana Islam harus menjadi kekuatan bagi pemecahan masalah di berbagai bidang salah satunya dalam bidang politik seperti penyadaran hak-hak politik untuk terciptanya masyarakat yang demokratis.3

1 Muhammad AS Hikam. Demokrasi dan Civil Society. (Jakarta: Jakarta Pustaka LP3SES, 1996). Hal. 83-84

2 Muhammad AS Hikam. Demokrasi dan Civil Society. Hal. 85

3 Hendro Prasetyo dan Ali Munhanif dkk. Islam dan Civil Society Pandangan Muslim Indonesia. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama bekerjasama dengan PPM UIN Jakarta, 2002).

Hal. 89

(45)

28

Di tengah hadirnya konflik negara, peran agama di rasa cukup penting untuk ikut serta menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Jika melihat karakter yang di miliki oleh sebuah negara seperti Indonesia yang sebagian besar masyarakatnya beragama Islam, memiliki keterlibatan yang cukup besar untuk ikut serta membantu negara.

Jika kita melihat kasus tersebut, hadirnya agama memiliki peran yang cukup penting dalam negara yang mana ia dapat melakukan evaluasi terhadap penyimpangan yang ada sehingga pada akhirnya masyarakat dapat hidup sebagaimana yang mereka inginkan. Agama juga memiliki kekuatan yang dapat mempengaruhi seseorang dalam bersikap dan mengambil tindakan terutama dalam wacana pembentukan civil society.4 Menurut Saradika ada tiga alasan mengapa pada akhirnya civil society keagamaan memiliki peran dan posisi yang penting yakni:

a) Budaya masyarakat Indonesia yang dikenal religius, dimana nilai-nilai tersebut merupakan suatu hal yang dapat menarik seseorang untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Adapun sosialisasinya dilakukan oleh lembaga keagamaan dengan mengajarkan nilai-nilai substansi dan keberadabannya.

b) Nilai-nilai teologis untuk menularkan gairah untuk senantiasa berbuat baik kepada siapapun dan adanya semangat itu penting untuk pemberdayaan manusia di dalam kehidupan bermasyarakat.

4 Khotimah. „‟Agama dan Civil Society‟‟. Jurnal Ushuluddin. Vol. XXI, No. 1, (Januari 2014), hal. 125

(46)

29

c) Adanya fungsi integrasi agama sebagai pemersatu untuk menciptakan keharmonisan.5

Dalam konsep civil society, kalangan Islam modernis lebih suka menggunakan istilah masyarakat madani karena ia di anggap sebagai salah satu tiang penegak dalam negara demokrasi.6 Mengenai civil society Anwar Ibrahim memang tidak melupakan bahwa konsep tersebut merupakan produk Barat, akan tetapi di sini ia berpikir bahwa kenapa tidak negara dan civil membangun sebuah hubungan yang baik dalam menjalankan tugas serta perannya masing-masing untuk kemajuan membangun sebuah tatanan ekonomi dan sebuah sistem yang lebih demokratis.

Ketika hal tersebut telah dijalankan maka wacana kesejahteraan dan kondisi sosial akan terwujud. Selain itu dengan adanya keberagaman budaya, komunikasi yang baik pada akhirnya akan menciptakan sebuah perasaan saling memahami dan menghargai satu sama lain. Hal-hal seperti itulah yang harus hadir dalam hubungan negara dan masyarakat madani agar terciptanya keseimbangan di satu sisi dan kemandirian di sisi yang lain.7

Terciptanya suasana ruang publik yang semakin terbuka mendorong keleluasaan civil dalam bergerak. Hadirnya civil mendorong meningkatkan angka kesadaran dalam partisipasi politik masyarakat yang sebelumnya hanya dari ruang lingkup individu menjadi lebih menyeluruh. Adanya hal tersebut

5 Khotimah. „‟Agama dan Civil Society‟‟. Hal. 126

6 Hendro Prasetyo dan Ali Munhanif dkk. Islam dan Civil Society Pandangan Muslim Indonesia. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama bekerjasama dengan PPM UIN Jakarta, 2002).

Hal. 156

7 Hendro Prasetyo dan Ali Munhanif dkk. Islam dan Civil Society Pandangan Muslim Indonesia. Hal. 158- 159

Referensi

Dokumen terkait

Yang terjadi kemudian adalah banyak orang bangun pagi pada hari minggu: berpakaian rapih, mengendarai kendaraannya menuju gereja, duduk di bangku berderet menatap

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proses pemberdayaan ekonomi melalui branding “Desa Jambu Kristal Nasional” yang dilakukan oleh pemerintah Desa Bantarsari dapat

IMPLEMENTASI DAKWAH BIL HAL PIMPINAN ANAK CABANG GERAKAN PEMUDA ANSOR KECAMATAN GENUK TAHUN 2019 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S

Tentu saja hal tersebut menjadi salah satu acuan adanya hubungan positif, karena dukungan sosial tidak hanya mempengaruhi tingkat kecemasan mahasiswa, tetapi dari

MANAJEMEN KINERJA KARYAWAN DALAM MEWUJUDKAN VISI DAN MISI PERUSAHAAN PADA PT MADANI PRABU JAYA JAKARTA Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S Sos)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu dan oranye (Ipomoea batatas L.) terhadap sel kanker payudara MCF-7 dan

Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 orang yang diperoleh dengan cara acak (randomize sampling). Instrumen penelitian ini adalah angket mengenai

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara berita RUU Pasal Penghinaan Presiden di TvOne terhadap citra Presiden