• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI UNSUR HARA NITROGEN BERBAGAI KOMPOSISI PUPUK ORGANIK DARI ABU CANGKANG SAWIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI UNSUR HARA NITROGEN BERBAGAI KOMPOSISI PUPUK ORGANIK DARI ABU CANGKANG SAWIT"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

i

UJI UNSUR HARA NITROGEN BERBAGAI KOMPOSISI PUPUK ORGANIK DARI ABU CANGKANG SAWIT

OLEH : HARWIN NIM. 1222126

JURUSAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI DIPLOMA IV

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2016

(2)

ii HALAMAN PENGESAHAN

UJI UNSUR HARA NITROGEN BERBAGAI KOMPOSISI PUPUK ORGANIK DARI ABU CANGKANG SAWIT

SKRIPSI

OLEH :

HARWIN 12 22 126

Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Menyelesaikan Studi Pada Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Telah Diperiksa dan Disetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Zulfitriany Dwiyanti Mustaka.SP.MP Arnida Mustafa,S.TP,M.Si

NIP.19760810 200912 2 002 NIP.19830512 2012 2 002

Diketahui Oleh :

Ketua jurusan Ketua Program Studi

Ir.Nurlaeli Fattah.M.si Zulfitriany Dwiyanti Mustaka.SP.MP NIP.19680807 199512 2 002 NIP.19760810 200912 2 002

Direktur

Dr. Ir. H. Darmawan, MP.

NIP.19670202 199803 1 002

Tanggal Lulus : 1 September 2016

(3)

iii RINGKASAN

Harwin (12 221 26) Uji Unsur Hara Nitrogen Berbagai Komposisi Pupuk Organik Abu Cangkang Sawit. Dibimbing oleh Zulfitriany Dwiyanti Mustaka dan Arnida Mustafa.

Kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi terpenting disektor pertanian, hal ini dikarenakan kelapa sawit mampu menghasilkan nilai ekonomi terbesar perhektarnya jika dibandingan tanaman penghasil minyak atau lemak lainnya. Selain itu kelapa sawit juga memiliki banyak manfaat yaitu sebagai bahan bakar alternatif biodisel, bahan pupuk setelah melalui proses pengolahan ini menghasilkan limbah abu cangkang sawit dari pembakaran boiler dari bahan cangkang sawit dari hasil pembakaranboiler ash(abu boiler ex Dust Collector) sebagai limbah padat pada umumnya dibuang pada pabrik kelapa sawit dan dapat dijadikan sebagai pupuk organik.

Boiler ash( abu Boiler ex Dust Collector ) sebagai limbah padat yang pada umumnya dibuang pada pabrik kelapa sawit ternyata memiliki kandungan nutrient yang sangat berharga sehingga dapat diaplikasikan kepohon kelapa sawit dewasa sebagai suplement bahab sebagai pengganti pupuk organik.

Persentase boiler ash ini pada umumnya berkisar antara 0,25% s/d 0,4%

dari jumlah FFB yang diolah. Artinya 100 ton FFB diolah maka boiler ash yang dihasilkan sebanyak 250 kg s/d 400 kg. Hasil uji terhadap kadar N menunjukkan bahwa kadar nitrogen tertinggi ada pada kontrol selanjutnya berturut-turut : Ac 100, Ac 300 dan Ac 600.

Pengujian ini memperlihatkan bahwa semakin tinggi komposisi abu cangkang sawit maka kadar N pupuk organik akan semakin rendah. Hal ini disebabkan karena abu cangkang sawit mengandung Kalium yang tinggi dibandingkan dengan nitrogen.

Hasil evaluasi terhadap efektivitas pupuk organik abu cangkang sawit

menyebutkan semakin tinggi penambahan abu cangkang sawit, maka daya

kembah sawit akan semakin rendah. Hal ini dikarenakan proses kecambah sangat

membutuhkan unsur hara nitrogen yang tinggi.

(4)

iv HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

Judul : Uji Unsur Hara Nitrogen Berdasarkan Komposisi Pupuk Organik Abu Cangkang Sawit

NamaMahasiswa : Harwin

NIM : 12 22 126

Program Studi : Agroindustri Diploma IV Tanggal lulus :

Disahkan Oleh : Tim Penguji

1. Zulfitriany Dwiyanti Mustaka,SP.MP (...)

2. Arnida Mustafa, S.TP,M.Si ( ...)

3.Syamsuar,S.Pi,M.Si (...)

4. Nurlaeli Fattah,M.Si ( ...)

(5)

v KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas limpahan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul “ Uji Unsur Hara Nitrogen Berbagai Komposisi Pupuk Organik Dari Abu Cangkang Sawit “ Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untu menyelesaikan studi pada Program Studi Agroindustri Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

Penulis mengucapkan terimah kasih kepada ibunda Hasna dan Ayahanda Halim serta segenap keluarga tercinta yang telah memberikan bantuan moril maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini, hanya doa dan bakti penulis yang dapat persembahan pada Ibunda dan Ayahanda serta segenap keluarga atas segala pengorbanannya.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr.Ir. H.Darmawan, MP. selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

2. Ir.Nurlaely FattahM.Si selaku Ketua Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan.

3. Zulfitriany Dwiyanti Mustaka, SP,MP selaku ketua program studi agroindustri

4. Ir.Muhammad Fitri, MP dan Zulfitriany Dwiyanti Mustaka, SP,MP selaku 5. pembimbing skripsi.

6. Seluruh staf Dosen danTeknisi Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikana n.

7. Seluruh rekan rekan Agro 25 Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan

program studi Agroindustri

(6)

vi Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Pangkep, 22 Agustus 2016

Penulis

(7)

vii DAFTAR ISI

No. Teks Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

RINGKASAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. LatarBelakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

II. TINJAUN PUSTAKA ... 3

2.1Deskripsi Kelapa Sawit ... 3

2.2Klasifikasi Kelapa Sawit ... 4

2.3 Limbah Berdasarkan Jenisnya ... 5

2.4 Pemanfaatan Limbah Abu Cangkang Sawit ... 7

2.5 Pengomposan ... 10

2.6 Efektif Mikroorganizem (EM

4

) ... 11

2.7 Arang Sekam Padi ... 12

2.8 Gula Merah ... 12

(8)

viii

III. METODOLOGI ... 15

3. 1. Waktu dan Tempat ... 15

3.2. Alat dan Bahan ... 15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

4.1. Hasil ... 18

4.1.1 Uji Kadar Hara N Limbah Abu Cangkang Sawit ... 18

4.1.2Kecepatan Kecambah ... 19

4.2 Pembahasan ... 20

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 22

Kesimpulan ... 22

Saran ... 22

DAFTAR PUSTAKA ... 23

LAMPIRAN ... 24

Lampiran 1 ... 26

Lampiran 2. Bahan Pembuatan Pupuk ... 28

Lampiran 3. Proses Pembuatan Pupuk ... 29

RIWAYAT HIDUP ... 31

(9)

ix DAFTAR TABEL

No. Teks Hal

1. Unsur Cangkang Sawit ... 3

2. Kandungan Nutrient Pada Boiler Ash (Abu Cangkang Sawit).... 8

3. Uji Kadar N PupukOrganik Abu Cangkang Sawit ... 18

(10)

x DAFTAR GAMBAR

No. Teks Hal

1. Alur proses tahap pengisian pupuk ... 17

2. Hasil Uji Nitrogen Pupuk Abu Cangkang Sawit ... 19

(11)

xi DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Hal

1. Dokumentasi kegiatan ... 25

2. Data penelitian ... 26

(12)

1 I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tumbuhan industri penting penghasil minyak baik , minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah malaysia. Di Indonesia penyebarannya sangat luas yaitu di daerah Aceh, Pantai Timur Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan.

Minyak sawit memiliki keunggulan yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya lapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik. Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah

Pabrik kelapa sawit hanya menitik beratkan untuk meningkatkan rendemen CPO dan menekan kehilangan minyak serendah mungkin untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. namun pemanfaatan limbah oleh pabrik kelapa sawit belum maksimal. Salah satu limbah yang dihasilkan adalah Abu Boiler Cangkang Sawit.

Cangkang Kelapa Sawit adalah sejenis bahan bakar padat yang berwarna hitam berbentuk seperti batok kelapa dan agak bulat, terdapat pada bagian dalam pada buah kelapa sawit yang diselubungi oleh serabut.

Limbah cangkang kelapa sawit (abu boiler cangkang sawit) selama ini belum dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin, sebagian digunakan sebagai mengganti bahan dasar pembuatan pupuk organik limbah padat kelapa sawit..

Bahan bakar cangkang mengandung kalium (K) sebesar 7,5 %, Natrium (Na) sebesar 1,1, kalsium (Ca) 1,5 %, kalor (C) 2,8 %, Karbonat (CO

3

) sebesar 1,9, nitrogen (N) sebesar 0,5 %, posfat (P) sebesar 0,9 %, dan silika (SiO

2

) sebesar 61 %.

Bahan bakar cangkang ini setelah mengalami proses pembakaran didalam

boiler akan menjadi arang, kemudian arang tersebut dengan adanya udara pada

dapur boiler akan terbang sebagai ukuran partikel kecil yang dinamakan partikel

pijar.(lenaria Bakkara,2014). Inilah yang menjadi abu cangkang sawit yang dapat

(13)

2 dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian ini untuk memanfaatkan abu cangkang sawit untuk dijadikan sebagai pupuk organik.

Maka melalui laporan ini dilakukan penelitian mengenai “ Uji Kadar Hara Nitrogen berbagai komposisi pupuk organik dari abu cangkang sawit

1.2 Rumusan Masalah

Berapakadarnitrogen pupuk organik abu cangkang kelapa sawitsetelah melalui proses pengomposan denganformulasi yang berbeda dan sejauhmana pengaruh pupuk dalam memacu pertumbuhan tanaman.

1.3 Tujuan

Melakukan pengujian terhadapkadar Nitrogen pada pupuk organik Abu Cangkang Sawi pada berbagai formulasi dan perlakuan ke tanaman.

1.4 Manfaat Kegiatan 1. Bagi penulis

Dengan demikian penulis dapat mengetahui persentase kandungan Nitrogenpada pupuk organik (Abu Cangkang Sawit), penulis pula dapat mengajukan hasil penelitian ini sebagai tugas akhir.

2. Bagi Perguruan Tinggi

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat kampus secara khusus dan masyarakat umum pada umumnya sebagai acuan untuk memanfaatkan Abu Cangkang Sawit sebagai salah satu pupuk organik.

3. Bagi Perusahaaan

Memberikan informasi kepada perusahaan industri kelapa sawit untuk dapat

melakukan penangan limbah dari hasil proses produksi sebagai salah satu

upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan sekitarnya.

(14)

3 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Kelapa Sawit

Pohon Kelapa Sawit terdiri daripada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak kelapa sawit. Pohon Kelapa Sawit Afrika, Elaeis guineensis, berasal dari Afrika barat di antara Angola dan Gambia, manakala Pohon Kelapa Sawit Amerika, Elaeis oleifera, berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil dan apabila masak, berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandungi minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang(Lubis, A,U. 1992)

Kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi terpenting di sektor pertanian, hal ini dikarenakankelapa sawit mampu menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya jika dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak atau lemak lainya. Selain itu kelapa sawit juga memiliki banyak manfaat yaitu sebagai bahan bakar alternatif biodisel, bahan pupuk kompos, bahan dasar industri lainnya seperti industri kosmetik, industri makanan, dan sebagai obat. (Sumardjito dkk, 1994)

Cangkang sawit tersusun dari unsur-unsur berikut:

Tabel 1.Unsur Cangkang Sawit

A Kadar Air Lembab/moiisture in Analysis (7-8%) B Kadar Abu/ash Content (2-3%)

C Kadar yang menguap/volatile matter (69-70%)

D Karbon Aktif Murni/fixed carbon (20-22%)

(15)

4 2.2 Klasifikasi Kelapa Sawit

Klasifikasi kelapa sawit adalah sebagai berikut (Lubis, 2008) : Divisi : Tracheophyita.

Subdevisi : Pteropsida Kelas : Angiospermeae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Cocoideae

Famili : Palmae Subfamili : Cocoideae

Spesies : Elaeis guineensis Jacq

2.2.1 Klasifikasi Kelapa Sawit Menurut Warna Buah

Dalam pelaksanaan teknis dilapangan, maka dikenallah beberapa klasifikasi kelapa sawit. Menurut Lubis (2008) kelapa sawit diklasifikasikan sesuai dengan warna buah dan tipisnya cangkang. Berdasarkan warna buah, kelapa sawit dibagi atas tiga jenis, antara lain:

a. Nigrescens yaitu buahnya berwarna violet sampai hitam waktu muda dan menjadi merah-kuning (orange) sesudah matang.

b. Albescens yaitu buah muda berwarna kuning pucat, tembus cahaya karena mengandung sedikitkarotein.

c. Virescens yaitu buahnya berwarna hijau waktu muda dan sesudah matang berwarna merah-kuning (orange). Varitas Nigerches adalah varietas yang biasa dipakai pada tanaman komersil. Sedangkan yang varietas lain dipakai untuk tujuan penelitian dan pemuliaan tanaman.

2.2.2 Klasifikasi Kelapa Sawit Menurut Besar Tipisnya Cangkang

Berdasarkan dari besar tipisnya cangkang kelapa sawit dibagi atas tiga jenis yaitu (Pahan, 2008) :

a. Dura, merupakan kelapa sawit yang mempunyai cangkang tebal.

Ketebalan cangkang tidakdiinginkan oleh perusahaan pengolahan kelapa

sawit karena dianggap memperpendek umur mesin pengolah. Keunggulan

(16)

5 dari jenis dura adalah tandan buahnya besar-besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Kelapa sawit jenis dura mempunyai alelahomozigot dominan yang membuatnya menghasilkan cangkang yang tebal.

b. Pisifera, buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tanaman jenis ini mempunyai alela homozigott resesif sehingga tidak membentuk cangkang. Beberapa jenis pisifera mempunyai kemampuan fertile dan mampu berkembang baik (Vanderwemen,1942 dalam Pahan, 2008).

c. Tenera, merupakan hasil perkawinan antara dura dan pisifera. Tenera memiliki ketebalan cangkang diantara keduanya. Selain itu jenis Tenera mempunyai kandungan minyak paling tinggi dari varietas lainnya. Tenera mempunyai alela heterozigot.

d. Varitas Macrocarya dengan tebal cangkang 4 – 8.5 mm dan daging buah hanya 0.75 -2.5 mm saja. Penggunaan sangat jarang baik untuk tujuan komersil ataupun penelitian.Tenera merupakan hasil pemuliaan dengan cara mengawinkan dua jenis varietas.

Dengan perkawinan tersebut dihasilkan perbedaan sifat dengan induknya baik tebal cangkang, pericarp, cangkang, mesocarp dan inti

2.3 Limbah berdasarkan jenisnya.

Berdasarkan dari wujud limbah yang dihasilkan, limbah dibagi menjadi tiga yaitu limbah padat, limbah cair dan gas dengan penjelasan sebagai berikut(Naibaho, Ponten. 1998):

a. Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Limbah padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas, sampah, plastik, dan logam.

b. Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam

air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air

bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian, dan

sebagainya.

(17)

6 c. Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah gas pembuangan kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar minyakjuga menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan.

 Jenis-jenis limbah padat :

 Janjangankosong

 Cangkang

 Fibre

 Solid decanter

 Jenis – jenis limbah Cair :

 Air condensate sterilizer

 Sludge decanter dan separator

 Air ex-pencucianpabrik

 Air ex-hidrocycloneatauclaybath

Menurut A. K. Haghi, (2011) menyatakan bahwa berdasarkan Sumber yang menghasilkan limbah dapat dibedakan menjadi lima yaitu:

a. Limbah rumah tangga, biasa disebut juga limbah domestik.

b. Limbah industry merupakan limbah yang berasal dari industri pabrik.

c. Limbah pertanian merupakan limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pertanian, contohnya sisa daun-daunan, ranting, jerami, kayu dan lain-lain.

d. Limbah konstruksi didefinisikan sebagai material yang sudah tidak digunakan lagi dan yang dihasilkan dari proses konstruksi, perbaikan atau perubahan. Jenis material limbah konstruksi yang dihasilkan dalam setiap proyek konstruksi antara lain proyek pembangunan maupun proyek pembongkaran (contruction and domolition). Yang termasuk limbah construction antara lain pembangunan perubahan bentuk (remodeling), perbaikan (baik itu rumah atau bangunan komersial). Sedangkan limba demolition antara lain Limbah yang berasal dari perobohan atau penghancuran bangunan.

e. Limbah radioaktif, limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan

tenaga nuklir, baik pemanfaatan untuk pembangkitan daya listrik

(18)

7 menggunakan reaktor nuklir, maupun pemanfaatan tenaga nuklir untuk keperluan industri dan rumah sakit. Bahan atau peralatan terkena atau menjadi radioaktif dapat disebabkan karena pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion.

2.4 Pemanfaatan Limbah Abu boiler cangkang sawit

Untuk limbah padat janjangan kosong, cangkang dan fibre adalah sebagai bahan bakar boiler maka dari hasil pembakaran cangkang dalam ruang boiler menghasilkan abu boiler cangkang sawit yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

Boiler ash (abu Boiler ex Dust Collector) sebagai limbah padat yang pada umumnya dibuang pada Pabrik Kelapa Sawit ternyata memiliki kandungan Nutrient yangsangat berharga sehingga dapat diaplikasikan ke pohon kelapa sawit dewasa sebagai suplement bahkan sebagai pengganti pupuk an organik.

Persentase Boiler ash ini pada umumnya berkisar antara 0.25% s/d 0.4%

dari jumlah FFB yang diolah.Artinya 100 ton FFB diolah maka Boiler ash yang dihasilkan sebanyak 250 kg s/d 400 kg.

Kandungan nutrient pada Boiler Ash dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan Nutrient Pada Boiler Ash (Abu Cangkang Sawit)

% On dry matter basis

Moisture (%) % N % P % K % Mg

Boiler Ash 1 5.97 0.73 0.823 2.01 0.55

Boiler Ash 2 5.74 0.91 0.924 2.14 0.70

Boiler Ash 3 6.68 0.58 0.792 2.06 0.59

Average 6.13 0.74 0.846 2.07 0.62

Fertiliser equivalent (kg)

Nutrients UREA RP MOP/KCL S.Dolomite

50kg Boiler Ash 0.77 3.26 1.94 2.60

1 ton of boiler ash 15.4 65.1 38.9 52.0

Sumber : (Pahan, iyung. 2006)

Dengan kandungan N, P, K dan Mg yang cukup besar tersebut dan

diequivalenkan dengan jumlah pupuk yang diperlukan maka untuk satu pohon

kelapa sawit dibutuhkan lebih kurang 65 kg Boiler Ash atau 8650 kg Boiler Ash

untuk satu Ha Kebun Sawit dengan jumlah tanaman 133 pohon.

(19)

8 Potensi ini cukup besar dimana harga pupuk cukup mahal mencapai Rp 6 Juta/Ha.Boiler Ash ini dapat dimanfaatkan, sehinnga pemupukan lebih tergantung pada pemakaian pupuk anorganik lain.

Disamping pemanfaatannya sebagai pupuk organik maka dengan cara ini juga akan menjadi cara penanganan Limbah Padat yang ramah terhadap lingkungan.

Dalam pola pertumbuhannya tanaman mengalami dua fase pertumbuhan, yaitu fase vegetative dan fase generative.

Fase vegetatif adalah fase berkembangna bagian vegetative dari suatu tanaman. Bagian vegetative dari tanaman adalah Akar, Batang,Tunas dan Daun . Sedangkan Fase generative adalah fase berkembangnya bagian-bagian seperti Bunga ,Biji dan Buah.

Fase generatif adalah masa di mana tanaman menjelang berbunga sampai berbuah. Nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman pada masa generatif tentu berbeda perbandingannya dengan tanaman pada masa vegetatif karena pada masa generatif nutrisi banyak disalurkan ke buah atau bakal buah, sedangkan pada tanaman masa vegetatif nutrisi banyak digunakan untuk pertumbuhan.

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota

 Kelebihan dan Manfaat pupuk organik

Manfaat pupuk organik memiliki kelebihan daripada pupuk anorganik.

Manfaat Pupuk Organik adalah sebagai berikut:

1. Kesuburan tanah meningkat.

2. Mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan unsur hara di dalam

tanah.

(20)

9 3. Memperbaiki struktur tanah begitu juga dengan karakteristiknya, akhirnya tanah menjadi mudah diolah, gembur, ringan, dan mudah untuk diolah, jika tanah gembur maka akar akan mudah menembus tanah.

4. Tanah-tanah berat menjadi mudah untuk diolah.

5. Aktivitas mikroba tanah meningkat.

6. Pupuk organik mengandung mikroba yang akan menguraikan bahan- bahan organik maupun anorganik.

7. Kapasitas penyerapan air oleh tanah juga meningkat sehingga tanah itu dapat mengikat air lebih lama sehingga air yang dibutuhkan oleh tanaman selalu tersedia.

8. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap perubahan sifat tanah, perubahan iklim, dan serangan hama penyakit.

9. Aktivitas mikroba dalam tanah pun akan meningkat.

10. Meningkatkan kapasitas pertukaran kation sehingga pada saat tanaman diberi pupuk dalam dosis tinggi, unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman tidak mudah tercuci.

 Kelemahan Pupuk Organik di artikel Manfaat pupuk organik

Selain kelebihan dari pupuk organik yang telah disebutkan tadi diatas, ternyata ada kelemahannya juga. Kelemahan pupuk organik itu diantaranya adalah:

1. Jika pupuk organik dalam bentuk kompos, kalau diaplikasikan dalam keadaan yang masih mentah maka kompos akan memberikan dampak yang tidak optimal atau bahkan dapat memberikan kerusakan terhadap tanaman. Pada saat keadaan mentah, kompos akan mengalami proses pemasakan, dalam proses pemasakan tersebut aktivitas mikroba sangat tinggi dan menyebabkan kompos menjadi panas, akhirnya dalam keadaan ini tidak efektif bahkan dapat memberikan kerugian.

2. Bahan organik yang berasal dari limbah industri atau sampah kota sering

sekali mengandung mikroba patogen dan logam berat. Mikroba ini akan

berpengaruh jelek terhadap tanaman bahkan bagi lingkungan, hewan, dan

manusia.

(21)

10 3. Bahan untuk membuat kompos terbatas, sehingga kalau diperlukan untuk kapasitas yang besar kemungkinan tidak dapat terpenuhi karena banyaknya kendala.

2.5 Pengomposan

Pengomposan merupakan proses perombakan (dekomposisi) dan stabilisasi bahan organik oleh mikroorganisme dalam keadaan lingkungan yang terkendali (terkontrol) dengan hasil akhir berupa humus dan kompos (Simamora dan Salundik, 2006). Sedangkan menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002) pada dasarnya pengomposan merupakan upaya mengaktifkan kegiatan mikroba agar mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik dan mikroba tersebut diantaranya bakteri, fungi, dan jasad renik lainnya. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan (Wikipedia Indonesia, 2008).

Prinsip pengomposan adalah menurunkan nilai nisbah C/N bahan organik menjadi sama dengan nisbah C/N tanah. Nisbah C/N adalah hasil perbandingan antara karbohidrat dan nitrogen yang terkandung di dalam suatu bahan. Nilai nisbah C/N tanah adalah 10-12. Bahan organik yang memiliki nisbah C/N sama dengan tanah memungkinkan bahan tersebut dapat diserap oleh tanaman (Djuarnani, 2005).

2.6 Efektif mikroorganizem(EM

4

)

EM merupakan campuran dari mikroorganisme bermanfaat yang terdiri dari lima kelompok, 10 Genius 80 Spesies dan setelah di lahan menjadi 125 Spesies. EM berupa larutan coklat dengan pH 3,5-4,0. Terdiri dari mikroorganisme aerob dan anaerob. Meski berbeda, dalam tanah memberikanmultiple effect yang secara dramatis meningkatkan mikro flora tanah.

Bahan terlarut seperti asam amino, sacharida, alkohol dapat diserap langsung oleh

akar tanaman. Kandungan EM terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat,

actinomicetes, ragi dan jamur fermentasi. Bakteri fotosintetik membentuk zat-zat

bermanfaat yang menghasilkan asam amino, asam nukleat dan zat-zat bioaktif

yang berasal dari gas berbahaya dan berfungsi untuk mengikat nitrogen dari

udara. Bakteri asam laktat berfungsi untuk fermentasi bahan organik jadi asam

laktat, percepat perombakan bahan organik,lignin dan cellulose, dan menekan

pathogen dengan asam laktat yang dihasilkan. Actinomicetes menghasilkan zat

(22)

11 anti mikroba dari asam amino yang dihasilkan bakteri fotosintetik. Ragi menghasilkan zat antibiotik, menghasilkan enzim dan hormon, sekresi ragi menjadi substrat untuk mikroorganisme effektif bakteri asam laktat actinomicetes.

Cendawan fermentasi mampu mengurai bahan organik secara cepat yang menghasilkan alkohol ester anti mikroba, menghilangkan bau busuk, mencegah serangga dan ulat merugikan dengan menghilangkan pakan.

Fungsi EM

EM untuk mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan kandungan humus tanah lactobacillus sehingga mampu memfermentasikan bahan organik menjadi asam amino. Bila disemprotkan di daun mampu meningkatkan jumlah klorofil, fotosintesis meningkat dan percepat kematangan buah dan mengurangi buah busuk. Juga berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara, menghasilkan senyawa yang berfungsi antioksidan, menekan bau limbah, menggemburkan tanah, meningkatkan daya dukung lahan, meningkatkan cita rasa produksi pangan, perpanjang daya simpan produksi pertanian, meningkatkan kualitas daging, meningkatkan kualitas air dan mengurangi molaritas Benur.

2.7 Sekam padi

Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau bahan bakar.

2.8 Gula merah

Molase dihasilkan dengan melarutkan gula putih / gula merah dengan air

panas. Molase adalah sumber karbohidrat untuk merangsang pertumbuhan

mikroorganisme yang menguntungkan. Molase yang baik merupakan sumber

energi bagi berbagai bentuk kehidupan mikroba. Seperti yang kita katakan

sebelumnya, sirup gula adalah sumber karbon yang memberi makan mikroba

bermanfaat yang menciptakan kesuburan tanah alami yang lebih besar. Selain

gula, molase mengandung sejumlah besar garam abu, sulfur, dan berbagai gizi

mikro. Salah satu manfaat lain dari molase adalah mempunyai kemampuan

sebagai chelating agent. Itu cara ilmiah mengatakan bahwa molase adalah

(23)

12 merupakan zat-zat yang dapat mengubah beberapa nutrisi kimia menjadi bentuk yang mudah tersedia untuk makhluk dan tanaman.

Selain itu untuk mempercepat proses pengomposan itu dapat ditambahkan larutan EM4 (Effective Microorganism) yang dijual di toko pertanian atau toko bahan kimia. EM4 merupakan suatu cairan yang dapat ditambahkan dalam kompos padat, kompos cair atau langsung dimasukkan. EM4 merupakan suatu kultur mikroorganisme cair yang digabung menjadi satu, mengandung bakteri fotosintetik, ragi, Actinomycetes dan 90 % bakteri genus Lactobacillus dan genus Azotobacter yang dapat memfermentasikan bahan organik (kotoran hewan, sampah, rumput dan sisa-sisa tumbuhan) menjadi senyawa-senyawa organik, sehingga dapat diserap langsung oleh tanaman untuk dapat tumbuh dan berproduksi dan mengandung organisme mikro yang dibutuhkan oleh tanah.

 Metode Kjeldahl

Metode Kjeldahl merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total pada asam amino, protein dan senyawa yang mengandung nitrogen.

Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan dengan alkali kuat, amonia yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi. Metode ini telah banyak mengalami modifikasi. Metode ini cocok digunakan secara semimikro, sebab hanya memerlukan jumlah sampel dan pereaksi yang sedikit dan waktu analisa yang pendek. Metode ini kurang akurat bila diperlukan pada senyawa yang mengandung atom nitrogen yang terikat secara langsung ke oksigen atau nitrogen.

Tetapi untuk zat-zat seperti amina,protein,dan lain – lain hasilnya lumayan.

Analisa protein cara Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu proses destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi.

a. Destruksi.

Tahap ini sampel akan diuraikan dengan menggunakan asam sulfat panas.

Unsur kabon dan hidrogen teroksidasi menjadi CO,CO

2

, dan H2O. Nitrogen pada sampel akan diubah menjadi amonium hidrogen sulfat (NH

4

)2SO

4

.

b. Destilasi.

(24)

13 Tahap ini berfungsi untuk mendapatkan gas amoniak (NH

3

). Proses destilasi dilakukan dengan cara memasukkan hasil destruksi ke dalam destilator.

Proses ini dilakukan dengan penambahan natrium hidroksida (NaOH) secara perlahan. Reaksi antar amonium hidrogen sulfat dengan NaOH akan menghasilkan gas amoniak (NH

3

). Gas amoniak yang terbentuk dikondensasi, sehingga menjadi cair dan ditampung ke dalam gelas kimia yang telah berisi asam borat.

c.Titrasi

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui jumlah amoniak dalam larutan.

Jumlah nitrogen dapat dihitung dari jumlah ion amonia dalam larutan tersebut.

Akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari hijau menjadi merah muda.62 Pengujian kadar fosfor dan kalium menggunakan metode spektrofotometri. Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi. Secara sederhana instrumen spektrofotometri yang disebut

spektrofotometer terdiri dari : sumber cahaya – monokromator – sel sampel –

detektor – read out (pembaca).

(25)

14 III METODOLOGI

3.1 Waktu Dan Tempat pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan pada bulan April hingga Juli 2016 di laboratorium kimia Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan selama proses pembuatan pupuk organik yaitu ember besar dan kecil, pisau, botol, timbangan digital, dan kantong plastik.

Bahan yang digunakan Tanah dan arang sekam padi 265 gram, gula merah, air, EM4, kotoran kambing 106g dan mikorisa.

a. Pembuatan pupuk

1) Alat dan bahan baku disiapkan

2) Tanah dan sekam padi, kotoran kambing, dan gula merah ditimbang 3) Tanah dan sekam, dicampur kemudian gula merah dengan air menjadi

larutan gula dan campuran EM

4.

4) Tanah : Arang Sekam dengan perbandingan 1:2 dicampur 5) Semprot larutan gula dan mol 3 kali

6) Limbah abu cangkang sawit dan kotoran kambing yang telah dicampur kan, kemudian masukkan kedalam ember

7) Larutan gula dan mol disemprotkan sebanyak 3 kali.

8) Tanah dan sekam padi dimasukkan kembali, kemudian tutup ember.

b. Metode penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah pengujian kandungan Nitrogen dengan metode kjeldahl.

A = Control

B = Pupuk dengan limbah abu cangkang sawit 100g

C = Pupuk dengan limbah abu cangkang sawit 300g

D = Pupuk dengan limbah abu cangkang sawit 600g

(26)

15 Uji Kandungan Nitrogen (N)

1. Kadar N-Total Tahap destruksi

1. Sampel dihaluskan,kemudian ditimbang 2 gr,masukkan ke dalam labu kjeldahl

2. Tambahkan 2 buah tablet katalis atau 3,5 gr katalis mixture 3. Tambahkan 15 ml H

2

SO

4

dan 3 ml H2O2 (diamkan 10 menit) 4. Destruksi pada suhu 415℃

5. Dinginkan Tahap destilasi

1. Hasil destruksi ditambahkan 50-75 ml aquadest 2. Tambahkan 50 – 75 ml NaOH

3. Didestilasi,tampung hasil destilat dengan erlenmeyer berisi 25 ml H

3

BO

3

4% yang telah ditambahkan indikator Metil Merah dan Bromcresol green 4. Lakukan destilasi,sampai volume destilat mencapai 150 ml

Tahap titrasi

1. Titrasi dengan HCl 0,2 N sampai berubah warna dari hijau menjadi abu- abu netral

2. Lakukan pengerjaan blanko Perhitungan :

Kadar N-Total = (VA - VB) HCl x N HCl x 14,007 x 100%

W x 1000 Dimana :

VA = mililiter HCl titrasi contoh VB = mililiter HCl titrasi blanko N = Konsentrasi HCl yang digunakan 14,007 = Berat atom nitrogen

W = Berat contoh

(27)

16

 Proses Pembuatan Pupuk Abu Cangkang Sawit

Pada proses pembuatan pupuk dilakukan dengan beberapa pencampuran bahan sehingga menghasilkan pupuk abu cangkang sawit. Bahan yang digunakan yaitu tanah, arang sekam padi, EM

4

, larutan gula merah, micorisa, kotoran kambing, abu cangkang sawit, dan air, air berguna untuk melarutkan gula merah dan EM

4

dengan perbandingan 80 ml : 2 g gula merah.

Tanah dan arang sekam padi 1:2

Masukkan larutan gula dan EM4

Abu cangkang sawit + kotoran Kambing + mikorisa

Masukkan larutan gula dan EM4

Tanah dan arang sekam padi 1:2

Gambar 1. Alur proses tahap pengisian pupuk

Pada proses awal dilakukan pencampuran bahan tanah dan arang sekam dengan perbandingan 1:2, mencampur abu cangkang sawit dengan kotoran kambing dan micorisa, setelah semua bahan yang digunakan telah tercampur dengan merata maka dilanjutkan ke proses penyimpanan kedalam wadah(ember) dengan berbagai tahap/lapisan. Untuk lapisan pertama yaitu pencampuran arang sekam dan tanah dimasukkan dengan persentase 300 g untuk lapisan pertama, untuk tahap selanjutnya yaitu campuran abu cangkang sawit, micorisa, dan kotoran kambing, lalu untuk lapisan paling atas atau lapisan terakhir sebelumdilakukan penyimpanan yaitu pencampuran tanah dan arang sekam padi dengan perbandingan yang sama 300 g. Untuk larutan gula merah dan larutan EM

4

disemprotkan pada setiap lapisan pupuk dari lapisan pertama sampai lapisan akhir sebelum dilakukan proses penyimpanan.

Proses akhir untuk pembuatan pupuk yaitu dilakukan proses penyimpanan atau proses fermentasi pupuk untuk menghomogenkan beberapa pencampuran, disimpan dalam beberapa waktu dengan rutin mengaduk rata pupuk setiap harinya agar pupuk tercampur dengan baik.

Parameter Pegamatan 1. Kadar Nitrogen

2. Evaluasi efektifitas Pupuk terhadap pertumbuhan tanaman

Referensi

Dokumen terkait

Besi cor digolongkandalam enam macam : besi cor kelabu, besi cor tingkat tinggi, besi cor kelabu paduan, besi cor ber grafit bulat, besi cor mampu tempa dan besi cor cil

rendah dalam pelaksanaan tugas menyebabkan tingginya tingkat penurunan kualitas audit 15 Adanan Silaban (2009)/Perilaku Disfungsional Auditor dalam Pelaksanaan

Islam mengenai perkawinan beda agama. Dalam KHI ditetapkan bahwa seorang laki-laki yang beragama Islam. dilarang menikah dengan perempuan dengan salah satu dari tiga

perilaku individu dalam hidup yang direfleksikan dalam tindakan, minat, dan pendapat. Act Experience yang berupa gaya hidup dapat diterapkan dengan menggunakan trend

Secara umum, keuntungan dari masuknya bank-bank asing ke Indonesia antara lain adalah sebagai saluran untuk masuknya modal asing untuk ekonomi domestik, meningkatkan kompetensi antar

Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara

Sistem merupakan kumpulan dari bagian baik pisik maupun non pisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai suatu tujuan, yang

memberikan izin untuk menjimpang dari larangan jang termaktub dalam ajat (1), dengan atau tidak diserta isjarat-sjarat berhubung dengan kesehatan umum, djika perlu