PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman
Oleh
Rani Afriani 0807414
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
Rani Afriani,2013
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Intensitas
Membaca dengan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman” ini beserta seluruh isinya
adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi
yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran
terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap
keaslian karya saya ini.
Bandung, 7 Desember 2012
Yang membuat pernyataan,
HUBUNGAN INTENSITAS MEMBACA DENGAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Dra. Lersianna H. Saragih, M.Pd.
NIP. 195212091982032001
Pembimbing II,
Pepen Permana, M.Pd. NIP. 198002102005011002
Diketahui oleh:
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, FPBS UPI
ABSTRAK
Afriani, Rani. Hubungan Intensitas Membaca dengan Penguasaan Kosakata
Bahasa Jerman. Skripsi. Bandung: Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI. 2012.
ABSTRAKT
Afriani, Rani. Die Beziehung zwischen der Leseintensität und der deutschen
Wortschatzbeherrschung. Zulassungsarbeit. Bandung: Deutschabteilung der
FPBS UPI. 2012.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah ...
1. Identifikasi Masalah ...
2. Batasan Masalah ...
B. Rumusan Masalah ...
C. Tujuan Penelitian ...
D. Manfaat Penelitian ... 1
BAB II INTENSITAS MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA
A. Intensitas Membaca ...
1. Hakikat Membaca ... 7
2. Jenis-jenis Membaca ...
3. Tujuan membaca ...
4. Strategi Membaca ...
5. Penilaian Membaca ...
6. Hakikat Intensitas Membaca ...
7. Pengukuran Intensitas Membaca ...
B. Penguasaan Kosakata ...
1. Hakikat Kosakata ...
2. Jenis-jenis Kosakata ...
3. Hakikat Penguasaan Kosakata ...
4. Jenis-jenis Penguasaan Kosakata ...
5. Penilaian Kosakata ...
C. Kerangka Berpikir ...
D. Hipotesis Penelitian ... 8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ...
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...
C. Populasi dan Sampel ...
D. Variabel dan Desain Penelitian ...
E. Instrumen Penelitian ... 36
36
36
37
vii
1. Kuesioner Intensitas Membaca ...
2. Tes Penguasaan Kosakata ...
F. Pengujian Instrumen ...
1. Kuesioner Intensitas Membaca ...
2. Tes Penguasaan Kosakata ...
G. Prosedur Penelitian ...
H. Hipotesis Statistik ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian ……….
1. Data Intensitas Membaca ...
2. Data Penguasaan Kosakata ...
B. Uji Persyaratan Analisis ...
1. Uji Homogenitas ...
2. Uji Normalitas ...
C. Analisis Data ...
1. Penghitungan Korelasi ...
2. Penghitungan Koefisien Determinasi ...
3. Uji Kelinearan dan Keberartian Regresi ...
4. Uji Keberartian Regresi ...
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 51
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ...
B. Rekomendasi ... 54
54
DAFTAR PUSTAKA ... 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 58
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam mempelajari bahasa asing, dalam hal ini bahasa Jerman, siswa harus
menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak (hören), berbicara
(sprechen), membaca (lesen), dan menulis (schreiben). Siswa diharapkan dapat
mengaplikasikan keempat aspek tersebut dalam kegiatan berkomunikasi.
Dalam mempelajari bahasa Jerman terdapat beberapa unsur yang harus
dipelajari dan dikuasai siswa. Salah satu unsur tersebut adalah kosakata. Penguasaan
kosakata mempunyai peranan penting yang menentukan keberhasilan siswa dalam
keterampilan berbahasa. Hal ini berarti makin banyak kosakata yang dimiliki, maka
akan semakin baik kualitas berbahasanya. Oleh karena itu, siswa harus memahami
kosakata yang terdapat dalam setiap pembahasan. Melalui kosakata tersebut, siswa
akan lebih mudah dalam mengungkapkan ide atau gagasan yang mereka miliki.
Unsur terkecil yang membentuk suatu bahasa adalah kosakata. Maka dari itu,
kemampuan siswa dalam memahami suatu bahasa akan meningkat apabila ia
menguasai kosakata. Akan tetapi, penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa di
SMAN 23 Bandung tahun ajaran 2011-2012 masih tergolong kurang. Hal ini
dibuktikan dengan rendahnya nilai UTS (Ujian Tengah Semester) beberapa siswa
Penguasaan kosakata dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, di antaranya
dengan cara mengklasifikasikan jenis kata, menyimak, menghafalkan, dan juga
dengan membaca. Membaca termasuk ke dalam kemampuan yang bersifat reseptif,
yaitu kemampuan menyerap informasi yang disampaikan orang lain, baik melalui
lisan maupun tulisan. Dengan membaca siswa dapat memperoleh berbagai informasi,
mengenal banyak kata, dan menghafalkan kosakata.
Membaca adalah aspek utama yang harus dikembangkan dan dikuasai oleh
siswa. Sebagaimana yang tercantum dalam buku Kontakte Deutsch 1 yang mengacu
pada Tujuan Pendidikan Umum dalam Undang-undang tentang Sistem Pendidikan
Nasional 1989 bahwa keterampilan reseptif dan produktif dapat mengutamakan
keterampilan membaca, yang dicapai dengan belajar mandiri dan mengembangkan
strategi belajar pemahaman melalui bacaan. Akan tetapi berdasarkan pengamatan
penulis di kelas XI SMAN 23 Bandung, pada kenyataannya adalah masih ada siswa
yang beranggapan bahwa membaca merupakan sesuatu yang membosankan. Mereka
menganggap bahwa membaca adalah hal yang kurang menarik, terutama pada bacaan
buku pelajaran. Hal tersebut dikarenakan banyak faktor, di antaranya adalah ada
hal-hal lain yang lebih menarik perhatian mereka (televisi, playstation, internet), materi
buku yang sulit dimengerti, serta rendahnya motivasi dan minat siswa dalam
membaca.
Dikutip dari Republika OnLine, berdasarkan penelitian HDI (Human
3
111 dari 173 negara, artinya tingkat kemampuan membaca dan menulis di Indonesia
masih sangat rendah. Hal ini diperburuk lagi dengan hasil survai UNESCO pada
tahun 2011 yang menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara dengan minat baca
masyarakat paling rendah di ASEAN. Kondisi tersebut mengindikasikan minat baca
anak Indonesia sudah sangat memprihatinkan.
Selain hal tersebut, membaca merupakan salah satu teknik belajar. Siswa
diharapkan dapat memahami pesan dalam bacaan yang dibacanya. Namun sebagian
besar siswa kurang memahami apa yang dibacanya karena kurangnya penguasaan
kosakata. Salah satu faktor penyebabnya adalah jarangnya siswa membaca, terutama
membaca teks bahasa Jerman. Mereka membaca jika ada tugas yang benar-benar
diwajibkan untuk dibaca. Maka dari itu, intensitas membaca mempunyai peranan
penting dalam meningkatkan penguasaan kosakata. Penulis berasumsi makin sering
siswa membaca, maka akan semakin baik penguasaan kosakatanya.
Berdasarkan faktor-faktor yang dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Intensitas Membaca dengan
Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman”.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dapat diidentifikasikan
masalah-masalah yang dapat diteliti, di antaranya adalah:
a. Bagaimana minat membaca teks bahasa Jerman siswa?
c. Bagaimana tingkat intensitas membaca teks bahasa Jerman siswa?
d. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi intensitas membaca teks bahasa Jerman
siswa?
e. Faktor-faktor apa saja yang menghambat siswa dalam membaca teks bahasa
Jerman?
f. Bagaimana kemampuan siswa dalam menguasai kosakata bahasa Jerman?
g. Kesulitan apa yang dihadapi siswa dalam mempelajari kosakata bahasa Jerman?
h. Apakah televisi, playstation, internet, materi buku yang sulit dimengerti, serta
rendahnya motivasi dan minat membaca menjadi faktor penyebab siswa
mengalami kesulitan dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman?
i. Apakah terdapat hubungan antara intensitas membaca dengan penguasaan
kosakata bahasa Jerman siswa?
j. Berapa besar hubungan intensitas membaca dengan penguasaan kosakata bahasa
Jerman siswa?
2. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi
hanya dalam lingkup hubungan intensitas membaca dengan penguasaan kosakata
bahasa Jerman siswa dan seberapa besar hubungan antara keduanya.
Karakteristik membaca yang akan diukur adalah membaca pemahaman, yaitu
5
mendalam. Dalam hal ini adalah membaca teks bahasa Jerman yang terdapat dalam
bahan ajar di SMAN 23 Bandung.
Kosakata yang dikuasai siswa dalam penelitian ini adalah kosakata dalam
KTSP SMAN 23 Bandung kelas XI semester genap, yakni kosakata yang
berhubungan dengan Essen und Trinken, Einkaufen, dan Wohnung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dipaparkan, maka
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat intensitas membaca teks bahasa Jerman siswa?
2. Bagaimana penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa?
3. Apakah terdapat hubungan intensitas membaca dengan penguasaan kosakata
bahasa Jerman siswa?
4. Berapa besar kontribusi intensitas membaca terhadap penguasaan kosakata
bahasa Jerman?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dipilih, maka tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui tingkat intensitas membaca teks bahasa Jerman siswa.
3. Mengetahui apakah terdapat hubungan intensitas membaca dengan penguasaan
kosakata bahasa Jerman siswa.
4. Mengetahui berapa besar kontribusi intensitas membaca terhadap penguasaan
kosakata bahasa Jerman.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya teori atau konsep
yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan,
khususnya yang berkaitan dengan intensitas membaca dan penguasaan kosakata.
Adapun manfaat secara praktis yang ingin diperoleh melalui penelitian ini
adalah untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang intensitas membaca dan
kemampuan siswa dalam menguasai kosakata. Selain itu, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan gambaran bagi siswa tentang pentingnya membaca, dalam hal ini
membaca teks bahasa Jerman, sedangkan bagi tenaga pendidik, penelitian ini dapat
dijadikan sebagai penunjang dalam meningkatkan perbendaharaan kata bahasa
Jerman siswa. Apabila terdapat hubungan antara intensitas membaca dengan
penguasaan kosakata, membaca diharapkan dapat menjadi salah satu strategi dalam
meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman baik di sekolah, maupun di
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis, dengan menggunakan
teknik korelasi dan teknik regresi. Metode ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
mengenai ada atau tidaknya hubungan antara intensitas membaca dengan penguasaan
kosakata. Teknik korelasi bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel-variabel
yang diteliti. Teknik regresi bertujuan untuk memprediksi nilai variabel terikat
(penguasaan kosakata) jika variabel bebas (intensitas membaca) diketahui. Teknik
regresi ini dilakukan jika terbukti adanya korelasi antara variabel-variabel tersebut.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 23 Bandung pada semester ganjil tahun
ajaran 2012/2013.
C. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 23 Bandung dan
yang menjadi sampel adalah siswa kelas XII IPA 5 SMAN 23 Bandung sebanyak 30
D. Variabel dan Desain Penelitian
Pada penelitian ini penulis menetapkan variabel sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (X), yaitu intensitas membaca.
2. Variabel Terikat (Y), yaitu penguasaan kosakata.
Desain penelitian adalah sebagai berikut:
r
Keterangan:
X : Intensitas membaca
Y : Penguasaan kosakata
r : Hubungan antara intensitas membaca dengan penguasaan kosakata
Definisi operasional variabel tersebut adalah:
1. Intensitas membaca yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah waktu
dalam kegiatan membaca, meliputi berapa sering dan berapa lama membaca itu
dilakukan. Dalam hal ini membaca teks bahasa Jerman.
2. Penguasaan kosakata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penguasaan
reseptif, yaitu pemahaman terhadap kosakata tertentu dalam suatu teks kalimat.
Kosakata yang dimaksud adalah kosakata dalam KTSP SMAN 23 Bandung kelas
XI semester genap, yakni kosakata yang berhubungan dengan Essen und Trinken,
Einkaufen, dan Wohnung.
38
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah:
1. Kuesioner Intensitas Membaca
Kuesioner ini berisi 15 pernyataan untuk memperoleh data tentang intensitas
membaca teks bahasa Jerman siswa. Pengukuran kuesioner ini menggunakan skala
Likert. Skala jenis ini memberikan pilihan dengan rentangan yang berlawanan arah,
sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Pemberian skor untuk setiap item adalah: SS=4, S=3, TS=2, dan STS=1. Kisi-kisi
kuesioner tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuesioner Intensitas Membaca
No. Indikator No. Item Jumlah
1. Frekuensi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 8
2. Durasi 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 7
Total Item 15
2. Tes Penguasaan Kosakata
Tes kosakata dalam penelitian ini menggunakan soal berbentuk pilihan ganda
sebanyak 20 soal dengan empat pilihan (a, b, c, dan d). Hal tersebut disesuaikan
dengan jumlah pilihan dalam tes-tes di SMA. Jenis kosakata yang diteskan meliputi
Substantive (kata benda), Verben (kata kerja), dan Adjektive (kata sifat) sesuai dengan
kosakata yang berhubungan dengan Essen und Trinken, Einkaufen, dan Wohnung.
Materi tes diambil dari beberapa sumber, yakni Kontakte Deutsch Extra, Themen Neu
I, dan Modul Bahasa Jerman SMAN 23 Bandung. Pemberian skor setiap jawaban
yang benar adalah 1. Kisi-kisi tes tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Tes Penguasaan Kosakata
No. Tema Indikator Soal No. Soal Jumlah
Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan
reliabel. Oleh karena itu, penulis melakukan uji coba instrumen untuk mengetahui
layak atau tidaknya instrumen ini digunakan. Banyaknya sampel yang digunakan
adalah 15 orang, diambil secara acak dari populasi. Kriteria batasan interpretasi
40
Tabel 3.3 Derajat Validitas
Nilai r Interpretasi
0,80 < r ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,60 < r ≤ 0,80 Validitas tinggi (baik)
0,40 < r ≤ 0,60 Validitas sedang (cukup)
0,20 < r ≤ 0,40 Validitas rendah (kurang)
0,00 < r ≤ 0,20 Validitas sangat rendah
r ≤ 0,00 Tidak valid
(J.P. Guilford dalam Suherman, 1990: 147)
Tabel 3.4 Derajat Reliabilitas
Nilai r Interpretasi
r ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah
0,20 < r ≤ 0,40 Reliabilitas rendah
0,40 < r ≤ 0,60 Reliabilitas sedang
0,60 < r ≤ 0,80 Reliabilitas tinggi
0,80 < r ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
(J.P. Guilford dalam Suherman, 1990: 177)
1. Kuesioner Intensitas Membaca
Berdasarkan validitas isi, instrumen ini sudah dinyatakan valid karena sudah
jelas mengukur apa yang akan diukur, artinya setiap item dalam kuesioner ini jelas
konstruk, yaitu uji validitas butir instrumen. Berikut ini adalah data hasil uji validitas
butir instrumen kuesioner intensitas membaca:
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Kuesioner Intensitas Membaca
No Item Nilai Hitung r Validitas
1 0,6352 Baik
Berdasarkan tabel di atas, dari total 15 item yang diujicobakan terdapat 8 item
yang derajat validitasnya cukup, 6 item yang derajat validitasnya baik, dan 1 item
yang derajat validitasnya sangat baik. Hal ini berarti semua item tersebut cukup baik
untuk digunakan dalam penelitian.
Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas, yaitu untuk mengetahui apakah
kuesioner tersebut reliabel atau tidak. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas kuesioner
42
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Intensitas Membaca
Variabel Nilai Hitung r Reliabilitas
Intensitas
Membaca 0,8885 Sangat Tinggi
Penghitungan di atas menghasilkan nilai koefisien reliabilitas (r) = 0,8885.
Hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa kuesioner ini memiliki derajat reliabilitas
yang sangat tinggi.
2. Tes Penguasaan Kosakata
Berdasarkan validitas isi, instrumen ini sudah dinyatakan valid karena sudah
jelas mengukur apa yang akan diukur, artinya setiap soal dalam tes ini jelas untuk
mengukur penguasaan kosakata siswa. Selain itu, dilakukan uji validitas konstruk,
yaitu uji validitas butir instrumen. Berikut ini adalah data hasil uji validitas butir
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Tes Penguasaan Kosakata
No Soal Nilai Hitung r Validitas
1 0,5106 Cukup
Berdasarkan tabel di atas, dari total 20 soal yang diujicobakan terdapat 19 soal
yang derajat validitasnya cukup dan 1 soal yang derajat validitasnya baik. Hal ini
berarti semua soal tersebut cukup baik untuk digunakan dalam penelitian.
Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas, yaitu untuk mengetahui apakah
kuesioner tersebut reliabel atau tidak. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas tes
44
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Tes Penguasaan Kosakata
Variabel Nilai Hitung r Reliabilitas
Penguasaan
Kosakata 0,9018 Sangat Tinggi
Penghitungan di atas menghasilkan nilai koefisien reliabilitas (r) = 0,9018.
Hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa tes ini memiliki derajat reliabilitas yang
sangat tinggi.
G. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan dan merumuskan masalah yang akan diteliti.
2. Melakukan kajian pustaka, berupa pengumpulan teori-teori yang relevan dengan
masalah penelitian.
3. Merumuskan hipotesis, yaitu pernyataan yang bersifat sementara tentang masalah
yang akan diteliti.
4. Mencari dan menetapkan populasi dan sampel yang akan diteliti.
5. Membuat instrumen penelitian berupa kuesioner dan tes tertulis.
6. Melakukan uji instrumen, yaitu uji validitas dan reliabilitas.
7. Mengambil data.
8. Melakukan uji persyaratan analisis, meliputi uji homogenitas dan normalitas
9. Menganalisis data, dengan menggunakan:
a. Teknik analisis korelasi, untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara
dua variabel yang diteliti.
b. Teknik regresi, untuk memprediksi nilai variabel terikat (penguasaan
kosakata) jika variabel bebas (intensitas membaca) diketahui.
10.Menarik kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik penelitian ini berbunyi:
H0 : rxy = 0
H1 : rxy ≠ 0
Jika tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y,
maka H0 diterima. Akan tetapi jika terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut,
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Intensitas membaca teks bahasa Jerman siswa SMAN 23 Bandung tahun ajaran
2012-2013 termasuk dalam kategori sedang.
2. Penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa SMAN 23 Bandung tahun ajaran
2012-2013 termasuk dalam kategori baik.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas membaca dengan
penguasaan kosakata bahasa Jerman. Hubungan tersebut termasuk ke dalam
kategori sedang.
4. Intensitas membaca memberikan kontribusi sebesar 17,86% terhadap penguasaan
kosakata.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis
memberikan beberapa saran, yaitu:
1. Mengingat terdapat hubungan antara intensitas membaca dengan penguasaan
meningkatkan penguasaan kosakata, misalnya dengan cara menandai kosakata
baru pada buku yang mereka baca.
2. Mengingat bahwa intensitas membaca memberikan kontribusi terhadap
penguasaan kosakata, guru hendaknya berupaya terus untuk meningkatkan
intensitas membaca siswa agar mereka memiliki keterampilan membaca yang
baik dan penguasaan kosakata yang baik pula, misalnya dengan memberikan
tugas membaca sebuah wacana yang terdapat pada buku ajar, baik secara
perorangan maupun kelompok belajar.
3. Mengingat bahwa intensitas membaca memberikan kontribusi sebesar 17,86%
terhadap penguasaan kosakata, peneliti lanjutan hendaknya melakukan penelitian
dengan variabel lain sehingga dapat ditemukan faktor dominan yang
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Fitri. (2007). Hubungan Pembuatan Wortschatzliste dengan Penguasaan
Kosakata Bahasa Jerman. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Aufderstraße, Hartmut. et al. (2008). Themen Neu I: Lehrwerk für Deutsch als
Fremdsprache. Jakarta: Katalis.
Bohn, Reiner. (2000). Probleme der Wortschatzarbeit. Berlin: Druckhaus Langenscheidt.
Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Dinsel, Sabine dan Reimann, Monika. (2000). Fit für Zertifikat Deutsch (Tipps and
Übungen). Ismaning: Max Hueber Verlag.
Duden. (2007). Deutsches Universalwörterbuch. Mannheim: Bibliograpisches Institut & F. A. Brockhaus AG.
Ehlers, Swantje. (1992). Lesen als Verstehen. Berlin: Langenscheidt.
Halim, Amran. et al. (1982). Ujian Bahasa. Jakarta: Wira Nurbakti.
Hardjono, Tini. et al. (1993). Kontakte Deutsch 1 Bahasa Jerman untuk Sekolah
Menengah Umum. Jakarta: Katalis.
Harsiati. Penilaian Membaca. [online]. Tersedia: http://www.pustaka.ut.ac.id/ [13 April 2012]
Karyanti, Keni Suarnia. et al. (2012). Modul Bahasa Jerman untuk Kelas XI Semester
Genap. Bandung: SMAN 23 Bandung.
Lyons, Bohn. (1995). Pengantar Teori Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Marbun, Eva-Maria dan Rosana, Helmi. (1998). Kontakte Deutsch Extra Buku
Pelajaran Bahasa Jerman. Jakarta: Katalis.
Nurhadi. (1987). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru.
Parera, Jos Daniel. (1993). Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Saputra, Rahli Permata. (2010). Hubungan Minat Membaca Teks Bahasa Jerman dan
Penguasaan Kosakata (Wortschatz). Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Setiyadi, Bambang. (2006). Metode Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing
Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Soedarso. (2004). Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Suherman, Erman dan Sukjaya, Yaya. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan
Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.
Tarigan, Henry Guntur. (1985). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. (1986). Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Ulrich, Winfried. (2007). Wortschatzarbeit im Muttersprachlichen Deutschunterricht. Baltmannsweiler: Schneider Verlag Hoengehren.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.
Wahidi, Jajat Munajat. (2010). Hubungan antara Tingkat Intelegensi dan
Penguasaan Kosakata. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Westhoff, Gerard. (1997). Fertigkeit Lesen. Berlin: Druckhaus Langenscheidt.
Wikipedia. Wortschatz. [Online]. Tersedia: http://de.wikipedia.org/wiki/Wortschatz [1 Desember 2011]
Wiryodijoyo, Suwaryono. (1989). Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya. Jakarta: Depdikbud.
Yuwanto, Endro. (8 Juli 2010). [Online] Tersedia: