viii
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF ATTIDUDES IN POSTPONING WRITING FINAL PAPER OF STUDENTS WHO ARE ACCOMPUSHING THEIR WRITING
A Case Study on the Students of Social Science Education Study Program Sanata Dharma University, Yogyakarta
Bernadeta Lilis Sanata Dharma University
2010
The purpose of the research is to identify the different attitudes among students who were accomplishing their final paper based on: (1) gender, (2) their ages, (3) the study program, (4) their parents’ socio-economic status.
The research was carried out at Sanata Dharma University, Yogyakarta. There were 71 students as respondents who had been trying to finish their writings more than one semester. The technique was chi square ( χ2) method with a 5% level of significance.
ix ABSTRAK
ANALISIS PERILAKU PENUNDAAN (PROCRASTINATION)
PENYUSUNAN SKRIPSI PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI
Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Bernadeta Lilis Universitas Sanata Dharma
2010
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:(1) perbedaan perilaku penundaan penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari jenis kelamin (2) perbedaan perilaku penundaan penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari usia, (3) perbedaan perilaku penundaan penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari program studi, (4) perbedaan perilaku penundaan penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua.
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menyusun skripsi lebih dari satu semester sebanyak 71 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analis data menggunakan Chi Square ( χ2) dengan taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1) tidak ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi ditinjau dari jenis kelamin (χ2 hitung = 4,223< χ2tabel = 9,488), (2) tidak ada perbedaan perilaku penundaan
(procrastination) penyusunan skripsi ditinjau dari usia( χ2hitung = 1,409 < χ2 tabel = 9,488), (3) tidak ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination)
penyusunan skripsi ditinjau dari program studi ( χ2 hitung =7,558 < χ2 tabel = 15,507), (4) tidak ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination)
ANALISIS PERILAKU PENUNDAAN
(PROCRASTINATION)
PENYUSUNAN SKRIPSI PADA MAHASISWA YANG
SEDANG MENYUSUN SKRIPSI
Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Bernadeta Lilis 051334061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
ANALISIS PERILAKU PENUNDAAN
(PROCRASTINATION)
PENYUSUNAN SKRIPSI PADA MAHASISWA YANG
SEDANG MENYUSUN SKRIPSI
Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Bernadeta Lilis 051334061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Halaman Persembahan
Kupersembahkan karya ini kepada:
v
MOTTO
Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.
(I Tesalonika 5:21)
Setiap bunga punya cara sendiri untuk mekar
Born to smile
S m k
Saya menya memuat kary kutipan dan
PE
atakan denga ya atau bagi daftar pusta
RNYATAA
an sesunggu ian karya or aka, sebagaim
vi
AN KEASLI
uhnya bahwa rang lain, ke mana layakn
Yo
IAN KARY
a skripsi ya ecuali yang t nya karya ilm
ogyakarta, 23
Penulis
Bernad
YA
ang saya tuli telah disebut miah.
3 Juli 2010
eta Lilis
Y N N D U b k m d m m s D D P Y B PUBLIK Yang bertan Nama Nomor Mah Demi penge Universitas ANA PENY beserta pera kepada per mengalihkan data, mendi media lain maupun mem sebagai penu Demikian pe
Dibuat di Yo Pada tangga
Yang menya
Bernadeta L
LEMB KASI KARY
nda tangan di
: B
hasiswa : 0
mbangan ilm Sanata Dhar ALISIS PER YUSUNAN
angkat yang rpustakaan n dalam ben
stribusikan untuk kepe mberikan ro ulis. ernyataan in ogyakarta al: 23 Juli 20
atakan
Lilis
BAR PERNY YA ILMIAH
ibawah ini, s
Bernadeta L 051334061
mu pengetah rma karya ilm RILAKU PE SKRIPSI PA MENY diperlukan ( Universitas ntuk media secara terba entingan ak oyalti kepada
i yang saya b
10
vii
YATAAN P H UNTUK K
saya mahasis
Lilis
huan, saya m miah saya ya ENUNDAAN
ADA MAHA YUSUN SKR
(bila ada). D Sanata D lain, menge atas, dan me kademis tanp a saya selam
buat dengan PERSETUJ KEPENTIN swa Univers memberikan k ang berjudul N (PROCRA ASISWA YA RIPSI Dengan demi Dharma hak elolanya dal empublikasik pa perlu m ma tetap men
n sebenarnya
JUAN NGAN AKA
sitas Sanata D
kepada Perpu l:
ASTINATIO ANG SEDA
viii
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF ATTIDUDES IN POSTPONING WRITING FINAL PAPER OF STUDENTS WHO ARE ACCOMPUSHING THEIR WRITING
A Case Study on the Students of Social Science Education Study Program Sanata Dharma University, Yogyakarta
Bernadeta Lilis Sanata Dharma University
2010
The purpose of the research is to identify the different attitudes among students who were accomplishing their final paper based on: (1) gender, (2) their ages, (3) the study program, (4) their parents’ socio-economic status.
The research was carried out at Sanata Dharma University, Yogyakarta. There were 71 students as respondents who had been trying to finish their writings more than one semester. The technique was chi square ( χ2) method with a 5% level of significance.
ix
ABSTRAK
ANALISIS PERILAKU PENUNDAAN (PROCRASTINATION)
PENYUSUNAN SKRIPSI PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI
Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Bernadeta Lilis Universitas Sanata Dharma
2010
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:(1) perbedaan perilaku penundaan penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari jenis kelamin (2) perbedaan perilaku penundaan penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari usia, (3) perbedaan perilaku penundaan penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari program studi, (4) perbedaan perilaku penundaan penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua.
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menyusun skripsi lebih dari satu semester sebanyak 71 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analis data menggunakan Chi Square ( χ2) dengan taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1) tidak ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi ditinjau dari jenis kelamin (χ2 hitung = 4,223< χ2tabel = 9,488), (2) tidak ada perbedaan perilaku penundaan
(procrastination) penyusunan skripsi ditinjau dari usia( χ2hitung = 1,409 < χ2 tabel = 9,488), (3) tidak ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination)
penyusunan skripsi ditinjau dari program studi ( χ2 hitung =7,558 < χ2 tabel = 15,507), (4) tidak ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah, Bapa, Putra dan Roh kudus
yang telah melimpahkan rahmatnya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Program studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini dapat
diselesaikan tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun
tidak langsung kepada penulis. Dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir.Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J, M.Sc., selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma
2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si., selaku ketua jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., Selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
5. Bapak Sebastianus Widanarto Priyowutanto, S.Pd., M.Si., selaku Dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan, masukan, saran dan kritik
xi
6. Bapak Drs. Fx. Muhadi, M.Pd dan Bapak Drs.Bambang P.,S.E.,M.Si selaku
dosen penguji yang telah memberi masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
7. Seluruh staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah
membagikan ilmu pengetahuan dan memberikan bimbingan selama proses
belajar.
8. Teman-teman kelas seminar penelitian yang telah memberi masukan selama
proses diskusi mata kuliah seminar penelitian
9. Seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah
meluangkan waktu menjadi responden dalam penelitian ini
10. Yayasan Pendidikan Kritis (PENTIS) Pancur Kasih, Pontianak.
11. Kedua orang tuaku Bapak. A. Ribut dan Ibu Kristina
12. Adik-adikku Paskarada Gerada, Fransiskus dan Martina Yunita
13. Sahabat-sahabatku selama menempuh pendidikan di kota gudeg: Marsia
Herwin, Katarina Menuneda, Yohana, Yudita Susanti,Eko Yulianto, Juventus
Endwin, Christoforus Umang, Hendra, Theresia Yusi, Willy Ferdinandus
Kou, Carolus,Serihartati dan Mimilia Sulastri. Terima kasih atas kebersamaan
kalian dari awal aku menginjakkan kakiku kekota ini sampai akhirnya aku
akan kembali ketanah kebanggaan kita.
14. Nahoras Bona Simarmata, terima kasih atas perhatian dan semangat yang
telah diberikan kepada penulis selama ini.
15. Teman-teman (Bob Morison, Ariz Budi Widodo, Benediktus Bangun, Tri
Wahyudi, Fransiska Andriani, Stepanus, Aloysius Prianto, Patricia Epha,
xii
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu) dan karyawan (Mbak Marni,
mbak Lusi, mbak Yuli, mbak Karni dan mas Budi) dimana aku berproses
dalam UKM KOPMA
16. Teman-teman dimana aku berproses di UKM Persma NATAS ( Iyan, bg
Vinco, Moris, Al, Nungki, Richi, Sita, Fafa, Bayu dan semua teman-teman
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu).
16. Teman seperjuangan: mas Rudi Haurisa, Wika, kak Tilda, Vivi,mas
Pandu,mas Wawan. Terima kasih atas sharing dan bantuan kepada penulis
selama proses penyusunan skripsi.
17. Teman-teman PAK ’05, terima kasih atas kebersamaan dan pengalaman
selama kuliah.
18. Teman-teman di Himpunan Koperasi Mahasiswa Yogyakarta ( Toni, Listy,
Fauzan, Titin, Rian, Vemmy dan Ari,). Terima kasih atas kerja sama kalian
dan pengalaman yang telah kita lalui bersama. Semoga HKMY semakin
maju.
19. Para penghuni Asrama putri Pondok Angela (Sr. Yekti, terima kasih atas
semua dukungan dan doa yang diberikan kepada penulis dan semua suster
dan teman-teman yang ada di Pondok Angela).
20. Bapak-Ibu Djumali dan teman-teman kost pak Djumali di Kota Baru.
21.Sahabat-sahabatku yang tidak pernah meninggalkan aku dalam keterpurukanku
(Antonius Nonong, Fransiskus Nyaming, Lilis Suriyani, Alexander
Heriwanto, Fransiska Siska, Gumi Wati, Robert Beni, Lambertus Oki,
2
Efriana
kekuata
22. Semua p
Penu
kritik sa
Semoga
Lidia, Va
an pada saat p
pihak yang m
ulis menyad
angat dihara
a skripsi ini d
alentinus Pi
penulis jatuh
memberikan
ari bahwa s
apkan dari p
dapat berma
xiii din). Terim
h.
bantuan seh
skripsi ini m
pembaca hin
anfaat bagi pe
ma kasih te
ingga skrisp
masih jauh
ngga dapat m
embaca sem
Yogyak
elah membe
pi ini selesai.
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN TEORITIK ... 8
A. Perilaku Penundaan ... 8
xv
2. Jenis-jenis Perilaku Penundaan ... 11
3. Perilaku Penundaan Akademik ... 11
4. Karakteristik Perilaku Penundaan Akademik ... 13
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Penundaan Akademik ... 15
B. Skripsi ... 16
1. Pengertian Skrispi ... 16
2. Tujuan Penulisan Skrispi ... 16
C. Jenis Kelamin ... 17
D. Usia ... 18
E. Program Studi... 19
F. Status Sosial Ekonomi ... 20
G. Kerangka Berpikir ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29
A. Jenis Penelitian ... 29
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 29
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 31
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 31
E. Variabel Penelitian dan Operasionalisasi ... 32
F. Teknik Pengumpulan Data ... 40
G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 41
H. Teknik Analisis Data ... 44
BAB IV GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS ... 51
A. Sejarah Perkembangan Universitas ... 51
xvi
BAB V ANALIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 57
A. Deskripsi Data Responden ... 57
B. Analisis Data ... 63
C. Pembahasan ... 74
BAB VI PENUTUP ... 81
A. Kesimpulan ... 81
B. Saran ... 82
C. Keterbatasan Penelitian ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 84
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Kriteria Penyebab Perilaku Penundaan
Untuk Pertanyaan Positif (Mendukung)... 33
3.2 Kriteria Penyebab Perilaku Penundaan Untuk Pertanyaan Negatif (Tidak mendukung)...33
3.3 Penilaian Acuan Normatif Tipe II ...34
3.4 Kisi-Kisi Penyebab Perilaku Penundaan (Procrastination) ... 35
3.5 Skor Variabel Jenis Kelamin... 36
3.6 Skor Variabel Usia... 37
3.7 Skor Variabel Program Studi ... 37
3.8 Skor Untuk Tingkat Pendidikan...………...……… 38
3.9 Skor Untuk Jenis Pekerjaan..………...……….... 38
3.10 Skor Untuk Tingkat Pendapatan....………..……... 39
3.11 Penilaian Acuan Normatif Tipe II...………...………. 40
3.12 Hasil Pengukuran Validitas Perilaku Penundaan (Procrastination) …...………. 42
3.13 Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian...……….. 44
3.16 Interpretasi Cmaks...………... 49
5.1 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin……….………57
5.2 Distribusi Responden Menurut Usia...58
xviii
5.4 Distribusi Responden Menurut Status Sosial Ekonomi Orang Tua...60
5.5 Interpretasi Data Perilaku Penundaan (Procrastination) penyusunan skripsi………62
5.6 Pengujian Normalitas ...63
5.7 Pengujian Homogenitas...64
5.8 Perilaku Penundaan (Procrastination) dan Jenis Kelamin...66
5.9 Perilaku Penundaan (Procrastination) dan Usia...68
5.10 Perilaku Penundaan (Procrastination) dan Program Studi...70
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuesioner ... 88
Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas ... 95
Lampiran 3. Data Induk Penelitian ... 99
Lampiran 4. Distribusi Frekuensi ... 106
Lampiran 5. Uji Homogenitas dan Normalitas ... 110
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penulisan skripsi bagi sebagian mahasiswa merupakan “momok”,
bahkan seringkali mendatangkan masalah tersendiri. Berbagai kesulitan
muncul dalam penyelesaian skripsi tersebut, seperti kesulitan mencari judul,
kesulitan mencari literatur dan bahan bacaan, dana yang terbatas, kesulitan
dengan standar tata tulis ilmiah atau takut menemui dosen pembimbing.
Kesulitan-kesulitan tersebut pada akhirnya menyebabkan mahasiswa
menunda untuk menyelesaikan penyusunan skripsinya.
Seseorang yang mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu, sesuai
dengan batas waktu yang telah ditentukan, sering mengalami keterlambatan,
mempersiapkan sesuatu dengan sangat berlebihan, maupun gagal dalam
menyelesaikan tugas sesuai batas waktu yang telah ditentukan, dikatakan
sebagai seorang yang melakukan prokrastinasi. Prokrastinasi bisa dikatakan
sebagai hanya suatu penundaan atau kecenderungan menunda-nunda memulai
suatu kerja. Namun prokrastinasi juga bisa dikatakan penghindaran tugas,
yang diakibatkan perasaan yang tidak senang terhadap tugas dan ketakutan
untuk gagal dalam mengerjakan tugas. Prokrastinasi juga bisa sebagai
kebiasaan seseorang terhadap respon dalam mengerjakan tugas. Perilaku
penundaan (procrastination) yang dilakukan terus menerus selanjutnya akan
menimbulkan efek negatif bagi mahasiswa itu sendiri, seperti mengerjakan
tidak lulus tepat waktu bahkan tidak berhasil meraih gelar kesarjanaan,
muncul ketidakpuasan terhadap tugas, dan juga menambah stres pada
mahasiswa yang bersangkutan.
Sekalipun perilaku penundaan (procrastination) ini memberikan
dampak buruk terhadap proses penyusunan skripsi mahasiswa, namun banyak
mahasiswa yang mengalaminya. Mahasiswa ada yang secara sengaja maupun
tidak di sengaja melakukan penundaan untuk menyelesaikan skripsinya.
Dampak dari penundaan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam penyusunan
skripsinya adalah tidak menyelesaikan skripsi dengan cepat. Rata-rata
penyelesaian penyusunan skripsi pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial setiap prodi membutuhkan waktu ± 2 semester.
Mahasiswa yang menyelesaikan skripsi lebih dari satu semester tentunya
memiliki masalah-masalah tertentu sehingga menghambat proses pengerjaan
skripsi mereka karena idealnya penulisan skripsi dapat diselesaikan dalam
waktu satu semester. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melihat
penyebab yang melatarbelakangi perilaku penundaan (procrastination) pada
mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya yang
sedang dalam penyusunan skripsi.
Menurut Schowenbur (dalam Ferrari, 1995 dalam Yazinta, 2008)
prokrastinasi akademik sebagai suatu perilaku penundaan dapat
termanisfestasi dalam komponen-komponen yang dapat diukur dan diamati
yaitu penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas
tugas, adanya kesenjangan waktu dalam mengerjakan tugas antara rencana
dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan
dari pada mengerjakan tugas.
Faktor-faktor yang diduga menjadi pembeda perilaku penundaan pada
mahasiswa yang menyusun skripsi antara lain faktor jenis kelamin, usia,
program studi dan status sosial ekonomi orang tua. Pria dan wanita
mempunyai pola perkembangan fisiologis dan psikologis yang berbeda
sehingga menimbulkan perilaku yang berbeda. Ada banyak orang yang
menangkap perbedaan yang signifikan antara kepribadian pria dan wanita;
persepsi ini kemudian mempengaruhi sikap dan perilaku mereka terhadap
orang lain yang oleh karenanya selanjutnya mempengaruhi kepribadian. Ada
dugaan pria melakukan perilaku penundaan lebih tinggi dibandingkan wanita.
Usia yang lebih tinggi diduga memiliki perilaku penundaan yang
rendah dibandingkan dengan usia yang lebih muda karena semakin
bertambahnya usia dan pengalaman hidup seseorang maka tingkat perilaku
penundaannya akan semakin menurun.
Sedangkan setiap program studi memiliki prosedur penyusunan skripsi
yang berbeda sehingga ada prodi yang membuat mahasiswa tidak dapat
menyelesaikan skripsi mereka dalam satu semester. Hal ini juga
mempengaruhi perilaku penundaan pada mahasiswa dalam menyusun skripsi.
Mahasiswa yang memiliki latar belakang status sosial ekonomi orang
dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki latar belakang status sosial
ekonomi orang tua yang rendah. Hal ini disebabkan karena mahasiswa yang
memiliki status sosial ekonomi tinggi tidak dibebani untuk segera lulus dan
mencari kerja untuk memperoleh penghasilan. Sedangkan mahasiswa yang
memiliki status sosial ekonomi rendah memiliki tuntutan untuk segera lulus
agar dapat segera mencari pekerjaan untuk memperoleh penghasilan.
Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “ANALISIS PERILAKU PENUNDAAN
(PROCRASTINATION) PENYUSUNAN SKRIPSI PADA MAHASISWA
YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI”.
B. Batasan Masalah
Masalah penelitian ini dibatasi pada perilaku penundaan
(procrastination) pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi dilihat dari
komponen-komponen perilaku penundaan (procrastination) yaitu penundaan
untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi,
adanya kelambanan yang di sengaja dalam mengerjakan tugas, adanya
kesenjangan waktu dalam mengerjakan tugas antara rencana dan kinerja
aktual, dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan dari pada
mengerjakan tugas ditinjau dari jenis kelamin, usia, program studi dan status
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan
skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di tinjau dari
jenis kelamin?
2. Apakah ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan
skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di tinjau dari
usia?
3. Apakah ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan
skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di tinjau dari
program studi?
4. Apakah ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan
skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di tinjau dari
status sosial ekonomi orang tua?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui :
1. Ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan
skrispi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di tinjau dari
2. Ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan
skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di tinjau dari
usia.
3. Ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan
skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di tinjau dari
program studi.
4. Ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan
skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di tinjau dari
latar belakang status sosial ekonomi orang tua.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu referensi
penelitian yang berkaitan dengan perilaku penundaan (procrastination)
sehingga dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk melihat perilaku
penundaan pada mahasiswa dalam melaksanakan tugasnya.
2. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan memberi wawasan baru mahasiswa mengenai
perilaku penundaan dan penyebabnya sehingga selanjutnya dapat
membantu mahasiswa memahami dan menemukan solusi atas perilaku
3. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan melatih peneliti dalam berpikir memecahkan
masalah, berfikir secara objektif, rajin, ulet sehingga dapat diterapkan pada
8
BAB II
TINJAUAN TEORITIK
A.Perilaku Penundaan Akademik
1. Perilaku penundaan.
Istilah prokrastinasi menunjuk pada suatu kecenderungan
menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Kalangan ilmuwan yang
pertama menggunakan istilah tersebut adalah Brown & Holtzman
(Wulan,2000 dalam
http://www.apsi-himpsi.org/Artikel/Prokastinasi-akademik.php). Menurut kalangan ilmuwan mereka tidak segera memulai
untuk menyelesaikan ketika dihadapkan oleh suatu tugas merupakan
indikasi dari prokrastinasi.
Secara etimology, kata ’procrastination’ berasal dari bahasa Latin,
yakni dari kata kerja ’procrastinare’, kombinasi dari kata “pro” yang
bermakna ’menuju gerak’ dengan kata “crastinus”, yang berarti ’milik hari
esok’. Jadi kata “procrastinare” mengandung arti menunda sampai hari
berikutnya. Dalam kamus The Oxford English Dictionary (1952 dalam
Adinugroho,2005) istilah procrastination atau prokrastinasi diartikan secara
lebih positif yakni penundaan yang dipilih secara bijaksana untuk menunggu
saat yang tepat. Pengertian prokrastinasi menjadi lebih merujuk pada
tuntutan untuk kesempurnaan tugas dengan optimal. Namun di sisi lain,
karena kemalasan - “ …..the harmful habits of laziness in completing a task
necessary for subsistence,..”.
Dalam era modern, pengertian prokrastinasi lebih dipergunakan dalam
denotasi penundaan yang negatif. Sebagaimana dikemukakan oleh Milgram
(1991 dalam
http://www.apsi-himpsi.org/Artikel/Prokastinasi-akademik.php) bahwa pengertian prokrastinasi, setidaknya mengandung
beberapa unsur berikut:1)Serangkaian perilaku tertunda-tunda;2) berakibat
rendahnya mutu produk perilaku tersebut;3)menyangkut tugas yang oleh
’procrastinator’ dianggap penting untuk dilakukan;dan 4)berakhir pada
keadaan emosional yang tidak karuan.
Dengan pengertian di atas, prokrastinasi ini bukanlah perilaku
kemalasan yang sederhana, melainkan merupakan perilaku yang kompleks
yang merupakan gangguan emosional pada individu ’prokrastinator’, dan
bisa berakibat fatal karena kebiasaan ini dapat membuat orang tersebut tidak
berhasil dalam hidupnya.
Ferrari dkk, (dalam Wulan 2000 dalam
http://www.apsi-himpsi.org/Artikel/Prokastinasi-akademik.php) menyimpulkan bahwa
pengertian prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai sudut pandang,
yaitu:
1) Prokrastinasi hanya sebagai perilaku penundaan, yaitu bahwa setiap
perbuatan untuk menunda dalam mengerjakan suatu tugas disebut
sebagai prokrastinasi, tanpa mempermasalahkan tujuan serta alasan
2) Prokrastinasi sebagai suatu kebiasaan atau pola perilaku yang dimiliki
individu, yang mengarah kepada trait, penundaan yang dilakukan sudah
merupakan respon tetap yang selalu dilakukan seseorang dalam
menghadapi tugas, biasanya disertai oleh adanya keyakinan-keyakinan
yang irrasional
3) Prokrastinasi sebagai suatu trait kepribadian, dalam pengertian ini
prokrastinasi tidak hanya sebagai sebuah perilaku penundaan saja, akan
tetapi prokrastinasi merupakan suatu trait yang melibatkan
komponen-komponen perilaku maupun struktur mental lain yang saling terkait
yang dapat diketahui secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut kamus American Heritage Dictionary of the language:
Fourth edition (2000,dalam Adinugroho,2005.) perilaku penudaan
(procrastination) adalah tidak mengerjakan tugas, menunda atau
membatalkan mengerjakan sesuatu. Perilaku menunda merupakan kebiasaan
atau dengan sengaja menunda sesuatu dan karena suatu alasan tertentu
dianggap sebagai perilaku yang patut dicela seperti kemalasan atau
pengabaian tanggung jawab.
Berdasarkan pendapat para ahli, maka peneliti menyimpulkan bahwa
prokrastinasi adalah kegagalan seseorang dalam mengerjakan tugas berupa
tindakan menunda-nunda memulai atau menyelesaikan tugas secara sengaja
dan berulang-ulang sehingga menghambat penyelesaian tugas dalam jangka
2. Jenis-jenis perilaku penundaan.
Berdasarkan tujuan melakukan perilaku penundaan
(procrastination), (Ferrari 1991 dalam Paramita, 2003) membagi
prokrastinasi menjadi dua yaitu functional procrastination dan
dysfunctional procrastination. Functional procrastination adalah
penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh
informasi yang lebih lengkap dan akurat. Bentuk penundaan ini
memandang suatu tugas harus dikerjakan secara sempurna walaupun
mereka harus melewati waktu yang optimal yang seharusnya dimulai,
sehingga mendapatkan penyelesaian yang baik. Dysfunctional
procrastination adalah penundaan mengerjakan tugas yang tidak
bertujuan, berakibat buruk dan menimbulkan masalah. Bentuk penundaan
ini tanpa disertai suatu alasan yang berguna bagi procrastinator maupun
orang lain. Penundaan ini dapat menimbulakan masalah bila
procrastinator tidak bisa melepaskan diri dari kebiasaan menunda
tersebut.
3. Perilaku penundaanakademik.
Ferrari, Johnson dan McCown (1995 dalan Yazinta, 2008) secara
lebih jelas membedakan pokrastinasi berdasarkan jenis tugasnya yaitu
prokrastinasi akademik dan prokrastinasi non- akademik. Prokrastinasi
akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal
yang berhubungan dengan tugas akademik seperti tugas sekolah atau tugas
dilakukan pada jenis tugas non formal atau tugas yang berhubungan dengan
tugas-tugas sehari-hari misalnya tugas rumah tangga dan tugas di kantor.
Penelitian ini selanjutnya hanya akan membahas pada perilaku penundaan
(procrastination) berdasar pada jenis tugasnya yakni perilaku penundaan
akademik. Secara historis, penelitian tentang prokrastinasi ini pada awalnya
memang banyak dilakukan di lingkungan akademik (Ferrari, dkk.,1995
dalam Yazinta, 2008). Ellis dan Knaus (1977 dalam Yazinta, 2008) juga
mengungkapkan bahwa kurang lebih 70% mahasiswa melakukan
prokrastinasi.
Prokrastinasi akademik berkaitan dengan unsur-unsur tugas dalam
akademik. Salomon & Rothblum (1989 dalam Yazinta, 2008) menyatakan
terdapat lima area akademik yang merupakan unsur-unsur prokrastinasi
akademik yaitu:
a. Tugas mengarang: meliputi tugas akademik menulis makalah laporan,
skripsi dan paper
b. Belajar dalam menghadapi ujian: meliputi belajar dalam rangka
mempersiapkan kuis, ujian midsemester ataupun ujian akhir
c. Membaca buku penunjang: meliputi tugas mencari dan membaca buku
referensi utama maupun buku referensi pendukung
d. Tugas administratif: meliputi tugas-tugas administratif seperti
mengembalikan buku ke perpustakaan, membayar spp, melakukan daftar
e. Kinerja akademik secara keseluruhan: meliputi usaha dalam
menyelesaikan tugas akademik secara keseluruhan.
Salomon & Rothblum menemukan dari keenam unsur akademik
tersebut di atas, tugas mengarang merupakan tugas yang sering ditunda
penyelesaiannya yaitu sebesar 46%, membaca buku referensi 30% dan
27,6% untuk belajar ujian.
4. Karakteristik perilaku penundaanakademik.
Schouwenburg (dalam Ferrari, 1995 dalam Yazinta, 2008)
mengatakan bahwa prokratinasi akademik sebagai suatu perilaku penundaan
dapat termanisfestasi dalam komponen-komponen yang dapat diukur dan
diamati. Komponen dalam prokrastinasi akademik, yaitu :
a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang
dihadapi
Seorang prokrastinator tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera
diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi dia menunda-nunda
untuk memulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk segera
menyelesaikan hingga tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan
sebelumnya.
b. Adanya kelambanan yang disengaja dalam mengerjakan tugas
Seorang prokrastinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk
tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa
memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya.
c. Kesenjangan waktu dalam mengerjakan tugas antara rencana dan kinerja
aktual
Pokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang
prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi tenggat
waktu yang telah ditentukan, baik ditentukan oleh orang lain maupun
oleh dirinya sendiri. Seseorang mungkin telah merencanakan untuk
memulai mengerjakan tugas pada waktu yang telah ia tentukan sendiri,
akan tetapi ketika saatnya tiba dia tidak juga segera melakukannya sesuai
dengan apa yang telah direncanakan, sehingga menyebabkan
keterlambatan maupun kegagalan dalam menyelesaikan tugas.
d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada
mengerjakan tugas
Prokrastinator dengan sengaja tidak segera menyelesaikan tugasnya
tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas
lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan
seperti menonton TV, membaca majalah yang tidak berhubungan dengan
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penundaan akademik.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi munculnya perilaku
penundaan (procrastination) akademik pada mahasiswa dapat dibedakan
menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang meliputi
kondisi fisik dan kondisi psikologis individu. Kondisi fisik yang dapat
mempengaruhi munculnya perilaku penundaan (procrastination) akademik
misalnya kelelahan fisik. Seseorang yang mengalami kelelahan fisik
memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan perilaku
penundaan (procrastination) dari pada individu yang tidak mengalami
kelelahan fisik (Ferrari, dkk, 1995 dalam Yazinta,2008). Salomon &
Rothblum (dalam Ferrari, 1995 dalam Yazinta, 2008) menyatakan bahwa
trait keperibadian yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi
munculnya perilaku penundaan (procrastination) akademik. Individu yang
kurang memiliki kepercayaan diri dan malas, memiliki kecenderungan
melakukan perilaku penundaan (procrastination) akademik yang tinggi.
Besarnya motivasi yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi
kecenderungan perilaku penundaan (procrastination) akademik individu.
Faktor-faktor eksternal yang ikut mempengaruhi kecenderungan
munculnya perilaku penundaan (procrastination) adalah pengasuhan orang
tua dan lingkungan. Ferrari (1995 dalam Yazinta 2008) menemukan bahwa
pengasuhan otoriter orang tua menyebabkan munculnya kecenderungan
perilaku penundaan (procrastination). Kondisi lingkungan yang lenient,
(procrastination) juga mempengaruhi tinggi rendahnya perlaku penundaan
(procrastination) individu.
B. Skripsi
1.Pengertian skripsi
Skripsi ialah tulisan yang dibuat sebagai syarat seorang mahasiswa
menyelesaikan studi program sarjananya. Skripsi ini sebagai bukti
kemampuan akademik seorang mahasiswa dalam penelitian. Skripsi disusun
dan dipertahankan untuk mencapai gelar Sarjana S-1. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1990), istilah skripsi diartikan sebagai karangan ilmiah
yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan
pendidikan akademis.
Skripsi menjadi salah satu pembeda antara jenjang pendidikan
sarjana (S1) dan diploma (D3). Skripsi juga berbeda dari tesis (S2) dan juga
disertasi (S3). Untuk disertasi, mahasiswa S3 memang diharuskan untuk
menemukan dan menjelaskan teori baru. Sementara untuk tesis, mahasiswa
bisa menemukan teori baru atau memberikan teori yang sudah ada dan
menjelaskan dengan teori yang sudah ada. Sementara untuk mahasiswa S1,
skripsi adalah belajar meneliti.
2.Tujuan menulis skripsi
Skripsi atau tesis merupakan syarat kelulusan di Perguruan Tinggi.
tujuan agar mahasiswa dapat mengungkapkan pikirannya secara sistematis.
Ada dua unsur dalam dalam kegiatan skripsi dan tesis yaitu meneliti dan
membuat tulisan.
Skripsi dan tesis merupakan sarana menyampaikan nilai-nilai praktis
maupun nilai-nilai teoritis hasil penelitian ilmiah yang dilakukan oleh
mahasiswa. Sehingga tulisan skripsi atau tesis mempunyai peran
memperkaya khasanah keilmuan di lingkungan citivas akademika. Dengan
demikian, melalui tulisan ilmiah dapat dilakukan proses validasi terhadap
hasil temuan penelitian dan pengkajian ilmiah terdahulu. Proses ini
merupakan syarat bagi berkembangnya suatu disiplin ilmu.
C.Jenis Kelamin
Jenis kelamin didefinisikan sebagai istilah biologis berdasarkan perbedaan
anatomi dan fisik antara laki-laki dan perempuan. Ditinjau dari perkembangan
fisik, terdapat perbedaan yang jelas antara laki-laki dan perempuan dalam
rata-rata tinggi badan, organ genitalia eksternal, payudara, kumis, dan pola-pola
pertumbuhan rambut (termasuk kebotakan). Selain itu, pria dan wanita memiliki
perbedaan fisiologis yang bersifat internal dan subtansial. Sebagai contoh
laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan tingkat hormonal yang mempengaruhi
variasi ciri-ciri biologis seperti fertilitas.
Laki-laki dan perempuan memang terlihat berbeda dan memiliki
organ-organ serta hormon-hormon seks yang berbeda, dan oleh karenanya ada
masing-masing gender berpikir, bertindak dan merasakan sesuatu. Laki-laki dan
perempuan seringkali menunjukkan tingkah laku yang berbeda, misalnya lebih
besarnya perhatian terhadap penampilan pada wanita daripada pria.
Alasan penulis meneliti perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan
karena berdasarkan perkembangan fisiologis dan psikologis ternyata laki-laki
dan perempuan mempunyai perkembangan yang berbeda. Perbedaan tersebut
meliputi pula perbedaan dalam hal perhatian, kesanggupan, pandangan, dan serta
sikap dan perilaku. Ini dapat disebabkan karena pengaruh dan sifat tradisi
terhadap jenis kelamin tersebut. Keadaan fisik dan psikologis inilah yang dapat
mempengaruhi perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan.
D.Usia
Usia dapat diartikan juga umur, yang dimaksud dengan umur adalah
lamanya rentang waktu dalam tahun yang dihitung mulai seseorang lahir ke
dunia sampai saat penelitian tersebut diadakan.
Menurut Stephen T.Robbins (1996 :217 dalam Putri, 2008 ) pekerja
dengan umur semakin tua akan semakin memiliki disiplin kerja, rasa tanggung
jawab dan kesetiaan yang semakin tinggi terhadap pekerjaan dan perusahaan
dibandingkan dengan umur yang lebih muda.
Dalam kaitannya dengan perilaku penundaan, maka usia merupakan faktor
yang mempengaruhi tingkat perilaku penundaan pada mahasiswa. Semakin tua
pada usia yang lebih tua seseorang telah mendapat pengalaman yang lebih
banyak dan menyadari akibat dari perilaku yang dibuatnya.
E.Program Studi
Program studi (Prodi) adalah satuan pelaksana pendidikan yang bertugas
melaksanakan satuan kurikulum untuk satu keahlian tertentu. Adanya prodi lebih
menunjuk pada kekhususan penguasaan disiplin ilmu tertentu.
Universitas Sanata Dharma memiliki delapan Fakultas yang
menyelenggarakan pendidikan program gelar strata 1 (S-1) yakni, Fakultas
Keguruan dan lmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ekonomi, Fakultas Sains dan
Teknologi, Fakultas Sastra, Fakultas Farmasi, Fakultas Psikologi dan Fakultas
Teologi.
Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil sampel penelitian
pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial karena peneliti melihat fenomena yang
terjadi pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu
rata-rata penyusunan skripsi memakan waktu lebih dari satu semester, pada hal
idealnya untuk mahasiswa jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial skripsi
dapat diselesaikan dalam waktu satu semester. Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial merupakan jurusan yang menyiapkan lulusannya untuk
menjadi tenaga pendidik yang profesional, humanistik, memiliki semangat
dialogis, dan menghargai serta mengembangkan kebebasan dan kejujuran
Sosial terdiri dari tiga program studi, yaitu Pendidikan Sejarah, Pendidikan
Ekonomi dan Pendidikan Akuntansi.
F.Status Sosial Ekonomi
Status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok. Status
sosial ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial dan status ekonomi yang
dimiliki seseorang (orang tua) dalam suatu kelompok masyarakat. Menurut
Susanto (1977:181) status sosial adalah perbandingan peran dalam masyarakat,
status merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia.
Sukanto (1990:263) mengatakan bahwa status sosial ekonomi adalah tempat
orang secara umum di dalam masyarakat, sehubungan dengan orang lain dalam
arti lingkungan pergaulannya, prestise dan hak-hak serta
kewajiban-kewajibannya.
Mengenai status sosial ekonomi, Keeves (1972:235 dalam Yektiningsih
2008) mengatakan bahwa status sosial ekonomi mencakup unsur pendidikan,
pekerjaan, jabatan, penghasilan, pemilihan barang berharga yang dimiliki oleh
seseorang di dalam suatu masyarakat atau kelompoknya. Jadi pengertian status
sosial ekonomi dapat dikaitkan dengan tingkat pendapatan, tingkat pendidikan,
dan jenis pekerjaan. Sejalan dengan uraian tersebut Tan dan Koentjaraningrat
(1977:53) juga mengatakan bahwa konsep kedudukan sosial ekonomi dalam
ilmu pengetahuan masyarakat sudah sewajarnya mencakup tiga faktor yaitu
Menurut pendapat para sosiolog bahwa perbedaan dalam hal orientasi
belajar berasal dari pandangan perbedaan kelas sosial. Kelas rendah mengalami
kesulitan dalam hal memasuki dunia pendidikan dikarenakan biaya yang tinggi,
kelas rendah cenderung untuk secepat mungkin untuk menyelesaikan
pendidikannya karena semakin cepat pendidikannya selesai akan mengurangi
pengeluaran dalam bidang pendidikan. Hal demikian akan mempengaruhi
perilaku dalam melakukan sesuatu. Dalam hal ini peneliti mengambil tingkat
pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua dan tingkat pendapatan orang
tua sebagai faktor dari status sosial ekonomi.
1. Tingkat pendidikan orang tua.
Tingkat pendidikan seseorang dapat dilihat dari jenjang pendidikan
yang pernah dialaminya atau lamanya pendidikan. Tingkat pendidikan orang
tua adalah jenjang pendidikan yang telah diselesaikan oleh orang tua
mahasiswa yang dibuktikan dengan adanya ijazah yang paling akhir
diperolehnya. Pada umumnya tingkat pendidikan menentukan jenis pekerjaan
atau jabatan seseorang.
2. Jenis pekerjaan orang tua
Berdasarkan tingkat pendapatan, jenis pekerjaan dapat digolongkan
menjadi 9 golongan (Spillane, 1982:14 dalam Yektiningsih, 2008) yaitu
Golongan A terdiri dari mandor, pedagang, pegawai kantor, pegawai sipil
ABRI, pemilik perusahaan/toko/pabrik/perikanan, pemilik bus/colt,
penggarap tanah/ pengawas keamanan, petani pemilik tanah, peternak, tuan
tanah.
Golongan B terdiri dari buruh nelayan, petani kecil, penebang pohon.
Golongan C terdiri ABRI (Tamtama s.d. Bintara), Guru SD, kepala bagian,
kepala kantor pos (cabang), manager perusahaan kecil, pamong praja pegawai
badan hukum, pegawai negeri golongan Ia s.d Id, supervisor/pengawas.
Golongan D terdiri dari meninggal dunia, pensiunan, tak mempunyai
pekerjaan tetap.
Golongan E terdiri dari Guru (SMP s.d. SMA), juru rawat, pekerja sosial,
kepala sekolah, kontraktor kecil, pegawai negeri golongan II a s.d. d, perwira
ABRI (Letnan II, Letnan I dan Kapten), wartawan.
Golongan F terdiri dari buruh tidak tetap, petani penyewa, tukang/penarik
becak.
Golongan G terdiri dari ahli hukum, ahli ilmu tanah/ahli ukur tanah, apoteker,
arsitek, dokter, dosen/guru besar, gubernur, insiyur, kepala kantor pos (pusat),
kontraktor besar, manager perusahaan, menteri, pegawai negeri golongan IIIa
ke atas, pengarang, peneliti, penerbang, perwira ABRI (mayor s.d. jenderal),
walikota/bupati.
Golongan I terdiri dari artis/seniman, buruh tetap, montir, pandai
besi/emas/perak, penjahit, penjaga, sopir bus/colt, tukang kayu, tukang
listrik, tukang mesin.
Menurut Biro pengembangan Sosial Budaya, pekerjaan dibedakan menjadi
dua jenis.
a. Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang
sebagai sumber ukuran dari penghasilannya, yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap.
Apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak/belum mencukupi
untuk keperluan hidupnya, maka perlu diusahakan adanya penghasilan
lain di luar penghasilan pokok
b. Pekerjaan sampingan atau tambahan adalah pekerjaan yang dimiliki atau
dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan tambahan untuk memperoleh
penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidunya sehari-hari.
Sifat pekerjaan sambilan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.
3. Tingkat pendapatan
Tingkat pendapatan merupakan besarnya penghasilan yang diperoleh
suatu keluarga dari pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan dan pendapatan
lain berupa uang maupun barang yang digunakan untuk memenuhi
Menurut Gilarso (1994:63) pendapatan adalah segala bentuk balas
karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atau sumbangan
seseorang terhadap proses produksi. Pendapatan orang tua adalah
keseluruhan penerimaan orang tua dari pekerjaan pokok atau pekerjaan
sambilan yang diterima setiap bulan yang dinilai dengan uang (Sumardi,
1982:9).
G.Kerangka Berpikir
1. Analisis perilaku penundaan (procrastiantion) penyusunan skripsi pada
mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari jenis kelamin.
Jenis kelamin dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan
jenis kelamin selalu dikaitkan dengan perbedaan streotipe perilaku laki-laki
dan perempuan. Paul Rozenkrantz dkk (dalam Linda Brannon, 1996 dalam
Susanti, 2006) mempelajari sterotipe dari peran gender dengan subjek
mahasiswa di mana kelompok laki-laki menilai perilaku laki-laki sebagai
agresif, independent, dominan, mudah dipengaruhi, aktif, kompetitif,
bertindak sebagai pemimpin, percaya diri, ambisius. Sedangkan kelompok
wanita menilai perilaku perempuan lebih aktif, lebih halus mengungkapkan
perasaannya, religius, tertarik pada penampilan diri, perilaku bersih,
kebutuhan kuat dalam keamanan dan jarang menggunakan bahasa kasar.
perempuan. Ada anggapan laki-laki sering melakukan penundaan terhadap
suatu pekerjaan dibandingkan dengan perempuan.
Disamping itu, salah satu situasi yang menyebabkan perbedaan
perilaku adalah pendidikan. Dalam hal pendidikan ada pembedaan dalam hal
kesempatan mendapatkan pendidikan antara anak laki-laki dan perempuan.
Kebanyakan sumber keuangan keluarga diarahkan bagi pendidikan anak
laki-laki, sementara anak perempuan tidak diarahkan untuk mendapatkan
tantangan akademik (http://issuu.com/insanmulia/docs/gender/). Situasi ini
membuat anak perempuan yang diberi kesempatan untuk mendapatkan
pendidikan tertantang sehingga mereka lebih terpacu untuk berusaha rajin dan
tekun untuk menyelesaikan pendidikannya secara cepat dengan tidak
menunda untuk mengerjakan skripsinya. Berbeda dengan anak laki-laki yang
lebih diarahkan dan mendapat kesempatan yang luas untuk memperoleh
pendidikan, mereka tidak mempunyai dorongan yang kuat untuk secepat
mungkin menyelesaikan pendidikan mereka. Anak laki-laki cenderung
bersikap santai dan cenderung melakukan penundaan untuk segera
menyelesaikan skripsi mereka.
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis:
H1 = Ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan
skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari
2. Analisis perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi pada
mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari usia.
Kematangan usia seseorang akan mempengaruhi daya pikir dan
tindakan seseorang. Dilihat dari segi umur, kelompok mahasiswa terdiri dari
pemuda dan pemudi dari sekitar umur 18 sampai 30 tahun dengan mayoritas
kelompok umur sekitar 18 sampai 25 tahun. Masa umur antara 18-25 tahun
merupakan masa usia mahasiswa yang sebenarnya (Ahmadi: 2005). Masa
umur tersebut merupakan masa pemantapan pendirian hidup. Dengan kata
lain, pemantapan ini dimaksudkan pengujian lebih lanjut tentang pendirian
hidup serta penyiapan diri dengan keterampilan dan kemampuan yang
diperlukan untuk merealisasikan pendirian hidup yang telah dipilihnya. Batas
usia tersebut merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi peluang bagi
mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada
orang tua. Sedangkan masa umur diatas 25 tahun, merupakan masa dimana
permasalahan pekerjaan dan kehidupan bermasyarakat mendapat perhatian
khusus.
Mahasiswa yang usianya masih muda memiliki temperamental yang
labil dibandingkan dengan mahasiswa yang usianya lebih tua. Hal tersebut
akan mempengaruhi mahasiswa tersebut dalam berperilaku. Mahasiswa yang
usianya lebih tua akan mengerjakan dan meyelesaikan pekerjaannya dengan
serius dan tepat waktu. Sedangkan mahasiswa yang usianya masih muda
cenderung menunda untuk meneyelesaikan pekerjaannya sehingga
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis:
H2 = Ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan
skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari
usia.
3. Analisis perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi pada
mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari program studi.
Tiap Universitas atau fakultas mempunyai kebijakan sendiri dalam
hal penulisan skripsi. Ada Program Studi yang membuat mahasiswa tidak
dapat menyelesaikan skripsinya dalam waktu satu semester. Ini dikarenakan
prosedur penyusunan skripsi yang berbeda-beda tiap program studi. Selain itu
faktor tenaga pengajar juga berbeda dari tiap prodi. Masing-masing tenaga
pengajar, dalam hal ini dosen mempunyai metode bimbingan yang
berbeda-beda. Ada dosen yang memudahkan mahasiswa untuk menyelesaikan
skripsinya dengan cepat tetapi ada juga dosen yang mempersulit mahasiswa
dalam penyelesaian skripsinya dikarenakan kesibukan dari dosen tersebut
sehingga sulit ditemui untuk bimbingan.Hal tersebut menyebabkan
mahasiswa tidak dapat menyelesaikan skripsinya tepat waktu.
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis :
H3 : Ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) akademik pada
mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari program
4. Analisis perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi pada
mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari latar belakang
status sosial ekonomi.
Tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan menentukan besarnya tingkat
pendapatan orang tua. Orang tua berpendidikan tinggi memiliki pekerjaan
dengan pendapatan yang lebih baik dibandingkan orang tua berpendidikan
rendah. Hal ini berpengaruh pada kesejahteraan orang tua dalam hal
pendidikan bagi anak-anaknya. Pada umumnya pendapatan yang cukup atau
tinggi akan lebih mudah memenuhi segala kebutuhan dan keperluan berbeda
dengan keluarga yang mempunyai penghasilan relatif rendah pada umumnya
mengalami kesulitan dengan pembiayaan. Orang tua yang tingkat
pendapatannya rendah, harus memperhitungkan kemampuan finansialnya bila
hendak menyekolahkan anak-anaknya. Perbedaan status sosial ekonomi orang
tua menimbulkan pola kepribadian anak. Perbedaan ini memunculkan pola
perilaku yang berbeda pada tiap anak. Anak yang berasal dari status sosial
ekonomi tinggi memiliki perilaku menunda yang lebih tinggi daripada anak
yang berasal dari keluarga status sosial ekonomi rendah.
Berdasarkan uraian diatas, hipotesis dirumuskan:
H4 = Ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan
skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari
29 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong metode komparatif. Metode komparatif adalah
metode penelitian yang berusaha menentukan sebab, atau alasan adanya
perbedaan dalam tingkah laku atau status kelompok individu (Consuelo, dkk
1993:124). Dalam artian, peneliti mengamati bahwa kelompok-kelompok yang
berbeda pada beberapa variabel dan kemudian berusaha untuk mengidentifikasi
faktor utama penyebab perbedaan tersebut. Jadi tujuan penelitian ini adalah
menganalisis perbedaan-perbedaan perilaku penundaan (procrastiantion)
penyusunan skrispi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di
Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan
Ilmu Pengetahuan Sosial ditinjau dari jenis kelamin, usia, program studi dan
status sosial ekonomi orang tua.
B.Waktu dan Tempat Penelitian
1. Tempat.
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Waktu penelitian.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan dimintai informasi atau
menjadi sumber informasi. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang sedang dalam proses
penyusunan tugas akhir (skripsi) lebih dari satu semester. Objek penelitian ini
adalah perilaku penundaan (procrastination) dari jenis kelamin, usia, program
studi, dan status sosial ekonomi orang tua.
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
1. Populasi.
Populasi yaitu kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis
akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain yang disebabkan karena adanya
karakteristik yang berlainan.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa strata satu (S-1) Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma yang
sedang dalam proses penyusunan skripsi. Jumlah populasi dalam penelitian
ini sebanyak 125 orang yang terdiri dari prodi pendidikan sejarah 14 orang,
pendidikan ekonomi 24 orang dan pendidikan akuntansi 87 orang.
2. Sampel.
Sampel yaitu sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto,
2006:131). Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi digunakan
n =
²Keterangan : n : Ukuran sampel N : Ukuran Populasi
e : nilai kritis yang diinginkan (persen kelonggaran) Dalam penelitian ini, ditentukan nilai kritis sebesar 5%.
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta memiliki tiga (3) Program Studi yaitu Pendidikan
sejarah, Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntansi. Oleh sebab itu,
penarikan sampel dilakukan secara merata atau persentase yang sama
untuk setiap program studi.
Perhitungan jumlah sampel adalah sebagai berikut:
N = 125 mahasiswa
e = 5
n 5 5%5
= 95,23
Berdasarkan perhitungan di atas maka persentase jumlah sampel untuk
setiap program studi sebagai berikut:
No Prodi Jumlah populasi Persentase Jumlah sampel
1 Pendidikan Sejarah 14 orang 11,2% 11 orang
2 Pendidikan Ekonomi 24 orang 19,2% 18 orang
Namun, karena jumlah populasi dalam penelitian ini relatif kecil
yaitu sebanyak 71 orang, maka dalam penelitian ini menggunakan
keseluruhan dari anggota populasi sehingga disebut sampel total.
3. Teknik penarikan sampel.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik
sampling bertujuan (Purposive Sampling) yaitu teknik yang digunakan
apabila anggota sampel dipilih berdasarkan tujuan penelitiannya (Husman,
dkk, 45: 2008) .
E. Variabel penelitian dan operasionalisasi
Variabel penelitian merupakan objek penelitian yang bervariasi
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1991:102).
Dalam penelitian ini ada lima variabel yang menjadi objek penelitian, yaitu :
a. Variabel Perilaku Penundaan (Procrastination)
Perilaku Penundaan (Procrastination) penyusunan skripsi
merupakan kegagalan seseorang dalam mengerjakan tugas berupa tindakan
menunda-nunda memulai atau menyelesaikan tugas sehingga menghambat
penyelesaian tugas dalam jangka waktu terbatas.
Variabel perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi
diukur berdasarkan teori yang diadaptasi dari empat komponen perilaku
penundaan oleh Schowenbur. Untuk mengukur penyebab perilaku
penundaan tersebut menggunakan skala likert.
Variabel Penyebab perilaku penundaan (procrastination)
untuk pertanyaan positif (mendukung) jawaban memiliki skor dengan
kategori sangat sesuai = 4, sesuai = 3, tidak sesuai = 2, sangat tidak sesuai
= 1. Sebaliknya untuk pertanyaan negatif (tidak mendukung) jawaban
memiliki skor dengan kategori sangat sesuai = 1, sesuai = 2, tidak sesuai =
[image:55.612.94.517.176.590.2]3, sangat tidak sesuai = 4.
Tabel 3.1
Kriteria penyebab perilaku penundaan Untuk pertanyaan positif (Mendukung)
No Frekuensi Skor
1 Sangat tidak sesuai Skor 1
2 Tidak sesuai Skor 2
3 Sesuai Skor 3
4 Sangat sesuai Skor 4
Tabel 3.2
Kriteria penyebab perilaku penundaan Untuk pertanyaan Negatif (Tidak Mendukung)
Semakin tinggi skor total yang diperoleh menunjukkan tingginya
tingkat perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi,
sebaliknya jika skor total yang diperoleh semakin rendah maka semakin
rendah pula tingkat perilaku penundaan (procrastination) penyusunan
skripsi. Untuk mengetahui klasifikasi skor penyebab perilaku penundaan,
apakah masuk kriteria sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat
No Frekuensi Skor
1 Sangat tidak sesuai Skor 4
2 Tidak sesuai Skor 3
3 Sesuai Skor 2
rendah digunakan perhitungan Penilaian Acuan Norma tipe II sebagai
[image:56.612.94.514.158.610.2]berikut:
Tabel 3.3
Penilaian Acuan Norma tipe II
Skor Nilai
¾ M + 2S Sangat tinggi
¾ M + 1 S dan M + 2 S Tinggi
¾ M – 1 S dan M + 1 S Cukup
¾ M – 2S dan M - 1S Rendah
¾ < M – 2S Sangat Rendah
Rumus Mean (M) dan standar deviasi sebagai berikut (Masidjo 1995:164) :
M =∑
α = ∑ ∑
Ket :
X = Jumlah skor dari penyebab perilaku penundaan N = Jumlah responden
α= Standar deviasi
Dalam perhitungan mean dan standar deviasi akan dilaksanakan dengan
Berikut merupakan indikator variabel perilaku penundaan
(procrastiantion) penyusunan skripsi pada mahasiswa.
[image:57.612.98.547.156.690.2]Tabel 3.4
Kisi-kisi Penyebab Perilaku Penundaan (Procrastination) penyusunan skripsi
Variabel Sub Variabel
(Dimensi) Indikator Item Positif Item Negatif Perilaku penundaan (procrastiantion)
1. Penundaan terhadap tugas
2. Kelambanan dalam mengerjakan tugas
3. Kesenjangan waktu
4. Melakukan aktivitas lain
• Menunda mengerjakan bab selanjutnya
• Menunda bertemu dengan dosen pembimbing
• Terlambat dalam pengumpulan skripsi • Terlambat bertemu dosen
pembimbing
• Lambat dalam penyelesaian skripsi
• Kesenjangan antara pengerjaan skripsi dengan waktu penyelesaian
• Tidak menggunakan waktu secara maksimal
• Menonton acara televisi favorit
• Tidak bisa menolak ajakan teman
• Melamun
• Membaca majalah favorit
b. Variabel Jenis Kelamin.
Jenis kelamin yang di maksud dalam penelitian ini adalah jenis
kelamin laki-laki dan perempuan. Secara psikologis dan fisiologis
ternyata laki-laki dan perempuan mempunyai perkembangan yang
berbeda. Perbedaan ini menyebabkan adanya perbedaan sikap dan
perilaku.
Variabel jenis kelamin merupakan variabel kategorik yang
dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok jenis
[image:58.612.94.519.230.601.2]kelamin perempuan dan jenis kelamin laki-laki.
Tabel 3.5
Skor untuk variabel jenis kelamin
Jenis Kelamin Skor
Perempuan Laki-laki
1 2
c. Variabel usia.
Yang dimaksud usia adalah lamanya rentang waktu dalam
tahun yang dihitung mulai seseorang lahir kedunia sampai saat
penelitian tersebut diadakan. Usia dikelompokan menjadi dua yaitu
muda dan tua. Pengelompokan ini berdasarkan pembagian
tahap-tahap pembagian sekolah berdasarkan umur yang dianut oleh sistem
pendidikan di Indonesia (Sarwono,2005 :41).
Untuk mengukur variabel usia, dalam penelitian ini peneliti
[image:59.612.97.517.182.603.2]menggunakan skala likert, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.6 Kriteria usia Kriteria
jawaban
Skor Keterangan
18-25 th > 25 th
1 2
Muda Tua
d. Variabel program studi.
Program studi merupakan bagian dari fakultas dan jurusan
ilmu tertentu, di mana di dalamnya lebih menunjukkan kekhususan
disiplin ilmu. Dalam penelitian ini, program studi yang diteliti
adalah program studi yang ada dibawah naungan Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Tabel 3.7 Program Studi
No Program studi Skor
1 Pendidikan Sejarah 1
2 Pendidikan Ekonomi 2
3 Pendidikan Akuntansi 3
e. Variabel status sosial ekonomi orang tua.
Status sosial ekonomi mencakup tiga faktor yaitu tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan. Ketiga faktor
tersebut merupakan faktor dari luar responden yang sangat dekat
dengan responden. Pengukuran variabel status sosial ekonomi
1) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan yang telah diselesaikan orang tua
responden (ayah dan ibu) hingga memperoleh ijasah. Dalam hal
ini tingkat pendidikan dikelompokkan dan diberi skor sebagai
[image:60.612.94.515.208.682.2]berikut.
Tabel 3.8 Skor Untuk Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Skor
Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SMP
Tamat SMA/sederajat
Tamat Akademi/Perguruan Tinggi 1 2 3 4 5
2) Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan dalam hal ini jenis pekerjaan orang tua
(ayah dan ibu) adalah pekerjaan pokok yang ditekuninya setiap
hari. Penggolongan pekerjaan berdasarkan dari penggolongan
Spillane (1982:14) yang telah disesuaikan, pekerjaan dibagi
menjadi enam golongan dan diberi skor sebagai berikut .
Tabel 3.9
Skor Untuk Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Skor
3) Tingkat Pendapatan
Merupakan pendapatan yang diterima orang tua (ayah dan
ibu) setiap bulan, baik dari pekerjaan pokok maupun dari pekerjaan
sampingan. Berdasarkan Upah Minimum Propinsi Tahun (UMP)
2009 untuk kota Yogyakarta sebesar Rp 700.000,-, maka tingkat
[image:61.612.95.517.232.603.2]pendapatan dikelompokkan sebagai berikut.
Tabel 3.10
Skor Untuk Tingkat Pendapatan
Tingkat Pendapatan Skor
a. < Rp 700.000,00
b. Rp701.000,00-Rp 1.401.000,00
c. Rp 1.402.000,00-Rp 2.102.000,00
d. Rp 2.103.000,00-Rp 2.803.000,00
e. Rp 2.804.000,00-Rp 3.504.000,00
f. > Rp 3.505.000,00
1
2
3
4
5
Untuk perhitungan ukuran status sosial ekonomi orang tua, dilakukan dengan
cara menjumlahkan skor-skor ukuran tersebut dengan Penilaian Acuan
[image:62.612.93.517.169.587.2]Norma Tipe II (PAN II) sebagai berikut :
Tabel 3.11
Penilaian Acuan Norma Tipe II
Skor Nilai
> M + S Tinggi
M-1S dan M+1S Menengah
< M-1S Rendah
Perhitungan mean dan standar deviasi akan dihitung dengan bantuan program
spss versi 13.
F. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melalui kuesioner (angket). Kuesioner (angket) merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiono, 1999:135).
Kuesioner dalam penelitian ini ditujukan bagi mahasiswa yang sedang
menyusun skripsi dan telah menjalani proses penyusunan skripsi lebih dari
satu semester guna mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan
G. Pengujian Instrumen Penelitian
a. Validitas.
Validitas atau kesahihan adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 1997:144). Suatu instrumen
dikatakan valid atau sahih jika mampu mengukur apa saja yang seharusnya
diukurnya. Adapun yang dimaksud dengan instrumen adalah kuesioner.
Untuk mengukur kevalidan item-item kuesioner digunakan teknik korelasi
product moment dari Pearson (Arikunto, 197:146) yaitu :
rxy= ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
N = Jumlah responden
Y = Skor total seluruh item X = Skor total dari setiap item
r = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y Σ X2 = Kuadrat skor total dari setiap item
Σ Y2 = Kuadrat skor total dari seluruh item
Untuk menguji interpretasi dari nilai r digunakan tabel r Product
Momet dengan taraf signifikansi 5%. Jika r hitung lebih besar dari r tabel
maka instrumen penelitian tersebut valid. Sedangkan jika r hitung lebih
kecil dari pada r tabel maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut
tidak valid. Dalam hal ini pengukuran validitas dilakukan dengan bantuan
Untuk mengetahui validitas intstrumen maka dilakukan uji
validitas. Uji validitas dilakukan terhadap 30 responden. Untuk
menentukan validitas setiap item ditentukan derajat kebebasan (df) N-2 =
30-2 = 28 dengan taraf signifikansi 5%. Maka r bernilai 0,361. Berikut
adalah hasil pengujian validitas untuk variabel perilaku penundaan
[image:64.612.96.517.213.707.2](procrastination) penyusunan skripsi.
Tabel 3.12
Hasil pengukuran validitas perilaku penundaan (procrastination)
penyusunan skripsi No.
Item
Skor korelasi item
Keterangan
P1 0,490 Valid
P2 0,333 Tidak Valid
P3 0,474 V