• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini, penulis akan menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini, penulis akan menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah,"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis akan menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang

Kondisi kesehatan di Indonesia terbilang buruk, hal tersebut bisa dilihat dari Life Expectation at birth (LE) atau umur harapan hidup waktu lahir masyarakat Indonesia yang

masih rendah. Umur harapan hidup waktu lahir adalah suatu perkiraan rata-rata lamanya hidup yang akan dicapai oleh penduduk sejak lahir.

Tabel 1.1 Life Expectation at birth (LE) atau Umur Harapan Hidup Waktu Lahir Negara Umur Harapan Hidup

Waktu Lahir (Tahun)

Australia 82 Singapura 81,2

Brunei 78 Vietnam 75,4 Malaysia 74,5 Indonesia 69,8 Filipina 69 Myanmar 65,7

Thailand 65,2 Kamboja 63,6

Timor Leste 62,9

Sumber: UNDP. International Human Development Indicator 2012

Berdasarkan Tabel 1.1, penduduk di Indonesia diperkirakan memiliki harapan hidup selama 69,8 tahun sejak lahir. Indonesia masih kalah dengan negara tetangga seperti Australia, Brunei, Singapura, Vietnam, dan Malaysia. Untuk meningkatkan Life Expectation

(2)

at birth atau atau umur harapan hidup waktu lahir pemerintah harus membuat masyarakat Indonesia lebih sehat.

Penyebab buruknya aspek kesehatan di Indonesia adalah tidak meratanya pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia. Pemerataan dalam aspek kesehatan sangat sulit dicapai di Indonesia mengingat kondisi geografis Indonesia yang berpulau-pulau yang membuat pembangunan fasilitas kesehatan pada daerah-daerah tertentu masih sangat kurang. Hal tersebut diperparah dengan kesenjangan ekonomi rakyat Indonesia membuat hanya masyarakat berpenghasilan tinggi yang mampu menjangkau biaya kesehatan yang cenderung mahal. Sedangkan masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak dapat menjangkau biaya layanan kesehatan sehingga muncul diskriminasi pelayanan kesehatan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah pada tahun 2004 mengeluarkan Undang-Undang No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). UU 40/2004 ini mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh rakyat Indonesia. Salah satu program dari SJSN adalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk memberikan jaminan kesehatan menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar rakyat Indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera.

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem

(3)

asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak.

Berikut adalah kelebihan asuransi kesehatan sosial dibandingkan dengan asuransi kesehatan komersial:

Tabel 1. 2 Kelebihan Asuransi Kesehatan Sosial

Asuransi Sosial Asuransi Komersial - Kepesertaan bersifat wajib (untuk

semua penduduk) **

- Kepesertaan bersifat sukarela

- Non-profit - Profit

- Manfaat komprehensif - Manfaat sesuai dengan premi yang dibayarkan

** berpotensi mencakup 100% penduduk (universal coverage) dan relatif dapat menekan peningkatan biaya pelayanan kesehatan.

Sumber: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2013)

Mekanisme dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yaitu dengan pengumpulan iuran yang bersifat wajib dari peserta, guna memberikan perlindungan kepada peserta atas risiko sosial ekonomi yang menimpa mereka dan atau anggota keluarganya (UU SJSN No.40 tahun 2004). Iuran JKN adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh peserta, pemberi perja, dan/atau pemerintah untuk program jaminan kesehatan (pasal 16, Perpres No. 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan). Untuk masyarakat yang tergolong fakir dan miskin dikategorikan sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI). Iuran PBI akan dibayarkan oleh pemerintah. Setiap Peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan persentase dari upah (untuk pekerja penerima upah) atau suatu jumlah nominal tertentu (bukan penerima upah dan PBI).

(4)

Setiap pemberi kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya, menambahkan iuran peserta yang menjadi tanggung jawabnya, dan membayarkan iuran tersebut setiap bulan kepada BPJS Kesehatan secara berkala (paling lambat tanggal 10 setiap bulan). Apabila tanggal 10 jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari kerja berikutnya.

Keterlambatan pembayaran iuran JKN dikenakan denda administratif sebesar 2% per bulan dari total iuran yang tertunggak dan dibayar oleh Pemberi Kerja. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja wajib membayar iuran JKN pada setiap bulan yang dibayarkan paling lambat tanggal 10 setiap bulan kepada BPJS Kesehatan. Pembayaran iuran JKN dapat dilakukan diawal.

Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional terdiri atas 2 jenis, yaitu manfaat medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis.

Dalam pelaksanaannya, JKN akan diselenggarakan oleh suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Menurut Undang-Undang No. 24 Tahun 2011, Jaminan Sosial Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Untuk program JKN akan diselenggarakan oleh BPJS kesehatan. JKN akan efektif diberlakukan mulai 1 Januari 2014. Dalam hal ini, PT Askes dipercaya oleh pemerintah menjadi BPJS kesehatan. PT Askes selama ini hanya melayani Pegawai Negeri Sipil (PNS) baik yang masih aktif bekerja maupun yang sudah pensiun beserta keluarganya.

Setelah bertransformasi menjadi BPJS kesehatan, maka mereka akan melayani semua penduduk yang belum ter-cover oleh PT Askes. BPJS kesehatan merencanakan pada tahun

(5)

2014, 70% masyarakat Indonesia ikut dalam program ini. Target lebih tinggi dicanangkan oleh BPJS, tahun 2019, 90% lebih rakyat Indonesia sudah mengikuti program ini.

Dengan lonjakan peserta dari BPJS yang mencapai 70% dari total penduduk Indonesia, maka seluruh fasilitas pelayanan kesehatan harus meningkatkan kualitasnya agar dapat melayani peserta JKN dengan baik, salah satunya adalah apotek. Apotek memiliki peran penting dalam program JKN, karena apotek memberikan layanan obat kepada pasien.

Setiap apotek dituntut untuk memberikan pelayanan khususnya obat kepada peserta JKN dengan kualitas yang baik.

Apotek Sehat Farma merupakan apotek yang melayani kebutuhan obat untuk pasien peserta program Askes baik rawat inap maupun rawat jalan di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro. Dengan dicanangkannya program JKN pada 1 Januari 2014 mendatang, maka diperkirakan konsumen dari Apotek Sehat Farma akan meningkat. Dengan meningkatnya konsumen, maka kebutuhan obat yang diminta akan meningkat juga. Apotek Sehat Farma bekerja sama dengan beberapa pemasok obat untuk memasok kebutuhan obat ke apotek.

Dengan meningkatnya permintaan obat, penting bagi Apotek Sehat Farma untuk megevaluasi kinerja para pemasok obat. Evaluasi kinerja pemasok dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi apotek untuk menentukan pemasok yang tepat untuk dijadikan mitra bisnis di masa depan. Berdasarkan penjabaran diatas, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Kinerja Pemasok dengan Menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP) pada Apotek Sehat Farma.”

(6)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan, penulis merumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana peringkat kinerja para pemasok obat di Apotek Sehat Farma berdasarkan kriteria harga, kualitas, pengiriman, dan layanan?

2. Kriteria manakah yang paling utama untuk mengevaluasi kinerja pemasok obat pada Apotek Sehat Farma?

3. Bagaimana peringkat kinerja pemasok obat pada Apotek Sehat Farma berdasarkan kriteria kualitas?

4. Bagaimana peringkat kinerja pemasok obat pada Apotek Sehat Farma berdasarkan kriteria pengiriman?

5. Bagaimana peringkat kinerja pemasok obat pada Apotek Sehat Farma berdasarkan kriteria layanan?

6. Bagaimana peringkat kinerja pemasok obat pada Apotek Sehat Farma berdasarkan kriteria harga?

7. Bagaimana peringkat sub-kriteria pada setiap kriteria utama yang digunakan?

1.3 Batasan Penelitian

Batasan-batasan dalam penelitian ini adalah:

1. Kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi kinerja pemasok obat pada Apotek Sehat Farma hanya empat yaitu kualitas, layanan, pengiriman, dan harga.

2. Pemasok obat yang dievaluasi kinerjanya adalah pemasok yang telah bekerja sama dengan Apotek Sehat Farma sejak Januari 2010 sampai Juni 2013. Terdapat 33 pemasok obat (PBF) yang bekerja sama dengan Apotek Sehat Farma periode Januari 2010 sampai Juni 2013. Dari 33 pemasok obat tersebut, nantinya akan

(7)

dipilih 5 besar pemasok yang memberikan pasokan terbanyak pada periode tersebut.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka dapat diketahui tujuan dari penelitian ini. Tujuan-tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui peringkat pemasok obat pada Apotek Sehat Farma berdasarkan kinerja para pemasok obat tersebut. Kinerja pemasok dievaluasi dengan kriteria kualitas, harga, layanan, dan pengiriman.

2. Untuk mengetahui peringkat kriteria dalam mengevaluasi kinerja pemasok obat pada Apotek Sehat Farma. Dari keempat kriteria yang telah ditentukan, maka akan diketahui peringkat kriteria terpenting untuk menilai kinerja pemasok.

3. Untuk mengetahui peringkat kinerja para pemasok obat pada Apotek Sehat Farma berdasarkan kriteria kualitas.

4. Untuk mengetahui peringkat kinerja para pemasok obat pada Apotek Sehat Farma berdasarkan kriteria pengiriman.

5. Untuk mengetahui peringkat kinerja para pemasok obat pada Apotek Sehat Farma berdasarkan kriteria layanan.

6. Untuk mengetahui peringkat kinerja para pemasok obat pada Apotek Sehat Farma berdasarkan kriteria harga.

7. Untuk mengetahui peringkat sub-kriteria dari setiap kriteria utama yang digunakan dalam penelitian ini.

(8)

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai manfaat bagi beberapa pihak:

1. Bagi Akademisi

Penelitian ini mampu menjadi referensi bagi penelitian - penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan rantai pasokan khususnya dalam hal evaluasi kinerja pemasok.

2. Bagi Apotek

Hasil penelitian ini diharapkan oleh pihak apotek untuk dijadikan pertimbangan untuk pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

3. Bagi Peneliti

Penelitian bermanfaat bagi peneliti untuk syarat wajib memperoleh gelar sarjana.

Selain itu penelitian ini memberi banyak ilmu bagi peneliti mengenai terapan dari ilmu yang didapat selama masa kuliah khususnya mengenai rantai pasokan.

1.6 Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian dalam penelitian ini dibagi dalam ke dalam 5 bab, yaitu:

1. Bab I : Pendahuluan

Bab I menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

2. Bab II : Landasan Teori

Bab II menguraikan tentang teori-teori yang relevan terhadap penelitian ini diantaranya: rantai pasokan, pembelian, manajemen pembelian, evaluasi pemasok, dan Analytic Hierarchy Process (AHP)

3. Bab III : Metode Penelitian

Bab III menguraikan tentang jenis penelitian, objek penelitian, jenis data, metode

(9)

4. Bab IV : Analisis data dan Pembahasan

Bab IV membahas tentang profil Apotek Sehat Farma, Pedagang Besar Farmasi, proses pengambilan data, analisis data, dan pembahasan.

5. Bab V : Penutup

Bab V berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang ditujukan untuk penelitian selanjutnya dan kepada pihak Apotek Sehat Farma.

Gambar

Tabel 1.1 Life Expectation at birth (LE) atau Umur Harapan Hidup Waktu Lahir  Negara  Umur Harapan Hidup
Tabel 1. 2 Kelebihan Asuransi Kesehatan Sosial

Referensi

Dokumen terkait

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

Selain itu juga LeZAT Grup juga merilis tabloid yang khusus membahas wirausaha dan franchise khusus dibidang pastry & bakery, dengan demikian semakin banyak para wirausaha /

Kesimpulan yang diperoleh dari teori perkembangan remaja di atas adalah untuk merencanakan dan membangun suatu bangunan yang diperuntukan bagi para remaja kita harus terlebih

Sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang kurang melakukan aktifitas kurang menunjang selama proses pembelajaran telah menurun yakni sebanyak 2 siswa kurang aktif

1 M.. Hal ini me nunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa yang signifikan dibandingkan dengan siklus I. Pertukaran keanggotaan kelompok belajar

SEGMEN BERITA REPORTER A Kreasi 1000 Jilbab Pecahkan Muri Rina & Deska. CAREER DAY AMIKOM Adib & Imam Wisuda smik amikom Adib

Untuk memastikan agar pendapatan yang diperoleh dari pemberian jasa sewa aktiva tetap dalam hal ini rental alat berat akan optimal dan sesuai ekspektasi, maka

Ia menunjukkan bahawa epembelajaran topik Polygons II yang dibangunkan ini telah menepati ketiga-tiga faktor tersebut dari segi isi kandungan yang terkandung dalam e-pembelajaran