SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
oleh
E D I H A R Y A N T O 0 9 0 3 1 3 2
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PROGRAM STUDI PENJAS S1 KAMPUS SUMEDANG
Kesegaran Jasmani Melalui Pembelajaran Gobak Sodor Pada Siswa Kelas III
SDN Sitanggal 06 Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes” beserta isinya adalah
benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada yang mengklaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya saya ini.
Sumedang, Juni 2011 Yang membuat pernyataan
PEMBELAJARAN GOBAK SODOR PADA SISWA KELAS III SDN SITANGGAL 06 KECAMATAN
LARANGAN KABUPATEN BREBES
EDI HARYANTO 0903132
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Dosen Pembimbing I
Drs. H. Anin Rukmana, M.Pd NIP. 196002061986031001
Dosen Pembimbing II
Dr. H. Nurlan Kusmaedi, M.Pd NIP. 195301111980031002
Mengetahui
Ketua Jurusan Program PGSD
i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Pemecahan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Penegasan Istilah ……… 9
BAB II KAJIAN TEORI ... 13
A. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar ... 13
1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 13
2. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani di SD ... 13
3. Tujuan Pendidikan Jasmani di SD ... 15
B. Karakter Siswa Sekolah Dasar ... 17
C. Kesegaran Jasmani ... 17
1. Pengertian Kesegaran Jasmani ... 17
2. komponen Kesegaran Jasmani ... 19
3. Tes Kesegaran Jasmani ... 23
D. Pembelajaran Gobak Sodor ... 25
1. Pengertian Pembelajaran ... 25
2. Gobak sodor ... 26
3. Analisis Pengaruh Pembelajaran Gobak Sodor Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani ... 28
E. Temuan yang Relevan ... 30
F. Hipotesis ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32
ii
2. Desain Penelitian ... 37
D. Prosedur Penelitian ... 41
1. Tahap Perencanaan Tindakan ... 41
2. Tahap Pelaksanaan/Tindakan ... 42
3. Tahap Observasi ... 43
4. Tahap Refleksi ... 43
E. Instrumen Penelitian ... 43
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 46
1. Teknik Pengumpulan Data ... 46
2. Analisis Data ... 47
G. Validasi Data ... 47
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 49
A. Paparan Data Awal ... 49
B. Paparan Data Tindakan ... 53
1. Paparan Data Tindakan Siklus 1 ... 53
a. Paparan Data Perencanaan siklus 1 ... 54
b. Paparan Data Pelaksanaan siklus 1 ... 55
c. Paparan Data Observasi siklus 1 ... 60
d. analisis dan Refleksi siklus 1 ... 73
2. Paparan Data Tindakan Siklus 2 ... 77
a. Paparan Data Perencanaan siklus 2 ... 77
b. Paparan Data Pelaksanaan siklus 2 ... 78
c. Paparan Data Observasi siklus 2 ... 84
d. analisis dan Refleksi siklus 2 ... 96
3. Paparan Data Tindakan Siklus 3 ... 99
a. Paparan Data Perencanaan siklus 3 ... 100
b. Paparan Data Pelaksanaan siklus 3 ... 101
c. Paparan Data Observasi siklus 3 ... 107
d. analisis dan Refleksi siklus 3 ... 117
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 121
A. Kesimpulan ... 121
B. Kritik dan Saran ... 121
DAFTAR PUSTAKA ... 124
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 125
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Nilai TKJI Putra Usia 6-9 Tahun ... 24
2.2 Nilai TKJI Putri Usia 6-9 Tahun ... ... 25
2.3 Norma TKJI Usia 6-9 Tahun... ... 25
3.1 Data Kepala Sekolah, Guru dan Penjaga Sekolah ... ... 33
4.1 Data Awal Tes Kesegaran Jasmani... 50
4.2 Nilai TKJI Putra Usia 6-9 Tahun ... ... 51
4.3 Nilai TKJI Putri Usia 6-9 Tahun ... ... 51
4.4 Norma TKJI Usia 6-9 Tahun ... ... 51
4.5 Data Observasi Perencanaan Siklus 1 ... ... 61
4.6 Data Observasi Pelaksanaan Siklus 1 ... ... 64
4.7 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 ... ... 67
4.8 Hasil Belajar Siklus 1 ... ... 70
4.9 Nilai TKJI Putra Usia 6-9 Tahun ... ... 71
4.10 Nilai TKJI Putri Usia 6-9 Tahun ... ... 71
4.11 Norma TKJI Usia 6-9 Tahun ... ... 71
4.12 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar ... ... 76
4.13 Data Observasi Perencanaan Siklus 2 ... ... 84
4.14 Data Observasi Pelaksanaan Siklus 2 ... ... 87
4.15 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 ... ... 90
4.16 Hasil Belajar Siklus 2 ... ... 93
4.17 Nilai TKJI Putra Usia 6-9 Tahun ... ... 94
4.18 Nilai TKJI Putri Usia 6-9 Tahun ... ... 94
4.19 Norma TKJI Usia 6-9 Tahun ... ... 94
4.20 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar ... ... 98
4.21 Data Observasi Perencanaan Siklus 3 ... ... 107
4.22 Data Observasi Pelaksanaan Siklus 3 ... ... 109
4.23 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus 3 ... ... 112
4.24 Hasil Belajar Siklus 3 ... ... 115
4.25 Nilai TKJI Putra Usia 6-9 Tahun ... ... 116
4.26 Nilai TKJI Putri Usia 6-9 Tahun ... ... 116
4.27 Norma TKJI Usia 6-9 Tahun ... ... 116
[image:6.595.116.497.226.693.2]iv
[image:7.595.115.500.231.626.2]DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Lapangan Gobak Sodor ... 7
2.2 Bagan Tujuan Pendidikan Jasmani ... 16
2.3 Lapangan Gobak Sodor ... ... 28
3.1 PTK Model Ebbut ... ... 38
3.2 PTK Model Lewin ... ... 39
3.3 PTK Model Kemmis Tagart ... ... 40
4.1 Persentase Data Awal ... 52
4.2 Diagram Hasil Perencanaan Siklus 1 ... ... 63
4.3 Diagram Hasil Pelaksanaan Siklus 1 ... 66
4.4 Diagram Aktivitas Siswa Siklus 1... ... 69
4.5 Diagram Hasil Belajar Siklus 1 ... ... 72
4.6 Diagram Peningkatan Hasil Belajar ... 76
4.7 Diagram Hasil Perencanaan Siklus 2 ... ... 87
4.8 Diagram Hasil Pelaksanaan Siklus 2 ... 89
4.9 Diagram Aktivitas Siswa Siklus 2... ... 92
4.10 Diagram Hasil Belajar Siklus 2 ... ... 95
4.11 Diagram Peningkatan Hasil Belajar ... 99
4.12 Diagram perencanaan Siklus 3 ... ... 109
4.13 Diagram Hasil Pelaksanaan Siklus 3 ... 111
4.14 Diagram Aktivitas Siswa Siklus 3... ... 114
4.15 Diagram Hasil Belajar Siklus 3 ... ... 117
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus 1 ... 125
2 Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus 2 ... 130
3 Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus 3 ... 135
4 Hasil Observasi Perencanaan Siklus 1... ... 140
5 Hasil Observasi Pelaksanaan Siklus 1... ... 142
6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1... ... 145
7 Hasil Observasi Hasil Belajar Siklus 1... ... 147
8 Hasil Observasi Perencanaan Siklus 2... ... 149
9 Hasil Observasi Pelaksanaan Siklus 2... ... 151
10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2... ... 154
11 Hasil Observasi Hasil Belajar Siklus 2... ... 156
12 Hasil Observasi Perencanaan Siklus 3... ... 158
13 Hasil Observasi Pelaksanaan Siklus 3... ... 160
14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 3... ... 163
15 Hasil Observasi Hasil Belajar Siklus 3... ... 165
16 Format wawancara Guru... ... 167
17 Format wawancara Siswa... ... 168
18 Catatan Lapangan ... ... 169
19 Format Angket Siswa... ... 170
20 Photo Kegiatan Pembelajaran... ... 171
21 Surat ijin Penelitian... ... 173
22 SK Bimbingan Skripsi... ... 174
23 Surat Keterangan Sekolah... ... 175
1 A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah suatu sistem yang terdiri dari sejumlah unsur atau
komponen yang tersusun secara teratur dan saling berhubungan menuju
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sejumlah unsur atau
komponen yang dimaksud antara lain guru, murid, kurikulum, sumber, dan sarana
prasarana.
Masing-masing unsur atau komponen pembelajaran tersebut tidak dapat
berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama
lain. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada dasarnya
adalah proses pengkoordinasian sejumlah komponen untuk menumbuhkan
kegiatan pembelajaran yang optimal menuju tujuan yang diharapkan.
Keberhasilan pembelajaran dilihat dari segi hasil ada korelasi antara proses
pembelajaran dengan hasil yang dicapai. Semakin besar usaha untuk menciptakan
kondisi proses pembelajaran, semakin tinggi pula hasil atau produk dari
pembelajaran tersebut. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan adanya suatu
ketepatan pemilihan metode pembelajaran dan kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh seorang guru sesuai dengan bidang studi yang diampunya. Guru
dalam hal ini merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses
belajar mengajar.
kritis, stabilitas emosional, ketrampilan sosial penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani.
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum (2004: 2) Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai (seperti: sportivitas, jujur, kerjasama, disiplin, bertanggungjawab) dan pembiasaan pola hidup sehat, yang dalam pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental intelektual, emosi dan sosial.
Sedangkan peranan pendidikan jasmani yaitu memberikan kesempatan pada
siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas
jasmani yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu
diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif
sepanjang hayat.
Yuwono, (2008: 8) Pendidikan jasmani mempunyai dua prinsip, yaitu: (1) mengutamakan partisipasi siswa (2) upaya pendidikan harus dapat membentuk kebiasaan hidup aktif sepanjang hayat. Prinsip yang kedua berkaitan dengan usaha untuk mencapai kualitas hidup sehat dan sejahtera secara paripurna. Bagian penting dari kualitas hidup sehat paripurna adalah kebugaran jasmani.
Kesegaran jasmani para siswa merupakan bagian penting dari kegiatan
pengukuran dan evaluasi dalam pendidikan jasmani. Hasil pengukuran dapat
digunakan untuk menafsirkan tingkat keberhasilan program pembelajaran dalam
suatu periode, satu semester misalnya. Di samping itu juga sebagai tindakan
penyempurnaan isi program dan atas metode pembelajarannya. Untuk itu tes yang
dilakukan perlu dipilih dan dilaksanakan dengan mengikuti kaidah atau kriteria
tertentu sehingga hasil pelaksanaannya dapat dijadikan informasi atau umpan
balik bagi pihak yang membutuhkan. Artinya hasil tes kesegaran jasmani
merupakan paparan deskriptif yang menjelaskan sejauhmana kemajuan belajar
Husdarta (2009: 14) secara umum, manfaat pendidikan jasmani di sekolah mencakup sebagai berikut: 1) Memenuhi kebutuhan anak akan gerak 2) Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensinya 3) Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna 4) Menyalurkan energi yang berlebihan 5) Merupakan pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosional.
Pada kenyataannya beban belajar di sekolah begitu berat hingga menekan
kebebasan anak untuk bergerak. Kebutuhan mereka akan gerak tidak bisa
terpenuhi karena keterbatasan waktu dan kesempatan. Kehidupan sekolah yang
demikian berkombinasi pula dengan kehidupan di rumah dan lingkungan luar
sekolah. Jika di sekolah anak kurang bergerak, demikian pula di rumah karena
kemajuan tekhnologi saat ini justru mengungkung anak-anak dalam lingkungan
kurang gerak. Usia anak yang seharusnya mengeksplorasi lingkungan dengan
bermain dan bergerak, justru mereka terjebak untuk diam oleh hiburan yang di
tawarkan oleh tehnologi dengan hanya menonton tv atau bermain video game.
Keadaan demikian apabila dibiarkan secara terus-menerus tentunya akan
berpengaruh terhadap kualitas hidup mereka. Tingkat kesegaran jasmani mereka
akan menurun hingga tidak bisa mengerjakan tugas sehari-hari tanpa kelelahan
yang berarti.
Hasil tes kesegaran jasmani siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Sitanggal
06 Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes yang berjumlah 20 orang adalah
sebagai berikut: siswa yang mencapai kriteria BS (Baik Sekali) = 0 %, B (Baik) =
0 %, S (Sedang) = 20 %, K (Kurang) = 60 %, dan KS (Kurang Sekali) = 20 %.
Data tersebut mengindikasikan kurangnya keberhasilan pembelajaran penjas
memiliki kecenderungan kurang gerak yang disebabkan begitu beratnya beban
belajar serta perkembangan tehnologi yang menjanjikan hiburan bagi mereka.
Untuk mengetahui berbagai faktor yang menjadi penyebab kurangnya
keberhasilan pembelajaran, penulis melakukan refleksi. Dari refleksi yang
yang dilakukan diketahui berbagai kekurangan dalam proses pembelajaran yang
disampaikan seperti berikut ini :
Guru dalam melaksanakan pembelajaran hanya menggunakan metode
komando. Metode ini hanya menitikberatkan pada perintah guru yang
disampaikan pada siswa untuk kemudian dilaksanakan tanpa memperhatikan
kesempatan siswa untuk mengeksplorasi kemampuan dirinya.
Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, bahkan sering kali
ada siswa yang ijin untuk tidak mengikuti pembelajaran penjas dengan alasan
capek. Hal tersebut kemudian menjadikan siswa kurang aktivitas geraknya
sehingga berpengaruh pada tingkat kesegaran jasmaninya.
Dengan alasan di atas maka penulis bermaksud ingin melakukan perbaikan
pembelajaran serta berupaya meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas III.
Untuk itu penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Meningkatkan
Kesegaran Jasmani Melalui Pembelajaran Gobak Sodor Pada Siswa Kelas III
SDN Sitanggal 06 Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes”
B. Rumusan Masalah
Dari paparan di atas mengenai alasan pengambilan judul dalam penelitian
1. Bagaimana merencanakan pembelajaran permainan gobak sodor dalam
meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas III SDN Sitanggal 06
Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes.
2. Bagaimana melaksanakan pembelajaran permainan gobak sodor dalam
meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas III SDN Sitanggal 06
Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes.
3. Bagaimana mengevaluasi pembelajaran permainan gobak sodor dalam
meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas III SDN Sitanggal 06
Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes.
4. Bagaimana peningkatan kesegaran jasmani siswa dalam setiap siklus melalui
pembelajaran permainan gobak sodor pada siswa kelas III SDN Sitanggal 06
Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes.
C. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dalam meningkatkan kesegaran jasmani siswa kelas III
SDN Sitanggal 06 Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes adalah melalui
pembelajaran permainan gobak sodor.
Gobak sodor merupakan jenis permainan tradisional dari Indonesia.
Permainan ini merupakan sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di
mana masing-masing tim terdiri dari 5 orang atau lebih. Inti permainannya adalah
menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara
bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara
Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi
dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas
vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas
horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang
juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan. Bagi anggota
grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya
hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis
batas vertikal yang terletak di tengah lapangan.
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan
garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat
dengan ukuran yang disesuaikan dengan jumlah pemain pada masing-masing tim.
Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Di bawah ini
adalah gambar lapangan permainan gobak sodor.
START
Gambar 1.1 Lapangan Gobak Sodor
FINISH
Keterangan :
Tim
Penjaga
Tim Lawan
Dalam permainan ini terdapat 2 (dua) tim yang masing-masing terdiri dari 5
orang (bisa lebih, tergantung banyaknya peserta), Tim penjaga: dengan tugas
masing-masing anggota dari satu tim menjaga garis agar tidak kebobolan dilewati
tim lawan, sedangkan Tim Lawan berusaha untuk menembus garis batas untuk
menuju garis terakhir (finish) dengan syarat tidak tersentuh tim penjaga. Setelah
tim lawan bisa menembus garis batas hingga garis paling akhir (finish) maka tim
lawan masih harus berusaha balik ke garis depan dengan menembus garis batas
(benteng) untuk bisa sampai di garis start dengan selamat (tidak tersentuh tim
penjaga). Dengan demikian suatu tim dikatakan menang bila sudah mencapai
garis finish dan kembali ke garis start.
Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang
tidak dikenali sampai pada yang diketahui, dan dari yang tidak dapat diperbuatnya
sampai mampu melakukannya. Bermain bagi anak memiliki nilai dan ciri yang
penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari. Di Indonesia
banyak sekali ragam permainan yang biasa dimainkan oleh anak-anak jaman dulu,
salah satunya adalah permainan tradisional gobak sodor. Permainan ini memiliki
ciri-ciri : (1) Dimainkan secara kelompok (2) Memiliki unsur gerak yang tinggi
(3) Memiliki aturan yang harus diindahkan pemain. Nilai-nilai yang didapat dari
permainan ini antara lain: kerjasma, tanggungjawab, disiplin, keberanian, dan
sportivitas. Berdasarkan uraian diatas permainan tradisional gobak sodor dapat
diterapkan sebagai model pembelajaran pendidikan jasmani oleh guru penjas
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), maka bukan hanya kesegaran jasmani siswa saja yang akan dijadikan
sasaran dalam pembelajaran ini tetapi yang terpenting adalah bagaimana upaya
guru dalam membuat suatu inovasi pembelajaran dalam usaha meningkatkan atau
memperbaiki proses serta kualitas dari pembelajaran tersebut.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :
1 Memperbaiki perencanaan pembelajaran dalam meningkatkan kesegaran
jasmani siswa kelas III SDN Sitanggal 06 Kecamatan Larangan Kabupaten
Brebes.
2 Memperbaiki pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan kesegaran
jasmani siswa kelas III SDN Sitanggal 06 Kecamatan Larangan Kabupaten
Brebes.
3 Memperbaiki evaluasi pembelajaran dalam meningkatkan kesegaran jasmani
siswa kelas III SDN Sitanggal 06 Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes.
4 Mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa kelas III SDN Sitanggal 06
Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes sebelum dan sesudah pelaksanaan
pembelajaran permainan gobak sodor.
E. Manfaat Penelitian
Dengan diadakan penelitian tindakan kelas (PTK) ini diharapkan membuat
manfaat sebagai berikut :
Meningkatkan kesegaran jasmaninya, serta dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan.
2. Manfaat Untuk Guru
Meningkatkan kualitas mengajar melalui inovasi model pembelajaran
agar dapat tercapai tujuan pendidikan.
3. Manfaat Bagi Sekolah
Model pembelajaran melalui permainan gobak sodor dapat menjadi
acuhan dalam mengupayakan kesegaran jasmani kelas yang lain.
4. Manfaat bagi Kampus
Sebagai bahan informasi untuk prodi PGSD Penjas S1 tentang
pembelajaran permainan tradisional untuk meningkatkan kesegaran
jasmani siswa.
F. Penegasan Istilah
Sehubungan dengan judul dalam Penelitian ini, untuk mendapatkan kesepahaman penafsiran tentang substansi yang ada dalam penelitian ini, Maka
perlu adanya penegasan istilah sebagai berikut:
1. Meningkatkan
Meningkatkan adalah menaikkan (derajat, tarap dsb), mempertinggi,
memperhebat (prosedur dsb) mengangkat diri, memegahkan diri (KBIU,
1976:1087)
2. Kesegaran Jasmani
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000: 1010) yang dimaksud dengan
kesehatan sedangkan jasmani adalah tubuh, badan, benda sebagai lawan rohani
(KBBI, 2001: 13)
Departemen Pendidikan Nasional, TKJI 2003: kesegaran jasmani adalah
kondisi fisik yang bersangkutpaut dengan kesanggupannya berfungsi dalam
pekerjaan secara optimal dan efesien. Istilah kesegaran jasmani juga dapat
diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan kerja secara efisien,
tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.
3. Pembelajaran
Pengertian pembelajaran menurut kamus bahasa Indonesia : Pembelajaran
adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Knirk & Gustasfon (2005) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan
setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari
suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis
melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar
mengajar.
Dimyati & Mudjiono (2005) menjabarkan bahwa pembelajaran adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa
belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Gagne dan Briggs (1979:3) mengungkapkan pembelajaran sebagai suatu
sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
Dari berbagai pendapat di atas tentang pengertian pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
4. Permainan Tradisional
Kusmaedi ”Permainan Tradisional” (2009: 4) Permainan adalah kegiatan
yang di dalamnya terdapat aturan-aturan yang merupakan kesepakatan dari
komunitas tertentu. Dalam permainan unsur-unsur kesenangan tetap ada.
5. Gobak Sodor
Kusmaedi ”Permainan Tradisional” (2009: 91) Hadang atau disebut juga
gobak sodor adalah salah satu bentuk permainan atau olahraga tradisional yang
dimainkan secara beregu dengan jumlah pemain tiap regu berjumlah 5 orang.
gobak sodor adalah sejenis permainan tradisional dari Indonesia yang
dimainkan oleh dua tim, di mana masing-masing tim terdiri dari 5 orang atau
lebih. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati
garis batas awal (start) ke garis batas terakhir (finish) secara bolak-balik, dan
untuk meraih kemenangan seluruh anggota tim harus secara lengkap melakukan
proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan tanpa tersentuh tim
penjaga.
6. Sekolah Dasar Negeri
Dalam penelitian ini yang disebut dengan Sekolah Dasar Negeri adalah
semua sekolah dasar yang tergabung dalam satu wadah dibawah UPTD
7. Sitanggal
Sitanggal adalah sebuah desa di kecamatan Larangan kabupaten Brebes
Jawa Tengah dimana berdiri SDN Sitanggal 06 tempat dilaksanakannya penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SD Negeri Sitanggal 06, yang
berada di Desa Sitanggal kecamatan Larangan Kabupaten Brebes. Sekolah
tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian dengan alasan bahwa :
a. Peneliti bertindak sebagai guru Penjasorkes di SD Negeri Sitanggal 06,
sekaligus sebagai peneliti dalam penelitian ini.
b. Peneliti telah mengenal sifat, karakter dan kebiasaan siswa, sehingga
memudahkan dalam mengidentifikasi siswa yang bermasalah dan
mempermudah proses memantau, merevisi dan mengolah data yang
diperlukan.
Adapun keadaan SD Negeri Sitanggal 06 Kecamatan Larangan Kabupaten
Brebes adalah sebagai berikut :
SD Negeri Sitanggal 06 memiliki lima ruangan kelas, satu ruangan kepala
sekolah, satu ruangan kantor, satu WC guru, dan memiliki halaman yang
digunakan sebagai lapangan upacara sekaligus untuk lapangan bulu tangkis,
lapangan sepak takraw, serta lapangan bola voli mini.
Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SD Negeri Sitanggal 06 ini
berjumlah 11 orang. Untuk nama, jabatan, serta tugasnya dapat dilihat pada tabel
3.1.
Tabel 3.1
DATA KEPALA SEKOLAH, GURU, DAN PENJAGA SD NEGERISITANGGAL 06 TAHUN 2010/2011
NO NAMA
NIP
JABATAN GURU
TUGAS
MENGAJAR KET
1. SLAMET, S.Pd
NIP. 195303201975121004 Kasek IV - VI PKn
2. ARIES MUNANDAR, A.Ma
NIP. 195510121981041002 Guru Mapel I - VI PAI
3. WASTORI, S.Pd.SD
NIP. 196306121982011001 Guru Kelas VI
4. RUBIKEM, A.Ma.Pd
NIP. 195406081975122001 Guru Kelas III
5. B. EDI HERNALI, A.Ma.Pd
NIP. 196704011988101001 Guru Kelas IV
6. ZADANABAHA, S.Pd.SD
NIP.197111051993032005 Guru Kelas V
7. DAILAH, A.Ma.Pd
NIP.196606071990032005 Guru Kelas I
8. IKA NOVIANA DEWI
NIP. - Guru Kelas II
9. EDI HARYANTO, A.Ma
NIP. - Guru Mapel I -VI Penjas
10. DEDE NURAZIZAH
NIP.- Guru Mapel IV - VI B. Ing
11
NOTO MULYANI
NIP.- Penjaga
Dalam penelitian ini, peneliti akan dibantu oleh beberapa rekan guru antara
lain : 1 (satu) orang guru Penjasorkes MI Miftahul Huda Dukuh Rantam
(Waryono, A.Ma) akan bertindak sebagai praktisi atau observer, 1 (satu) orang
(Rubikem,A.Ma.Pd) dan kepala sekolah (Slamet, S.Pd.SD)sebagai mitra peneliti
lainnya.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini mulai dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan bulan
Juni 2011. Pada pelaksanaan tindakan yang diberikan akan dilaksanakan sesuai
dengan alokasi waktu dan hari menurut jam pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan dimana penulis bekerja.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang penulis teliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas
III SD Negeri Sitanggal 06 Kecamatam Larangan Kabupaten Brebes tahun
pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 10 siswa
putra dan 10 siswa putri, dengan kondisi fisik normal sesuai pertumbuhan dan
perkembangan yang wajar.
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan
percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan
fakta-fakta prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan
menaikan tingkat ilmu serta teknologi, Margono (2004) dalam Suherman (2010 :
33). Sedangkan menurut Furchn (2004) dalam Suherman (2010: 33) bahwa
metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan
Banyak klasifikasi metode penelitian yang diajukan oleh para ahli.
Klasifikasi metode penelitian yang diberikan oleh satu ahli berbeda dengan yang
dibuat oleh ahli lainnya. Namun ada juga yang memberikan klasifikasi metode
penelitian yang relatif sama. Salah satu klasifikasi metode penelitian yang sering
digunakan oleh para guru dalam meneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan ragam penelitian pembelajaran
yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan
masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil
pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru dalam pembelajaran demi
peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.
Berdasar pada paparan di atas mengenai metode penelitian maka penulis
bermaksud untuk menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas dalam
penelitian ini. Alasan penulis menggunakan rancangan PTK antara lain:
1. Sebagai seorang guru, PTK merupakan kegiatan keseharian.
2. PTK langsung berkaitan dengan kegiatan PBM.
3. PTK langsung dilakukan di kelas.
Alasan lain penulis menggunakan metode PTK seperti yang dikemukakan
Rukmana (2010: 1) bahwa:
Atas dasar pemilihan metode penelitian di atas, maka penulis mencoba
memperdalam pemahaman tentang pengertian, persyaratan, dan ciri-ciri Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
Pengertian tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif
oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional
dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman
terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan serta memperbaharui kondasi dimana
praktek-pratek pembelajaran dilakukan (Rahayu, 2004: 35).
Kasbolah (1999), yakni : “Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis
yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas.”
Rukmana (2010: 2) bahwa PTK adalah suatu kajian yang bersifat reflektif
dan sistematik yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
proses pembelajaran.
Adapun persyaratan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Rukmana
(2010: 3) sebagai berikut :
1. PTK harus tertuju atau mengenal hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran.
2. PTK menuntut dilakukannya pencermatan secara terus-menerus, obyektif, dan sistematis.
3. PTK harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan
4. PTK terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku.
5. PTK harus betul-betul disadari baik oleh pemberi tindakan maupun oleh sasaran tindakan.
Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Rukmana (2010: 3)
antara lain :
a. Pengkajian masalah situasional dan konstektual pada prilaku seseorang atau
kelompok orang
b. Ada tindakan
c. Penelaahan terhadap tindakan
d. Pengkajian dampak tindakan
e. Dilakukan secara kolaboratif
f. Refleksi
2. Desain Penelitian
Dalam Penelitian tindakan kelas ada berbagai macam model penelitian yang
dikembangkan oleh para pakar. Ebbut (1985) misalnya, dia berpendapat bahwa
model-model PTK yang ada seperti yang diperkenalkan oleh John Elliot, Kemmis
dan Mc Taggart, dan sebagainya dipandang sudah cukup bagus. Akan tetapi,
tetapi dalam model-model tersebut masih ada beberapa hal atau bagian yang
belum tepat sehingga masih perlu dibenahi. Pada dasarnya Ebbutt setuju dengan
gagasan-gagasan yang diutarakan oleh Kemmis dan Elliot tetapi tidak setuju
mengenai beberapa interprestasi Elliot mengenai karya Kemmis. Selanjutnya
dikatakan pula olehnya tentang pandangan Ebbutt yang mengatakan bahwa
bentuk spiral yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart bukan merupakan
cara baik untuk menggambarkan proses aksi refleksi (actionreflection). Secara
Gambar 3.1
PTK model Ebbut (1985) dalam K.Kasbolah (1998:118) Penjelasan Kegagalan
Untuk implementasi
Revisi Rencana Umum
Rencana diperbaiki
Langkah Tindakan. 3 Langkah Tindakan. 2 Langkah Tindakan. 1 IDE AWAL
Temuan dan analisa
Rencana Umum
Langkah Tindakan. 1
Langkah Tindakan. 2
Langkah Tindakan. 3
Implementasi Langkah Tindakan. 1
Monitor Implementasi Dan efeknya Implementasi Langkah berikutnya Monitor Implementasi Dan efeknya Jelaskan Setiap Kegagalan dan efek
Revisi IdeUmum
Rencana diperbaiki
Langkah Tindakan. 1
Langkah Tindakan. 2
Langkah Tindakan. 3 Implementasi
Selain model penelitian yang di tawarkan ebbut, model desain Kurt Lewin
juga dapat dijadikan sumber sebagai desain dari penyusunan penelitian tindakan
kelas seperti gambar di bawah ini :
Gambar 3.2
Desain PTK Model Lewin (Ditafsirkan Oleh Kemmis) Sumber: Rochiati Wiriaatmadja (2006:62)
Penafsiram Kemmis meliputi bahwa penyusunan gagasan atau rencana
umum dapat dilakukan jauh sebelumnya. Reconnaissen, bukan hanya sekadar
kegiatan menemukan fakta di lapangan, akan tetapi juga mencakup analisis, dan
terus berlanjut pada siklus berikutnya dan bukan hanya pada siklus awal saja.
[image:28.595.126.492.219.618.2]dievaluasi melainkan dimonitor dahulu sampai langkah implementasi dilakukan
seoptimal mungkin (Rochiati Wiriaatmadja, 2006:63).
Model lain dalam penelitian tindakan kelas yaitu model Spiral Kemmis dan
Mc Taggart, seperti yang dilakukan dalam Kasbolah (1999: 14) yang mengatakan
bahwa :
Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Dalam bentuk gambar, model Spiral Kemmis dan Mc Taggart dapat dilihat
[image:29.595.118.497.352.675.2]di bawah ini:
Gambar 3.3
Model Spiral Kemmis & Taggart dalam (Wiriaatmaja, 2005: 66) OBSERVE
REFLECT
ACTION
PLAN
REVISED PLAN OBSERVE
REFLECT
ACTION
REVISED PLAN
ACTION OBSERVE
Secara garis besar pada gambar 3.3 menunjukkan bahwa pertama, sebelum
melaksanakan tindakan terlebih dahulu peneliti harus merencanakan secara
seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua setelah rencana disusun
secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga bersamaan dengan
dilaksanakannya tindakan , peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu
sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat berdasarkan hasil pengamatan
tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah
dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlu disempurnakannya lagi agar
tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah
diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat
dipecahkan secara optimal.
Dari ketiga model yang telah dipaparkan, penulis beranggapan bahwa
model Spiral Kemmis dan Mc Taggart merupakan model yang simple dan mudah
dipahami sehingga penulis menggunakan model tersebut dalam penelitian ini.
D. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) merupakan penelitian yang
melibatkan guru sebagai pelaksana pembelajaran dan seorang peneliti sebagai
observer, sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian bisa sesuai dengan harapan.
Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari empat komponen yang juga
menjadi langkah-langkah penelitian pada setiap siklus, yaitu :
1. Tahap Perencanaan Tindakan
a. Membuat rencana pembelajaran (RPP)
a. Mendesain alat evaluasi yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan
berdasarkan rencana pembelajaran yang telah dibuat.
b. Mendiskusikan prosedur pelaksanaan pembelajaran dengan mitra peneliti.
2. Tahap Pelaksanaan/Tindakan
a. Kegiatan awal
1. Mengkondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif dengan
model pembelajaran permainan gobak sodor
2. Guru melakukan apresepsi sebelum kegiatan pembelajaran
3. Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran
4. Melakukan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan inti
5. Guru menjelaskan tentang permainan gobak sodor :
a. Pembagian tim
b. Aturan permainan
c. Mendemonstrasikan
b. Kegiatan Inti
1. Siswa dibagi menjadi dua tim masing-masing diberi tugas sebagai tim
pemain dan tim penjaga
2. Kedua tim bermain gobak sodor dengan hanya menggunakan garis
horisontal
3. Kedua tim bermain gobak sodor dengan menggunakan garis horizontal
dan garis vertikal
c. Penutup
2. Peneliti atau guru bersama dengan siswa mengadakan refleksi terhadap
proses pembelajaran
3. Berdo’a
4. Siswa dibubarkan
3. Tahap Observasi
Observasi merupakan suatu upaya pengumpulan data yang berkenaan
dengan pelaksanaan tindakan melalui pengamatan dan dokumentasi (Rukmana,
2010: 5). Dalam kegiatan ini guru dan peneliti mangamati (mencatat) proses
pembelajaran pendidikan jasmani melalui permainan gobak sodor pada siswa
kelas III Sekolah Dasar Negeri Sitanggal 06. perkembangan tingkat kesegaran
jasmani siswa sebelum (pada tahap persiapan), selama, dan sesudah malaksanakan
pembelajaran pendidikan jasmani melalui permainan gobak sodor, termasuk juga
memperoleh gambaran minat dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran pendidikan jasmani.
4. Tahap Refleksi
Berdasar kepada observasi yang dilakukan, guru bersama dengan peneliti
mendiskusikan tindakan yang telah dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh
tindakan tersebut terhadap tujuan yang ingin dicapai, kendala apa saja yang
mungkin dihadapi, rencana apa yang harus dibuat untuk tindakan berikutnya dan
memperkirakan pengaruh dari tindakan yang direncanakan untuk siklus
berikutnya.
E. Instrumen Penelitian
Arikunto dalam Prihatnolo (2010: 34) menjelaskan bahwa yang disebut
menjadi analisis data yang digunakan pada waktu penelitian dengan menggunakan
suatu metode.
Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam
penelitian adalah :
1. Lembar Observasi
a. Kinerja Guru
Mengukur perencanaan tindakan dalam hal ini merencanakan
pembelajaran pendidikan jasmani melalui permainan gobak sodor dan
mengukur kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
b. Aktifitas Siswa
Mengukur aktifitas atau kegiatan para siswa selama pembelajaran
berlangsung.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap siswa dan guru sesudah pelaksanaan
pembelajaran dengan tujuan untuk memperoleh tanggapan dan kesulitan berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran.
KBBI, (1991). Definisi wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang
yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal.
3. Angket
Angket disusun dengan berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan mengenai
pendapat siswa selama pelaksanan pembelajaran, dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran tentang faktor-faktor kesulitan dan ketertarikan siswa
tentang pembelajarn penjelajahan. Angket akan diberikan setiap selesai
KBBI, (1991). Definisi angket adalah daftar pertanyaan tertulis mengenai
masalah tertentu dengan ruang untuk jawaban bagi setiap pertanyaan.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan
berguna sebagai alat perantara, yaitu antara apa yang dilihat, didengar, dirasakan,
dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya dalam bentuk catatan lapangan.
Proses pelaksanaannya dilakukan setiap selesai mengadakan pengamatan atau
wawancara.
5. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar dilakukan untuk melihat perkembangan tingkat kesegaran
jasmani siswa kelas III SDN Sitanggal 06 sebelum dan sesudah pemberian
tindakan.
Departemen Pendidikan Nasional, TKJI (2003) telah menyusun tes
kesegaran jasmani Indonesia untuk anak dan remaja yang dibagi menjadi berbagai
kelompok umur, antara lain:
a. Kelompok usia 6-9 tahun, butir tesnya adalah lari 30 meter, gantung siku
tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, dan lari 600 meter.
b. Kelompok usia 10-12 tahun, butir tesnya adalah lari 40 meter, gantung siku
tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, dan lari 600 meter.
c. Kelompok usia 13-15 tahun, butir tesnya adalah lari 50 meter, gantung angkat
tubuh 60 detik (putera) gantung siku tekuk (puteri), baring duduk 30 detik,
d. Kelompok usia 16-19 tahun, butir tesnya adalah lari 60 meter, gantung angkat
tubuh 60 detik (putera), gantung siku tekuk (puteri), baring duduk 60 detik,
loncat tegak, dan lari 1200 meter (putera), lari 1000 meter (puteri).
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui derajat kesegaran jasmani siswa
kelas III SDN Sitanggal 06 yang rata-rata berusia antara 6-9 tahun, maka alat ukur
yang digunakan adalah Tes Kesegaran Jasmani (TKJI) untuk kelompok umur 6-9
tahun.
F. Tehnik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Tehnik Pengumpulan Data
a. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru serta seluruh
anggota tim peneliti.
b. Jenis Data
Jenis data yang didapatkan antara lain :
1). Rencana pembelajaran
2). Hasil Belajar
3). Data hasil observasi Siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
c. Cara Pengambilan Data
1). Data hasil belajar diambil dengan menentukan tes kesegaran jasmani untuk
usia 6-9 Tahun.
2). Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakan tindakan diambil
dengan menggunakan lembar observasi.
4). Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan yang didapat
dari rencana pembelajaran dan lembar observer.
2. Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagai sumber dengan
menggunakan tehnik pengumpulan data yang bermacam-macam (Triangulasi) dan
dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh.
Analisis data dilakukan melalui 3 tahap yaitu :
a. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi,
femfokuskan dan pengabtraksian data mentah menjadi informasi yang
bermakna.
b. Paparan data adalah proses penampinan data secara lebih sederhana dalam
bentuk paparan naratif, representasi grafis dan sebagainya.
c. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari data yang telah terorganisir
tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan data atau formula yang singkat
dan padat tetapi mengandung pengertian luas.
G. Validasi Data
Dalam penelitian ini cara yang dilakukan untuk mengecek keabsahan data,
yaitu menggunakan :
1. Triangulasi
Digunakan untuk membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda untuk
melihat huhungan antara berbagai hasil pembelajaran agar dapat mencegah
2. Member cek
Dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data temuan
penelitian dengan mengkonfirmasi sumber data. Dalam proses ini data tentang
seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti diinformasikan kepada guru
dan siswa melalui kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan pembelajaran.
3. Audit Trail
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengecek hasil penelitian
beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan menginformasikan adanya
bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek keabsahannya terhadap sumber
data dari hasil pertama. Hal inidiakukan peneliti dengan cara mendiskusikan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan hasil analisis dan pengolahan data dari proses
pembelajaran gobak sodor untuk meningkatkan kesegaran jasmani dapat
disimpulkan bahwa:
1. Dalam merencanakan pembelajaran gobak sodor untuk meningkatkan
kesegaran jasmani, guru harus memperhatikan masalah-masalah yang muncul
pada pembelajaran sebelumnya dan karakteristik siswa.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran penggunaan model pembelajaran yang tepat
dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan pembelajaran.
3. Mengevaluasi pembelajaran harus menggunakan alat penilaian yang
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini karena tujuannya
meningkatkan kesegaran jasmani maka alat penilaiannya yaitu tes kesegaran
jasmani.
4. Ada peningkatan kesegaran jasmani siswa dalam setiap siklus melalui
pembelajaran permainan gobak sodor, dimulai dari data awal hanya 20%
siswa dengan kategori tingkat kesegaran jasmani baik dan baik sekali, pada
siklus 1 meningkat menjadi 45%, pada siklus 2 meningkat menjadi 65%, dan
pada siklus 3 meningkat hingga mencapai 80%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pembelajaran gobak sodor
ada dampak perubahan motivasi sekaligus tingkat kesegaran jasmani siswa. Hal
ini disebabkan karena siswa dapat belajar sambil bermain. Dengan kegiatan
pembelajaran menggunakan model permainan juga kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotorik siswa dapat berkembang.
B. Saran
Setelah penelitian dilaksanakan, dari hasil pengolahan data terdapat
temuan-temuan baru di lapangan. Untuk itu penulis bermaksud memberikan saran-saran
yang berguna bagi guru, siswa, sekolah ataupun lembaga pendidikan, antara lain:
1. Bagi Siswa
a) Melalui pembelajaran gobak sodor siswa dapat meningkatkan aktivitas
gerak untuk menjaga kesegaran jasmani.
b) Melalui pembelajaran gobak sodor juga siswa dapat mengeksplorasi
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoriknya dengan penuh
kegembiraan.
c) Dalam kehidupan sehari-hari siswa dapat membiasakan diri beraktivitas
jasmani melalui permainan yang mengandung unsur gerak yang tinggi.
2. Bagi Guru.
a) Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan wawasan guru untuk
melaksanakan penelitian tindakan kelas disekolah masing-masing
sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
b) Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan yang bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas mengajar.
c) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru
pendidikan jasmani untuk menerapkan model pembelajaran bermain
3. Bagi Sekolah Dasar
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk
mengembangkan model pembelajaran
4. Bagi Lembaga
a) Sebagai bahan rujukan untuk penelitian lain yang relevan.
b) Penggunaan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) dapat dipakai
sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran di sekolah.
c) Bagi Universitas Pendidikan Indonesia sebagai penyelengggara pendidikan
tinggi diharapkan dapat menjadi jembatan yang lebih luas dan terbuka
serta mampu memfasilitasi mahasiswanya dalam menuntut ilmu, meskipun
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud, (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Depdiknas, (2003). Tingkat Kesegaran Jasman Indonesia. Jakarta : Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.
Depdiknas, (2004). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dikdasmen.
Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dikdasmen.
Herry Rachman.2010.Gobak sodor.Http://www.imherry.com.
Husdarta, (2009) Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung : ALFABETA
Kusmaedi, (2009) Permainan Tradisional. Sumedang : UPI
Mikdar, (2006).Hidup Sehat Nilai Inti Berolahraga. Jakarta :Depdiknas
Prihatnolo (2010). Survei Kesegaran Jasmani Siswa Kelas Lima SDN Tambakserang 01 dan SDN Tambakserang 03 Kecamatan bantarkawung Kabupaten Brebes. Tegal: UNNES
Rukmana Anin (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Sumedang: UPI Kampus Sumedang
Suherman Ayi (2010). Penelitian Pendidikan. Sumedang: Bintang WarliArtika
Sulistiawati, (2010). Tes dan Pengukuran. Sumedang: UPI Kampus Sumedang