ANALISA DATA
1. MERANCANG KUESIONER
Kuesioner merupakan alat yang tepat digunakan untuk mengumpulkan data primer. Jenis pertanyaan yang diajukan ada dua;
pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka memungkinkan timbulnya banyak informasi, dibandingkan dengan pertanyaan tertutup, akan tetapi pertanyaan terbuka memakan waktu yang lebih lama untuk menganalisanya.
Merancang kuesioner merupakan bagian dari proses penelitian terhadap kepuasan pelanggan. Dua indikator yang dipergunakan untuk mengukur kesetiaan dan kepuasan konsumen terhadap produk / jasa, yakni ;
a. Kemungkin terjadinya pembelian ulang atas produk atau jasa.
b. Kemungkinan konsumen merekomendasi produk/jasa kepada teman atau rekan kerja.
Pada penelitian ini, kuesioner dirancang sebagian besar merupakan pertanyaan tertutup, agar responden hanya memilih satu jawaban yang spesifik, yang sesuai dengan penilaiannya sendiri pada
saat itu. Pertanyaan terbuka, ditujukan untuk memperoleh saran dari para pemakai obat rematik Afirheuma terhadap layanan yang dirasakan pada saat itu.
Pertanyaan tertutup yang dirancang, berupa pilihan ganda;
dengan empat atau lebih pilihan jawaban dan berupa skala penilaian dari kondisi yang paling rendah sampai kondisi yang paling baik.
Adapun isi pertanyaan seperti yang terdapat pada penelitian ini;
meliputi :
al. Identifikasi usia; 10-20 tahun, 20-30 tahun, 30-40 tahun, 40-50 tahun, 50 tahun lebih.
a2. Identifikasi status; menikah, belum menikah.
a3. Identifikasi tingkat pendidikan; SD, SMP, SMA, Diploma (D1/D2/D3), S-l (Srata-1), S-2/3 (Strata 2/3).
a4. Identifikasi jenis pekerjaan; ABRI, Pegawai Negeri, Karyawan Swasta, Wiraswasta, Pelajar/Mahasiswa, Iain-lain.
a5. Indentifikasi Pengeluaran; Kurang dari Rp. 150.000,00, antara Rp.l50.000,00-Rp.200.000,00, antara Rp.200.000,00 - Rp.400.000,00,
antara Rp.400.000,00 - Rp.600.000,00 dan diatas Rp.600.000,00.
a7.Identifikasi Gejala penyakit rematik yang dirasakan; linu-linu, kesemu- tan, pusing-pusing, demam dan Iain-lain.
a8. Identifikasi biaya yang dibutuhkan untuk obat rematik dalam satu bulan; kurang dari Rp.5.000,00, antara Rp. 10.000,00 - Rp. 15.000,00, antara Rp 15.000,00 - Rp.20.000,00, antara Rp.20.000,00 - Rp.25.000,00 dasn diatas Rp.25.000,00.
a9. Identifikasi frekuensi sakit rematik yang dirasakan; satu minggu satu kali, satu minggu dua kali, satu minggu tiga kali, satu minggu empat kali dan Iain-lain,
a 10.Identifikasi terkena sakit rematik karena, kecapaian bekerja, sering mandi malam, kecapaian olah-raga, sering memakai AC, Iain-lain, a 11.Identifikasi lama jam kerja per hari; 6 jam, 7 jam, 8 jam, 9 jam,
Iain-lain.
al2. Identifikasi keadaan ruang kerja yang ditempati, panas, dingin.
a 13.Identifikasi paling sering terkena penyakit apa; flu, gatal-gatal, rematik, pusing-pusing, Iain-lain,
a 14.Identifikasi merek obat rematik yang pernah dibeli; Linucid, Afireuma, Linusiton, Indolin, Iain-lain,
a 15.Identifikasi kebiasaan membeli obat rematik di ; apotik, toko obat, warung, supermarket dan Iain-lain,
a 16.Identifikasi mengetahi obat rematik merek Afirheuma pertama kali;
sendiri, teman, keluarga, supermarket, toko obat, Iain-lain,
a 17.Identifikasi yang mempenganihi untuk memberli obat rematik merek Afirheuma ; diri sendiri, teman seprofesi, tetangga, keluarga, Iain-lain.
a 18.Identifikasi seberapa sering menggunakan obat rematik merek Afireuma, seminggu sekali, seminggu dua kali, seminggu tiga kali, tiap hari, Iain-lain,
a 19.Identifikasi bila obat rematik merek Afirheuma habis; membeli lagi, membeli merek lain.
a20. Identifikasi dengan menggunakan obat rematik merek Afireuma penyakit rematiknya semakin sembuh; ya, tidak.
a21. Identifikasi faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam membeli obat rematik merek Afirheuma pertama kali; harga, kemasan, mudah didapat, kecocokan, bentuk obat, komposisi obat, merek obat, warna obat, sclera, PT yang memproduksi obat.
b6. Identifikasi merek obat rematik yang dipakai pertama kali.
b22. Saran untuk PT. AFI FARMA sebagai pabrik yang memproduksi obat rematik merek Afirheuma.
Keterangan :
a. merupakan pertanyaan yang tertutup b. merupakan pertanyaan yang terbuka.
2. ANALISA DESKRIPTIF
2.1. Secara Umum 2.1.1. Status
Dari 175 responden yang mengisi kuesioner, ternyata 68,6 % atau sebanyak 120 orang memiliki status telah menikah dan sisanya
yaitu sebanyak 55 orang (31,4 %) memiliki status belum menikah.
Untuk lebih jalasnya lihat pada tabel berikut ini : Tabel 4-1
STATUS Status
Menikah
Belum Menikah
Value 1 2 T o t a l
Frekuensi 120
55 175
Persen 68,6 31,4 100
2.1.2. Pendidikan
Tingkat pendidikan terakhir dari konsumen cukup bervariasi yaitu 48,6 % (85 orang) berpendidikan terakhir SMA/SMU dan 18,3 % (32 orang) berpendidikan SMP.
Tabel 4-2 PENDIDIKAN Pendidikan
SD SMP SMA/SMU
Diploma(Dl/D2/D3) S-l (Strata-1)
S-2(Strata-2/3)
Value 1 2 3 4 5 6 T o t a l
Frekuensi 16 32 85 24 17 1 175
Persen 9,1 18,3 48,6 13,7 9,7 0,6 100
2.1.3. Jenis Pekerjaan
Kebanyakan responden yang mengkonsumsi obat rematik adalah karyawan swasta yaitu sebanyak 41,7 % (73 orang), dilanjutkan dengan golongan pegawai negeri sebanyak 25,1 % (44 orang)
sisanya adalah golongan wiraswasta, pelajar/mahasiswa, ABRI dan lainnya.
Tabel 4-3 JENIS PEKERJAAN Jenis Pekerjaan
ABRI
Pegawai Negeri Karyawan Swasta Wiraswasta
Pelajar/Mahasiswa Lain-lain
Value 1 2 3 4 5 6 T o t a l
Frekuensi 11 44 73 33 12 2 175
Persen 6,3 25,1 41,7 18,9 6,9
1,1 100
2.1.4. Pengeluaran per bulan
Konsumen yang menjadi responden memiliki pengeluaran per bulan berkisar antara kurang dari Rp. 150.000,- sampai Rp. 400.000,-.
Hal ini menunjukkan bahwa konsumen yang mengkonsumsi obat rematik adalah konsumen kalangan menengah kebawah. Dari tabel 4-4 dapat dilihat bahwa 32,6 % (57 orang) adalah konsumen yang memiliki pengeluaran antara Rp. 150.000,- sampai Rp. 200.000,-, sebanyak 26,3 % (46 orang) memiliki pengeluaran antara Rp.
200.000,- hingga Rp. 400.000,-.
Tabel 4-4 PENGELUARAN Pengeluaran
< R p . 150.000,-
Rp. 150.000,- s/d Rp.200.000,- Rp.200.000,- s/d Rp.400.000,- Rp.400.000,- s/d Rp.600.000,-
> Rp.600.000,-
Value 1 2 3 4 5 T o t a l
Frekuensi 44 57 46 14 13 174
Persen 25,3 32,8 26,4 8,0 7,5 100
2.1.5. Jenis Obat Pemakaian Pertama
Obat rematik pertama yang dikonsumsi oleh konsumen cukup bervariasi. Paling banyak obat pertama yang dikonsumsi pada saat sakit rematik adalah obat Indolin sebanyak 17,1 % (30 orang ), dilanjutkan dengan Linucid sebanyak 16,6 % (29 orang). Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4-5 berikut ini :
Tabel 4-5 MEREK OBAT Pemakaian Merek
Pertama Linucid
Indolin Pegalin Neoremacyl Afirheuma Norvedam Skelan Remapil Rheumasil Linusiton Bandelno Piroxicam Neorheuma
Value 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 T o t a l
Frekuensi 29 30 1 1 24
6 19 14 17 20 8 1 4 174
Persen 16,6 17,2 0,6 0,6 13,8
3,4 10,9
8,0 9,8 11,5
4,6 0,6 2,3 100
2.1.6. Gejala Penyakit Yang Dirasakan
Gejala-gejala penyakit rematik yang dirasakan oleh konsumen paling banyak adalah gejala linu-linu yaitu sebanyak 62,9 % (110 orang), kemudian yang menjawab gejalanya adalah kesemutan sebanyak 26,3 % (46 orang) dan sisanya menjawab gelajalanya adalah pusing-pusing, demam dan lainnya. Untuk lebih jelasnya lihat pada tabel 4-6 berikut ini :
GEJALA PENYAKIT Gejala Penyakit
Linu-linu Kesemutan Pusing-pusing Demam
iain-lain
Value 1 2 3 4 5 T o t a l
Frekuensi 110
46 5 3 11 175
Persen 62,9 26,3 2,9
1,7 6,3 100
2.1.7. Lama Jam Kerja Perhari
Lama jam kerja per hari dari konsumen adalah berkisar antara 7 hingga 8 jam. Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa 37,7% (66 orang) bekerja selama 8 jam, dan 24,6 % (43 orang) bekerja selama 7 jam.
Untuk lebih jelasnya lihat pada tabel 4-7 berikut ini :
Tabel 4-7 LAMA JAM KERJA Lama jam kerja
6 jam 7 jam 8 jam 9 jam Iain-lain
Value 1 2 3 4 5 T o t a l
Frekuensi 21 43 66 28 17 175
Persen 12,0 24,6 37,7 16,0 9,7 100
2.1.8. Keadaan Ruang Kerja
Konsumen yang menjawab bahwa keadaan ruang kerja yang ditempati adalah panas sebanyak 49,7 % (87 orang) dan yang menjawab dingin adalah sebanyak 46,9 % (82 orang).
Tabel 4-8
KEADAAN RUANG KERJA Keadaan ruang
Panas Dingin
Value 1 2 T o t a l
Frekuensi 87 82 169
Persen 49,7 46,9 100
2.1.9. Jenis Penyakit Paling Sering
Jenis penyakit yang paling sering diderita oleh konsumen 50,3 % (88 orang) menjawab sakit rematik, 16 % (28 orang) sakit pusing-pusing, 13,7 % (24 orang) menjawab sakit flu dan sisanya menajawab sakit yang paling sering dialami adalah gatal-gatal dan lainnya. Tampak dalam tabel bahwa ada pula konsumen yang menjawab lebih dari 1 penyakit. Seperti flu dan rematik, gatal-gatal dan pusing dan Iain-lain.
Tabel 4-9
JENIS PENYAKIT PALING SERING Jenis Penyakit
Flu
Gatal-gatal Rematik Pusing-pusing Iain-lain
Flu & Rematik Gatal-gatal & pusing Rematik & Pusing Flu & Gatal-gatal
Value 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T o t a l
Frekuensi 24
6 88 28 2 10
2 13
1 174
Persen 13,8
3,4 50,6 16,1 1.1 5,7 1,1 7,5 0,6 100
2.1.10. Merek Obat Yang Pernah Dibeli
Dari 174 responden yang menjawab ternyata merek obat rematik yang pernah dibeli paling banyak menjawab obat Afirheuma yaitu sebanyak 62,8 % (110 orang) dan dilanjutkan dengan merek Indolin 11 % (20 orang). Untuk lebih jelasnya lihat pada tabel 4-10 berikut ini
Tabel 4-10
MEREK OBAT YANG PERNAH DIBELI Merek Obat
Linucid Afihreuma Linusiton Indolin Lain-lain
Afirheuma & Indolin Linucid & Afirheuma
Value 1 2 3 4 5 6 7 T o t a l
Frekuensi 17 105
13 20 15 2 3 175
Persen 9,7 60,0
7,4 11,4
8,6 1,1 1,7 100
Dari tabel 4-10 dapat dilihat bahwa responden pemakai obat merk Afirheuma cukup banyak yaitu sebanyak 110 orang. Maka untuk analisa deskriptif secara umum untuk selanjutnya, penulis lebih mengkhususkan data pada pemakai obat rematik merek Afirheuma.
2.1.11. Usia Responden
Dari 110 responden yang pernah menggunakan obat rematik merek Afirheuma ternyata responden terdiri dari kelompok usia yang cukup bervariasi yaitu berkisar antara 20 sampai 50 tahun. Dari tabel 4-11 dapat dilihat bahwa responden yang berusia antara 40 sampai 50 tahun sebanyak 25,5 % (28 orang), berusia antara 30 sampai 40 tahun sebanyak 24,5 % (27 orang), berusia antara 20 sampai 30 tahun sebanyak 21,8 % (24 orang). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4-11 dibawah ini :
Tabel 4-11 USIA RESPONDEN Usia
10 -20 tahun 2 0 - 3 0 tahun 3 0 - 4 0 tahun 40 - 50 tahun diatas 50 tahun
Value 1 2 3 4 5 T o t a l
Frekuensi 16 24 27 28 15 110
Persen 14,5 21,8 24,5 25,5 13,6 100
2.1.12. Biaya Obat Rematik Per Bulan
Biaya obat rematik yang di keluarkan oleh konsumen yang mengkonsumsi merek Afirheuma per bulan adalah berkisar kurang dari Rp. 15.000,-. Dari tabel 4-12 dapat dilihat bahwa 40,9 % (45 orang) mengeluarkan biaya obat rematik kurang dari Rp. 5.000,- dan 34,5 % (38 orang) mengeluarkan antara Rp. 10.000,- hingga Rp. 15.000,-. ,
Tabel 4-12 BIAYA OBAT Biaya Obat
< Rp.5.000,-
Rp. 10.000,- s/dRp. 15.000,- Rp. 15.000,- s/d Rp.20.000,- Rp.20.000,- s/d Rp.25.000,-
> Rp.25.000,-
Value 1 2 3 4 5 T o t a l
Frekuensi 45 38 17 7 3 110
Person 40,9 34,5 15,5 6,4 2,7
110
2.1.13. Frekuensi Sakit Rematik Yang Dirasakan
Frekuensi sakit rematik yang dirasakan bagi konsumen yang mengkonsumsi merk afirheuma cukup bervariasi, yang menjawab seminggu sekali sebanyak 34,5 % (38 orang), seminggu dua kali sebanyak 26,4 % (29 orang), dan sisannya diatas tiga minggu sekali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4-13 berikut ini :
Tabel 4-13 FREKUENSI SAKIT Frekuensi
1 minggu 1 kali 1 minggu 2 kali 1 minggu 3 kali 1 minggu 4 kali Iain-lain
Value 1 2 3 4 5 T o t a l
Frekuensi 38 29 24 12 7 110
Persen 34,5 26,4 21,8 10,9 6,4 100
2.1.14. Penyebab Sakit Rematik
Menurut konsumen yang mengkonsumsi merek Afirheuma, sebab-sebab terjadinya sakit rematik adalah karena sering mandi malam sebanyak 45 % (49 orang), kecapaian bekerja sebanyak 25,7
% (28 orang), sering memakai AC sebanyak 18,3 % (20 orang) dan sisanya mengatakan karena kecapaian olah raga dan lainnya.
Tabel 4-14
PENYEBAB SAKIT REMATIK Penyebab Sakit
Kecapaian bekerja Sering mandi malam Kecapaian olah-raga Sering memakai AC Iain-lain
Value 1 2 3 4 5 T o t a l
Frekuensi 28 49 7 20
5 109
Persen 25,7 45,0 6,4 18,3 4,6 100
2.1.15. Tempat Pembelian Obat
Konsumen biasanya membeli obat rematik paling banyak adalah di toko obat yaitu sebanyak 50,5 % (55 orang) dan ada juga yang mengatakan membeli di apotik sebanyak 28,4 % (31 orang) selain itu sisanya menjawab membeli di warung, supermarket dan lainnya.
Tabel4-15 TEMPAT MEMBELI Tempat membeli
obat Apotik Toko Obat Warung Supermarket Iain-lain
Value 1 2 3 4 5 T o t a l
Frekuensi 31 55 20 2 1 109
Persen 28,4 50,5 18,3 1,8 0,9 100
2.1.16. Asal Informasi
Informasi mengenai obat rematik merek Afirheuma paling banyak yaitu sebesar 31,8% (35 orang) diperoleh dari teman, sebanyak 25,5 % (28 orang) menjawab mendapatkan infomasi dari keluarga.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4-16 berikut ini ; Tabel4-16
INFORMASI OBAT AFIRHEUMA Asal Informasi
Sendiri Teman Keluarga Supermarket Toko obat
Value 1 2 3 4 5 T o t a l
Frekuensi 23 35 28 2 22 110
Persen 20,9 31,8 25,5 1,8 20,0
100
2.1.17. Pengaruh Pembelian
Dari tabel 4-17 dapat dilihat bahwa 33,6 % (37 orang) yang mempengaruhi dalam membeli merek obat Afirheuma adalah diri sendiri dan 23,6 % (26 orang) adalah karena pengaruh teman seprofesi.
Tabel 4-17
PENGARUH PEMBELI Yang mempengaru-
hi membeli obat Diri sendiri
Teman seprofesi Tetangga
Keluarga Iain-lain
Value 1 2 3 4 5 T o t a l
Frekuensi 37 26 23 22 2 110
Persen 33,6 23,6 20,9 20,0 1,8 100
2.1.18. Frekuensi Pemakaian Merek Afirheuma.
Konsumen mengkonsumsi obat rematik merek Afirheuma paling banyak adalah seminggu sekali yaitu 32,7 % (36 orang) dan paling banyak kedua mengatakan frekuensi pemakaian adalah seminggu dua kali yaitu sebanyak 26,4 % (29 orang). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4-18 berikut ini :
Tabel 4-18
TINGKAT PEMAKAIAN OBAT Frekuensi
Seminggu sekali Seminggu 2 kali Seminggu 3 kali Setiap hari Iain-lain
Value 1 2 3 4 5 T o t a l
Frekuensi 36 29 24 10 11 110
Persen 32,7 26,4 21,8 9,1 10,0
100
2.1.19. Kesembuhan Pemakaian Obat Merek Afirheuma
Dari tabel 4-19 dapat dilihat bahwa ternyata 97,3 % (107 orang) mengatakan bahwa penyakit mereka sembuh setelah mengkonsumsi obat rematik merek Afirheuma dan hanya 1,8 % (2 orang) yang menjawab tidak sembuh.
Tabel 4-19
KESEMBUHAN PEMAKAIAN OBAT AFIRHEUMA Kesembuhan pe-
makaian obat Ya
Tidak
Value 1 2 T o t a l
Frekuensi 107
2 109
Persen 98,2
1,8 100
2.2. Berdasarkan Usia
2.2.1.Usia dan Jenis Penyakit
Tabel 4-20a USIA DAN JENIS PENYAKIT Usia
10-20 tahun 20-30 tahun
|30-40 tahun 40-50 tahun
> 50 tahun T o t a l
Jenis Penyakit Yang Paling Sering Flu
5 4 11
2 2 24
Gatal-gatal 1 2 1 1 1 6
Rematik 13 19 18 25 13 88
Pusing 2 8 7 8 3 28
Iain-lain 1 1 0 0 0 2 Tabel 4-20b
USIA DAN JENIS PENYAKIT Usia
10-20 tahun 20-30 tahun 30-40 tahun 40-50 tahun
> 50 tahun T o t a l
Jenis Penyakit Yang Palin]
flu&
rematik 0
1 3 5 1 10
gatal-gatal
& pusing 1 0
1 0 0 2
rematik
&pusing 1 3 2 4 3 13
I Sering flu&
gatal-gatal 0 0 0 0 1 1
Total 24 38 43 45 24 174 Dari tabel 4-20a dan 4-20b diatas dapat disimpulkan bahwa pada golongan usia 20 hingga 50 tahun, penyakit yang paling sering diderita adalah penyakit rematik. Sedangkan untuk penyakit flu paling sering diderita oleh golongan usia antara 30 sampai 40 tahun.
2.2.2. Usia dan Pendapat Penyebab Sakit Rematik Tabel 4-21
USIA DAN PENYEBAB SAKIT
Usia 10-20 tahun 20-30 tahun 30-40 tahun 40-50 tahun
> 50 tahun T o t a l
Penyebab sakit rematik Capai
bekerja 7 6 11 15 7 46
sering mandi malam
10 20 20 19 7 76
kecapaian olah-raga
1 4 1 5 1 12
sering pa- kai AC
3 8 8 6 7 32
Iain-lain 3 0 4 0 1 8
Total 24 38 44 45 23 174
Dari tabel 4-21 diatas dapat disimpulkan bahwa menurut konsumen, penyebab sakit rematik adalah karena sering mandi malam. Hal ini diungkapkan oleh konsumen pada golongan usia 20 hingga 50 tahun. Sedangkan penyebab rematik karena kecapaian bekerja merupakan penyebab kedua bagi konsumen pada golongan usia 40 hingga 50 tahun.
2.2.3. Usia Dan Merk Obat Yang Pernah Dibeli Tabel 4-22
USIA DAN MERK OBAT Usia
10-20 tahun 20-30 tahun 30-40 tahun 40-50 tahun
> 50 tahun T o t a l
Merk obat rematik yang pernah dibeli A
4 2 3 4 4 17
B 16 22 25 27 15 105
C 3 2 3 5 0 13
D 0 8 7 2 3 20
E 1 2 4 6 2 15
F 0 1 1 0 0 2
G 0 1 1 0 3
Total 24 38 44 45 24 175
Keterangan : A = Linucid B = Afirheuma C = Linusiton D = Indolin E = Iain-lain
F = Afirheuma dan Indolin G = Linucid dan Afirheuma
Dari tabel 4-22 diatas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa hampir semua golongan usia paling banyak membeli obat rematik merk afirheuma yaitu sebanyak
105 responden.
2.2.4. Usia dan Tempat Membeli Obat
Dari tabel 4-23 tampak bahwa konsumen jarang membeli obat di supermarket tetapi lebih sering membeli obat di toko obat dan apotik. Dari tabel tampak juga ada beberapa konsumen yang membeli di waning, terutama pada usia 40-50 tahun.
Tabel 4-23
USIA DAN TEMPAT MEMBELI OBAT Usia
10-20 tahun 20-30 tahun 30-40 tahun 40-50 tahun
> 50 tahun T o t a l
Tempat membeli obat
Apotik
4 13 13 16 2 48
Toko Obat
15 18 22 18 15 88
Waning
4 6 8 10
6 34
Supermarket
0 0 1 1 1 3
Iain-lain
0 1 0 0 0 1
Total 23 38 44 45 24 174
2.2.5. Usia dan Pemberi Pengaruh Pembelian Tabel 4-24
USIA DAN PEMBERI PENGARUH PEMBELIAN Usia
10-20 tahun 20-30 tahun 30-40 tahun 40-50 tahun
> 50 tahun T o t a l
Pemberi pengaruh pembelian Diri sendiri
5 11 15 15 6 52
Teman seprofesi 7 7 11 17 8 50
Tetangga 5 9 10
5 2 31
Keluarga 6 8 6 8 7 35
Iain-lain 1 3 2 0 1 7
Total 24 38 44 45 24 175
Dari tabel 4-24 diatas tampak bahwa yang memberi pengaruh untuk membeli obat rematik adalah diri sendiri dan teman seprofesi.
Hal ini terutama untuk golongan usia 30 hingga 50 tahun. Untuk golongan usia antara diatas 50 tahun dan dibawah 20 tahun yang memberi pengaruh adalah teman seprofesi dan tetangga sedangkan untuk usia antara 20 hingga 30 tahun yang memberi pengaruh adalah diri sendiri dan tetangga.
2.2.6. Usia dan Frekuensi Sakit
Dari tabel 4-25 ternyata pada usia 40-50 tahun frekuensi sakit Iebih sering terjadijika dibandingkan pada usia di bawah 40 tahun. Pada usia 40-50 tahun frekuensi sakit paling banyak yaitu 2 kali dalam 1 minggu. Sedangkan pada usia 30-40 tahun frekuensi sakit antara 1 sampai 2 kali dalam 1 minggu.
Tabel 4-25
Usia dan Frekuensi Sakit Usia
10-20 tahun 20-30 tahun 30-40 tahun 40-50 tahun
> 50 tahun T o t a l
Frekuensi Sakit Dalam 1 Minggu 1 kali
7 8 12 4 7 38
2 kali 4 8 10 5 2 29
3 kali 3 5 2 13 1 24
4 kali 2
1 0 4 5 12
Iain-lain 0 2 3 2 0 7
Total 16 24 27 28 15 110
2.3. Berdasarkan Status
2.3.1, Status dan Jenis Penyakit Tabel 4-26
Status dan Jenis Penyakit
Jenis Penyakit Yang Paling
Sering Flu
Gatal-gatal Rematik Pusing-pusing Iain-lain Flu dan rematik Gatall& pusing Rematik &pusing Flu & gatal-gatal T o t a l
Status Menikah
18 4 58 17 1 10
1 9 1 119
Belum Menikah 6
2 30 11 1 0 1 4 0 55
T o t a l
24 6 88 28 2 10
2 13
1 174
Dari tabel 4-26 diatas tampak bahwa penaykit yang sering diderita orang yang sudah menikah adalah rematik, pada urutan kedua adalah penyakit flu, pada urutan ke tiga adalah penyakit
pusing-pusing. Sedangkan orang yang belum menikah sering menderita penyakit rematik, pada urutan ke dua adalah penyakit pusing-pusing dan pada urutan ketiga adalah penyakit flu.
2.3.2. Status dan Pendapat Penyebab Sakit Rematik Tabel 4-27
Status dan Penyebab Sakit
jpenyebab sakit rematik
kecapaian bckerja sering mandi malam kecapaian olah raga sering memakai Ac Iain-lain
T o t a l
Status Menikah
34 46 11 23 5 119
Belum Menikah 12 30 1 9 3 55
T o t a l 46 76 12 32 8 174
Dari tabel 4-27 diatas tampak bahwa orang yang telah menikah terkena sakit rematik karena sering mandi malam dan pada urutan kedua adalah kecapaian bekerja. Sedangkan untuk orang yang belum meniakh terkena sakit rematik juga karena sering mandi malam dan pada urutan kedua juga karena kecapaian bekerja.
2.3.3. Status dan Merek Obat yang Pernah Dibeli Tabel 4-28
Status dan merek Obat
Merek obat rematik yang pernah dibeli Linucid
Afirheuma Linusiton Indolin Iain-lain
Afirheuma&Indolin Linucid& Afirheuma T o t a l
Status Menikah
12 70 8 16 11 1 2 120
Belum Menikah 5
35 5 4 4 1 1 55
T o t a l 17 105
13 20 15 2 3 175
Dari tabel 4-28 diatas dapat dilihat bahwa orang yang sudah menikah merek obat yang pernah dibeli adalah Afirheuma dan pada urutan kedua adalah Indolin. Sedangkan orang yang belum menikah merek obat rematik yang pernah dibeli adalah Afirheuma dan yang berada pada urutan kedua adalah Linucid dan Linusiton.
2.3.4. Status dan Tempat Membeli Obat Tabel 4-29
Status dan Tempat Membeli Obat
Tempat membeli obat
Apotik Toko obat Warung Supermarket Iain-lain T o t a l
Status Menikah
29 63 25 3 0 120
Belum Menikah 19
25 9 0 1 54
T o t a l 48 88 34 3 1 174
Dari tabel 4-29 nampak bahwa orang yang telah menikah biasa membeli obat ke toko obat dan pada urutan kedua adalah membeli obat ke apotik. Sedangkan untuk orang yang belum menikah juga membeli obat ke toko obat dan pada urutan kedua juga membeli obat ke apotik.
2.3.5. Status dan Pemberi Pengaruh Pembelian Tabel 4-30
Status dan Pemberi Pengaruh Pembelian Pemberi penga-
ruh pembelian diri sendiri teman seprofesi tetangga
keluarga Iain-lain T o t a l
Status Menikah
36 39 16 25 4 120
Belum Menikah 16
11 15 10 3 55
T o t a l 52 50 31 35 7 175
Dari tabel 4-30 tampak bahwa yang mempenganihi unutk membeli obat rematik adalah temab seprofesi, sedangkan untuk orang yang belum menikah adalah dirinya sendiri.
2.4. Berdasarkan Lama Jam Ken'a Per Hari
2.4.1. Lama Jam Kerja Per Hari dan Jenis Penyakit Tabel 4-31
Lama Jam Kerja Per Hari dan Jenis Penyakit Penyakit yang
paling scring flu
gatal-gatal rematik pusing-pusing Iain-lain flu&rcmatik gatal&pusing rematik&pusing flu&gatal T o t a l
Jam Kerja per Hari 6 jam
5 2 11
3 0 0 0 0 0 21
7 jam 6 0 19
5 0 4 0 8 1 43
8 jam 7 0 42
11 1 -1 1 0 0 66
9 jam 4 4 9 4 0 2 1 3 0 27
Iain-lain 2 0 7 5 1 0 0 2 0 17
T o t a l 24
6 88 28 2 10
2 13
1 174
Dari tabel 4-31 dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang bekerja 8 jam perhari paling banyak terkena penyakit rematik dan juga orang yang bekerja selama 7 jam per hari juga terkena penyakit rematik.
2.4.2. Lama Jam Kerja Per Hari dan Penyebab Sakit Rematik Tabel 4-32
Lama Jam Kerja Per Hari dan Penyebab Sakit Rematik Penyebab sakit rematik
kecapaian bekerja sering mandi malam kecapaian olah raga sering memakai AC Iain-lain
T o t a l
Jam Kerja per Hari 6 jam
7 6 6 2 0 21
7 jam 13 18 1 8 3 43
8 jam 18 34 3 9 1 65
9 jam 4 10
2 11
1 28
Iain-lain 4 8 0 2 3 17
T o t a l 46 76 12 32 8 174
Dari tabel 4-32 dapat disimpulkan bahwa orang yang bekerja 8 jam perhari dan sering mandi malam merupakan penyebab terkena penyebab sakit rematik yang terbanyak sedangkan pada urutan kedua yaitu orang yang bekerja selama 7 jam dan sering mandi malam, dan orang bekerja selama 8 jam dan mengalami kecapaian bekerja.
2.4.3. Lama Jam Kerja Per Hari dan Merek Obat yang Pernah Dibeli Tabel 4-33
Lama Jam Kerja Per Hari dan Merek Obat Merek obat rematik
yang pernah dibeli Linucid
Aflrheuma Linusiton Indolin Iain-lain
Afirheuma&Indolin Linucid&Afirheuma T o t a 1
Jam Kerja per Hari 6 jam
3 11
3 4 0 0 0 21
7 jam 4 30
1 7 1 0 0 43
8 jam 6 41
6 5 6 0 2 66
9 jam 2 14
3 2 5 1 1 28
Iain-lain 2 9 0 2 3 1 0 17
T o t a l 17 105
13 20 15 2 3 174
Dari tabel 4-33 tampak bahwa orang yang bekerja selama 8 jam cenderung untuk membeli obat Afirheuma demikian juga dengan orang yang bekerja selama 7 jam juga membeli obat Afirheuma, tetapi tidak sebanyak orang yang bekerja selama 8 jam.
2.4.4. Lama Jam Kerja Per Hari dan Tempat Membeli Obat Tabel 4-34
Lama Jam Kerja Per Hari dan Tempat Membeli Obat Tempat mem-
beli obat Apotik Toko obat Warung Supermarket Lain-lain T o t a l
Jam Kerja per Hari 6 jam
7 9 5 0 0 21
7 jam 12 24 7 0 0 43
8 jam 15 33 17 1 0 66
9 jam 9 14
4 0 1 28
lain-lain 5 8 1 2 0 16
T o t a l 48 88 34 3 1 174
Dari tabel 4-34 dapat disimpulkan bahwa orang yang bekerja selama 8 jam senang membeli obat di toko obat demikian juga dengan orang yan bekerja selama 7 jam senang membeli obat di toko obat daripada di tempat-tempat lainnya.
2.4.5. Lama Jam Kerja Per Hari dan Pemberi Pengaruh Pembelian Tabel 4-35
Lama Jam Kerja Per Hari dan Pemberi Pengaruh Pembelian Pemberi penga-
ruh pembelian diri sendiri teman seprofesi tctangga
keluarga Iain-lain T o t a l
Jam Kerja per Hari 6 jam
4 3 7 7 0 21
7 jam 16
8 5 12
2 43
8 jam 21 20 12 13 0 66
9 jam 6 14
3 3 2 28
Iain-lain 5 5 4 0 3 17
T o t a l 52 50 31 35 7 175
Dilihat dari tabel 4-35 pemberi pengaruh pembelian obat rematik yang terbanyak adalah diri sendiri untuk orang yang bekerja selama 8 jam. Sedangkan teman seprofesi juga merupakan pemberi pengaruh yang cukup banyak untuk orang yang bekerja selama 8 jam,
2.5 Frekuensi menggunakan obat
2.5.1. Frekuensi Menggunakan Obat dan Penyakit yang Sering Diderita
Tabel 4-36
Frekuensi Menggunakan Obat dan Penyakit yang Sering Diderita Penyakit yang
sering diderita flu
gatal-gatal rematik pusing Iain-lain flu&rematik gatal&pusing rematik&pusing flu&gatal T o t a l
Frekuensi sakit (dalam 1 minggu) 1 kali
12 2 32
12 0 2 2 4 0 66
2 kali 6 4 21
7 0 3 0 3 1 45
3 kali 3 0 18
2 0 4 0 3 0 30
setiap hari
0 0 7 1 1 1 0 2 0 12
Iain-lain 3 0 10
6 1 0 0 1 0 21
T o t a l
24 6 88 28 2 10
2 13
1 174
Dari tabel 4-36 tampak penyakit yang sering diderita oleh responden adalah penyakit rematik dengan keseringan menggunakan obat seminggu sekali dan urutan berikutnya penyakit yang sering diderita juga rematik dengan keseringan menggunakan obat seminggu dua kali.
2.5.2. Frekuensi Menggunakan Obat dan Penyebab Sakit Rematik Tabel 4-37
Frekuensi Menggunakan Obat dan Penyebab Sakit Rematik Penyebab sakit
rematik
kecapaian bekerja sering mandi malam kecapaian olah raga sering memakai AC Iain-lain
T o t a l
Frekuensi sakit (dalam 1 minggu) 1 kali
16 34 6 8 2 66
2 kali 14 16 1 13
1 45
3 kali 8 15
1 5 1 30
setiap hari
2 4 1 5 0 12
Iain-lain 6 7 3 1 4 21
T o t a l
46 76 12 32 8 174
Dari tabel 4-37 penyebab sakit rematik yang paling banyak sering mandi malam dan keseringan menggunakan obat seminggu sekali sedangkan penyebab sakit rematik yang kedua adalah kecapaian bekerja dan menggunakan seminggu sekali, penyebab lainnya sering mandi malam dan menggunakan obat seminggu dua kali.
2.5.3. Frekuensi Menggunakan Obat dan Merek Obat yang Pernah Dibeli
Tabel 4-38
Frekuensi Menggunakan dan Merek Obat Merck obat yang per-
nah dibeli Linucid Afirheuma Linusiton Indolin Iain-lain
Afirheuma&Indolin Linucid&Afirhcuma T o t a l
Frekuensi sakit (dalam 1 minggu) 1 kali
10 34 6 9 5 0 2 66
2 kali 3 29
4 8 2 0 0 46
3 kali 1 23
1 1 3 0 1 30
setiap hari
0 10
1 1 0 0 0 12
Iain-lain 3 9 1 1 5 2 0 21
T o t a l
17 105
13 20 15 2 3 175
Dari tabel 4-38 dapat dilihat bahwa responden yang menggunakan obat Afirheuma sebanyak 34 responden dengan frekuensi menggunakan obat seminggu sekali, sedangkan pada urutan yang kedua adalah responden yang menggunakan obat Afirheuma seminggu dua kali sebanyak 29 responden.
2.5.4. Frekuensi Menggunakan Obat dan Tempat Membeli Obat Tabel 4-39
Frekuensi Menggunakan Obat dan Tempat Membeli Obat JTempat mem-
beli obat
apotik toko obat waning supermarket jiain-lain [ T o t a l
Frekuensi sakit seminggu
1 kali 17 35 14 0 0 66
semingu 2 kali
13 22 10 1 0 46
seming- gu 3 kali
8 14
6 1 0 29
setiap hari
5 5 1 1 0 12
Iain-lain
5 12
3 0 1 21
T o t a l
48 88 34 3 1 174
Dari tabel 4-39 dapat dilihat bahwa responden banyak yang membeli obat ke toko obat daripada ke temapat lain dan responden menggunakan obat seminggu sekali sedangkan untuk penggunaan obat seminggu dua kali para responden juga lebih senang membeli obat ke toko obat.
2.5.5. Frekuensi Menggunakan Obat dan Pemberi Pengaruh Pembelian
Tabel 4-40
Frekuensi Menggunakan Obat dan Pemberi Pengaruh Pembelian Pemberi penga-
ruh pembelian diri sendiri teman seprofesi tetangga
keluarga Iain-lain T o t a l
Frekuensi sakit (dalam 1 minggu) 1 kali
14 25 16 11 0 66
2 kali 14 13 6 13
0 46
3 kali 13
5 7 4 1 30
setiap hari
4 3 1 4 0 12
Iain-lain 7 4 1 3 6 21
T o t a l
52 50 31 35 7 175
Dari tabel 4-40 pemberi pengaruh pembelian yang sangat penting adalah teman seprofesi terhadap responden yang menggunakan obat seminggu sekali sedangkan tetangga juga mempunyai pengaruh yang cukup penting terhadap responden yang menggunakan obat seminggu sekali.
2.6. Berdasarkan Faktor Kecocokan
Tabel 4-41
Pendapat Kecocokan dan Kesediaan Membeli Pendapat bahwa Keco-
cokan sebagai faktor utama.
sangat tidak setuju tidask setuju kurang setuju rata-rata agak setuju setuju
sangat setuju T o t a l
Kemungkinan Beli Lagi?
Ya 1 1 1 2 3 25 74 107
Tidak
1 1 2
Total
1 1 1 2 3 26 75 109
Dari tabel 4-41 diatas dapat dilihat bahwa konsumen merasa setuju jika kecocokan dijadikan faktor utama dalam membeli obat rematik. Dari 109 responden yang menggunakan obat rematik merek Afirheuma ternyata 98,2 % (107 orang) menyatakan akan membeli merek Afirheuma lagi jika dibutuhkan. Dan hanya 2 orang saja yang menyatakan tidak.
3. PERTIMBANGAN KONSUMEN DALAM MEMBELI OBAT MEREK AFIRHEUMA
3.1. Berdasarkan Nilai Rata-Rata (Mean) 3.1.1. Secara Umum
Dari hasil pengolahan data (lampiran 3.1) dapat diketahui bahwa variabel kecocokan obat merupakan hal yang sangat penting bagi para responden dalam membeli obat rematik, yaitu dengan mean sebesar 6,52, sedangkan variabel harga dianggap cukup penting dipertimbangkan oleh para responden dalam membeli obat rematik, yaitu dengan mean sebesar 4,61.
3.1.2. Menurut responden yang berusia dibawah 30 tahun
Menurut lampiran 3.2 dapat diketahui bahwa variabel komposisi obat merupakan hal yang sangat penting bagi para responden dibawah usia 30 tahun, yaitu dengan mean sebesar 6,48. Mengenai variabel harga dianggap cukup penting bagi para responden dibawah usia 30 tahun, yaitu dengan mean sebesar 4,37.
3.1.3. Menurut responden yang berusia diatas 30 tahun
Dari lampiran 3.3 dapat diketahui bahwa variabel kecocokan obat memperoleh penilaian tertinggi dari responden yang berusia diatas 30 tahun, yaitu dengan mean sebesar 6,64. Variabel harga
obat dianggap penting bagi responden yang berusia diatas 30 tahun, yaitu dengan mean sebesar 4,74.
3.1.4. Menurut responden dengan status menikah
Dari lampiran 3.4 dapat diketahui bahwa variabel kecocokan memperoleh penilaian tertinggi dari responden dengan status menikah, yaitu dengan mean sebesar 6,52. Variabel harga obat dianggap penting bagi responden dengan status menikah, yaitu dengan mean sebesar 4,89.
3.1.5. Menurut responden dengan status belum menikah
Dari lampiran 3.5 dapat diketahui bahwa variabel komposisi obat memperolah penilaian tertinggi dari responden dengan status belum menikah, yaitu dengan mean sebesar 6,59, Sedangkan variabel harga dianggap rata-rata bagi responden dengan status belum menikah, yaitu dengan mean sebesar 4,05.
3.1.6. Berdasarkan responden yang sakit rematik maksimal 2 kali dalam 1 minggu.
Dari lampiran 3.6 dapat diketahui bahwa variabel kecocokan obat mempeoleh penilaian paling tinggi dari rensponden yang frekuensi sakit maksimal 2 kali dalam 1 minggu, yaitu dengan mean sebesar 6,61. Sedangkan variabel harga mendapat penilaian yang rendah
dari responden yang frekuensi sakit maksimal 2 kali dalam 1 minggu, yaitu dengan mean sebesar 4,67.
3.1.7. Berdasarkan responden yang sakit rematik lebih dari 2 kali dalam 1 minggu.
Dari lampiran 3.7 dapat diketahui bahwa variabel kecocokan obat memperoleh penilaian tertinggi dari responden dengan frekuensi saskit lebih dari 2 kali dalam 1 minggu, yaitu dengan mean sebesar 6,37. Sedangkan variabel harga memperoleh penilaian terendah dari responden dengan frekuensi sakit lebih dari 2 kali dalam 1 minggu, yaitu dengan mean sebesar 4,51.
3.1.8. Menurut alasan sakit karena sering mandi malam
Dari lampiran 3.8 dapat diketahui bahwa variabel kecocokan obat memperoleh penilaian tertinggi dari responden dengan alasan ssakit karena sering mandi malam, yaitu dengan mean sebesar 6,67. Sedangkan variabel harga memperoleh penilaian terendah dari responden dengan alasan sakit karena sering mandi malam, yaitu dengan mean sebesar 4,63.
3.1.9. Menurut konsumen yang sembuh setelah makan Afirheuma.
Dari lampiran 3.9 dapat diketahui bahwa variabel kecocokan obat memperoleh penilaian terpenting dari responden yang sembuh setelah mengkonsumsi obat merk Afirheuma, yaitu dengan mean
sebesar 6,51. Sedangkan variabel harga memperoleh penilaian yang cukup penting dari responden yang sembuh setelah mengkonsumsi obat merk Afirheuma, yaitu dengan mean sebesar 4,55.
3.2. Analisa Faktor 3.2.1. Secara Umum
Dari hasil pengolahan data pada lampiran 3.1, ditemukan 4 faktor yang menjadi pertimbangan dalam membeli obat rematik dengan total 74,4 %. Adapun perincian dari masing-masing faktor adalah sebagai berikut :
Faktor 1
• merek obat
• PT. yang memproduksi obat
• selera
• kecocokan Faktor 2
• bentuk obat
• warna obat
• komposisi obat Faktor 3
• kemasan
• harga Faktor 4
• mudah dicapai
Dari perincian diatas dapat dilihat, ada 3 faktor yang timbul yang paling dapat menjelaskan apa yang konsumen anggap penting.
3.2.2. Menurut responden yang berusia dibawah 30 tahun
Dari hasil pengolahan data pada lampiran 3.2, ditemukan 3 faktor yang menjadi pertimbangan dalam membeli obat rematik dengan total 75,1 %. Adapun perincian dari masing-masing faktor adalah sebagai berikut;
Faktor 1 ;
• kecocokan
• PT yang memproduksi obat
• selera
• komposisi obat Faktor 2 :
• warna obat
• bentuk obat
• mudah didapat Faktor 3 :
• kemasan
• harga
3.2.3. Menurut responden yang berusia diatas 30 tahun
Dari hasil pengolahan data pada lampiran 3.3, ditemukan 4 faktor yang menjadi pertimbangan dalam membeli obat rematik dengan
total 70,5 %. Adapun perincian dari masing-masing faktor adalah sebagai berikut :
Faktor 1 :
• PT yang memproduksi obat
• selera
• merek obat
• warna obat Faktor 2 :
• komposisi obat
• bentuk obat
• kecocokan
• mudah didapat Faktor 3 :
• harga Faktor 4 :
• kemasan
3.2.4. Menurut responden dengan status menikah
Dari hasil pengolahan data pada lampiran 3.4, ditemukan 4 faktor yang menjadi pertimbangan dalam membeli obat rematik dengan total 76,1 %. Adapun perincian dari masing-masing faktor adalah sebagai berikut:
Faktor 1 :
• merek obat
• PT yang memproduksi
• sclera
• kecocokan Faktor 2 :
• bentuk obat
• warna obat
• k em as an Faktor 3 :
• mudah didapat Faktor 4 :
• harga
3.2.5. Menurut responden dengan status belum menikah
Dari hasil pengolahan data pada lampiran 3.5, ditemukan 3 faktor yang menjadi pertimbangan dalam membeli obat rematik dengan total 75,5 %. Adapun perincian dari masing-masing faktor adalah sebagai berikut :
Faktor 1 ;
• warna obat
• bentuk obat
• komposisi obat
• merek obat Faktor 2 :
• PT yang memproduksi obat
• selera Faktor 3 :
• harga
• kemasan
3.2.6. Berdasarkan responden yang sakit rematik maksimal 2 kali dalam 1 minggu.
Dari hasil pengolahan data pada lampiran 3.6, ditemukan 3 faktor yang menjadi pertimbangan dalam membeli obat rematik dengan total 65 %. Adapun perincian dari masing-masing faktor adalah sebagai berikut :
Faktor 1 ;
• selera
• PT yang memproduksi obat
• merek obat
• mudah didapat
• warna obat Faktor 2 :
• bentuk obat
• komposisi obat
• kecocokan Faktor 3 ;
• harga
• kemasan
3.2.7. Berdasarkan responden yang sakit rematik lebih dari 2 kali dalam 1 minggu.
Dari hasil pengolahan data pada lampiran 3.7, ditemukan 3 faktor yang menjadi pertimbangan dalam membeli obat rematik dengan total 73 %. Adapun perincian dari masing-masing faktor adalah sebagai berikut:
Faktor 1 :
• merek obat
• selera
• kecocokan
• PT yang memproduksi obat
• komposisi obat
• warna obat Faktor 2 :
• harga
• mudah didapat Faktor 3 :
• kemasan
3.2.8. Menurut alasan sakit karena sering mandi malam
Dari hasil pengolahan data pada lampiran 3.8, ditemukan 4 faktor yang menjadi pertimbangan dalam membeli obat rematik dengan total 70,4 %. Adapun perincian dari masing-masing faktor adalah sebagai berikut :
Faktor 1 :
• sclera
• PT yang memproduksi obat
• merek obat Faktor 2 :
• bentuk obat
• komposisi obat Faktor 3 :
• harga
• mudah didapat
• kecocokan Faktor 4 :
• kemasan
3.2.9. Menurut konsumen yang sembuh setelah makan Afirheuma.
Dari hasil pengolahan data pada lampiran 3.9, ditemukan 4 faktor yang menjadi pertimbangan dalam membeli obat rematik dengan total 74,5 %. Adapun perincian dari masing-masing faktor adalah sebagai berikut :
Faktor 1 :
• selera
• merek obat
• PT. yang memproduksi obat
• kecocokan
• bentuk obat
• warna obat
• komposisi obat Faktor 3 :
• mudah didapat Faktor 4 :
• kemasan
• harga
U J I D E P E N D E N S I
4.1. Tabulasi Silang Antara Usia dengan Frekuensi Sakit Tabel 4-42
Usia dengan Frekuensi Sakit Frekuensi Sakit
seminggu 4 kali
2 U s i a
10-20 th 20-30 th 30-40 th 40-50 th
> 5 0 th T o t a l
seminggu 1 kali
11 8,8 15 13,0
19 15,3
9 16,1
8 8,8
62
seminggu 2 kali
7 7,0
11 10,3
16 12,1
10 12,7
5 7,0
49
seminggu 3 kali
3 4,4
5 6,5
4 7,7
15 8,0 4 4,4
31
3 1 8 6 2,8
T o t a l
23 34 40 12 23
Sumber : lampiran 4.1
Dari tabel diatas, penulis melakukan uji statistik dengan menggunakan analisis Chi Square (lihat lampiran 4.2), dihasilkan nilai sebesar :
X2 uji = 24,74750 Derajat bebas =12
Adapun hipotesa yang timbul adalah :
HQ= tidak ada dependensi antara usia dengan pengeluaran per bulan Hi = ada dependensi antara usia dengan pengeluaran per bulan
Menurut tabel %2, untuk a =0,05 dan df = 12 ditemukan bahwa Xo,o5(i2;= 21,0261.
Dapat dilihat bahwa x2 uji > Xc^oso*. maka Ho ditolak.
Jadi terdapat dependensi antara usia dengan frekuensi sakit rematik yang dirasakan. Artinya adanya ketergantungan antara makin tua usia responden frekuensi sakit yang dirasakan semakin sering.