• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI KARYAWAN TERHADAP KOMITMEN KERJA PADA PT PLN (PERSERO) RAYON RENGASDENGKLOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI KARYAWAN TERHADAP KOMITMEN KERJA PADA PT PLN (PERSERO) RAYON RENGASDENGKLOK"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis dan menjelaskan

Jurnal Manajemen Vol.09 No.2 Januari 2012 577

PENGARUH KOMPETENSI KARYAWAN TERHADAP KOMITMEN KERJA PADA PT PLN (PERSERO) RAYON RENGASDENGKLOK

Uus Md Fadli , Ir.,SE., MM, Dadan Ahmad Fadili, Drs., MM, Yohana Kartawijaya, SE.

Abstrak

Kompetensi karyawan merupakan suatu kemampuan karyawan yang dilandasi oleh pengetahuan, kemampuan, kecakapan atau kepribadian individu yang mempengaruhi kinerja, oleh sebab itu kompetensi karyawan dapat menentukan kemampuan dalam diri setiap karyawan bagi perusahaan.

Karyawan yang sudah mempunyai kompetensi yang baik, maka perusahaan akan mempertahankan karyawan untuk tetap bekerja dengan memberikan gaji, tunjangan, dan lain- lain yang sesuai dengan kompetensinya, dengan timbal balik antara perusahaan dengan karyawan, maka karyawan akan berkomitmen terhadap perusahaan tempat bekerja.

pengaruh kompetensi karyawan terhadap komitmen kerja pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok dengan metode analisis data seperti uji validitas, reliabilitas, normalitas, transformasi data, korelasi, determinasi dan hipotesis dengan sampel 89 orang.

Dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut :

1. Kompetensi karyawan pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok adalah cukup tinggi, artinya kompetensi karyawan PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok sudah mempunyai kompetensi yang cukup tinggi dengan jumlah rata-rata skor sebesar 284. Skor yang paling tinggi dari variable kompetensi karyawan adalah indikator bersosialisasi dan skor yang paling rendah adalah indikator memberi masukan/ide.

2. Komitmen kerja pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok adalah cukup tinggi, artinya komitmen kerja PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok mempunyai komitmen yang cukup tinggi dengan jumlah rata-rata skor sebesar 300. Skor yang paling tinggi dari variable komitmen kerja adalah indikator keterkaitan dalam perusahaan dan skor yang paling rendah adalah indikator kebahagiaan hidup di perusahaan.

3. Kompetensi karyawan pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok berpengaruh positif terhadap komitmen kerja. Hal ini dapat ditunjukan dengan nilai korelasinya r = 0,565 yang berarti korelasinya positif (cukup kuat), dengan nilai koefisien determinasi sebesar 31,92%.

Ini membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kompetensi karyawan terhadap komitmen kerja, dengan demikian kompetensi karyawan berpengaruh cukup kuat terhadap komitmen kerja pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok.

Kata kunci : Kompetensi Karyawan, Komitmen Kerja A. PENDAHULUAN

PT PLN (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melayani dan menyuplai kebutuhan listrik masyarakat, baik untuk kebutuhan rumah tangga, instansi pemerintah maupun industri. PT PLN (Persero) dalam melaksanakan tugas pokoknya selalu berupaya meningkatkan dan memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggannya.

Pelayanan yang baik terhadap para pelanggan sangat berhubungan erat dengan para karyawan yang kompetensi atau kompetitif, karena karyawan merupakan sumber daya manusia yang memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan perusahaan.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan, bahwa kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar

yang ditetapkan. Karyawan berprestasi secara optimal bagi perusahaan dengan

meningkatkan kompetensi, harus mempunyai KSA (Knowledge, Skill, dan Attitude) yang

(2)

Jurnal Manajemen Vol.09 No.2 Januari 2012 578 dapat menjamin individu agar dapat mencapai performansi yang baik. Jika individu mempunyai kompetensi yang baik, dia juga akan kompetitif dalam pasar tenaga kerja. Oleh karena itu, harus diperhatikan masalah kompetensi yang dipersyaratkan oleh pekerjaannya dan diharapkan peningkatan kompetensi akan mendorong performansi dalam setiap pekerjaannya.

Komitmen karyawan menjadi hal yang penting bagi sebuah organisasi dalam menciptakan kelangsungan hidup sebuah organisasi. Komitmen secara umum, dapat diartikan sebagai keterikatan karyawan pada organisasi dimana karyawan bekerja.

Perusahaan selalu menginginkan pencapaian tujuan tanpa banyak mengalami kendala, tetapi diantaranya ada kendala utama yang dapat timbul terutama berasal dari karyawan, seperti rendahnya komitmen karyawan untuk tetap bekerja dalam jangka waktu yang ditentukan oleh perusahaan. Menurut Mowday yang dikutip Sopiah (2008 : 155) menyebutkan bahwa komitmen kerja merupakan istilah lain dari komitmen organisasional.

Menurutnya komitmen organisasional merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai kecenderungan karyawan untuk bertahan sebagai anggota organisasi.

Dengan meningkatkan kompetensi pada karyawan yang bekerja, berarti perusahaan berusaha agar karyawan mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam bekerja untuk mencapai performansi yang baik dan kompetitif dalam pasar persaingan tenaga kerja. Karyawan yang sudah mempunyai kompetensi yang baik, maka perusahaan akan mempertahankan karyawan untuk tetap bekerja dengan memberikan gaji, tunjangan, dan lain-lain yang sesuai dengan kompetensinya. Dengan timbal balik yang sesuai antara perusahaan dengan karyawan yang bekerja, maka karyawan akan berkomitmen terhadap perusahaan tempat dia bekerja sekarang. Karyawan yang berkomitmen tinggi diorganisasinya, maka dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan dan kemajuan perusahaan.

B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Kompetensi

Spencer and Spencer yang dikutip Edy Sutrisno (2010:203), mendefinisikan bahwa:

“Kompetensi sebagai karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya. Berdasarkan definisi tersebut mengandung makna kompetensi adalah bagian kepribadian yang mendalam dan melekat kepada seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan”.

Menurut Veithzal Rivai, Ahmad Fawzi, dkk (2008 : 568), mendefinisikan kompetensi adalah “mengacu pada pengetahuan (knowledge), kemampuan (skills), kecakapan (abilities), atau kepribadian (personality) individu secara langsung mempengaruhi kinerja mereka”.

Kerangka dasar untuk menentukan kompetensi mengacu pada langkah-langkah yang disebut FAC, yaitu singkatan dari Function kemudian Activities atau Process, baru kemudian Competency. Ada tiga cara dalam menentukan kompetensi, adalah sebagai berikut :

1. Perlu menentukan fungsi-fungsi khusus pada suatu posisi (function of job) terlebih dahulu.

2. Mempelajari secara khusus bagaimana aktivitas dalam proses mengerjakan pekerjaan tersebut (activities atau process) dapat dilaksanakan.

3. Menentukan kompetensi apa yang diperlukan (competency) pada posisi jabatan tersebut.

Beberapa aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi, adalah sebagai

berikut :

(3)

Jurnal Manajemen Vol.09 No.2 Januari 2012 579 1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif. Misalnya, seorang

karyawan mengetahui cara melakukan identifikasi belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran yang baik sesuai dengan kebutuhan yang ada diperusahaan.

2. Pemahamam (understanding), yaitu kedalaman kognitif, dan efektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya, seorang karyawan dalam melaksanakan pembelajaran harus mempunyai pemahamam yang baik tentang karakteristik dan kondisi kerja secara efektif dan efisien.

3. Kemampuan (skill), adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya, kemampuan karyawan dalam memilih metode kerja yang dianggap lebih efektif dan efisien.

4. Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya, standar perilaku para karyawan dalam melaksanakan tugas (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lain).

5. Sikap (attude), yaitu perasaan (senang-tidak senang, dan suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya, reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan gaji, dan sebagainya).

6. Minat (interest), adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Misalnya, melakukan suatu aktivitas kerja.

Menurut Moeheriono (2009 : 15), ada lima dimensi kompetensi yang harus dimiliki, yaitu sebagai berikut :

1. Task skills, yaitu keterampilan untuk melaksanakan tugas-tugas rutin sesuai dengan standar ditempat kerja.

2. Task management skills, yaitu keterampilan untuk mengelola serangkaian tugas yang berbeda yang muncul dalam pekerjaan.

3. Contingency management skills, yaitu keterampilan mengambil tindakan yang cepat dan tepat apabila timbul suatu masalah dalam pekerjaan.

4. Job role environment skills, yaitu keterampilan untuk bekerja sama serta memelihara kenyamanan lingkungan kerja.

5. Transfer skills, yaitu keterampilan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja baru.

2. Pengertian Komitmen

Baron dan Greenberg (1990) yang dikutip Khaerul Umam (2010 : 259), mendefinisikan bahwa :

“Komitmen memiliki arti penerimaan yang kuat dalam diri individu terhadap tujuan dan nilai-nilai perusahaan, sehingga individu tersebut akan berusaha dan berkarya serta memiliki hasrat yang kuat untuk tetap bertahan di perusahaan tersebut”.

Mowday yang dikutip Sopiah (2008 : 155) dalam bukunya Perilaku Organisasi mendefinisikan: “Komitmen kerja merupakan istilah lain dari komitmen organisasional.

Menurutnya, komitmen organisasional merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai kecenderungan karyawan untuk bertahan sebagai anggota organisasi”.

Faktor-faktor yang yang mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi, yaitu:

1. Faktor personal, misalnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, kepribadian, dll.

2. Karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup jabatan, tantangan dalam pekerjaan, konflik peran dalam pekerjaan, tingkat kesulitan dalam pekerjaan, dll.

3. Karakteristik struktur, misalnya besar/kecilnya organisasi, bentuk organisasi seperti sentralisasi atau desentralisasi, kehadiran serikat pekerja dan tingkat pengendalian yang dilakukan organisasi terhadap karyawan.

4. Pengalaman kerja, pengalaman kerja karyawan sangat mempengaruhi terhadap

tingkat komitmen karyawan pada organisasi. Karyawan yang baru beberapa tahun

(4)

Jurnal Manajemen Vol.09 No.2 Januari 2012 580 bekerja dan karyawan yang sudah puluhan tahun bekerja dalam organisasi tentu memiliki tingkat komitmen yang berlainan.

Meyer, Allen dan Smith (1991) dalam Khaerul Umam (2010 : 259) merumuskan tiga dimensi komitmen dalam berorganisasi, yaitu:

1. Affective commitment, berkaitan dengan hubungan emosional anggota terhadap organisasinya, identifikasi dengan organisasi, dan keterlibatan anggota dengan kegiatan di organisasi. Anggota organisasi dengan affective commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena memang memiliki keinginan untuk itu (Allen & Meyer, 1997).

2. Continuance commitment, berkaitan dengan kesadaran anggota organisasi sehingga akan mengalami kerugian jika meninggalkan organisasi. Anggota organisasi dengan continuance commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena mereka memiliki kebutuhan untuk menjadi anggota organisasi tersebut (Allen

& Meyer, 1997).

3. Normative commitment, menggambarkan perasaan keterikatan untuk terus berada dalam organisasi. Anggota organisasi dengan normative commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena merasa dirinya harus berada dalam organisasi tersebut (Allen & Meyer, 1997).

3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teori yang telah di bahas pada kerangka pemikiran. Maka penulis membuat alur pikir penelitian yang tertuang dalam gambar-gambar yang menghubungkan antara teori-teori kompetensi karyawan dan komitmen kerja.

Gambar 2.3 Alur Pikir Penelitian Sumber : Peneliti 2012

C. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan verifikatif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (indepeden) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain (Sugiyono 2007:11).

1. Task Skills

2. Task Management Skills 3. Contingency

Management Skill 4. Job Role Environment

Skills 5. Transfer Skill

1. Affective Commitment 2. Continuance

Commitment

3. Normative Commitment

Kompetensi Karyawan Komitmen Kerja

Moeheriono, (2009 : 15)

Khaerul Umam,

(2010 : 259)

(5)

Jurnal Manajemen Vol.09 No.2 Januari 2012 581 2. Instrument Penelitian

Untuk mendapatkan penelitian yang benar, variabel penelitian diperlukan agar pengambilan dan pembahasan data terarah. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu, kompetensi karyawan sebagai variabel bebas dan komitmen kerja sebagai variabel terikat. Sebagai parameter dari variabel yang diteliti akan dijelaskan pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Instrument Penelitian N

o

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Data 1

Kompetensi Karyawan*

(Variabel X)

1. Task Skills 1. Ketepatan Waktu 2. Adaptasi Kerja 3. Mematuhi Peraturan

1. Ordinal 2. Ordinal 3. Ordinal 2. Task

Management Skills

4. Kemampuan Mengelola 5. Kemampuan Berpikir 6. Kemampuan Merencanakan

4. Ordinal 5. Ordinal 6. Ordinal 3. Contingency

Management Skill

7. Pengambilan Keputusan 8. Pengambilan Tindakan 9. Memberi masukan/Ide

7. Ordinal 8. Ordinal 9. Ordinal 4. Job Role

Environment Skills

10. Kerjasama 11. Wawasan 12. Bersosialisasi

10. Ordinal 11. Ordinal 12. Ordinal 5. Transfer Skill 13. Beradaptasi

14. Mudah Bergaul 15. Inisiatif

13. Ordinal 14. Ordinal 15. Ordinal 2

Komitmen Kerja**

(Variabel Y)

1. Affective Commitment

1. Hubungan Emosional 2. Bagian Dalam Perusahaan 3. Menjalankan Pekerjaan 4. Keputusan Perusahaan 5. Memegang Teguh Peraturan.

1. Ordinal 2. Ordinal 3. Ordinal 4. Ordinal 5. Ordinal 2. Continuance

Commitment

6. Kesadaran Menjadi Bagian Perusahaan 7. Rugi Tinggalkan Perusahaan

8. Membantu Kesuksesan Pekerjaan 9. Kebahagiaan Hidup di Perusahaan 10. Loyalitas Terhadap Perusahaan

6. Ordinal 7. Ordinal 8. Ordinal 9. Ordinal 10. Ordinal 3. Normative

Commitment

11. Keterkaitan Dalam Perusahaan 12. Harus Selalu Berada di Perusahaan 13. Penghargaan Terhadap Perusahaan 14. Bertanggung Jawab Dalam Perusahaan 15. Kepedulian Terhadap Perusahaan

11. Ordinal 12. Ordinal 13. Ordinal 14. Ordinal 15. Ordinal Sumber : * Moeheriono (2009 : 15)

** Khaerul Umam (2010 : 259)

3. Metode Pengumpulan Data a. Populasi dan Sampel

Menurut formulasi Isaac dan Michael (Sugiono, 2011:61). untuk mengukur

ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut :

(6)

Jurnal Manajemen Vol.09 No.2 Januari 2012 582 Dari populasi karyawan sebanyak 120 orang, maka sampel dalam penelitian ini adalah 89 orang. Dalam pengambilan sampel ini menggunakan tabel dari Sugiono (2011:62).

b. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendukung metode tersebut peneliti menggunakan teknik pengumpula data sebagai berikut :

1). Riset Kepustakaan 2). Observasi

3). Kuisioner c. Teknik Skala

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variable penelitian

Tabel Teknik Skala

Skala Skor Kompetensi Karyawan dan Komitmen Kerja

1 Sangat Rendah

2 Rendah

3 Cukup Tinggi

4 Tinggi

5 Sangat Tinggi

Sumber : Adaptasi dari Sugiono, 2012

4. Metode Analisis Data a. Uji Validitas

Setelah pengujian konstruksi dari ahli dan berdasarkan pengalaman empiris dilapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Instrumen tersebut dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan contruct yang kuat. (Sugiyono, 2010 : 125).

b. Reliabilitas Instrumen

Instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan metode alpha cronbach diukur berdasarkan skala alpha cronbach 0 sampai 1.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas data merupakan pengujian yang ditujukan untuk mengetahui distribusi data, apakah data berdistribusi normal atau tidak. Apabila data berdistribusi normal, maka pengujian selanjutnya akan dilakukan dengan uji statistik parametrik.

Dan apabila data berdistribusi tidak normal, maka pengujian selanjutnya akan

dilakukan uji statistik non parametrik. Uji normalitas dalam penelitian ini akan

dilakukan terhadap data variabel X dan Y. Pengujian distribusi data terhadap variabel

tersebut akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 18.

(7)

Jurnal Manajemen Vol.09 No.2 Januari 2012 583 d. Transformasi Data

Merubah bentuk data dari bentuk asli ke bentuk lain tanpa merubah datanya.

Pada pendekatan analisis jalur seringkali digunakan tipe data ordinal. Tipe data tersebut merefleksikan peubah-peubah yang sebelumnya berasal dari suatu konsep yang telah diubah bentuknya sehingga dapat diukur. Pengukuran data yang akan dibutuhkan minimal berskala interval. Jika data yang akan dianalisis berskala ordinal, maka perlu ditransformasi terlebih dahulu menjadi skala interval agar dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut, metode pentransformasian data tersebut umumnya menggunakan uji MSI (Method of Successive Interval).

e. Analisis Korelasi

Dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi product moment (correlation product moment) adalah salah satu pendekatan untuk mengetahui keeratan antara satu variabel dengan variabel lainnya.

f. Hipotesis

untuk itu pengujian ini menggunakan hipotesis, adapun koefisien korelasi yang akan di uji pada tingkat significant 5% denga uji pihak kanan, yaitu apabila :

Ho : ρ = 0: Tidak terdapat hubungan antara kompetensi karyawan dengan komitmen kerja pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok.

Ha : ρ > 0: Kompetensi karyawan berpengaruh positif terhadap komitmen kerja karyawan pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Rekapitulasi Skor Kompetensi Karyawan

Tabel 4.22

Rekapitulasi Skor Kompetensi Karyawan

No. Indikator Total Skor Keterangan

1 Ketepatan Waktu 272 Cukup Tinggi

2 Adaptasi Kerja 294 Cukup Tinggi

3 Mematuhi Peraturan 269 Cukup Tinggi

4 Kemampuan Mengelola 294 Cukup Tinggi

5 Kemampuan Berpikir 272 Cukup Tinggi

6 Kemampuan Merencanakan 287 Cukup Tinggi

7 Pengambilan Keputusan 295 Cukup Tinggi

8 Pengambilan Tindakan 268 Cukup Tinggi

9 Memberi Masukan/Ide 264 Cukup Tinggi

10 Kerjasama 283 Cukup Tinggi

11 Wawasan 291 Cukup Tinggi

12 Bersosialisasi 307 Tinggi

13 Beradaptasi 284 Cukup Tinggi

14 Mudah Bergaul 288 Cukup Tinggi

15 Inisiatif 293 Cukup Tinggi

Jumlah Skor 4.261

Jumlah Rata-rata Skor 284 Cukup Tinggi

Sumber : Data dianalisis, 2012

(8)

Jurnal Manajemen Vol.09 No.2 Januari 2012 584 Gambar 4.19

Bar Chart Mengenai Rekapitulasi Skor Kompetensi Karyawan Sumber : Data dianalisis, 2012

Bar Scale

SR R CT T ST

Gambar 4.20

Bar Scale Rekapitulasi Skor Kompetensi Karyawan Sumber : Data dianalisis, 2012

Berdasarkan hasil rekapitulasi diatas didapat nilai jumlah rata-rata skor sebesar 284 dan dapat disimpulkan bahwa kompetensi karyawan pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok adalah cukup tinggi. Dari 15 indikator yaitu dimulai dari ketepatan waktu, adaptasi kerja, mematuhi peraturan, kemampuan mengelola, kemampuan berpikir, kemampuan merencanakan, pengambilan keputusan, pengambilan tindakan, memberi masukan/ide, kerjasama, wawasan, bersosialisasi, beradaptasi, mudah bergaul dan inisiatif, diketahui skor yang paling tinggi adalah indikator bersosialisasi, karena karyawan pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok senang bersosialisasi antara atasan, karyawan dan pelanggang, agar terjalin suasana yang semakin mengakrabkan dan skor yang paling rendah adalah indikator memberi masukan/ide, karena karyawan pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok kurang dalam memberi masukan/ide didalam pekerjaan atau dapat juga saran atau aspirasinya kurang didengar oleh atasannya sehingga jadi kurang memberi masukan/ide.

2. Rekapitulasi Skor Komitmen Kerja

Tabel

Rekapitulasi Skor Komitmen Kerja

No Indikator Total Skor Keterangan

1 Hubungan Emosional 294 Cukup Tinggi

2 Bagian Dalam Perusahaan 299 Cukup Tinggi

3 Menjalankan Pekerjaan 310 Tinggi

4 Keputusan Perusahaan 284 Cukup Tinggi

5 Memegang Teguh Peraturan 294 Cukup Tinggi

6 Kesadaran Menjadi Bagian Perusahaan 294 Cukup Tinggi

7 Rugi Tinggalkan Perusahaan 290 Cukup Tinggi

8 Membantu Kesuksesan Pekerjaan 309 Tinggi

89 160,2 231,4 284 302,6 373,8 445

(9)

Jurnal Manajemen Vol.09 No.2 Januari 2012 585 9 Kebahagiaan Hidup di Perusahaan 280 Cukup Tinggi

10 Loyalitas Terhadap Perusahaan 314 Tinggi

11 Keterkaitan Dalam Perusahaan 341 Tinggi

12 Harus Selalu Berada di Perusahaan 293 Cukup Tinggi 13 Penghargaan Terhadap Perusahaan 312 Tinggi 14 Bertanggung Jawab Dalam Perusahaan 289 Cukup Tinggi 15 Kepedulian Terhadap Perusahaan 302 Cukup Tinggi

Jumlah Skor 4.505

Jumlah Rata-rata Skor 300 Cukup Tinggi

Sumber : Data dianalisis, 2012

Gambar 4.36

Bar Chart Mengenai Rekapitulasi Komitmen Kerja Sumber : Data dianalisis

Bar Scale

SR R CT T ST

Gambar

Bar Scale Rekapitulasi Skor Komitmen Kerja Sumber : Data dianalisis, 2012

Berdasarkan hasil rekapitulasi diatas didapat nilai jumlah rata-rata skor sebesar 300 dan disimpulkan bahwa komitmen kerja pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok adalah cukup tinggi. Dari 15 indikator yaitu dimulai dari hubungan emosional, bagian dalam perusahaan, menjalankan pekerjaan, keputusan perusahaan, memegang teguh peraturan, kesadaran menjadi bagian perusahaan, rugi tinggalkan perusahaan, membantu kesuksesan pekerjaan, kebahagiaan hidup di perusahaan, loyalitas terhadap perusahaan, keterkaitan dalam perusahaan, harus selalu berada di perusahaan, penghargaan terhadap perusahaan, bertanggung jawab dalam perusahaan dan kepedulian terhadap perusahaan, diketahui skor yang paling tinggi adalah indikator

300

89 160,2 231,4 302,6 373,8 445

(10)

Jurnal Manajemen Vol.09 No.2 Januari 2012 586 keterkaitan dalam perusahaan, karena karyawan pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok terhadap perusahaan maupun pekerjaan sudah berkomitmen untuk saling berkaitan dan skor yang paling rendah adalah indikator kebahagiaan hidup di perusahaan, karena karyawan pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok merasa kurang bahagia diperusahaan.

3. Analisis Correlation Product Moment

Untuk mengetahui hasil korelasi antara variabel kompetensi karyawan terhadap variabel komitmen kerja, dapat dilihat dari perhitungan dan tabel di bawah ini :

Tabel Correlations

Kompetensi karyawan

Komitmen kerja Kompetensi

karyawan

Pearson Correlation 1 ,565

**

Sig. (1-tailed) ,000

N 89 89

Komitmen kerja Pearson Correlation ,565

**

1

Sig. (1-tailed) ,000

N 89 89

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Sumber : Data dianalisis, 2012

Berdasarkan perhitungan dan tabel di atas didapat nilai korelasi sebesar 0,565 yang artinya angka tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang cukup kuat antara variabel kompetensi karyawan terhadap variabel komitmen kerja.

4. Koefisien Determinasi

Adapun besarnya pengaruh kompetensi karyawan terhadap komitmen kerja pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok yang dihitung dengan menggunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut :

KD = r² x 100%

KD = 0,565² x 100%

KD = 31,92%

    

   

 

 

12 2 2

1 2

1 1 1

1

Y Y n X X

n

Y X Y

X r n

  

 4278 , 14 

2

89 * 196425 , 75  4119 , 77 

2

10 , 210494

* 89

77 , 4119 14 , 4278 27

, 201014

* 89

  r

713 , 713

* 881 , 656

2 , 265317

r

5 , 468824

2 , 265317

r

565 ,

 0 r

9 , 509386 04

, 431493

83 , 17624952 03

, 17890270 

r

(11)

Jurnal Manajemen Vol.09 No.2 Januari 2012 587 Dari perhitungan diatas dihasilkan Koefisien Determinasi sebesar 31,92%. Yang berarti kompetensi karyawan pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok dipengaruhi oleh komitmen kerja sebesar 31,92%, sedangkan sisanya sebesar 68,08% merupakan pengaruh dari faktor-faktor lain.

5. Pengujian Hipotesis

Ho : ρ = 0 artinya tidak terdapat pengaruh antara kompetensi karyawan dengan komitmen kerja pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok.

Ha : ρ > 0 artinya terdapat pengaruh antara kompetensi karyawan dengan komitmen kerjapada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok.

Pengujian hipotesis dengan uji pihak kanan untuk koefisien korelasi pada tingkat nyata 5% dan dk (derajat kebebasan) sebesar 60 diperoleh nilai t tabel sebesar 1,671 dan perhitungan t hitung adalah sebagai berikut :

Pengujian t tabel pada tingkat kesalahan 5% yaitu :

dk = n – 2 atau 89 – 2 = 87, maka hasil t hitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harga t tabel untuk tingkat kesalahan 5% dan dk

( n – 2 ) = 87 diperoleh t tabel 1,671 dengan t hitung 7,748. Maka hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

daerah penolakan Ho

daerah penerimaan Ho

1,671 7,748

Gambar 4.38

Kurva pengujian Hipotesis

Jadi, t hitung > t tabel dan ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi karyawan terhadap komitmen kerja pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok.

E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

565

2

, 0 1

2 89 565 , 0

  t

680 , 0

269 ,

 5 t

748 ,

 7 t

) 2

1 (

2 r n t r

 

(12)

Jurnal Manajemen Vol.09 No.2 Januari 2012 588 Berdasarkan hasil penelitian, pengumpulan data dan pembahasan yang dilakukan peneliti pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1) Kompetensi karyawan pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok adalah cukup tinggi, artinya kompetensi karyawan PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok sudah mempunyai kompetensi yang cukup tinggi dengan jumlah rata-rata skor sebesar 284.

Skor yang paling tinggi dari variabel kompetensi karyawan adalah indikator bersosialisasi, artinya para karyawan senang bersosialisasi antara atasan, karyawan maupun bersosialisasi antar pelanggan, agar terjalin suasana yang semakin mengakrabkan dan dapat diketahui pula skor yang paling rendah dari variabel kompetensi karyawan adalah indikator memberi masukan/ide, artinya para karyawan kurang dalam memberi masukan didalam pekerjaan atau dapat juga saran atau aspirasinya kurang didengar oleh atasannya sehingga jadi kurang memberi masukan/ide.

2) Komitmen kerja pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok adalah cukup tinggi, artinya komitmen kerja PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok sudah mempunyai komitmen yang cukup tinggi dengan jumlah rata-rata skor sebesar 300. Skor yang paling tinggi dari variabel komitmen kerja adalah indikator keterkaitan dalam perusahaan, artinya para karyawan terhadap perusahaan maupun pekerjaan sudah berkomitmen untuk saling berkaitan dan dapat diketahui pula skor yang paling rendah dari variabel komitmen kerja adalah indikator kebahagiaan hidup di perusahaan, artinya para karyawan merasa kurang bahagia diperusahaan.

3) Kompetensi karyawan pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok berpengaruh positif terhadap komitmen kerja. Hal ini dapat ditunjukan dengan nilai korelasinya r = 0,565 yang berarti korelasinya positi (cukup kuat), dengan nilai koefisien determinasi sebesar 31,92%. Ini membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kompetensi karyawan terhadap komitmen kerja. Kemudian didapat nilai t tabel 1,671 dan t hitung didapat nilai 7,748, maka dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian kompetensi karyawan berpengaruh cukup kuat terhadap komitmen kerja pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok.

2. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan dan dalam kesempatan ini penulis akan sedikit memberikan beberapa saran, diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi

PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok yang sifatnya untuk kemajuan perusahaan tersebut :

1) Agar para karyawan melakukan pengembangan kompetensi karyawan pada PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok dan perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan indikator-indikator yang mempunyai skor dibawah rata-rata seperti memberi masukan/ide, pengambilan tindakan dan mematuhi peraturan.

2) Agar para karyawan lebih berkomitmen dalam bekerja pada

PT PLN (Persero) Rayon Rengasdengklok dan perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan indikator-indikator yang mempunyai skor dibawah rata-rata seperti kebahagiaan hidup di perusahaan, keputusan perusahaan dan bertanggung jawab dalam perusahaan.

3) Berhubung kompetensi karyawan mempengaruhi komitmen kerja, sebaiknya pihak

perusahaan terus menerus melakukan pengembangan kompetensi karyawan agar

keterampilan para karyawan berkembang sehingga dapat meningkatkan kinerja

bekerja diperusahaan, mengingat kompetensi karyawan mempegaruhi komitmen

kerja.

(13)

Jurnal Manajemen Vol.09 No.2 Januari 2012 589 F. DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T Hani. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Cetakan ke-14.

Yogyakarta : BPFE.

Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ke-15. Jakarta : Bumi Aksara.

Kirom, Bahrul. 2010. Mengukur Kinerja Pelayanan dan Kepuasan Konsumen. Bandung : Pustaka Reka Cipta.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor : Ghalia Indonesia.

Puji Isyanto. 2010. Metodologi Penelitian. Karawang. Karawang :FE UNSIKA

Sedarmayanti, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung :PT Refika Aditama.

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta : CV Andi Offset.

Sugiono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Cetakan ke-15. Bandung : CV Alfabeta.

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV Alfabeta.

Sugiono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana.

Tini Sutiawati pada tahun 2011, dengan judul skripsi : “Pengaruh Kompetensi Individu Karyawan Terhadap Pengembangan Karir Pada PT Pindo Deli Pulp And Paper Mills Karawang”.

Tri Mulyanti pada tahun 2011, dengan judul skripsi : “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Komitmen Pegawai Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Karawang”.

Umam, Khaerul. 2010. Perilaku Organisasi. Bandung : CV Pustaka Setia.

SUMBER INTERNET

http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2288041-macam-macam-penelitian- sosial/#ixzz1ulW5avMM (Selasa, 08 Mei 2012).

http://junaidichaniago.com/2008/05/29/transformasi/

(Selasa, 08 Mei 2012).

Referensi

Dokumen terkait

Alur ini penting karena ada beberapa pertanyaan yang berhubungan satu sama lain atau pertanyaan yang ”meloncat”, tergantung dari jawaban responden, pada prakteknya, kegiatan

penginapan hotel, karena dengan merasakan manfaat langsung yang didapat konsumen maka para konsumen akan lebih mengenal hotel Surabaya Plaza Hotel.. (SPH) lebih jauh dan

[r]

Reference model merupakan framework umum yang digunakan dalam memahami konsep, entitas, dan relasi dari suatu domain, dan merupakan pondasi dari area yang ditelaah..

Berdasarkan analisis statistik diketahui bahwa keadaan kuku kotor 1,7 kali lebih berisiko menderita kecacingan dibandingkan kuku bersih (OR=1,7; p =0,632), jenis kelamin perempuan

Analisis Regresi sederhana adalah bentuk regresi dengan model yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel, yakni variabel dependen (terikat) dan

Adaptable building which is able to respond and adjust towards the changing needs throughout its life span maximizes the investment value of resources and energy used in

Dengan data yang diperoleh dari tiap sensor di atas selanjutnya data-data tersebut akan diolah oleh mikrokontroler sebagai dasar perhitungan untuk menentukan sisa bahan bakar