,~;;'
Pikiran
Rakyat
hgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
o
Selasa
•
Rabu
o
Kamis
o
Jumat
o
Sabtu
o
Minggu
2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
'12
13
14
15
@ )
18
19
20
21
22
23
24
25
26
7.7 '
28
29
30
31
OPeb
o
Mar
OApr
OMei
eJun
OJul
OAgs
OSep
OOkt
ONov
O D esU i~"""""""'A A at::liQ i!JO iliiiZ lIdW lJl£:U ;SU :;;:Z u ;;Z;J,.,iji:;:;;UilllW_ •••;;w;:;;;iMii"""' ••••••••••
Aldrin Herwany
Keyakinan
T
A K seorang pun m engetahui dengan pasti jalannya roda kehidupan. N a-m un, dengan keyakinan a-m aka akan tercapailah kebaikan yang diinginkan. Prin-sip itu pula yang rupanya m em baw aAldrin
Herwany
ke arah kesuksesan.Siapa yang m enyangka, pria yang kini m enjabat sebagai D eputy D irector of Re-search and N etw orking Laboratorium M a-najem en (LM ) Fakultas Ekonom i U npad ini, pernah m elakoni berbagai profesi untuk m e-nyam bung hidup. Sebut saja, m enjadi badut di arena Pekan Raya Jakarta (PRJ), kondek-tur M etrom ini, hingga kuli angkut di Tan-jung Priok pun pernah ia lakoni. Padahal, saat itu ia telah m engantongi ijazah 8-1. "In-tinya sib, bagaim ana caranya bisa m enyam - . bung hidup dengan kem am puan sendiri, tanpa bergantung kepada orang tua. M aka-nya, sem ua dilakoni selam a halal," ujar pria yang Rabu (16/6) ini tepat berusia 41 tahun itu.
N am un, nasib m em baw anya ke arah yang
berbeda. Bertahap, ia m enjadi pegaw ai di bank sw asta serta pem erintah dan kem udi-an m enjadi pendidik. Berbekal pengalam udi- an-nya pada m asa sulit, A ldrin m engaku bisa le-bib m em bum i dalam m elakukan analisis ataupun penelitian. H asilnya, belum genap enam tahun m enjadi dosen, bersam a se-orang rekannya, Erie Febrian, dia m em per-oleh O utstanding Research A w ard pada G lo-bal Conference on Business and Finance
2010,di kosta Rika, M ei lalu, atas hasil riset di bidang risiko perbankan Islam dan kon-vensional di Indonesia. H asil riset tersebut akan dipublikasikan dalam The Internatio-nal JourInternatio-nal of Business &Finance Research.
Jika ditilik darijum lah tahun ia m engajar, A ldrin m em ang tergolong dosen junior. "K a-lau di internasional, sem ua m elalui
double
blind review.
Tidak boleh ada CV ,jadi be-nar-benar objektif. Berbeda dengan di Indo-nesia yang m engutam akantrack record,"
ujar suam i dari Y anti Lasm ini Pujiyanti ini.(Yulistyne Kasumaningrum/"PR")
***