SKRIPSI
Oleh:
Agustian Adi Priyanto
0413010298 / FE / AK
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
( BEI )
Yang Diajukan Oleh
Agustian Adi Priyanto
0413010298/FE/AK
Telah disetujui untuk diseminarkan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec.Tituk DW,MM,Ak Tanggal: ………..
Mengetahui
Ketua Jurusan Progam Studi Manajemen
( BEI )
SKRIPSI
Oleh:
Agustian Adi Priyanto
0413010298/FE/AK
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL `VETERAN`
JAWA TIMUR
( BEI )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Oleh:
Agustian Adi Priyanto
0413010298/FE/AK
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL `VETERAN`
JAWA TIMUR
( BEI )
Yang diajukan
Agustian Adi Priyanto
0413010298/FE/AK
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec.Tituk DW,MM,Ak
Tanggal : ………..
Mengetahui
Ketua Program Studi Fakultas Ekonomi
GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA
( BEI )
Yang diajukan
Agustian Adi Priyanto
0413010298/FE/AK
Disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec.Tituk DW,MM,Ak
Tanggal : ………..
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Drs. Ec. H. R. A. Suwaedi, MS
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan berkat-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “
Pengaruh
Informasi Laba Akuntansi, Arus Kas Dan Komponen Arus Kas Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Go Publik Di Bursa Efek
Indonesia (BEI)
”
.
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian
Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil
maupun materiil, khususnya kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3.
Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, Msi. Selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi
Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
6.
Kepada kedua orangtuaku dan Adik tercinta yang telah memberikan dukungan
baik moril ataupun material.
7.
Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi
terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam
skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran
dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Salam hormat,
Surabaya, Desember 2011
INDONESIA
( BEI )
Oleh :
Agustian Adi Priyanto
ABSTRAK
Kinerja sebuah perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan
mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter kinerja tersebut
adalah laba. Membahas kinerja perusahaan berarti berbicara tentang efektifitas dan
efisiensi perusahaan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efektif jika mampu mencapai
tujuan yang diinginkan, dan perusahaan dikatakan efisien jika menghasilkan keluaran
yang paling maksimal dengan masukan tertentu dari sumber daya yang dimiliki. Bagi
perusahaan yang sudah go publik, sudah menjadi keharusan untuk mengungkapkan
kepada publik mengenai kualitas kinerja perusahaan tersebut. Semua pihak yang terkait
(stakeholder) sudah pasti akan mengambil keputusan yang dianggap paling bijaksana
dengan menggunakan dasar pengungkapan kinerja perusahaan tersebut. Bentuk
pengungkapan kinerja yang dilakukan oleh perusahaan tersebut adalah laporan keuangan.
Tujuan studi ini adalah untuk menguji pengaruh informasi variable bebas: laba
akuntansi, arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan dengan harga
saham. Sebanyak 10 perusahaan otomotif yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI)
diambil sebagai sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode
statistik yang digunakan untuk menguji hipotetis adalah regresi linier berganda.
Hasil statistik dari studi ini menunjukkan bahwa laba akuntansi dan komponen
arus kas berpengaruh signifikan dengan harga saham dalam model levels. Secara contras ,
hasil studi ini menunjukkan semua variabel bebas (komponen arus kas dan laba akuntansi
) tidak berpengaruh signifikan dengan harga saham kecuali Arus kas pendanaan
berpengaruh signifikan dengan harga saham
.
Keywords : arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan,laba
DAFTAR ISI... iii
ABSTRAK... ... vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah...
1
1.2. Perumusan Masalah ...
8
1.3. Tujuan Penelitian ...
8
1.4. Manfaat Penelitian ...
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ...
10
2.2. Laporan Keuangan ...
12
2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan ...
12
2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan ...
14
2.2.3. Pihak-Pihak Pemakai Laporan Keuangan ...
15
2.2.4. Karateristik Kualitatif Laporan Keuangan ...
17
2.3. Informasi Akuntansi...
18
2.4. Laporan Arus Kas ...
20
2.4.1. Penyajian Laporan Arus Kas...
22
2.5. Laba Akuntansi ...
25
2.5.1. Makna Laba...
27
2.5.2. Laba Sebagai Signal ...
27
2.6. Saham...
28
2.6.1. Jenis Saham ...
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...
35
3.2. Teknik Penentuan Sampel...
36
3.2.1
Populasi... 36
3.2.2
Sampel... 37
3.3. Teknik Pengumpulan Data ...
38
3.3.1. Jenis Data dan Sumber Data...
38
3.3.2.
Pengumpulan
Data ...
38
3.4. Uji Normalitas ...
38
3.5 Uji Asumsi Klasik... ...
39
3.6 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis... ...
42
3.6.1
Teknik
Analisis ...
42
3.6.2
Uji
Hipotesis ...
43
3.6.2.1. Uji F (Kecocokan Model) ...
43
3.6.2.2. Uji Partial ...
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian...
45
4.1.1. PT. Astra Otoparts Tbk ...
45
4.1.2. PT. Indomobil Sukses Tbk ...
45
4.1.3. PT. Indospring Tbk ...
46
4.1.4. PT. Intraco Penta Tbk...
47
4.1.5. PT. Astra International Tbk...
47
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ...
52
4.2.1. Laba Perusahaan (X1) ...
52
4.2.2. Arus Kas Operasi (X2) ...
54
4.2.3. Arus Kas Investasi (X3) ...
55
4.2.4. Arus Kas Pendanaan (X4) ...
57
4.2.5. Harga Saham (Y)...
58
4.3. Uji Normalitas...
60
4.3.1. Uji Asumsi Klasik ...
62
4.4. Analisis Model dan Pengujian Hipotesis ...
65
4.4.1. Hasil Analisis Regresi Berganda...
65
4.4.2. Uji F (Kecocokan Model) ...
67
4.4.3. Uji
t...
69
4.5. Pembahasan...
70
4.5.1. Pengaruh Laba Akuntansi terhadap Harga Saham
Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia ...
70
4.5.2. Pengaruh Arus Kas Aktivasi Operasi terhadap Harga Saham
Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia ...
71
4.5.3. Pengaruh Arus Kas Aktivasi Investasi terhadap Harga Saham
Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia ...
72
5.1.
Kesimpulan ...
78
5.2.
Saran...
78
DAFTAR LAMPIRAN ...
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Kinerja sebuah perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses
dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter
kinerja tersebut adalah laba. Membahas kinerja perusahaan berarti berbicara
tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan. Suatu perusahaan dapat dikatakan
efektif jika mampu mencapai tujuan yang diinginkan, dan perusahaan dikatakan
efisien jika menghasilkan keluaran yang paling maksimal dengan masukan
tertentu dari sumber daya yang dimiliki.
Bagi perusahaan yang sudah go publik, sudah menjadi keharusan untuk
mengungkapkan kepada publik mengenai kualitas kinerja perusahaan tersebut.
Semua pihak yang terkait (stakeholder) sudah pasti akan mengambil keputusan
yang dianggap paling bijaksana dengan menggunakan dasar pengungkapan
kinerja perusahaan tersebut. Bentuk pengungkapan kinerja yang dilakukan oleh
perusahaan tersebut adalah laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan suatu cerminan dari suatu kondisi
perusahaan, karena didalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang
dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dan juga
merupakan laporan kinerja historis manajemen dari suatu perusahaan
(Jatiningrum, 2000). Laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan
Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan dirancang
untuk menyediakan kebutuhan informasi bagi calon investor, kreditor dan
pemakai dan eksternal lainnya (Hastuti dan Sudibyo, 1998). Tujuan laporan
keuangan menurut Keiso dan Weygandt (1995) adalah untuk:
1. Memberikan informasi yang berguna dalam keputusan investasi kredit.
2. Informasi yang berguna dalam menilai proyek arus kas
3. Informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya itu,
dan perubahan sumber daya tersebut.
Pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia dewasa ini, peranan
laporan keuangan semakin penting. Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa
salah satu parameter yang paling sering digunakan untuk mengukur peningkatan
atau penurunan kinerja perusahaan adalah laba, bagi investor informasi akuntansi
merupakan data dasar dalam melakukan analisis saham serta untuk memprediksi
prospek earning dimasa mendatang.
Dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI, khususnya perusahaan
manufaktur sub sektor Otomotif, memiliki tingkat laba yang cukup tinggi. Berikut
ini akan disajikan data-data Perusahaan Manufaktur subsektor Otomotif yang
Tabel 1.1 Perusahaan Otomotif
No. Nama Perusahaan Tahun Harga Saham Keterangan Laba / Rugi
(dalam jutaan) Keterangan
2007 175 57.977
2008 70 turun (263.387) turun 1 PT. Polychem Indonesia Tbk.
2009 134 naik 53.811 naik 2007 2.700 454.907
2008 3.140 naik 566.025 naik 2 PT. Astra Otoparts Tbk.
2009 2.965 turun 768.265 naik
2007 13.000 42.399
2008 5.000 turun 812 turun 3 PT. Goodyear Indonesia Tbk.
2009 9.600 naik 121.086 naik
2007 740 49.522
2008 690 turun 255.485 naik 4 PT. Hexindo Adi Perkasa Tbk.
2009 3.150 naik 199.285 turun
2007 1.450 9.888
2008 1.200 turun 31.827 naik 5 PT. Indospring Tbk.
2009 1.250 naik 58.766 naik
2007 1.850 6.394
2008 1.490 turun 1.551 turun 6 PT. Nipres Tbk.
2009 1.450 turun 3.685 naik
2007 430 80.325
2008 650 naik 91.472 naik 7 PT. Selamat Sempurna Tbk.
2009 750 naik 132.850 naik
2007 150 3.690
2008 225 naik 1.783 turun 8 PT. Sugi Sama Persada Tbk.
2009 215 turun (2.321) turun 2007 10.429 1.493.037
2008 4.400 turun 2.660.742 naik 9 PT. United Tractor Tbk.
2009 15.500 naik 3.817.931 naik 2007 27.300 6.519.273
2008 10.550 turun 9.191.000 naik 10 PT. Astra International Tbk.
2009 34.700 naik 10.040.000 naik
2007 490 90.841
2008 200 turun (624.788) turun 11 PT. Gajah Tunggal Tbk.
2009 425 naik 905.330 naik
2007 1.170 1.383
2008 1.200 naik 23.047 naik 12 PT. Indomobil Sukses
International Tbk.
2009 860 turun 117.593 naik
2007 550 9.514
2008 234 turun 22.944 naik 13 PT. Intraco Penta Tbk.
2009 690 naik 37.473 naik
2007 1.150 77.467
2008 500 turun 97.687 naik 14 PT. Sumi Indo Kabel Tbk.
2009 1.620 naik 28.719 turun
2007 133 2.774
2008 120 turun (14.813) turun 15 PT. Prima Alloy Steel Tbk.
2009 119 turun (36.216) turun
2007 190 (34.768)
2008 90 turun (12.020) naik 16 PT. Renuka Coalindo Tbk.
2009 90 tetap (2.789 naik
Berdasarkan table 1.1 di atas menunjukkan bahwa harga saham dari 16
perusahaan otomotif selama periode 2007-2009 mengalami fluktuasi harga.
Beberapa perusahaan mengalami kenaikan harga saham secara terus menerus hal
ini kemungkinan disebabkan oleh factor internal dan eksternal perusahaan yang
mempengaruhi harga saham di pasar modal.
Beattie et al. (1994) dalam Subekti (2005) menyebutkan bahwa investor
seringkali hanya terpusat pada informasi laba yang diberikan oleh perusahaan
bukan pada prosedur yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan informasi
laba tersebut, sehingga disini dapat memberikan kesempatan bagi manajer untuk
melakukan tindakan manipulasi laba (income manipulation), hal tersebut
dilakukan karena pasar memiliki kecenderungan untuk bereaksi terhadap segala
informasi yang berhubungan dengan kondisi perusahaan emiten, khususnya
informasi laba.
Informasi akan memiliki nilai bagi investor jika keberadaan informasi
tersebut menyebabkannya melakukan transaksi di pasar modal. Transaksi tersebut
tercermin melalui perubahan harga saham dan volume perdagangan saham seputar
pengumuman laba perusahaan. Menurut Budiarto dan Baridwan (1999),
perkembangan harga saham dan volume perdagangan saham di pasar modal
merupakan suatu indikator penting untuk mengetahui reaksi pasar dengan
mempelajari tingkah laku pasar, yaitu investor.
Penelitian tentang kandungan informasi laba akuntansi terhadap harga
saham dilakukan oleh Balls and Brown (1968). Hasil penelitian tersebut
informasi. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya kenaikan terhadap kegiatan
perdagangan saham dan variabilitas return saham pada minggu pengumuman laba
akuntansi.
Hasil penelitian yang dilakukan Beaver (1972) mendukung hasil penelitian
Ball dan Brown (1968) tersebut. Beaver (1972) menemukan bahwa hubungan
antara return saham dengan laba lebih tinggi daripada hubungan antara return
saham dengan arus kas operasi. Arus kas pada penelitian tersebut didefinisikan
sebagai laba bersih ditambah depresiasi, deplesi, dan amortisasi. Bowen (1986)
pada penelitiannya tentang hubungan laba akuntansi dan arus kas untuk mengukur
kinerja perusahaan juga menyimpulkan bahwa laba akuntansi memiliki hubungan
yang lebih kuat dibandingkan dengan arus kas.
Husnan et al. (1996) meneliti mengenai dampak pengumuman laporan
keuangan terhadap kegiatan perdagangan saham dan tingkat keuntungan. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
antara harga saham disekitar publikasi laporan keuangan dengan rata-rata harga
saham harian dalam kondisi normal. Pengujian terhadap volume perdagangan
saham juga menunjukkan bahwa pada hari publikasi laporan keuangan, volume
perdagangan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan rata-rata
volume perdagangan harian bila dalam kondisi normal.
Rohman (2001) meneliti mengenai pengaruh informasi arus kas operasi
dan laba akuntansi terhadap tingkat return dan likuiditas saham. Penelitian
tersebut tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan antara informasi arus
penelitian juga tidak mampu membuktikan bahwa terdapat perbedaan signifikan
antara return dan likuiditas saham pada periode sebelum dan sesudah tanggal
pengumuman laba.
Triyono dan Hartono (2000) meneliti mengenai hubungan kandungan
informasi arus kas, komponen arus kas, laba akuntansi dengan return saham.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa total arus kas tidak
memiliki hubungan yang signifikan dengan harga saham, akan tetapi dengan
dilakukannya pemisahan dari komponen arus kas tersebut hasil analisis mampu
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan harga saham. Secara
umum penelitian Triyono dan Hartono (2000) mampu menunjukkan bahwa
penggunaan model harga (level) lebih dapat memberikan informasi tambahan bagi
investor daripada model return.
Ferry dan Wati (2004) melakukan penelitian mengenai pengaruh informasi
laba dan informasi arus kas terhadap harga saham. Penelitian Ferry dan Wati
(2004) tersebut merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Triyono dan Hartono (2000). Hasil penelitian menunjukkan informasi laba
akuntansi lebih banyak dipakai investor daripada informasi total arus kas dalam
menilai kinerja perusahaan pada perioda pengamatan, sedangkan pada
penggunaan model dengan pemisahan komponen aliran kas menunjukkan aliran
kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang berpengaruh positif
dengan harga saham, ini berarti investor telah mempunyai wawasan dan
Beberapa hasil penelitian sebelumnya ternyata masih belum menunjukkan
hasil yang konsisten, hal tersebut yang menjadikan peneliti termotivasi untuk
melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan informasi arus kas dan
hubungannya dengan return saham. Tujuan dari penelitian ini selain untuk
menguji kembali hubungan antara arus kas total dan komponen arus kas yaitu arus
kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan harga saham, juga
bertujuan untuk melakukan pengujian lanjutan dari ketiga komponen arus kas
tersebut informasi apa yang lebih memiliki kandungan informasi. Penelitian ini
juga dilakukan untuk menguji konsistensi hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Ferry dan Wati (2004) dengan mencoba melakukan pengembangan
pada penggunaan sampel pada periode tahun yang berbeda.
Penelitian ini mengunakan sampel perusahaan manufaktur Otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan alasan karena perusahaan
Otomotif merupakan kelompok usaha yang mendominasi jumlah emiten di BEI,
sehingga hasil penelitian diharapkan mampu menggambarkan kondisi sebenarnya
pada pasar modal Indonesia. Berdasarkan uraian tersebut, maka judul yang
diangkat dalam penelitian ini adalah: ”Pengaruh Informasi Laba Akuntansi,
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya,
permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh
informasi laba, arus kas dan komponen arus kas terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan, maka tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh dari informasi laba, arus
kas dan komponen arus kas terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur
otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memberikan
gambaran yang jelas tentang pengaruh informasi laba, arus kas dan
komponen arus kas terhadap harga saham.
2. Bagi Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sesuatu yang
berharga sebagai tambahan perbendaharaan referensi dan dapat
memberikan ide untuk pengembangan lebih lanjut bagi para akademis
yang ingin mengadakan penelitian dalam bidang yang berkaitan
3. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
masukan dalam pengambilan keputusan investasi saham, terutama
dalam menilai kualitas informasi laba yang dilaporkan dalam laporan
keuangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian yang dilakukan Beaver (1972) mendukung hasil penelitian
Ball dan Brown (1968) tersebut. Beaver (1972) menemukan bahwa hubungan
antara return saham dengan laba lebih tinggi daripada hubungan antara return
saham dengan arus kas operasi. Arus kas pada penelitian tersebut didefinisikan
sebagai laba bersih ditambah depresiasi, deplesi, dan amortisasi. Bowen (1986)
pada penelitiannya tentang hubungan laba akuntansi dan arus kas untuk mengukur
kinerja perusahaan juga menyimpulkan bahwa laba akuntansi memiliki hubungan
yang lebih kuat dibandingkan dengan arus kas.
Husnan et al. (1996) meneliti mengenai dampak pengumuman laporan
keuangan terhadap kegiatan perdagangan saham dan tingkat keuntungan. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
antara harga saham disekitar publikasi laporan keuangan dengan rata-rata harga
saham harian dalam kondisi normal. Pengujian terhadap volume perdagangan
saham juga menunjukkan bahwa pada hari publikasi laporan keuangan, volume
perdagangan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan rata-rata
volume perdagangan harian bila dalam kondisi normal.
Rohman (2001) meneliti mengenai pengaruh informasi arus kas operasi
dan laba akuntansi terhadap tingkat return dan likuiditas saham. Penelitian
kas operasi dan laba akuntansi terhadap return dan likuiditas saham. Hasil
penelitian juga tidak mampu membuktikan bahwa terdapat perbedaan signifikan
antara return dan likuiditas saham pada periode sebelum dan sesudah tanggal
pengumuman laba.
Triyono dan Hartono (2000) meneliti mengenai hubungan kandungan
informasi arus kas, komponen arus kas, laba akuntansi dengan return saham.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa total arus kas tidak
memiliki hubungan yang signifikan dengan harga saham, akan tetapi dengan
dilakukannya pemisahan dari komponen arus kas tersebut hasil analisis mampu
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan harga saham. Secara
umum penelitian Triyono dan Hartono (2000) mampu menunjukkan bahwa
penggunaan model harga (level) lebih dapat memberikan informasi tambahan bagi
investor daripada model return.
Indah Maya Sari (2008) melalui penelitiannya “Pengaruh Laba akuntansi,
komponen arus kas, dan kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan
makanan dan minuman yang go public di Bursa Efek Surabaya”. Penelitian ini
dilakukan di perusahaan makanan dan minuman. Melakukan penelitian untuk
menguji apakah laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari
aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, dan kinerja keuangan
(diukur dengan rasio return on assets) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham. Berdasarkan hasil analisis, dapat menunjukkan bahwa arus
kas investasi dan kinerja keuangan secara parsial teruji berpengaruh terhadap
kas dari aktivitas pendanaan secara parsial tidak teruji berpengaruh terhadap harga
saham.
Ferry dan Wati (2004) melalui penelitiannya “Pengaruh Informasi Laba
Aliran Kas dan Komponen Aliran Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Manufaktur di Indonesia”. Penelitian ini dilakukan di perusahaan manufaktur yg
go public di Bursa efek Jakarta. Melakukan penelitian untuk mendapatkan bukti
empiris mengenai pengaruh informasi dari laba akuntansi, total aliran kas,
komponen aliran kas seperti yang telah direkomendasikan dalam PSAK no. 2
tentang laporan aliran kas dan laba akuntansi dengan harga saham. Berdasarkan
hasil analisis penelitian ini menjelaskan bahwa pada model levels untuk laba
akuntansi mempunyai pengaruh positif dengan harga saham daripada total aliran
kas maupun pemisahan ke dalam komponen aliran kas.
2.2. Laporan Keuangan
2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009:2) pengertian laporan
keuangan adalah :
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan
yang lengkap, biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam beberapa cara, laporan arus kas dan laporan
arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian intergal dari laporan keuangan, disamping itu juga segmen industri dan
sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak diluar
korporasi.
Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam
nilai moneter. Laporan keuangan (financial statement) yang sering disajikan
adalah (1) neraca, (2) laporan laba rugi, (3) laporan arus kas, dan (4) laporan
ekuitas pemilik atau pemegang saham. Selain itu, catatan atas laporan keuangan
atau pengungkapan juga merupakan bagian integral dari setiap laporan keuangan
(Kieso dan Weygandt, 1995:3).
Beberapa informasi keuangan hanya dapat atau lebih baik disajikan
melalui pelaporan keuangan (financial reporting), bukan melalui laporan
keuangan secara formal. Pelaporan keuangan selain dari laporan keuangan ( dan
catatan yang berkaitan) dapat mengambil banyak bentuk, contohnya adalah surat
presiden direktur atau skedul tambahan dalam laporan tahunan perseroan,
prospectus, laporan yang diberikan kepada lembaga pemerintah, pengumuman
berkala, peramalan manajemen dan uraian mengenai dampak sosial dan
lingkungan dari perusahaan (Kieso dan Weygandt, 1995:3).
Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang
berguna dalam keputusan investasi dan kredit, informasi yang berguna dalam
menilai prospek arus kas, informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim
terhadap sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan
perubahan terhadap sumber daya tersebut (Kieso dan Weygandt, 1995:3).
Menurut Hanafi dan Halim (2005:31), tujuan pelaporan keuangan adalah untuk
lainnya, sekarang atau masa yang akan datang (potensial) untuk membuat
keputusan investasi, pemberian kredit, dan keputusan lainnya yang serupa yang
rasional.
2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan keuangan
adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan
arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
dalam pembuatan keputusan ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan
hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009),
“dalam rangka mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan
informasi mengenai entitas yang meliputi: asset, liabilitas,ekuitas, pendapatan dan
beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”. Informasi tersebut,
beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan,
membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan
khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas..
Baridwan (1997:4) menjelaskan tujuan laporan keuangan sebagai berikut:
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan
perusahaan yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha dalam rangka
memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan di dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam mengestimasi
laba.
4. Untuk memberikan informasi lainnya mengenai perubahan dalam
sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas
pembelanjaan dan penanaman.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,
seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut
perusahaan.
2.2.3. Pihak-Pihak Pemakai Laporan Keuangan
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
dalam Standar Akuntansi Keuangan ( SAK) paragraf ke 9 ( Revisi 2009),
dinyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan
investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha
lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat.
Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan
informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :
1. Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko
Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus
membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik
pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar deviden.
2. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik
dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja,
3. Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada
saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan
dibayar pada saat jatuh tempo.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk
mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar untuk
menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7. Masyarakat
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2.2.4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Agar informasi dalam laporan keuangan bermanfaat untuk pengambilan
keputusan oleh pemakainya maka laporan keuangan harus memiliki karakter
kualitatif. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
(KDPPLK) menyebutkan empat karakteristik kualitatif laporan keuangan sebagai
berikut:
1. Dapat dipahami: informasi keuangan haruslah mudah dipahami bagi para
pemakai yang memiliki pengetahuan yang cukup memadai sehingga tidak
salah dalam mengambil keputusan.
2. Relevan: informasi keuangan harus mencerminkan dalam membuat
keputusan, jika informasi tertentu tidak mempunyai hubungan dengan
3. Keandalan: informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian
yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakaiannya sebagai penyajian yang jujur atau tulus (faithful
representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat diperbandingkan: pemakai harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan
(trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat
memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
secara relatif.
2.3 Informasi Akuntansi
Informasi laba, arus kas, nilai buku saham dan laba per lembar saham
merupakan informasi yang dibutuhkan di pasar modal. Informasi akuntansi seperti
hal tersebut bukanlah informasi yang bersifat absolut dalam pengambilan
keputusan bagi pemodal, karena perkembangan pasar modal di Indonesia dapat
juga dipengaruhi oleh perkembangan pasar-pasar modal lain di luar negeri. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa informasi akuntansi adalah salah satu informasi yang
penting dalam pengambilan keputusan bagi investor (Parawiyati dan Baridwan,
1998)
Asyik (1999) dalam Triyono dan Hartono (2000) menyimpulkan bahwa
rasio arus kas dikatakan mempunyai kandungan informasi jika informasi tersebut
informasi yang disampaikan oleh rasio, neraca dan laporan laba rugi. Menurut
Triyono dan Hartono (2000), suatu peristiwa dianggap memiliki kandungan
informasi apabila dari peristiwa tersebut menyebabkan para pelaku pasar
melakukan reaksi perdagangan yang menyebabkan peningkatan return yang
selanjutnya ditujukan oleh adanya abnormal return.
Kurniawan dan Indriantoro (2000) menyebutkan adanya kandungan
informasi ditunjukkan dengan perubahan harga saham sebagai bukti respon pasar.
Perubahan harga menunjukkan bahwa informasi arus kas dapat digunakan
mengestimasi laba masa depan. Hartono (2000:318-319) berpendapat bahwa
pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar dari
suatu pengumuman dan pengaruh kandungan informasi hanya menguji dari reaksi
pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu beraksi. Hartono (2003:318)
juga menyatakan bahwa bila suatu pengumuman mengandung informasi
(information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu
pengumuman tersebut diterima oleh pasar.
Foster (1986:376) menjelaskan ada 3 faktor yang mempengaruhi
kandungan informasi suatu pengumuman (release). Pertama, ekpektasi pasar
modal terhadap kandungan (content) dalam waktu (timing) suatu pengumuman.
Pada dasarnya ada ketidakpastian tentang kandungan atau isi maupun waktu dari
pengumuman suatu perusahaan. Semakin besar ketidakpastian, maka semakin
besar pula potensi suatu pengumuman menyebabkan suatu revisi harga-harga
sekuritas. Faktor penting yang mempengaruhi ekpektasi pasar modal adalah
suatu pengumuman terhadap distribusi return sekuritas di waktu yang akan
datang. Secara umum semakin besar revisi dalam arus kas yang diharapkan
memberikan revaluasi harga sekuritas yang semakin besar pula. Ketiga,
kredibilitas sumber informasi. Secara umum semakin kredibel sumber
pengumuman suatu informasi, semakin besar implikasi revaluasi harga sekuritas.
2.4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah salah satu dari laporan keuangan yang disajikan
oleh perusahaan. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang
memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih
perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan
kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka
adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang (PSAK No. 2, 2009). Informasi
arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas
dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk
menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash
flow) dari berbagai perusahaan.
Laporan arus kas adalah laporan keuangan utama yang melaporkan
penerimaan kas, pengeluaran kas dan perubahan bersih yang dihasilkan dari
aktivitas operasi, pendanaan dan investasi dari perusahaan selama suatu periode
dalam suatu format yang merekonsiliasi perkiraan awal dan akhir kas (Kieso dan
Cahyani (1999) menyatakan bahwa laporan arus kas mempunyai tujuan
untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu entitas untuk suatu periode. Investasi ini berguna
bagi investor dan kreditor untuk mengetahui kemampuan entitas dalam
menghasilkan arus kas bersih masa depan dan membandingkan
kewajiban-kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk kemungkinan
pembayaran deviden masa depan. PSAK No.2 (IAI, 2004), menyatakan bahwa
informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu,
dan kepastian arus kas masa depan. Disamping itu, informasi arus kas juga
berguna untuk meniliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah
dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus
kas serta dampak perubahan harga.
Informasi laporan arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dan setara kas serta memungkinkan pemakai
mengembangkan model untuk menilai dan memgembangkan model untuk menilai
dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows)
dari berbagai perusahaan. Informasi ini juga meningkatkan daya banding kinerja
operasi berbagai perusahaan karena meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan
akuntansi yang berbeda terhadap peristiwa dan transaksi yang sama (Gunawan
2.4.1. Penyajian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu.
Laporan tersebut diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan
keuangan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut.
Jenis-jenis dalam laporan arus kas yang digunakan dalam penyajian
laporan arus kas antara lain:
1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi yaitu arus kas yang berasal dari
transaksi yang mempengaruhi laba bersih. Aktivitas operasi merupakan
indikator yang menentukan operasinya perusahaan untuk dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan, dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan pada sumber keuangan dari luar.
Menurut standar akuntansi keuangan di Indonesia (IAI, 2007)
aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
(principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas
penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut
pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penetapan laba atau rugi. Jumlah arus kas yang berasal dari
perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi
pinjaman, memelihara kemempuan operasi perusahaan, membayar
dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber
pendanaan dari luar. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi antara
lain:
a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa
b. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain
c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa
d. Pembayaran kas kepada karyawan
e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi
sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi
lainnya
f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak
penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus
sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi
g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk
tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Arus kas dari aktivitas investasi merupakan arus kas yang berasal
dari transaksi yang mempengaruhi investasi dalam aktiva tidak lancar
2007) aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
Arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan
pengungkapan terpisah karena arus kas tersebut mencerminkan
penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang
bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa
contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
a. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud,
dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang
dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri
b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, serta
aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain
c. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain
d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta
pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan)
e. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward
contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila
kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or
trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai
aktivitas pendanaan.
3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Menurut standar akuntansi keuangan di Indonesia (IAI, 2007)
aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Arus kas yang
timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan pengungkapan terpisah
karena berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan
oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang
berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.
b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau
menebus saham perusahaan.
c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan
pinjaman lainnya.
d. Pelunasan pinjaman.
e. Pembayaran kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi saldo
kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan (finance
lease).
2.5. Laba Akuntansi
Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah
laba yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual
(Suwarjono 2005:456). Pengertian semacam ini akan memudahkan pengukuran
mengharapkan bahwa laba semacam itu bermanfaat bagi para pemakai laporan
keuangan khususnya investor dan kreditor. Beberapa keunggulan dan kelemahan
laba akuntansi (Ferry dan Eka Wati, 2004) adalah:
1. Keunggulan
a. Laba akuntansi masih bermanfaat dalam proses pengambilan
keputusan ekonomi, dapat diuji kebenarannya karena didasarkan pada
transaksi / fakta aktual yang didukung dengan bukti obyektif.
b. Laba akuntansi memenuhi kriteria konservatisme, artinya laba
akuntansi tidak mengakui perubahan nilai tetapi hanya mengakui laba
direlisasi. Hal ini masih dipandang bermanfaat untuk tujuan
pengendalian terutama apabila dihubungkan dengan pertanggung
jawaban manajemen.
2. Kelemahan
Kelemahan dari laba akuntansi adalah laba akuntansi gagal mengakui
kenaikan nilai aktiva yang belum direalisasi dalam suatu periode karena
prinsip biaya historis dan prinsip realisasi. Laba akuntansi yang didasarkan
pada biaya historis mempersulit perbandingan laporan keuangan karena
adanya perbedaan metode perhitungan cost dan metode alokasi, sedangkan
laba akuntansi yang didasarkan pada prinsip realisasi adanya biaya historis
dan konservatisme dapat menghasilkan data yang menyesatkan dan tidak
2.5.1. Makna Laba
Pemaknaan laba sebagai pengukur efisiensi, konfirmasi harapan investor,
dan estimator laba ekonomi merupakan gagasan-gagasan untuk menemukan
definisi (konsep atau makna) laba yang tepat untuk tujuan akuntansi. Dari
berbagai pengertian laba Suwarjono (2005) menyimpulkan bahwa laba secara
konseptual mempunyai karakteristik umum sebagai berikut:
a) Kenaikan kemakmuran (wealth of well-offness) yang dimiliki atau
dikuasai entitas. Entitas dapat berupa perorangan / individual, institusi,
badan, lembaga, atau perusahaan.
b) Perubahan terjadi dalam kurun waktu (periode) sehingga harus
diidentifikasikan kemakmuran awal dan kemakmuran akhir.
c) Perubahan dapat dinikmati, didistribusikan, atau ditarik oleh entitas
yang menguasai kemakmuran asalkan kemakmuran awal
dipertahankan.
2.5.2. Laba Sebagai Signal
Laba akuntansi yang diumumkan melalui laporan keuangan merupakan
salah satu signal dari himpunan informasi yang tersedia bagi pasar modal.
Walaupun hipotesis pasar efisien mengisyaratkan bahwa tidak seorangpun akan
memperoleh return lebih hanya atas pengetahuannya terhadap laba, penelitian
empiris menunjukkan bahwa laba (per saham) yang diumumkan melalui laporan
Informasi dalam(inside information) berupa kebijakan manajemen,
rencana manajemen, pengembangan produk, strategi yang dirahasiakan, dan
sebagainya yang tidak tersedia secara publik akhirnya tercemin dalam angka laba
(laba per saham) yang dipublikasikan melalui laporan keuangan. Dengan kata lain
laba merupakan sarana untuk menyampaikan signal-signal dari manajemen yang
tidak disampaikan secara publik. Jadi laba mempunyai kandungan informasi
(information content) yang penting bagi pasar modal.
2.6. Saham
Menurut Darmadji, dkk (2001 : 5) saham didefinisikan sebagai tanda
penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau
suatu perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat
berharga tersebut, dengan memiliki saham maka suatu perusahaan akan
memperoleh manfaat antara lain sebagai berikut : (1) Deviden yaitu pembagian
keuntungan perusahaan yang diberikan oleh pemegang saham; (2) Capital gain
yaitu kelebihan hasil atas perolehan dan pelepasan aktiva terutama investasi
2.6.1 Jenis Saham
Menurut Baridwan ( 1997 : 394-398 ) ada dua macam jenis saham yaitu :
1. Saham Biasa
Adalah saham yang pelunasannya dilakukan dalam urutan yang paling
akhir dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga risiko adalah yang paling
besar.
2. Saham Prioritas
Adalah saham yang mempunyai beberapa kelebihan, biasanya kelebihan
ini dihubungkan dengan pembagian deviden atau pembagian aktiva pada
saat likuidasi.
2.6.2 Penilaian Harga Saham
Harga saham adalah harga dari suatu saham yang terbentuk dari pasar
modal sebagai akibat dari permintaan penjual dan pembeli saham. Menurut Arifin
(1999 :169) terdapat dua macam harga saham yang digunakan pada saat jual beli
saham dibursa efek, yaitu:
1. Harga pembukaan (open)
Harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat jam bursa buka.
2. Harga penutupan (close)
Harga yang diminta penjual atau pembeli pada saat akhir hari bursa.
Secara umum keputusan menjual atau membeli saham ditentukan oleh
perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya.
a. Jika harga saham lebih kecil dari nilai intrinsiknya maka saham
tersebut sebaiknya dibeli dan ditahan sementara dengan tujuan
untuk memperoleh capital gain jika kemudian harganya kembali
naik.
b. Jika harga pasar saham sama dengan nilai intrinsiknya, maka
jangan melakukan transaksi. Karena saham tersebut dalam keadaan
keseimbangan, sehingga tidak ada keuntungan yang diperoleh dari
transaksi pembelian atau penjualan saham tersebut.
c. Jika harga pasar saham lebih besar dari nilai intrinsiknya, maka
saham tersebut sebaiknya dijual untuk menghindari kerugian.
Karena tentu harganya akan turun menyesuaikan dengan nilainya.
2.7. Pengaruh Laba Perusahaan terhadap Harga Saham
Dalam teori ini, Mashall (1972:86) mengungkapakan : “the elasticity of
dememd in a market is great or small according as the amount demanded
increases much or little for given fall in price, and diminishes much or little for
given rise in price”.
Harga saham dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Apabila
harga saham meningkat maka permintaan terhadap harga saham tersebut
menurun, maka permintaan terhadap harga saham tersebut akan meningkat. Harga
saham selain dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran public terhadap harga
2.8 Pengaruh Komponen Arus Kas terhadap Harga Saham
Analisis teknikal ini diperkenalkan untuk pertama kali oleh Charles
H.Dow yaitu pada tahun 1884 bulan Juli, Dow menemukan ukuran perhitungan
pasar saham miliknya. Oleh karena itu maka teori yang dikemukakan tersebut
dinamakan Dow Theory (teori Dow) yang merupakan cikal bakal analisis teknikal
sehingga teori Dow sering disebut sebagai kakek moyangnya analisis teknikal.
Disebutkan bahwa teori Dow ini bertujuan untuk mengindentifikasi harga pasar
dalam jangka panjang dengan berdasarkan pada data-data historis harga pasar
dimasa lalu, teori ini pada dasarnya menjelaskan bahwa pergerakan harga saham
bisa dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
a. Primary Trend, yaitu pergerakan harga saham dalam jangka waktu
yang lama (tahunan)
b. Secondary Trend, yaitu pergerakan harga saham yang terjadi selama
pergerakan harga dalam primary trend. Biasanya terjadi dalam
mingguan atau bulanan.
c. Minor Trend, merupakan fluktuasi harga saham yang terjadi setiap
hari.
Teori Dow yang dikemukakan oleh Charles H. Dow menekankan akan
pentingnya informasi fundamental, karena informasi tersebut dapat memberikan
gambaran mengenai kondisi perusahaan terutama kondisi keuangan perusahaan
yaitu informasi mengenai laporan keuangan perusahaan agar laporan keuangan
keuangan maka perlu dianalisis alat analisis yang dapat digunakan untuk dapat
menganalisis data keuangan perusahaan adalah rasio keuangan.
Investor berkepentingan untuk mengetahui proporsi modal sendiri untuk
membiayai aktiva tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan
keputusan investasi yang tepat.
Dalam membeli atau menjual saham, investor akan membandingkan nilai
intrinsik dengan nilai pasar saham yang bersangkutan semakin tinggi kemampuan
perusahaan akan memenuhi kewajiban jamgka panjang maka semakin besar
resiko yang dihadapi, dan investor akam meminta tingkat keuntungan yang
semakin tinggi.
Laporan keuangan yang dibuat dan disajikan pada setiap akhir periode
terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus
kas. Salah satu laporan keuangan yang berpengaruh terhadap harga saham adalah
laporan arus kas. Laporan arus kas meliputi arus kas dari aktivitas operasi,
pendanaan dan investasi.
Kas merupakan sumber daya yang penting untuk kelangsungan suatu
badan usaha. Dengan adanya kas yang cukup dalam suatu badan perusahaan,
maka perusahaan tersebut bisa melakukan kegiatan operasionalnya sehari-hari,
seperti melakukan pembelian dan penjualan barang dan jasa, perolehan dan
penjualan aktiva jangka panjang, membayar deviden pada investor serta embayar
kewajibannya kepada pihak lain.
Menurut standar akuntansi keuangan di Indonesia (IAI, 2007) aktivitas
revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas
investasi dan aktivitas pendanaan.
Menurut standar akuntansi Keuangan di Indonesia (IAI, 2007) aktivitas
investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain
yang tidak termasuk setara kas.. Pembelian dan penjualan aktiva tetap juga
termasuk dalam aktivitas investasi, sehingga dari aktivitas tersebut kemungkinan
juga mmungkin bisa mempengaruhi harga saham.
Menurut standar akuntansi keuangan di Indonesia (IAI, 2007) aktivitas
pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta
komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Arus kas yang timbul dari aktivitas
pendanaan perlu dilakukan pengungkapan terpisah karena berguna untuk
memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal
2.9 Kerangka Berpikir
Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah dikemukakan
di atas, maka dapat dibuat premis-premis yang berfungsi untuk membuat kerangka
pikir penelitian.
Gambar 1
KERANGKA PIKIR
2.10 Perumusan Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, landasan teori
yang digunakan, penelitian terdahulu dan kerangka pikir maka hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut: Diduga laba akuntansi, arus kas aktivitas operasi,
arus kas aktivitas investasi dan arus kas aktivitas pendanaan berpengaruh terhadap
harga saham perusahaan otomotif yang go publik di BEI tahun 2007-2009. Laba Akuntansi (X1)
Arus Kas dari Aktivitas Operasi (X2)
Arus Kas dari Aktivitas Investasi (X3)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (X4)
Harga Saham (Y)
. BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
Menurut Nazir (1998 : 152) definisi operasional adalah suatu definisi yang
diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau
menspesifikasikan kegiatan. Adapun definisi secara operasional dan pengukuran
variabel dari setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga saham
adalah harga dari suatu saham yang terbentuk dari pasar modal sebagai akibat
dari permintaan penjual dan pembeli saham. Harga saham yang digunakan
merupakan harga penutupan saham 5 hari disekitar tanggal publikasi laporan
keuangan (-2, -1, 0, +1, +2).
2. Variabel Independen (X)
Variabel independen merupakan variabel tidak terikat yang dapat
mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah laba akuntansi, total arus kas, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas
dari aktivitas pendanaan, dan arus kas dari aktivitas operasi.
1. Laba akuntansi (X1), adalah laba bersih sebelum extraordinary items
dan discontinued operations. Alasan mengeluarkan dua item tersebut
pertumbuhan laba meningkat dalam satu periode yang tidak akan
timbul dalam periode lainnya.
2. Arus kas dari aktivitas operasi (X2), adalah arus kas yang dihasilkan
dari aktivitas umum perusahaan seperti produksi dan penjualan.
3. Arus kas dari aktivitas investasi (X3), adalah adalah pengeluaran bersih
atas aktiva tetap perusahaan, yaitu pembelian aktiva tetap dikurangi
penjualan aktiva tetap.
4. Arus kas dari aktivitas pendanaan (X4), adalah aliran kas yang bebas
didistribusikan kepada kreditor maupun pemegang saham, bukan untuk
investasi internal. Hal ini dapat dibuktikan dengan pengurangan modal
kerja bersih dan pengeluaran modal (investasi aktiva tetap) dari arus
kas operasi. Hasil pengurangan arus kas operasi dengan pengeluaran
modal dan modal kerja bersih digunakan untuk membayar bunga
kepada kreditor dan membayar dividen kepada pemegang saham.
3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2002 :72).
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di sektor Otomotif
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiono, 2002: 72). Dengan mempelajari sampel, peneliti
mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi
penelitian.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode “purposive
sampling”. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel yang dilakukan
dengan cara pengambilan sampel berdasarkan atas tujuan tertentu (Sugiono,
2005:61).
Maka kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan Otomotif yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
2. Memiliki data laporan keuangan tahun 2007-2009
3. Mengalami kenaikan laba.
Berdasarkan kriteria di atas, maka sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. PT. Astra Otoparts Tbk.
2. PT. Indomobil Sukses Internatioanal Tbk.
3. PT. Indospring Tbk.
4. PT. Intraco Penta Tbk.
5. PT. Astra International Tbk.
6. PT. Selamat Sempurna Tbk.
7. PT. United Tractors Tbk.
9. PT. Goodyear Indonesia Tbk.
10.PT. Gajah Tunggal Tbk.
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diambil
dari laporan keuangan perusahaan yang diteliti atau data yang dikumpulkan dari
Bursa Efek Indonesia baik berupa brosur, prospektus maupun laporan keuangan
masing – masing perusahaan sehingga sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
3.3.2. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi yaitu
pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan mempelajari catatan-catatan
atau dokumen-dokumen perusahaan yang berkaitan.
3.4. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti
sebaran normal atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel terikat dan variabel bebas, keduanya mempunyai nilai
distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui data tersebut mengikuti sebaran
normal dalam penelitian maka digunakan metode Kolmogorov Smirnov dan
Saphiro Wilk.
Dalam pengambilan keputusan apakah sebuah distibusi data mengikuti
1) Jika nilai signifikan lebih kecil dari 5 % maka distribusi adalah
tidak normal.
2) Jika nilai signifikan lebih besar dari 5 % maka distribusi adalah
tidak normal. ( Sumarsono, 2004 : 42 )
3.5. Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE ( Best Linear Unbrased
Estimator ) artinya pengambilan keputusan uji f dan uji t tidak boleh bias. Untuk
menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi tiga asumsi klasik
yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linear yaitu :
1. Tidak boleh ada multikolinearitas
2. Tidak boleh ada heteroskedastisitas
3. Tidak boleh ada autokorelasi
Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar maka
persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE sehingga pengambilan
keputusan melalui uji f dan uji t menjadi bias,
1. Multikolinieritas.
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
persarnaan regresi diternukan adanya korelasi antar variabel betas
(Independen) Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas, Multikolinearitas berarti adanya hubungan
linier yang “sempurna” atau pasti, diantara beberapa atau semua
variabel yang menjelaskan dari model regresi. Konsekuensi dari
koefisien regresinya tidak tertentu dan kesalahan standarnya tak
terhingga. Jika kolineritas tingkatnya tinggi tetapi tidak sempurna,
penafsiran koefisien regresi adalah mungkin, tetapi kesalahan
standarnya cenderung untuk besar.
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas maka perlu
dilihat nilai variance infeation favtor (VIF). Apabila nilai VIF >10,
maka menunjukkan terjadinya multikolinearitas, sebaliknya apabila
nilai VIF <10, maka tidak terjadi multikolinearitas ( Gujarati, 1995 :
362 ).
2. Heteroskedastisitas
Maksud dari penyimpangan heteroskedastisitas adalah variabel
independen adalah tidak konstan ( berbeda ) untuk setiap nilai tertentu
variabel independen. Uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji
park, yaitu meregresikan antara nilai kuadrat residual dengan nilai
seluruh variabel bebas yang ada. Jika hasil regresi menunjukkan nilai
signifikan t ≥ nilai α, maka regresi linier tidak terdapat
heteroskedastisitas. Nilai residual kuadrat adalah ( y observasi – y
prediksi ). ( Gujarati 1995 : 186 ). Untuk mengetahui ada tidaknya
gejala heteroskedastisitas maka dapat dilakukan dengan menghitung
Korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel
bebas.
Menurut Santoso (2001 : 208) deteksi adanya heteroskedastisitas
Ada Autokorelasi
Positif
Daerah
Keragu –
raguan
Daerah Keragu –
raguan
Ada Autokorelasi
Negatif
Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada autokorelasi negatif
a. Nilai probabilitas > 0,05 bearti bebas dari heteroskedastisitas.
b. Nilai probabilitas < 0,05 bearti terkena heteroskedastisitas.
3. Autokorelasi
Didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi
yang diurutkan menurut waktu ( seperti dalam data deretan waktu ) /
ruang ( seperti dalam data crossseetional ) ( Gujarati 1995 : 201 ). Jadi
dalam model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala
autokorelasi. Artinya nilai residual (y observasi – y prediksi ) pada
waktu ke t tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual periode
sebelumnya (et – 1). Untuk mengetahui ada tidaknya gejala
autokorelasi maka perlu dilihat tabel Watson dengan jumlah variabel
bebas (k) dan jumlah data (n) sehingga diketahui dι dan dν maka dapat
diperoleh distribusi daerah keputusan ada atau tidak terjadi
autokorelasi ( Gujarati 1995 : 218 ).
Gambar 3.1. Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi f ( d )
Sumber : Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar, Terjemahan Sumarno Zain, Penerbit Airlangga, Jakarta.
Diagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan
melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin – Watson (Uji DW) dengan ketentuan
sebagai berikut :
Tabel 3.1. Nilai Durbin Watson
Durbin Watson Test Kesimpulan
Angka DW < - 2
Angka DW – 2 sampai + 2
Angka DW > + 2
Autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi
Autokorelasi negatif
Sumber : Singgih Santoso ( 2000: 219 )
3.6.Teknik Anilisis Dan Uji Hipotesis 3.6.1. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
regresi linier berganda dengan model persamaan sebagai berikut :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e ...(Anonim, 2003 :1-2)
Keterangan :
Y : Harga Saham
X1 : Laba Akuntansi
X2 : Arus Kas dari Aktivitas Operasi
X3 : Arus Kas dari Aktivitas Investasi
X4 : Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
b0 : Konstanta
e : Variabel pengganggu
3.6.2. Uji Hipotesis
3.6.2.1. Uji F (Uji Kecocokan Model)
Uji F digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang
dihasilkan guna mengetahui pengaruh laba akuntansi, arus kas aktivitas operasi,
arus kas aktivitas investasi dan arus kas aktivitas pendanaan terhadap harga saham
perusahaan otomotif, dengan prosedur debagai berikut :
1) Ho : H0 : 12 34 02 (tidak ada pengaruh yang
signifikan variabel X1, X2, X3 dan X4 secara simultan terhadap Y).
H1 : 12 3 4 02(ada pengaruh yang signifikan variabel
X1, X2, X3 dan X4 secara simultan terhadap Y).
2) Level of signikikan 5%
3) Menentukan nilai Fhitung =
) /( ) ( 1 / 2 2 k n R I k R
(Anonim 2003 : L-31)
Keterangan :
R2 = Koefisien Determinasi
I- 2 = Jumlah kuadrat sisa
k = banyaknya variabel bebas
n = banyaknya pengamatan
4) Kriteria Pengujian sebagai berikut :
Ho diterima jika nilai signifikansi ≥ 5 %
3.6.2.2. Uji Partial
Uji partial digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh
variabel bebas (X) secara parsial terhadap variabel terikat (Y) dengan prosedur
pengujian sebagai berikut
1) H0 : 12 34 02 (tidak ada pengaruh yang signifikan
variabel X1, X2, X3 dan X4 secara simultan terhadap Y).
H1 : 1 2 3 4 02 (ada pengaruh yang signifikan
variabel X1, X2, X3 dan X4 secara simultan terhadap Y).
2) Level signifikan = 5 %
3) Menentukan nilai tHitung =
) (bJ
Se hj
(Anonim,2003 : L-21 )
Keterangan :
tHitung = t hasil perhitungan
hj = Koefisien regresi
se = Standart
4) Kriteria Pengujian Sebagai berikut
Ho diterima jika nilai signifikansi ≥ 5 %.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. PT. Astra Otopart, Tbk.
PT Astra Otoparts Tbk (“Perusahaan”) didirikan dengan akta notaris No.
50 tanggal 20 September 1991 dari Rukmasanti Hardjasatya, S.H., notaris di
Jakarta, dengan nama PT Federal Adiwiraserasi. Akta pendirian ini disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-
1326.HT.01.01.TH.92 tanggal 11 Februari 1992
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam perdagangan suku Madang
kendaraan bermotor baik lokal maupun ekspor dan menjalankan usaha dalam
bidang industri logam, suku cadang kendaraan bermotor dan industri plastik.
4.1.2. PT.Indomobil Sukses,Tbk
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam perdagangan suku Madang
kendaraan bermotor baik lokal maupun ekspor dan menjalankan usaha dalam
bidang industri logam, suku cadang kendaraan bermotor dan industri plastik.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran
Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak
dalam perdagangan suku cadang kendaraan bermotor baik lokal maupun ekspor
bermotor dan industri plastik. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan,
ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam perdagangan suku
cadang kendaraan bermotor baik lokal maupun ekspor dan menjalankan usaha
dalam bidang industri logam, suku cadang kendaraan bermotor dan industri
plastik.
4.1.3. PT.Indospring,Tbk
PT INDOSPRING Tbk. (Perusahaan) berkedudukan di Gresik, didirikan
berdasarkan Akta Notaris No.10 tanggal 5 Mei 1978 dari Notaris Stefanus
Sindunatha, SH dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Akta