HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP PERILAKU
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PERSONALITY DAN
MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH
DASAR NEGERI DI KECAMATAN MEDAN BARU
T E S I S
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
LINDAWATY ROESLI
NIM : 081188230178
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Lindawaty Roesli, NIM : 081188230178, Hubungan Persepsi Guru Terhadap
Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Medan Baru.
Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan. 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan : (1) Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru; (2) Personality dengan Kinerja Guru; (3) Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru; serta (4) Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality, dan Motivasi Kerja secara bersama-sama dengan Kinerja Guru. Subjek penelitian adalah Guru SD Negeri di Kecamatan Medan Baru, dengan jumlah sampel sebanyak 75 responden.
Alat ukur instrumen yang dipergunakan dalam pengambilan data Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality Guru, Motivasi Kerja Guru dan Kinerja Guru menggunakan angket berskala Likert. Sebelum instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data penelitian terlebih dahulu diujicobakan, dilanjutkan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk perhitungan uji validitas angket digunakan rumus korelasi product momen, dan untuk uji reliabilitas angket digunakan rumus alpha Cromback.
Hasil ujicoba validitas instrumen angket Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah diperoleh 25 dari 26 items, Personality Guru diperoleh 19 dari 20 items, Motivasi Kerja Guru 25 dari 26 items dan Kinerja Guru diperoleh 48 items dari semua item yang diujicobakan. Untuk koefisien reliabilitas Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah sebesar 0,895, Personality Guru sebesar 0,838, Motivasi Kerja Guru sebesar 0,888 dan Kinerja Guru sebesar 0,932. Dengan demikian instrumen angket tersebut termasuk dalam angket berkategori sangat tinggi.
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, digunakan teknik korelasi sederhana dan ganda. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara : (1) Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru, rX1Y = 0,458, dan besar thitung > ttabel (4,402 > 1,67); (2) Personality dengan Kinerja Guru, rX2Y = 0,407, dan besar thitung > ttabel (3,807 > 1,67); (3) Motivasi dengan Kinerja Guru, rX3Y
=
0,406, dan besar thitung > ttabel (3,796 > 1,67); serta (4) Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality, dan Motivasi Kerja secara bersama-sama dengan Kinerja Guru, R = 0,549 dan besar Fhitung > Ftabel (10,191 > 2,74).Semakin baik Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Personality dan Motivasi Kerja Guru maka semakin meningkat Kinerja Guru Sekolah
Dasar Negeri di Kecamatan Medan Baru, maka untuk mengoptimalkan Kinerja Guru perlu peningkatan Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah,
ii
ABSTRACT
Lindawaty Roesli, NIM : 081188230178, The Correlation Between Teachers’ Perception
on Principal’s Leadership Behaviour, Personality and Motivation Towards The Public
Primary School Teachers’ Performance in Medan Baru Subdistrict.
Thesis, Post Graduate, Universitas Negeri Medan. 2012.
This research aims to acknowledge the correlation between : (1) Teachers’
Perception on Principal’s Leadership Behaviour and Teachers’ Performance; (2)
Personality and Teachers’ Performance; (3) Motivation and Teachers’ Performance; and
(4) Teachers’ Perception on Principal’s Leadership Behaviour, Personality, and
Motivation along with Teachers’ Performance. Subject of research is Public Primary
School teachers in Medan Baru Subdistrict, with 75 respondents as the samples.
The instrument gauge used in data collection of Teachers’ Perception on
Principal’s Leadership Behaviour, Teachers’ Personality, Teachers’ Motivation and
Teachers’ Performance is Questionnaires with Likert scale. Prior to the usage of the
research instrument in collecting research data, it is tested, then comes the validity test and reliability test. The product moment correlation formula is used for computing validity of the test whereas the Alpha Cromback formula is used for the questionnaires realiability test.
The validity test outcome of the questionnaires instrument of Teachers’
Perception on Principal’s Leadership Behaviour is gained 25 out of 26 items, Teachers’
Personality is 19 out of 20 items, Teachers’ Motivation is 25 out of 26 items and
Teachers’ Performance is 48 items out of all the tested items. As for the reliability
coefficients of Teachers’ Perception on Principal’s Leadership Behaviour is 0.895;
Teachers’ Personality is 0.838; Teachers’ Motivation is 0.888 and Teachers’ Performance is 0.932. Thus the questionnaire instrument is classified as a very high category questionnaire.
Testing the hypothesis in this research by simple and multiple correlation techniques are applied. Based on the hypothesis testing, it is concluded that there is a
positive correlation between: (1) Teachers’ Perception on Principal’s Leadership
Behaviour and Teachers’ Performance, rX1Y = 0.458, and the amount of tcount > ttable
(4.402 > 1.67); (2) Personality and Teachers’ Performance, rX2Y = 0.407, and the amount
of tcount > ttable (3.807 > 1.67); (3) Motivation and Teachers’ Performance, rX3Y = 0.406, and the amount of tcount > ttable (3.796 > 1.67); and (4) Teachers’ Perception on Principal’s
Leadership Behaviour, Personality, and Motivation along with the Teachers’
Performance simultaneously, R = 0.549 and the amount of Fcount > Ftable (10.191 > 2.74).
The better of the Teachers’ Perception on Principal’s Leadership Behaviour,
Personality and Teachers’ Motivation then the higher the Teachers’ Performance in
Public Primary School at Medan Baru Subdistrict becomes. Hence, in optimizing the
Teachers’ Performance, the enhancement of Teachers’ Perception on Principal’s
HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP PERILAKU
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PERSONALITY DAN
MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH
DASAR NEGERI DI KECAMATAN MEDAN BARU
T E S I S
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
LINDAWATY ROESLI
NIM : 081188230178
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Sanghyang Adi Buddha, Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan kebijaksanaan, dan limpahan
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis ini yang
berjudul ”Hubungan Persepsi Terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Personality dan Motivasi dengan Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di
Kecamatan Medan Baru”.
Penulis yakin bahwa penyelesaian tesis ini berkat adanya bimbingan,
arahan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menghaturkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada :
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan
yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti pendidikan
program Pascasarjana di Universitas Negeri Medan dan Prof. Dr. H. Abdul
Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pacasarjana Universitas Negeri
Medan.
2. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, S.Sos, M.Pd selaku Ketua Program Studi
Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
dan sekaligus sebagai pembimbing I dan Prof. Dr. Busmin Gurning, M.Pd
selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan
iv
3. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd ; Dr. Irsan Rangkuti M.Pd, M.Si dan Dr.
Saut Purba, M.Pd selaku nara sumber yang mana juga telah banyak
memberikan bimbingan berupa saran, gagasan, masukan yang sangat
berharga sehingga menemukan ide dan membuka cakrawala berpikir yang
lebih luas dalam penyelesaian tesis ini.
4. Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi, Bapak Munzir
Phonna, S.Pd, M.Si selaku staff di Program Studi Administrasi Pendidikan
yang selalu membantu secara administratif dalam perkuliahan maupun dalam
penyelesaian tesis ini beserta Prof. Dr. Belfrik Manullang yang senantiasa
memberi perhatian dan motivasi untuk segera menyelesaikan penulisan tesis
ini sewaktu beliau masih menjabat sebagai Direktur Pascasarjana.
5. Bapak Sulaiman, S.Pd selaku Plt Kepala Unit Pelaksana Teknis TK dan SD
Kecamatan Medan Baru dan seluruh Kepala Sekolah Negeri beserta para
gurunya masing-masing yang telah membantu dan meluangkan waktu untuk
melengkapi data penelitian tesis.
6. Kedua orang tuaku yang terkasih papa Roesli dan mama Rosita Law, suami
tercinta Alimin Danutirto, SH beserta kedua putra/i ku tersayang Leonard
Suryajaya dan Novita Lestari yang telah mendoakan serta memberi dukungan
moril serta pengertian yang mendalam sejak perkuliahan hingga selesainya
penulisan tesis ini.
7. Keluarga besar dari Yayasan Pendidikan Nanyang Indonesia dan rekan-rekan
mahasiswa Pascasarjana Program Studi Administrasi Pendidikan angkatan
v
Juwita, dan Rury Syahputra Dalimunte yang selalu memberi motivasi dan
bantuan serta kontribusi ide yang sangat berharga terlebih pada saat
penyelesaian tesis ini.
Akhir kata penulis dengan sepenuh hati mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang namanya tidak dapat dituliskan satu
persatu yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini. Semoga segala
bantuan dan kontribusi yang diberikan mendapat limpahan berkah dari Sanghyang
Adi Buddha, Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa dengan adanya faktor keterbatasan, tesis ini
masih terdapat kelemahan dan kekurangan, untuk itu sangat diharapkan kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan penulisan selanjutnya. Semoga tesis
ini bermanfaat bagi kita semua khususnya kemajuan pendidikan di Kecamatan
Medan Baru Medan.
Medan, Desember 2012
Penulis
LINDAWATY ROESLI
vi
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 12
A. Kajian Teoretis ... 12
1. Hakikat Kinerja Guru ... 12
2. Persepsi Guru Terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 22
3. Personality Guru ... 30
4. Motivasi Kerja Guru ... 37
5. Penelitian yang Relevan ... 43
B. Kerangka Berpikir ... 45
1. Hubungan Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru ... 45
2. Hubungan Personality dengan Kinerja Guru ... 46
3. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru ... 47
4. Hubungan antara Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality dan Motivasi Kerja Secara Bersama-sama dengan Kinerja Guru ... 48
C. Pengajuan Hipotesis ... 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 51
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 51
B. Metode dan Rancangan Penelitian ... 51
C. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 51
vii
2. Definisi Operasional Penelitian ... 52
D. Populasi dan Sampel ... 54
2. Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 71
3. Personality (X2) ... 73
4. Motivasi Kerja Guru (X3) ... 74
B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 75
1. Mengidentifikasi Tingkat Kecenderungan Kinerja Guru (Y) ... 75
2. Mengidentifikasi Tingkat Kecenderungan Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 76
3. Mengidentifikasi Tingkat Kecenderungan Personality (X2) ... 77
4. Mengidentifikasi Tingkat Kecenderungan Motivasi Kerja Guru (X3) ... 77
C. Uji Persyaratan Analisis ... 78
1. Uji Kelinieran dan Kesignifikanan Regresi ... 78
2. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 84
3. Uji Homogenitas ... 85
4. Uji Kelinieran dan Kesignifikanan Regresi Ganda ... 87
D. Uji Hipotesis Penelitian ... 87
1. Hubungan Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru ... 87
2. Hubungan antara Personality dengan Kinerja Guru .... 89
viii
4. Hubungan Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality dan
Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru ... 91
E. Temuan Penelitian ... 92
F. Pembahasan Penelitian ... 95
G. Keterbatasan Penelitian ... 100
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 102
A. Simpulan ... 102
B. Implikasi ... 103
C. Saran ... 106
DAFTAR PUSTAKA ... 108
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. The Big Five Personality ... 35
Tabel 2.2. Ciri Kepribadian “Big Five” ... 36
Tabel 3.1. Distribusi Populasi Penelitian ... 54
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen ... 56
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru (Y) ... 70
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 72
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Skor Personality (X2) ... 73
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Kerja Guru (X3) ... 74
Tabel 4.5. Tingkat Kecenderungan Variabel Kinerja Guru (Y) ... 76
Tabel 4.6. Tingkat Kecenderungan Variabel Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 76
Tabel 4.7. Tingkat Kecenderungan Variabel Personality (X2) ... 77
Tabel 4.8. Tingkat Kecenderungan Variabel Motivasi Kerja Guru (X3) ... 78
Tabel 4.9. Persamaan Regresi Y atas X1 ... 79
Tabel 4.10. Persamaan Regresi Y atas X2 ... 81
Tabel 4.11. Persamaan Regresi Y atas X3 ... 83
Tabel 4.12. Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel Penelitian ... 85
Tabel 4.13. Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas Setiap Variabel Penelitian ... 86
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas
Kepemimpinan ... 26
Gambar 2.2. Paradigma Penelitian ... 50
Gambar 4.1. Histogram Skor Kinerja Guru (Y) ... 71
Gambar 4.2. Histogram Skor Persepsi Guru tentang Perilaku
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 72
Gambar 4.3. Histogram Skor Personality (X2) ... 74
Gambar 4.4. Histogram Skor Motivasi Kerja Guru (X3) ... 75
Gambar 4.5. Hasil Output SPSS Pengujian Linieritas Hubungan
Variabel Y atas X1 ... 80
Gambar 4.6. Hasil Output SPSS Pengujian Linieritas Hubungan
Variabel Y atas X2 ... 82
Gambar 4.7. Hasil Output SPSS Pengujian Linieritas Hubungan
Variabel Y atas X3 ... 84
Gambar 4.8. Gambaran Umum Hubungan Variabel Bebas terhadap
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Persepsi Guru terhadap
Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 111
Lampiran 2 Perhitungan Validitas Instrumen Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 112
Lampiran 3 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 115
Lampiran 4 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 116
Lampiran 5 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Personality (X2) ... 120
Lampiran 6 Perhitungan Validitas Instrumen Personality (X2) ... 121
Lampiran 7 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Personality (X2) ... 123
Lampiran 8 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Personality (X2) ... 124
Lampiran 9 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Motivasi Kerja Guru (X3) ... 127
Lampiran 10 Perhitungan Validitas Instrumen Motivasi Kerja Guru (X3) ... 128
Lampiran 11 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Motivasi Kerja Guru (X3) ... 131
Lampiran 12 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Motivasi Kerja Guru (X3) ... 132
Lampiran 13 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Kinerja Guru (Y) ... 135
Lampiran 14 Perhitungan Validitas Instrumen Kinerja Guru (Y) ... 137
Lampiran 15 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Kinerja Guru (Y) ... 141
Lampiran 16 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Kinerja Guru (Y) ... 143
xii
Lampiran 18 Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 148
Lampiran 19 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Setiap Variabel
Penelitian ... 159
Lampiran 20 Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi
Sederhana ... 163
Lampiran 21 Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 178
Lampiran 22 Uji Homogenitas Varians Data ... 187
Lampiran 23 Perhitungan Korelasi Sederhana Variabel Bebas Dengan
Variabel Terikat ... 194
Lampiran 24 Perhitungan Korelasi Parsial Antar Variabel Penelitian ... 199
Lampiran 25 Uji Kelinieran dan Keberartian Regresi Ganda Variabel Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality dan Motivasi Kerja Guru dengan
Kinerja Guru ... 208
Lampiran 26 Perhitungan Korelasi Ganda antara Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Personality dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja
Guru ... 212
Lampiran 27 Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Masing-Masing Variabel Prediktor (X) Dengan Variabel
Prediksi (Y) ... 214
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, persoalan tentang mutu
pendidikan telah lama menjadi sorotan dari berbagai perspektif dan sudut
pandang. Salah satu sorotan terhadap rendahnya mutu pendidikan di Indonesia,
sebagiannya dikaitkan dengan profesionalisme guru. Dugaan ini beralasan karena
studi-studi yang pernah dilakukan memperlihatkan bahwa guru merupakan salah
satu faktor dominan yang mempengaruhi belajar siswa.
Direktur Tendik Ditjen PMPTK pada presentasi di Denpasar tahun 2009
mengemukakan bahwa studi yang dilakukan oleh John Hattie dari Universitas
Auckland memperlihatkan bahwa prestasi belajar siswa ditentukan sekitar 49 %
dari faktor karakteristik siswa sendiri, dan 30 % dari faktor guru. Untuk itu
pemerintah selalu berupaya keras untuk meningkatkan mutu guru melalui program
peningkatan pengembangan profesionalisme. Hal ini terbukti dengan adanya
deklarasi guru sebagai bidang pekerjaan profesional yang dicanangkan oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 Desember 2004.
Tindakan ini menjadi suatu indikasi awal adanya komitmen serius dari
pemerintah Indonesia untuk meningkatkan mutu guru yang dipertegas dengan
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan
Pemerintah No. 19 tahun 2005 yang mengamanatkan bahwa guru profesional
2
memiliki empat kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan bahwa
perbaikan mutu guru menjadi prioritas utama, yang akan dimulai dari pendidikan
calon guru, perekrutan, hingga pendidikan dan pelatihan guru. Kegagalan
pendidikan bukan akibat kurikulum tetapi oleh kurangnya kemampuan
profesionalisme guru dan keengganan belajar siswa. Profesionalisme guru masih
belum memadai, banyak diantaranya yang tidak berkualitas dan menyampaikan
materi yang keliru sehingga mereka tidak atau kurang mampu menyajikan dan
menyelenggarakan pendidikan berkualitas.
Rendahnya mutu guru menurut Sudarminta (2000:168) antara lain tampak
dari gejala-gejala berikut : (1) lemahnya penguasaan bahan yang diajarkan; (2)
ketidaksesuaian antara bidang studi yang dipelajari guru dan yang dalam
kenyataan lapangan yang diajarkan; (3) kurang efektifnya cara pengajaran; (4)
kurangnya wibawa guru di hadapan murid; (5) lemahnya motivasi dan dedikasi
untuk menjadi pendidik yang sungguh-sungguh; semakin banyak yang kebetulan
menjadi guru dan tidak betul-betul menjadi guru; (6) kurangnya kematangan
emosional, kemandirian berpikir, dan keteguhan sikap sehingga dari kepribadian
mereka sebenarnya tidak siap sebagai pendidik; kebanyakan guru dalam hubungan
dengan murid masih hanya berfungsi sebagai pengajar dan belum sebagai
pendidik; dan (7) relatif rendahnya tingkat intelektual para mahasiswa calon guru
yang masuk Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan (LPTK) dibandingkan
3
Keprofesionalan seorang guru tidak terjadi secara otomatis, akan tetapi
akan semakin meningkat secara bertahap, dari guru yang masih baru dengan
penguasaan standar kompeten dalam kadar yang minimal, akan berangsur-angsur
meningkat dan mantap kadar keprofesionalannya seiring berjalannya waktu. Oleh
karena itu kemampuan dan kemampuan guru untuk meningkatkan profesionalitas
terus perlu dipupuk, sehingga seorang guru akan mencapai status sebagai guru
utama (Bustari, 2008:88). Hal ini juga diungkapkan oleh Garet dalam American
Educational Research Journal (2001)
“Professional development is a lifelong process, any teacher, at any stage of development, has room for improvement. Indeed, the continual deepening of knowledge and skill is an integral part of any profession and
teaching is no exception”
Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan
merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum
yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Dalam
meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam
melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk
mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan yang baik
menjadi tolak ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan guru.
Untuk mendukung keberhasilan kinerja guru dalam melaksanakan
tugasnya maka Rusyan, dkk. mengemukakan bahwa :
“Keberhasilan kinerja guru didukung oleh beberapa faktor yakni: (1) Motivasi kinerja; (2) Etos kinerja; (3) Lingkungan kinerja; (4) Tugas dan
4
Menurut Mangkunegara (2001:67-68) faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja seseorang ialah : (1) Faktor kemampuan, secara umum kemampuan ini
terbagi menjadi 2 yaitu kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality
(knowledge dan skill); dan (2) Faktor motivasi, motivasi terbentuk dari sikap
karyawan dalam menghadapi situasi kerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, antara lain dikemukakan
Armstrong dan Baron dalam Wibowo (2007:74-75) yaitu : (1) Personal factor,
ditunjukkan oleh tingkat keterampilan, kompetensi yang dimiliki, motivasi dan
komitmen individu; (2) Leadership factor, ditentukan oleh kualitas dorongan,
bimbingan dan dukungan yang dilakukan manajer dan team leader; (3) Team
factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan sekerja; (4)
System factors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan
organisasi; dan (5) Contextual/situational factors, ditunjukkan oleh tingginya
tingkat tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.
Menurut Gibson yang dikutip oleh Indrawati (2006:43) untuk mencapai
kinerja yang baik ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi kerja dan
kinerja, yaitu : Pertama, variabel individu yang meliputi, kemampuan dan
keterampilan, latar belakang keluarga, tingkat sosial, pengalaman, umur, etnis,
jenis kelamin; Kedua, variabel organisasi, yang mencakup antara lain : sumber
daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, desain pekerjaan; dan Ketiga, variabel
psikologis yang meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi.
Keberhasilan sekolah dalam melakukan pelayanan lingkungan, mampu
5
lepas dari kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah menjadi
salah satu penentu tercapainya tujuan program sekolah. Sebagai seorang edukator,
kepala sekolah terlibat dalam kerja sama dengan segenap warga sekolah.
Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen, merupakan hal yang sangat
penting untuk mencapai tujuan organisasi.
Yukl (1998:5) mendefinisikan kepemimpinan sebagai berikut :
Leadership is defined broadly as influence processes affecting the interpretation of events for followers, the choice of objectives for the group or organization, the organization of work actives to accomplish the objectives, the motivation of followers to achieve the objectives, the maintenance of cooperative relationships and teamwork, and the enlistment of support and cooperation from people outside the group or organization. Artinya kepemimpinan merupakan proses pemimpin mempengaruhi pengikut untuk (a) menginterpretasikan keadaan
lingkungan organisasi; (b) pemilih tujuan organisasi; (c)
pengorganisasian kerja dan memotivasi pengikut untuk mencapai tujuan organisasi; (d) mempertahankan kerjasama dan tim kerja; serta (e) mengorganisasi dukungan dan kerjasama orang dari luar organisasi.
Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan dan dianggap
sebagai orang yang berperanan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan yang
merupakan percerminan mutu pendidikan. Kepribadian yang mantap dari sosok
seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun
masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut “digugu”
(ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (dicontoh sikap dan
perilakunya). Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan
belajar anak didik.
Kompetensi kepribadian merupakan suatu performansi pribadi (sifat-sifat)
6
kompetensi kepribadian bagi guru adalah pribadi guru yang terintegrasi dengan
penampilan kedewasaan yang layak diteladani, memiliki sikap dan kemampuan
memimpin yang demokratis serta mengayomi siswa. Seorang guru harus memiliki
kepribadian yang : (a) mantap, (b) stabil, (c) dewasa, (d) arif, (e) berwibawa, (f)
berakhlak mulia, dan (g) dapat menjadi tauladan. Literatur psikologi kepribadian
umumnya mengelompokkan kepribadian atas lima domain yang dikenal dengan
Big Five Personality yaitu : extraversion, agreeableness, conscientiousness,
neuoriticism, openness to experiences. Ryckman (2008: 640-642) menyebutkan
ada lima faktor yang mencerminkan kepribadian manusia yaitu : surgency,
agreeableness, conscientiousness, emotional stability, and intellect.
Drost (1998:76) menegaskan bahwa kepribadian guru akan tercermin
dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing anak
didik. Semakin baik kepribadiannya maka semakin baik dedikasinya dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru. Kepribadian guru akan
lebih besar pengaruhnya daripada kepandaian dan ilmunya, terutama bagi anak
didik yang masih dalam usia kanak-kanak dan masa meningkat remaja, yaitu
tingkat pendidikan dasar dan menengah, karena anak didik pada tingkat tersebut
masih dalam masa pertumbuhan.
Selain faktor kepribadian guru, masih ada faktor lain yang dapat
mempengaruhi kinerja guru adalah motivasi. Gouzaly (2000:65) dalam bukunya,
“Manajemen Sumber Daya Manusia” mengelompokkan faktor-faktor motivasi ke
dalam dua kelompok yaitu faktor eksternal (karakteristik organisasi) dan faktor
7
lingkungan kerja yang menyenangkan, tingkat kompensasi, supervisi yang baik,
adanya penghargaan atas prestasi, status dan tanggung jawab. Faktor internal
(karakteristik pribadi) yaitu : tingkat kematangan pribadi, tingkat pendidikan,
keinginan dan harapan pribadi, kebutuhan, kelelahan dan kebosanan.
Dalam suatu pertemuan Musyawarah Kepala Sekolah (SD) Kecamatan
Medan Baru pada menjelang Ujian Akhir Sekolah disepakati bahwa nilai
minimum kelulusan adalah 3. Penentuan nilai ini berdasarkan dari kondisi hasil
Ujian Akhir Sekolah rata-rata tahun sebelumnya. Hal ini merupakan putusan
normal berhubung pada tahun 2010 Badan Standar Nasional Pendidikan
menyarankan nilai minimal kelulusan untuk mata pelajaran yang masuk dalam
UN SD, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, dan Ilmu Pengetahuan Alam, tetap
diserahkan pada sekolah. Hingga saat ini, nilai minimal kelulusan UASBN
bervariasi diantara nilai 2,00 hingga 5,50.
Hasil studi pendahuluan di lapangan, bahwa di Kecamatan Medan Baru
mempunyai 10 (sepuluh) sekolah Dasar Negeri yang mempunyai total guru 187
orang, dan keseluruhan murid 3.392 orang. Adapun kualifikasi akademik guru
dengan pendidikan S1 dan S2 berjumlah 112 orang (60%). Rasio guru dengan
murid rata-rata 18,3. Berdasarkan kajian tersebut yang dikaitkan dengan nilai
minimum kelulusan 3 akan mencerminkan kinerja guru yang masih belum
maksimal.
Pada saat berdiskusi dengan beberapa guru negeri di Kecamatan Medan
Baru diketahui bahwa pola pemberian pelajaran masih mengacu pada teacher
8
melaksanakan tugas mereka mengemukakan belum berkompetensi membuat
silabus dan RPP sesuai dengan kondisi murid.
Berdasarkan hasil analisis terhadap beberapa penelitian dan pendapat para
ahli tersebut ditemukan ada beberapa variabel yang mempengaruhi kinerja guru
dan menurut pengamatan peneliti bahwa rendahnya nilai minimum kelulusan
berkorelasi dengan kinerja guru dan faktor lainnya sehingga dalam meningkatkan
mutu pendidikan khususnya pendidikan dasar maka penulis ingin meneliti
“Hubungan Persepsi Guru Terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Personality Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru Sekolah Dasar Di
Kecamatan Medan Baru”.
B. Identifikasi Masalah
Dengan memperhatikan beberapa hal yang telah dikemukakan dalam
bagian latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan kinerja guru. Kegagalan pendidikan bukan akibat oleh
kurikulum tetapi oleh kurangnya kemampuan profesionalisme guru, rendahnya
kinerja guru akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar dan prestasi belajar
siswa.
Untuk itu masalah penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Bagaimana kinerja guru SD di Kecamatan Medan Baru?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja guru SD di Kecamatan
9
3. Bagaimana personality dan motivasi kerja guru SD di Kecamatan Medan
Baru?
4. Bagaimana persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah SD di
Kecamatan Medan Baru?
C. Pembatasan Masalah
Banyak faktor yang memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja
guru. Pada penelitian ini akan lebih fokus pada persepsi guru terhadap perilaku
kepemimpinan, faktor personality dan motivasi kerja dengan dimensi motivasi
evaluasi diri, berorientasi pada pelaksanaan tugas dan tanggung jawab moral.
Pembatasan ini dilakukan karena faktor tersebut merupakan faktor intrinsik yang
sudah ada dalam diri seorang guru dan diduga akan memberikan pengaruh yang
lebih besar dibanding dengan faktor-faktor yang lain.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dalam penelitian ini perumusan masalah adalah sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara Persepsi Guru
terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan kinerja guru?
2. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara Personality dengan
Kinerja Guru?
3. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara Motivasi Kerja Guru
10
4. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara Persepsi Guru
terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality dan Motivasi
Kerja secara bersama-sama dengan Kinerja Guru ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hubungan Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan
Kepala Sekolah dengan kinerja kerja.
2. Untuk mengetahui hubungan antara Personality dengan Kinerja Guru
3. Untuk mengetahui hubungan antara Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru.
4. Untuk mengetahui hubungan antara Persepsi Guru terhadap Perilaku
Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality dan Motivasi Kerja secara
bersama-sama dengan Kinerja Guru.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dan penambahan
wawasan bagi kajian ilmu manajemen dan ilmu pendidikan dalam hal Persepsi
Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, personality dan
motivasi kerja terhadap kinerja guru sehingga dapat digunakan sebagai acuan
11
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan informasi dan masukan kepada kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru dan prestasi belajar murid yang berimplikasi
dalam peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang.
b. Untuk meningkatkan motivasi kerja para guru SD Negeri Kecamatan
Medan Baru yang berdampak pada peningkatan nilai minimun kelulusan.
c. Bagi Kepala Sekolah sebagai otoritas pengambilan keputusan, hasil
penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
102 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka
dapat disimpulkan:
1. Tingkat kecenderungan variabel Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Medan
Baru termasuk dalam kategori sedang, Persepsi Guru terhadap Perilaku
Kepemimpinan Kepala Sekolah termasuk dalam kategori tinggi, Personality
Guru temasuk dalam kategori sedang dan Motivasi Kerja Guru temasuk
dalam kategori sedang.
2. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara Persepsi Guru terhadap
Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru pada SD
Negeri Kecamatan Medan Baru. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah mempunyai
hubungan dengan Kinerja Guru. Artinya semakin baik Persepsi Guru
terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah maka semakin baik juga
Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Medan Baru.
3. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara Personality Guru
dengan Kinerja Guru pada SD Negeri Kecamatan Medan Baru. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa Personality Guru mempunyai hubungan.
Artinya semakin baik Personality Guru maka semakin baik juga Kinerja Guru
103
4. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara Motivasi Kerja Guru
dengan Kinerja Guru pada SD Negeri Kecamatan Medan Baru. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa Motivasi Kerja Guru mempunyai
hubungan. Artinya semakin baik Motivasi Kerja Guru maka semakin baik
juga Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Medan Baru.
5. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara Persepsi Guru terhadap
Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality dan Motivasi Kerja
Guru secara bersama-sama dengan Kinerja Guru pada SD Negeri Kecamatan
Medan Baru. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Persepsi Guru
terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality dan Motivasi
Kerja Guru secara bersama-sama mempunyai hubungan terhadap Kinerja
Guru. Artinya semakin baik Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan
Kepala Sekolah, Personality dan Motivasi Kerja Guru maka semakin baik
juga Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Medan Baru.
B. Implikasi
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan
simpulan penelitian, di antaranya:
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya
meningkatkan Kinerja Guru adalah dengan meningkatkan Persepsi Guru
terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan kepala sekolah untuk menumbuhkan persepsi yang baik
104
lingkungan kerja. Sebaiknya kepala sekolah tidak membuat keputusan yang
memihak kepada seseorang atau sekelompok guru tertentu karena hal itu
akan membawa kepada kekecewaan dari guru lainnya, serta akan
berpengaruh buruk terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Dengan
baiknya kepala sekolah memimpin lingkungan kerjanya akan memberikan
persepsi yang baik dari guru sebagai bawahannya. Dengan baiknya
kepemimpinan kepala sekolah akan dapat meningkatkan Kinerja Guru
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari di sekolah.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan
persepsi yang baik dari guru, di antaranya : menjalin komunikasi yang baik
dengan guru, melihat kebutuhan guru dalam pembelajaran di kelas,
meningkatan kesejahteraan guru, menggelar dialog dengan guru sebelum
membuat keputusan, dan sebagainya.
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan menciptakan kepribadian yang baik. Ini akan
dapat membangkitkan kemauan untuk giat memajukan profesinya dan
meningkatkan dedikasi dalam melakukan pekerjaan mendidik sehingga
dapat dikatakan guru tersebut memiliki akuntabilitas yang baik. Perilaku
akuntabilitas meminta agar pekerjaan itu berakhir dengan hasil baik yang
dapat memuaskan atasan yang memberi tugas. Dengan demikian, kualitas
kinerja para pendidik, sangat tergantung pada kondisi personality guru
105
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan Personality Guru
yang baik di antaranya : pribadi guru yang terintegrasi dengan penampilan
kedewasaan yang layak diteladani, memiliki sikap dan kemampuan
memimpin yang demokratis serta mengayomi siswa.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya
meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan motivasi guru.
Kinerja guru sudah tentu dipengaruhi oleh motivasi kerja guru di sekolah.
Semakin tinggi motivasi kerja guru untuk bekerja akan sangat mendukung
kinerja guru dalam mengajar. Dengan dukungan faktor tersebut, kinerja
guru akan dapat ditingkatkan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan Motivasi Guru
yang baik diantaranya dengan mengembangkan gerakan inovatif,
memberdayakan staf atau guru dan organisasi ke dalam suatu perubahan.
Perubahan yang diharapkan adalah cara berpikir, pengembangan visi,
pengertian, dan pemahaman tentang tujuan organisasi serta membawa ke
perubahan yang terus menerus dengan pengolahan aktivitas kerja dengan
memanfaatkan bakat, keahlian, kemampuan ide dan pengalaman sehingga
setiap guru dan staf merasa terlibat dan bertanggung jawab dalam
106
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Untuk meningkatkan Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala
Sekolah, disarankan kepada guru untuk melihat dengan lebih bijak setiap
keputusan yang diputuskan kepala sekolah. Guru diharapkan untuk tidak
selalu memberikan respon negatif terhadap setiap keputusan kepala sekolah,
sepanjang keputusan itu dilakukan dengan dasar yang benar dan untuk
kemajuan institusi. Selain itu setiap guru diharapkan dapat mengikuti aturan
yang telah ditetapkan pihak pengelola perguruan tinggi, agar tidak merasa
dikorbankan oleh kebijakan kepala sekolah.
2. Untuk lebih meningkatkan Personality Guru kepada setiap guru diharapkan
keinginannya untuk membina dan memperkuat sikap bertanggung jawab
adalah membuat niat dan mematuhinya; mencari tahu tentang yang mampu
kita kerjakan berdasarkan potensi unik kita dan yang mampu dikerjakan oleh
orang lain berdasarkan potensi unik mereka dan selanjutnya pekerjaan itu
berakhir dengan hasil baik yang dapat memuaskan atasan yang memberi
tugas.
3. Untuk meningkatkan Motivasi Kerja Guru disarankan kepada guru, serta
yang terlibat di dalamnya untuk upaya pimpinan menumbuhkan semangat
secara langsung dapat mengarahkan dorongan potensi yang telah ada dalam
diri guru kepada kegiatan-kegiatan yang telah ada untuk mencapai tujuan
107
4. Untuk dapat meningkatkan Kinerja Guru diharapkan kepada kepala sekolah
untuk terus memberikan motivasi secara terus menerus. Selain itu dianjurkan
kepada guru untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam mengajar. Hal
yang harus dilakukan guru di antaranya, mengikuti pelatihan dan mencari
informasi yang sejalan dengan bidang keahliannya.
5. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara Persepsi
Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality dan
Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru guna memperluas hasil penelitian
108
DAFTAR PUSTAKA
Alice Tjandralila Rahardja. 2004. Hubungan Antara Komunikasi Antar Pribadi
Guru dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMUK BPK PENABUR Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur. Hal 1-21.
Ariefa Efianingrum. 2008. Guru Yang Belajar – Murid Yang Mengajar: Melepas Belenggu Dominasi Dalam Pembelajaran. Jurnal Dinamika Pendidikan.
Hal. 44-55.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : Renika Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Renika Cipta.
Astuti, Puji, Putu. 2008. Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah Serta Motivasi
Kerja Guru Dalam Kaitannya Dengan Kinerja Guru Sekolah Dasar Yang Dikelompokkan (Regrouping) Se Kecamatan Penebel. Jurnal Ilmiah
Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 4, No. 2.
Colquitt, LePine, Wesson. 2009. Organizational Behavior. US : Mc Graw Hills.
Djalali, M.A. 2001. Psikologi Motivasi, Minat Jabatan, Inteligensi, Bakat dan
Motivasi Kerja. Wineka Media.
Drost. 1998. Sekolah : Mengajar atau Mendidik ?. Yogyakarta : Kanisius.
Fred Luthans. 2006. Perilaku Organisasi Edisi Kesepuluh. Yogyakarta : Andi.
Garet S. Michael. 2001. Effective Professional Development. Journal American Educataion Research. Des 21 2001.38.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit – UNDIP.
Goldberg, L.R. 1992. The Development of Makers for The Big Five-factor
Structure, Psychological Assessment, 4, 26-42.
Harycoon, Angmalisang. 2012. Pengaruh Kepribadian Guru Terhadap Kinerja
Mengajar. Jurnal Elektromatika Vol. 1, No. 1
109
Husdarta. 2011. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung : Alfabeta.
Ivancevich. 2005. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta : Erlangga.
Kenneth N. Wexley dan Gary A. Yukl, 1998, Organizational Behaviour and
Personnel Psychology, Penerjemah Muh. Shobaruddin, Jakarta : Rineka
Cipta.
Lia Yuliana. 2008. Pengembangan Profesionalisme Guru Memasuki Abad 21. Jurnal Dinamika Pendidikan. Hal. 69-77.
Mangkunegara, A Anwar Prabu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung : Remaja Kosda Karya
Mastuti. E. 2005. Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five pada
Mahasiswa Suku Jawa. Universitas Airlangga Journal Insan vol 7.No.3.
Meiliana Bustari. 2009. Pengembangan Kompetensi Guru Sekolah Dasar Melalui
Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Dinamika Pendidikan. Hal. 88-97.
Mulyasa, E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks
Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Munandar. 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI-Press.
Murray, et.al. 1993. Teori-Teori Holistik (Organismik-Fenomenologis). Yogyakarta : Kanisius.
Nanang Fattah. 2000. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Rivai dan Sagala. 2009. Manajemen sumber daya manusia untuk Perusahaan. Jakarta : Rajawali Press.
Rumini, dkk. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UPP IKIP.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalime
Guru. Jakarta : Rajawali Press.
Ryckman, R. 1982. Theories of personality. (2nd/ed.) Monterey, CA : Brooks/Cole.
110
Sedarmayanti. 2004. Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Bagian
Kedua. Bandung : Mandar Maju.
Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Sudjana. Regresi dan Korelasi. Bandung : Tarsito.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sunarso. 2007. Analisis Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Guru
Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal : Manajemen Sumber Daya Manusia.
Hal. 59-70.
Suryabrata, 2000. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Wardana, Ludi Wishnu. 2008. Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja,
Pendidikan, dan Pelatihan Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Gayungan Kota Surabaya. Jurnal Ekonomi Manajemen dan
Bisnis (EMAS), Vol. II, No. I.
Wibowo. 2008. Manajemen Kinerja. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Yuliani, Indrawati. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Matematika dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada Sekolah Menengah Atas Kota Pelembang. Jurnal Manajemen dan
Bisnis Sriwijaya Vol.4 No.7 Hal. 41-58.
Zuraidha N.CH. Siti. 2009. Hubungan Antara Disiplin Kerja, Motivasi Kerja dan
Persepsi Guru Tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru SLB di Kabupaten dan Kota Madiun. Jurnal Ekonomi