• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RAGAM HIAS PAKAIAN ADAT PAKPAK DI PAKPAK BHARAT DITINJAU DARI BENTUK WARNA DAN MAKNA SIMBOLIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS RAGAM HIAS PAKAIAN ADAT PAKPAK DI PAKPAK BHARAT DITINJAU DARI BENTUK WARNA DAN MAKNA SIMBOLIS."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS RAGAM HIAS PAKAIAN ADAT PAKPAK DI

PAKPAK BHARAT DITINJAU DARI BENTUK

WARNA DAN MAKNA SIMBOLIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

DEWI JULIANA BERUTU

NIM. 209451003

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah ada diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan di sebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, April 2014

Dewi Juliana Berutu

(3)
(4)
(5)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini Diajukan oleh Dewi Julian Berutu, NIM 209451003 Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Program Studi Pendidikan Seni Rupa / S-1 Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat untuk Memperolehgelar

Sarjana Pendidikan

Panitia Ujian

Medan, April 2014

Ketua,

Dr. Isda Pramuniati, M.Hum.

NIP. 19641207 199103 2 002 _______________________

Sekretaris,

Drs. Anam Ibrahim, M.Pd.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia yang telah diberikan-Nya bagi Penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang harus diselesaikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni, Unimed.

Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini belum mencapai hasil yang maksimal, untuk itu sangat diharapkan saran dan masukan yang membangun dari pembaca. Semoga skripsi ini bisa memberi kontribusi terhadap pengetahuan. Penulis juga menyadari bahwa banyak hambatan dan kesulitan yang dialami dalam menyelesaikan skripsi ini, tetapi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan sebuah karya ilmiah tidaklah terwujud tanpa bantuan dari semua pihak, baik dukungan moral, materi, fasilitas dari lembaga berperan dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

Pada kesempatan yang berbahagia ini dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

3. Drs. Anam Ibrahim, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa .

4. Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa, dan selaku penguji.

5. Drs. Nelson Tarigan, M.Si. selaku Pembimbing Skripsi.

6. Drs. R. Triyanto, M.Sn. selaku Pembimbing Akademik dan Penguji. 7. Drs. Osbert Sinaga, M.Si. selaku Penguji.

8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Seni Rupa serta Administrasi dan perlengkapan di lingkungan FBS Universitas Negeri Medan.

9. Kedua Orang Tua saya (Mojir Berutu dan Almh. Nosma Tumangger), atas bantuan doa, materi, moral dan motivasinya.

10.Ketiga adik saya yang saya cintai dan saya sayangi (Nova Lestari Berutu, Triyanda Yuda Pratidina Berutu, Siyanti Laura Berutu) atas dukungannya.

11.Instansi Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Camat Sitellu Tali urang Julu Pakpak Bharat yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian.

13.Nin Berutu, Suri Banurea, Listua Padang, S.Pak, Nare Tumangger, Ringgas Berutu selaku imforman dari penelitian ini.

14.Seluruh pihak keluarga yang turut mendoakan dan memberi dukungan dalam penyusunan skripsi saya ini.

(7)

15.Teman – teman stambuk 2009 Sartika br Sembiring, Afifah, Clara, Vivi safitri, Vita, Atika, Dwi Esti, Esti karisma, Feri gunawan, DTM Iskandar, Erwin, Frans Redi, Beringin, Ivan, Anwar, Roles, Dedi, Israel, Reynaldo, Heri Kantona, Ruhut, Eva, Mely, terima kasih atas kebersamaan, bantuan, dukungan dan doanya selama saya menyusun Skripsi ini.

16.Muhaidin Ujung, S.Pai. terima kasih atas dukungan dan do’anya yang selama ini telah memberi semangat juga memotivasi saya .

17.Abang dan adek stambuk yang memberi motivasi saya. 18.Serta pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti dan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Seni Rupa.

Medan, April 2014 Penulis,

Dewi Juliana Berutu NIM. 209451003

(8)

ii ABSTRAK

Dewi Juliana Berutu, NIM 209451003. Analisis Ragam Hias Pakaian Adat Pakpak Di Pakpak Bharat Ditinjau Dari Bentuk Warna Dan Makna Simbolis, Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola ornamen tradisional Pakpak Bharat pada pakaian adat Pakpak di Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat, untuk mengetahui perubahan ornamen tradisional Pakpak ditinjau dari bentuk, warna , dan makna simbolik pada pakaian adat Pakpak, sebagai media estetik dan upaya pelestarian seni budaya serta melestarikan budaya Pakpak Bharat. Untuk memperoleh data mengenai analisis ragam hias pakaian adat Pakpak di Pakpak Bharat dilakukan pengumpulan data melalui instrument penelitian observasi, dokumentasi dan wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan bentuk, warna dan makna simbolik pada pakaian adat Pakpak di Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu mengandung makna kebijakan dalam memimpin serta toleransi terhadap sesama dan mencintai leluhur demi kesejahteraan bersama. Ragam hias pakaian adat Pakpak diadopsi dari ornamen Pakpak sehingga menunjukkan ciri khas budaya Pakpak, adapun ornamen yang digunakan seperti: protor kera, perdori ikan, persupar kelang, perbunga koning, perbunga kembang, perbunga rintua, perkupkup manun, perbunga pancur, perbunga paku, tumali sumirpang, persangkut rante, gerga bulan, tumpak salah silima, adep,

cecak (beraspati), nengger, desa siwaluh, niperkelang, ipen-ipen. Beberapa

perlengkapan pada pakaian adat pakpak yaitu: Baju Merapi-api (Baju manik-manik), Bulang-bulang (Penutup kepala untuk laki-laki), Celana panjang, Oles Sidosdos (Sarung), Borgot (Kalung terbuat dari emas untuk laki-laki), Sabe-sabe (Selendang), Rempu Riar (Pisau), Rante Abak (Ikat pinggang), Ucang (Tas), Tongket (Tongkat), Oles Perdabaitak (Sarung), Saong (Penutup kepala pada wanita), Leppa-leppa (Kalung untuk wanita), Rabi Munduk (Pisau), Papuren (Sumpit), Culapah (Kotak tembakau), Kancing Emmas (Kancing emas). Adanya perubahan bentuk, warna dan makna simbolik pada pakaian adat Pakpak di Pakpak Bharat didasari oleh kreatifitas yang membuatnya dan kurangnya sumber/bahan untuk mengetahui bentuk, warna dan makna simbolik.

(9)

v

BAB . II. KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis... 8

2.A.1.Pengertian Analisis ... 8

2.A.2.Pakaian... 9

2.A.3.Adat Istiadat ... 10

2.A.4.Pakaian Adat Pakpak ... 12

2.A.5.Busana dan Perlengkapan Pakaian Adat Pakpak ... 13

a. Pakaian Adat Pakpak Untuk Pria ... 13

3)Ornamen Pola Raksasa/Hayali ... 24

a. Gerga Nengger (Nipermunung) ... 25

4)Ornamen Pola Tumbuh-tumbuhan ... 26

(10)

vi

g. Gerga Perkupkup Manun ... 30

h. Gerga Perbunga Pancur ... 30

i. Gerga Perbunga Paku ... 31

j. Gerga Kettang Tumali Sumirpang ... 31

5) Ornamen Pola Geometris... 32 A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 39

B. Populasi dan Sampel ... 40

C. Metode Pengumpulan Data ... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ... 42

E. Teknik Analisis Data ... 43

BAB. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46

B. Penerapan Warna Ragam hias Pakpak ... 86

C. Penerapan Makna Simbolis Ragam Hias Pakpak ... 87

D. Pembahasan ... 87

E. Analisis Hasil Wawancara ... 91

F. Temuan penelitian ... 93

BAB. V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 94

B. Saran ... 96

(11)
(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

dari sepuluh Provinsi. Salah satu provinsi yang ada di Pulau Sumatera adalah

Provinsi Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari

33 Kabupaten dan kota yang berbatasan dengan Provisi Nangroe Aceh

Darussalam (NAD) dan Sumatera Barat dan dihuni 8 etnis asli ditambah dengan

etnis pendatang. Salah satu etnis asli Sumatera Utara adalah Suku Pakpak yang

bermukim pada Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Dairi. Letak geografis

02o47’08”-02o15’49”LU dan 98o4”12”-98o28’01”BT, Batas administrasi

Kabupaten Pakpak bharat adalah sebagai berikut; sebelah Utara berbatasan

dengan Kabupaten Dairi (Kecamatan Parbuluan, Kecamatan Silima

Pungga-Pungga, Lae Parira, dan Sidikalang), sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten

Toba Samosir (Kecamatan Harian), sebelah Selatan berbatasan dngan Kabupaten

Tapanuli Tengah (Kecamatan Manduamas), dan Kabupaten Humbang

Hasundutan (Kecamatan Tarabintang), sebelah Barat berbatasan dengan

Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam Provinsi Aceh.

Luas Kabupaten Pakpak Bharat adalah 135.610 Ha, yang terdiri dari 8

Kecamatan (114 Desa) yakni Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan, Kecamatan

Sitellu Tali Urang Julu, Kecamatan Siteellu Tali Urang Jehe, Kecamatan Tinada,

Kecamatan Pergetteng Getteng Sengkut,Kecamatan Siempat Rube, Kecamatan

Pagindar. Pada umumnya Kabupaten Pakpak Bharat berada pada ketinggian

(13)

2

rata antara 250-1.400 meter diatas permukaan laut. Dilihat dari kemiringan

lerengnya, Kabupaten Paakpak Bharat memiliki keadaan lereng yang bervariasi

yaitu mulai dari datar, berombak, bergelombang, curam hingga terjal. Suhu udara

rata-rata berkisar antara 18o sampai 28o C. kelembaban udara relative rata-rata

berkisar antara 86%-92%. Jumlah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat adalah

sebanyak 40.884 jiwa, yang terdiri dari 20.676 jiwa penduduk laki-laki dan

20.208 jiwa penduduk perempuan. Pakpak Bharat tergolong ke daerah beriklim

tropis dengan kondisi geografis berbukit-bukit. Kabupaten Pakpak Bharat

beriklim sedang, dengan curah hujan pertahun sebesar 311 mm. Komoditi

unggulan Kabupaten Pakpak Bharat yaitu sektor Perkebunan dan perikanan. Sub

sektor perkebunan komoditi yang diunggulkan berupa kopi, kakao, kelapa sawit,

Kelapa dan karet, sektor perikanan komoditi unggulannya adalah budidaya

perikanan sawah dan kolam.

Suku Pakpak adalah salah satu suku yang terdapat di Pulau Sumatera dan

terdiri dari 5 suak (bagian) yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Sumatera

Utara dan Aceh, yakni di Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten

Humbang Hasundutan, Kabupaten Kabupaten Aceh Singkil dan Kota

Sabulussalam (Provinsi Aceh). Dalam administrasi pemerintahan suku Pakpak

banyak bermukim di wilayah Kabupaten Dairi. Dalam perkembangan sistem

pemerintahan maka resmi pada tahun 2003 Kabupaten Dairi dimekarkan menjadi

dua kabupaten, yakni:

1. Kabupaten Dairi (Ibu Kota: Sidikalang).

(14)

3

Salak adalah Ibukota Kabupaten Pakpak Bharat yang terletak di daerah

pegunungan. Udara yang sejuk ditambah jumlah penduduk yang masih seimbang

dengan luas wilayah menjadikan Salak kota yang nyaman dijadikan tempat

tinggal bagi penduduknya. Pada umumnya, mata pencaharian penduduk di Pakpak

Bharat adalah bertani dan pedagang. Sebagai Ibu Kota Kabupaten Salak

merupakan pusat perdagangan, pendidikan, kesehatan, Pemerintahan, dan

pelayanan umum lainnya.

Dalam kehidupan sosialnya masyarakat Pakpak memiliki eksistensi budaya

yang secara generasi diwariskan kepada anak cucunya. Bentuk peninggalan

budaya seperti bangunan, rumah, pakaian, dan alat-alat pakai masih diyakini

masyarakat sebagai sesuatu yang bernilai pakai maupun ragam hias mempunyai

makna yang mereka anggap dapat memberikan kekuatan atau semangat dalam

menjalani kehidupannya. Namun seirama dengan perkembangan zaman dewasa

ini, peninggalan budaya seperti pakaian tradisional, benda-benda pakai, rumah

mengalami pergeseran serta ada beberapa yang telah hilang seperti rumah adat.

Kini rumah adat tidak ditemukan lagi di tanah Pakpak. Banyak faktor penyebab

ini terjadi sehingga beberapa benda peninggalan tidak dikenal lagi oleh

masyarakat pewarisnya. Masyarakat sudah banyak yang tidak memgenal dan

mengetahui lebih dalam tentang benda-benda peninggalan budaya asli orang

Pakpak (terutama generasi muda). Begitu juga pada pakaian adat Pakpak yang

mengadopsi ornamen Pakpak dimana saat ini sudah mengalami pergeseran pada

(15)

4

juga sumber/bahan dalam pembuatan pakaian adat Pakpak oleh masyarakat

pakpak itu sendiri terutama pada generasi muda sekarang.

Ada beberapa upaya yang dilakukan pemerintah serta masyarakat Pakpak

Bharat untuk mempertahankan budayanya, seperti mengadakan pesta rakyat

sekali dalam setahun pada waktu ulang tahun pemekaran Kabupaten Pakpak

Bharat. Salah satu upaya juga dilakukan adalah mengenalkan hasil peninggalan

budaya sebagai karya seni adalah pengenalan ragam hias yang diterapkan pada

pakaian adat. Dinas perkantoran pemerintah, pegawai, pengajar, tokoh

masyarakat, dan tokoh adat Kabupaten Pakpak Bharat proaktif menyelenggarakan

pagelaran budaya dalam rangka melestarikan budaya daerahnya.Ragam hias

tradisional pada pakaian tersebut memiliki nilai estetis dengan berbagai jenis

bentuk, warna, penempatan dan makna simbolik ragam hias Pakpak.

Dalam pewarnaan ragam hias Pakpak pada dasarnya mengenal tiga warna

yaitu merah, hitam dan putih. Untuk menindak lanjuti pengenalan budaya

ditengah-tengah masyarakat Pakpak perlu juga ada partisipasi masyarakat. Untuk

itu penulis sebagai bagian dari masyarakat Pakpak berkeinginan untuk melakukan

penelitian kekurangan tentang ragam hias daerah. Penulis mencoba untuk

manganalisis Analisis Ragam Hias Pakaian Adat Pakpak Di Pakpak Bharat

(16)

5

B. Identifikasi Masalah

Untuk memperjelas masalah yang ingin diteliti serta sebagai pedoman

penulis dalam melakukan penelitian dengan latar belakang masalah, maka

identifikas masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya pengenalan masyarakat terhadap ragam hias Pakpak yang

diterapkan pada pakaian adat wanita dan laki-laki di Pakpak Bharat.

2. Masyarakat kurang mengetahui Penerapan bentuk-bentuk ragam hias

Pakpak pada pakaian wanita dan laki-laki.

3. Masyarakat kurang mengetahui makna simbolik ragam hias Pakpak pada

pakaian wanita dan laki-laki adat Pakpak karena kurangnya sosialisasi

dari pihak pemerintah maupun masyarakat itu sendiri.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana dan

kemampuan penulis. Untuk itu penulis perlu mengadakan pembatasan masalah

yaitu: menganalisis motif ragam hias yang dipakai pada pakaian adat baik wanita

maupun laki-laki dari bentuk, warna serta makna simboliknya dalam kehidupan

(17)

6

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana bentuk ragam hias yang diterapkan pada pakaian wanita dan

laki-laki adat Pakpak di Pakpak Bharat?

2. Apa saja warna yang diterapkan pada setiap bentuk ragam hias Pakpak

pada pakaian wanita dan laki-laki adat Pakpak di Pakpak Bharat?

3. Bagaimana penempatan dan makna simbolik setiap jenis ragam hias

Pakpak pada pakaian wanita dan laki-laki adat Pakpak di Pakpak

Bharat.

E. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendiskripsikan pola ragam hias tradisional Pakpak pada pakaian

wanita dan laki-laki adat Pakpak di Pakpak Bharat.

2. Untuk mengetahui perubahan ragam hias tradisional pakpak ditinjau

dari bentuk dan jenis, warna pada pakaian wanita dan laki-laki adat

Pakpak,sebagai media estetik dan upaya pelestarian seni budaya di

Pakpak Bharat.

3. Untuk mengetahui makna simbolik pada pakaian wanita dan laki-laki

adat Pakpak,sebagai media estetik dan upaya pelestarian seni budaya di

(18)

7

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk aktivitas akademik

pembaca pada umumnya yang berkepentingan.

2. Sebagai bahan referensi bagi lembaga pendidikan dalam pengembangan

budaya di sekolah khususnya di Kabupaten Pakpak Bharat.

3. Sebagai upaya untuk melestarikan seni budaya tradisional suku Pakpak.

4. Hasil penelitian ini dimanfaatkan sebagai bahan kepustakaan jurusan

(19)

1

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah data diperoleh, diolah dan dianalisis, kemudian dideskripsikan,

maka diperoleh beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut:

1. Ditemukannya perubahan bentuk, perubahan warna dan teknik

ornamen yang terdapat pada pakaian adat Pakpak yang disebabkan

kreatifitas penjahit dalam membuat ornamen pada pakaian adat

Pakpak dan keterbatasan sumber.

2. Pada pakaian adat tradisional Pakpak merupakan suatu ciri yang

membedakan pakaian tersebut dengan pakaian yang lainnya. Salah

satu ciri yang membedakan pakaian tersebut yaitu gerga (ornamen)

bentuk dan warnanya yang ada pada pakian adat tersebut. Pakaian adat

Pakpak mengadopsi ornamen tradisional Pakpak. Begitu juga bentuk

jenis, warna, teknik, penempatan, dan makna simbolik. Dimana

sebagian ornamen tersebut tidak lagi unsur magis dan bahkan terjadi

adanya perkembangan motif ragam hias.

3. Ada beberapa upaya yang dilakukan pemerintah serta masyarakat

Pakpak Bharat untuk mempertahankan budayanya, seperti

mengadakan pesta rakyat sekali dalam setahun pada waktu ulang

tahun pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat. Salah satu upaya juga

dilakukan adalah mengenalkan hasil peninggalan budaya sebagai

karya seni adalah pengenalan ragam hias yang diterapkan pada

(20)

2

pakaian adat. Dinas perkantoran pemerintah, pegawai, pengajar, tokoh

masyarakat, dan tokoh adat Kabupaten Pakpak Bharat proaktif

menyelenggarakan pagelaran budaya dalam rangka melestarikan

budaya daerahnya.

4. Beberapa perlengkapan pada pakaian adat pakpak yaitu: Baju

Merapi-api (Baju manik-manik), Bulang-bulang (Penutup kepala untuk

laki-laki), Celana panjang, Oles Sidosdos (Sarung), Borgot (Kalung terbuat

dari emas untuk laki-laki), Sabe-sabe (Selendang), Rempu Riar

(Pisau), Rante Abak (Ikat pinggang), Ucang (Tas), Tongket (Tongkat),

Oles Perdabaitak (Sarung), Saong (Penutup kepala pada wanita),

Leppa-leppa (Kalung untuk wanita), Rabi Munduk (Pisau), Papuren

(Sumpit), Culapah (Kotak tembakau), Kancing Emmas (Kancing

emas). Ornamen Pakpak yang sama bentuk dengan ornamen dari suku

lain seperti: adep, cecak (beraspati), nengger, desa siwaluh,

niperkelang, ipen-ipen.

5. Ornamen Pakpak yang tidak sama dengan ornamen suku lain yaitu:

protor kera, perdori ikan, persupar kelang, perbunga koning,

perbunga kembang, perbunga rintua, perkupkup manun, perbunga

pancur, perbunga paku, tumali sumirpang, persangkut rante, gerga

bulan, tumpak salah silima.

6. Warna merah ornamen Pakpak pada pakaian adat Pakpak ini

melambangkan kekuatan dalam pekerjaan dan kehidupan. Merah sama

(21)

3

manusia. Warna hitam melambangkan kegagahan dan kebijakan,

Warna putih melambangkan kesucian, dalam menjalankan tugas

dibutuhkan kejujuran agar terhindar dari kekerasan. Warna kuning

keemasan yang melambangkan betapa kayanya suku pakpak dari hasil

pertanian dan peternakan semua hasilnya ditukar menjadi emas

sebagai tabungan. Dan warna biru melambangkan kedamaian, dalam

kehidupan pasti ada masalah yang harus diselesaikan dengan baik

hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan

manusia dengan Tuhannya. Maka, makna dari biru ini adalah

menetralkan.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka saran – saran yang

dapat dikemukakan adalah:

1. Masyarakat dapat memahami dan mengetahui banyak tentang pakaian

adat Pakpak mengenai makna bentuk, warna dan symbol dari ragam

hias pada pakaian adat pakpak, begitu juga Pemerintah khususnya

generasi muda karena banyaknya makna dari symbol dan ragam hias

tersebut tidak sesuai dengan pemakaian atau panempatannya pada

pakaian adat pakpak sekarang. Ada beberapa tokoh adat dan

masyarakat yang lebih mengetahui ragam hias pakaian adat Pakpak

tidak sependapat dengan penempatan ragam hias pakaian adat Pakpak

sekarang.

(22)

4

2. Pemerintah seharusnya mendirikan suatu museum di Pakpak Bharat

sebagai tempat berbagai peninggalan Suku Pakpak yang digunakan

pada jaman dahulu yang sudah mulai punah dan tidak mudah di

temukan maupun sebagai contoh untuk menambah ilmu pengetahuan

pada masyarakat Pakpak khususnya pada pelajar yang ada di

Kabupaten Pakpak Bharat baik pada pendidikan formal di SD, SMP

dan SMA dan juga Mahasiswa.

3. Kepada masyarakat Pakpak Bharat agar tetap memelihara dan

menjaga serta mengembangkan bentuk ornamen tradisional Pakpak

yang merupakan ciri Khas daerah agar tidak punah dengan kemajuan

zaman.

Gambar

Gambar                                                                                              Hal DAFTAR GAMBAR 1.Pakaian Adat pakpak .........................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk Penyajian dan Fungsi Musik Sebagai Iringan dalam Upacara Pernikahan (Merbayo) Oleh Geby Audio Group Masyarakat Desa Singgabur Kecamatan Si Telu Tali Urang

Rajagukguk : Analisis Potensi Pengolahan Minyak Nilam Di Kabupaten Pakpak Bharat (Studi Kasus di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe dan Kecamatan Kerajaan), 2009.. ANALISIS

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola ornamen tradisional Simalungun pada gedung Katolik Santo Pio Purba Hinalang, untuk mengetahui perubahan ornament

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk ornamen dan kaligrafi ditinjau dari, warna, tata letak dan makna simbolis yang terdapat masjid agung madani

2113151020, “ ANALISIS PENERAPAN ORNAMEN TRADISIONAL ALAS PADA KHUMAH ADAT ALAS DITINJAU DARI SEGI BENTUK, WARNA, DAN MAKNA SIMBOLIK DI KEC.. Penelitian ini bertujuan

Status tanah yang belum terdaftar sebagai objek jual beli di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat adalah tanah milik adat yang telah dikuasai dan diusahai secara turun