• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FAKFAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN, PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN FAKFAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERATURAN DAERAH KABUPATEN FAKFAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN, PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN FAKFAK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FAKFAK NOMOR 8 TAHUN 2008

TENTANG

PENCEGAHAN, PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN FAKFAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI FAKFAK,

Menimbang : a. bahwa perkembangan virus HIV dan AIDS di Kabupaten Fakfak dengan jumlah kasusnya terus meningkat dan wilayah penularannya semakin meluas;

b. bahwa virus HIV dan AIDS adalah penyakit yang sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian dalam periode tertentu;

c. bahwa diperlukan kebijakan pencegahan, pengendalian dan penanggulangan virus HIV dan AIDS yang dilaksanakan secara terpadu melalui upaya peningkatan perilaku hidup sehat, pencegahan penularan, pengobatan, perawatan dan dukungan untuk pemberdayaan ODHA serta keluarganya;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut huruf a, b dan c di atas, maka dipandang perlu membentuk dan menetapkan Peraturan Daerah tentang Pencegahan, Pengendalian dan Penanggulangan HIV dan AIDS di Kabupaten Fakfak;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten- Kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2907);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3207);

(2)

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3698);

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671);

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151);

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

(3)

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Tugas Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4737);

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090);

12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1994 tentang Komisi Penanggulangan AIDS;

13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 565/Menkes/Per/Ix/1998 tentang Persetujuan Tindakan Medik ;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Penanggulangan HIV dan AIDS di Daerah;

15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pedoman Operasional Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah Dalam Penegakan Peraturan Daerah;

16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 622/Menkes/sk/VII/1992 tentang Kewajiban Pemeriksaan HIV

pada Darah Donor;

17. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat/Ketua Komisi Penangulangan AIDS Nomor 6/KEP/MENKOKESRA/VI/1994 tentang Susunan, Tugas Dan Fungsi Keanggotaan Komisi Penanggulangan AIDS;

18. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat/ Ketua Komsi Penangulangan AIDS Nomor 9/KEP/MENKOKESRA/VI/1994 tentang strategi Nasional Penanggulangan AIDS di Indonesia;

19. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat/Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Nomor 16/KEP/MENKOKESRA /VII/1996 tentang Pedoman Nasional Penyelenggaraan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia;

(4)

20. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat/Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Nomor 5/KEP/MENKOKESRA /II/1995 tentang Program Nasional Penanggulangan HIV AIDS Pelita VI;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN FAKFAK dan

BUPATI FAKFAK

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENCEGAHAN, PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN FAKFAK

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Fakfak;

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Fakfak;

3. Bupati adalah Bupati Fakfak;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Fakfak;

5. Human Immunedeficiency Virus selanjutnya di singkat HIV adalah Virus yang menyerang sel darah putih yang mengakibatkan menurunnya sistim kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh manusia mudah terserang oleh berbagai macam penyakit;

6. Acquired Immune Deficiency Syndrome selanjutnya disingkat AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh menurunnya sistim kekebalan tubuh manusia akibat inveksi Virus HIV;

7. Lembaga Swadaya Masyarakat selanjutnya disingkat LSM adalah lembaga non Pemerintah yang menyelenggarakan kegiatan penyadaran kemasyarakatan dalam bidang penanggulangan dan pencegahan HIV dan AIDS;

8. Masyarakat adalah setiap orang yang berada di Wilayah Kabupaten Fakfak;

(5)

9. Pencegahan adalah upaya-upaya agar seseorang tidak tertular HIV dan AIDS;

10. Penanggulangan dan Pengendalian adalah upaya-upaya agar wabah HIV dan AIDS tidak meluas di masyarakat;

11. Perilaku Seksual adalah perilaku berganti-ganti pasangan tanpa mengunakan Kondom;

12. Kondom adalah sarung karet yang dipasang pada alat kelamin sebelum melakukan hubungan seksual dengan maksud untuk mencegah penularan penyakit maupun pencegahan kehamilan;

13. Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya selanjutnya disingkat Napza adalah Obat-obatan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1976 dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997;

14. ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS) adalah orang yang sudah terinveksi HIV baik pada tahap belum bergejala maupun yang sudah bergejala;

15. Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten selanjutnya disingkat KPAD Kabupaten adalah Komisi yang ditetapkan oleh Bupati yang melibatkan Lembaga-lembaga Non Pemerintahan yang mempunyai tugas memimpin, mengelola dan mengkoordinasikan serta mengendalikan seluruh kegiatan dalam rangka Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS;

BAB II

OBJEK DAN SUBJEK

Pasal 2

(1) Objek pengaturan Pencegahan, Pengendalian dan Penanggulangan HIV dan AIDS dalam Peraturan Daerah ini adalah semua tempat dimana bisa terjadi penularan HIV dan AIDS;

(2) Tempat sebagaimana dimaksud ayat (1), akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati;

Pasal 3

Subjek Pengaturan Pencegahan, Pengendalian dan Penanggulangan HIV dan AIDS dalam Peraturan Daerah ini adalah seluruh masyarakat dengan perhatian khusus kepada populasi masyarakat yang rentan dan berisiko tinggi untuk penularan HIV dan AIDS.

(6)

BAB III

PENCEGAHAN, PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

Pasal 4

(1) Upaya Pencegahan, Pengendalian dan Penanggulangan HIV dan AIDS dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip-prinsip dasar yang digariskan dalam strategi nasional, yaitu memperhatikan nilai-nilai agama dan adat budaya, memperkokoh ketahanan dan kesejahteraan keluarga, meningkatkan perilaku dan gaya hidup sehat dan bertanggung jawab, menghormati harkat dan martabat ODHA dan keluarganya serta memperhatikan kesetaraan gender;

(2) Pencegahan, Pengendalian dan Penanggulangan HIV dan AIDS diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, LSM dan Masyarakat berdasarkan prinsip kemitraan;

(3) Pemerintah Daerah berkewajiban mengarahkan, menganggarkan, membina dan menciptakan suasana yang mendukung, sedangkan LSM dan Masyarakat menjadi pelaku utama Pencegahan, Pengendalian dan Penanggulangan HIV dan AIDS;

(4) Untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan Penanggulangan HIV dan AIDS di Kabupaten Fakfak dibentuk Komisi Penanggulangan AIDS yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB IV

HAK DAN KEWAJIBAN ODHA

Pasal 5 (1) ODHA Berhak :

a. Dihargai dan mendapat perlakuan yang sama sebagaimana warga negara lainnya;

b. Mendapatkan pekerjaan yang layak;

c. Memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan;

d. Dirahasiakan identitasnya;

e. Mendapatkan konseling dan pelayanan dari Instansi terkait.

(2) ODHA Berkewajiban untuk:

a. Tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain;

b. Memeriksakan kesehatan secara rutin;

c. Memelihara kesehatannya secara maksimal.

(7)

BAB V

KEWAJIBAN PEMERINTAH DAERAH

Pasal 6

Kewajiban Tenaga Medis dan Para Medis di Sektor Kesehatan adalah:

a. Setiap petugas kesehatan wajib menggunakan alat kesehatan yang steril dan setiap donor wajib diskrening HIV dan AIDS, dan Shipilis;

b. Memberikan pelayanan serta konseling dan test HIV dan AIDS secara sukarela;

c. Setiap pemeriksaan untuk mendiagnosa HIV dan AIDS harus didahului dengan penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan yang bersangkutan;

d. Konseling yang memadai wajib diberikan sebelum dan sesudah pemeriksaan, dan hasil pemeriksaan wajib dirahasiakan;

e. Memberikan informasi dan pendidikan kesehatan bagi kelompok sasaran untuk menyediakan kondom.

f. Pemerintah Daerah berkewajiban menyediakan 1 unit transfusi darah berupa (gedung, peralatan dan personil).

BAB VI

PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 7

Setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk berperan serta dalam kegiatan pencegahan, pengendalian dan penanggulangan virus HIV dan penyakit AIDS dengan cara:

a. Berperilaku hidup sehat;

b. Meningkatkan ketahanan keluarga untuk mencegah penularan HIV dan AIDS;

c. Tidak melakukan diskriminasi terhadap ODHA dan keluarganya;

d. Terlibat dalam kegiatan promosi, pencegahan, test dan kerahasiaan, pengobatan, serta perawatan dan dukungan.

(8)

BAB VII PEMBIAYAAN

Pasal 8

(1) Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Peraturan Daerah ini, bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan/atau sumber lain yang sah;

(2) Pertanggungjawaban pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pasal ini, dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIII PENYIDIKAN

Pasal 9

(1) Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diberi kewenangan khusus oleh Undang-Undang untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran/kelalaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10 Peraturan Daerah ini;

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berwenang:

a. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan tentang tindak pidana yang menyangkut pelanggaran HIV dan AIDS;

b. Melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak pidana di bidang penanggulangan HIV dan AIDS;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang sehubungan dengan tindak pidana di bidang penanggulangan HIV dan AIDS;

d. Melakukan pemeriksaan atas surat dan/atau dokumen lain tentang tindak pidana di bidang penanggulangan HIV dan AIDS;

e. Melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti dalam perkara tindak pidana di bidang penanggulangan HIV dan AIDS;

f. Meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang penanggulangan HIV dan AIDS;

g. Menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti yang membuktikan tentang adanya tindak pidana di bidang penanggulangan HIV dan AIDS.

(9)

BAB IX

KETENTUAN SANKSI Pasal 10

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 5 ayat (2) huruf a, dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(2) Tindak pidana sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini adalah pelanggaran.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP Pasal 11

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai peraturan pelaksanaannya, akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 12

Peraturan Daerah ini berlaku sejak tanggal diundangkan .

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Fakfak.

Ditetapkankan di Fakfak

pada tanggal, 25 Februari 2008 BUPATI FAKFAK,

CAP/TTD

WAHIDIN PUARADA

Diundangkan di Fakfak pada tanggal, 11 Maret 2008

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN FAKFAK, CAP/TTD

HAPOSAN LUMBAN RADJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FAKFAK TAHUN 2008 NOMOR 16 Untuk salinan yang sah sesuai dengan aslinya,

KEPALA BAGIAN HUKUM

DORSINTA RL. HUTABARAT, SH PEMBINA/NIP. 640 020 967

(10)

PENJELASAN ATAS RANCANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FAKFAK NOMOR TAHUN 2008

TENTANG

PENCEGAHAN, PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

I. UMUM

HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus menular yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Virus tersebut dapat menimbulkan kumpulan berbagai gejala penyakit atau Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS).

HIV dapat menular melalui rantai penularan HIV, seperti : kelompok rentan, kelompok berisiko tertular , dan kelompok tertular.

Kelompok rentan adalah kelompok masyarakat yang karena lingkup pekerjaannya, lingkungan sosial, rendahnya status kesehatan, ketahanan dan kesejahtreraan keluarga, akan lebih mudah tertular HIV. Kelompok tersebut mencakup orang dengan mobilitas tinggi, remaja, anak jalanan, serta penerimaan transfusi darah.

Kelompok berisiko tertular adalah kelompok masyarakat yang karena perilakunya berisiko tinggi untuk tertular dan menularkan HIV, seperti : penjaja seks, pelanggannya, laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, orang yang berganti-ganti pasangan seksual, pemakai narkoba suntik dan pasangan seksualnya, penerima darah, organ atau jaringan tubuh donor, serta bayi yang dikandung ibu hamil yang mengidap HIV.

Kelompok tertular adalah kelompok masyarakat yang sudah terinfeksi HIV.

Penularan HIV seringkali sangat sulit dipantau atau diawasi. HIV dipandang sebagai virus yang mengancam dan sangat membahayakan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Dalam beberapa kasus, HIV bahkan dipandang sebagai ancaman terhadap keberlanjutan proses peradaban suatu masyarakat karena HIV tidak saja mengancam kehidupan anggota-peranggota keluarga, melainkan juga dapat memutus kelangsungan generasi. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya yang sangat signifikan dalam rangka menjaga hak-hak dasar masyarakat atas derajat kesehatan dan kelangsungan proses peradaban manusia.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, mengamanatkan daerah untuk mempercepat terwujudkan kesejahtraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat.

Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah. Salah satu urusan wajib yang

(11)

menjadi kewenangan pemerintah daerah, baik propinsi maupun kabupaten/kota, adalah penanganan dibidang kesehatan. Penanganan bidang kesehatan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah propinsi diatur dalam Pasal 13 ayat (1) huruf e Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, juga mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan diarahkan pada upaya untuk mempertinggi derajat kesehatan, yang berpengaruh sangat besar terhadap pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia dan merupakan modal bagi pelaksanaan pembangunan.

Penanganan bidang kesehatan diarahkan pada upaya untuk mempertinggi derajat kesehatan, yang pada akhirnya bertujuan untuk mempercepat terwujudnya kesejahtraan masyarakat.

Dalam rangka memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum dalam penanggulangan HIV dan AIDS di Kabupaten Fakfak, Pemerintah Kabupaten Fakfak mengambil kebijakan untuk mengatur penanggulangan HIV dan AIDS dalam suatu Peraturan Daerah. Untuk itu dibentuk Peraturan Daerah tentang Penanggulangan HIV dan AIDS dengan materi mencakup:

- Asas dan tujuan penanggulangan HIV dan AIDS;

- Kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS;

- Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS;

- Peran serta masyarakat;

- Pembiayaan;

- Pembinaan, pengawasan, dan koordinasi;

- Ketentuan penyidik dan;

- Ketentuan pidana;

Manfaat Peraturan Daerah ini bagi masyarakat sangat ditentukan oleh efektifitasnya, dan efektifitas Peraturan Daerah ini sangat ditentukan oleh fungsi-fungsi kelembagaan dan perangkat peraturan pelaksanaan yang diperlukan untuk itu. Oleh karena itu, dalam rangka memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum dalam penanggulangan HIV dan AIDS di Kabupaten Fakfak.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 sampai dengan Pasal 12 Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FAKFAK NOMOR 16

Referensi

Dokumen terkait

Menganalisis tingkat kesejahteraan ekonomi keluarga petani kopi dengan membandingkan tingkat pendapatan rill keluarga petani kopi dengan nilai standar Kebutuhan

Dana alokasi umum adalah semua pengeluaran Negara yang dialokasikan kepada daerah dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah, sebagaimana dimaksud dalam

Fadjroel Rachman President Commissioner Bobby Achirul Awal Nazief Commissioner Wicipto Setiadi Commissioner Rildo Ananda Anwar Commissioner Muchlis Rantoni Luddin

Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis ketiga menunjukan bahwa non performing financing tidak berpengaruh signifikan terhadap kegiatan

Pada tahapan ini, dilakukan pengembangan produk melalui program kegiatan baru (dilakukan dengan uji coba terbatas dan uji coba lebih luas). Dalam uji coba terbatas,

Bagian atas jembatan akan memikul langsung beban – beban lalu lintas diatasnya sedangkan bagian bawah jembatan memikul beban diatasnya dan meneruskan beban

Pada plot penelitian di bawah tajuk pohon yang jumlah pohonnya lebih banyak, suhu udara menjadi lebih dingin dan kelembaban udara relatif menjadi lebih tinggi,

Dimana mutu tempe yang diamati adalah kandungan protein, sifat organoleptik (aroma, warna, tekstur, dan rasa), dan jenis substrat yang digunakan adalah kacang buncis