• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISASI BAKTERI ENDOFIT PENGHASIL FITOHORMON IAA (INDOLE ACETIC ACID) DARI KULIT BATANG TUMBUHAN RARU (COTYLELOBIUM MELANOXYLON).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KARAKTERISASI BAKTERI ENDOFIT PENGHASIL FITOHORMON IAA (INDOLE ACETIC ACID) DARI KULIT BATANG TUMBUHAN RARU (COTYLELOBIUM MELANOXYLON)."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan

Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian ini dengan judul “Karakterisasi Bakteri Endofit Penghasil Fitohormon Iaa (Indole Acetic Acid ) Dari Kulit Batang Tumbuhan Raru ( Cotylelobium Melanoxylon)” yang merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Sains di jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada pihak

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini antara lain : Ibu

Dra. Uswatun Hasanah, M.si, selaku dosen pembimbing dan ketua Laboratorium

Biologi serta Bapak Idramsa, S.Pd, M. Si yang telah banyak meluangkan waktu

dalam membimbing, mengarahkan dan memberikan masukan kepada penulis

selama melaksakan penyusunan skripsi ini. Kepada Bapak Drs. Lazuardi, M.Si

selaku dosen Pembimbing Akademik.

Kepada kedua orang tua, Ayah Sabaruddin Tanjung dan ibu Lastri, Abang

Al – Asyir Sihombing, Adik Gunawan Tanjung, Ifan Tanjung dan Dini Tanjung,

Bapak Budi, Unde Darma, Atok dan Nenek Darwin yang dengan tulus dan

sepenuh hati memberikan dorongan moril dan materil bagi keberhasilan penulis,

serta seluruh keluarga atas segala doa dan dukungannya, penulis ucapkan terima

kasih.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Wana, Vivi, Dila, Deby,

Rudi, Yahya, Nova, Kiki, serta Laboran Biologi yang sudah banyak membantu

penulis dalam melaksanakan penelitian dan penulis juga mengucapkan

terimakasih kepada kelas Non Dik B 2011 yang memberi dukungan dan semangat

(3)

vi

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan berharap semoga

proposal ini bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

penulisan skripsi ini.

Medan, Maret 2015

Penulis

(4)

iii

KARAKTERISASI BAKTERI ENDOFIT PENGHASIL FITOHORMON IAA (Indole Acetic Acid) DARI KULIT BATANG TUMBUHAN

RARU (Cotylelobium melanoxylon)

Suci Rahmadhani Tanjung (NIM 4111220008)

ABSTRAK

(5)

iv

CHARACTERIZATION OF FITOHORMON IAA ( Indole Acetic

Acid) PRODUCING ENDOPHYTIC BACTERIA OF STEM

SKIN RARU (Cotylelobium melanoxylon)

Suci Rahmadhani Tanjung (NIM 4111220008)

ABSTRACT

(6)

vii 3.5. Identifikasi dan Karakterisasi Bakteri Endofit Penghasil IAA 18 3.5.1.Karakterisasi Morfologi Bakteri 18 3.5.1.1. Pengamatan Morfologi Bakteri 18

(7)

viii

3.5.2. Uji Biokimia pada Bakteri 19

3.5.2.1.Fermentasi Karbohidrat 19

3.5.2.2.Produksi H2S 20

3.5.3. Karakterisasi Fisiologi 22

3.5.3.1.pH dan Temperatur 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 23

4.1. Hasil Penelitian 23

4.1.1. Seleksi Bakteri Endofit Penghasil Fitohormon IAA

(Indole Acetic Acid) 23

4.1.2. Karakterisasi Bakteri Endofit Penghasil IAA 24 4.1.2.1 Karakterisasi Bakteri Endofit Dari Segi Morfologi 24 4.1.2.2 Karakterisasi Bakteri Endofit Dari Segi Biokimia 25 4.1.2.3 Karakterisasi Bakteri Endofit Dari Segi Fisiologi 35

4.2. Pembahasan 39

4.2.1. Bakteri Endofit Penghasil IAA ( Indole Acetic Acid) 39 4.2.2. Karakterisasi Bakteri Endofit Penghasil IAA 42 4.2.2.1 Karakteristik Bakteri Endofit Dari Segi Morfologi 42 4.2.2.2 Karakteristik Bakteri Endofit Dari Segi Biokimia 43

4.2.2.2.1 Fermentasi Karbohidrat 43

4.2.2.2.2 Uji H2S 44

4.2.2.3Karakter Fisiologi Bakteri 51

4.2.2.3.1 pH dan Suhu 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 53

5.1. Kesimpulan 53

(8)

ix

(9)
(10)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang.

Tumbuhan raru (Cotilelobium melanoxylon) merupakan tumbuhan liar

yang banyak digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari – hari dan mulai

mengalami kepunahan dan kurang dilestarikan. Kulit baatang tumbuhan raru

sering digunakan masyarakat Tapanuli dalam pembuatan tuak. Telah diketahui

bahwa kulit batang tumbuhan raru memiliki kandungan tannin yang cukup tinggi

dan cocok digunakan sebagai bahan pengawet makanan dan juga digunakan

sebagai obat penyakit gula/dibetes dengan cara meminum air rebusannya. Bakteri

endofit dapat ditemukan hampir di semua tumbuhan di muka bumi ini

(Prihatiningtias, dkk., 2008). Bakteri endofit hidup dalam jaringan suatu tanaman,

tanpa menimbulkan efek negatif pada tanaman tersebut (Yuniwati, 2011). Selain

itu penelitian sebelumnya telah berhasil mengisolasi bakteri dan jamur endofit

yang berpotensi sebagai anti jamur dan anti bakteri pathogen dari kulit tumbuhan

raru, dalam hal ini peneliti ingin melihat potensi bakteri endofit dibidang

pertanian.

Pertanian modern saat ini bergantung pada penggunaan pupuk kimia

diantaranya seperti urea, ZA, TSP atau SP-36,dan KCL sangat sering digunakan

oleh petani untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman (Suriaman, 2010). Namun

penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang

lama dapat menyebabkan tercemarnya lingkungan dan merusak kondisi alam, hal

ini karena tidak semua zat kimia yang terdapat pada pupuk sintesis dapat diserap

oleh tanaman (Silitonga, dkk., 2012). Romi (2012) melaporkan bahwa sebagian

molekul kimiawi akan merusak regenerasi humus dan sebagian yang lainnya akan

hilang karena penguapan dan pencucian yang terbawa oleh air hujan (run off).

Dalam upaya mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh

penggunaan pupuk kimia yang berlebihan banyak usaha yang dapat dilakukan.

(Retnowati, dkk (2013) melaporkan bahwa salah satu teknologi alternatif yang

dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan adalah dengan

(12)

kerusakan ekologi (Silitonga, dkk., 2012). Hal ini dapat dilakukan dengan

pemanfaatan mikroorganisme yang berasal dari alam (Khairani, 2009).

Mikroorganisme di alam memiliki keanekaragaman yang berlimpah dan

juga memilki peranan yang luar biasa bagi manusia khususnya dibidang pertanian

(Lay, dkk., 1994). Mikroorganisme di alam dapat berupa mikroorganisme

simbiotik dan nonsimbiotik (Danafriatna, 2010). Mikroorganisme nonsimbiotik

adalah mikroorganisme yang hidup bebas dan mandiri di dalam tanah sedangkan

mikroorganisme simbiotik yaitu mikroorganisme yang beinteraksi dengan

tanaman seperti mikroorganisme endofit (Annonim, 2013). Mikroorganisme

endofit dapat berupa bakteri atau fungi yang merupakan contoh mikroorganisme

berpotensial dibidang pertanian (Silitonga, dkk., 2012).

Bakteri endofit hidup dalam jaringan suatu tanaman tanpa menimbulkan

efek negatif pada tanaman tersebut (Yuniwati, 2011 ). Didalam jaringan tanaman,

bakteri endofit berada didalam sel, diruang antar sel atau jaringan dalam

pembuluh (Resti, dkk., 2013). Bakteri endofit dapat diisolasi dari permukaan

benih, akar, batang, daun (Tarabily, dkk., 2003) dan kotiledon yang sudah steril

(Resti, dkk., 2013). Salah satu peranan bakteri endofit adalah sebagai pupuk alami

dengan menghasilkan hormone pertumbuhan IAA (Indole Acetic Acid).

Hormon IAA adalah hormon kunci bagi berbagai aspek pertumbuhan dan

perkembangan tanaman (Aryantha, 2004). Beberapa bakteri endofit pernah

diisolasi dari tanaman padi, tebu, sorgum, rumput dan jagung (Sujianto, dkk.,

2009). Silitonga, dkk (2012) melaporkan bahwa bakteri endofit dapat

memproduksi hormone pertumbuhan yaitu IAA (Indole Acetid Acid).

Suriaman (2010) melaporkan bahwa bakteri endofit yang diisolasi dari

akar tanaman kentang berpotensi dalam mengahasilkan hormon IAA. Selain itu

Tarabily (2003) juga melaporkan bahwa bakteri endofit yang diisolasi dari akar

tanaman jagung dapat dimanipulasi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman

jagung, dimana kelompok bakteri yang ditemukan adalah Bacillus sp dan

Pseudomonas sp. Penelitian bakteri endopit yang menghasilkan hormon Indole

Acetic Acid (IAA) juga dilakukan oleh Retnowati, dkk (2013) yang mana peneliti

(13)

berpotensi menghasilkan Indole Acetic Acid (IAA). Tarigan, dkk (2010) juga

mendapatkan lima isolat bakteri endofit dari akar tanaman kedelai, yang dapat

menghasilkan hormon IAA.

Anggara, dkk (2010) juga melaporkan bahwa terdapat empat isolat bakteri

endofit dari ubi jalar yang berpotensi menghasilkan hormon IAA, yaitu isolat

A1,B1,B2 dan B3 dengan karakter yang berbeda – beda. Selain itu bakteri endofit

dari kelompok actinomietes dan Corynebacterium yang diisolasi dari tanaman

gandum juga berpotensi dalam menghasilkan auksin, dimana penambahan IAA

pada media kultur jaringan yang dihasilkan oleh bakteri endofit kelompok

actinomycetes dan corynebacterium dapat meningkatkan kapasitas

perkecambahan (Merzaeva, dkk., 2010) dan mempercepat pertumbuhan bibit

ekplan gandum yang dibudidayakan dengan teknik in vitro (Yadav, dkk., 2012).

Penelitian tentang bakteri endofit yang dapat menghasilkan hormon IAA juga

telah dilakukan oleh Inyoman, dkk (2004) dimana didapat bakteri endofit

kelompok actinomicetes, streptomyces griseoviridis dan pseudomonas fluorescens

yang mampu memproduksi auksin indole-3-acetic-acid secara in vitro.

Penelitian bakteri endofit yang menghasilkan hormon IAA banyak

diisolasi dari tanaman budidaya. Tanaman liar seperti tumbuhan raru

(Cotylelobium melanoxylon) tidak tertutup kemungkinan untuk menghasilkan

bakteri endofit yang berpotensi sebagai penghasil IAA. Berdasarkan uraiaan

tersebut peneliti ingin meneliti bakteri endofit yang diisolasi dari tumbuhan liar

yang dapat menghasilkan hormon pertumbuhan Indol acetid acid (IAA). Hal ini

dipilih tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon) karena tumbuhan ini adalah

tumbuhan liar dan sering dimanfaatkan oleh masyarakat Tapanuli Tengah dalam

kehidupan sehari – harinya. Telah diketahui bahwa kulit batang tumbuhan raru

(Cotylelobium melanoxylon) digunakan oleh masyarakat Tapanuli dalam

pembuatan minuman tradisional tuak (nira aren) untuk menambah cita rasa dan

kadar alkohol yang sesuai dan mencegah buih (Anonim, 2010). Cotylelobium

melanoxylon adalah family Dipterocarpaceae yang merupakan family tumbuhan

(14)

kecil hingga sangat besar, kayunya mengandung dammar, batang berbentuk

selindris, berlekuk dan biasanya berbanir (Anonim, 2013).

Atas dasar inilah peneliti ingin mengkarakterisasi bakteri endofit yang

mampu menghasilkan Indole acetic acid dari Cotylelobium melanoxylon,

sehingga diharapkan bakteri endofit yang diperoleh nantinya mampu

menghasilkan IAA yang dapat digunakan dalam bidang pertanian serta

dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

1.2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini yaitu menyeleksi bakteri endofit penghasil

Indole Acetic Acid dari batang tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon) dan

mengkarakterisasi berdasarkan morfologi, biokimia, dan fisiologinya.

1.3. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi hanya pada penyeleksian bakteri endofit yang

dapat menghasilkan hormon IAA dari batang tumbuhan raru (Cotylelobium

melanoxylon) dan mengkarakterisasi berdasarkan morfologi, biokimia dan

fisiologinya.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Apakah isolat bakteri endofit dari tumbuhan raru (Cotylelobium

melanoxylon) dapat menghasilkan fitohormon IAA (Indole Acetic Acid) ?

2. Bagaimana karakterisasi bakteri endofit yang dapat menghasilkan IAA

(Indole Acetic Acid) berdasarkan morfologi, biokimia dan fisiologinya?

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu :

1. Mendapatkan isolat bakteri endofit yang dapat menghasilkan fitohormon

IAA

2. Mengetahui karakteristik bakteri endofit yang dapat menghasilkan IAA dari

kulit batang tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon) berdasarkan

(15)

1.6.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat tentang bakteri endofit

yang dapat menghasilkan hormon indole acetic acid (IAA) yang terdapat dalam

kulit batang tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon) sehingga dapat dijadikan

sebagai sumber informasi dan referensi bagi mahasiswa dan masyarakat,

khususnya dibidang pertanian.

(16)

53 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Dari ke 24 isolat bakteri endofit yang telah diuji kemampuannya dalam

menghasilkan IAA (Indole Acetic Acid) didapatkan 2 isolat bakteri

endofit yang memiliki kemampuan dalam menghasilkan IAA yaitu

bakteri endofit dengan kode isolat ER 15 dan ER 23.

2. Berdasarkan karakteristik morfologi bakteri, isolat bakteri endofit ER 15

memiliki bentuk koloni yang bulat dengan tepi koloni rata, warna koloni

putih bening, dengan permukaan licin, elevasi yang rata, dan termasuk

gram negatif sementara itu untuk isolat bakteri ER 23 memiliki bentuk

koloni yang bulat, tipe tepi koloni berombak, warna koloni putih dengan

permukaan licin, elevasi yang rata dan termasuk golongan bakteri gram

positif. Berdasarkan karakteristik biokimia bakteri, Isolat bakteri endofit

ER 15 dan ER 23 dapat memfermentasi karbohidrat, memfermentasi gula

dengan konsentrasi yang rendah, menghasilkan asam campuran, dapat

mereduksi litmus, menghasilkan enzim gelatinase, katalase. Tidak dapat

menghasilkan enzim urease, sitrase dan tidak dapat menghidrolisis

hydrogen sulfida. Berdasarkan karakteristik fisiologinya, isolat bakteri

endofit ER 15 memiliki kemampuan untuk dapat tumbuh optimum pada

suhu 350C dan tumbuh dengan baik pada pH 7,2 dan 8,9 sementara

untuk isolat bakteri endofit ER 23 dapat tumbuh optimum pada suhu 300

C – 400 C dan tumbuh dengan baik pada semua perlakuan pH yang

(17)

54 5.2. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan

agar :

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap bakteri endofit yang

mampu menghasilkan IAA, hingga dapat diketahui sampai tingkat

(18)

55 DAFTAR PUSTAKA

Annonim A (2012) Http://Www.Id.M.Wikipedia.Org/Wiki/Endofit. (Diakses Pada Tanggal 24 Oktober 2014).

Annonim A (2013) Www. Iucnredlist. Org/Cotylelobium %Melanoxulon_ Files/ Redlist_Logo_Gif (Diakses Pada Tanggal 24 Oktober 2014).

Annonim B (2012) Http://www.Puji.Peje.Blogspot.Com/../Uji_Hidrolisi_Gelatin. (Diakses Pada Tanggal 3 November 2014.

Annonim B (2013)

Http://www.Id.M.Wikipedia.Org/../Uji_Biokimia_Bakteri.Com (Diakses Pada Tanggal 1 November 2014) ).

Annonim C (2012) http://amybiologi.blogspot.com/2012/03/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan.html (Diakses pada tanggal 4 November 2014).

Aryantha (2002) Mikroba Penghasil Fitohormon. Bogor. Institut teknologi Bandung.

Awad., Diaz, R., , Roslinda, A., Malek., Zalina, R, A., El Enshasy ( 2012 ) Efficient Production Process For Food Grade Acetic Acid By Acetobacter Aceti In Shake Flask And In Bioreactor Cultures. E-Journal Of Chemistry. 9(4) 203-207

Anggara, S., Yuliani., Lisana,L., (2010) Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Endofit Penghasil Hormon Indole Acetic Acid Dari Akar Tanaman Ubi Jalar. Issn: 2252-3979 Http://Ejournal.Unesa.Ac.Id/Index.Php/Lenterabio.

Ali, M., Vora, D (2014) Potential Of Endophytic Bacteria Isolated From Vitex Negundo L. To Produce Auxin. Research Journal Of Recent Sciences Issn 2277-2502 . 3(8) : 38-42.

Amrutha, V., Sudhir, A,P., Chowdapa (2014) Plant growth promoting potential of a novel endophytic curtobacterium ceg : isolation, evaluation and formulation. Annalis of Biological research. 5 (5) : 15 – 21

Bhatt, dkk (2013) Isolation And Identification Of Root Nodul Bacteria Of Mang Bean (Vigma radiate L ) for biofertilizer production. Interbational Journal Of Research In Pure And Applied Microbiology 3 (4) : 127 – 133

(19)

56 Danafriatna (2010) Biokimia Penambatan Nitrogen Oleh Bakteri Non Simbiotik.

Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah 1 (2) : 4 - 5

Fatiqin (2008) Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Endofit Dari Daun Dan Kulit Pulai (Alstonia Scholaris) Sebagai Penghasil Senyawa Anti Bakteri Terhadap Bakteri E.Coli Dan Staphylococcus Aureus. Jurnal Sains. Http://wwwjournal.Saints.Teknolog I

Fardiaz S (1992) Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Heddy (1986) Hormon Pertumbuhan Edisi 1 Cetakan 1. Jakarta : Rajawali.

Harahap (2011) Kultur Jaringan Tanaman. Medan : Perdana Mulya Sarana.

Hung, P., Annapurna, K (2004) Isolation And Charakterization Of Endophytic Bacteria Soybean (Glysin sp). Amonribe 12(4) : 92 – 101

Hadioetomo RS (1993) Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta: Gramedia.

Inyoman P.,Aryantha., Dian P.,Lestari Dan Nurmi,P.,(2004),Potensi Isolat Bakteri Penghasil Iaa Dalam Peningkatan Pertumbuhan Kecambah Kacang Hijau Pada Kondisi Hidroponik,Bandung 9 (2) : 43.

Ishwari PP (2006). Produksi Hormon Asam Indol-3-Asetat Oleh Bakteri Diazotrof Endofitik dan Aplikasinya Pada Tanaman Kentang.. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Jasim (2014) Isolation And Characterization Of Plant Growth Promoting Endophytic Bacteria From The Rhizome Of Zingiber Officinale. 3 Biotech 2(4) :197–204 Doi 10.1007/S13205-013-0143-3

Khairani,G (2010) Isolasi Dan Uji Kemampuan Bakteri Endofit Penghasil Hormon Iaa (Indole Acetic Acid) Dan Akar Tanaman Jagung (Zea Mays). Usu.

Kusnadi (2003) Common Textbook Mikrobiologi. Bandung : Upi

Knob, A & Carmona, E.C. 2008. Xylanase production by Penicillium sclerotiorum and its characterization.World Applied Sciences Journal 4(2): 277-283.

(20)

57 Lay, B., Hastowo, S (1994) Analisis Mikroba Dilaboratorium Edisi Pertama.

Cetakan Pertama. Jakarta : Pt. Grafindo Persada.

Long HH., Schmidt DD., Baldwin (2008) Native bacterial enndophytes promote Host Growth in a species – specific Manner; phytohormone manipulation do not result in common growth response. Journal plos one 3(7) : 2702

Merzaeva, O, V., Shirokikh, I ( 2010) The Production Of Auxin By The

Ngoma,L., Esau, B., Babalola (2013) Isolation and characterization of beneficial indigenous endophytic bacteria for plant growth promoting activity in Molelwane Farm, Mafikeng, South Africa. 12 (26) : 1 – 10

Prihatiningtias, W., Wahyuningsih, M (2008) Prospek Mikroba Endofit Sebagai Sumber Senyawa Bioaktif. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Patil Nita B., Milind Gajbhiye., Sangita S. Ahiwale3., Aparna B. Gunjal.,

Balasaheb P. Kapadnis (2011) Optimization of Indole 3-acetic acid (IAA) production by Acetobacter diazotrophicus L1 isolated from Sugarcane. ISSN 0976 – 4402 .1(2) : 307 - 313

Pasaribu, G., Setyawati, T (2011) Aktivitas Antioksidan Dan Toksisitas Ekstrak Kulit Kayu Raru (Cotilobium Sp) . Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan Dan Pengolahan Hasil Hutan.

Prasad, M., Dagar, S (2014) Identification And Characterization Of Endophytic Bacteria From Fruits Like Avacado And Black Grapes. Int.J.Curr.Microbiol. Issn: 2319-7706 Volume 3 Number 8 (2014) Pp. 937-947 Http://Www.Ijcmas.Com

Pastra A defin., Melki., Surbakti H., (2012) Penapisan Bakteri yang Bersimbiosis dengan Spons Jenis Aplysina sp sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan Pulau Tegal Lampung. Maspari Journal 4(1) 77-82

(21)

58 Retnowati,Y.,Wirnangsi,D Uno.,Siti Humairoh., (2013),Potensi Penghasil Hormon IAA Oleh Mikroba Endofit Akar Tanaman Jagung (Zea Mays), Universitas Negeri Gorontalo.

Resti Zurai., Habazar Trimurti., Putra D Prima., Nasrum (2013) Skrining Dan Idenntifikasi Isolat Bakteri Endofit Untuk Mengendalikan Penyakit Hawar Daun Bakteri Pada Bawang Merah 13 (2) :167-178.

Romi (2012) Dampak Negatif Pupuk Kimia Terhadap Kesuburan Tanah. Lampung : Politeknik Negeri Lampung.

Subhash, J., Bhore, J (2012) Bacterial Endophytes In Purple Coraltree (Erythrina Fusca Lour.) And Their Screening For Cytokinins. Issn No- 2230 – 7885. Available Online At www.Jpbms.Info.

Silitonga D Merry.,Priyani N., Nurwahyudi (2012) Isolasi Dan Uji Potensi Isolat Bakteri Pelarut Fosfat Dan Bakteri Penghasil Hormon Iaa (Indole Acetic Acid) Terhadap Pertumbuhan Kedelai (Glycine Max L.) Pada Tanah Kuning. Medan : Usu.

Shing., Sharma, A., Saini, G (2013) Biochemical and molecular characterization of the bacterial endophytes from native sugarcane varieties of Himalayan region. 3 (3) :205–212.

Sujianto, N.E.,Putra,H.,Pritayuni, F., Albathaty, N., dan Noor, C.Z., (2009), Daya Anti Mikroba Ekstrak Lecythophora sp., Endofit yang Diisolasi dari Alyxia reiwardtii, Berk. Panel. Hayati 15(4) : 37 – 44.

Samudin, S ( 2009 ) Pengaruh kombinasi Auksin – sitokinin terhadap Pertumbuhan Buah Naga. ISSN : 19979 -5971.

Susilowati DN., Saraswati R.,Elsanti dan Yuniarti E (2003) Isolasi dan Seleksi Mikroba Diozotrof Endofitik dan Penghasil zat pemacu tumbuh pada

Suriaman (2010) Potensi Bakteri Endofit dari Akar Tanaman Kentang (Solanum tuberosum) dalam memfiksasi N2 di Udara dan Menghasilkan Hormon IAA (Indole Acetic Acid) secara in vitro. http://lib.uinmalang.ac.id/?mod=th_viewer&id=abstract/id_05520040.pdf

Supriatin, Yati (2008) Kajian Produksi Biogas Skala Laboratorium dengan Inokulum Konsorsium Alami Metanogen dalam Substrat Bungkil Jarak Pagar (Jatropha curcas L). Tesis Bioteknologi ITB.

(22)

59 Tarabily,dkk (2003) Promotion of plant growth by an auxin producing isolate of the yeast willioptis saturnus endophytic in maize roots. The sixth U.A.E. University research conference. 60 – 69.

Yuniwati (2011) Kinetika Reaksi Hidrolisis Pati Pisang Tandung Dengan Katalisator. http://www.Jurtek.Akprind.Ac.Id/../106-112 .

Yulianti (2012) Menggali Potensi Endofit Untuk Meningkatkan Kesehatan Tanaman Tebu Mendukung Peningkatan Produksi Gula. 11 (2) : 111 – 122.

Yadav,K., Singh,N., Verma,S.,(2012). Plant tissue culture: a biotechnological tool for solving the problem of propagation of multipurpose endangered medicinal plants in India. Journal of Agricultural Technology 8(1): 305-318.

Gambar

Gambar  2.1. Bentuk koloni Bakteri  Gambar 2.2. Gambar  Tepi Koloni Bakteri

Referensi

Dokumen terkait

4. Standar Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap / perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang

8 Ibid, h.. pada arti harfiahnya. Mahmud Yunus mengartikan kata ٌد�َق�� dengan tangan, maka dari sisi ini mahmud yunus memaknai teks Al-Qur’an secara harfiah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kualitas hidup lansia ditinjau kondisi fisik lansia di wilayah kerja Puskesmas Karangmalang Sragen sebagian besar memiliki

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara transformational leadership terhadap financial performance melalui service quality sebagai intervening variable

Adapun 7 P s tersebut adalah produk (product) yaitu kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran, harga (price) yaitu sejumlah uang

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada saat melakukan post test lebih besar dari nilai rata-rata disaat melakukan post test yakni

Pengamatan terhadap perkembangan antera selama kultur menunjukkan antera yang semula berwarna kekuningan dengan ukuran sekitar 0,1x0,2 cm (Gambar 4.1A), beberapa hari