• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PERSONALITY DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN MEDAN BARU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PERSONALITY DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN MEDAN BARU."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP PERILAKU

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PERSONALITY DAN

MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH

DASAR NEGERI DI KECAMATAN MEDAN BARU

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

LINDAWATY ROESLI

NIM : 081188230178

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i

ABSTRAK

Lindawaty Roesli, NIM : 081188230178, Hubungan Persepsi Guru Terhadap

Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Medan Baru.

Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan. 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan : (1) Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru; (2) Personality dengan Kinerja Guru; (3) Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru; serta (4) Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality, dan Motivasi Kerja secara bersama-sama dengan Kinerja Guru. Subjek penelitian adalah Guru SD Negeri di Kecamatan Medan Baru, dengan jumlah sampel sebanyak 75 responden.

Alat ukur instrumen yang dipergunakan dalam pengambilan data Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality Guru, Motivasi Kerja Guru dan Kinerja Guru menggunakan angket berskala Likert. Sebelum instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data penelitian terlebih dahulu diujicobakan, dilanjutkan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk perhitungan uji validitas angket digunakan rumus korelasi product momen, dan untuk uji reliabilitas angket digunakan rumus alpha Cromback.

Hasil ujicoba validitas instrumen angket Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah diperoleh 25 dari 26 items, Personality Guru diperoleh 19 dari 20 items, Motivasi Kerja Guru 25 dari 26 items dan Kinerja Guru diperoleh 48 items dari semua item yang diujicobakan. Untuk koefisien reliabilitas Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah sebesar 0,895, Personality Guru sebesar 0,838, Motivasi Kerja Guru sebesar 0,888 dan Kinerja Guru sebesar 0,932. Dengan demikian instrumen angket tersebut termasuk dalam angket berkategori sangat tinggi.

Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, digunakan teknik korelasi sederhana dan ganda. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara : (1) Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru, rX1Y = 0,458, dan besar thitung > ttabel (4,402 > 1,67); (2) Personality dengan Kinerja Guru, rX2Y = 0,407, dan besar thitung > ttabel (3,807 > 1,67); (3) Motivasi dengan Kinerja Guru, rX3Y

=

0,406, dan besar thitung > ttabel (3,796 > 1,67); serta (4) Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality, dan Motivasi Kerja secara bersama-sama dengan Kinerja Guru, R = 0,549 dan besar Fhitung > Ftabel (10,191 > 2,74).

Semakin baik Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah,

Personality dan Motivasi Kerja Guru maka semakin meningkat Kinerja Guru Sekolah

Dasar Negeri di Kecamatan Medan Baru, maka untuk mengoptimalkan Kinerja Guru perlu peningkatan Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah,

(3)

ii

ABSTRACT

Lindawaty Roesli, NIM : 081188230178, The Correlation Between Teachers’ Perception

on Principal’s Leadership Behaviour, Personality and Motivation Towards The Public

Primary School Teachers’ Performance in Medan Baru Subdistrict.

Thesis, Post Graduate, Universitas Negeri Medan. 2012.

This research aims to acknowledge the correlation between : (1) Teachers’

Perception on Principal’s Leadership Behaviour and Teachers’ Performance; (2)

Personality and Teachers’ Performance; (3) Motivation and Teachers’ Performance; and

(4) Teachers’ Perception on Principal’s Leadership Behaviour, Personality, and

Motivation along with Teachers’ Performance. Subject of research is Public Primary

School teachers in Medan Baru Subdistrict, with 75 respondents as the samples.

The instrument gauge used in data collection of Teachers’ Perception on

Principal’s Leadership Behaviour, Teachers’ Personality, Teachers’ Motivation and

Teachers’ Performance is Questionnaires with Likert scale. Prior to the usage of the

research instrument in collecting research data, it is tested, then comes the validity test and reliability test. The product moment correlation formula is used for computing validity of the test whereas the Alpha Cromback formula is used for the questionnaires realiability test.

The validity test outcome of the questionnaires instrument of Teachers’

Perception on Principal’s Leadership Behaviour is gained 25 out of 26 items, Teachers’

Personality is 19 out of 20 items, Teachers’ Motivation is 25 out of 26 items and

Teachers’ Performance is 48 items out of all the tested items. As for the reliability

coefficients of Teachers’ Perception on Principal’s Leadership Behaviour is 0.895;

Teachers’ Personality is 0.838; Teachers’ Motivation is 0.888 and Teachers’ Performance is 0.932. Thus the questionnaire instrument is classified as a very high category questionnaire.

Testing the hypothesis in this research by simple and multiple correlation techniques are applied. Based on the hypothesis testing, it is concluded that there is a

positive correlation between: (1) Teachers’ Perception on Principal’s Leadership

Behaviour and Teachers’ Performance, rX1Y = 0.458, and the amount of tcount > ttable

(4.402 > 1.67); (2) Personality and Teachers’ Performance, rX2Y = 0.407, and the amount

of tcount > ttable (3.807 > 1.67); (3) Motivation and Teachers’ Performance, rX3Y = 0.406, and the amount of tcount > ttable (3.796 > 1.67); and (4) Teachers’ Perception on Principal’s

Leadership Behaviour, Personality, and Motivation along with the Teachers’

Performance simultaneously, R = 0.549 and the amount of Fcount > Ftable (10.191 > 2.74).

The better of the Teachers’ Perception on Principal’s Leadership Behaviour,

Personality and Teachers’ Motivation then the higher the Teachers’ Performance in

Public Primary School at Medan Baru Subdistrict becomes. Hence, in optimizing the

Teachers’ Performance, the enhancement of Teachers’ Perception on Principal’s

(4)

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP PERILAKU

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PERSONALITY DAN

MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH

DASAR NEGERI DI KECAMATAN MEDAN BARU

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

LINDAWATY ROESLI

NIM : 081188230178

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(5)
(6)
(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Sanghyang Adi Buddha, Tuhan

Yang Maha Esa yang telah memberikan kebijaksanaan, dan limpahan

karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis ini yang

berjudul ”Hubungan Persepsi Terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah,

Personality dan Motivasi dengan Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di

Kecamatan Medan Baru”.

Penulis yakin bahwa penyelesaian tesis ini berkat adanya bimbingan,

arahan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis menghaturkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan

yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti pendidikan

program Pascasarjana di Universitas Negeri Medan dan Prof. Dr. H. Abdul

Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pacasarjana Universitas Negeri

Medan.

2. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, S.Sos, M.Pd selaku Ketua Program Studi

Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

dan sekaligus sebagai pembimbing I dan Prof. Dr. Busmin Gurning, M.Pd

selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan

(8)

iv

3. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd ; Dr. Irsan Rangkuti M.Pd, M.Si dan Dr.

Saut Purba, M.Pd selaku nara sumber yang mana juga telah banyak

memberikan bimbingan berupa saran, gagasan, masukan yang sangat

berharga sehingga menemukan ide dan membuka cakrawala berpikir yang

lebih luas dalam penyelesaian tesis ini.

4. Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi, Bapak Munzir

Phonna, S.Pd, M.Si selaku staff di Program Studi Administrasi Pendidikan

yang selalu membantu secara administratif dalam perkuliahan maupun dalam

penyelesaian tesis ini beserta Prof. Dr. Belfrik Manullang yang senantiasa

memberi perhatian dan motivasi untuk segera menyelesaikan penulisan tesis

ini sewaktu beliau masih menjabat sebagai Direktur Pascasarjana.

5. Bapak Sulaiman, S.Pd selaku Plt Kepala Unit Pelaksana Teknis TK dan SD

Kecamatan Medan Baru dan seluruh Kepala Sekolah Negeri beserta para

gurunya masing-masing yang telah membantu dan meluangkan waktu untuk

melengkapi data penelitian tesis.

6. Kedua orang tuaku yang terkasih papa Roesli dan mama Rosita Law, suami

tercinta Alimin Danutirto, SH beserta kedua putra/i ku tersayang Leonard

Suryajaya dan Novita Lestari yang telah mendoakan serta memberi dukungan

moril serta pengertian yang mendalam sejak perkuliahan hingga selesainya

penulisan tesis ini.

7. Keluarga besar dari Yayasan Pendidikan Nanyang Indonesia dan rekan-rekan

mahasiswa Pascasarjana Program Studi Administrasi Pendidikan angkatan

(9)

v

Juwita, dan Rury Syahputra Dalimunte yang selalu memberi motivasi dan

bantuan serta kontribusi ide yang sangat berharga terlebih pada saat

penyelesaian tesis ini.

Akhir kata penulis dengan sepenuh hati mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang namanya tidak dapat dituliskan satu

persatu yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini. Semoga segala

bantuan dan kontribusi yang diberikan mendapat limpahan berkah dari Sanghyang

Adi Buddha, Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa dengan adanya faktor keterbatasan, tesis ini

masih terdapat kelemahan dan kekurangan, untuk itu sangat diharapkan kritik dan

saran yang membangun guna kesempurnaan penulisan selanjutnya. Semoga tesis

ini bermanfaat bagi kita semua khususnya kemajuan pendidikan di Kecamatan

Medan Baru Medan.

Medan, Desember 2012

Penulis

LINDAWATY ROESLI

(10)

vi

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 12

A. Kajian Teoretis ... 12

1. Hakikat Kinerja Guru ... 12

2. Persepsi Guru Terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 22

3. Personality Guru ... 30

4. Motivasi Kerja Guru ... 37

5. Penelitian yang Relevan ... 43

B. Kerangka Berpikir ... 45

1. Hubungan Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru ... 45

2. Hubungan Personality dengan Kinerja Guru ... 46

3. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru ... 47

4. Hubungan antara Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality dan Motivasi Kerja Secara Bersama-sama dengan Kinerja Guru ... 48

C. Pengajuan Hipotesis ... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 51

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 51

B. Metode dan Rancangan Penelitian ... 51

C. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 51

(11)

vii

2. Definisi Operasional Penelitian ... 52

D. Populasi dan Sampel ... 54

2. Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 71

3. Personality (X2) ... 73

4. Motivasi Kerja Guru (X3) ... 74

B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 75

1. Mengidentifikasi Tingkat Kecenderungan Kinerja Guru (Y) ... 75

2. Mengidentifikasi Tingkat Kecenderungan Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 76

3. Mengidentifikasi Tingkat Kecenderungan Personality (X2) ... 77

4. Mengidentifikasi Tingkat Kecenderungan Motivasi Kerja Guru (X3) ... 77

C. Uji Persyaratan Analisis ... 78

1. Uji Kelinieran dan Kesignifikanan Regresi ... 78

2. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 84

3. Uji Homogenitas ... 85

4. Uji Kelinieran dan Kesignifikanan Regresi Ganda ... 87

D. Uji Hipotesis Penelitian ... 87

1. Hubungan Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru ... 87

2. Hubungan antara Personality dengan Kinerja Guru .... 89

(12)

viii

4. Hubungan Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality dan

Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru ... 91

E. Temuan Penelitian ... 92

F. Pembahasan Penelitian ... 95

G. Keterbatasan Penelitian ... 100

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 102

A. Simpulan ... 102

B. Implikasi ... 103

C. Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 108

(13)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. The Big Five Personality ... 35

Tabel 2.2. Ciri Kepribadian “Big Five” ... 36

Tabel 3.1. Distribusi Populasi Penelitian ... 54

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen ... 56

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru (Y) ... 70

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 72

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Skor Personality (X2) ... 73

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Kerja Guru (X3) ... 74

Tabel 4.5. Tingkat Kecenderungan Variabel Kinerja Guru (Y) ... 76

Tabel 4.6. Tingkat Kecenderungan Variabel Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 76

Tabel 4.7. Tingkat Kecenderungan Variabel Personality (X2) ... 77

Tabel 4.8. Tingkat Kecenderungan Variabel Motivasi Kerja Guru (X3) ... 78

Tabel 4.9. Persamaan Regresi Y atas X1 ... 79

Tabel 4.10. Persamaan Regresi Y atas X2 ... 81

Tabel 4.11. Persamaan Regresi Y atas X3 ... 83

Tabel 4.12. Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel Penelitian ... 85

Tabel 4.13. Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas Setiap Variabel Penelitian ... 86

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas

Kepemimpinan ... 26

Gambar 2.2. Paradigma Penelitian ... 50

Gambar 4.1. Histogram Skor Kinerja Guru (Y) ... 71

Gambar 4.2. Histogram Skor Persepsi Guru tentang Perilaku

Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 72

Gambar 4.3. Histogram Skor Personality (X2) ... 74

Gambar 4.4. Histogram Skor Motivasi Kerja Guru (X3) ... 75

Gambar 4.5. Hasil Output SPSS Pengujian Linieritas Hubungan

Variabel Y atas X1 ... 80

Gambar 4.6. Hasil Output SPSS Pengujian Linieritas Hubungan

Variabel Y atas X2 ... 82

Gambar 4.7. Hasil Output SPSS Pengujian Linieritas Hubungan

Variabel Y atas X3 ... 84

Gambar 4.8. Gambaran Umum Hubungan Variabel Bebas terhadap

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Persepsi Guru terhadap

Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 111

Lampiran 2 Perhitungan Validitas Instrumen Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 112

Lampiran 3 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 115

Lampiran 4 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 116

Lampiran 5 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Personality (X2) ... 120

Lampiran 6 Perhitungan Validitas Instrumen Personality (X2) ... 121

Lampiran 7 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Personality (X2) ... 123

Lampiran 8 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Personality (X2) ... 124

Lampiran 9 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Motivasi Kerja Guru (X3) ... 127

Lampiran 10 Perhitungan Validitas Instrumen Motivasi Kerja Guru (X3) ... 128

Lampiran 11 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Motivasi Kerja Guru (X3) ... 131

Lampiran 12 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Motivasi Kerja Guru (X3) ... 132

Lampiran 13 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Kinerja Guru (Y) ... 135

Lampiran 14 Perhitungan Validitas Instrumen Kinerja Guru (Y) ... 137

Lampiran 15 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Kinerja Guru (Y) ... 141

Lampiran 16 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Kinerja Guru (Y) ... 143

(16)

xii

Lampiran 18 Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 148

Lampiran 19 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Setiap Variabel

Penelitian ... 159

Lampiran 20 Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi

Sederhana ... 163

Lampiran 21 Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 178

Lampiran 22 Uji Homogenitas Varians Data ... 187

Lampiran 23 Perhitungan Korelasi Sederhana Variabel Bebas Dengan

Variabel Terikat ... 194

Lampiran 24 Perhitungan Korelasi Parsial Antar Variabel Penelitian ... 199

Lampiran 25 Uji Kelinieran dan Keberartian Regresi Ganda Variabel Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality dan Motivasi Kerja Guru dengan

Kinerja Guru ... 208

Lampiran 26 Perhitungan Korelasi Ganda antara Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah,

Personality dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja

Guru ... 212

Lampiran 27 Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Masing-Masing Variabel Prediktor (X) Dengan Variabel

Prediksi (Y) ... 214

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam konteks pendidikan di Indonesia, persoalan tentang mutu

pendidikan telah lama menjadi sorotan dari berbagai perspektif dan sudut

pandang. Salah satu sorotan terhadap rendahnya mutu pendidikan di Indonesia,

sebagiannya dikaitkan dengan profesionalisme guru. Dugaan ini beralasan karena

studi-studi yang pernah dilakukan memperlihatkan bahwa guru merupakan salah

satu faktor dominan yang mempengaruhi belajar siswa.

Direktur Tendik Ditjen PMPTK pada presentasi di Denpasar tahun 2009

mengemukakan bahwa studi yang dilakukan oleh John Hattie dari Universitas

Auckland memperlihatkan bahwa prestasi belajar siswa ditentukan sekitar 49 %

dari faktor karakteristik siswa sendiri, dan 30 % dari faktor guru. Untuk itu

pemerintah selalu berupaya keras untuk meningkatkan mutu guru melalui program

peningkatan pengembangan profesionalisme. Hal ini terbukti dengan adanya

deklarasi guru sebagai bidang pekerjaan profesional yang dicanangkan oleh

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 Desember 2004.

Tindakan ini menjadi suatu indikasi awal adanya komitmen serius dari

pemerintah Indonesia untuk meningkatkan mutu guru yang dipertegas dengan

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan

Pemerintah No. 19 tahun 2005 yang mengamanatkan bahwa guru profesional

(18)

2

memiliki empat kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi

profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan bahwa

perbaikan mutu guru menjadi prioritas utama, yang akan dimulai dari pendidikan

calon guru, perekrutan, hingga pendidikan dan pelatihan guru. Kegagalan

pendidikan bukan akibat kurikulum tetapi oleh kurangnya kemampuan

profesionalisme guru dan keengganan belajar siswa. Profesionalisme guru masih

belum memadai, banyak diantaranya yang tidak berkualitas dan menyampaikan

materi yang keliru sehingga mereka tidak atau kurang mampu menyajikan dan

menyelenggarakan pendidikan berkualitas.

Rendahnya mutu guru menurut Sudarminta (2000:168) antara lain tampak

dari gejala-gejala berikut : (1) lemahnya penguasaan bahan yang diajarkan; (2)

ketidaksesuaian antara bidang studi yang dipelajari guru dan yang dalam

kenyataan lapangan yang diajarkan; (3) kurang efektifnya cara pengajaran; (4)

kurangnya wibawa guru di hadapan murid; (5) lemahnya motivasi dan dedikasi

untuk menjadi pendidik yang sungguh-sungguh; semakin banyak yang kebetulan

menjadi guru dan tidak betul-betul menjadi guru; (6) kurangnya kematangan

emosional, kemandirian berpikir, dan keteguhan sikap sehingga dari kepribadian

mereka sebenarnya tidak siap sebagai pendidik; kebanyakan guru dalam hubungan

dengan murid masih hanya berfungsi sebagai pengajar dan belum sebagai

pendidik; dan (7) relatif rendahnya tingkat intelektual para mahasiswa calon guru

yang masuk Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan (LPTK) dibandingkan

(19)

3

Keprofesionalan seorang guru tidak terjadi secara otomatis, akan tetapi

akan semakin meningkat secara bertahap, dari guru yang masih baru dengan

penguasaan standar kompeten dalam kadar yang minimal, akan berangsur-angsur

meningkat dan mantap kadar keprofesionalannya seiring berjalannya waktu. Oleh

karena itu kemampuan dan kemampuan guru untuk meningkatkan profesionalitas

terus perlu dipupuk, sehingga seorang guru akan mencapai status sebagai guru

utama (Bustari, 2008:88). Hal ini juga diungkapkan oleh Garet dalam American

Educational Research Journal (2001)

Professional development is a lifelong process, any teacher, at any stage of development, has room for improvement. Indeed, the continual deepening of knowledge and skill is an integral part of any profession and

teaching is no exception”

Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan

merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum

yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Dalam

meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam

melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk

mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan yang baik

menjadi tolak ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan guru.

Untuk mendukung keberhasilan kinerja guru dalam melaksanakan

tugasnya maka Rusyan, dkk. mengemukakan bahwa :

Keberhasilan kinerja guru didukung oleh beberapa faktor yakni: (1) Motivasi kinerja; (2) Etos kinerja; (3) Lingkungan kinerja; (4) Tugas dan

(20)

4

Menurut Mangkunegara (2001:67-68) faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja seseorang ialah : (1) Faktor kemampuan, secara umum kemampuan ini

terbagi menjadi 2 yaitu kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality

(knowledge dan skill); dan (2) Faktor motivasi, motivasi terbentuk dari sikap

karyawan dalam menghadapi situasi kerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, antara lain dikemukakan

Armstrong dan Baron dalam Wibowo (2007:74-75) yaitu : (1) Personal factor,

ditunjukkan oleh tingkat keterampilan, kompetensi yang dimiliki, motivasi dan

komitmen individu; (2) Leadership factor, ditentukan oleh kualitas dorongan,

bimbingan dan dukungan yang dilakukan manajer dan team leader; (3) Team

factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan sekerja; (4)

System factors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan

organisasi; dan (5) Contextual/situational factors, ditunjukkan oleh tingginya

tingkat tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.

Menurut Gibson yang dikutip oleh Indrawati (2006:43) untuk mencapai

kinerja yang baik ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi kerja dan

kinerja, yaitu : Pertama, variabel individu yang meliputi, kemampuan dan

keterampilan, latar belakang keluarga, tingkat sosial, pengalaman, umur, etnis,

jenis kelamin; Kedua, variabel organisasi, yang mencakup antara lain : sumber

daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, desain pekerjaan; dan Ketiga, variabel

psikologis yang meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi.

Keberhasilan sekolah dalam melakukan pelayanan lingkungan, mampu

(21)

5

lepas dari kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah menjadi

salah satu penentu tercapainya tujuan program sekolah. Sebagai seorang edukator,

kepala sekolah terlibat dalam kerja sama dengan segenap warga sekolah.

Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen, merupakan hal yang sangat

penting untuk mencapai tujuan organisasi.

Yukl (1998:5) mendefinisikan kepemimpinan sebagai berikut :

Leadership is defined broadly as influence processes affecting the interpretation of events for followers, the choice of objectives for the group or organization, the organization of work actives to accomplish the objectives, the motivation of followers to achieve the objectives, the maintenance of cooperative relationships and teamwork, and the enlistment of support and cooperation from people outside the group or organization. Artinya kepemimpinan merupakan proses pemimpin mempengaruhi pengikut untuk (a) menginterpretasikan keadaan

lingkungan organisasi; (b) pemilih tujuan organisasi; (c)

pengorganisasian kerja dan memotivasi pengikut untuk mencapai tujuan organisasi; (d) mempertahankan kerjasama dan tim kerja; serta (e) mengorganisasi dukungan dan kerjasama orang dari luar organisasi.

Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan dan dianggap

sebagai orang yang berperanan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan yang

merupakan percerminan mutu pendidikan. Kepribadian yang mantap dari sosok

seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun

masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut “digugu”

(ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (dicontoh sikap dan

perilakunya). Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan

belajar anak didik.

Kompetensi kepribadian merupakan suatu performansi pribadi (sifat-sifat)

(22)

6

kompetensi kepribadian bagi guru adalah pribadi guru yang terintegrasi dengan

penampilan kedewasaan yang layak diteladani, memiliki sikap dan kemampuan

memimpin yang demokratis serta mengayomi siswa. Seorang guru harus memiliki

kepribadian yang : (a) mantap, (b) stabil, (c) dewasa, (d) arif, (e) berwibawa, (f)

berakhlak mulia, dan (g) dapat menjadi tauladan. Literatur psikologi kepribadian

umumnya mengelompokkan kepribadian atas lima domain yang dikenal dengan

Big Five Personality yaitu : extraversion, agreeableness, conscientiousness,

neuoriticism, openness to experiences. Ryckman (2008: 640-642) menyebutkan

ada lima faktor yang mencerminkan kepribadian manusia yaitu : surgency,

agreeableness, conscientiousness, emotional stability, and intellect.

Drost (1998:76) menegaskan bahwa kepribadian guru akan tercermin

dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing anak

didik. Semakin baik kepribadiannya maka semakin baik dedikasinya dalam

menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru. Kepribadian guru akan

lebih besar pengaruhnya daripada kepandaian dan ilmunya, terutama bagi anak

didik yang masih dalam usia kanak-kanak dan masa meningkat remaja, yaitu

tingkat pendidikan dasar dan menengah, karena anak didik pada tingkat tersebut

masih dalam masa pertumbuhan.

Selain faktor kepribadian guru, masih ada faktor lain yang dapat

mempengaruhi kinerja guru adalah motivasi. Gouzaly (2000:65) dalam bukunya,

“Manajemen Sumber Daya Manusia” mengelompokkan faktor-faktor motivasi ke

dalam dua kelompok yaitu faktor eksternal (karakteristik organisasi) dan faktor

(23)

7

lingkungan kerja yang menyenangkan, tingkat kompensasi, supervisi yang baik,

adanya penghargaan atas prestasi, status dan tanggung jawab. Faktor internal

(karakteristik pribadi) yaitu : tingkat kematangan pribadi, tingkat pendidikan,

keinginan dan harapan pribadi, kebutuhan, kelelahan dan kebosanan.

Dalam suatu pertemuan Musyawarah Kepala Sekolah (SD) Kecamatan

Medan Baru pada menjelang Ujian Akhir Sekolah disepakati bahwa nilai

minimum kelulusan adalah 3. Penentuan nilai ini berdasarkan dari kondisi hasil

Ujian Akhir Sekolah rata-rata tahun sebelumnya. Hal ini merupakan putusan

normal berhubung pada tahun 2010 Badan Standar Nasional Pendidikan

menyarankan nilai minimal kelulusan untuk mata pelajaran yang masuk dalam

UN SD, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, dan Ilmu Pengetahuan Alam, tetap

diserahkan pada sekolah. Hingga saat ini, nilai minimal kelulusan UASBN

bervariasi diantara nilai 2,00 hingga 5,50.

Hasil studi pendahuluan di lapangan, bahwa di Kecamatan Medan Baru

mempunyai 10 (sepuluh) sekolah Dasar Negeri yang mempunyai total guru 187

orang, dan keseluruhan murid 3.392 orang. Adapun kualifikasi akademik guru

dengan pendidikan S1 dan S2 berjumlah 112 orang (60%). Rasio guru dengan

murid rata-rata 18,3. Berdasarkan kajian tersebut yang dikaitkan dengan nilai

minimum kelulusan 3 akan mencerminkan kinerja guru yang masih belum

maksimal.

Pada saat berdiskusi dengan beberapa guru negeri di Kecamatan Medan

Baru diketahui bahwa pola pemberian pelajaran masih mengacu pada teacher

(24)

8

melaksanakan tugas mereka mengemukakan belum berkompetensi membuat

silabus dan RPP sesuai dengan kondisi murid.

Berdasarkan hasil analisis terhadap beberapa penelitian dan pendapat para

ahli tersebut ditemukan ada beberapa variabel yang mempengaruhi kinerja guru

dan menurut pengamatan peneliti bahwa rendahnya nilai minimum kelulusan

berkorelasi dengan kinerja guru dan faktor lainnya sehingga dalam meningkatkan

mutu pendidikan khususnya pendidikan dasar maka penulis ingin meneliti

“Hubungan Persepsi Guru Terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah,

Personality Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru Sekolah Dasar Di

Kecamatan Medan Baru”.

B. Identifikasi Masalah

Dengan memperhatikan beberapa hal yang telah dikemukakan dalam

bagian latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan kinerja guru. Kegagalan pendidikan bukan akibat oleh

kurikulum tetapi oleh kurangnya kemampuan profesionalisme guru, rendahnya

kinerja guru akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar dan prestasi belajar

siswa.

Untuk itu masalah penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimana kinerja guru SD di Kecamatan Medan Baru?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja guru SD di Kecamatan

(25)

9

3. Bagaimana personality dan motivasi kerja guru SD di Kecamatan Medan

Baru?

4. Bagaimana persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah SD di

Kecamatan Medan Baru?

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja

guru. Pada penelitian ini akan lebih fokus pada persepsi guru terhadap perilaku

kepemimpinan, faktor personality dan motivasi kerja dengan dimensi motivasi

evaluasi diri, berorientasi pada pelaksanaan tugas dan tanggung jawab moral.

Pembatasan ini dilakukan karena faktor tersebut merupakan faktor intrinsik yang

sudah ada dalam diri seorang guru dan diduga akan memberikan pengaruh yang

lebih besar dibanding dengan faktor-faktor yang lain.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dalam penelitian ini perumusan masalah adalah sebagai

berikut:

1. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara Persepsi Guru

terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan kinerja guru?

2. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara Personality dengan

Kinerja Guru?

3. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara Motivasi Kerja Guru

(26)

10

4. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara Persepsi Guru

terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality dan Motivasi

Kerja secara bersama-sama dengan Kinerja Guru ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan

Kepala Sekolah dengan kinerja kerja.

2. Untuk mengetahui hubungan antara Personality dengan Kinerja Guru

3. Untuk mengetahui hubungan antara Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru.

4. Untuk mengetahui hubungan antara Persepsi Guru terhadap Perilaku

Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality dan Motivasi Kerja secara

bersama-sama dengan Kinerja Guru.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dan penambahan

wawasan bagi kajian ilmu manajemen dan ilmu pendidikan dalam hal Persepsi

Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, personality dan

motivasi kerja terhadap kinerja guru sehingga dapat digunakan sebagai acuan

(27)

11

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan informasi dan masukan kepada kepala sekolah dalam

meningkatkan kinerja guru dan prestasi belajar murid yang berimplikasi

dalam peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang.

b. Untuk meningkatkan motivasi kerja para guru SD Negeri Kecamatan

Medan Baru yang berdampak pada peningkatan nilai minimun kelulusan.

c. Bagi Kepala Sekolah sebagai otoritas pengambilan keputusan, hasil

penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan

(28)

102 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka

dapat disimpulkan:

1. Tingkat kecenderungan variabel Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Medan

Baru termasuk dalam kategori sedang, Persepsi Guru terhadap Perilaku

Kepemimpinan Kepala Sekolah termasuk dalam kategori tinggi, Personality

Guru temasuk dalam kategori sedang dan Motivasi Kerja Guru temasuk

dalam kategori sedang.

2. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara Persepsi Guru terhadap

Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru pada SD

Negeri Kecamatan Medan Baru. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah mempunyai

hubungan dengan Kinerja Guru. Artinya semakin baik Persepsi Guru

terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah maka semakin baik juga

Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Medan Baru.

3. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara Personality Guru

dengan Kinerja Guru pada SD Negeri Kecamatan Medan Baru. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa Personality Guru mempunyai hubungan.

Artinya semakin baik Personality Guru maka semakin baik juga Kinerja Guru

(29)

103

4. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara Motivasi Kerja Guru

dengan Kinerja Guru pada SD Negeri Kecamatan Medan Baru. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa Motivasi Kerja Guru mempunyai

hubungan. Artinya semakin baik Motivasi Kerja Guru maka semakin baik

juga Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Medan Baru.

5. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara Persepsi Guru terhadap

Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality dan Motivasi Kerja

Guru secara bersama-sama dengan Kinerja Guru pada SD Negeri Kecamatan

Medan Baru. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Persepsi Guru

terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality dan Motivasi

Kerja Guru secara bersama-sama mempunyai hubungan terhadap Kinerja

Guru. Artinya semakin baik Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan

Kepala Sekolah, Personality dan Motivasi Kerja Guru maka semakin baik

juga Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Medan Baru.

B. Implikasi

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan

simpulan penelitian, di antaranya:

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya

meningkatkan Kinerja Guru adalah dengan meningkatkan Persepsi Guru

terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah. Salah satu upaya yang

dapat dilakukan kepala sekolah untuk menumbuhkan persepsi yang baik

(30)

104

lingkungan kerja. Sebaiknya kepala sekolah tidak membuat keputusan yang

memihak kepada seseorang atau sekelompok guru tertentu karena hal itu

akan membawa kepada kekecewaan dari guru lainnya, serta akan

berpengaruh buruk terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Dengan

baiknya kepala sekolah memimpin lingkungan kerjanya akan memberikan

persepsi yang baik dari guru sebagai bawahannya. Dengan baiknya

kepemimpinan kepala sekolah akan dapat meningkatkan Kinerja Guru

dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari di sekolah.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan

persepsi yang baik dari guru, di antaranya : menjalin komunikasi yang baik

dengan guru, melihat kebutuhan guru dalam pembelajaran di kelas,

meningkatan kesejahteraan guru, menggelar dialog dengan guru sebelum

membuat keputusan, dan sebagainya.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, upaya yang dapat

dilakukan adalah dengan menciptakan kepribadian yang baik. Ini akan

dapat membangkitkan kemauan untuk giat memajukan profesinya dan

meningkatkan dedikasi dalam melakukan pekerjaan mendidik sehingga

dapat dikatakan guru tersebut memiliki akuntabilitas yang baik. Perilaku

akuntabilitas meminta agar pekerjaan itu berakhir dengan hasil baik yang

dapat memuaskan atasan yang memberi tugas. Dengan demikian, kualitas

kinerja para pendidik, sangat tergantung pada kondisi personality guru

(31)

105

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan Personality Guru

yang baik di antaranya : pribadi guru yang terintegrasi dengan penampilan

kedewasaan yang layak diteladani, memiliki sikap dan kemampuan

memimpin yang demokratis serta mengayomi siswa.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya

meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan motivasi guru.

Kinerja guru sudah tentu dipengaruhi oleh motivasi kerja guru di sekolah.

Semakin tinggi motivasi kerja guru untuk bekerja akan sangat mendukung

kinerja guru dalam mengajar. Dengan dukungan faktor tersebut, kinerja

guru akan dapat ditingkatkan.

Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan Motivasi Guru

yang baik diantaranya dengan mengembangkan gerakan inovatif,

memberdayakan staf atau guru dan organisasi ke dalam suatu perubahan.

Perubahan yang diharapkan adalah cara berpikir, pengembangan visi,

pengertian, dan pemahaman tentang tujuan organisasi serta membawa ke

perubahan yang terus menerus dengan pengolahan aktivitas kerja dengan

memanfaatkan bakat, keahlian, kemampuan ide dan pengalaman sehingga

setiap guru dan staf merasa terlibat dan bertanggung jawab dalam

(32)

106

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Untuk meningkatkan Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala

Sekolah, disarankan kepada guru untuk melihat dengan lebih bijak setiap

keputusan yang diputuskan kepala sekolah. Guru diharapkan untuk tidak

selalu memberikan respon negatif terhadap setiap keputusan kepala sekolah,

sepanjang keputusan itu dilakukan dengan dasar yang benar dan untuk

kemajuan institusi. Selain itu setiap guru diharapkan dapat mengikuti aturan

yang telah ditetapkan pihak pengelola perguruan tinggi, agar tidak merasa

dikorbankan oleh kebijakan kepala sekolah.

2. Untuk lebih meningkatkan Personality Guru kepada setiap guru diharapkan

keinginannya untuk membina dan memperkuat sikap bertanggung jawab

adalah membuat niat dan mematuhinya; mencari tahu tentang yang mampu

kita kerjakan berdasarkan potensi unik kita dan yang mampu dikerjakan oleh

orang lain berdasarkan potensi unik mereka dan selanjutnya pekerjaan itu

berakhir dengan hasil baik yang dapat memuaskan atasan yang memberi

tugas.

3. Untuk meningkatkan Motivasi Kerja Guru disarankan kepada guru, serta

yang terlibat di dalamnya untuk upaya pimpinan menumbuhkan semangat

secara langsung dapat mengarahkan dorongan potensi yang telah ada dalam

diri guru kepada kegiatan-kegiatan yang telah ada untuk mencapai tujuan

(33)

107

4. Untuk dapat meningkatkan Kinerja Guru diharapkan kepada kepala sekolah

untuk terus memberikan motivasi secara terus menerus. Selain itu dianjurkan

kepada guru untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam mengajar. Hal

yang harus dilakukan guru di antaranya, mengikuti pelatihan dan mencari

informasi yang sejalan dengan bidang keahliannya.

5. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara Persepsi

Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Personality dan

Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru guna memperluas hasil penelitian

(34)

108

DAFTAR PUSTAKA

Alice Tjandralila Rahardja. 2004. Hubungan Antara Komunikasi Antar Pribadi

Guru dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMUK BPK PENABUR Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur. Hal 1-21.

Ariefa Efianingrum. 2008. Guru Yang Belajar – Murid Yang Mengajar: Melepas Belenggu Dominasi Dalam Pembelajaran. Jurnal Dinamika Pendidikan.

Hal. 44-55.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : Renika Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Renika Cipta.

Astuti, Puji, Putu. 2008. Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah Serta Motivasi

Kerja Guru Dalam Kaitannya Dengan Kinerja Guru Sekolah Dasar Yang Dikelompokkan (Regrouping) Se Kecamatan Penebel. Jurnal Ilmiah

Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 4, No. 2.

Colquitt, LePine, Wesson. 2009. Organizational Behavior. US : Mc Graw Hills.

Djalali, M.A. 2001. Psikologi Motivasi, Minat Jabatan, Inteligensi, Bakat dan

Motivasi Kerja. Wineka Media.

Drost. 1998. Sekolah : Mengajar atau Mendidik ?. Yogyakarta : Kanisius.

Fred Luthans. 2006. Perilaku Organisasi Edisi Kesepuluh. Yogyakarta : Andi.

Garet S. Michael. 2001. Effective Professional Development. Journal American Educataion Research. Des 21 2001.38.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit – UNDIP.

Goldberg, L.R. 1992. The Development of Makers for The Big Five-factor

Structure, Psychological Assessment, 4, 26-42.

Harycoon, Angmalisang. 2012. Pengaruh Kepribadian Guru Terhadap Kinerja

Mengajar. Jurnal Elektromatika Vol. 1, No. 1

(35)

109

Husdarta. 2011. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung : Alfabeta.

Ivancevich. 2005. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta : Erlangga.

Kenneth N. Wexley dan Gary A. Yukl, 1998, Organizational Behaviour and

Personnel Psychology, Penerjemah Muh. Shobaruddin, Jakarta : Rineka

Cipta.

Lia Yuliana. 2008. Pengembangan Profesionalisme Guru Memasuki Abad 21. Jurnal Dinamika Pendidikan. Hal. 69-77.

Mangkunegara, A Anwar Prabu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung : Remaja Kosda Karya

Mastuti. E. 2005. Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five pada

Mahasiswa Suku Jawa. Universitas Airlangga Journal Insan vol 7.No.3.

Meiliana Bustari. 2009. Pengembangan Kompetensi Guru Sekolah Dasar Melalui

Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Dinamika Pendidikan. Hal. 88-97.

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks

Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Munandar. 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI-Press.

Murray, et.al. 1993. Teori-Teori Holistik (Organismik-Fenomenologis). Yogyakarta : Kanisius.

Nanang Fattah. 2000. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rivai dan Sagala. 2009. Manajemen sumber daya manusia untuk Perusahaan. Jakarta : Rajawali Press.

Rumini, dkk. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UPP IKIP.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalime

Guru. Jakarta : Rajawali Press.

Ryckman, R. 1982. Theories of personality. (2nd/ed.) Monterey, CA : Brooks/Cole.

(36)

110

Sedarmayanti. 2004. Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Bagian

Kedua. Bandung : Mandar Maju.

Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sudjana. Regresi dan Korelasi. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sunarso. 2007. Analisis Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Guru

Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal : Manajemen Sumber Daya Manusia.

Hal. 59-70.

Suryabrata, 2000. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Umar, Husein. 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Wardana, Ludi Wishnu. 2008. Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja,

Pendidikan, dan Pelatihan Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Gayungan Kota Surabaya. Jurnal Ekonomi Manajemen dan

Bisnis (EMAS), Vol. II, No. I.

Wibowo. 2008. Manajemen Kinerja. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Yuliani, Indrawati. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Matematika dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada Sekolah Menengah Atas Kota Pelembang. Jurnal Manajemen dan

Bisnis Sriwijaya Vol.4 No.7 Hal. 41-58.

Zuraidha N.CH. Siti. 2009. Hubungan Antara Disiplin Kerja, Motivasi Kerja dan

Persepsi Guru Tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru SLB di Kabupaten dan Kota Madiun. Jurnal Ekonomi

Gambar

Gambar 2.1.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Surat Penetapan Penyedian Barang dan Jasa Nomor: 19/PPBJ/02.12/DPKP/VI/2014, Tanggal 23 Juni 2014, Dengan ini Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pertanian

Perangkapan fungsi merupakan salah satu hal yang dilakukan pada sistem penjualan pada PRO/MAX Solo Kota.. Dengan menerapkan perangkapan fungsi, maka perusahaan dapat

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbandingan Densitas Latihan Kecepatan 3x, 4x dan 5x dalam Satu Minggu Terhadap

tidak memilih suatu pre-school akan ditentukan tingkat kepuasan yang.

Demikian pula dengan hasil penelitian (Leary, 1983) yang menyatakan bahwa wanita memiliki skor yang lebih tinggi dalam pengukuran ketakuatan dalam situasi sosial dibanding

Karisidenan Surakarta Tahun 2012adalah(1) Tingkatnilaites daya tahan tertinggi dengan perolehan skor 1960, nilai tersebut jika dikorelasikan dengan norma tes memperoleh nilai

Pada akhir penulisan, penulis menyarankan agar perusahaan memperbaiki kualitas meja mayo mengingat masih adanya kerusakan dengan langkah awal yang bisa dilakukan

Tanaman yang paling sering ditemukan adalah pohon akasia ( Acacia mangium ) dan tanaman yang paling jarang ditemukan adalah pohon manggis ( Garcinia mangostana ). Rasio