• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Prileksi Pada Siswa Kelas V SD N II Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Tahun 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Prileksi Pada Siswa Kelas V SD N II Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Tahun 2013/2014."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE

PRILEKSIPADA SISWA KELAS V SD N II

PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI

TAHUN 2013/2014

Naskah Publikasi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:

ISNA MUHAMMAD FATHONI A510090062

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODEPRILEKSIPADA SISWA KELAS V SD N II

PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2013/2014

ISNA MUHAMMAD FATHONI A 510090062

ABSTRAK

Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA melalui metode prileksi pada siswa kelas V SD N II Pracimantoro Wonogiri 2013/2014. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2013/2014, dilakukan dengan 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis dan refleksi. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode prileksi. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD N II Pracimantoro 2013/2014 yang berjumlah 27 siswa. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata keaktifan siswa pada siklus I, 68,03 atau mencapai kriteria keaktifan cukup. Sebanyak 8 siswa (30,77%) mencapai kriteria keaktifan baik. Pada siklus II meningkat menjadi 80,10, atau mencapai kriteria baik sebanyak 25 siswa (96,15%). Sementara itu, untuk rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I, 62,36 atau belum mencapai ketuntasan. Ketuntasan pada siklus I sebanyak 8 siswa (30,77%). Pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 74,81 dengan ketuntasan sebanyak 22 siswa (84,61%). Penelitian ini menyimpulkan bahwa peningkatan keaktifan dan hasil belajar IPA melalui metode prileksi pada siswa kelas V SD N II Pracimantoro Wonogiri 2013/2014 dengan 2 siklus mampu mencapai nilai rata-rata hingga 74,81 dengan prosentase ketuntasan sebanyak 22 siswa (84,61%) untuk hasil belajar siswa. Nilai rata-rata keaktifan mencapai 80,10 atau kriteria BAIK dengan prosentase keaktifan hingga sebanyak 25 siswa (96,15%) untuk keaktifan siswa.

Kata kunci : keaktifan, hasil belajar, metode prileksi, IPA

PENDAHULUAN

(4)

pembelajaran IPA di kelas V SD N II Pracimantoro ini juga masih rendah. Sebagaimana yang telah disampaikan walikelas V, bapak Fendi pada wawancara awal mengenai keaktifan siswa dan pelaksanaan pembelajaran. Rendahnya keaktifan siswa terlihat pada sikap siswa yang kurang memperhatikan guru saat menyampaian materi, reaksi siswa setelah menerima materi pembelajaran lebih cenderung pasif dan masih kurang percaya diri untuk mengemukakan pendapat seperti bertanya, mengungkapkan pendapat dan menyanggah. Kebanyakan siswa di kelas V di SD N II Pracimantoro lebih cenderung pendiam ketika proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena metode yang dipilih oleh guru kelas V dalam melaksanakan pembelajaran menggunkan metode ceramah konvensional. Sehingga membuat para siswa cenderung pasif dan cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran. Hal seperti itu juga dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa di awal semester I 2013/2014 ini.

(5)

yaitu mampu memposisikan siswa sebagai subyek pembelajaran. Artinya siswa bisa aktif dalam mengikuti pembelajaran karena dalam suatu metode pembelajaran yang telah direncanakan menempatkan siswa untuk dapat mengoptimalkan kemampuan belajarnya sesuai tingkat kemampuannya masing-masing. Metode pembelajaran yang baik juga harus dapat memberikan dorongan pada siswa untuk bentidak aktif dalam proses belajar. Karena apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar. Metode itu juga memberikan tanggungjawab pada siswa yang akan meningkatkan motivasinya dalam belajar. Memberikan penguatan langsung dan penguasaan yang sempurna disetiap langkah atau tahap yang dilakukan selama proses belajar.

Deskripsi permasalahan tersebut di atas menunjukkan bahwa pada pembelajaran IPA kelas V di SD N II Pracimantoro Wonogiri membutuhkan metode pembelajaran yang tidak hanya ceramah. Metode yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Memposisikan siswa tidak hanya sebagi objek, tetapi juga sekaligus subyek pembelajaran. Sehingga nantinya, dengan metode pembelajaran ini akan dapat meningkatkan pula hasil belajar siswa. Maka dari itu, penelitian ini penting dan akan memberikan alternatif solusi untuk membantu memecahkan permasalahan tersebut. Karena dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode pembelajaran belajar aktif (active learning) untuk memberikan solusi dari permasalahan tersebut.

(6)

S. Ulihbukit Ign (1981: 32) menjelaskan bahwa metode prileksi adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan menggunakan bahasa lisan, menyuruh para pelajar mendiskusikan, menganalisa, membanding-bandingkan dan akhirnya menarik kesimpulan dari apa yang disajikan untuk mencapai tujuan pengajaran. Bahasa lisan dalam metode prileksi ini berfungsi untuk menerangkan, menjelaskan, mengomentari (mengkritik dan memuji) isi bahan pelajaran. Sehingga aktifitas pelajar yang tampak pada suatu pembelajaran yang menggunakan metode prileksi adalah mendengarkan uraian serta mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Jalannya pembelajaran dengan penerapan metode prileksi adalah sebagai berikut:

1. Dengan tidak ada interrupsi/ hambatan apapun juga, guru membacakan sesuatu passage (bahan tertulis) yang sebelumnya telah dibacakan atau dipelajari oleh pelajar. Pada waktu guru membacakan materi pelajaran pelajar harus mendengarkan dengan penuh perhatian dan berusaha menangkap isi bahan materi yang dibacakan oleh guru.

2. Selanjutnya guru mengulangi membacakan bagian-bagian penting dari passage materi, diteruskan memperluas pembicaraan tentang bagian penting tadi misalnya menghubung-hubungkan antara bagian-bagian materi pelajaran atau menghubung-hubungkan dengan bahan-bahan lain.

3. Menganalisa bagian-bagian materi secara lisan. Dalam langkah ini termasuk pula menguraikan bagian-bagian yang dianggap penting dari materi pelajaran yang disampaikan.

4. Pelajar disuruh mendiskusikan materi pelajaran ini, pelajar-pelajar dikelompokkan menjadi beberapa kelompok diskusi. Kelompok-kelompok diskusi inidikompetisikansatu dengan yang lain.

5. Membandingkan pendapat-pendapat orang lain atau kutipan-kutipan tertentu dengan bahan yang sedang dipelajari.

(7)

Kelebihan yang dimiliki metode prileksi diantaranya: (1) Siswa dan guru sama-sama aktif.; (2) Baik untuk mengurangi kelemahan-kelemahan metode ceramah.; (3) Pelajar aktif dalam mendengarkan, menangkap isi pelajaran, menganalisa, mendiskusikan dan akhirnya menarik kesimpulan-kesimpulan tertentu.; (4) Menimbulkan kompetisi yang sehat antar siswa.; (5) Menimbulkan keberanian pada diri siswa untuk menyampaikan pendapatnya. Sehingga dengan menggunakan metode prileksi pada suatu pembelajaran IPA akan mampu meningkatkan keaktifan siswa. Penguasaan yang sempurna pada setiap langkah selama pembelajaran yang menggunakan metode prileksi juga akan sebanding dengan penguasaan materi yang diperoleh siswa. Sehingga akan didapatkan peningkatan hasil belajar siswa di kelas V SD N II Pracimantoro.

Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini secara nyata adalah untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA melalui penerapan metode prileksi pada siswa kelas V di SD Negeri II Pracimantoro Wonogiri Tahun 2013/2014. Permasalahan-permasalahan yang ada pada proses pembelajaran IPA di kelas V yang berkaitan dengan keaktifan siswa dan juga hasil belajar siswa sebagaimana di atas akan dikurangi dan dihilangkan. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode prileksi pada penelitian tindakan kelas ini akan menjadi alternatif solusi dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V. Peningkatan keaktifan siswa dengan menggunakan metode prileksi dalam penelitian ini akan dilakukan sampai pada kriteria keaktifan yang baik dan mencapai 80%. Sedangkan untuk hasil belajar siswa akan ditingkatkan status siswa yang mencapai ketuntasan belajar hingga mencapai 80%. Penelitian tindakan kelas ini juga dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi guru untuk mencoba dan menggunakan metode prileksi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Memberikan alternatif solusi untuk guru, bagaimana mengingkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang kemudian juga berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa.

(8)

menangani proses belajar mengajar. Mengembangkan kemampuan-keterampilan guru untuk menghadapi masalah aktual di kelasnya dan mampu mengambil keputusan yang tepat untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar. Serta menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru sebgai pendidik (Depdikbud, 1999: 10). Dengan begitu akan terbentuk siswa yang lebih percaya diri, suka bekerjasama, dan mandiri. Dan guru yang lebih profesional sebagai tenaga pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan bermakna.

METODE PENELITIAN

Tempat atau setting lokasi penelitian tindakan kelas ini adalah di SD N II Pracimantoro Wonogiri. Sekolah dasar yang terletak di dusun sawahan, desa sedayu, kecamatan pracimantoro ini sudah berdiri sejak tahun 1947. Terdaftar sebagai sekolah negeri di desa sedayu dengan nomor statistik sekolah 101112916008 dan memiliki luas tanah 2.805 m2 serta luas bangunan 432 m2. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini pada awal semester I tahun ajaran 2013/2014. Dilakukan pada hari kamis, 19 dan 26 september 2013 di kelas V SD N II Pracimantoro dengan jumlah siswa 27 yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang memggunakan prosedur pelaksanaan menurut Kemmis & Mc Taggart. Model Kemmis dan Mc Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Akan tetapi, komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan karena implementasi antara keduanya merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan tersebut harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan begitu pula observasi harus dilaksanakan. Menurut model Kemmis & Mc Taggart, pelaksanaan penelitian tindakan mencakup empat langkah.

(9)

4. Mengubah/merevisi perencanaan untuk pengembangan selanjutnya. Secara diagramatis, langkah-langkah PTK menurut Kemmis & Mc Taggart yaitu, (1) perencanaan tindakan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), (4) refleksi (reflecting) (Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari, 2009: 12-13).

Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan beberapa teknik diantaranya 1.) teknik observasi yang digunakan untuk mengamati keaktifan siswa. Yaitu dengan menggunakan lembar observasi, 2.) teknik dokumentasi yang digunkan untuk mencari data mengenai informasi tertulis tentang data siswa dan profil sekolah, 3.) teknik tes yang digunakan untuk mencari data mengenai hasil belajar siswa. Alat yang digunakan dalam teknik tes ini berupa soal tes yang terdiri dari soal pilihan ganda, isian dan kuis. dan 4.) teknik wawancara yang digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari data observasi.

H.E. Mulyasa (2009: 69), menjelaskan bahwa beberapa pedoman atau instrumen penelitian yang dapat digunakan dalam PTK, antara lain sebagai berikut.

a. Tes: instrumen untuk mengumpulkan data prestasi belajar peserta didik, baik melalui tes lisan, tertulis, maupun perbuatan.

b. Skala sikap: instrumen untuk mengukur kecenderungan sikap peserta didik terhadap pembelajaran yang diikuti.

c. Observasi: instrumen yang mengadakan pengamatan terhadap aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas.

d. Wawancara: instrumrn untuk mengumpulkan data lisan dari sumber data atau subjek penelitian secara langsung.

(10)

metode prileksi. Teknik dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai informasi tertulis mengenai data siswa yang meliputi nama siswa, daftar nilai siswa, identitas atau profil sekolah dan foto selama proses penelitian tindakan kelas. Teknik tes digunakan untuk mencari data mengenai hasil belajar IPA siswa atau nilai siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan metode prileksi. Teknik wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperkuat dan memperjelas data yang diperoleh melalui teknik observasi. Dalam mengumpulkan data-data maka digunakan beberapa instrumen seperti lembar observasi, soal tes yang terdiri dari tes pilihan ganda dan tes isian, serta lembar wawancara.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif dilakukan penyusunan pengumpulan hasil perhitungan rerata. Perhitungan rerata nilai keaktifan dan hasil tes atau hasil belajar siswa. Analisis data kualitatif dengan alur kegiatan analisis dimulai dari reduksi data yaitu menyederhanakan, mengelompokkan data mentah dari lapangan menjadi data yang bermakna dan diolah untuk bahan evaluasi, yaitu data yang diperoleh data observasi, wawancara dan dokumentasi. Penyajian data yaitu tahap penyajian data dalam bentuk tek naratif sehingga lebih jelas dan mudah dipahami tentang proses dan hasil tindakan yang dilakukan. Penarikan kesimpulan yaitu tahap untuk menyimpulkan intisari dari sajian data yang telah terorganisasikan dalam bentuk pernyataan yang singkat,padat dan bermakna.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(11)

sebanyak 25 siswa (96,15%). Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa 74, 81 dengan ketuntasan sebanyak 22 siswa (84,61%).

(12)

siswa dengan materi yang telah disampaikan. Kondisi-kondisi tersebutlah yang membuat nilai keaktifan dan hasil belajar siswa pada siklus I masih kurang memuaskan dan belum mampu mencapai indikator pencapaian yang ditetapkan. Selain itu, penggunaan metode prileksi dalam proses pembelajaran di kelas V SD N II Pracimantoro ini masih dirasa baru oleh para siswa. Sehingga membutuhkan pengenalan bagi mereka untuk lebih bisa meningkatkan lagi nilai keaktifan dan hasil belajar para siswa dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode prileksi.

Maka setelah dilakukan analisis dan refleksi pada hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I dilaksanakan siklus II dengan memperhatikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan selama pelaksanaan siklus I. Akhirnya sebagaimana terlihat pada hasil yang diperoleh dari siklus II. Penggunaan metode prileksi pada pembelajaran IPA kelas V SD N II Pracimantoro mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada siklus II telah berhasil melebihi indikator pencapaian yang ditetapkan. Keaktifan siswa dengan kriteria baik berhasil mencapai 96,15% dan hasil rata-rata belajar siswa 74,81 dengan ketuntasan mencapai 84,61%. Maka dengan hasil penelitian ini peningkatan kekatifan dan hasil belajar IPA melalui metode prileksi siswa kelas V SD N II Pracimantoro tahun 2013/2014 telah berhasil. Penggunaan metode prileksi dalam pembelajaran IPA dapat dijadikan alternatif solusi untuk membantu guru dalam upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

SIMPULAN

(13)

ketuntasan 84,61%. Dan penelitian tindakan kelas ini telah berhasil memperbaiki proses pembelajaran IPA di kelas V.

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1999. Bahan Pelatihan Penelitian Tindakan. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikdasmen, Dikmenum.

Hamid, Moh. Sholeh. 2011.Metode Edutainment. Jogjakarta: DIVA Press

Ign. S. Ulihbukit Karo-Karo, dkk. 1981. Metodologi Pengajaran. Salatiga: CV Saudara.

Mulyasa, H.E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA

Surtikanti dan Joko Santoso. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: Badan Penerbit-FKIP UMS

Samino, dkk. 2012.Layanan Bimbingan Belajar. Solo: Fairuz Media.

Susilo, Herawati, Chotimah Husnul dan Yuyun Dwita Sari. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesian Guru dan

Referensi

Dokumen terkait

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

“Peningkatan Keaktifan dan Hasil belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Giving Question and Getting Answer Pada Pokok Bahasan Matriks (PTK Pembelajaran

JAKARTA (11/5) – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) secara resmi menutup Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2016 dalam

Oleh karena itu dalam penelitian ini ingin mengetahui lebih jauh terkait perbedaan pada anak berstatus gizi normal dan gemuk dalam hal konsumsi makanan tradisional dan fast

Dalam berinteraksi manusia menggunakan bahasa sebagai sarana atau alat untuk berinteraksi atau berhubungan satu dengan yang lain.. Bahasa merupakan dasar yang mutlak diperlukan

Sedangkan 17 responden lainnya tidak menerapkan pertanian organik, dimana 17 responden ini tidak memperhatikan prinsip dari pertanian organik dan melakukan kegiatan usaha tani

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI PUBERTAS PADA SISWI KELAS VII SMP NEGERI 1.. TEMPURAN MAGELANG

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat hubungan antara komunikasi efektif dengan perilaku caring perawat terhadap pasien di ruang Asoka RSUD Jombang.. Sebagai