EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh: Rita Tjhin NIM: 138114018
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh: Rita Tjhin NIM: 138114018
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
KARYA INI KU PERSEMBAHKAN KEPADA
TUHAN YANG MAHA ESA
PAPA MAMA DAN ADIK-ADIK KU
SAHABAT DAN TEMAN-TEMAN ANGKATAN 2013
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat penyertaan dan cinta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Penggunaan Obat Antihiperensi pada Pasien Geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul” sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada penyusunan naskah skripsi ini tentunya tak lepas dari berbagai rintangan yang dihadapi. Penulis dapat menyelesaikan naskah skripsi ini karena dukungan dari berbagai pihak.Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada: 1. BAPPEDA Kabupaten Bantul yang telah memberikan izin pelaksanaan
penelitian.
2. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bantul yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian.
3. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian.
4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi
“Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul” yang telah membimbing peneliti dengan sabar dan rela meluangkan waktu serta tenaga dalam penelitian ini.
5. Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. dan Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam penyusunan naskah ini dari awal sampai akhir.
6. Bu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dekan Fakultas Farmasi Univseritas Sanata Dharma Yogyakarta.
viii
8. Kedua orang tua penulis Chang Dji Sen dan Siat Lang serta kedua saudara kandung penulis Devi Tjhin dan Sindy Tjhin tercinta yang selalu memberikan dukungan berupa materi, semangat, doa, kasih sayang dan dorongan untuk terus maju dan berani menghadapi rintangan.
9. Sahabat penulis: Susana Flaviana, Valentina Olivia Astari, Sridea, yang selalu ada untuk saya dalam suka maupun duka.
10.Putra Kusuma yang selalu menemani dan memberikan semangat setiap harinya.
11.Teman-teman FKK A 2013 yang telah memberikan semangat dan masukan selama proses penelitian skripsi ini.
12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dalam proses penelitian sampai penyelesaian naskah skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa naskah skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga naskah penelitian skripsi ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Penulis memohon maaf kepada berbagai pihak terkait jika terdapat kesalahan yang tidak disengaja dalam penulisan naskah skripsi ini.
ix
ABSTRAK
Hipertensi disebutjuga “silent killer” yang merupakan faktor
resikopenyebab penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.Tekanan darah tinggi yang tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan peningkatan angka mortalitas dan mobiditas. Pasien geriatri berumur ≥ 60 tahun kebanyakan sudah mengalami hipertensi bahkan sudah mengalami faktor-faktor resiko yang ditimbulkan oleh penyakit hipertensi. Tujuan terapi yaitu agar tidak memperparah kerusakan organ dan mengurangi tingkat kematian serta meningkatkan kualitas hidup pasien sehingga perlu dilakukan evaluasi terutama pemilihan jenis dan dosis obat antihipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian jenis dan dosis obat antihipertensi yang diberikan kepada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan standar pengobatan hipertensi.Pengumpulan data penelitian observasional dengan rancangan penelitian case series deskriptif secara prospektif ini dilakukan pada periode Agustus-Oktober 2016.Data dianalisis menggunakan pustaka, JNC 7 (2003), ESH/ESC (2013) dan Drug Information Handbook (2015). Terdapat 4 pasien (13,3%) penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatri yang tidak sesuai dengan rekomendasi standar terapi hipertensi tetapi semua dosis yang diberikan kepada pasien sudah sesuai dengan rekomendasi pustaka Drug Information Handbook (2015).
x
ABSTRACT
Hypertension is called the "silent killer" which is a risk factor for heart disease, stroke, and kidney failure. High blood pressure that is not handled properly will lead to an increase in mortality and morbidity.Geriatric patients aged
≥ 60 years the majority have suffered hypertension and even have had risk factors
posed by hypertension. The goal of therapy is to not aggravate organ damage and reduce mortality and improve quality of life of patients that need to be evaluated, especially choosing the type and dose of antihypertensive drugs. This study aimed to evaluate the suitability of different types and doses of antihypertensive drugs given to geriatric patients in the Inpatient Hospital Panembahan Senopati Bantul with the standard treatment of hypertension. Collecting data observational study design with a descriptive case series study was conducted prospectively in the period from August to October 2016. Data were analyzed using the library, JNC 7 (2003), ESH / ESC (2013) and the Drug Information Handbook (2015). There were 4 patients (13.3%) the use of antihypertensive drugs in geriatric patients who do not conform to standard recommendations therapy of hypertension but all doses given to patients already in accordance with the recommendations library Drug Information Handbook (2015).
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
PRAKATA ... ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii
PERSETUJUAN PUBLIKASI... viii
ABSTRAK... ... ix
DAFTAR ISI... ... x
DAFTAR TABEL... ... xi
DAFTAR GAMBAR... ... xii
DAFTAR LAMPIR... xiii
PENDAHULUAN ... 1
METODE PENELITIAN ... 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 4
Karakteristik Demografi Pasien Hipertensi ... 4
Profil Penggunaan Obat Antihipertensi ... 5
Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi ... 7
KESIMPULAN.. ... 11
DAFTAR PUSTAKA ... 12
LAMPIRAN... ... 15
xii
DAFTAR TABEL
TABEL I. Karakteristik Demografi Pasien Geriatri dirawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul ... 4 TABEL II. Distribusi Penggunaan Obat Antihipertensi Pasien Geriatri di
Instalansi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati
Bantul... 6 TABEL III. Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Geriatri
di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantu.... 7 TABEL IV. Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Obat Antihipertensi pada
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat izin penelitian BAPPEDA Bantul ... . 16
Lampiran 2. Surat izin penelitian RSUD Panembahan Senopati Bantul ... 17
Lampiran 3. Ethical Clearance penelitian ... 18
Lampiran 4. Blangko pengambilan data ... 19
Lampiran 5. Pedoman wawancara ... ...20
Lampiran 6. Persetujuan hasil wawancara ... 21
Lampiran 7. Data hasil penelitian ... 22
1
PENDAHULUAN
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Pada tahun 2008 di seluruh dunia, sekitar 40% dari orang dewasa berusia ≥25 tahun telah didiagosis mengalami hipertensi (WHO, 2013). Laporan Survailans Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas di DIY pada tahun 2012, penyakit hipertensi (29.546 kasus) masuk dalam urutan ketiga dari distribusi 10 besar penyakit berbasis STP puskesmas (Dinas Kesehatan DIY, 2013).
Hipertensi disebutjuga “silent killer” yang merupakan faktor resikopenyebab penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, penyakit pemuluh darah perifer dan kematian.Tekanan darah tinggi yang tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan peningkatan angka mortalitas dan mobiditas hipertensi sehingga pemilihan obat antihipertensi harus diperhatikan dari segi jenis obat maupun dosisnya, sehingga penyakit hipertensi ini harus tertangani dengan baik (Gu et al, 2012). Pada pasien geriatri berumur ≥ 60 tahun kebanyakan sudah mengalami hipertensi, menurut Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun prevalensi hipertensi pada lansia≥ 60 tahun sebesar 65,4% sudah mengalami faktor-faktor resiko yang ditimbulkan oleh penyakit hipertensi, sehingga sangat penting memperhatikan kondisi pasien kelompok umur geriatri, agar tidak memperparah kerusakan organ dan mengurangi tingkat kematian serta meningkatkan kualitas hidup pasien. Setiap pasien hipertensi perlu perlakuan berbeda dalam menemukan pilihan terapi, pilihan terapi ditetapkan tergantung faktor-faktor seperti usia dan komorbiditas misalnya diabetes, penyakit jantung koroner dan asma dengan pemilihan jenis dan dosis obat antihipertensi yang tepatmaka terapi yang diberikan akan efektif. Penggunaan obat antihipertensi perlu dievaluasi terutama pemilihan jenis dan dosis obat antihipertensi, dimana jenis dan dosis obat antihipertensi ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan terapi yang dijalani oleh pasien (Johnston et al, 2010).
2
mengevaluasi kesesuaian pilihan jenis obat dan dosis obat antihipertensi berdasarkan standar terapi ESH/ESC 2013, JNC 7 2003 dan Drug Information Handbook 2015.
METODE PENELITIAN
Penelitian evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatri dilakukan diInstalasiRawat InapRSUDPanembahan Senopati Bantul. Jenis penelitian observasional dengan rancangan penelitian case series deskriptif secara prospektif.Data diambil pada bulan Agustus-Oktober 2016. Data diambil dengan menelusuri lembar rekam medis pasien hipertensiyang menggunakan obat antihpertensi. Beberapa data diambil dari ruang data rekam medis di RSUD Panembahan Senopati Bantuldikarenakan pada saat peneliti mengambil data, rekam medis pasien telah berada di ruang data rekam medis.Evaluasi penggunaan obat antihipertensi yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu evaluasi mengenai kesesuaian pemilihan jenis dan dosis obat yang diberikan pada pasien geriatri. Kesesuaian pemilihan jenis dan dosis obat yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu keseseuaian antara terapi yang diterima pasien dengan standar terapi ESH/ESC 2013, JNC 7 2003 dan Drug Information Handbook 2015.
Variabel utama dalam penelitian ini yaitu terapi antihipertensi, kesesuaian jenis dan dosis obat antihipertensi dengan rekomendasi standar terapi yaitu ESH/ESC 2013, JNC 7 2003 dan Drug Information Handbook 2015.Pasien hipertensi yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu pasien geriatridengan tekanan darah ≥140/90mmHgyang menggunakan obat antihipertensi golongan ARB, CCB, ACEi, beta bloker dan diuretik thiazide. Penelitian ini melakukan wawancara kepada dokter spesialis penyakit dalam mengenai alasan pemilihan jenis obat dan dosis antihipertensi yang tidak sesuai dengan rekomendasi standar terapi.
Persiapan Penelitian
3
Bahan dan Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data rekam medis pasien yang telah memenuhi kriteria inklusi yaitu yaitu pasien hipertensi geriatri ≥60 tahun, dengantekanan darah ≥140/90mmHg, terdiagnosa hipertensi, memiliki riwayat hipertensi dan menerima terapi obat antihipertensi golongan ACEI, CCB, beta bloker, diuretik dan ARB.Kriteria eksklusiyaitu pasien yang meninggal saat menjalankan terapi menggunakan obat antihipertensi.Data yang dikumpulkan berupa tanggal masuk dan keluar rumah sakit, nomor rekam medis, jenis kelamin, anamnesis, diagnosis, tekanan darah,kecepatan respiratori, suhu tubuh dan denyut nadi, obat antihipertensi yang diterima, data laboratorium, dan keterangan kesembuhan pasien. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar rekam medis, blangko pengambilan data dan formulir wawancara. Formulir wawancara digunakan sebagai panduan dalam mewawancara dokter spesialis penyakit dalam. Wawancara dilakukan terhadap dokter spesialis penyakit dalam yang bekerja di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Sampel didapatkan sebanyak 30 pasien.
Gambar 1. Bagan Perolehan Data Penelitian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Periode Agustus-Oktober 2015 yang Menggunakan Obat Antihipertensi di RSUD
Panembahan Senopati Bantul
Analisis Data
Analisis yang digunakan yaitu analisis univariat dalam menggambarkan karakteristik sampel yakni jenis kelamin, tekanan darah pasien, distribusi komplikasi dan penyakit penyerta, distribusi penggunaan obat berdasarkan 5 golongan obat antihipertensi dan profil penggunaan obat antihipertensi. Evaluasi penggunaan obat antihipertensi
96 pasien periode Agustus-Oktober 2016
Inklusi: 50 pasien
geriatri Eksklusi = 20 pasien
11 pasien meninggal selama menjalani perawatan di Rumah Sakit
9 pasien tidak menggunakan obat
antihipertensi dari golongan ACEI, CCB, beta bloker, diuretik dan ARB dan tekanan darah < 140/90 mmHg selama menjalani perawatan di Rumah Sakit
4
dilakukan dengan metode case series secara prospektif. Evaluasi kesesuaian jenis obat menggunakan standar terapi JNC 7 tahun 2003 dan ESH/ESC tahun 2013 sedangkan evaluasi kesesuaian dosis mengunakan pustaka Drug Information Handbook 2015. Hasil analisis data di tampilkan dalam bentuk tabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini di lakukan sesuai dengan etika penelitian salah satunya yaitu menjaga kerahasiaan sumber informasi seperti tidak mencantumkan nama pasien, nama pasien hanya diberi inisial dan tidak menampilkan nomor rekam medis yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan 30 rekam medis yang telah melewati proses eksklusi dan inklusi. Jumlah sampel penelitian ini telah memenuhi standar karena telah memenuhi jumlah sampel minimum yaitu 30 sampel (Sugiyono, 2012).
Karakteristik Demografi Pasien Hipertensi
Tabel I. Karakteristik Demografi Pasien Geriatri dirawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Karakteristik Pasien
Hipertensi Parameter
Jumlah Pasien
n=30 Persentase (%)
Jenis Kelamin Laki-laki 17 56,7
Perempuan 13 43,3
Umur Pasien 60-74 18 60,0
(tahun) 75-90 11 36,7
>90 1 3,3
TDS MRS 140-159 11 36,7
(mmHg) 160-179 2 6,7
≥180 17 56,6
Diagnosis GGK 2 6,7
Stroke 9 30,0
Gagal Jantung 1 3,3
DM 1 3,3
DM + Stroke 1 3,3
DM + Gagal Jantung 1 3,3
Lain-lain* 15 50,0
Keterangan: TDS (Tekanan Darah Sistolik); MRS (Masuk Rumah Sakit); GGK (Gagal Ginjal Kronik); DM (Diabetes Melitus)
*Lain-lain= Penyakit penyerta Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), infeksi saluran kemih, gastritis kronik, anoreksia dan pneumonia.
5
dibandingkan dengan 80,6% untuk perempuan. Menurut Johanna (2014) banyaknya tingkat kejadian hipertensi pada laki-laki dapat disebabkan karena pola gaya hidup yang cenderung tidak sehat dibandingkan perempuan, padalaki-laki memiliki tingkat insiden kasus kardiovaskular lebih tinggi dari perempuan.
Menurut Qiao (2013) umur berpengaruh pada risiko terkena penyakit hipertensi, karena umur menyebabkan perubahan di dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah meningkat sesuai dengan usia, karena arteri secara perlahan kehilangan keelastisannya. Berdasarkan tabel I, pada umur pasien 60-74 tahun terdapat 18 pasien (60%), 75-90 tahun ada 11 pasien (36,7%) dan pasien >90 tahun terdapat 1 pasien (3,3%). Semakin tinggi umur semakin tinggi pula tekanan darah seseorang, menurut JNC 7 (2003) TDS harus menjadi target utamauntuk diagnosis dan manajemen dari pemberian terapi pada pasien geriatri.Kenaikan TDS (tekanan darah sistolik) bertanggung jawab untuk peningkatan baikinsiden dan prevalensihipertensi, TDS yang tidak terkontrol akan menyebabkan peningkatan dari kardiovaskulardan penyakit ginjal sehingga TDS pasien harus menjadi pertimbangan dalam pemberian terapi antihipertensi.Pada tabel I tekanan darah≥180 mmHg terdapat 17 pasien (56,6%), 160-179 mmHg sebanyak 2 pasien (6,7%) dan 140-159 mmHg sebanyak 11 pasien (36,7%).
Tekanan darah yang tidak terkontrol akan menimbulkan tekanan darah tinggi sehingga menyebabkan terjadinya komplikasi seperti penyakit arteri koroner, stroke, penyakit jantung kongestif, insufisiensi ginjal kronis dan demensia (Lionakis, et.al, 2012). Berdasarkan hasil penelitian komplikasi yang dialami pasien yaitu gagal ginjal kronis, stroke, gagal jantung, diabetes miletus dan 15 pasien hipertensi disertai dengan penyakit lain seperti GERD, infeksi saluran kemih, gastritis kronik, anoreksia dan pneumonia.
Profil Penggunaan Obat Antihipertensi
6
2013).Menurut Cong (2012) pemberian ARB pada lansia menunjukan kontrol tekanan darah lebih efektif dibandingkan dengan golongan antihipertensi lain dan menimbulkan efek samping yang minimal.
Tabel II. Distribusi Penggunaan Obat Antihipertensi Pasien Geriatri di Instalansi Rawat Inap RSUD
Panembahan Senopati Bantul
Terapi Nomor
Pasien
Jumlah Pasien
N=30 Persentase (%)
Tunggal
17 56,7%
Valsartan (ARB) 4, 17, 20, 22, 25*, 27, 28 Cansesartan (ARB) 8, 10, 21, 23, 24 Amlodipin (CCB)
Kaptopril (ACEI)
5, 11, 12, 29* 15*
Kombinasi
13 43,3%
Kaptopril (ACEI) +
Amlodipin (CCB) 1, 2, 7, 26, 30 Valsartan (ARB) +
Amlodipin (CCB) Kaptopril (ACEI) + Candesartan (ARB)
3, 6, 9, 13, 14, 18, 19 16**
*Pasien yang menerima perubahan terapi tunggal ke kombinasi **Pasien yang menerima perubahan terapi kombinasi ke tunggal
Pada terapi kombinasi terapi, sebanyak 13 pasien menerima terapi kombinasi dari ACEI dan CCB, ARB dan CCB, ACEI dan ARB, serta diuretik thiazide dan ARB, terapi terbanyak yaitu pemberian terapi ARB dengan CCB yaitu valsartan dan amlodipin. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2014) di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada periode Desember 2013 yaitu terdapat 19 kombinasi antara CCB dan ARB.Kombinasi terapi valsartan dan amlodipin telah menunjukkan efektivitas, dapat ditoleransi dengan baik dan memilki profil keamanan dalam terapi hipertensi yang tidak terkontrol dengan terapi valsartan tunggal (Miura dan Saku, 2012). Studi klinis menunjukkan bahwa pada pasien berisiko tinggi kardiovaskuler dan pasien dengan penyakit ginjal, pemberian terapi kombinasi ARB dengan CCB lebih unggul karenaberperan sebagai renoprotektif dan mengurangi efek samping metabolik pada pasien dengan gangguan metabolisme (Mallat, 2012).
7
dan penurunan 30% pada stroke setelah pengobatan selama dua tahun dengan diuretik dan ARB.Pada pasien nomor 16 mendapatkan terapi kombinasi kaptopril dan candesartan pada hari pertama dan pada hari kedua mendapatkan terapi tunggal candesartan.Menurut Jan (2014) perubahan terapi yang diterima pasien dapat disebabkan beberapa hal seperti efek samping yang ditimbulkan ataupun tekanan darah tidak terkontrol dengan baik.Pasien nomor 25 mendapatkan terapi tunggal valsartan pada hari pertama dan pada hari kelima diberikan terapi kombinasi valsartan dan amlodipin. Pada pasien nomor 29 mendapatkan terapi tunggal valsartan pada hari pertama dan pada hari ketiga diberikan terapi kombinasi valsartan dan amlodipin . Pemberian terapi tunggal atau terapi kombinasi bergantung pada tekanan darah pasien. Obat antihipertensi tunggal seringkali tidak cukup dan obat antihipertensi yang lain biasanya ditambahkan secara bertahap sampai hipertensi dapat dikendalikan (Badan POM RI, 2015).
Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi
Obat antihipertensi di evaluasi dengan melihat kesesuaian penggunaan obat dengan standar terapi JNC 7 tahun 2003, ESH/ESCtahun 2013, dan Drug Information Handbook
tahun 2015.Kesesuaian penggunaan obat antihipertensi dalam penelitian ini yaitu saat jenis dan dosis obat antihipertensi yang diberikan kepada pasien geriatri sesuai dengan standar terapiJNC 7 tahun 2003, ESH/ESCtahun 2013, dan Drug Information Handbook tahun 2015. Berdasarkan tabel III terdapat 26 pasien mendapatkan terapi yang sudah sesuai dengan standar terapi dan 4 pasien yang mendapatkan terapi tidak sesuai dengan standar terapi tetapi semua dosis yang diberikan kepada pasien sudah sesuai dengan rekomendasi pustaka Drug Information Handbook (2015).
Tabel III. Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul
Keterangan Jumlah Pasien
N=30 Persentase Jenis Obat
Kesesuaian 26 86,7%
Ketidaksesuian 4 13,3%
Dosis Obat
Kesesuaian 30 100%
Ketidaksesuaian 0 0%
8
tahun 2003 danESH/ESC tahun 2013. Pada pemberian dosis obat yang diterima pasien geriatri, sebanyak 30 pasien (100%) sudah sesuai dengan standar terapi Drug Information Handbook tahun 2015.
Tabel IV. Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Geriatri
di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus-Oktober 2016
Karakteristik No. Pasien
(TDS MRS mmHg) Terapi yang diterima
Standar Terapi JNC 7 (2003) ESC/ ESH (2013) Dosis DIH (2015) Pasien hipertensi dengan komplikasi:
GGK 1(200)
6(210)
Kaptopril+Amlodipin Valsartan+Amlodipin
√
√ √√ √√
Stroke 2(210), 7(200)
3(180), 9(180), 13(180) 4(200), 22(150) 10(150) 15*(290) Kaptopril+Amlodipin Valsartan+Amlodipin Valsartan Candesartan Kaptopril, Candesartan, Candesartan+HCT √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Gagal Jantung 23(150) Candesartan √ √ √
DM 16*(190) Kaptopril+Candesartan,
Candesartan
X
√ X √ √√
DM+Stroke DM+Gagal Jantung 20(140) 28(270) Valsartan Valsartan √ √ √√ √√ Pasien hipertensi tanpa komplikasi** 5(180) 11(140), 12(150) 8(150), 21(150), 24(150)
17(150), 27(150) 26(230), 30(200) 14(170), 18(170), 19(180)
25*(201/100) 29*(220) Amlodipin Amlodipin Candesartan Valsartan Kaptopril+Amlodipin Valsartan+Amlodipin Valsartan, Valsartan+Amlodipin Amlodipin Valsartan+Amlodipin X √ √ √ √ √ X √ X √ X √ √ √ √ √ X √ X √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan: HT (Hipertensi);GGK (Gagal Ginjal Kronik); DM (Diabetes Melitus); TDS (Tekanan Darah Sistolik); MRS (Masuk Rumah Sakit)
*Pasein yang mendapatkan perubahan terapi berupa pergantian obat atau perubahan terapi tunggal menjadi kombinasi atau perubahan terapi kombinasi menjadi tunggal
**Pasien hipertensi tanpa komplikasi yang mengalami penyakit penyerta (Gastroesophageal reflux disease (GERD), infeksi saluran kemih, gastritis kronik, anoreksia dan pneumonia)
9
pasien hipertensi dengan komplikasi gagal jantung, dapat diberikan terapi obat dari golongan ACEI, ARB, dan diuretik thiazide, pada penelitian ini menemukansebanyak 1 pasien hipertensi dengan komplikasi gagal jantung telah menerima terapi yang sesuai dengan standar terapi, pasien mendapatkan terapi candesartan yang merupakan obat antihipertensi golongan ARB. Penelitian ini menemukan 1 pasien hipertensi DM dengan komplikasi stroke dan 1 pasien hipertensi DM dengan komplikasi gagal jantung, kedua pasien telah mendapatkan terapi valsartan yaitu obat antihipertensi golongan ARB, terapi yang diterima kedua pasien ini telah sesuai dengan standar terapi JNC 7 dan ESH/ESC 2013 dimana pasien hipertensi dengan komplikasi DM, stroke dan gagal jantung dapat diberikan terapi dari golongan ACEI/ARB atau golongan diuretik thiazide. Sebanyak 12 pasien hipertensi tanpa komplikasi yang disertai penyakit penyerta seperti GERD, infeksi saluran kemih, gastritis kronik, anoreksia dan pneumonia telah mendapatkan terapi sesuai dengan standar terapi JNC 7 dan ESH/ESC 2013.
Berdasarkan tabel IV pasien dengan hipertensi tanpa komplikasi nomor 5 (hari pertama dirawat inap), 25(hari pertama sampai keempat dirawat inap) dan 29 (hari
pertama dirawat inap) dengan TDS ≥ 160/100 mmHghanya diterapi dengan 1 obat
antihipertensi saja. Menurut JNC 7 tekanan darah ≥ 160/100 mmHg sebaiknya diterapi dengan 2 kombinasi obat antihipertensi. Berdasarkan standar terapi pasien dengan hipertensi stadium 2 akan membutuhkan lebih dari satu obat untuk kontrol tekanan darah. Oleh karena itu, inisiasi dua antihipertensi bersamaan dianjurkan (Jeffrey, 2016). Berdasarkan hasil wawancara dengan dokter, pasien yang mengalami hipertensi stadium 2 pasti diberikan lebih dari 1 macam obat antihipertensi, tetapi kombinasi obat yang diberikan tidak selalu dari kombinasi kelima macam golongan yaitu ACEI, ARB, CCB, beta bloker dan diuretik thiazide tetapi dapat dikombinasi dengan klonidin, ISDN atau furosemid.
10
penelitian terbaru yang mendukung penggunaan dari kombinasi ARB dan ACEI, dalam memberikan terapi harus memperhatikan kondisi pasien. Menurut Misra and James (2009) kombinasi ACEI-ARB mengurangi proteinuria lebih baik dari pemberian terapi tunggal pada pasien dengan diabetes dan milroalbuminuria. Penggunaan dari kombinasi ini dapat dilakukan tetapi harus dalam pengawasan dan dapat diberikan selama efek menguntungkan yang ditimbulkan lebih besar. Menurut Ren (2015) dosis rendah kombinasi ACEI dan ARB dapat mengurangi proteinuria dalam kasus pasien dengandiabetes.
Menurut JNC 7 Risiko tekanan darah yang tidak terkontrol menyebabkan penyakit serebrovaskular seperti stroke iskemik, stroke hemoragik, dan demensia. Populasi stroke iskemik paling banyak terjadi pada individudengan prehipertensi atau hipertensi stadium1.Penyakit yang menyertai hipertensi paling banyak dialami oleh pasien adalah stroke yaitu sebanyak 7 pasien dan 15 pasien hipertensi dengan penyakit penyerta seperti GERD, ISK, anoreksia, gastritis kronik dan pneumonia.
Menurut Subekti (2009) gagal ginjal pada pasien hipertensi disebabkan tingginya tekanan pada kapiler glomerulus ginjal, kerusakan pada glomerulus dan aliran darah ke nefron menjadi terganggu akibatnya nefron kekurangan oksigen dan tejadi kematian sel.Berdasarkan tabel IV terdapat 2 pasien hipertensi dengan komplikasi gagal jantung. Menurut Arif (2009) gagal jantung merupakan suatu keadaan patologis dimana kelainan fungsi jantung menyebabkan kegagalan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan jaringan. Hipertensi berhubungan dengan peningkatan risiko menjadi gagal jantung. Terapi antihipertensi secara jelas menurunkan angka kejadian gagal jantung.
Hipertensi dan diabetes adalah dua faktor yang menyebabkan risiko aterosklerosis dan komplikasinya, termasuk serangan jantung dan stroke. Menurut Guyton (2008) hipertensi dapatmengakibatkan metabolisme karbohidrat menjadi terganggu, hipertensidapat menyebabkan sel menjadi tidak sensitif terhadap insulin sehingga terjadi gangguan terhadap kadar gula dalam darah.
11
KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Arif,M., 2009, Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular, Penerbit Salemba Medika, Jakarta, 88, 128.
Badan POM RI, 2015, http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/23-antihipertensi, diakses tanggal 31 Januari 2017.
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 13.
Chobanian,A,V., Bakris,G,L., Black,H,R., Cushman,W,C., Green,L,A., Izzo,J,L., et a., 2003, Sevent Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure JNC 7, American Heart Association, 42, 1206-1252.
Cong,M., Cao,J., Lu,X,C., Guo,X,H., Liu,X,F., Fan,L., 2012, Cardiovascular and Cerebrovascular Outcomes in Elderly Hypertensive Patients Treated with Either ARB or ACEI, Journal of Geriatric Cardiology, 9(3), 252-257.
Dinas Kesehatan DIY, 2013, Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Kesehatan DIY, Yogyakarta, 34.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014, Profil Kesehatan Kabupaten Bantul, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Bantul, 15.
Doumas,M., Papademetriou,V., Faselis,C., and Kokkinos,P., 2013, Gender Differences in Hypertension: Myths adn Reality, Current Hypertension Reports, 15(4), 321.
Gordon,S,S., 2009, Management of Hypertension in The Elderly Patient, Clinical Intervention Aging, 4, 379-381.
Gradman,A.H., Basile,J.N., Carter,B.L, and Bakris,G.L., 2010, Combination Theraphy in Hypertension, JASH, 4(1), 42.
Gu,Q., Burt,V.L., Dillon,C.F., and Yoon,S., 2012, Trends in Antihypertensive Medication Use and Blood Pressure Control Among United States Adult With Hypertension, American Heart Association, (126), 2016.
Guyton, A. C., Hall, J. E. 2008. Metabolisme Karbohidrat Dan Pembentukan Adenosin Tripospat. EGC, Jakarta, p. 112.
13
Jan,V, Petra,V., Jitka,S., Petr,Z., Petrak,O., Jaroslav,D., and Kryza,J., 2014, Reasons for Switching Antihypertensive Medication in General Practice, Medicine (Baltimore), 93(27), 1-2.
Jeffrey, B.M.D, 2016, https://online.epocrates.com/diseases/26/Essential-hypertension, diakses tanggal 13 Februari 2017
Johanna,M.G., Do,H.T.P., Mai,B.L., Frans,J.K., Feskens,J.M., 2015, National Prevalence and Associated Risk Factors of Hypertension and Prehypertension Among Vietnamese Adult, American Journal of Hypertension, 28(1), 91.
Johnston,A., Stafylas,P., and Stergiou,G.S., 2010, Effectiveness Safety and Cost of Drug Subtitution in Hypertension, British Journal of Clinical Pharmacology, 70(3), 325.
Lionakis,N., Mendrionos,D., Sanidas,E., Favatas,G., and Maria,G., 2012, World Journal of Cardiology, 4(5), 135-147.
Mallat,S.G., 2012, What is A Preferred Angiostensin II Receptor Blocker-Based Combination Theraphy for Blood Pressure Control in Hypertensive Patients with Diabetic and Non-diabetic Renal Impairment, Cardiovascular Diabetology, 11(32), 1.
Mancia,G. et.al., 2013, 2013 ESH/ESC guidelines for the management of arterial hypertension: The Task Force for the management of arterial hypertension of the European Society of Hypertension (ESH) and of the European of Cardiology (ESC), European Heart Journal, 34(28), 2159-2219.
Miura, S. & Saku, K., 2012. Efficacy and safety of angiotensin II type 1 receptor blocker/calcium channel blocker combination therapy for hypertension: focus on a single-pill fixed-dose combination of valsartan and amlodipine. The Journal of international medical research, 40(1), pp.1,6.
Misra, S., and James, J.S., 2009, ACEI inhibitors and ARBs: One or the other-not boyh-for high-risk Patients, J Fam Pract, 58(1), 24.
National Stroke Association, 2017, http://www.stroke.org/we-can-help/survivors/stroke-recovery/post-stroke-conditions/physical/hemiparesis, diakses tanggal 1 Februari 2017.
14
Qiao,Q., Singh,G.M., Steven,G.A., Kaptoge,S., et.al, 2013, The Age-Specific Quantitative Effects of Metabolic Risk Factors on Cardiovascular Diseases and Diabetes: A Pooled Analysis, Plos One, 8(7), 65174.
Ren,F., Tang,L., Cai,Y., Yuan,X., Huang,W., et.al, 2015, Meta-analysis: The efficacy and Safety of Combined Treatment with ARB and ACEI on Diabetic Nephropathy,
Renal Failure, 37(4), 554
Sabbah,Z.A., Mansoor,A., and Kaul,U., 2013, Angiostensin Receptor Blokers-Advantages of The New Sartans, J Assoc Physicians India, 61(7), 464.
Subekti, N.B., 2009. Buku Saku Patofisiologi. ECG, Jakarta, p.484-485.
Sugiono, 2012, Metode Penelitian Kombinasi, Alfabeta, Bandung, 133.
WHO, 2013, A Global Brief on Hypertension, World Health Organization, New York, 10.
15
16
17
18
19
20
Lampiran 5.Pedoman wawancara mendalam dengan dokter spesialis penyakit dalam yang bertugas di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul
Pengantar
a) Memberi salam dan ucapan terima kasih atas kesempatan dan kesedian responden dalam wawancara ini
b) Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, latar belakang pendidikan, dan asal instansi
c) Menjelaskan tentang lama wawancara ini kurang lebih 60 menit
d) Menjelaskan secara singkat tentang tujuan wawancara ini yaitu pengumpulan informasi tentang penggunaan obat antihipertensi pada pasiengeriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus-Oktober 2016 Tujuan
a) Memperoleh informasi atau keterangan tambahan yang diperoleh secara lisan terkait penggunaan obat antihipertensi pada pasien di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus-Oktober 2016
b) Memperoleh alasan pemilihan obat antihipertensi yang tidak efektif pada pasien oleh dokter spesialis penyakit dalam yang bertugas di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus-Oktober 2016
Prosedur
a) Meminta responden untuk memberikan pendapatnya yang positif maupun yang negatif
b) Menjelaskan tentang penggunaan perekam suara sebagai alat bantu penelitian agar tidak kehilangan informasi
c) Memberi jaminan bahwa hasil wawancara hanya untuk tujuan penelitian dan akan menjaga kerahasiaan nama responden dan informasi yang didapatkan
21
22
Lampiran 7. Data Hasil Penelitian
Pasien Umur
(Tahun) Diagnosis
Hari Rawat
ke-
TD
(mmHg) Jenis Obat
Dosis Pemberian
(/hari)
Kesesuaian Obat Kesesuaian Dosis Efektivitas
Terapi Standar S = 1 TS = 0
Dosis Standar (/hari)
S = 1 TS = 0
E = 1 TE = 0
1.Bp. KR 77 Hipertensi , GGK 1 200/140 Kaptopril (ACEI) 3X25 mg
Terapi yang direkomendasikan yaitu ACEI, ARB, semua antihipertensi
dapat digunakan kecuali golongan
diuretik
1 2-3x 25 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x10 mg 5-10 mg 1
2 160/100 Kaptopril (ACEI) 3X25 mg 1 2-3x 25 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 2x5 mg 5-10 mg 1
3 140/150 Kaptopril (ACEI) 3X 25 mg 1 2-3x 25 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 2x5 mg 5-10 mg 1
4 120/90 Kaptopril (ACEI) 3X25 mg 1 2-3x 25 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x10 mg 5-10 mg 1
5 140/90 Amlodipin (CCB) 1x10 mg 1 5-10 mg 1 1
Irbesartan (ARB) 1x150 mg 150-300 mg 1
2.Bp. MN 64 Hipertensi, Stroke 1 210/100 Kaptopril (ACEI) 3x25 mg
Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
1 2-3x 25 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 2x5 mg 5-10 mg 1
2 120/80 Kaptopril (ACEI) 3x25 mg 1 2-3x 25 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 2x5 mg 5-10 mg 1
3 130/80 Kaptopril (ACEI) 3x25 mg 1 2-3x 25 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 2x5 mg 5-10 mg 1
4 130/80 Kaptopril (ACEI) 3x25 mg 1 2-3x 25 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 2x5 mg 5-10 mg 1
5 160/100 Kaptopril (ACEI) 3x25 mg 1 2-3x 25 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 2x5 mg 5-10 mg 1
6 130/80 Kaptopril (ACEI) 3x25 mg 1 2-3x 25 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 2x5 mg 5-10 mg 1
3.Bp. PP 75 Hipertensi, Stroke 1 180/100 Valsartan (ARB) 1x80 mg
Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
1 80-160 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x5 mg 5-10 mg 1
2 160/90 Valsartan (ARB) 1x80 mg 1 80-160 mg 1 1
1
Amlodipin (CCB) 1x5 mg 5-10 mg 1
3 130/80 Valsartan (ARB) 1x80 mg 1 80-160 mg 1 1
1
Amlodipin (CCB) 1x5 mg 5-10 mg 1
23
Lampiran 7 (lanjutan)
Pasien Umur
(Tahun) Diagnosis
Hari Rawat
ke-
TD
(mmHg) Jenis Obat
Dosis Pemberian
(/hari)
Kesesuaian Obat Kesesuaian Dosis Efektivitas
Terapi Standar S = 1 TS = 0
Dosis Standar (/hari)
S = 1 TS = 0
E = 1 TE = 0
4 120/70 Valsartan (ARB) 1x80 mg
Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
1 80-160 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x5 mg 5-10 mg 1
5 130/90 Valsartan (ARB) 1x80 mg 1 80-160 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x5 mg 5-10 mg 1
6 140/80 Valsartan (ARB) 1x80 mg 1 80-160 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x5 mg 5-10 mg 1
4.Bp.PD 67 Hipertensi, Stroke, ISK
1 200/110 Valsartan (ARB) 1x160 mg
Semua agen antihipertensi dapat diberikan secara tunggal atau kombinasi 1 80-160 mg
1 1
2 140/80 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 1 1
3 130/80 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 1 1
4 130/80 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 1 1
5 140/80 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 1 1
6 130/90 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 1 1
7 130/80 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 1 1
5.Bp.MY 60 Dispepsia,
Hipertensi 1 180/120 Amlodipin (CCB) 1x10 mg Semua agen
antihipertensi dapat diberikan secara tunggal atau kombinasi 0 5-10 mg
1 0
2 140/90 Amlodipin (CCB) 1x10 mg 1 1 1
3 150/100 Amlodipin (CCB) 1x10 mg 1 1 1
4 150/90 Amlodipin (CCB) 1x10 mg 1 1 1
5 130/90 Amlodipin (CCB) 1x10 mg 1 1 1
6.Bp.SG 60 GGK, Hipertensi, GERD
1 210/100 Amlodipin (CCB) 1x10 mg
Terapi yang direkomendasikan yaitu ACEI, ARB, semua antihipertensi
dapat digunakan kecuali golongan
diuretik
1 5-10 mg/ 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg 1
2 190/100 Amlodipin (CCB) 1x10 mg 1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg 1
3 140/90 Amlodipin (CCB) 1x10 mg 1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg 1
4 160/90 Amlodipin (CCB) 1x10 mg 1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg 1
5 150/90 Amlodipin (CCB) 1x10 mg 1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg 1
24
Lampiran 7 (lanjutan)
Pasien Umur
(Tahun) Diagnosis
Hari Rawat
ke-
TD
(mmHg) Jenis Obat
Dosis Pemberian
(/hari)
Kesesuaian Obat Kesesuaian Dosis Efektivitas
Terapi Standar S = 1 TS = 0
Dosis Standar (/hari)
S = 1 TS = 0
E = 1 TE = 0
7.Bp.DD 68 Hepertensi, Stroke 1 200/100 Amlodipin (CCB) 1x10 mg
Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
1 5-10 mg 1 1
Kaptopril (ACEI) 3x25 mg 2-3x 25 mg 1
2 140/70 Amlodipin(CCB) 1x10 mg 1 5-10 mg 1 1
Kaptopril (ACEI) 3x25 mg 2-3x 25 mg 1
3 160/90 Amlodipin (CCB) 1x10 mg 1 5-10 mg 1 1
Captopril (ACEI) 3x25 mg 2-3x 25 mg 1
4 140/90 Amlodipin (CCB) 1x10 mg 1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg 1
5 150/90 Amlodipin (CCB) 1x10 mg 1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg 1
8.Bp.SJ 87 GERD, Hipertensi 1 150/90 Candesartan
(ARB) 1x8 mg
Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
1
8-32 mg
1 1
2 120/90 Candesartan
(ARB) 1x8 mg 1 1 1
3 140/80 Candesartan
(ARB) 1x8 mg 1 1 1
4 130/70 Candesartan
(ARB) 1x8 mg 1 1 1
5 140/80 Candesartan
(ARB) 1x8 mg 1 1 1
6 130/80 Candesartan
(ARB) 1x8 mg 1 1 1
9.Bp.SO 68 Hipertensi,
Hemiperase, ISK 1 180/110 Amlodipin (CCB) 1x10 mg Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg 1
2 130/80 Amlodipin (CCB) 1x10 mg 1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg 1
25
Lampiran 7 (lanjutan)
Pasien Umur
(Tahun) Diagnosis
Hari Rawat
ke-
TD
(mmHg) Jenis Obat
Dosis Pemberian
(/hari)
Kesesuaian Obat Kesesuaian Dosis Efektivitas
Terapi Standar S = 1 TS = 0
Dosis Standar (/hari)
S = 1 TS = 0
E = 1 TE = 0
3 140/90 Amlodipin (CCB) 1x10 mg
Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg 1 1
4 130/80 Amlodipin (CCB) 1x10 mg 1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg 1 1
5 130/80 Amlodipin (CCB) 1x10 mg 1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg 1 1
6 120/80 Amlodipin (CCB) 1x10 mg 1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg 1 1
10.Bp.DL 78 Hipertensi, Stroke 1 150/110 Candesartan
(ARB) 1x8 mg Semua agen
antihipertensi dapat diberikan secara
tunggal atau kombinasi
1 8-32 mg 1 1
2 140/100 Candesartan
(ARB) 1x8 mg 1 8-32 mg 1 1
3 130/70 Candesartan
(ARB) 1x8 mg 1 8-32 mg 1 1
11.Bp.KY 71 Konstipasi Kronis Hipertensi
1 140/100 Amlodipin (CCB) 1x5 mg Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
1 5-10 mg 1 1
2 130/90 Amlodipin (CCB) 1x5 mg 1 5-10 mg 1 1
3 150/80 Amlodipin (CCB) 1x5 mg 1 5-10 mg 1 1
12.Bp.JY 70 Anoreksia Geriatri, Hipertensi
1 150/100 Amlodipin (CCB) 1x5 mg Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
1 5-10 mg 1 1
2 140/90 Amlodipin (CCB) 1x5 mg 1 5-10 mg 1 1
3 120/70 Amlodipin (CCB) 1x5 mg 1 5-10 mg 1 1
4 130/80 Amlodipin (CCB) 1x5 mg 1 5-10 mg 1 1
13.Bp.TG 74 Hemiperasis, DM penyerta Hipertensi
1 180/100 Valsartan (ARB) 1x160 mg Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
1 80-160 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x10 mg 5-10 mg 1 1
2 170/100 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 80-160 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x10 mg 5-10 mg 1 1
26
Lampiran 7 (lanjutan)
Pasien Umur
(Tahun) Diagnosis
Hari Rawat
ke-
TD
(mmHg) Jenis Obat
Dosis Pemberian
(/hari)
Kesesuaian Obat Kesesuaian Dosis Efektivitas
Terapi Standar S = 1 TS = 0
Dosis Standar (/hari)
S = 1 TS = 0
E = 1 TE = 0
3 150/100 Valsartan (ARB) 1x160 mg
Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
1 80-160 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x10 mg 5-10 mg 1
4 150/90 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 80-160 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x10 mg 5-10 mg 1
5 140/90 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 80-160 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x10 mg 5-10 mg 1
14.Bp.WL 71 Hipertensi, Gastritis Kronik
1 170/90 Valsartan (ARB) 1x80 mg
Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
1 80-160 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x5 mg 5-10 mg 1 1
2 190/100 Valsartan (ARB) 1x80 mg 1 80-160 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x5 mg 5-10 mg 1 1
3 130/90 Valsartan (ARB) 1x80 mg 1 80-160 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x5 mg 5-10 mg 1 1
15.Bp.DW 86
Hipertensi, stroke
1 290/110 Kaptopril (ACEI) 1x25 mg
Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
1 12,5-25 mg 1 1
2 160/110 Candesartan
(ARB) 1x16 mg 1 8-32 mg 1 1
3 220/140 HCT (thiazide) 1x25 mg 1 12,5-50 mg 1 1
Candesartan
(ARB) 1x16 mg 1 8-32 mg 1
16.Bp.MO 79
Anoreksia, Hipertensi, DM
1 190/130 Kaptopril (ACEI) 1x25 mg
Terapi dengan ACEi/ARB atau kombinasi dengan
CCB
0 12,5-25 mg 1 0
Candesartan
(ARB) 1x8 mg 8-32 mg 1
3 150/120 Candesartan
(ARB) 1x16 mg 1 8-32 mg 1 1
4 140/120 Candesartan
(ARB) 1x16 mg 1 8-32 mg 1 1
27
Lampiran 7 (lanjutan)
Pasien Umur
(Tahun) Diagnosis
Hari Rawat
ke-
TD
(mmHg) Jenis Obat
Dosis Pemberian
(/hari)
Kesesuaian Obat Kesesuaian Dosis Efektivitas
Terapi Standar S = 1 TS = 0
Dosis Standar (/hari)
S = 1 TS = 0
E = 1 TE = 0
5 130/120 Candesartan
(ARB) 1x16 mg
Terapi dengan ACEi/ARB atau kombinasi dengan
CCB
1 8-32 mg 1 1
6 150/100 Candesartan
(ARB) 1x16 mg 1 8-32 mg 1 1
17.Bp.BJ 76 Hipertensi,
Pneumonia
1 150/100 Valsartan (ARB) 1x160 mg
Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau kombinasi atau
kombinasi
1 80-160 mg 1 1
2 130/80 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 80-160 mg 1 1
3 150/100 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 80-160 mg 1 1
4 140/90 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 80-160 mg 1 1
5 150/90 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 80-160 mg 1 1
6 130/90 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 80-160 mg 1 1
7 150/90 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 80-160 mg 1 1
18.Ny.SY 66 Gastritis kronik, Hipertensi
1 170/80 Amlodipin (CCB) 1x5 mg
Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg 1
2 150/90 Amlodipin (CCB) 1x5 mg
1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg 1
3 140/90 Amlodipin (CCB) 1x5 mg
1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg 1
4 140/90 Amlodipin (CCB) 1x5 mg
1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg 1
5 140/80 Amlodipin (CCB) 1x5 mg
1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg 1
6 150/80 Amlodipin (CCB) 1x5 mg
1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg 1
19.Ny.LG 66 Hipertensi, Gastritis Kronik
1 180/80 Valsartan (ARB) 2x80 mg
Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
1 80-160 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x5 mg 5-10 mg 1
2 110/80 Valsartan (ARB) 1x80 mg 1 80-160 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x5 mg 5-10 mg 1
3 120/70 Valsartan (ARB) 1x80 mg 1 80-160 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x5 mg 5-10 mg 1
28
Lampiran 7 (lanjutan)
Pasien Umur
(Tahun) Diagnosis
Hari Rawat
ke-
TD
(mmHg) Jenis Obat
Dosis Pemberian
(/hari)
Kesesuaian Obat Kesesuaian Dosis Efektivitas
Terapi Standar S = 1 TS = 0
Dosis Standar (/hari)
S = 1 TS = 0
E = 1 TE = 0
20.Ny.SH 65 Hipertensi, Stroke, DM
1 140/90 Valsartan (ARB) 1x80 mg Semua agen antihipertensi dapat diberikan secara tunggal atau kombinasi 1 80-160 mg
1 1
2 120/80 Valsartan (ARB) 1x80 mg 1 1 1
3 130/80 Valsartan (ARB) 1x80 mg 1 1 1
4 150/90 Valsartan (ARB) 1x80 mg 1 1 1
5 130/80 Valsartan (ARB) 1x80 mg 1 1 1
21.Ny.MD 71 GERD, Hipertensi
1 150/90 Candesartan
(ARB) 1x8 mg
Semua agen antihipertensi dapat diberikan secara tunggal atau kombinasi 1 8-32 mg
1 1
2 120/90 Candesartan
(ARB) 1x8 mg 1 1 1
3 140/90 Candesartan
(ARB) 1x8 mg 1 1 1
4 150/100 Candesartan
(ARB) 1x8 mg 1 1 1
22.Ny.WR 76 Stroke, Hipertensi 1 150/100 Valsartan (ARB) 1x160 mg
Semua agen antihipertensi dapat diberikan secara tunggal atau kombinasi 1 80-160 mg
1 1
2 120/70 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 1 1
3 110/70 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 1 1
4 130/70 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 1 1
5 130/80 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 1 1
6 120/70 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 1 1
7 140/80 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 1 1
23.Ny.ST 65
Gaga l jantung , Hipertensi
1 150/90 Candesartan
(ARB) 1x8 mg
Terapi yang direkomendasikan
yaitu ACEI, ARB
1
8-32 mg
1 1
2 130/90 Candesartan
(ARB) 1x8 mg 1 1 1
3 120/70 Candesartan
(ARB) 1x8 mg 1 1 1
4 140/80 Candesartan
(ARB) 1x8 mg 1 1 1
5 140/90 Candesartan
(ARB) 1x8 mg 1 1 1
29
Lampiran 7 (lanjutan)
Pasien Umur
(Tahun) Diagnosis
Hari Rawat
ke-
TD
(mmHg) Jenis Obat
Dosis Pemberian
(/hari)
Kesesuaian Obat Kesesuaian Dosis Efektivitas
Terapi Standar S = 1 TS = 0
Dosis Standar (/hari)
S = 1 TS = 0
E = 1 TE = 0
6 120/90 Candesartan
(ARB) 1x8 mg
Terapi yang direkomendasikan
yaitu ACEI, ARB
1
8-32 mg
1 1
7 130/90 Candesartan
(ARB) 1x8 mg 1 1 1
8 140/90 Candesartan
(ARB) 1x8 mg 1 1 1
9 130/80 Candesartan
(ARB) 1x8 mg 1 1 1
10 140/80 Candesartan
(ARB) 1x8 mg 1 1 1
24.Ny.NT 73 Bronkopneumonia, Hipertensi
1 150/100 Candesartan (ARB)
1x8 mg
Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
1
8-32 mg
1 1
2 110/70 Candesartan (ARB)
1x8 mg 1 1 1
3 140/80 Candesartan (ARB)
1x8 mg 1 1 1
4 120/70 Candesartan (ARB)
1x8 mg 1 1 1
25.Ny.MT 70 Hipertensi 1 210/100 Valsartan (ARB) 1x160 mg
Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
1 80-160 mg 1 1
2 180/100 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 80-160 mg 1 1
3 160110 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 80-160 mg 1 1
4 170/110 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 80-160 mg 1 1
5 140/100 Valsartan (ARB) 1x160 mg
1 80-160 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x10 mg 5-10 mg 1
6 120/90 Valsartan (ARB) 1x160 mg
1 80-160 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x10 mg 5-10 mg 1
30
Lampiran 7 (lanjutan)
Pasien Umur
(Tahun) Diagnosis
Hari Rawat
ke-
TD
(mmHg) Jenis Obat
Dosis Pemberian
(/hari)
Kesesuaian Obat Kesesuaian Dosis Efektivitas
Terapi Standar S = 1 TS = 0
Dosis Standar (/hari)
S = 1 TS = 0
E = 1 TE = 0
26.Ny.JM 76 Hipertensi, ISK 1 230/110 Amlodipin (CCB) 1x10 mg
Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
1 5-10 mg 1 1
Kaptopril (ACEI) 3x25 mg 2-3x 25 mg 1
2 140/90 Amlodipin (CCB) 1x10 mg
1 5-10 mg 1 1
Kaptopril (ACEI) 3x25 mg 2-3x 25 mg 1
3 150/100 Amlodipin (CCB) 1x10 mg
1 5-10 mg 1 1
Captopril (ACEI) 3x25 mg 2-3x 25 mg 1
4 110/90 Amlodipin (CCB) 1x10 mg
1 5-10 mg 1 1
Kaptopril (ACEI) 3x25 mg 2-3x 25 mg 1
27.Ny.NN 80 Hipertensi, ISK 1 150/90 Valsartan (ARB) 1x160 mg
Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
1 80-160 mg 1 1
2 130/80 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 80-160 mg 1 1
3 120/80 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 80-160 mg 1 1
4 140/80 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 80-160 mg 1 1
5 150/100 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 80-160 mg 1 1
28.Ny.MR 68 Gagal Jantung, Hipertensi DM ISK
1 270/140 Valsartan (ARB) 1x160 mg
Terapi yang direkomendasikan
yaitu ACEI, ARB
1 80-160 mg 1 1
2 210/100 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 80-160 mg 1 1
3 150/90 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 80-160 mg 1 1
4 150/90 Valsartan (ARB) 1x160 mg 1 80-160 mg 1 1
29.Ny.SM 91 Hipertensi Urgensi, GERD
1 220/110 Amlodipin (CCB) 1x10 mg
Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
0 5-10 mg 1 0
2 110/70 Amlodipin (CCB) 1x10 mg 1 5-10 mg 1 1
3 140/90 Amlodipin (CCB) 1x10 mg 1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg
4 150/100 Amlodipin (CCB) 1x10 mg 1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160mg 80-160 mg
5 140/70 Amlodipin (CCB) 1x10 mg 1 5-10 mg 1 1
Valsartan (ARB) 1x160 mg 80-160 mg
31
Lampiran 7 (lanjutan)
Pasien Umur
(Tahun) Diagnosis
Hari Rawat
ke-
TD
(mmHg) Jenis Obat
Dosis Pemberian
(/hari)
Kesesuaian Obat Kesesuaian Dosis Efektivitas
Terapi Standar S = 1 TS = 0
Dosis Standar (/hari)
S = 1 TS = 0
E = 1 TE = 0
30.Ny.SU 85 Hipertensi, ISK 1 200/100 Kaptopril (ACEI) 3x25 mg
Semua agen antihipertensi dapat
diberikan secara tunggal atau
kombinasi
1 2-3x 25 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x10 mg 5-10 mg 1
2 160/70 Kaptopril (ACEI) 3x25 mg
1 2-3x 25 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x10 mg 5-10 mg 1
3 160/80 Kaptopril (ACEI) 3x25 mg
1 2-3x 25 mg 1 1
Amlodipin (CCB) 1x10 mg 5-10 mg 1
32
Lampiran 8.Hasil Wawancara
NO PERTANYAAN HASIL WAWANCARA
1
Standar terapi apa yang digunakan dalam penatalaksanaan hipertensi pada pasien geriatri di Insatalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul?
Standar terapi yang digunakan yaitu ACCF/AHA 2011, JNC 7, dan pedoman tatalaksana hipertensi yang ada di Indonesia.
2
Pustaka apa yang digunakan dalam penenuan dosis yang diberikan kepada pasien hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul?
Penentuan dosis disesuaikan dengan individu masing-masing pasien seperti respon dan kondisi pasien, apabila tekanan darah sistolik pasien >160 mmHg biasanya diberikan dosis tinggi, kemudian saat tekanan darah pasien sudah menurun maka dosis bisa diturunkan.
3 Apakah target tekanan darah pasien harus sudah tercapai saat pasien keluar dari rumah sakit?
Tidak selalu harus tercapai, pasien biasanya sudah boleh pulang saat kondisi pasien sudah membaik, dan pasien selalu diberikan edukasi mengenai penyakit yang dialami serta diminta untu k rutin melakukan pengecekan tekanan darah pasien di poli rawat jalan.
4
Kapan diberikan terapi tunggal dan kapan dimulai terapi
kombinasi? Terapi tunggal biasanya diberikan saat tekanan darah sistolik pasien < 160 mmHg, dan mulai diberikan terapi kombinasi saat tekanan darah sistolik pasien > 160 mmHg.
6
Berdasarkan hasil penelitian, golongan obat yang paling banyak diberikan adalah obat dari golongan ARB, mengapa dipilih terapi dengan golongan ARB?
Terapi dari golongan ARB banyak diberikan kepada pasein karena biasanya cenderung lebih mudah untuk menstabilkan tekanan darah pasien dan efek samping lebih di toleransi.
8
Menurut JNC 7 (2003)obat antihipertensi golongan ARB dan ACEI tidak dikombinasikan, tetapi pada pasien nomor 16 mendapatkan terapi kombinasi dari ACEI dan ARB yaitu kaptopril dan candesartan, apakah ada pertimbangan khusus diberikannya terapi kombinasi dari ACEI dan ARB?
Ada penelitian terbaru yang mendukung penggunaan dari kombinasi ARB dan ACEI, penggunaan dari kombinasi ini dapat dilakukan tetapi harus dalam pengawasan dan dapat diberikan selama efek menguntungkan yang ditimbulkan lebih besar.
7
Menurut JNC 7 (2003), pasien dengan hipertensi TDS ≥ 160 mmHg diterapi dengan kombinasi dari golongan ARB/ACEI, CCB, BB, diuretik thiazid tetapi pada pasien nomor 5, 25 dan
29 dengan TDS ≥ 160 mmHg hanya mendapatkan terapi 1 obat
antihipertensi saja, apakah pertimbangan diberikan 1 obat saja?
33
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Evaluasi Penggunaan Obat
Antihipertensi pada Pasien Geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD
Panembahan Senopati Bantul” bernama Rita Tjhin. Lahir di Singkawang pada tanggal 5 Agustus 1995 sebagai anak sulung dari pasangan Chang Dji Sen dan Siat Lang. Penulis menempuh pendidikan formal dari SD Panca Setya I Sintang (2001-2007), SMP Panca Setya I Sintang (2007-2010), SMA Panca Setya Sintang (2010-2013). Penulis melanjutkan pendidikan formal strata 1 di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama masa kuliah, penulis terlibat dalam berbagai kegiatan antara lain, peserta Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat didanai DIKTI (2015), anggota divisi pendaftaran dan kesekretariatan Seminar Nasional “#1LOVE YOURSELF” tahun 2015, anggota divisi konsumsi acara “Pharmacy Performance Road to School” tahun 2013 dan “Pharmacy Performance” tahun 2013, peserta Seminar Nasional: Herbal Medicine as Alternative and Complementary Treatment for Patient (2015), Seminar Nasional Kefarmasian: Revolusi Mental Farmasis di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2016, dan Seminar Vegetarian Gobind Vashdev “Your Health, Your Happiness” tahun 2013, peserta “Upgrading I-Pelatihan Siaga Membantu Sesama dan Siaga Bencana