• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR... 1 RINGKASAN EKSEKUTIF BAB II PERENCANAAN KINERJA A Rencana Strategis & Peta Strategi... 7 B Perjanjian Kinerja...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR... 1 RINGKASAN EKSEKUTIF BAB II PERENCANAAN KINERJA A Rencana Strategis & Peta Strategi... 7 B Perjanjian Kinerja..."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... 1

RINGKASAN EKSEKUTIF... 2

BAB I PENDAHULUAN A Peran Penting Organisasi………... 4

B Isu-Isu Strategis dan Tantangan... 5

BAB II PERENCANAAN KINERJA A Rencana Strategis & Peta Strategi... 7

B Perjanjian Kinerja... 8

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A Gambaran Umum... 11

B Analisis Capaian Kinerja... 13

Analisis IKU S1.1... 13

Analisis IKU S2.1... 18

Analisis IKU C1.1... 20

Analisis IKU B1.1... 23

Analisis IKU B2.1... 25

Analisis IKU B3.1... 26

Analisis IKU L1... 27

C Realisasi Anggaran………..………. 30

BAB IV PENUTUP………. 31 LAMPIRAN

(3)

KATA PENGANTAR

Tahun 2021 masih merupakan tahun penuh tantangan bagi diplomasi Indonesia. Pandemi Covid-19 yang masih berlanjut menuntut Kementerian Luar Negeri untuk terus berkinerja di tengah berbagai perubahan yang berlangsung begitu cepat. Puji syukur, Sekretariat Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral (Setditjen KSM), sebagai salah satu unit penunjang diplomasi multilateral Indonesia, telah berhasil menjaga komitmen dalam menuntaskan target kinerja yang telah ditetapkan, sehingga dapat terus berkontribusi mendukung capaian kinerja Kementerian Luar Negeri.

Laporan Kinerja Setditjen KSM Tahun 2021 menggambarkan hasil dari upaya-upaya Setditjen KSM yang terus berkinerja di tengah pandemi. Melalui Laporan Kinerja ini, diharapkan para pihak yaitu pihak internal, pemangku kepentingan, maupun masyarakat dapat mengetahui dengan jelas proses perencanaan kinerja yang telah dilakukan, capaian-capaian yang telah diraih, dan kendala serta tantangan dalam rangka pelaksanaan tugas Setditjen KSM selama tahun 2021.

Berbagai keberhasilan yang dipaparkan bukan berarti dilalui tanpa aral. Namun demikian berbagai permasalahan, dan hambatan tersebut telah ditindaklanjuti berkat komitmen tinggi rekan-rekan Setditjen KSM serta kerja sama yang berjalan baik dengan pihak-pihak internal Kemenlu maupun dengan para pemangku kepentingan.

Kami berharap bahwa Setditjen KSM akan dapat lebih meningkatkan kinerja dengan memanfaatkan peluang yang tersedia, serta mengatasi semaksimal mungkin tantangan yang ada dalam upaya mencapai kinerja Setditjen KSM yang lebih baik, transparan, dan akuntabel.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

Anita L. Luhulima NIP. 19670601 199307 2 001

(4)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Setditjen KSM Tahun 2021 memuat perencanaan dan pelaporan kinerja Setditjen KSM dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai salah satu unit penunjang diplomasi multilateral Indonesia. Laporan merinci target-target kinerja Setditjen KSM dan menjelaskan analisis capaian kinerja dan realisasi anggaran selama tahun 2021.

Pada tahun 2021 Setditjen KSM mencatat kinerja sebesar 103,13%. Nilai ini didapatkan dari 7 Sasaran Strategis Setditjen KSM yang diturunkan ke dalam 7 Indikator Kinerja Utama. Adapun capaian utama Setditjen KSM adalah keberhasilan terpilihnya Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi sebagai Co-Chair COVAX Advance Market Commitment (AMC) Engagement Group (EG) dari penerima dana AMC pada pemilihan

yang berlangsung secara virtual di Jenewa, 8 Januari 2021. Selain itu melalui rangkaian proses optimalisasi keanggotaan Indonesia telah tersusun rancangan Keputusan Presiden (Keppres) tentang Penetapan Keanggotaan Indonesia pada Organisasi Internasional (OI), dan rancangan Peraturan Menteri Luar Negeri (Permenlu) Peraturan Pelaksanaan Peraturan Presiden (Perpres) No. 30 Tahun 2019 tentang Keanggotaan dan Kontribusi Indonesia pada OI.

Setditjen KSM mencatat serapan anggaran sebesar Rp1.084.929.136.053 atau 99,49%

dari pagu yang ditetapkan setelah revisi anggaran sebesar Rp1.090.524.188.000.

Pada tahun 2021, Setditjen KSM berupaya untuk mencapai target kinerja melalui berbagai upaya optimalisasi di tengah keterbatasan aktivitas dan mobilitas karena masih berlanjutnya pandemi Covid-19. Pelaksanaan anggaran, metode kerja serta agenda kegiatan Setditjen KSM telah beradaptasi dengan kondisi pandemi yang berlanjut di tahun 2021 sehingga Setditjen KSM berhasil mempertahankan capaian kinerja yang memuaskan.

(5)
(6)

Sasaran Strategis Setditjen KSM

Sasaran Strategis S2, C2, & L1 Kementerian Luar

Negeri

RPJMN 2020-2024:

Agenda Pembangunan ke-7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Peran Penting Organisasi

Mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kemenlu Tahun 2020-2024, Setditjen KSM merupakan salah satu unit penunjang Sasaran Strategis Kemenlu berikut:

1. (S2) Kepemimpinan dan peran Indonesia yang berpengaruh di tingkat regional dan global.

2. (C2) Dukungan dan komitmen nasional atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan internasional yang tinggi.

3. (L1) Infrastruktur diplomasi yang kuat.

Lebih lanjut, tugas dan fungsi Setditjen KSM juga berperan penting dalam mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024, khususnya pada Aspek Tata Kelola Agenda Pembangunan ke-7, yakni “Pemanfaatan keanggotaan Indonesia pada organisasi/forum internasional dan penataan peran, serta fungsi K/L dalam pelaksanaan kebijakan luar negeri”.

Tugas dan fungsi Setditjen KSM diatur dalam Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 2 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri. Secara umum, fungsi pertama adalah memberikan dukungan manajemen dan teknis untuk pencapaian sasaran kerja Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral (Ditjen KSM), termasuk dalam aspek infrastruktur diplomasi. Sedangkan fungsi kedua adalah fungsi pengelolaan keanggotaan Indonesia dalam berbagai Organisasi Internasional (OI). Pengelolaan keanggotaan Indonesia mencakup pengelolaan kontribusi pada OI, pengelolaan pencalonan untuk mengisi posisi-posisi strategis pada OI, dan fasilitasi pengisian lowongan jabatan pada OI.

Fungsi-fungsi tersebut di atas dijalankan melalui struktur organisasi sebagaimana berikut:

(7)

Setditjen KSM saat ini memiliki jumlah PNS sebanyak 31 dari 77 rumah jabatan yang disediakan atau baru memenuhi 40% kebutuhan pegawai. Selain PNS, terdapat 9 orang PPNPN yang juga menjadi pendukung kinerja Setditjen KSM.

B. Isu-Isu Strategis dan Tantangan

Dalam melaksanakan fungsi dukungan manajemen, terdapat beberapa isu strategis dan tantangan yang mempengaruhi pelaksanaan tugas di tahun 2021 yaitu:

1. Telah diundangkannya Permenlu Nomor 6 tahun 2021 tentang SOTK Kemenlu.

Merujuk pada Permenlu tersebut, telah dilaksanakan restrukturisasi bagian- bagian pada Setditjen KSM. Namun demikian, hingga akhir tahun 2021, tugas dan fungsi Setditjen KSM masih dilakukan berdasarkan mandat Permenlu Nomor 2 Tahun 2016.

2. Beberapa kendala akibat pandemik Covid-19 yaitu diberlakukannya PPKM ketat selama 3 bulan dan perubahan format dan jadwal kegiatan, telah mempengaruhi pelaksanaan tugas dan fungsi Setditjen KSM dalam mendukung kelancaran proses bisnis organisasi.

3. Kurang seimbangnya realisasi kinerja dan penyerapan anggaran mengingat kegiatan yang terlaksana secara virtual cenderung lebih efisien dari sisi anggaran.

4. Dari sisi SDM, belum terpenuhinya formasi pegawai masih menjadi salah satu tantangan pelaksanaan tugas di tahun 2021. Saat ini, kebutuhan pegawai Setditjen KSM baru terpenuhi 40%.

Setditjen KSM

Bagian Perencanaan dan Organisasi

Subbagian Perencanaan

Subbagian Organisasi dan Tata Laksana

Subbagian Monitoring dan Evaluasi

Bagian Umum dan Kepegawaian

Subbagian Perlengkapan

Subbagian Rumah Tangga

Subbagian Kepegawaian

Bagian Keuangan

Subbagian Penyusunan Anggaran

Subbagian Pelaksanaan Anggaran

Subbagian Akuntansi dan Pelaporan Anggaran

Bagian Tata Usaha dan Kertas Kerja

Subbagian Tata Usaha Pimpinan

Subbagian Analisis Data, Penyusunan Kertas Kerja

dan Pelaporan

Subbagian Publikasi, Dokumentasi dan

Kearsipan

Bagian Keanggotaan dan Kontribusi Indonesia

pada Organisasi Internaisonal

Subbagian Keanggotaan

Subbagian Kontribusi

Subbagian Pencalonan

Subbagian Peluang Kerja dan Pengadaan pada Organisasi Internasional

(8)

Dari sekian target kinerja Setditjen KSM, terdapat tiga tugas utama yang berdampak strategis terhadap kepentingan nasional Indonesia pada tahun 2021, yakni:

1. Mengoordinasikan pencalonan Menlu RI sebagai Co-Chair COVAX Advance Market Commitment (AMC) Engagement Group (EG).

2. Mengoordinasikan penyusunan Rancangan Keppres Penetapan Keanggotaan Indonesia pada Organisasi Internasional (saat ini dalam tahap pembubuhan tanda tangan Menteri PPN dan Menteri Keuangan).

3. Mengoordinasikan tindak lanjut pengundangan Rancangan Permenlu tentang Peraturan Pelaksanaan Perpres Nomor 30 Tahun 2019 tentang Keanggotaan dan Kontribusi Indonesia pada Organisasi Internasional.

Ketiganya bukan tugas yang mudah mengingat pada tahun 2021, pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan terbesar untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.

Prioritas diplomasi tahun 2021 berfokus pada diplomasi kesehatan, penyediaan vaksin, dan economic recovery. Oleh karena itu, peran aktif Indonesia dalam hal ini Menlu RI sebagai Co-Chair pada COVAX AMC EG dan penyesuaian anggaran pada kontribusi, merupakan hal yang sangat penting dan strategis untuk kebangkitan ekonomi Indonesia.

Laporan Kinerja ini akan membahas secara lebih rinci upaya Setditjen KSM menangani isu-isu strategis yang menjadi tanggung jawabnya di tengah banyaknya perubahan dan ketidakpastian yang ada selama masa pandemi.

(9)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis & Peta Strategi

Berdasarkan Renstra Tahun 2020-2024, Setditjen KSM memiliki Visi dan Misi berikut:

VISI

Menjadi Satuan Kerja Pendukung Manajemen yang Kuat untuk mewujudkan Diplomasi Kerja Sama Multilateral yang

Aktif dan Efektif.

MISI

1. Meningkatkan Peran dan Kinerja Keanggotaan Indonesia pada Organisasi Internasional

2. Mengoptimalkan Pencalonan Indonesia dan/atau Individu Indonesia Pada Jabatan Strategis Organisasi Internasional

3. Melibatkan seluruh pemangku kepentingan sesuai agenda nasional

4. Memperkuat Tata Kelola dan Infrastruktur Organisasi yang Kuat dalam Rangka Pemberian Pelayanan Prima

Visi dan Misi yang telah ditetapkan kemudian diterjemahkan ke dalam 7 Sasaran Strategis Setditjen KSM yang dibagi berdasarkan 4 perspektif dengan menggunakan metode balanced scorecard. Secara umum, metode ini digunakan untuk menilai kinerja Setditjen KSM agar tidak hanya memenuhi aspek akuntabilitas namun juga aspek orientasi pada hasil. Ketujuh Sasaran Strategis dimaksud terbagi lagi menjadi 7 Indikator Kinerja Utama (IKU), yang kemudian dituangkan ke dalam Perjanjian Kinerja (PK). IKU inilah yang menjadi target kinerja Setditjen KSM selama tahun 2021.

(10)

S A S A R A N S T R A T E G I S

Stakeholders Perspective

Customer Perspective

Internal Business Process

Perspective

Learning &

Growth Perspective

B. Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja Setditjen KSM Tahun 2021 memuat 7 IKU beserta angka target yang harus dipenuhi di akhir tahun 2021. Berlanjutnya pandemi Covid-19 masih berdampak pada upaya pencapaian kinerja. Namun demikian, Setditjen KSM tetap mempertahankan target pada PK.

S1. Kepemimpinan dan Peran Indonesia yang berpengaruh

dalam forum kerja sama multilateral

S2. Tata kelola organisasi yang baik di Direktorat Jenderal

Kerja Sama Multilateral

C1. Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan dalam forum kerja sama multilateral

B1. Sarana dan prasarana yang memadai di Direktorat Jenderal Kerja

Sama Multilateral

B2. Pengelolaan anggaran yang optimal

di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

B3. Peningkatan kapasitas terkait isu-isu multilateral yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

L1. Tata kelola organisasi yang baik di Sekretariat Direktorat

Jenderal Kerja Sama Multilateral

(11)

Kode

SS Sasaran Program Kode

IKU Indikator Kinerja Utama (IKU) Target 2021

(1) (2) (3) (4) (5)

Stakeholders Perspective

S1

Kepemimpinan dan peran Indonesia yang berpengaruh dalam forum kerja sama multilateral

S1.1

Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum kerja sama multilateral

93%

S2

Tata kelola organisasi yang baik di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

S2.1 Nilai evaluasi AKIP Direktorat

Jenderal Kerja Sama Multilateral 79 (BB)

Customer Perspective

C1

Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan dalam forum kerja sama multilateral

C1.1

Persentase rekomendasi dari forum kerja sama multilateral yang ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan nasional

92,5%

Internal Business Process Perspective

B1

Sarana dan prasarana yang memadai di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

B1.1 Sarana dan prasarana yang

dipenuhi sesuai dengan rencana 100%

B2

Pengelolaan anggaran yang optimal di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

B2.1 Nilai Kinerja Anggaran di Direktorat

Jenderal Kerja Sama Multilateral 91

B3

Peningkatanan kapasitas terkait isu-isu multilateral yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

B3.1 Indeks peningkatan kapasitas

peserta terkait isu-isu Multilateral 3 (skala 4)

Learning & Growth Perspective

L1

Tata kelola organisasi yang baik di Sekretariat Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

L1.1

Nilai evaluasi AKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

79 (BB)

(12)

Dari sisi anggaran, Setditjen KSM mendapatkan pagu awal sebesar Rp918.150.371.000. Namun adanya pandemi Covid-19 membuat pagu Ditjen KSM mengalami 2 kali penyesuaian yaitu pemotongan, lalu dengan adanya Anggaran Belanja Tambahan (ABT) untuk iuran kontribusi, pagu akhir Setditjen KSM adalah Rp1.090.524.188.000.

No. Kegiatan Pagu Anggaran (Rp)

1 Peningkatan Peran dan Kepemimpinan Indonesia dalam

Kerja Sama Multilateral 910.622.600.000

2 Program Dukungan Manajemen 7.527.771.000

Pagu Anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Kerja Sama

Multilateral 2021 918.150.371.000

Pagu Anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Kerja Sama

Multilateral 2021 (setelah revisi) 1.090.524.188.000

(13)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Gambaran Umum

Capaian kinerja Setditjen KSM pada tahun 2021 secara keseluruhan adalah sebesar 103,13%. Terdapat peningkatan jika dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2020 yang mencapai 101,79%. Kenaikan capaian tersebut merupakan upaya dan kerja keras dari Setditjen KSM untuk dapat terus mendukung diplomasi multilateral Indonesia.

Walaupun situasi pandemi masih berlanjut, Setditjen KSM telah berhasil memenuhi target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja di tahun 2021. Kenaikan pencapaian kinerja ini juga didukung oleh pagu anggaran yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Seperti di tahun 2020, pandemi Covid-19 juga memiliki dampak yang signifikan terhadap metode kerja dan agenda-agenda kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya.

Dapat dikatakan, kinerja Setditjen KSM sudah sangat baik dan optimal di tengah keterbatasan yang ada. Di tengah keterbatasan ini pula, Setditjen KSM pada tahun ini telah berhasil meningkatkan nilai AKIP Ditjen KSM dan Setditjen KSM.

Sementara itu dari sisi anggaran, Setditjen KSM telah merealisasikan anggaran sebesar Rp1.084.929.136.053 atau 99,49% dari pagu yang ditetapkan setelah revisi sebesar Rp1.090.524.188.000. Realisasi tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2020 yang mencapai 99,67%. Anggaran yang tidak terserap sebagian besar merupakan sisa anggaran pembayaran iuran kontribusi yang pada saat akhir tahun anggaran belum memperoleh permohonan pembayaran dari pihak Organisasi Internasional. Sementara itu, sisa lainnya merupakan sisa anggaran operasional yang tidak terserap secara maksimal akibat dampak pandemi terhadap mekanisme kerja WFO dan WFH.

Tabel Capaian Kinerja Organisasi Setditjen KSM TA 2021

No. Perspektif Bobot Capaian

1 Stakeholders 25% 96,27%

2 Customer 15% 118,92%

3 Internal Business Process 30% 104,51%

4 Learning & Growth 30% 99,56%

Nilai Kinerja Organisasi 103,13%

101,50% 105,62% 101,79% 103,13%

90,00%

100,00%

110,00%

CAPAIAN S ET D ITJ EN KS M 2018 -2021

(14)

Realisasi dan capaian Setditjen KSM tahun 2021 berikut perbandingannya dengan tahun 2020 tercermin dalam kedua tabel berikut.

Tabel Realisasi & Capaian Setditjen KSM Tahun 2021 & 2020

Sasaran IKU Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

2021 2020

S1

Kepemimpinan dan peran Indonesia yang berpengaruh dalam forum kerja sama multilateral

S1.1

Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum kerja sama multilateral

93% 85,71% 92,16% 93% 100% 107,53%

S2

Tata kelola organisasi yang baik di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

S2.1

Nilai evaluasi AKIP Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

79

(BB) 79,29 100,37% 78

(BB) 77,04 98,77%

C 1

Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan dalam forum kerja sama multilateral

C1.1

Persentase rekomendasi dari forum multilateral yang

ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan nasional

92,5% 110% 118,92% 92,5% 100% 108,11%

B 1

Sarana dan prasarana yang memadai di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

B1.1

Sarana dan prasarana yang dipenuhi sesuai dengan rencana

100% 100% 100% 100% 100% 100%

B 2

Pengelolaan anggaran yang optimal di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

B2.1

Nilai kinerja anggaran di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

91 93,3 102,53% 90 96,25 106,94%

B 3

Peningkatan kapasitas terkait isu-isu multilateral yang

diselenggarakan Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

B3.1

Indeks peningkatan kapasitas peserta terkait isu-isu Multilateral

3 (skala

4)

3,33 111% 95% 90% 94,74%

L1

Tata kelola organisasi yang baik di Sekretariat Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

L1.1

Nilai evaluasi AKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

79 78,65 99,56% 78 77 98,72%

(15)

B. Analisis Capaian Kinerja

Bagian ini akan menganalisis satu per satu IKU Setditjen KSM yang memuat analisis umum, perbandingan capaian IKU dengan tahun 2020, faktor yang mendukung keberhasilan atau kurang optimalnya pencapaian, upaya untuk efisiensi sumber daya, dan proyeksi ke depan untuk meningkatkan capaian IKU.

Stakeholders Perspective

(S1) KEPEMIMPINAN DAN PERAN INDONESIA YANG BERPENGARUH DALAM FORUM KERJA SAMA MULTILATERAL

B.1. Analisis IKU S1.1 Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum kerja sama multilateral

Sasaran Strategis S1 bertujuan untuk mengukur sejauh mana diplomasi Indonesia bekerja untuk tidak hanya dapat berperan aktif namun juga memiliki kedudukan strategis di forum kerja sama multilateral. Sasaran Strategis S1 kemudian diturunkan menjadi IKU S1.1 Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum kerja sama multilateral.

IKU S1.1 berkontribusi langsung terhadap SS S2 Kemlu yakni “Kepemimpinan dan Peran Indonesia yang Berpengaruh di Tingkat Regional dan Global”. Lebih jauh, SS S1.1 juga merupakan bagian dari upaya Pemerintah untuk mewujudkan Agenda Pembangunan ke-7 RPJMN 2020-2024, khususnya Aspek Tata Kelola yang mencakup pemanfaatan keanggotaan Indonesia pada organisasi/forum internasional, dan penataan peran, serta fungsi Kementerian/Lembaga (K/L) dalam pelaksanaan kebijakan luar negeri.

Adapun persentase kepemimpinan Indonesia diukur dari jumlah pertemuan yang dipimpin oleh Indonesia dan jumlah pencalonan Indonesia yang berhasil.

IKU S1.1 Informasi Kinerja Jumlah

Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum kerja sama multilateral

Jumlah pertemuan yang dipimpin Indonesia + pencalonan yang berhasil* (realisasi riil dari baseline target/ variabel 1 pada e-Kinerja)

12

Jumlah pertemuan yang disepakati untuk dipimpin Indonesia +

pencalonan yang diusulkan (baseline target dalam setahun/ variabel 2 pada e-Kinerja)

14

Realisasi ((variabel 1/variabel 2) * 100%)

85,71%

(16)

Target (sesuai Perjanjian Kinerja 2021)

93%

Capaian ((Realisasi/Target) * 100%) 92,16%

Batas Toleransi (jika Capaian melebihi 120%)

120%

*Pencalonan yang berhasil: terpilihnya Indonesia, baik dalam kapasitas negara maupun individu yang mewakili Pemerintah Indonesia, pada suatu pemilihan untuk mengisi posisi atau jabatan strategis di organisasi internasional yang mana Indonesia merupakan anggota

Sasaran IKU Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

2021 2020

S1

Kepemimpinan dan peran Indonesia yang berpengaruh dalam forum kerja sama multilateral

S1.1

Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum kerja sama multilateral

93% 85,71% 92,16% 93% 100% 107.53%

Berdasarkan kedua tabel di atas, realisasi IKU S1.1 Setditjen KSM tahun 2021 tercatat mencapai 85,71%, lebih rendah dari target yang telah ditetapkan yakni 93%. Dari realisasi tersebut, didapat capaian IKU S1.1 sebesar 92,16%. Capaian dan realisasi memang mengalami penurunan dari tahun 2020, yang mencatat realisasi sebesar 100%

dan capaian sebesar 107,53%. Hal ini diakibatkan ketidakberhasilan 2 (dua) pencalonan individu. Ketidakberhasilan pencalonan, khususnya pencalonan individu pada umumnya diakibatkan oleh kurang maksimalnya penggalangan dukungan di saat pandemi yang banyak dilakukan melalui metode virtual dan terdapatnya unwritten rules pada OI, khususnya OI komoditas.

Faktor lain yang perlu diperhatikan pada saat pencalonan individu, diantaranya adalah keaktifan instansi penjuru/pengampu pada OI tersebut sehingga selain mengenal delegasi dari negara lain, juga mengenal pihak Sekretariat OI. Hal tersebut perlu dipunyai dalam rangka pendekatan lebih intens dan juga untuk mengetahui informasi- informasi lain terkait posisi negara-negara anggota.

Selain itu, salah satu faktor kurang optimalnya keberhasilan pencalonan dikarenakan kondisi pandemi yang masih berlangsung sehingga penggalangan dukungan untuk pencalonan dilakukan secara virtual, yang tidak seefektif penggalangan dukungan secara fisik. Penggalangan fisik jelang pemilihan terbukti merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perolehan suara. Sebagaimana pemilihan sebelum pandemi, tambahan perolehan suara yang diperoleh jelang pemilihan dapat mencapai 30 – 40 suara.

Adapun rincian output yang menjadi capaian IKU S1.1 adalah sebagai berikut:

(17)
(18)

Pertemuan

1. Dirjen KS Multilateral bersama dengan Ambassador for People Smuggling and Human Trafficking DFAT Australia, Lucienne Manton telah menjadi Co-host pada pertemuan Bali Process Steering Group Senior Officials’ Meeting (SG SOM) pada 20 Agustus 2021. Pertemuan ini bertujuan untuk mempersiapkan Bali Process Ministerial Conference ke-8 tahun 2022 serta menggali masukan strategis terkait tantangan ke depan Bali Process yang memerlukan pertimbangan dan arahan di tingkat Menteri.

2. Peran Indonesia dalam Alliance for Multilateralism Informal Ministerial Meeting of D-8 dan Article XIV Conference of the Comprehensive Nuclear Test-ban Treaty dalam SMU PBB September 2021.

3. Peran Indonesia dalam SOM MIKTA 12 Agustus 2021 dalam rangka persiapan FMM MIKTA.

4. Peran Indonesia dalam debat majelis umum (MU) PBB mengenai Palestina, New York, 20 Mei 2021.

Kendala dan Tantangan

Secara umum, pandemi Covid-19 menjadi kendala dan tantangan utama dalam pencapaian target, sebagaimana tercermin dalam hal-hal berikut:

1. Masih jarangnya pertemuan serta penggalangan dukungan pencalonan secara fisik menjadi tantangan tersendiri untuk tetap dapat mencapai target capaian yang diharapkan.

2. Banyak terdapat kegiatan yang di reschedule atau penggantian dari pertemuan offline dengan hybrid, mengingat terdapat pembatasan mobilitas akibat situasi pandemi yang tidak menentu. Hal ini sangat berpengaruh, terutama jika penggantian sistem pertemuan yang tidak dibarengi dengan perubahan aturan terkait pemilihan. Misalnya tidak adanya sistem proxy dimana delegasi negara anggota yang tidak dapat hadir ke pemilihan diperbolehkan untuk menitipkan suaranya ke delegasi negara anggota yang hadir. Sehingga mengurangi jumlah dukungan bagi Indonesia.

3. Adanya keputusan mengajukan Indonesia dalam suatu pencalonan secara mendadak (kurang dari setahun dari pemilihan), mengakibatkan anggaran tidak sesuai dengan rencana kerja, penggalangan tidak maksimal dan mengambil kemungkinan dukungan bagi Indonesia melalui perjanjian saling dukung, terutama bagi pencalonan lain di saat yang sama dan sudah dijadwalkan.

4. Kurang seimbangnya realisasi kinerja dan penyerapan anggaran mengingat kegiatan yang terlaksana secara virtual cenderung lebih efisien dari sisi anggaran.

Solusi yang Telah Dilakukan

Untuk mengatasi kendala tersebut di atas, solusi yang diterapkan oleh Setditjen KSM adalah dengan melakukan langkah-langkah berikut:

(19)

1. Memaksimalkan penggalangan dukungan secara virtual dengan memfokuskan pada substansi kampanye.

2. Koordinasi secara rutin dengan Perwakilan serta Sekretariat dari OI untuk mengantisipasi perubahan jadwal atau format sidang.

3. Menyusun strategi pencalonan yang lebih taktis, seperti penyampaian notifikasi yang lebih awal kepada Sekretariat OI.

4. Meningkatkan koordinasi dengan para pemangku kepentingan seperti Instansi Pengampu untuk memetakan penjadwalan pencalonan.

5. Mengoptimalkan penggunaan dan distribusi anggaran.

Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Efisiensi penggunaan sumber daya di Setditjen KSM dilakukan sejalan dengan efisiensi anggaran selama masa pandemi. Efisiensi ini dilakukan melalui optimalisasi jalur komunikasi virtual, penentuan skala prioritas kegiatan, dan distribusi pegawai yang optimal pada kegiatan-kegiatan yang ada.

Upaya efisiensi tersebut juga terbantu dengan semakin meningkatnya postur Indonesia di komunitas internasional, yang pada tahun 2021 menjabat sebagai anggota di dua badan utama PBB, yaitu Dewan HAM dan ECOSOC, serta kepemimpinan Indonesia sebagai Co-Chair COVAX AMC EG. Meningkatnya postur Indonesia tersebut secara tidak langsung berdampak pada meningkatnya kepercayaan dunia terhadap kepemimpinan Indonesia di berbagai forum dan pencalonan.

Proyeksi ke Depan

Dengan memperhatikan situasi pandemi yang semakin membaik, diperkirakan pola pelaksanaan kegiatan pada TA 2022 secara bertahap akan dilakukan secara fisik.

Dalam perencanaan di tahun 2022 pelaksanaan kegiatan/pertemuan/negosiasi yang berskala internasional masih membuka tiga opsi yaitu secara virtual, hybrid atau fisik memperhatikan perkembangan kondisi pandemi. Jika keadaan belum dapat kembali normal, penyesuaian strategi pelaksanaan kegiatan perlu kembali diberlakukan agar target kinerja dan anggaran dapat dicapai secara optimal.

Terkait pencalonan, Setditjen KSM terus mempererat koordinasi dengan Perwakilan serta K/L, baik secara formal maupun informal untuk merumuskan strategi pencalonan Indonesia serta terus meningkatkan kualitas dan keakuratan database pencalonan Indonesia guna menghasilkan rekomendasi strategi pencalonan Indonesia yang lebih baik.

Adapun beberapa kegiatan utama IKU S1.1 yang diproyeksikan untuk tahun 2022 adalah sebagai berikut:

1. Pencalonan untuk pemillihan Council of International Civil Aviation Organization (ICAO) part 3 periode 2022-2025 di Montreal, Oktober 2022.

(20)

2. Pencalonan untuk Council of International Telecommunication Union (ITU) 2023- 2026 di Bucharest, Romania, Oktober 2022.

3. Pencalonan Dr. Meiditomo Sutyarjoko sebagai anggota Radio Regulation Board (RRB) pada ITU periode 2023-2028 di Bucharest, Romania, Oktober 2022.

4. Penyelenggaraan berbagai forum internasional.

(S2) TATA KELOLA ORGANISASI YANG BAIK DI DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL

B.2. Analisis IKU S2.1 Nilai evaluasi AKIP Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

Sasaran Strategis S2 mengukur kemajuan beberapa instrumen pengelolaan organisasi di tingkat Ditjen KSM, diantaranya berupa proses, kebiasaan, kebijakan, dan aturan yang dapat mendukung terciptanya organisasi yang akuntabel dan berorientasi pada hasil.

SS S2 diukur berdasarkan nilai AKIP yang secara periodik dilaksanakan oleh Itjen.

Sasaran IKU Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

2021 2020

S2

Tata kelola organisasi Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral yang baik

S2.1

Nilai evaluasi AKIP Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

79 (BB) 79,29 100,37% 78

(BB) 77,04 98,77%

Berdasarkan Laporan Hasil Evaluasi Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Tahun 2020 yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal (Itjen), Ditjen KSM mendapatkan nilai AKIP sebesar 79,29 (BB – Sangat Baik) dari target yang ditetapkan sebesar 79. Sehingga, didapat capaian sebesar 100,37%. Realisasi dan capaian nilai AKIP naik dari periode sebelumnya yang berada di angka 77,04 dengan capaian sebesar 98,77%.

Berdasarkan penilaian dari Itjen, peningkatan nilai AKIP tersebut disebabkan oleh adanya perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan dokumen AKIP serta peningkatan capaian kinerja, antara lain:

1. Peningkatan kualitas informasi kinerja dalam Laporan Kinerja tahun 2020.

2. Peningkatan realisasi capaian dari target yang telah ditetapkan pada tahun 2020.

3. LKj telah menyajikan informasi tentang analisis efisiensi penggunaan sumber daya.

4. Target kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja dapat terealisasi sesuai target, terlebih terdapat realisasi kinerja yang melampaui target.

(21)

Sepanjang TA 2021, Ditjen KSM telah senantiasa menyelenggarakan Rapat Koordinasi dengan seluruh unit eselon II Ditjen KSM dalam setiap tahapan SAKIP baik perencanaan, pengukuran, serta pelaporan kinerja.

Kendala dan Tantangan

Beberapa kendala yang dialami dalam pencapaian IKU ini di antaranya yaitu:

1. Tingkat mutasi SDM yang cukup tinggi pada Ditjen KSM yang mempengaruhi kesinambungan peran aktif pejabat pengelola kinerja organisasi.

2. Tingkat pemahaman yang belum merata terkait SAKIP dan penggunaan aplikasi berbasis online untuk metode pengukuran kinerja.

3. Belum adanya pejabat fungsional yang khusus menangani isu pengelolaan kinerja organisasi. Saat ini pelaksanaan SAKIP masih banyak dilakukan oleh fungsional diplomat yang juga sudah disibukkan oleh tugas-tugas utamanya.

Solusi – Solusi yang Telah Dilakukan

Ditjen KSM telah berupaya untuk mengatasi kendala tersebut melalui efisiensi sumber daya berupa optimalisasi penggunaan aplikasi perencanaan, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan dan juga penyelenggaraan Rapat Koordinasi/Dialog Kinerja yang bersifat rutin dengan seluruh unit eselon II Ditjen KSM dalam setiap tahapan SAKIP baik perencanaan, pengukuran serta pelaporan kinerja.

Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Setditjen KSM mengoptimalisasikan penggunaan aplikasi guna memantau capaian E- Kinerja dari masing-masing unit eselon II.

Proyeksi ke Depan

Untuk proyeksi ke depannya, pelaksanaan Bimtek bagi pegawai pengelola kinerja organisasi perlu untuk diintensifkan dan dilaksanakan pada awal tahun untuk aplikasi E-

(22)

Kinerja dan pada triwulan III untuk persiapan pembuatan laporan kinerja. Selain itu, perekrutan fungsional yang khusus menangani pengelolaan kinerja organisasi juga perlu dilakukan. Hal ini mengingat beban kerja untuk isu pengelolaan kinerja organisasi sudah semakin kompleks dan juga sudah menjadi salah satu prioritas utama Kemenlu.

Customer Perspective

(C1) DUKUNGAN DAN KOMITMEN NASIONAL YANG TINGGI ATAS KEBIJAKAN LUAR NEGERI DAN KESEPAKATAN DALAM FORUM KERJA SAMA

MULTILATERAL

B.3. Analisis IKU C1.1 Persentase rekomendasi dari forum kerja sama multilateral yang ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan nasional

Sasaran Strategis C1 bertujuan untuk mengukur sejauh mana rekomendasi atau kesepakatan dalam forum multilateral telah ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan nasional. SS C1 – IKU C1.1 terefleksikan dalam fungsi Setditjen KSM sebagai pengelola keanggotaan Indonesia pada OI. Dalam IKU ini, Setditjen KSM bekerja sama dengan K/L lain yang merupakan bagian dari Kelompok Kerja Keanggotaan dan Kontribusi Indonesia pada Organisasi Internasional (Pokja KKOI), menjalankan berbagai kegiatan untuk mengkaji dan mengoptimalkan keanggotaan Indonesia pada OI. IKU C1.1 berkontribusi langsung terhadap Sasaran Strategis C2 Kemlu yakni “Dukungan dan komitmen nasional atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan internasional yang tinggi”.

IKU C1.1 Informasi Kinerja Jumlah

Persentase rekomendasi dari forum kerja sama multilateral yang ditindaklanjuti oleh

pemangku kepentingan nasional

Jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti oleh stakeholders

10

Jumlah rekomendasi yang

ditindaklanjuti di luar perencanaan (pop-up)

1

Jumlah total rekomendasi yang ditindaklanjuti + pop-up (realisasi riil dari baseline target/ variabel 1 pada e-Kinerja)

11

Jumlah total kesepakatan multilateral yang perlu ditindaklanjuti(baseline target dalam setahun/ variabel 2 pada e-Kinerja)

10

Realisasi ((variabel 1/variabel 2) * 100%)

110%

(23)

Target (sesuai Perjanjian Kinerja 2021)

92.5%

Capaian ((Realisasi/Target) * 100%) 118,92%

Batas Toleransi (jika Capaian melebihi 120%)

120%

Sasaran IKU Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

2021 2020

C1

Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan dalam forum multilateral

C1.1

Persentase rekomendasi dari forum kerja sama

multilateral yang ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan nasional

92,5% 110% 118,92% 92,5% 100% 108,11%

Realisasi IKU C1.1 Setditjen KSM di tahun 2021 mencapai 110% dari target yang sudah ditetapkan sebesar 92,5%, sehingga didapat capaian sebesar 118,92%. Realisasi maupun capaian naik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 108,11% dengan target yang tetap yaitu 92,5%.

Kenaikan ini disebabkan oleh faktor teknis metode perhitungan dan faktor kenaikan kinerja. Terkait faktor teknis, terdapat perbedaan perhitungan metode capaian dibanding tahun sebelumnya, termasuk di IKU C1.1, yaitu tidak ditambahkannya jumlah kegiatan yang tidak direncanakan ke dalam pembagi atau variabel 2 pada e-Kinerja.

Sementara itu, untuk faktor kenaikan kinerja disebabkan oleh pembahasan yang lebih intensif dengan pemangku kepentingan nasional terkait dengan rancangan peraturan tentang aspek keanggotaan dan kontribusi di OI.

Capaian utama Setditjen Kerja Sama Multilateral pada IKU C1.1 pada tahun 2021 merupakan rangkaian proses optimalisasi keanggotaan Indonesia pada OI yang menghasilkan rancangan Keppres Penetapan Keanggotaan Indonesia pada OI dan rancangan Permenlu Peraturan Pelaksanaan Perpres Nomor 30 Tahun 2019 tentang Keanggotaan dan Kontribusi Indonesia pada OI. Tujuan dari proses ini merupakan mandat dari Perpres Nomor 30 Tahun 2019 dan tindak lanjut di tingkat nasional dari hasil evaluasi dan juga rekomendasi terkait aspek keanggotaan dan kontribusi di organisasi internasional. Rekomendasi tersebut perlu ditindaklanjuti agar keanggotaan Indonesia pada OI dapat dijalankan secara efektif dan efisien dengan landasan hukum yang kuat sehingga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan nasional. Saat ini, Rancangan Keppres dimaksud sedang dalam tahap paraf para pimpinan K/L terkait.

(24)

Rangkaian proses dimaksud tercermin dalam 3 rapat pembahasan rancangan Keppres, 1 rapat tindak lanjut pembahasan pengundangan Rancangan Permenlu, 1 rapat koordinasi penetapan keanggotaan Indonesia pada OKI dan badan-badan subsidernya, dan 6 rapat Kelompok Kerja (Pokja) Keanggotaan dan Kontribusi Indonesia pada OI (KKOI).

Kendala dan Tantangan

Pandemi Covid-19 merupakan tantangan yang cukup besar bagi upaya pencapaian target Setditjen KSM dikarenakan:

1. Beberapa pertemuan ditunda dan/atau diubah formatnya.

2. Kesulitan dalam sinkronisasi kegiatan dan program kerja antara Setditjen KSM dengan K/L dan para pemangku kepentingan lainnya yang mengakibatkan adanya kesulitan dalam koordinasi.

Rapat Pokja KKOI Solusi-Solusi yang Telah Dilakukan

Setditjen KSM juga senantiasa meningkatkan koordinasi intensif dengan para pemangku kepentingan nasional dan juga Perwakilan RI guna menyamakan persepsi dan bersama- sama mengupayakan terwujudnya agenda kepentingan nasional.

Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Kebijakan Pemerintah terkait pembatasan mobilitas masyarakat pada masa pandemi COVID-19 dan situasi pandemi yang belum membaik, belum memungkinkan untuk mengadakan kegiatan yang memerlukan kehadiran fisik serta bersifat koordinasi nasional. Hal ini berdampak pada perubahan strategi Ditjen KSM dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan rapat Pokja. Pada umumnya, efisiensi penggunaan sumber daya pada pencapaian IKU C1.1 berupa perubahan format kegiatan menjadi virtual maupun hybrid. Perubahan format kegiatan menjadi virtual maupun dalam bentuk

(25)

hybrid juga cukup membantu Ditjen KSM dalam menyeimbangkan unsur penyerapan anggaran dengan upaya mengejar capaian kinerja.

Proyeksi ke Depan

Diharapkan pada tahun 2022 perkembangan pandemi sudah dapat diatasi sehingga kegiatan yang tertunda dapat dilaksanakan sehingga dari sisi penganggaran dan kinerja dapat kembali seperti keadaan sebelum pandemi. Jika keadaan belum dapat kembali normal, penyesuaian strategi pelaksanaan kegiatan perlu kembali diberlakukan agar target kinerja dan anggaran dapat dicapai secara optimal.

Di tahun 2022, Setditjen KSM akan terus memperkuat koordinasi dengan para pemangku kepentingan terkait guna memperoleh dukungan yang kuat di tingkat nasional untuk rekomendasi-rekomendasi yang menjadi hasil dari pembahasan di forum multilateral. Proyeksi kegiatan di tahun 2022 yang akan menjadi target IKU C1.1 di antaranya terkait dengan penguatan dukungan pemangku kepentingan nasional untuk optimalisasi keanggotaan Indonesia pada organisasi internasional, yang salah satunya dibahas melalui Rapat Pokja KKOI.

Selain itu, Setditjen KSM akan terus memonitor proses pengundangan Rancangan Keppres Penetapan Keanggotaan Indonesia pada OI dan Rancangan Permenlu Peraturan Pelaksanaan Perpres Nomor 30 Tahun 2019 tentang Keanggotaan dan Kontribusi Indonesia pada OI. Diharapkan proses pembuatan dan pengundangan RPermenlu dapat diselesaikan di tahun 2022.

Internal Business Process Perspective

(B1) SARANA DAN PRASARANA YANG MEMADAI DI DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL

B.4. Analisis IKU B1.1 Sarana dan prasarana yang dipenuhi sesuai dengan rencana

IKU B1.1 bertujuan untuk mengukur terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang kinerja organisasi. Sarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang bergerak seperti komputer dan mesin-mesin, sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak seperti gedung. IKU ini dihitung berdasarkan formula di tabel berikut.

(26)

IKU B1.1 Informasi Kinerja Jumlah Sarana dan prasarana yang

dipenuhi sesuai dengan rencana

Jumlah realisasi ketersediaan sarana dan prasarana (realisasi riil dari baseline target/ variabel 1 pada e- Kinerja)

5

Jumlah ketersediaan sarana dan prasarana sesuai rencana (baseline target dalam setahun/ variabel 2 pada e-Kinerja)

5

Realisasi ((variabel 1/variabel 2) * 100%)

100%

Target (sesuai Perjanjian Kinerja 2021)

100%

Capaian ((Realisasi/Target) * 100%) 100%

Batas Toleransi (jika Capaian melebihi 120%)

120%

Sasaran IKU Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

2021 2020

B1

Sarana dan prasarana yang memadai di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

B1.1

Sarana dan prasarana yang dipenuhi sesuai dengan rencana

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Realisasi dan capaian IKU B1.1 Setditjen KSM di tahun 2021 mencapai 100%. Angka tersebut tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya dan merupakan cerminan komitmen Setditjen KSM dalam memenuhi kebutuhan fasilitas penunjang diplomasi.

Beberapa sarana dan prasarana yang dipenuhi di antaranya yaitu pengolah data dan komunikasi (komputer, laptop) peralatan perkantoran (conference cam, kursi) peranti lunak (Foxit PhantomPDF Business),

Kendala dan Tantangan

Dalam upaya memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana, kendala umum yang dihadapi adalah keterbatasan alokasi anggaran sehingga sukar untuk mengakomodir permintaan sarana dan prasarana yang tidak terencanakan sebelumnya.

Solusi-Solusi yang Telah Dilakukan

Guna menyiasati kendala dan tantangan tersebut, Ditjen KSM melakukan penentuan skala prioritas kebutuhan dari setiap permintaan terkait sarana dan prasarana sesuai dengan ketersediaan anggaran. Di samping itu, terdapat pula pengadaan peranti lunak yang dilakukan dengan anggaran Biro Umum.

(27)

Proyeksi ke Depan

Ke depannya, Ditjen KSM diharapkan dapat terus mempertahankan capaian IKU B1.1 melalui penguatan kompetensi pejabat yang menangani sarana dan prasarana dan juga melalui optimalisasi anggaran.

B2 PENGELOLAAN ANGGARAN YANG OPTIMAL DI DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL

B.5. Analisis IKU B2.1 Nilai kinerja anggaran di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

Akuntabilitas pengelolaan anggaran merupakan aspek yang tak terpisahkan dari kinerja Setditjen KSM. Hal ini tertuang dalam Sasaran Strategis B2 tepatnya melalui IKU B2.1.

IKU dimaksud bertujuan untuk mengukur kinerja pengelolaan anggaran di Ditjen KSM (level Eselon I). Penilaian terhadap kinerja anggaran tersebut dilakukan oleh Kementerian Keuangan melalui berbagai kriteria yang ada pada aplikasi SMART dan juga pada Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA).

IKU B2.1 Informasi Kinerja Jumlah

Nilai kinerja anggaran di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral TA 2021

Nilai SMART (variabel 1 pada e- Kinerja)

94,32

Nilai IKPA (variabel 2 pada e-Kinerja) 92 Realisasi (60% variabel

1+40%variabel 2)

93,3 Target (sesuai Perjanjian Kinerja

2021)

91 Capaian ((Realisasi/Target) * 100%) 102,53%

Batas Toleransi (jika Capaian melebihi 120%)

120%

Sasaran IKU Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

2021 2020

B2

Pengelolaan anggaran yang optimal di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

B2.1

Nilai kinerja anggaran di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

91 93,3 102,53% 90 96,25 106,94%

Merujuk pada nilai SMART dan IKPA Kemenkeu, terdapat nilai kinerja anggaran Ditjen KSM pada tahun 2021 adalah sebesar 93,3 dari target 91, sehingga dicatat capaian sebesar 102,53%. Capaian ini turun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang

(28)

karena adanya beberapa faktor yaitu dinamika pandemi Covid-19 dan pembatasan kegiatan yang menyebabkan kegiatan tidak dapat berjalan secara optimal mengingat harus berubah format kegiatan dan alokasi anggarannya. Di samping itu, tidak terserap anggaran iuran kontribusi secara penuh akibat belum diperolehnya invoice pembayaran dari pihak OI.

Kendala dan Tantangan

Dari sisi kinerja anggaran, sempat terdapat kendala berupa penyesuaian anggaran dan juga perubahan agenda kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya yang berakibat pada perubahan perencanaan dan realisasi anggaran.

Solusi-Solusi yang Telah Dilakukan

Solusi yang dilakukan yaitu melakukan revisi Rencana Penarikan Dana (RPD) serta revisi RAB. Sebagai upaya efisiensi sumber daya, telah dilakukan upaya refocusing kegiatan berdasarkan skala prioritas.

Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Ditjen KSM telah menerapkan teknologi sistem pertanggungjawaban keuangan secara digital dalam pengelolaan anggaran sesuai koridor aturan yang berlaku.

Proyeksi ke Depan

Guna meningkatkan nilai kinerja anggaran ke depan, diperlukan upaya yang lebih optimal dalam memastikan pelaksanaan anggaran kegiatan yang sesuai dengan perencanaan. Di samping itu, diperlukan juga peningkatan kompetensi SDM dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi anggaran.

(B3) PENINGKATAN KAPASITAS TERKAIT ISU-ISU MULTILATERAL YANG DISELENGGARAKAN DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL

B.6. Analisis IKU B3.1 Indeks peningkatan kapasitas peserta terkait isu-isu multilateral

Setditjen KSM memiliki misi untuk meningkatkan pemahaman atau kapasitas para pemangku kepentingan maupun pihak terkait lainnya dengan isu-isu multilateral yang kian kompleks. Hal ini bertujuan agar pemangku kepentingan maupun pihak terkait lainnya dapat memahami dan mendukung penuh upaya diplomasi multilateral Indonesia.

Pengukuran atas IKU ini mengalami perubahan nama (dari persentase menjadi indeks) dan perubahan satuan targetnya (dari satuan persentase menjadi skala). Peningkatan kapasitas peserta dihitung dari hasil survei kegiatan yang dilaksanakan oleh Setditjen KSM pada tahun ini yaitu Pemantapan Substansi bagi Pejabat yang Akan Ditugaskan pada Perwakilan RI di Luar Negeri Periode Mutasi Juli 2021 oleh Ditjen KSM, 16 April 2021 dan Sosialisasi Pencalonan pada Desember 2021.

(29)

Survei digunakan sebagai metode untuk mengukur tingkat peningkatan kapasitas peserta setelah mengikuti kegiatan dan menggunakan skala 1-4 (4 sebagai tingkat kepuasan tertinggi). Hasil rata-rata survei berikut realisasi dan capaian IKU B3.1 sebagaimana tabel berikut.

IKU B3.1 Informasi Kinerja Jumlah

Indeks peningkatan kapasitas peserta terkait isu-isu

multilateral

Jumlah hasil survey kegiatan

peningkatan kapasitas dibagi / jumlah responden

546 / 164

Realisasi (variabel 1) 3,33 Target (sesuai Perjanjian Kinerja

2021)

3 (skala 4) Capaian ((Realisasi/Target) * 100%) 111%

Batas Toleransi (jika Capaian melebihi 120%)

120%

Sasaran IKU Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

2021 2020

B3

Peningkatan kapasitas terkait isu-isu

multilateral yang

diselenggarakan Direktorat Jenderal KS Multilateral

B3.1

Indeks peningkatan kapasitas peserta terkait isu- isu multilateral

3 (skala

4) 3,33 111% 95% 90% 94,74%

Indeks peningkatan kapasitas peserta terkait isu-isu multilateral dirasa belum optimal karena Setditjen KSM hanya dapat melaksanakan dua kegiatan. Namun demikian, walaupun kegiatan bersifat daring, interaksi peserta yang cukup tinggi, mengindikasikan ketertarikan atas isu multilateral dan keinginan untuk memahami isu-isu tersebut. Hal ini tercermin dari hasil survei yang dilakukan pada akhir kegiatan.

Ke depannya, jika dampak pandemi masih belum mereda, Setditjen KSM akan terus meningkatkan kualitas kegiatan yang diberikan secara daring dengan lebih interaktif.

Learning & Growth Perspective

(L1) TATA KELOLA ORGANISASI YANG BAIK DI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL

B.7. Analisis IKU L1.1 Nilai evaluasi AKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

(30)

Sasaran IKU

Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

2021 2020

L1

Tata kelola organisasi yang baik di Sekretariat Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

L1.1

Nilai evaluasi AKIP

Sekretariat Direktorat Jenderal Kerja Sama

Multilateral

79 78,65 99,56% 78 77 98,72%

Berdasarkan Laporan Hasil Evaluasi Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Tahun 2020 yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal (Itjen), Setditjen KSM mendapatkan nilai AKIP sebesar 78,65 (BB – Sangat Baik) dari target yang ditetapkan sebesar 79 (BB). Sehingga, didapat capaian sebesar 99,55%. Realisasi dan capaian nilai AKIP Setditjen KSM naik dari periode sebelumnya yang berada di angka 77 (BB) dengan capaian sebesar 98,72%.

Berdasarkan penilaian dari Itjen, peningkatan nilai AKIP tersebut disebabkan oleh adanya perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan dokumen AKIP serta peningkatan capaian kinerja, antara lain:

a. Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) tahun 2020 meliputi Renstra, Perjanjian Kinerja (PK), Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Laporan Kinerja (LKj) telah di upload di website Kementerian Luar Negeri.

b. Komponen dan sistematika penyusunan Laporan Kinerja telah memperhatikan format sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pedoman Sistem Manajemen Kinerja Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia

(31)

c. Pelaporan Kinerja menyampaikan informasi perkembangan dan analisis capaian kinerja mencakup:

1) Konsistensi perhitungan capaian kinerja;

2) Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;

3) Melampirkan dokumen matrik Perjanjian Kinerja, matriks Rencana Aksi, matriks Informasi Kinerja dan matrik kompilasi informasi kinerja.

Kendala dan Tantangan

Beberapa kendala yang dialami dalam pencapaian IKU ini di antaranya yaitu:

1. Tingkat mutasi SDM yang cukup tinggi yang mempengaruhi kesinambungan peran aktif pejabat pengelola kinerja organisasi.

2. Tingkat pemahaman yang belum merata terkait SAKIP dan penggunaan aplikasi berbasis online untuk metode pengukuran kinerja.

3. Belum adanya pejabat fungsional yang khusus menangani isu pengelolaan kinerja organisasi.

Solusi – Solusi yang Telah Dilakukan

Setditjen KSM telah berupaya untuk mengatasi kendala tersebut melalui efisiensi sumber daya berupa optimalisasi penggunaan aplikasi perencanaan, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan. Sepanjang TA 2021 Setditjen KSM senantiasa menyelenggarakan Rapat Koordinasi/Dialog Kinerja dengan seluruh unit eselon II Ditjen KSM dalam setiap tahapan SAKIP baik perencanaan, pengukuran, serta pelaporan kinerja.

Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Setditjen KSM telah mengoptimalisasikan penggunaan aplikasi E-Kinerja untuk memantau kinerja agar sesuai dengan target.

Proyeksi ke Depan

Untuk proyeksi ke depannya, pelaksanaan Bimtek bagi pegawai pengelola kinerja organisasi perlu untuk diintensifkan dan dilaksanakan pada awal tahun. Rapat dialog kinerja dengan para Sub Manajer Kinerja Organisasi (SMKO) juga akan dilakukan secara rutin. Selain itu, perekrutan fungsional yang khusus menangani pengelolaan kinerja organisasi juga perlu dilakukan. Hal ini mengingat beban kerja untuk isu pengelolaan kinerja organisasi sudah semakin kompleks dan juga sudah menjadi salah satu prioritas utama Kemlu.

(32)

C. Realisasi Anggaran

Tahun Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Realisasi Capaian

2021

Optimalisasi Keanggotaan Indonesia pada Organisasi Internasional dan Dukungan Manajemen/Teknis pada Ditjen Kerja Sama Multilateral

1.090.524.188.000 1.084.929.136.053 99,49%

2020

Optimalisasi Keanggotaan Indonesia pada Organisasi Internasional dan Dukungan Manajemen/Teknis pada Ditjen Kerja Sama Multilateral

590.278.205.000 588.317.953.486 99,67%

Di tahun 2021, capaian realisasi Setditjen KSM adalah sebesar Rp1.084.929.136.053 atau 99,49% dari pagu anggaran sebesar Rp1.090.524.188.000. Sepanjang tahun 2021, terjadi dua kali revisi anggaran Setditjen KSM yaitu realokasi anggaran untuk program Dukungan Managemen akibat Covid-19 sebesar Rp400.000.000. Sementara itu, Setditjen KSM memperoleh Anggaran Tambahan Belanja (ABT) untuk pembayaran iuran kontribusi sebesar Rp172.574.298.000 untuk 28 OI. Sebagai catatan, pembayaran iuran kontribusi tersebut dilakukan melalui mekanisme RPBI dimana Setditjen KSM menjadi pilot project pelaksanaannya.

Apabila dibandingkan dengan tahun 2020 realisasi anggaran Setditjen KSM turun 0.18%

dari tahun 2020 namun dengan jumlah anggaran (tahun 2021) yang hampir 2 kali lipat.

Di tahun 2020, Setditjen KSM telah merealisasikan Rp588.317.953.486 atau 99,67%

dari pagu sebesar Rp590.278.205.000.

Adapun anggaran yang tidak terserap sebesar Rp5.595.051.947, sebagian besar merupakan sisa anggaran pembayaran iuran kontribusi yang pada saat akhir tahun anggaran belum memperoleh permohonan pembayaran dari pihak OI. Sementara itu sisa lainnya merupakan sisa anggara operasional yang tidak terserap secara maksimal akibat dampak pandemi terhadap mekanisme kerja WFO dan WFH.

705.151.625.000 748.770.163.000

825.086.009.000 590.278.205.000

1.090.524.188.000

703.729.840.891 746.912.187.905

823.294.325.718 588.317.953.486

1.084.929.136.053

0 500.000.000.000 1.000.000.000.000 1.500.000.000.000

2017 2018 2019 2020 2021

Realisasi Serapan Anggaran Setditjen KSM 2017-2021

Realisasi Anggaran

(33)

BAB IV

PENUTUP

Berkat kerja keras dan komitmen yang ada, Setditjen KSM telah berhasil memenuhi target kinerja yang diharapkan di tengah ketidakpastian yang ada selama masa pandemi. Capaian kinerja organisasi Setditjen KSM pada tahun 2021 tercatat mencapai 103,13% dengan serapan anggaran sebesar 99,49%. Capaian kinerja ini diharapkan dapat menjadi wujud nyata kontribusi Setditjen KSM tidak hanya terhadap Kemenlu namun juga terhadap kepentingan nasional Indonesia.

Kontribusi nyata ini tercermin dalam capaian utama Setditjen KSM. Capaian utama Setditjen KSM adalah keberhasilan terpilihnya Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P.

Marsudi sebagai Co-Chair COVAX Advance Market Commitment (AMC) Engagement Group (EG) dari penerima dana AMC pada pemilihan yang berlangsung secara virtual di Jenewa, 8 Januari 2021. Selain itu melalui rangkaian proses optimalisasi keanggotaan Indonesia telah tersusun rancangan Keppres Penetapan Keanggotaan Indonesia pada OI dan rancangan Permenlu Peraturan Pelaksanaan Perpres Nomor 30 Tahun 2019 tentang Keanggotaan dan Kontribusi Indonesia pada OI

Kepemimpinan Menlu RI sebagai sebagai Co-Chair COVAX AMC EG dari penerima dana AMC tersebut memberikan kontribusi substansial terhadap diskursus dan proses yang sedang berlangsung di bawah mekanisme COVAX terkait dengan percepatan pengembangan, produksi, dan akses yang adil terhadap tes, perawatan, dan vaksin Covid-19. Sementara itu, bergulirnya rancangan Keppres tentang Penetapan Keanggotaan Indonesia pada OI dan rancangan Permenlu Peraturan Pelaksanaan Perpres Nomor 30 Tahun 2019 tentang Keanggotaan dan Kontribusi Indonesia pada OI menjadi tonggak bagi Indonesia untuk mendapatkan manfaat yang lebih nyata dari keanggotaannya di berbagai OI.

Dari segi manajemen organisasi, naiknya nilai AKIP Setditjen dan juga Ditjen KSM diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap nilai AKIP Kemlu secara keseluruhan.

Hal ini menegaskan komitmen Setditjen KSM untuk terus mendukung prioritas Kemlu dalam membangun infrastruktur diplomasi yang kuat.

Kendala berupa keberlanjutan pandemi Covid-19 yang mengakibatkan keterbatasan mobilitas, perubahan format dan jadwal kegiatan mempengaruhi upaya Setditjen KSM dalam pencapaian target, baik dari sisi anggaran, metode kerja, dan agenda kegiatan.

Namun di akhir tahun, kerja keras yang ditunjukkan oleh Setditjen KSM dapat mengatasi hambatan yang ada dan berhasil mencapai target kinerja yang diharapkan.

(34)

Ke depannya, diharapkan Setditjen KSM dapat terus mempertahankan capaian kinerjanya melalui koordinasi yang erat dan kerja sama yang kuat dengan pemangku kepentingan dan juga melalui penggunaan anggaran yang efisien dan optimalisasi sumber daya untuk menunjang kegiatan diplomasi multilateral.

(35)

LAMPIRAN I

MATRIKS PERJANJIAN KINERJA & PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA

(36)
(37)
(38)
(39)

Gambar

Tabel Capaian Kinerja Organisasi Setditjen KSM TA 2021
Tabel Realisasi & Capaian Setditjen KSM Tahun 2021 & 2020

Referensi

Dokumen terkait

Kandungan logam berat timbal pada air dari lokasi mulai aktivitas hingga muara menunjukkan hasil yang berfluktuasi, terlihat pada lokasi mulai aktivitas kadar timbal lebih

Dalam uji coba, data digunakan sebagai dasar untuk menentukan keefektifan, efisiensi, dan daya tarik produk yang dihasilkan. Jenis data yang akan dikumpulkan harus

Cosplayer dalam tipe ini menyembunyikan cosplay dari teman dan orang tua, sehingga dirinya sehari – hari sama sekali berbeda dengan dirinya yang ber-cosplay. Pada tipe

Analisis tentang tipe-tipe klausa relatif di atas dipertegas dengan teori Klingenman (1987) yang mengungkapkan bahwa dalam bahasa Indonesia frasa nomina yang berfungsi sebagai

Sehingga nilai signifikansi dari variabel jumlah produksi lebih kecil dari nilai kepercayaan (α) = 0,05. Oleh karena itu, variabel jumlah produksi memilik pengaruh

/ LAPORAN KINERA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA TAHUN 2020 i RINGKASAN EKSEKUTIF 1) Tujuan yang hendak dicapai Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Marga sebagai penjabaran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan kemampuan peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi

Pengamatan Sistem menampilkan pesan kesalahan pada saat field dibiarkan kosong, juga menampilkan pesan kesalahan pada saat data yang dimasukkan tidak sesuai dengan kriteria