• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI MUAL TIO PADA MARGA-MARGA BATAK TOBA DI DESA CINTA DAME KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FUNGSI MUAL TIO PADA MARGA-MARGA BATAK TOBA DI DESA CINTA DAME KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI MUAL TIO PADA MARGA-MARGA BATAK TOBA

DI DESA CINTA DAME KECAMATAN SIMANINDO

KABUPATEN SAMOSIR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

OLEH :

Wirma Juni Sidauruk NIM. 3103122061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

WIRMA JUNI SIDAURUK, NIM : 3103122061, FUNGSI MUAL TIO PADA MARGA-MARGA BATAK TOBA DI DESA CINTA DAME KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR. FAKULTAS ILMU SOSIAL, UNIVERITAS NEGERI MEDAN, 2014.

Pembimbing : Drs.Tumpal Simarmata, M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi Mual Tio pada marga-marga Batak Toba dengan mengambil daerah penelitian di Desa Cinta Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk memahami dan menafsirkan makna dari suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia sehingga dapat memberikan gambaran sistematis. Penelitian ini memakai subjek dan objek penelitian sebagai pengganti dari sampel dan populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian ini adalah marga-marga Batak Toba yang mempercayai nilai keramat dari Mual Tio sebagai warisan dari nenek moyang pendahulu mereka. Mual Tio merupakan sumber mata air yang dimiliki oleh marga-marga Batak Toba dan berada di tempat yang berbeda. Setiap Mual Tio pada marga memiliki sejarah yang berbeda tergantung pada bagaimana Ompung ( leluhur ) setiap marga menemukan Mual Tio. Tempat ini bukan tempat yang bisa untuk dikunjungi setiap orang,hal ini dikarenakan hanya marga tertentu dan berkepentingan saja yang bisa berkunjung dan mengambil Mual Tio contohnya Mual Tio marga Sidauruk yakni Mual Tio Si Tukko hanya bisa diambil oleh marga Sidauruk. Selain itu Marga-marga Batak Toba meyakini bahwa tempat Mual Tio didiami oleh leluhur pendahulu mereka sehingga apabila keturunan dari leluhur pendahulu ingin mengambil Mual Tio melakukan beberapa tahap ritual untuk menunjukkan rasa hormat dan menghargai leluhur dari marga Batak Toba yang memiliki Mual Tio tersebut. Di samping itu Mual Tio memiliki fungsi bagi kehidupan,selain dari Mual Tio merupakan air bersih di mana pada umumnya air berfungsi sebagai pemuas dahaga, Mual Tio memiliki fungsi sosial budaya dan fungsi spiritual yakni dengan meyakini dan mempercayai keberadaan dan mengandung unsur magic dari Mual Tio memiliki hubungan dengan batin dan jiwa manusia,apabila mengkonsumsi Mual Tio maka harapan yang diinginkan bisa berjalan dengan baik yang diminta pada Tuhan melalui leluhur nenek moyang pendahulu. Dengan demikian bagi orang yang mempercayai akan hal tersebut akan menjaga baik tempat Mual Tio dengan memperbaiki lokasi sekitar Mual Tio agar terlihat bersih dan nyaman untuk dikunjungi sehingga hal ini menjadi salah satu faktor mempererat hubungan sesama yang satu marga sekaligus satu leluhur yang memiliki tempat Mual Tio ( samual ) yang sama untuk lebih sama-sama untuk menjaga dan menghormati serta menghargai warisan leluhur mereka agar menjadi tempat yang sakral dan menjaga kekeramatan dari tempat Mual Tio.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan penyertaanNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Fungsi Mual Tio Pada Marga-Marga Batak Toba di Desa Cinta Dame

Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir”.

Penulis juga tidak lupa menyampaikan rasa terimakasih bagi pihak-pihak

yang telah memberikan motivasi maupun kontribusi bagi penulis, sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini . Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik,

M.Si.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Dr. Restu MS beserta jajarannya yang

telah memberikan segala kemudahan dalam penyelesaian skripsi

ini.

3. Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Antropologi, Ibu

Puspitawati, M,Si yang telah memberikan fasilitas dan motivasi

dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku Pembimbing Skripsi

yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan

dan nasihat yang sangat baik kepada penulis selama proses

(7)

5. Ibu Dra.Nurjannah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik

penulis yang telah memberikan masukan, nasehat selama proses

penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs.Waston Malau,MSP dan Ibu Noviy Hasanah, M.Hum

selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak masukan

dalam perbaikan dan penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu Murni Eva Marlina,M.Si trimakasih atas pinjaman

bukunya,sangat bermanfaat bagi penulis dalam penulisan skripsi.

8. Ayanda P.Sidauruk dan Ibunda R.Br.Samosir yang telah

membimbing penulis hingga sampai pada saat ini juga memberikan

motivasi tidak terhitung baik secara materi dan nonmateri sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

9. Adik saya brother Wansix Sidauruk semoga cepat menyusul untuk

wisuda tahun depan 2015.

10.Abang saya Viktor S Sidauruk dan Andri Sidauruk yang banyak

memberikan bantuan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Tuhan selalu memberkati.

11.Oppung Almen Sidauruk,Oppung Sihol Turnip, Tulang David

Sihaloho dan Akkang Maruli Malau sebagai informan yang sudah

panjang lebar berbincang dengan penulis terkait dengan judul

skripsi penulis, terimakasih untuk waktu dan informasi yang sangat

(8)

12.Abangku Haposan Viktor Situmorang yang sangat banyak

membantu dan memberikan semangat untuk penulis dalam hal

menyelesaikan skripsi ini.

13.Semua teman Antropologi stambuk 2010 yang tidak bisa saya

sebut satu persatu, khususnya para motu (Yunisa, Devita, Eny,

Sonya , Bobby, Toga dan Hizkia) sebagai sahabat berbagi ilmu,

tawa, sedih dan berjuang bersama untuk menyelesaikan tugas akhir

kita. Tuhan memberkati.

14.Teman-teman seperjuangan Fira Gustina, mbak Anisa Mutmainah

dan Andre Sirait dalam penyusunan skripsi telah berbagi info,

keluh dan senang. Semoga kerja keras kita berbuah baik dan

memuaskan.

Serta kepada pihak-pihak informan yang tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian serta diberikan berkat dan

rahmatNya.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini membawa manfaat yang baik.

Medan, Juli 2014

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... x

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……… 1

1.2 Identifikasi Masalah……… 3

1.3 Pembatasan Masalah……… 4

1.4 Rumusan Masalah……… 5

1.5 Tujuan Penelitian………. 5

1.6 Manfaat Penelitian……….. 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka……….. 7

2.2 Kerangka Konseptual……… 9

2.2.1. Masyarakat Batak Toba...……… 9

2.2.2 Marga...……….……… 11

(10)

2.2.4 Fungsi...………... 14

2.3 Kerangka Teori……….. 15

2.3.1 Teori Religi...……….. 15

2.3.2 Teori Simbol...….………. 17

2.3.3 Fungsi...……….……… 18

2.4 Kerangka Berfikir……….………. 19

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian………... 22

3.2 Metode Penelitian……….…………. 22

3.3 Subjek dan Objek Penelitian……….. 23

3.3.1 Objek Penelitian………..………. 23

3.3.2 Subjek Penelitian……….. 24

3.4 Teknik Pengumpulan Data……… 25

3.4.1 Observasi……….. 25

3.4.2 Wawancara……….. 26

3.4.3 Dokumentasi……….……… 27

3.5 Teknik Analisis Data……….………. 27

3.5.1 Reduksi Data ... 29

3.5.2 Penyajian Data ... 29

(11)

BAB IV. PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian………. 31

4.1.1 Keadaan Geografis……….. 31

4.1.2 Keadaan Demografis lokasi penelitian……….. 34

4.1.3 Keadaan Penduduk……….. 35

4.1.3.1 Jumlah Penduduk………. 35

4.1.3.2 Suku Bangsa………. 37

4.1.3.3 Mata Pencaharian………. 37

4.1.3.4 Pendidikan……… 39

4.1.3.5 Sarana dan prasarana……… 40

4.1.3.6 Sistem Religi……… 41

4.2 Hasil Penelitian………..... 42

4.2.1 Sejarah Mual Tio……...………... 43

4.2.2 Mual Tio...………... 53

4.2.3 Masyarakat Batak Toba khususnya marga-marga Batak Toba mempercayai Mual Tio... 56

4.2.3.1 Kepercayaan Batak Toba... 56

4.3. Fungsi Mual Tio Pada Marga-Marga Batak Toba... 62

4.3.1 Fungsi Sosial Budaya... 65

(12)

4.4 Perlengkapan dan Upacara Ritual Mengambil Mual Tio... 71

4.4.1 Perlengkapan Mengambil Mual Tio... 71

4.4.2 Upacara Ritual Mengambil (mangalap) Mual Tio... 76

4.4.2.1 Sebelum Mengambil Mual Tio... 77

4.4.2.2 Sesampai di lokasi Mual Tio... 78

4.4.2.3 Sesudah Mengambil Mual Tio... 80

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……… 83

5.2 Saran……… 85

DAFTAR PUSTAKA

PEDOMAN WAWANCARA

DAFTAR INFORMAN

(13)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Luas wilayah dan banyaknya dusun menurut Desa... 33

2. Tabel 2 Jumlah penduduk tiap Desa berdasarkan jenis kelamin... 36

3. Tabel 3 Tabel lembaga Pendidikan Desa Cinta Dame... 40

4. Tabel 4 Tabel Agama di Desa Cinta Dame... 41

(14)

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Berfikir... 19

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Suku Batak Toba merupakan salah satu bagian dari suku Batak. Seperti

yang di ketahui suku Batak memiliki 6 sub suku diantaranya Batak Pak-pak,

Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Angkola, dan Batak

Mandailing. Walaupun tergabung dalam suku Batak namun setiap suku memliliki

ciri khas masing-masing yang menjadi pembeda dari setiap suku.

Perbedaan yang dimaksud bisa dilihat dari segi bahasa,adat istiadat dan

tradisinya hingga nilai budaya yang dimiliki. Selain perbedaan sub suku Batak

juga memiliki kesamaan. Suku Batak Toba sendiri memiliki sistem kebudayaan

yang sangat banyak dan menarik untuk diteliti terutama pada adat istiadat dan

tradisinya. Adapun kesamaan tersebut dapat dilihat dari marga yang melekat pada

setiap nama dan menjadi identitas mereka.

Salah satu keunikan suku Batak Toba adalah adanya pemahaman akan

keharusan menghargai leluhur dengan mengaplikasinya pada pengakuan terhadap

tempat-tempat suci dan aktivitas adat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam usaha

untuk mempertahankan dan memajukan hidup,baik spritual maupun

material,tantangan dan kemungkinan-kemungkinan manusia,maka norma-norma

keharusan dan nilai-nilai tradisional terbentuk melalui adat sebagai nilai normatif

(16)

Bahkan atas kepatuhan dan keyakinan masyarakat Batak Toba akan hal

yang bersifat leluhur dan kewajiban adat hampir tidak bisa dipisahkan antara

kegiatan adat dan keagamaan. Agama dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan

sekalipun dapat dibeda-bedakan dalam beraneka ekspresinya. Dalam

Prof.Dr.Bungaran Antonius Simajuntak : Pemikiran Tentang Batak.2011: 81

Religion as ultimate concern is the meaning giving subtance of culture,and

culture is the totality of forms in which the basic concern of religion expresses

itself ( Prof.Paul Tillich : Teology of culture,oxfort press,N.Y,1959,hlm.42,)

Hal ini dapat tercermin dalam kehidupan masyarakat Batak Toba masa

kini dimana sering di temukan penyatuan antara kegiatan adat dan keTuhanan.

Misalnya,dalam acara kematian ditengah acara kerohaniannya akan ditemukan

kegiatan adat istiadat dari segi umpasa yang dipergunakan. Bisa dikatakan

modernisasi dan agama tidak menghambat akan keyakinan masyarakat Batak

Toba terhadap hal-hal yang bersifat ghaib.

Keyakinan akan hal ini dibuktikan dengan pemikiran masyarakat Batak

Toba yang masih mengenal tempat suci atau sakral selain tempat

ibadah,diantaranya Makam leluhur,Kampung leluhur dan Tugu marga.

Masyarakat Batak Toba akan memberikan perlakuan khusus pada tempat tersebut.

Hal tersebut dilatarbelakangi oleh adanya keyakinan akan munculnya suatu

dampak apabila tidak menghargai tempat itu,karena menurut mereka akan sama

(17)

Dari beberapa tempat suci yang dimiliki dan diakui masyarakat Batak

Toba ada suatu tempat yang dinamakan Mual Tio. Mual Tio sejatinya adalah satu

sumber mata air yang berada disuatu tempat dan diyakini menjadi tempat asal usul

satu marga dan persebarannya. Selain itu Mual Tio dipercaya memiliki khasiat

tertentu bagi yang menghargai dan mengkonsumsinya terkhususnya kepada

kelompok marga pemiliknya. Bagaimana sejarah terbentuknya Mual Tio,mengapa

Mual Tio dianggap suci atau sakral,mengapa marga- marga pada suku Batak Toba

memiliki Mual Tio bagi masyarakat Batak Toba. Hal ini yang melatarbelakangi

peneliti sehingga tertarik untuk menggali informasi lebih luas.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Sejarah terbentuknya Mual Tio di masyarakat Batak Toba.

2. Faktor-faktor yang membuat Mual Tio dikramatkan dan disucikan oleh

masyarakat Batak Toba.

3. Fungsi Mual Tio bagi kehidupan masyarakat Batak Toba.

4. Dampak yang diperoleh masyarakat Batak Toba yang mempercayai Mual

(18)

1.3 Pembatasan Masalah

Batak Toba merupakan etnis yang masih memiliki keyakinan akan leluhur

(nenek Moyang) disebabkan kepercayaan akan kehidupan leluhur mereka pada

zaman dulu yang memiliki kekuatan. Hal ini bukan menjadi salah satu gambaran

bahwa Batak Toba tidak mempercayai agama, namun salah satu budaya pada

masyarakat Batak Toba adalah menghargai akan leluhur pendahulu mereka. Salah

satu wujud menghargai leluhur pendahulu (nenek Moyang), masyarakat Batak

Toba membangun atau membuat tempat-tempat sakral seperti Kuburan atau

Makam leluhur (Simin), Kampung Leluhur, Tugu Marga dan Mual Tio Marga.

Dalam hal ini penulis memfokuskan kajian pada satu tempat sakral yang

dimiliki dan dihargai Batak Toba yakni Mual Tio pada Marga yang ada di Desa

Cinta Dame,Kecamatan Simanindo. Mual Tio adalah salah satu sumber mata air

bersih dan memiliki khasiat yang ditemukan oleh leluhur Batak Toba dan setiap

keturunan dari leluhur pedahulu merawat tempat sakral tersebut artinya salah satu

bentuk menghargai leluhur mereka adalah dengan cara merawat. Adapun

keturunan leluhur yang dimaksud adalah Marga-Marga Batak Toba yang memiliki

Mual Tio tersendiri artinya Mual Tio Marga Satu Oppu. Mengapa Mual Tio ada

dan apa fungsi Mual Tio tersebut bagi Marga Batak Toba, menjadi kajian yang

(19)

Untuk menghindari ruang lingkup permasalahan yang terlalu luas dan agar

penelitian ini lebih fokus,maka masalah pokok penelitian ini hanya pada

masyarakat di Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir .

1.4 Rumusan Masalah

Agar peneliti memiliki panduan dan fokus penelitian dalam mengumpulkan

data maka perlu disusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Mengapa ada Mual Tio pada masyarakat Batak Toba?

2. Bagaimana sejarah terbentuknya Mual Tio?

3. Mengapa masyarakat Batak Toba khususnya marga-marga (saoppu) atau

keturunan dari leluhur mereka mempercayai keberadaan Mual Tio ?

4. Apa fungsi Mual Tio pada marga-marga Batak Toba?

1.5Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk memperdalam pemahaman terhadap apa yang disebut dengan Mual

Tio.

2. Untuk mengetahui asal usul atau sejarah keberadaan Mual Tio pada Marga

Batak Toba.

3. Untuk memperdalam pemahaman bahwa Suku Batak Toba memiliki

tempat keramat yang dipercayai dan diyakini mengandung khasiat yang

(20)

4. Untuk mengetahui fungsi apa saja yang dimiliki oleh Mual Tio bagi

kehidupan masyarakat Batak Toba terutama marga-marga batak Toba.

5. Untuk mengetahui tempat Mual Tio dari setiap marga batak Toba di Desa

Cinta Dame Kabupaten Samosir.

1.6Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

1. Menambah wawasan penulis tentang fungsi Mual Tio pada marga-marga

Batak Toba.

2. Menambah informasi mengenai fungsi Mual Tio pada marga-marga Batak

Toba.

3. Dapat memberikan motivasi serta ilmu yang bersifat positif bagi

masyarakat,pembaca,guna lebih menghargai dan menjaga peninggalan

leluhur (nenek moyang).

4. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah tulisan

(21)

BAB V

KESIMPULAN

5.1 KESIMPULAN

Setelah dilakukan pengolahan data dari data terdahulu serta analisis yang

mendalam terhadap data yang diperoleh di lapangan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Mual Tio merupakan salah satu warisan dari leluhur (Ompung) setiap

marga Batak Toba yang dikramatkan dan tidak menjadi tempat yang

sembarangan untuk dikunjungi oleh setiap orang. Hanya orang yang

bersangkutan atau yang memiliki kepentingan saja yang bisa mengambil

Mual Tio tersebut misalnya Mual Tio marga Sidauruk hanya bisa diambil

oleh marga Sidauruk saja dan hal ini merupakan sudah menjadi tradisi

pada marga-marga Batak Toba yang memiliki Mual Tio.

2. Untuk sejarah Mual Tio sendiri pada dasarnya tidak terjadi secara

menyeluruh pada setiap marga-marga Batak Toba tetapi setiap Mual Tio

marga-marga Batak Toba memiliki sejarah tersendiri, tergantung

bagaimana leluhur (Ompung) setiap marga menemukan dan membuat

Mual Tio tersebut.

3. Khasiat magis yang dikandung oleh Mual Tio yakni dapat memberikan

kebaikan dan kesehatan badan dalam melakukan aktivitas sehari-sehari

dengan mengkonsumsi Mual Tio dan keajaiban Mual Tio yang berasal

(22)

salah satu faktor masyarakat Batak Toba terkhususnya marga-marga Batak

Toba mempercayai Mual Tio tersebut. Bukan berarti setiap marga Batak

Toba yang memepercayai khasiat dan kekuatan magis Mual Tio tidak

percaya pada Tuhan (tidak beragama) namun keberadaan dan khasiat dari

Mual Tio yang menjadi warisan Ompung (leluhur) setiap marga Batak

identitas dari setiap marga-marga Batak Toba dimanapun marga-marga

tersebut bertempat tinggal dan menjadi warisan leluhur untuk dijaga akan

nilai budaya serta kekramatannya secara turun temurun. Tekad untuk

menjaga tempat Mual Tio agar tetap bersih dan nyaman untuk melakukan

ritual mengambil Mual Tio menjadi bentuk partisipasi setiap marga Batak

Toba. Kedua, sebagai fungsi spiritual yakni dengan meyakini khasiat Mual

Tio dapat memberikan kebaikan dalam kehidupan aktivitas pribadi dengan

mengkonsumsi dan menghormati Mual Tio secara tidak langsug suatu hal

yang berhubungan langsung dengan pribadi tiap orang yang mengakui

adanya manfaat nyata bagi tubuh, jiwa dan secara umum bagi

(23)

kepuasan bahwasanya harapan dari pribadi tiap orang yang meyakini Mual

Tio dan mengakui manfaatnya akan berjalan dengan baik dengan

mengkonsumsi Mual Tio. Dalam hal ini mengkonsumsi Mual Tio tidak

sama halnya dengan mengkonsumsi air minum seperti biasanya, tetapi

Mual Tio dikonsumsi hanya pada saat keadaan yang penting saja. Seperti,

sebelum pergi merantau, keluhan sakit, ingin pekerjaannya berjalan dan

baik baik saja.

5.2 Saran

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi masyarakat Batak Toba terutama setiap marga Batak Toba jeli atau

lebih peka terhadap keberadaan warisan leluhur yang kadang tidak

diketahui oleh setiap pribadi orang Batak Toba. Diutamakan pada generasi

muda Batak Toba agar tetap menjaga budaya yang memiliki nilai dan

keeksistensinya. Seperti keberadaan Mual Tio pada setiap marga Batak

Toba.

2. Tulisan tentang keberadaan Mual Tio dan lain sebagainya perlu

diperbanyak tujuannya agar tetap menjaga dan mempertahankan

budaya,tradisi dan eksistensinya di zaman modern ini.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Gultom, Raja Marpodang,Dj.1992.Dalihan Na Tolu Nilai Budaya Suku Batak.Medan:CV. Armanda.

Ihromi, T. O. 2006.Pokok-Pokok Antropologi Sosial. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia

Koentjaraningrat. 1980. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta : Dian Rakyat

Poloma, Margaret M.2000.Sosiologi Kontemporer. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada

Prasetyo,Bayu.2003.Pemaknaan Simbol Kekeramatan Makam Ki Ageng Gribig di Jatinom Klaten:Skripsi

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, R &D). Bandung : Alfabeta

Sianipar,SHW.1991.Tuho Parngoluan Dalihan Na Tolu Sistem Bermasyarakar Bangso Batak Buku Pertama.Medan: CV Pustaka Gama

Tinggi B P A,Sutan.2011.Tarombo Marga-Marga.Medan:Mitra

Warneck,J.2001.Kamus Batak Toba Indonesia.Medan:Bina Media

Gambar

Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………. 31

Referensi

Dokumen terkait

Anak mendapat nilai berkembang sangat baik (BSB) dan berkembang sesuai harapan (BSH). Berdasarkan data siklus II maka kriteria keberhasilan tindakan sudah tercapai

 Saat ini pabrik HOKI yang ada di Subang memiliki kapasitas produksi 30 ton per jam, sehingga dengan penambahan ini HOKI bisa meningkatkan kapasitas produksi hingga 50 ton per

47 Hasil panen sayuran petani sebagian besar dipasarkan dengan cara djual langsung kepada pedagang pengumpul desa setempat sebagian lagi dijual kepada konsumen yang

Meskipun di antara motif ukir rumah gadang tersebut adalah variasi dari ragam hias yang telah ada, tetapi masing-masing motif memilliki makna filosofis yang dalam bagi

Dengan ini mengajukan permohonan untuk menjadi anggota Unit Usaha Jasa Keuangan Mikro BUMDes LOKA MUKTI Desa Jatilor Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan..

Pilihlah jawaban yang paling tepat diantara a, b, c, d atau e yang sesuai dengan pernyataan sebelumnya dari tiap nomor berikut dengan cara member tanda silang (x) pada lembar jawab

Berdasarkan analisis statistik diperoleh bahwa terdapat perbedaan keterampilan proses sains siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen ( t hitung = 7,14; t tabel = 1,66 maka

wilayah yang selaras dengan strategi bisnis bank secara nasional. 5) Memonitor pelaksanaan program kerja untuk mencapai target kinerja. di bidangnya.. 6) Mengevaluasi kinerja