• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN TIPE MAKE A MATCH MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 ONANGRUNGGU T.P 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN TIPE MAKE A MATCH MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 ONANGRUNGGU T.P 2012/2013."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPEJIGSAWDENGAN TIPEMAKE A MATCHPADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 ONANRUNGGU TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

Oleh :

Hiarohana Pakpahan NIM 409141035

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPE

RATIF TIPE JIGSAWDENGAN TIPEMAKE A MATCH PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA

MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 ONANRUNGGU T.P 2012/2013

Hiarohana Pakpahan (NIM 409141035) ABSTRAK

Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model Jigsawdan Make A Matchmengenai Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di Kelas XI SMA N 1 Onanrunggu Tahun Pembelajaran 2012/2013. Sampel penelitian adalah seluruh populasi. Kelas eksperimen pertama berjumlah 40 siswa dan kelas eksperimen kedua berjumlah 38 siswa yang ditentukan dengan cara random. Kelas pertama dengan menggunakan model Jigsaw dan kelas yang kedua dengan menggunakan modelMake A Match.

Hasil belajar yang diperoleh dari tes menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar pada Materi Pokok Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia dengan menggunakan model Jigsaw dengan yang menggunakan model Make A Match. Skor rata-rata kelas eksperimen pertama adalah 80, standard deviasi = 8 dan skor rata-rata kelas eksperimen kedua adalah 75,15; standard deviasi = 7,153. Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa sebesar 0,52% lebih tinggi di kelas yang menggunakan model Make A Match daripada kelas yang menggunakan model Jigsaw. Selain itu ditemukan juga bahwa ada perbedaan peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 0,52 lebih tinggi di kelas yang menggunakan model Jigsaw(80,52) daripada kelas yang menggunakan modelMake A Match(80).

Uji prasyarat analisis data menunjukkan bahwa data hasil penelitian berdistribusi normal dan kedua kelas sampel memiliki kesamaan varians (homogen). Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji t menghasilkan thitung=

2,82 dan ttabel=1,92 dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan kriteria Ho

diterima jika – t1 – ½  < t < t1 - ½ , maka penelitian ini menolak Ho dan

menerima Ha. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar

siswa yang diajar dengan modelJigsaw dengan modelMake A Matchpada materi Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Onanrunggu Tahun Pembelajaran 2012/2013.

(4)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 5

1.3 Batasan Masalah 5

1.4 Rumusan Masalah 5

1.5 Tujuan Penelitian 6

1.6 Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1 Kerangka Teoritis 7

2.1.1 Pengertian Belajar 7

2.1.2 Hasil Belajar Siswa 7

2.1.3 Aktivitas Belajar Siswa 8

2.2 Pembelajaran Kooperatif 9

2.2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif 9

2.2.2 Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Kooperatif 9

2.2.3 Ciri-Ciri dan Unsur Pembelajaran Kooperatif 10

(5)

viii

2.3 Pembelajaran Kooperatif TipeJigsaw 12

2.3.1 Langkah-Langkah Model Kooperatif TipeJigsaw 12

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Model KooperatifJigsaw 14

2.4 Pembelajaran Kooperatif TipeMake A Match 15

2.5 Pokok Bahasan Sistem Pencernaan pada Manusia 17

2.6 Kerangka Konseptual 27

2.7 Hipotesis Penelitian 28

BAB III METODE PENELITIAN 30

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 30

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 30

3.3 Variabel Penelitian 30

3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian 30

3.5 Prosedur Penelitian 32

3.6 Instrumen Penelitian 34

3.7 Uji Instrumen Penelitian 37

3.7.1 Validitas Tes 37

3.7.2 Reliabilitas Tes 38

3.7.3 Taraf Kesukaran Soal 39

3.7.4 Daya Beda 39

3.8 Analisis dan Pengolahan Data 40

3.8.1 Uji Normalitas 40

3.8.2 Uji Homogenitas 41

3.8.3 Uji Hipotesis 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43

4.1 Hasil Penelitian 43

4.2 Uji Prasyaratan Analisis Data 47

(6)

ix

4.4 Pembahasan 49

4.4.1 Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sistem Pencernaan

Makanan Manusia di Kelas XI IPA-2 dengan ModelJigsaw 49

4.4.2 Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sistem Pencernaan

Makanan Manusia di Kelas XI IPA-1 dengan Model Make

A Match 50

4.4.3 Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran Sistem Pencer

naan Makanan Manusia di Kelas XI IPA-2 dengan Model

Jigsaw 50

4.4.4. Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran Sistem Pencer

naan Makanan Manusia di Kelas XI IPA-1 dengan Model

Make A Match 51

4.4.5 Perbedaan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa di Kelas

dengan Model Jigsawdengan Kelas ModelMake A Match 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 54

5.1. Kesimpulan 54

5.2. Saran 54

(7)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Ilustrasi KelompokJigsaw 14

Gambar 2.2 Organ-organ Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia 18

Gambar 2.3 Jenis-Jenis Gigi 20

Gambar 2.4 Letak Kelenjar Ludah di Dalam Rongga Mulut 21

Gambar 2.5. Bagian-Bagian Lambung 22

Gambar 2.6 Hati dan Pankreas 23

Gambar 2.7 Usus Halus 25

Gambar 2.8 Usus Besar Manusia dan Bagiannya 25

(8)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 57

Lampiran 2. RPP KelasJigsaw 58

Lampiran 3. RPP KelasMake A Match 65

Lampiran 4. Soal Instrumen Penelitian Awal 71

Lampiran 5. Kunci Jawaban 83

Lampiran 6. Soal Pretes 84

Lampiran 7. Kunci Jawaban Pretes 90

Lampiran 8. Soal Postes 91

Lampiran 9. Kunci Jawaban Postes 98

Lampiran 10. Perhitungan Validitas Butir Soal 99

Lampiran 11. Perhitungan Realibilitas Butir Soal 101

Lampiran 12. Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Soal 102

Lampiran 13. Perhitungan Daya Beda Soal 104

Lampiran 14. Keterangan Uji Instrumen 106

Lampiran 15. Data Hasil Belajar Siswa KelasJigsaw 108

Lampiran 16. Rata-rata, Standart Deviasi dan Varians Nilai Pretes

dan Postes KelasJigsaw 110

Lampiran 17. Data Hasil Pretes dan Postes Siswa Kelas MAM 112

Lampiran 18. Rata-rata, Standart Deviasi dan Varians Nilai Pretes

dan Postes Kelas Make A M atch 114

Lampiran 19. Perhitungan Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa 116

Lampiran 20. Observasi Aktivitas Siswa KelasJigsawPertemuan I 117

Lampiran 21. Observasi Aktivitas Siswa KelasJigsawPertemuan II 119

Lampiran 22. Hasil Observasi Aktivitas Siswa KelasJigsaw 121

Lampiran 23. Observasi Aktivitas Siswa KelasMake A MatchPada

Pertemuan I 122

Lampiran 24. Observasi Aktivitas Siswa KelasMake A MatchPada

(9)

xiii

Lampiran 25. Hasil Observasi Aktivitas Siswa KelasJigsaw 125

Lampiran 26. Uji Normalitas 126

Lampiran 27. Uji Homogenitas 128

Lampiran 28. Uji Hipotesis 131

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat penting

dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi baik sebagai

individu maupun sebagai masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan

khususnya di Indonesia, maka kegiatan proses belajar mengajar di sekolah juga

harus ditingkatkan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Di dalam dunia pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing,

pelatih dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana

belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar yang menyenangkan, menarik,

memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa untuk berpikir aktif, kreatif,

dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya. Guru

yang profesional merupakan salah satu faktor penentu proses pendidikan yang

berkualitas. Untuk dapat menjadi guru profesional, mereka harus mampu

menemukan jati diri dan mengaktualisasikan diri sesuai dengan kemampuan dan

kaidah-kaidah guru yang profesional.

Rendahnya kualitas pendidikan saat ini merupakan indikasi perlunya

keberadaan guru profesional. Untuk itu, guru diharapkan tidak hanya sebatas

menjalankan profesinya, tetapi guru harus memiliki interest yang kuat untuk

melaksanakan tugasnya sesuai dengan kaidah-kaidah profesionalisme guru yang

dipersyaratkan. Guru dalam era teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini

bukan hanya sekedar mengajar (transfer of knowleadge) tetapi harus menjadi

manajer dalam kegiatan belajar. Hal tersebut mengandung arti, setiap guru

diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang menantang kreativitas dan

aktivitas siswa, memotivasi siswa, menggunakan multimedia, multimetode dan

multinarasumber agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan (Rusman,

2011).

Mata pelajaran biologi adalah salah satu dari mata pelajaran IPA yang

(11)

2

terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari serangkaian proses ilmiah,

dimana dalam mempelajari mata pelajaran biologi diperlukan pengajaran efektif

dan efesien untuk memahami setiap materi pelajaran biologi tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi di SMA Negeri 1

Onanrunggu, guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam kegiatan

belajar mengajar. Kecenderungan penggunaan metode ceramah dapat

menyebabkan siswa kurang aktif dalam belajar biologi. Banyak siswa yang hanya

pendengar saja tanpa ada interaksi timbal balik dengan guru sehingga membuat

proses belajar tersebut terasa membosankan. Beberapa siswa tidak berani

bertanya ketika ada materi yang tidak dipahami, sehingga pertanyaannya yang

tidak terjawab akhirnya membuat siswa tersebut tidak semangat dan kurang

berminat untuk mempelajari materi selanjutnya dan akhirnya semakin banyak

materi yang tidak dipahami, bahkan banyak siswa yang mengaku tidak suka mata

pelajaran biologi karena suasana belajar yang monoton. Dari KKM yang

ditentukan yaitu nilai 70, rata-rata hasil belajar siswa hanya mencapai 65.

Rendahnya hasil belajar siswa tidak hanya disebabkan karena metode atau

sistem pengajaran yang monoton tetapi juga disebabkan oleh beberapa faktor lain

diantaranya: kurangnya minat membaca siswa, kurangnya variasi buku panduan

yang dimiliki serta sarana dan prasarana yang sangat terbatas, adanya perbedaan

daya tangkap siswa, kurangnya tenaga pendidik (guru) yang mengajar di sekolah

sehingga banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan jurusannya termasuk di

sekolah tempat pelaksanaan penelitian dan masih banyak faktor lainnya.

Sudjana (2009) menyatakan bahwa dalam kegiatan proses belajar

mengajar, penilaian terhadap proses belajar dan mengajar sering diabaikan,

setidak-tidaknya kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan penilaian hasil

belajar. Pendidikan tidak berorientasi pada hasil semata-mata, tetapi juga kepada

proses. Oleh sebab itu, penilaian terhadap hasil dan proses belajar harus

dilaksanakan secara seimbang. Penilaian terhadap hasil belajar semata-mata tanpa

menilai proses cenderung melihat faktor siswa sebagai kambing hitam kegagalan

pendidikan. Padahal tidak mustahil kegagalan siswa itu disebabkan oleh

(12)

3

Penilaian proses belajar mengajar juga harus memperthatikan sejauh mana

keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Keaktifan siswa dapat

dilihat dalam hal turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam

pemecahan masalah, bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak

memahami persoalan yang dihadapinya, berusaha mencari berbagai informasi

yang diperlukan untuk pemecahan masalah, melatih diri dalam memecahkan soal

atau masalah, dan lain sebagainya.

Di lain pihak, pendidikan dan pengajaran dikatakan berhasil apabila

perubahan-perubahan yang tampak pada siswa harus hasil dari proses belajar

mengajar yang dialaminya. Setidak-tidaknya apa yang dicapai oleh siswa

merupakan hasil dari proses yang ditempuhnya melalui program dan kegiatan

yang dirancang dan dilaksanakan guru dalam proses mengajarnya.

Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa perlu ditelaah kembali proses

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di sekolah. Pentingnya

aktivitas siswa dalam PBM hendaknya menjadi perhatian khusus bagi guru,

karena guru wajib membimbing kegiatan belajar siswa sehingga mau aktif.

Model-model yang ada di lingkungan senantiasa memberikan rangsangan kepada

peserta didik yang membuat peserta didik memberikan tindak balas jika

rangsangan tersebut terkait dengan keadaan peserta didik (Suprijono, 2010).

Salah satu pendekatan yang menekankan efektivitas dari peserta didik

adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Pembelajaran dengan model

Jigsaw membantu siswa lebih aktif dan melatih siswa untuk dapat bekerja sama

dengan siswa lain dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak

kesempatan untuk mengolah informasi serta dapat meningkatkan keterampilan

berkomunikasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Qudsyi, Hazhira dkk

(2011), peneliti menyarankan pada para guru untuk menggunakan model

kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran tertentu yang memiliki sub bagian

pembahasan yang banyak untuk meningkatkan efektifitas dan mempermudah guru

dalam memberikan pemahaman materi kepada siswa. Para siswa dituntut untuk

(13)

4

kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan akademik, melatih

keterampilan berbicara, sekaligus menanamkan moralitas siswa.

Beberapa penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsawmenunjukkan hasil yang cukup memuaskan dan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kristiani (2011)

menunjukkan hasil yang memuaskan dalam peningkatan hasil belajar siswa,

bahkan siswa yang semula tidak tuntas dalam pembelajaran Geografi dapat

mencapai ketuntasan 100%.

Selain model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, tipe Make A Match

(MAM) juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan

mengeluarkan pendapat serta berinteraksi dengan siswa yang menjadikan aktif

dalam kelas. Make A Match adalah kegiatan belajar untuk mencari pasangan

kartu yang merupakan jawaban soal sebelum batas waktunya. Siswa yang dapat

mencocokkan kartunya akan diberi point dan yang tidak berhasil mencocokkan

kartunya akan diberi hukuman sesuai dengan yang telah disepakati bersama.

Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan ruangan kelas juga perlu ditata

sedemikian rupa, sehingga menunjang pembelajaran kooperatif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012), hasil belajar

siswa dengan menggunakan Make A Match mengalami peningkatan rata-rata

41%. Hasil yang sama juga diperoleh dari penelitian Ningsih (2010), dimana nilai

siswa meningkat sebesar 47%. Selain itu, hasil penelitian Ayu (2010) dengan

menggunakan proses pembelajaran cooperatif learning tipe Make A Match juga

menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa yang relatif lebih tinggi dan

meningkat secara signifikan pada materi pembelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi padahal sebelum melakukan penelitian, kelas yang diteliti dengan

kelas kontrol memiliki tingkat penguasaan materi yang relatif sama.

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis ingin meneliti bagaimana

pengaruh pembelajaran ini dalam meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar

siswa. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Onanrunggu yang

terletak di kabupaten Samosir karena penerapan pembelajaran dengan

(14)

5

pernah dilaksanakan dan diteliti di sekolah ini. Untuk menjawab pertanyaan ini

maka penulis melakukan penelitian dengan judul:“Perbedaan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Tipe Make A Match pada Materi Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di Kelas XI SMA Negeri 1 Onanrunggu Tahun Pembelajaran 2012/2013.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya minat dan keaktifan siswa untuk belajar biologi.

2. Kurangnya variasi buku panduan biologi yang dimiliki serta sarana dan

prasarana yang sangat terbatas.

3. Pemilihan model pembelajaran yang kurang bervariasi.

4. Hasil belajar biologi siswa terutama pada materi sistem pencernaan makanan

pada manusia yang cenderung rendah.

1. 3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang mempengaruhi hasil belajar siswa, maka

penulis membatasi masalah yang akan diteliti hanya pada perbedaan hasil belajar

dan aktivitas belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw

dengan tipeMake A Match (MAM)pada materi Sistem Pencernaan Makanan pada

Manusia di Kelas XI SMA Negeri 1 Onanrunggu Tahun Pembelajaran 2012/2013.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, masalah dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar dan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan

model kooperatif tipe Jigsaw pada materi Sitem Pencernaan Makanan pada

Manusia di kelas XI SMA Negeri 1 Onanrunggu Tahun Pembelajaran

(15)

6

2. Bagaimana hasil belajar dan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan

model kooperatif tipeMake A Matchpada materi Sitem Pencernaan Makanan

pada Manusia di kelas XI SMA Negeri 1 Onanrunggu Tahun Pembelajaran

2012/2013?

3. Apakah ada perbedaan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa dengan

menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw dengan tipe Make A Match pada

Materi Sitem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas XI SMA Negeri 1

Onanrunggu Tahun Pembelajaran 2012/2013?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar dan aktivitas belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeJigsawpada materi Sitem

Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas XI SMA Negeri 1 Onanrunggu

Tahun Pembelajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui hasil belajar dan aktivitas belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeMake A Matchpada materi

Sitem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas XI SMA Negeri 1

Onanrunggu Tahun Pembelajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa dengan

model menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsawdengan tipe Make

A Match pada materi Sitem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas XI

SMA Negeri 1 Onanrunggu Tahun Pembelajaran 2012/2013.

1.6. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi guru, untuk dapat meningkatkan strategi mengajar dengan menggunakan

model kooperatif tipeJigsaw danMake A Matchpada saat mengajar di kelas.

2. Bagi siswa, dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

3. Menjadi bahan perbandingan dan sebagai sumbangan pemikiran bagi

(16)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw pada materi Sitem Pencernaan Makanan pada Manusia di

kelas XI SMA Negeri 1 Onanrunggu tahun pembelajaran 2012/2013

adalah rata-rata 80 dan aktivitas belajar siswa adalah rata-rata 80.

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipeMake A Matchpada materi Sitem Pencernaan Makanan pada Manusia

di kelas XI SMA Negeri 1 Onanrunggu tahun pembelajaran 2012/2013

adalah rata-rata 75,16 dan aktivitas belajar siswa adalah rata-rata 80,52.

3. Perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe

Jigsaw dengan tipe Make A Match pada Materi Sitem Pencernaan

Makanan pada Manusia di kelas XI SMA Negeri 1 Onanrunggu Tahun

Pembelajaran 2012/2013 adalah rata-rata sebesar 4,84 lebih tinggi di kelas

Jigsawdan rata-rata persentase aktivitas belajar 0,52 lebih tinggi di kelas

Make A Match.

5.2. Saran

1. Untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa, guru dapat

menggunakan model pembelajaran tipe Jigsaw dan tipe Make A Match

pada materi lain yang sesuai dengan model tersebut supaya meningkatkan

rasa tanggung jawab, kerja sama dan juga komunikasi yang baik antar

siswa selain untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Bagi peneliti lain perlu lagi meneliti pelaksanaan dan pengembangan

model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw dan tipe Make A Match agar

(17)

55

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta.

Ayu, S.P., Rohendi, D., dan Waslaluddin., (2010), Penerapan Cooperative Learning Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Dalam Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, Pendidikan Ilmu Komputer UPI,08: 15-18.

Dimyati dan Mudjiono., (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Hamalik, O., (2011), Kurikulum dan Pembelajaran, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Istarani., (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada, Medan.

Kristiani, A.W., (2011), Efektivitas Metode Jigsaw dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Pelajaran Geografi, Jurnal Pendidikan Penabur, 16: 55-64.

Ningsih, W., (2010), Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match (MAM) dalam Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Sistem Ekskresi Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gebang Tahun Pembelajaran 2009/2010., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Priadi, A., (2010),Biologi SMA Kelas XI,Penerbit Yudhistira, Jakarta.

Priadi, A dan Silawati, T., (2007), Sains Biologi SMA Kelas XI, Penerbit Yudhistira, Jakarta.

Putri, D.H., (2012),Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Make A Match dan Peta Konsep pada Materi Ruang Lingkup Biologi di Kelas X SMA Negeri 1 Simpang Empat Asahan Tahun Pembelajaran 2011/2012, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Rusman., (2011), Model-Model Pembelajaran, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

(18)

56

Pembelajaran 2010/2011, (Skripsi), Jurusan Biologi FMIPA UNIMED, Medan.

Sudjana, N., (2005), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suprijono, A., (2012), Cooperatif Learning, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Prenada Media, Jakarta.

Qudsyi, H., Indriaty, L., Herawati, Y., Saifullah., Khaliq, I., Setiawan, J., (2011), Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA, Proyeksi 6: 34-49.

Gambar

Gambar 2.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah Artificial Neural Network, karena pada pelelitiannya sebelumnya terkait dengan peramalan harga,

The model of corporate governance system in western perspective raises an issue of the design of an efficient corporate governance structure of the Islamic financial

The researchers design and develop rehabilitation robot to help post stroke patient get the exercise to strengthen their impairment limbs body part especially knee and

[r]

Selain itu, penelitian ini bertujuan mengevaluasi keamanan daging asal RPH Kota Pekanbaru ditinjau dari kualitas daging yang meliputi mutu fisik, tingkat cemaran mikroba,

Pada penelitian ini telah direalisasi alat untuk memperagakan irama denyut jantung ke dalam bunyi gendang dan pengukur kecepatan denyut jantung.. Pada penggunaanya,

Untuk menjelaskan pentingnya hak atas air bersih dan aman sebagai bagian dari.. hak asasi manusia, maka dapat dilakukan dengan penjelasan faktual

memberikan asuhan keperawatan professional pada klien lansia yang mengalami1. berbagai perubahan fisiologis dengan atau tanpa gangguan struktur pada