FUNGSI MUAL TIO PADA MARGA-MARGA BATAK TOBA
DI DESA CINTA DAME KECAMATAN SIMANINDO
KABUPATEN SAMOSIR
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
OLEH :
Wirma Juni Sidauruk NIM. 3103122061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
ABSTRAK
WIRMA JUNI SIDAURUK, NIM : 3103122061, FUNGSI MUAL TIO PADA MARGA-MARGA BATAK TOBA DI DESA CINTA DAME KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR. FAKULTAS ILMU SOSIAL, UNIVERITAS NEGERI MEDAN, 2014.
Pembimbing : Drs.Tumpal Simarmata, M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi Mual Tio pada marga-marga Batak Toba dengan mengambil daerah penelitian di Desa Cinta Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk memahami dan menafsirkan makna dari suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia sehingga dapat memberikan gambaran sistematis. Penelitian ini memakai subjek dan objek penelitian sebagai pengganti dari sampel dan populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan.
Hasil penelitian ini adalah marga-marga Batak Toba yang mempercayai nilai keramat dari Mual Tio sebagai warisan dari nenek moyang pendahulu mereka. Mual Tio merupakan sumber mata air yang dimiliki oleh marga-marga Batak Toba dan berada di tempat yang berbeda. Setiap Mual Tio pada marga memiliki sejarah yang berbeda tergantung pada bagaimana Ompung ( leluhur ) setiap marga menemukan Mual Tio. Tempat ini bukan tempat yang bisa untuk dikunjungi setiap orang,hal ini dikarenakan hanya marga tertentu dan berkepentingan saja yang bisa berkunjung dan mengambil Mual Tio contohnya Mual Tio marga Sidauruk yakni Mual Tio Si Tukko hanya bisa diambil oleh marga Sidauruk. Selain itu Marga-marga Batak Toba meyakini bahwa tempat Mual Tio didiami oleh leluhur pendahulu mereka sehingga apabila keturunan dari leluhur pendahulu ingin mengambil Mual Tio melakukan beberapa tahap ritual untuk menunjukkan rasa hormat dan menghargai leluhur dari marga Batak Toba yang memiliki Mual Tio tersebut. Di samping itu Mual Tio memiliki fungsi bagi kehidupan,selain dari Mual Tio merupakan air bersih di mana pada umumnya air berfungsi sebagai pemuas dahaga, Mual Tio memiliki fungsi sosial budaya dan fungsi spiritual yakni dengan meyakini dan mempercayai keberadaan dan mengandung unsur magic dari Mual Tio memiliki hubungan dengan batin dan jiwa manusia,apabila mengkonsumsi Mual Tio maka harapan yang diinginkan bisa berjalan dengan baik yang diminta pada Tuhan melalui leluhur nenek moyang pendahulu. Dengan demikian bagi orang yang mempercayai akan hal tersebut akan menjaga baik tempat Mual Tio dengan memperbaiki lokasi sekitar Mual Tio agar terlihat bersih dan nyaman untuk dikunjungi sehingga hal ini menjadi salah satu faktor mempererat hubungan sesama yang satu marga sekaligus satu leluhur yang memiliki tempat Mual Tio ( samual ) yang sama untuk lebih sama-sama untuk menjaga dan menghormati serta menghargai warisan leluhur mereka agar menjadi tempat yang sakral dan menjaga kekeramatan dari tempat Mual Tio.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan penyertaanNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Fungsi Mual Tio Pada Marga-Marga Batak Toba di Desa Cinta Dame
Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir”.
Penulis juga tidak lupa menyampaikan rasa terimakasih bagi pihak-pihak
yang telah memberikan motivasi maupun kontribusi bagi penulis, sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini . Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik,
M.Si.
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Dr. Restu MS beserta jajarannya yang
telah memberikan segala kemudahan dalam penyelesaian skripsi
ini.
3. Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Antropologi, Ibu
Puspitawati, M,Si yang telah memberikan fasilitas dan motivasi
dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku Pembimbing Skripsi
yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan
dan nasihat yang sangat baik kepada penulis selama proses
5. Ibu Dra.Nurjannah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik
penulis yang telah memberikan masukan, nasehat selama proses
penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Drs.Waston Malau,MSP dan Ibu Noviy Hasanah, M.Hum
selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak masukan
dalam perbaikan dan penyelesaian skripsi ini.
7. Ibu Murni Eva Marlina,M.Si trimakasih atas pinjaman
bukunya,sangat bermanfaat bagi penulis dalam penulisan skripsi.
8. Ayanda P.Sidauruk dan Ibunda R.Br.Samosir yang telah
membimbing penulis hingga sampai pada saat ini juga memberikan
motivasi tidak terhitung baik secara materi dan nonmateri sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
9. Adik saya brother Wansix Sidauruk semoga cepat menyusul untuk
wisuda tahun depan 2015.
10.Abang saya Viktor S Sidauruk dan Andri Sidauruk yang banyak
memberikan bantuan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Tuhan selalu memberkati.
11.Oppung Almen Sidauruk,Oppung Sihol Turnip, Tulang David
Sihaloho dan Akkang Maruli Malau sebagai informan yang sudah
panjang lebar berbincang dengan penulis terkait dengan judul
skripsi penulis, terimakasih untuk waktu dan informasi yang sangat
12.Abangku Haposan Viktor Situmorang yang sangat banyak
membantu dan memberikan semangat untuk penulis dalam hal
menyelesaikan skripsi ini.
13.Semua teman Antropologi stambuk 2010 yang tidak bisa saya
sebut satu persatu, khususnya para motu (Yunisa, Devita, Eny,
Sonya , Bobby, Toga dan Hizkia) sebagai sahabat berbagi ilmu,
tawa, sedih dan berjuang bersama untuk menyelesaikan tugas akhir
kita. Tuhan memberkati.
14.Teman-teman seperjuangan Fira Gustina, mbak Anisa Mutmainah
dan Andre Sirait dalam penyusunan skripsi telah berbagi info,
keluh dan senang. Semoga kerja keras kita berbuah baik dan
memuaskan.
Serta kepada pihak-pihak informan yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian serta diberikan berkat dan
rahmatNya.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini membawa manfaat yang baik.
Medan, Juli 2014
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR... x
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……… 1
1.2 Identifikasi Masalah……… 3
1.3 Pembatasan Masalah……… 4
1.4 Rumusan Masalah……… 5
1.5 Tujuan Penelitian………. 5
1.6 Manfaat Penelitian……….. 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka……….. 7
2.2 Kerangka Konseptual……… 9
2.2.1. Masyarakat Batak Toba...……… 9
2.2.2 Marga...……….……… 11
2.2.4 Fungsi...………... 14
2.3 Kerangka Teori……….. 15
2.3.1 Teori Religi...……….. 15
2.3.2 Teori Simbol...….………. 17
2.3.3 Fungsi...……….……… 18
2.4 Kerangka Berfikir……….………. 19
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian………... 22
3.2 Metode Penelitian……….…………. 22
3.3 Subjek dan Objek Penelitian……….. 23
3.3.1 Objek Penelitian………..………. 23
3.3.2 Subjek Penelitian……….. 24
3.4 Teknik Pengumpulan Data……… 25
3.4.1 Observasi……….. 25
3.4.2 Wawancara……….. 26
3.4.3 Dokumentasi……….……… 27
3.5 Teknik Analisis Data……….………. 27
3.5.1 Reduksi Data ... 29
3.5.2 Penyajian Data ... 29
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian………. 31
4.1.1 Keadaan Geografis……….. 31
4.1.2 Keadaan Demografis lokasi penelitian……….. 34
4.1.3 Keadaan Penduduk……….. 35
4.1.3.1 Jumlah Penduduk………. 35
4.1.3.2 Suku Bangsa………. 37
4.1.3.3 Mata Pencaharian………. 37
4.1.3.4 Pendidikan……… 39
4.1.3.5 Sarana dan prasarana……… 40
4.1.3.6 Sistem Religi……… 41
4.2 Hasil Penelitian………..... 42
4.2.1 Sejarah Mual Tio……...………... 43
4.2.2 Mual Tio...………... 53
4.2.3 Masyarakat Batak Toba khususnya marga-marga Batak Toba mempercayai Mual Tio... 56
4.2.3.1 Kepercayaan Batak Toba... 56
4.3. Fungsi Mual Tio Pada Marga-Marga Batak Toba... 62
4.3.1 Fungsi Sosial Budaya... 65
4.4 Perlengkapan dan Upacara Ritual Mengambil Mual Tio... 71
4.4.1 Perlengkapan Mengambil Mual Tio... 71
4.4.2 Upacara Ritual Mengambil (mangalap) Mual Tio... 76
4.4.2.1 Sebelum Mengambil Mual Tio... 77
4.4.2.2 Sesampai di lokasi Mual Tio... 78
4.4.2.3 Sesudah Mengambil Mual Tio... 80
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……… 83
5.2 Saran……… 85
DAFTAR PUSTAKA
PEDOMAN WAWANCARA
DAFTAR INFORMAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Luas wilayah dan banyaknya dusun menurut Desa... 33
2. Tabel 2 Jumlah penduduk tiap Desa berdasarkan jenis kelamin... 36
3. Tabel 3 Tabel lembaga Pendidikan Desa Cinta Dame... 40
4. Tabel 4 Tabel Agama di Desa Cinta Dame... 41
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Berfikir... 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Suku Batak Toba merupakan salah satu bagian dari suku Batak. Seperti
yang di ketahui suku Batak memiliki 6 sub suku diantaranya Batak Pak-pak,
Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Angkola, dan Batak
Mandailing. Walaupun tergabung dalam suku Batak namun setiap suku memliliki
ciri khas masing-masing yang menjadi pembeda dari setiap suku.
Perbedaan yang dimaksud bisa dilihat dari segi bahasa,adat istiadat dan
tradisinya hingga nilai budaya yang dimiliki. Selain perbedaan sub suku Batak
juga memiliki kesamaan. Suku Batak Toba sendiri memiliki sistem kebudayaan
yang sangat banyak dan menarik untuk diteliti terutama pada adat istiadat dan
tradisinya. Adapun kesamaan tersebut dapat dilihat dari marga yang melekat pada
setiap nama dan menjadi identitas mereka.
Salah satu keunikan suku Batak Toba adalah adanya pemahaman akan
keharusan menghargai leluhur dengan mengaplikasinya pada pengakuan terhadap
tempat-tempat suci dan aktivitas adat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam usaha
untuk mempertahankan dan memajukan hidup,baik spritual maupun
material,tantangan dan kemungkinan-kemungkinan manusia,maka norma-norma
keharusan dan nilai-nilai tradisional terbentuk melalui adat sebagai nilai normatif
Bahkan atas kepatuhan dan keyakinan masyarakat Batak Toba akan hal
yang bersifat leluhur dan kewajiban adat hampir tidak bisa dipisahkan antara
kegiatan adat dan keagamaan. Agama dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan
sekalipun dapat dibeda-bedakan dalam beraneka ekspresinya. Dalam
Prof.Dr.Bungaran Antonius Simajuntak : Pemikiran Tentang Batak.2011: 81
Religion as ultimate concern is the meaning giving subtance of culture,and
culture is the totality of forms in which the basic concern of religion expresses
itself ( Prof.Paul Tillich : Teology of culture,oxfort press,N.Y,1959,hlm.42,)
Hal ini dapat tercermin dalam kehidupan masyarakat Batak Toba masa
kini dimana sering di temukan penyatuan antara kegiatan adat dan keTuhanan.
Misalnya,dalam acara kematian ditengah acara kerohaniannya akan ditemukan
kegiatan adat istiadat dari segi umpasa yang dipergunakan. Bisa dikatakan
modernisasi dan agama tidak menghambat akan keyakinan masyarakat Batak
Toba terhadap hal-hal yang bersifat ghaib.
Keyakinan akan hal ini dibuktikan dengan pemikiran masyarakat Batak
Toba yang masih mengenal tempat suci atau sakral selain tempat
ibadah,diantaranya Makam leluhur,Kampung leluhur dan Tugu marga.
Masyarakat Batak Toba akan memberikan perlakuan khusus pada tempat tersebut.
Hal tersebut dilatarbelakangi oleh adanya keyakinan akan munculnya suatu
dampak apabila tidak menghargai tempat itu,karena menurut mereka akan sama
Dari beberapa tempat suci yang dimiliki dan diakui masyarakat Batak
Toba ada suatu tempat yang dinamakan Mual Tio. Mual Tio sejatinya adalah satu
sumber mata air yang berada disuatu tempat dan diyakini menjadi tempat asal usul
satu marga dan persebarannya. Selain itu Mual Tio dipercaya memiliki khasiat
tertentu bagi yang menghargai dan mengkonsumsinya terkhususnya kepada
kelompok marga pemiliknya. Bagaimana sejarah terbentuknya Mual Tio,mengapa
Mual Tio dianggap suci atau sakral,mengapa marga- marga pada suku Batak Toba
memiliki Mual Tio bagi masyarakat Batak Toba. Hal ini yang melatarbelakangi
peneliti sehingga tertarik untuk menggali informasi lebih luas.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Sejarah terbentuknya Mual Tio di masyarakat Batak Toba.
2. Faktor-faktor yang membuat Mual Tio dikramatkan dan disucikan oleh
masyarakat Batak Toba.
3. Fungsi Mual Tio bagi kehidupan masyarakat Batak Toba.
4. Dampak yang diperoleh masyarakat Batak Toba yang mempercayai Mual
1.3 Pembatasan Masalah
Batak Toba merupakan etnis yang masih memiliki keyakinan akan leluhur
(nenek Moyang) disebabkan kepercayaan akan kehidupan leluhur mereka pada
zaman dulu yang memiliki kekuatan. Hal ini bukan menjadi salah satu gambaran
bahwa Batak Toba tidak mempercayai agama, namun salah satu budaya pada
masyarakat Batak Toba adalah menghargai akan leluhur pendahulu mereka. Salah
satu wujud menghargai leluhur pendahulu (nenek Moyang), masyarakat Batak
Toba membangun atau membuat tempat-tempat sakral seperti Kuburan atau
Makam leluhur (Simin), Kampung Leluhur, Tugu Marga dan Mual Tio Marga.
Dalam hal ini penulis memfokuskan kajian pada satu tempat sakral yang
dimiliki dan dihargai Batak Toba yakni Mual Tio pada Marga yang ada di Desa
Cinta Dame,Kecamatan Simanindo. Mual Tio adalah salah satu sumber mata air
bersih dan memiliki khasiat yang ditemukan oleh leluhur Batak Toba dan setiap
keturunan dari leluhur pedahulu merawat tempat sakral tersebut artinya salah satu
bentuk menghargai leluhur mereka adalah dengan cara merawat. Adapun
keturunan leluhur yang dimaksud adalah Marga-Marga Batak Toba yang memiliki
Mual Tio tersendiri artinya Mual Tio Marga Satu Oppu. Mengapa Mual Tio ada
dan apa fungsi Mual Tio tersebut bagi Marga Batak Toba, menjadi kajian yang
Untuk menghindari ruang lingkup permasalahan yang terlalu luas dan agar
penelitian ini lebih fokus,maka masalah pokok penelitian ini hanya pada
masyarakat di Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir .
1.4 Rumusan Masalah
Agar peneliti memiliki panduan dan fokus penelitian dalam mengumpulkan
data maka perlu disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Mengapa ada Mual Tio pada masyarakat Batak Toba?
2. Bagaimana sejarah terbentuknya Mual Tio?
3. Mengapa masyarakat Batak Toba khususnya marga-marga (saoppu) atau
keturunan dari leluhur mereka mempercayai keberadaan Mual Tio ?
4. Apa fungsi Mual Tio pada marga-marga Batak Toba?
1.5Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk memperdalam pemahaman terhadap apa yang disebut dengan Mual
Tio.
2. Untuk mengetahui asal usul atau sejarah keberadaan Mual Tio pada Marga
Batak Toba.
3. Untuk memperdalam pemahaman bahwa Suku Batak Toba memiliki
tempat keramat yang dipercayai dan diyakini mengandung khasiat yang
4. Untuk mengetahui fungsi apa saja yang dimiliki oleh Mual Tio bagi
kehidupan masyarakat Batak Toba terutama marga-marga batak Toba.
5. Untuk mengetahui tempat Mual Tio dari setiap marga batak Toba di Desa
Cinta Dame Kabupaten Samosir.
1.6Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Menambah wawasan penulis tentang fungsi Mual Tio pada marga-marga
Batak Toba.
2. Menambah informasi mengenai fungsi Mual Tio pada marga-marga Batak
Toba.
3. Dapat memberikan motivasi serta ilmu yang bersifat positif bagi
masyarakat,pembaca,guna lebih menghargai dan menjaga peninggalan
leluhur (nenek moyang).
4. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah tulisan
BAB V
KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengolahan data dari data terdahulu serta analisis yang
mendalam terhadap data yang diperoleh di lapangan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Mual Tio merupakan salah satu warisan dari leluhur (Ompung) setiap
marga Batak Toba yang dikramatkan dan tidak menjadi tempat yang
sembarangan untuk dikunjungi oleh setiap orang. Hanya orang yang
bersangkutan atau yang memiliki kepentingan saja yang bisa mengambil
Mual Tio tersebut misalnya Mual Tio marga Sidauruk hanya bisa diambil
oleh marga Sidauruk saja dan hal ini merupakan sudah menjadi tradisi
pada marga-marga Batak Toba yang memiliki Mual Tio.
2. Untuk sejarah Mual Tio sendiri pada dasarnya tidak terjadi secara
menyeluruh pada setiap marga-marga Batak Toba tetapi setiap Mual Tio
marga-marga Batak Toba memiliki sejarah tersendiri, tergantung
bagaimana leluhur (Ompung) setiap marga menemukan dan membuat
Mual Tio tersebut.
3. Khasiat magis yang dikandung oleh Mual Tio yakni dapat memberikan
kebaikan dan kesehatan badan dalam melakukan aktivitas sehari-sehari
dengan mengkonsumsi Mual Tio dan keajaiban Mual Tio yang berasal
salah satu faktor masyarakat Batak Toba terkhususnya marga-marga Batak
Toba mempercayai Mual Tio tersebut. Bukan berarti setiap marga Batak
Toba yang memepercayai khasiat dan kekuatan magis Mual Tio tidak
percaya pada Tuhan (tidak beragama) namun keberadaan dan khasiat dari
Mual Tio yang menjadi warisan Ompung (leluhur) setiap marga Batak
identitas dari setiap marga-marga Batak Toba dimanapun marga-marga
tersebut bertempat tinggal dan menjadi warisan leluhur untuk dijaga akan
nilai budaya serta kekramatannya secara turun temurun. Tekad untuk
menjaga tempat Mual Tio agar tetap bersih dan nyaman untuk melakukan
ritual mengambil Mual Tio menjadi bentuk partisipasi setiap marga Batak
Toba. Kedua, sebagai fungsi spiritual yakni dengan meyakini khasiat Mual
Tio dapat memberikan kebaikan dalam kehidupan aktivitas pribadi dengan
mengkonsumsi dan menghormati Mual Tio secara tidak langsug suatu hal
yang berhubungan langsung dengan pribadi tiap orang yang mengakui
adanya manfaat nyata bagi tubuh, jiwa dan secara umum bagi
kepuasan bahwasanya harapan dari pribadi tiap orang yang meyakini Mual
Tio dan mengakui manfaatnya akan berjalan dengan baik dengan
mengkonsumsi Mual Tio. Dalam hal ini mengkonsumsi Mual Tio tidak
sama halnya dengan mengkonsumsi air minum seperti biasanya, tetapi
Mual Tio dikonsumsi hanya pada saat keadaan yang penting saja. Seperti,
sebelum pergi merantau, keluhan sakit, ingin pekerjaannya berjalan dan
baik baik saja.
5.2 Saran
Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi masyarakat Batak Toba terutama setiap marga Batak Toba jeli atau
lebih peka terhadap keberadaan warisan leluhur yang kadang tidak
diketahui oleh setiap pribadi orang Batak Toba. Diutamakan pada generasi
muda Batak Toba agar tetap menjaga budaya yang memiliki nilai dan
keeksistensinya. Seperti keberadaan Mual Tio pada setiap marga Batak
Toba.
2. Tulisan tentang keberadaan Mual Tio dan lain sebagainya perlu
diperbanyak tujuannya agar tetap menjaga dan mempertahankan
budaya,tradisi dan eksistensinya di zaman modern ini.
DAFTAR PUSTAKA
Gultom, Raja Marpodang,Dj.1992.Dalihan Na Tolu Nilai Budaya Suku Batak.Medan:CV. Armanda.
Ihromi, T. O. 2006.Pokok-Pokok Antropologi Sosial. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia
Koentjaraningrat. 1980. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta : Dian Rakyat
Poloma, Margaret M.2000.Sosiologi Kontemporer. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada
Prasetyo,Bayu.2003.Pemaknaan Simbol Kekeramatan Makam Ki Ageng Gribig di Jatinom Klaten:Skripsi
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, R &D). Bandung : Alfabeta
Sianipar,SHW.1991.Tuho Parngoluan Dalihan Na Tolu Sistem Bermasyarakar Bangso Batak Buku Pertama.Medan: CV Pustaka Gama
Tinggi B P A,Sutan.2011.Tarombo Marga-Marga.Medan:Mitra
Warneck,J.2001.Kamus Batak Toba Indonesia.Medan:Bina Media