• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL SKRIPSI OLEH: I PUTU SATRIA WIRAYUDHA NIM. E1M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL SKRIPSI OLEH: I PUTU SATRIA WIRAYUDHA NIM. E1M"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

I Putu Satria Wirayudha (E1M012024) 2016

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA DUA DIMENSI DENGAN

MEDIA ANIMASI BERBASIS INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X SMAN 1 LINGSAR

JURNAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan

Program Sarjana (S1) Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram

OLEH:

I PUTU SATRIA WIRAYUDHA NIM. E1M 012 024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

2016

(2)

I Putu Satria Wirayudha (E1M012024) 2016 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Majapahit No. 62 Telp. (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram 83125

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING JURNAL SKRIPSI Jurnal skripsi yang disusun oleh:I Putu Satria Wirayudha, Nomor Induk Mahasiswa E1M 012 024, Program Studi Pendidikan Kimia dengan judul:

“Studi Komparasi Prestasi Belajar Antara Siswa Yang Menggunakan Media Dua Dimensi Dengan Media Animasi Berbasis Inkuiri Terbimbing Di Kelas X SMAN 1 Lingsar” telah diperiksa dan disetujui.

Mataram, September 2016

Dosen Pembimbing Skripsi I,

Dosen Pembimbing Skripsi II,

Drs. Jeckson Siahaan, M.Pd.

NIP. 19610125 199403 1 001

(3)

I Putu Satria Wirayudha (E1M012024) 2016

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA DUA DIMENSI DENGAN MEDIA ANIMASI BERBASIS INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X SMAN 1 LINGSAR

THE COMPARATIVE STUDY OF LEARNING ACHIEVEMENT BETWEEN STUDENTS WHO USE TWO DIMENSIONAL MEDIA TO THOSE WHO USE ANIMATION MEDIA GUIDED INQUIRY-BASED AT

X

th

GRADE OF SMAN 1 LINGSAR

I Putu Satria Wirayudha1*, Saprizal Hadisaputra1, Jeckson Siahaan1

1Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Mataram email: satriawirayudha2@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit antara siswa yang menggunakan media dua dimensi dengan media animasi berbasis inkuiri terbimbing di kelas X SMAN 1 Lingsar tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental design) dengan rancangan penelitian Post-test Only Nonequivalent Control Group Design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Lingsar, sementara sampel yang diambil adalah kelas X2 dan X5 dengan teknik Purposive Sampling. Variabel bebas pada kelas eksperimen adalah media animasi berbasis inkuiri terbimbing dan media dua dimensi (poster) pada kelas kontrol, sementara variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa (dalam ranah kognitif).

Teknik pengumpulan data dengan tes hasil belajar pada materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit berupa tes pilihan ganda (multiple choice test) dan uji hipotesis menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan media animasi berbasis inkuiri terbimbing memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan media dua dimensi (poster) berbasis inkuiri terbimbing. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen 1 yang lebih tinggi (68,2) dari kelas eksperimen 2 (56,1).

Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t didapatkan thitung (2,85) > ttabel (2,01) sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya terdapat perbedaan hasil belajar kimia yang menggunakan media dua dimensi (poster) dengan media animasi pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit kelas X SMAN 1 Lingsar tahun ajaran 2015/2016.

Kata Kunci: Media Dua Dimensi, Media Animasi, Inkuiri Terbimbing

ABSTRACT

The objective of this research was to know the difference of students learning achievement on electrolyte and non electrolyte solutions topic between students who taught by two dimensional media and those who taught by animation media guided inquiry-based at Xth grade of SMAN 1 Lingsar academic year 2015/2016. The research was quantitive with quasy experimental design type and using design of post-test only nonequivalent control group design. The populations were whole students of Xth grade of SMAN 1 Lingsar while samples were taken from X2 and X5 by using purposive sampling technique. The independent variable in this experimental class was animation media guided inquiry-based and two dimensional media was applied in the control class, meanwhile the dependent variable was students learning achievement (cognitive aspect).

The technique of collecting data by giving test which mainly concern on electrolyte and non electrolyte solutions topic in the form of multiple choice test and hypothesis test using t-test. This research found that the animation media with guided inquir-based gave a better result rather than two dimensional media (poster) with guided inquiry-based. It was proved by looking to the value of experimental class 1 which is higher (68,2) than experimental class 2 (56,1) and it was obtained that tcount (2,85) > ttable (2,01) so that, the

(4)

I Putu Satria Wirayudha (E1M012024) 2016 alternative hypothesis was accepted. It means that there was a difference of students learning achievement in learning chemistry for those who taught by two dimensional media (poster) and animation media guided inquiry-based on electrolyte and non electrolyte solutions topic at Xth grade of SMAN 1 Lingsar academic year 2015/2016.

Keywords: Two dimensional media, Animation media, Guided Inquiry

PENDAHULUAN

Di era pendidikan sekarang ini siswa dituntut untuk mampu belajar secara mandiri, yang dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Pembelajaran inkuiri terbimbing mampu menggiring siswa untuk aktif dalam proses belajar-mengajar dan dapat mengaplikasikan metode ilmiah sehingga pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru[1].

Model pembelajaran inkuiri terbimbing tidak hanya mengembangkan keterampilan intelektual siswa. Akan tetapi juga mengembangkan seluruh potensi siswa, termasuk emosional dan keterampilan[2]. Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang prosesnya diawali dengan merumuskan masalah, mendesain eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data sampai mengambil keputusan sendiri[3].

Penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing, dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan melibatkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran secara aktif, sehingga konsep yang dicapai lebih baik. Siswa akan mempunyai pemahaman yang lebih baik terhadap penguasaan konsep materipelajaran dan menunjukkan sikap yang positif. Model ini memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif menggunakan proses fisik dalam menemukan sendiri beberapa konsep dan prinsip materi yang sedang dipelajari dengan bimbingan dari guru, sehingga materi pelajaran tidak hanya sebagai materi saja, tetapi juga membangun moral siswa[4].

Agar pembelajaran inkuiri dapat berlangsung secara lebih efektif dan efisien, siswa yang mengalami suatu permasalahan perlu mendapatkan bimbingan untuk mengarahkan siswa menemukan solusi dari permasalahannya.

Dalam hal ini, guru berperan sebagai fasilitator dan memberikan bimbingan apabila diperlukan[5].

Kebanyakan siswa dalam proses perkembangan kognitifnya cenderung masih memiliki tingkat berpikir abstrak yang rendah dan sederhana, oleh karena itu, diperlukan alat bantu untuk memudahkan siswa dalam mengembangkan penalaran abstrak berpikirnya, sehingga dalam proses pembelajaran diperlukan

(5)

I Putu Satria Wirayudha (E1M012024) 2016 suatu media yang menarik perhatian siswa, yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan mengatasi kejenuhan belajar siswa, yang salah satunya adalah dengan menggunakan media [3].

Kata “Media” berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari

“medium”, secara harfiah berarti perantara atau pengantar[6]. Untuk merancang pembelajaran hendaknya dipilih media yang benar-benar efektif dan efisien.

Media yang efektif adalah yang mampu untuk mengkomunikasikan sesuatu yang ingin disampaikan. Guru dapat merancang sendiri media itu (media by design) atau dibantu oleh ahli media, mungkin dapat juga membeli media karya orang lain (media by utilization)[7].

Penggunaan media pembelajaran yang tepat juga berperan penting agar pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Siswa akan lebih memperhatikan materi yang disampaikan guru, sehingga terjalin interaksi yang menyenangkan antara siswa dan juga guru[8].

Sistem belajar mengajar yang menggunakan alat bantu komputer saat ini mulai banyak dikembangkan. Fungsi komputer disini adalah sebagai alat bantu dalam pendidikan yang membantu pendidik dalam menyampaikan materi kuliah atau pelajaran. Komputer dengan teknologi multimedia mampu menyajikan berbagai informasi secara audio dan visual yang interaktif[9].

Kemajuan teknologi multimedia berbasis komputer telah memberikan kemudahan dalam menciptakan visualisasi untuk mengongkritisasi perilaku submikroskopis yang sangat dibutuhkan dalam mengembang-kan model mental pada pembelajaran kimia. Kemajuan teknologi ini juga sangat memudahkan membawa fenomena real ke dalam kelas inkuiri[10].

Berdasarkan hal tersebut diatas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mengetahui perbedaan prestasi belajar materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit antara siswa yang menggunakan media dua dimensi dengan media animasi berbasis inkuiri terbimbing di kelas X SMAN 1 Lingsar tahun pelajaran 2015/2016

(6)

I Putu Satria Wirayudha (E1M012024) 2016

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian quasi eksperimental design (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian Post-test Only Nonequivalent Control Group Design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Lingsar, sementara sampel yang diambil adalah kelas X2 dan X5 dengan teknik Purposive Sampling. Variabel bebas pada kelas eksperimen 1 adalah media animasi berbasis inkuiri terbimbing dan media dua dimensi (poster) pada kelas eksperimen 2, sementara variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa (dalam ranah kognitif). Teknik pengumpulan data dengan tes hasil belajar pada materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit berupa tes pilihan ganda (multiple choice test) yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

Teknik analisis data dengan chi kuadrat (uji normalitas), uji F (uji homogenitas) dan uji T (uji hipotesis). Validasi instrumen menggunakan validasi butir soal dengan rumus korelasi biseral.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data penelitian berupa tes hasil belajar dengan soal pilihan ganda. Data posttest dianalisis menggunakan statistik parametris dengan uji-t untuk mengetahui perbedaan penggunaan media animasi dan media dua dimensi berbasis inkuiri terbimbing. Data prestasi belajar aspek kognitif yang berupa nilai posttest, diambil dari kelas eksperimen 1 (media animasi berbasis inkuiri terbimbing) dan kelas eksperimen 2 (media dua dimensi berbasis inkuiri terbimbing). Jumlah total siswa yang dilibatkan pada penelitian ini adalah 70 siswa yang terdiri dari 35 siswa kelas X2 (sebagai kelas eksperimen 1) dan 35 siswa kelas X5 (sebagai kelas eksperimen 2) SMAN 1 Lingsar. Adapun nilai rata- rata hasil posttest dari kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Data Nilai Rata- Rata Hasil Posttest Siswa Kelas X SMAN 1 Lingsar

Penilaian

Nilai Rata- Rata

X2 X5

Posttest kognitif 68,2 56,1

Untuk lebih memperjelas, perbandingan selisih nilai kognitif kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 disajikan dalam Gambar 1.

(7)

I Putu Satria Wirayudha (E1M012024) 2016 Gambar 1. Grafik Nilai Rata- Rata Posttest Siswa Kelas X SMAN 1 Lingsar

Uji hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji-t dengan taraf signifikansi 5 %. Dari hasil perhitungan uji-t selisih nilai kognitif diperoleh thitung = 2,85 dan setelah dicocokkan dengan tabel distribusi t pada taraf signifikasi 5%

didapat harga ttabel= 2,01. Jadi, keputusan uji yang diperoleh adalah thitung> ttabel

(2,85>2,01) sehingga hipotesis nol (H0) ditolak. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kimia yang menggunakan media dua dimensi (poster) dengan media animasi pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit kelas X SMAN 1 Lingsar tahun ajaran 2015/2016. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan [11] tentang penggunaan multimedia berbasis inkuiri terbimbing juga menunjukkan hasil yang positif, dimana dengan penggunaan multimedia berbasis inkuiri terbimbing siswa lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran dan menjadi lebih aktif di dalam kelas sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu penelitian oleh [12] menunjukkan hasil yang positif dengan penggunaan model inkuiri terbimbing diaman hasil belajar siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik daripada kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang sangat efektif jika digunakan dalam pembelajaran.Pembelajaran ikuiri terbimbing dibedakan menjadi 3 fase yaitu fase eksplorasi, fase menemukan dan fase mengaplikasikan. Tahap eksplorasi dilakukan dengan pengumpulan data kemudian dilakukan diskusi kelompok untuk menemukan konsep, kemudian kegiatan mengaplikasikan akan membantu siswa untuk memperdalam pemahaman konsep[13]. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing siswa lebih

(8)

I Putu Satria Wirayudha (E1M012024) 2016 banyak aktif dalam pembelajaran sementara guru hanya membimbing. Siswa mengembangkan sendiri kata kunci yang diberikan oleh guru dan menemukan sendiri konsep yan diajarkan[14].

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai studi komparasi prestasi belajar materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit antara siswa yang menggunakan media dua dimensi dengan media animasi berbasis inkuiri terbimbing di kelas X SMAN 1 Lingsar tahun pelajaran 2015/2016 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kimia yang menggunakan media dua dimensi (poster) dengan media animasi berbasis inkuiri terbimbing pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit kelas X SMAN 1 Lingsar tahun ajaran 2015/2016 dimana penggunaan media animasi berbasis inkuiri terbimbing memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan media dua dimensi (poster) berbasis inkuiri terbimbing.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Alamsyah. 2015. Pengaruh

Pembelajaran Kimia Melalui Inkuiri Terbimbing Dengan Pendeketan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X SMAN 9 Palu. e-Jurnal Mitra Sains. 3 (3), 1-10.

[2] Budiono, Eko. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Rasional Siswa Kelas Viii-F Smp Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi.

4 (3), 73-80.

[3] Nugroho, S. 2012. Pembelajaran Ipa Dengan Metode Inkuiri Terbimbing Menggunakan Laboratorium Riil Dan Virtual Ditinjau Dari Kemampuan Memori Dan Gaya Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri. 1 (3), 235-244.

[4] Sandi, T. 2015. Hasil Belajar Kimia Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Jurnal Nalar Pendidikan. 3 (1), 293-300.

[5] Suardana, N. 2014. Analisis Relevansi Budaya Lokal Dengan Materi Kimia SMA Untuk Mengembangkan Perangkat Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Budaya. Jurnal Pendidikan Indonesia. 3 (1), 337-347.

[6] Nurseto, Tejo. 2011. Membuat Media Pembelajaran Yang Menarik. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. 8 (1).

[7] Nurcahyani, N. 2012. Efektifitas Metode Pembelajaran Student Teams Achievement, Technology And Society (SETS) Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Perubahan Fisika Dan Kimia Kelas VII Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Jurnal Pendidikan Kimia. 1 (1), 19-25.

(9)

I Putu Satria Wirayudha (E1M012024) 2016 [8] Wibowo, Adi. 2011. Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa dengan Penggunaan Media Animasi pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri II Kebumen. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.

[9] Purwanto, Yoga. 2013. Implementasi Multimedia Sebagai Media Pembelajaran.

Jurnal Sarjana Teknik Informatika. 1 (1), 201-208.

[10] Kirna, M. 2012. Pemahaman Koseptual Pembelajaran Kimia Pemula Dalam Pembelajaran Berbantuan Multimedia Interaktif. Jurnal Ilmu Pendidikan.

18 (1), 88-97.

[11] Wahyudin. 2010. Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat Dan Pemahaman Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 6, 58-62.

[12] Lestari, N. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar IPA. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar. 3.

[13] Gelder, J. I., Michael R.A., Thomas J. 2015. Teaching Electrolysis With Guided Inquiry. Journal of Chemical Education. Washington DC: ACS Symposium Series. American Chemical Society.

[14] Johnson, B. J., Kate J. 2015. A Guided Inquiry Activity for Teaching Ligand Field Theory. Journal of Chemical Education. Washington DC : American Chemical Society.

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi, dalam praktik hukum acara perdata khusus yakni yang berhubungan dengan masalah penyelesaian persengketaan perkawinan pada Pengadilan dalam lingkungan

Sehubungan dengan proses pengadaan e-lelang pelelangan sederhana dengan metode pascakualifikasi untuk paket Pengadaan Pakaian PDL Tenaga Kontrak Lelang Ulang telah

Sebagian pengguna jalan sangat menyukai untuk persimpangan antara jalan-jalan yang lebih besar, misalnya antara dua buah jalan empat lajur, penutupan daerah konflik

Transform Laplace dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah nilai awal persamaan diferensial linear orde dua dengan koefisien konstan khususnya pada getaran pegas

[r]

Pemilihan e-learning menjadi sangat tepat karena pada mahasiswa tempat penelitian dilakukan adalah para generasi muda era milenial yang notabene menyukai segala jenis

Hasil pengamatan terhadap konsumsi kulit sadapan pada sistem sadap sorong ¼ S d/3 panel HOI-2 menunjukkan bahwa tebal irisan sadap rata-rata yang dihasilkan

Seminar dan workshop yang mengambil tema tentang IPTEK Pengembangan Wisata Bahari Sabang, Budidaya Perikanan Budidaya, Pengelolaan Sumberdaya Perikanan