• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN HOLTIKULTURA DI DESA CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN HOLTIKULTURA DI DESA CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...

i

KATA PENGANTAR...

iii

UCAPAN TERIMAKASIH ...

iv

DAFTAR ISI ...

v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR...

x

BAB I PENDAHULUAN ...

1

A.

Latar Belakang ...

1

B.

Rumusan Masalah ...

5

C.

Tujuan PeneHtian ...

6

D.

Manfaat Penelit.an ...

6

E.

Definisi Operasional ...

7

BAB II TINJAUAN TEORETIK ...

10

A.

Daya Dukung ...

10

1.

Konsep Daya Dukung ...

10

2.

TeCxi Daya Dukung ... 11

3.

Daya Dukung Lahan ...

13

4.

Daya Dukung Lahan dan Tekanan Penduduk ...

14

5.

Ukuran Daya Dukung Lahan Pertanian ...

16

B.

Konsep Agribisnis ...

18

C.

Lahan Pertanian Hortikultura ...

19

1.

Lahan Pertanian ...

19

2.

Pertanian Hortikultura... 21

D.

Kondisi Sosial Ekonomi Petani ...

22

1.

Mata pencaharian Petani ...

23

2.

Kesejahteraan Petani ...

27

3.

Pendapatan Petani ...

28

4.

Kepemilikahn Lahan ...

29

E.

Kajian Geografi Terhadap Pertanian ...

30

1. Faktor Lingkungan Fisik ... 31

a.

Iklim ...

32

b.

Tanah ...

32

c.

Morfologi Lahan ...

33

d.

Air ...

34

2. Faktor Lingkungan Sosial' ... 35

(2)

b.

Modal ...

35

c.

Teknologi Pertanian ...

35

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ...

37

A.

Metode Penelitian ...

37

B.

Variabel Penelitian ...

38

C.

Populasi dan Sampel ...

39

1.

Populasi Penelitian ...

31

a.

Populasi Wilayah ... 39

b.

Populasi Penduduk ... 39

2.

Sampel Penelitian ... 40

a.

Sampel W layah ... 40

b.

Sampel penduduk ... 40

D.

Teknik Pengumpulan Data ...

44

1.

Observasi Lapangan ...

44

2.

Wawancara ...

44

3.

Studi Literatur ...

45

4.

Studi Dokumentasi ...

45

E.

Alat dan Bahan Pengumpul Data ...

45

F.

Teknik Pengolahan dan Alanis,

i

Data ...

46

1.

Teknik Pengolahan Data ...

46

2.

Tahap Analisis Data... 47

G.

Alur Pemikiran Penekan ...

51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

52

A.

Kondisi Fisik Daerah Penelitian ...

52

1.

Letak dan Luas ...

52

2.

Iklim ... 53

3.

Hidrologi ...

61

4.

Geologi ... 63

5.

Jenis Tanah ...

64

6.

Penggunaan Lahan ...

64

B.

Kondisi Sosial Daerah Penelitian ...

69

1. Jumlah, Kepadatan, dan Pertumbuhan Penduduk ...

69

a.

Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin ... 70

b.

Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 74

c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 75

(3)

1.

Lahan Pertanian ...

76

a.

Luas Lahan Pertanian Hortikultura Berdasarkan Status Kepemilikan

... 76

b.

Luas Lahan Pertanian Hortikultura Berdasarkan Jenis Tanaman ... 77

c.

Status Kepemilikan Lahan Pertanian Hortikultura Berdasarkan Jenis tanaman

... 78

d.

Status Petani Hortikultura Berdasarkan Tingkat Pendapatan Usaha tani

... 79

2.

Produktivitas Pertanian Hortikultura ...

80

a.

Luas Panen dan Produksi Lahan Pertan'an Tanaman Hias

dan Bunga Potong ...

80

b.

Luas Panen dan Produksi Lahan Pertanian Sayuran dan Buah-buahan

... 82

c.

Perhitungan Produk- Lahan Pertanian Hortikultura di

Desa Cihideung ... 83

3.

Kapasi.as Daya Dukung Lahan Pertanian Hortikultura ...

84

4.

Tekanan Penduduk Terhadap Lahan Pertanian Hortikultura ...

86

D.

Impli <-a

c

' Hasil Penelitian Terhadap Pendidikan Geografi

di S MA ...

88

1.

Standar Kompetensi dan Kompetens' Dasar ...

89

2.

Usaha Untuk Menanamkan Pengetahuan dan Pemahaman

Hasil pene.itian Terhadap Pembelajaran Geografi ... 93

a.

Metode Pembelaj iran ... 93

b.

Evaluasi ... 94

3.

Manfaat Penelitian Terhadap Pembelaj aran Geografi

di SMA ... 95

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 96

A.

Kesimpulan ...

96

B.

Rekomendasi ...

97

DAFTAR PUSTAKA ... 99

(4)

3.2

Populasi Penelitian di Desa Cihideung ...

39

3.3

Sampel setiap Dusun di DesaCihideung ...

44

3.4

Kriteria Persentase Rumus Formula ...

49

4.1

Wilayah Desa Cihideung ...

53

4.2

Klasifikasi iklim menurut Jhunghun ...

57

4.3

Klasifikas

:

Iklim Menurut Schmidt-Ferguson ...

58

4.4

Data Curah Kecamatan Parongpong 1999-2008 ...

59

4.5

Frekuens' Bulan Basah, Bulan Lembab, dan Bulan Kering ...

60

4.6

Penggunan Lahan di Desa Cihideung Tahun 2010 ...

65

4.7

Pertumbuhan Penduduk Desa Cihideung Tahun 2005 - 2010 ...

69

4.8

Jumlah Kepadatan Penduduk Desa CiLdeung ...

70

4.9

Kategori Jumlah Kepadatan Penduduk ...

70

4.10

Komposisi Penduduk Desa C'hideung Berdasarkan Jenis Kelamin ...

71

4.11

Jumlah Penduduk Desa Cihideung Menurut Jenis Kelamin ...

73

4.12

Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Cihideung

75

4.13

Komposisi Penduduk Desa Cihideung Berdasarkan Mata Pencaharian ....

76

4.14

Luas Lahan Pertanian Hortikultura Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan

7..7..

4.15

Luas Lahan Pertanian Hortikultura Berdasarkan Jenis Tanaman ..

78

4.16

Status Kepemilikan Lahan Pertanian Hortikultura Berdasarkan Jenis Tanaman

79

4.17

Status Petani Hortikultura Berdasarkan Tingkat Pendapatan Usaha Tani .

80

4.18

Luas Panen dan Produksi Lahan Pertanian Tanaman Hias dan Bunga Potong

81

4.19

Luas Panen dan Produksi Lahan Pertanian Sayuran dan Buah- buahan 82

4.20

Perhitungan Produksi Lahan Pertanian Hortikultura di Desa Cihideung 83

4.21

SKKD Mata Pelajaran Geografi Kelas X Semester I ... 89

4.22

SKKD Mata Pelajaran Geografi Kelas XI Semester I ... 91

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Judul

Halaman

3.1

Peta Sampel Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung

Barat ... 50

3.2

Alur Pemikiran Penelitian ... 51

4.1

Peta Administrasi Desa Cil ideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung

Barat ... 54

4.2

Zonefikas. Iklim Matahari ... 56

4.3

Peta Pola Anran Sungai Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten

Bandung Barat ... 62

4.4

Peta Geologi Desa C hideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung

Barat ... 66

4.5

Peta Jenis Tanah Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung

Barat ... 67

4.6

Peta Penggunaan Lahan Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi merupakan salah satu syarat penting menuju

terciptanya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan tersebut

melibatkan banyak sektor yang satu sama lain harus berintegrasi dengan baik agar

memperoleh hasil yang optimal. Salah satu sektor penting dalam pembangunan

ekonomi ini adalah sektor agribisnis (pertanian), karena sektor ini yang mampu

berkontribusi besar bagi orang banyak dengan jalan memproduksi bahan pangan,

menjadi sumber pendapatan masyarakat, mendukung kelestarian lingkungan dan

sarana lainnya.

Pembangunan pertanian merupakan suatu proses berkelanjutan yang

bertujuan untuk memperkuat petani dan keluarganya di semua lini sesuai dengan

usahanya, agar menjadi lebih baik dan menguntungkan, lebih sejahtera, mandiri,

terampil, dinamis, dan efisien sekaligus menjadi lebih profesional dalam

memanfaatkan kemudahan pembangunan. Fokus pembangunan pertanian ke

depan adalah mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada

kemampuan produksi, keragaman sumberdaya bahan pangan, kelembagaan, dan

budaya lokal.

Sejak tahun 2000, pembangunan pertanian dilaksanakan melalui

pendekatan pembangunan sistem agribisnis. Melalui pendekatan ini pembangunan

pertanian diarahkan dalam rangka peningkatan sebesar-besarnya usaha bisnis di

(7)

kegiatan pembangunan didasarkan kepada prinsip-prinsip bisnis. Maka, secara

otomatis strategi yang dibangun ditunjukan dalam rangka meningkatkan daya

saing.

Kasiadi (2004: 25) mengemukakan bahwa “perkembangan agribisnis

dipengaruhi oleh faktor eksternal antara lain aktivitas ekonomi lateral dan

multilateral, kebijakan produksi dan perdagangan setiap negara, kebijakan

ekonomi dan kesepakatan perdagangan antar negara”. Agribisnis merupakan

segala sesuatu yang berhubungan dengan pengusahaan dalam bidang pertanian

yang berorientasi pasar dan ada nilai tambah.

Usaha agribisnis yang dikembangkan harus berkelanjutan, dalam arti

usaha yang dibangun memiliki kemampuan merespon dinamika pasar dan

berorientasi jangka panjang. Untuk terbangunnya agribisnis yang berkelanjutan,

usaha yang dikembangkan harus memperhatikan kelestarian sumber daya alam

dan lingkungan, dan penerapan serta inovasi teknologi ramah lingkungan secara

terus-menerus. Salah satu jenis pertanian yang dapat dikembangkan untuk

mendukung usaha dibidang agribisnis adalah hortikultura.

Hortikultura merupakan salah satu komoditas yang mempunyai potensi

besar untuk dikembangkan. Ketersediaan beragam jenis tanaman hortikultura

yang meliputi tanaman buah-buahan, sayuran, bunga potong, tanaman hias dan

biofarmaka, yang dimiliki Indonesia dapat menjadi kekuatan usaha ekonomi yang

sangat menguntungkan apabila dapat dikelola secara optimal. Tanaman

biofarmaka yang berguna sebagai bahan obat-obatan herbal, aroma terapi, jamu

(8)

sejalan dengan maraknya gaya hidup yang kembali ke produk alamiah. Gaya

hidup sehat yang mengutamakan konsumsi buah-buiahan dan sayuran juga

menyebabkan permintaan akan produk ini terus meningkat dari waktu ke waktu.

Akhir-akhir ini tanaman hortikultura mendapatkan perhatian besar dari

pemerintah. Menurut Soekartawi (1996: 17), “terbukti tanaman hortikultura

dimasukan ke dalam subsektor tanaman pangan, sehingga sekarang ini terdapat

subsektor tanaman pangan dan hortikultura”. Tanaman hortikultura memperoleh

perhatian besar karena telah membuktikan dirinya sebagai komoditi yang dapat

dipakai sebagai sumber pertumbuhan baru di sektor pertanian.

Menurut Departemen Pertanian, “pengembangan komoditas hortikultura

mempunyai karakteristik sendiri, karena memiliki tujuan utama produksi adalah

untuk dijual, bukan untuk dikonsumsi sendiri”. Karena itu, pembangunan

hortikultura harus dilaksanakan secara komersial, berorientasi pasar, dan dikelola

secara profesional dengan skala ekonomi yang menguntungkan.

Masih besarnya peluang pasar komoditas hortikultura ini, baik pasar

domestik maupun pasar internasional, harus segera direspon dengan pengelolaan

produksi yang tepat, baik dari jenis produk, kualitas, kuantitas, kontinuitas,

maupun distribusinya. Dengan demikian penanganan produk hortikultura, mulai

dari tingkat on-farm hingga pasca panen, harus dilakukan dengan baik. Apabila

hal ini dapat dilakukan, komoditas hortikultura diharapkan dapat menjadi salah

satu andalan ekspor untuk menghasilkan devisa. Pada waktu yang sama,

komoditas hortikultura dapat menjadi sumber pendapatan tunai bagi petani

(9)

Salah satu daerah yang sebagian besar penduduknya masih

mengandalkan komoditas hortikultura sebagai matapencahariaannya adalah Desa

Cihideung yang terdapat di Kecamatan Kabupaten Bandung Barat. Desa

Cihideung merupakan desa yang strategis secara geografis karena berbatasan

langsung dengan wilayah Kecamatan Lembang dan Kota Bandung.

Desa tersebut potensial untuk dikembangkan dengan pola terencana dan

mengarah pada peningkatan aksesibilitas wilayahnya. Pengembangan tersebut

tidak akan terlepas dari daya dukung sumber yang dimilikinya, baik sumberdaya

alam maupun sumberdaya manusia.

Tentunya hal tersebut akan berkaitan erat dengan masalah kemampuan

(daya dukung) yang dimiliki oleh suatu daerah dalam mendukung proses

pembangunan dan pengembangan daerah tersebut, dengan melihat perbandingan

antara jumlah lahan yang dimiliki dan jumlah penduduk yang ada. Produktivitas

lahan, komposisi penggunaan lahan, permintaan per kapita, dan harga produk

agrikultur, semua dipertimbangkan untuk mempengaruhi daya dukung.

Daya dukung wilayah (carrying capacity) adalah daya tampung

maksimum lingkungan untuk diberdayakan oleh manusia. Dengan kata lain

populasi yang dapat didukung dengan tak terbatas oleh suatu ekosistem tanpa

merusak ekosistem itu. Daya dukung juga dapat didefinisikan sebagai tingkat

maksimal hasil sumber daya terhadap beban maksimum yang dapat didukung

dengan tak terbatas tanpa semakin merusak produktivitas wilayah tersebut sebagai

(10)

Fungsi beban manusia tidak hanya pada jumlah populasi akan tetapi juga

konsumsi per kapita serta lebih jauh lagi adalah faktor berkembangnya

perdagangan dan industri secara cepat. Satu hal yang perlu dicatat, bahwa adanya

inovasi teknologi tidak meningkatkan daya dukung wilayah akan tetapi berperan

dalam meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam.

Pentingnya perhatian penduduk terhadap daya dukung lingkungan terjadi

ketika manusia menyadari bahwa daya dukung lingkungan terhadap kehidupan

manusia dan mahkluk-mahkluk lain ada batasannya. Hal ini berkaitan dengan

persoalan bagi manusia agar lingkungan mampu secara berkelanjutan untuk

mendukung kehidupannya dengan tingkat kesejahteraan yang memadai.

Desa Cihideung merupakan salah satu desa penghasil produk hortikultura

seperti sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan bunga potong. Karena

keunggulan produk tanaman hias dan bunga potongnya, Desa Cihideung disebut

sebagai Kawasan Wisata Bunga. Selain itu, sebagian besar penduduk Desa

Cihideung ini mengutamakan pertanian sebagai sumber matapencahariannya.

Oleh karena itu, berkaitan dengan indikasi tersebut menarik untuk melakukan

kajian daya dukung lahan pertanian hortikultura yang terdapat di Desa Cihideung

Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat.

B. Rumusan Masalah

Latar belakang yang dikemukakan sebelumnya berkenaan dengan daya

dukung lahan pertanian hortikultura di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong

(11)

itu, penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti dalam rumusan masalah

berupa beberapa pertanyaan di bawah ini:

1. Bagaimanakah tekanan jumlah penduduk terhadap lahan pertanian

hortikultura di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung

Barat?

2. Bagaimanakah kapasitas daya dukung lahan pertanian hortikultura di Desa

Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Memperoleh gambaran tekanan jumlah penduduk terhadap lahan pertanian

hortikultura di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung

Barat.

2. Memperoleh gambaran kapasitas daya dukung lahan pertanian hortikultura

di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang penulis lakukan di antaranya

adalah:

1. Diperoleh data mengenai tekanan jumlah penduduk terhadap lahan pertanian

hortikultura di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung

Barat.

2. Diperoleh data mengenai kapasitas daya dukung lahan pertanian hortikultura

(12)

E. Definisi Operasional

Penelitian dengan judul "Daya Dukung Lahan Pertanian Hortikultura di

Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung" mengandung

beberapa konsep, agar tidak terjadi salah penyimpangan dan kesalahan dalam

menafsirkan judul tersebut penulis menguraikan konsep tersebut ke dalam definisi

yang lebih operasional. Konsep-konsep yang terdapat pada topik penelitian ini

diantaranya adalah:

1. Daya Dukung

Menurut Bengen (2002: 14), “daya dukung adalah tingkat pemanfaatan

sumberdaya alam atau ekosistem secara berkesinambungan tanpa menimbulkan

kerusakan sumberdaya dan lingkungan”. Daya dukung merupakan konsep dasar

yang dikembangkan untuk kegiatan pengelolaan suatu sumberdaya alam dan

lingkungan yang lestari melalui ukuran kemampuannya.

2. Daya Dukung Lahan

Departemen Pertanian (1984: 4) menyatakan bahwa:

Daya dukung lahan adalah daya atau kekuatan dari suatu lahan dengan luas dan lingkungan tertentu untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sejumlah populasi manusia yang tinggal pada lahan tersebut. Apabila lahan tersebut digunakan untuk usahatani (dalam arti luas) dengan teknologi tertentu. Besarnya daya dukung lahan dapat diukur berdasarkan produktivitas lahan dan kehidupan hidup manusia yang hidup di atasnya.

Daya dukung lahan berkaitan erat dengan tekanan penduduk terhadap

lahan. Dapat disimpulkan bahwa daya dukung lahan dalam kemampuan lahan per

satuan luas untuk mendukung kehidupan layak bagi sejumlah orang menurut

(13)

terjadi karena bertambahnya jumlah penduduk sedangkan luas lahan pertanian

relatif tetap.

3. Tekanan Jumlah Penduduk terhadap Lahan

Menurut Waldjasupardja (1986: 2) “bertambahnya jumlah penduduk

pedesaan, berarti bertambahnya luas lahan yang digunakan untuk pemukiman,

lahan infrastruktur, dan lahan untuk kebutuhan meningkat”. Hal ini berarti

semakin besar daya dukung lahan maka tekanan penduduk terhadap lahan

semakin besar pula begitu pun sebaliknya.

4. Pertanian Hortikultura

Sunu dan Wartoyo (2006: 11) mengemukakan bahwa “secara harfiah

istilah hortikultura diartikan sebagai usaha membudidayakan tanaman buah,

sayuran dan tanaman hias”. Oleh karena itu, hortikultura merupakan cabang dari

ilmu pertanian yang mempelajari budidaya buah-buahan, sayur-sayuran dan juga

tanaman hias. Apabila dilihat dari fungsinya tanaman hortikultura merupakan

tanaman yang dapat memenuhi kebutuhan jasmani sebagai sumber vitamin,

mineral, dan protein (dari buah dan sayur), serta memenuhi kebutuhan rohani

karena dapat memberikan rasa tenteram, ketenangan hidup dan mempunyai nilai

estetika (dari tanaman hias atau bunga).

Berdasarkan uraian dari beberapa konsep di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa “Daya Dukung Lahan Pertanian Hortikultura di Desa

Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat” mempunyai arti

sebagai kegiatan penelitian yang akan mencoba membahas mengenai kapasitas

(14)

lahan pertanian hortikultura yang terdapat di Desa Cihideung Kecamatan

Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Dari semua hal tersebut, akan diperoleh

informasi yang diperlukan untuk mendukung segala aktifitas manusia yang berada

(15)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan sebuah pedoman untuk merancang

penelitian dengan baik dan benar. Surachman (1990: 7) mengemukakan bahwa

“metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan,

misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa dengan mempergunakan teknik

serta cara-cara tertentu”

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

melalui metode survey terhadap fenomena-fenomena yang terkait dengan topik

penelitian. Menurut Tika (2005: 4) yang dimaksud dengan penelitian deskriptif

adalah:

Suatu penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada. Hasil penelitiannya adalah difokuskan untuk memberikan gambaran keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti.

Adapun yang dimaksud dengan metode survey dalam penelitian ini menurut Tika

(2005: 6) adalah:

Suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variable, unit atau individu dalam waktu bersamaan. Data dikumpulkan melalui individu atau sampel fisik tertentu dengan tujuan agar dapat menggeneralisasikan terhadap apa yang diteliti.

Seperti yang telah diungkapkan di atas, bahwa penelitian deskriptif lebih

mengarah pada pengungkapan fakta-fakta yang ada sebagaimana mestinya,

(16)

mengumpulkan data, fakta-fakta daerah penelitian, informasi dan keterangan

mengenai kapasitas daya dukung lahan dan tekanan penduduk yang terdapat di

Desa Cihideung Kcamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat.

B. Variabel Penelitian

Menurut Rafi’I (1968: 8) “variabel adalah ukuran sifat atau cirri yang

dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berada dengan yang dimiliki

oleh kelompok yang lain”. Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel

tunggal, yakni mengenai daya dukung lahan pertanian hortikultura yang terdapat

di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Adapun

variable penelitiannya terbagi ke dalam beberapa indikator dapat dilihat pada

Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

VARIABEL PENELITIAN

1. Tekanan jumlah penduduk terhadap lahan

a.Kondisi sosial ekonomi petani hortikultura

b.Jumlah penduduk yang bekerja sebagai petani hortikultura

c.Jumlah penduduk total

d.Laju pertambahan penduduk

2. Daya dukung lahan pertanian hortikultura

a. Luas lahan garapan petani hortikultura

b.Luas lahan keseluruhan

(17)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Menurut Rafi’i (1986: 6), “populasi adalah sejumlah variabel penelitian

yang menyangkut permasalahan yang sedang diteliti atau dengan kata lain

populasi identik dengan ruang sampel”. Sesuai dengan permasalahan yang akan

diteliti populasi penelitian dibagi menjadi dua, yaitu populasi wilayah dan

populasi penduduk.

a. Populasi Wilayah

Populasi wilayah meliputi seluruh lahan pertanian hortikultura di Desa

Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat yang telah

dimanfaatkan oleh masyarakat petani sebagai mata pencaharian hidupnya.

b. Populasi Penduduk

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, populasi dari penelitian

ini hanya terdiri atas populasi sosial yang meliputi seluruh masyarakat Desa

Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat yang bekerja

sebagai petani yang berjumlah 2.410 KK dari total 4.014 KK penduduk desa.

Tabel 3.2

Populasi Penelitian di Desa Cihideung

No. Kampung/Dusun Luas Wilayah (Ha)

Jumlah

Penduduk (Jiwa)

KK Petani Hortikultura

1 Kancah 117,200 4.421 732

2 Panyairan 96,086 2.264 428

3 Cihideung 115,110 3.722 654

4 Nyingkir 117,104 2.587 596

Jumlah 445,410 12.994 2.410

(18)

2. Sampel Penelitian

Sumaatmadja (1988: 122) menyatakan bahwa “sampel adalah bagian dari

populasi yang mewakili populasi yang bersangkutan. Kriteria yang mewakili ini

diambil dari keseluruhan sifat atau generalisasi yang ada pada populasi yang harus

diwakili oleh sampel”. Dalam penarikan sampel ini tidak ada ketentuan yang

pasti. Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis,

yaitu sampel wilayah dan sampel penduduk.

a. Sampel Wilayah

Sampel wilayah dalam penelitian ini yaitu Desa Cihideung Kecamatan

Parongpong Kabupaten Bandung Barat yang terdiri atas 4 dusun, diantaranya

adalah: Dusun Kancah, Dusun Panyairan, Dusun Cihideung, dan Dusun Nyingkir.

Dusun-dusun tersebut terbagi atas 17 Rukun Warga (RW) dan 58 Rukun Tetangga

(RT).

b. Sampel Penduduk

Menurut Tika (1997: 31) “sampel merupakan sebagian dari objek atau

individu-individu yang mewakili suatu populasi”. Sampel penelitian ini diperoleh

dari populasi petani tanaman hortikultura yang berjumlah 2.410 KK (sumber:

monografi Desa Cihideung 2010).

Untuk menentukan jumlah sampel manusia dari tiap wilayah agar

diperoleh sampel yang proporsional, peneliti menggunakan rumus dari Dixon dan

B. Leach yang dikutip dari Tika (1997: 34) dengan langkah-langkah sebagai

(19)

1) Menghitung persentase karakteristik dengan menggunakan rumus:

�= � � � �� �

� � × %

= .

. × %

= . × %

= %

Keterangan:

P = Persentase karakteristik

2) Untuk menentukan variabilitas (dalam %) dengan menggunakan rumus;

= �( − �)

= ( − )

= ( )

= .

= , %

Keterangan:

(20)

3) Untuk menentukan jumlah sampel dengan menggunakan rumus:

= �.

= , . ,

= ,

= ,

Keterangan:

n = Jumlah sampel

z = Convidence level atau tingkat kepercayaan 95% dilihat dalam tabel z hasilnya (1, 96)

v = Variabel yang diperoleh dengan rumus di atas variabilitas c = Convidence limit batas kepercayaan (10)

4) Untuk menentukan jumlah sampel yang dikoreksi (dibetulkan) dengan

menggunakan rumus:

�′ =

+ �

= ,

+ . ,

= ,

,

= ,

= � ( � )

Keterangan:

N’ = Jumlah sampel yang telah dibulatkan

n = Jumlah sampel yang telah dihitung sebelumnya

(21)

Selanjutnya, penarikan sampel akan diambil dari petani hortikultura yang ada di

setiap dusun di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung

Barat. Sumaatmadja (1988: 12) mengemukakan bahwa:

Sampel penelitian adalah bagian populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi yang bersangkutan. Kriteria yang mewakili ini diambil dari keseluruhan sifat-sifat atau generalisasi yang ada pada populasi, yang harus dimiliki oleh sampel.

Dari pendapat tersebut jelas bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang

mewakili populasi berdasarkan karakteristik dari masing-masing gejala yang

diamati. Sampai saat ini belum ada ketentuan yang jelas tentang batas sampel

minimal yang harus diambil. Teknik pengambilan sampel di setiap dusun diambil

dengan menggunakan proporsional random sampling yang merupakan teknik

pengambilan sampel secara proporsional dan acak.

Adapun cara pengambilan sampel dari setiap dusunnya sesuai dengan

rumus yang dikemukakan oleh Soepono (1997: 9):

�= �

(Soepono, 1997: 9)

Keterangan:

N = Jumlah sampel tiap dusun n = Jumlah seluruh sampel P’ = Jumlah populasi tiap dusun P = Jumlah seluruh populasi

Adapun jumlah sampel dari tiap dusun yang terdapat di Desa Cihideung

(22)

Tabel 3.3

Sampel setiap Dusun di Desa Cihideung

No. Kampung/Dusun Jumlah KK Petani Hortikultura Jumlah Sampel

1 Kancah 732 28

2 Panyairan 428 16

3 Cihideung 654 25

4 Nyingkir 596 23

Jumlah 2.410 92

Sumber: Monografi Desa Cihideung tahun 2010 dan Hasil Perhitungan

Berdasarkan tabel di atas, maka jumlah sampel petani hortikultura di Desa

Cihideung adalah sebanyak 92 orang dari jumlah 2.410 kepala keluarga petani

hortikultura. Untuk lebih jelasnya, mengenai jumlah sampel dan penyebarannya

dapat dilihat pada gambar 3.1.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Lapangan

Teknik observasi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data yang actual

dan langsung dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian.

2. Wawancara

Teknik wawancara dilakukan untuk mendapatkan data dengan cara Tanya

jawab yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari responden

tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Cihideung Kecaatan

Parongpong Kabupaten Bandung Barat.

Menurut Usman (2009: 219) wawancara diadakan untuk mengungkapkan

latar belakang, motif-motif yang ada di sekitar masalah yang diobservasi. Bentuk

(23)

pengumpul data berupa pedoman wawancara. Pada teknik tertutup pertanyaan

sudah disiapkan beserta jawabannya, sehingga responden tinggal memilih salah

satu jawaban saja, sedangkan pada teknik terbuka pertanyaan-pertanyaan sudah

disiapkan tetapi jawaban bebas diajukan oleh responden.

3. Studi Literatur

Studi literatur digunakan untuk mencari data sekunder yang mendukung

permasalahan penelitian melalui buku-buku dari suatu lembaga maupun dari

sumber lain. Data yang dibutuhkan seperti buku-buku yang berhubungan dengan

daya dukung lahan, penduduk, pertanian dan lain sebagainya.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data-data yang dapat

menunjang penelitian, bias diperoleh dari internet, atau dokumentasi yang

diperoleh langsung dari lokasi penelitian. Metode ini dilakukan untuk

memperoleh data sekunder seperti keadaan geologi, geomorfologi, dan

penggunaan lahan, yaitu dengan cara mempelajari dokumentasi-dokumentasi dan

literatur-literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

E. Alat dan Bahan Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, adapun yang menjadi alat dan bahan pengumpul data

antara lain:

1. Peta Rupa Bumi Indonesia lembar 1209-303 lembar Cimahi

2. Peta Geologi, Geomorfologi dan Tanah lembar Bandung

(24)

4. Pedoman Wawancara, adalah alat yang digunakan sebagai panduan dalam

melakukan wawancara terhadap responden

5. Cheklist lapangan, sebagai pedoman dalam melaksanakan pengamatan

kondisi fisik di lapangan

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menurut Nasution (2002: 126) “analisis data adalah proses menyusun data

agar dapat ditafsirkan”. Menyusun data berarti menggolongkannya dalam pola,

theme atau kategori. Tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna kepada

analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara beberapa

konsep.

1. Teknik Pengolahan Data

Setelah data yang diperoleh dari lapangan terkumpul sesuai dengan jumlah

yang telah ditentukan, maka proses selanjutnya adalah mengolah data. Adapun

tahapan dalam pengolahan data ini diantaranya adalah:

a. Sortir

Sortir data adalah melakukan penilaian terhadap data yang telah

terkumpul, apakah data tersebut cukup baik atau relevan untuk diproses atau

diolah lebih lanjut. Adapun hal-hal yang perlu diteliti kembali dalam melakukan

editing data yaitu mengedit kelengkapan pengisian kuesioner, keterbacaan tulisan,

kesesuaian jawaban, relevansi jawaban, dan keseragaman dalam satauan data.

(25)

Data dari jawaban responden yang telah diedit kemudian diklasifikasikan

menurut macamnya, dan diklasifikasikan dengan memberikan kode tertentu

berupa angka.

c. Entry Data

Dalam proses ini, data yang telah dimasukan di edit kembali lalu diberi

kode dan selanjutnya dapad ditabulasikan.

d. Tabulasi

Mentabulasi data, yaitu upaya untuk menyusun data dalam bentuk tabel,

dengan memasukan data dalam bentuk tabel, akan memudahkan penulis dalam

melakukan analisis.

2. Tahap Analisis Data

Setelah data yang diperoleh dicek dan diedit kelengkapannya, kemudian

diklasifikasikan serta ditabulasikan dalam bentuk tabel, untuk selanjutnya data

tersebut dianalisis, sebagai berikut:

a. Ukuran daya dukung lahan pertanian

Menurut Waldjasupardja (1986: 45) untuk mengetahui nilai daya dukung

lahan pertanian di suatu wilayah, dapat digunakan rumus sebagai berikut:

= �

(Waldjasupardja, 1986: 45)

Keterangan:

Kd : satuan kapasitas daya dukung lahan pertanian, yaitu kapasitas daya dukung lahan pertanian bagi seluruh penduduk (jiwa) per satuan luas ha.

(26)

P : satuan pendapatan layak per orang per tahun dalam kg beras setara dengan rupiah (yang ditentukan).

p : satuan produksi lahan pertanian, yaitu produksi lahan pertanian bersih per ha per tahun setara dengan rupiah dalam kg beras (riil dari lapangan atau ditentukan)

b. Ukuran tekanan penduduk terhadap lahan

Waldjasupardja (1986: 43) juga mengemukakan untuk melihat seberapa

besar tekanan penduduk terhadap lahan maka digunakan rumus sebagai berikut:

� = � .� +�

(Waldjasupardja, 1986: 43)

Keterangan:

TL : tekanan penduduk terhadap lahan Po : jumlah penduduk pada waktu (t = 0)

f : persentase petani dan keluarganya terhadap jumlah petani r : laju pertumbuhan penduduk (%)

L : luas lahan pertanian milik seluruh petani t : interval periode waktu t0 ke t1

P : pendapatan layak per orang per tahun dalam kg beras

p : produksi rata-rata lahan pertanian per ha per tahun dalam kg beras

Dari rumus tersebut dapat dilihat bagaimana hubungan antara peningkatan jumlah

penduduk terhadap lahan pertanian dengan melihat nilai TL. Jika TL = 1 maka

berarti tepat tanpa tekanan, jika TL < 1 maka dikategorikan masih dapat

menampung, namun apabila TL > 1 maka termasuk dalam kategori bahaya.

c. Analisis Persentase

Santoso (2001: 299) mengungkapkan untuk mengetahui kecenderungan

jawaban responden dan fenomena di lapangan digunakan analisis persentase

(27)

�= �

� × %

(Santoso, 2001: 229)

Keterangan:

F = Frekuensi tiap kategori awaban responden N = Jumlah keseluruhan responden

P = Persentase jawaban responden 100% = Konstanta

Setelah perhitungan telah selesai, maka hasil perhitungan tersebut dikategorikan

dalam kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Persentase Rumus Formula

(%) Keterangan

0 Tidak ada

1 – 24 Sebagian kecil

25 – 49 Hampir setengahnya

50 Setengahnya

51 – 74 Sebagian besar

75 – 99 Hampir seluruhnya

100 Seluruhnya

(28)

Peta 3.1

(29)

G. Alur Pemikiran Penelitian

Gambar 3.3

Alur Pemikiran Penelitian

Penduduk Lahan

Luas Lahan

Tekanan Pertumbuhan

Penduduk

Produktivitas Pertanian

 Jumlah Petani

 Pertambahan Penduduk

 Jumlah Penduduk Total

 Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk

Daya Dukung Lahan Pertanian

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa untuk dikatakan hidup layak seseorang di

Desa Cihideung harus mempunyai penghasilan 2 kali garis kemiskinan. Menurut

BPS tahun 2009, angka garis kemiskinan untuk Kabupaten Bandung Barat

adalah Rp. 202.705 per orang per bulan atau sebesar Rp. 2.432.460 per orang per

tahun. Maka untuk dikatakan hidup layak petani di Desa Cihideung harus

mempunyai penghasilan sebesar Rp. 4.864.920 per orang per tahun.

Kapasitas daya dukung lahan di Desa Cihideung pada tahun 2011 sudah

berada di ambang batas kemampuan untuk mendukung kehidupan petani yang

ada di Desa Cihideung. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kapasitas daya

dukung lahan di Desa Cihideung adalah 1.048 jiwa sedangkan jumlah petani dan

keluarganya mencapai 4.800 jiwa. Artinya, lahan petanian di Desa Cihideung

sudah tidak dapat menampung sejumlah petani yang ada di desa tersebut atau

terdapat kelebihan penduduk petani sebesar 3.722 jiwa.

Jumlah penduduk yang melampaui kapasitas daya dukung lahan pertanian

di Desa Cihideung sangat erat kaitannya dengan laju pertumbuhan penduduk

yang terjadi di desa tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan

tekanan penduduk terhadap lahan pertanian yang terdapat di Desa Cihideung

(31)

hortikultura di Desa Cihideung tersebut sudah berada dalam kategori tingkat

bahaya dimana TL > 1.

B. Rekomendasi

1. Kapasitas daya dukung lahan pertanian di Desa Cihideung sudah tidak

mampu mendukung kehidupan petani di atasnya. Oleh karena itu diperlukan

upaya yang sangat serius untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah

satunya dengan meningkatkan pendapatan petani dengan cara

mengoptimalkan lahan yang dimilikinya. Hal tersebut bisa digunakan

dengan menanam tanaman yang tepat dengan kondisi kesesuaian tanaman

seperti menanam tanaman hias atau bunga potong yang berharga tinggi.

Selain itu juga, hendaknya para petani mempunyai usaha sampingan selain

bertani untuk memenui kebutuhan hidupnya sehari-hari sehingga

kehidupannya semakin meningkat.

2. Untuk mengurangi tekanan penduduk yang sudah melebihi ambang

batasnya, perlu dilakukan usaha nyata untuk penanganannya meperti sebagai

berikut:

a. Meningkatkan program pengendalian penduduk agar tidak terjadi

kelebihan penduduk di suatu daerah.

b. Pemerataan pembangunan sehingga penyebaran penduduk dapat merata.

c. Menambah dan meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung

pembangunan seperti: sekolah, rumah sakit, sarana transportasi dan

(32)

d. Meningkatkan penyuluhan dan bimbingan kepada para petani untuk

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachmat, Idris dan Maryani, Enok. (1997). Geografi Ekonomi. Jurusan. Pendidikan Geografi. IKIP Bandung.

Arsyad, S. (1989). Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.

Bengen, Dietriech. (2002). Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir. Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB.

Bintarto,R. (1997).Buku Pedoman Geografi Desa. Yogyakarta : UP Spring.

Dasman, R. (1977). Prinsip Ekologi untuk Pembangunan Ekonomi. Terjemahan. Jakarta : PT. Gramedia.

Departemen Pertanian. (1984). Peningkatan Kemampuan dan Daya Dukung Lahan. Ungaran: Balai Informasi Pertanian.

Djamari. (1985). Beberapa Aspek Geografi Industri. Bandung: Diktat Jurusan.

Hewindati, Yuni T. (2005). Hortikultura. Jakarta: Universitas Terbuka.

Inkantriani, Betha. (2008). Evaluasi Daya Dukung Lingkungan Zona. Industri

Genuk Semarang. Tesis Magister pada Ilmu Lingkungan. UNDIP

Semarang: Tidak Diterbitkan.

Iskandar, J. (2001). Manusia, Budaya dan Lingkungan: Ekologi Manusia. Humaniora Bandung: Utama Press.

Jhingan, M.L. (1996). Ekonomi Pembangunan Perencanaan. Jakarta: Rajawali Pers.

Kasiadi, F (2004). Pengkajian Sistem Usahatani Perbenihan Kedelai Berwawasan Agribisnis di Jawa Timur. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Kurnia, Ganjar. (2004). Petani Yang Terpinggirkan. Bandung : Fakultas Pertanian UNPAD.

Mubyarto. (1991). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES.

(34)

Nasution. (2002). Metode Penelitian Naturalistilk Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Rafi’i, Suryatna. (1968). Metode Statistik Analisis. Bandung: Bina Cipta.

Rafi'i, Suryatna. (1995). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung : Angkasa.

Rahmat, Rukmana (1997). Ubi Kayu: Budi Daya dan Pascapanen. Yogyakarta: Kanisius.

Rodjak, Abdul. (1996). Diktat Dasar Manajemen Usahatani, Bandung: Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran.

Rusli, Said. et al. (2010). Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3S.

Sandy, I Made. (1985). DAS – Ekosistem Penggunaan Tanah. Publikasi Direktorat Taguna Tanah Departemen Dalam Negeri.

Santoso, Singgih. (2001) . Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.

Saragih, Bungaran. (2000). Kumpulan Pemikiran ; Agribisnis Berbasis Peternakan. Bogor: Pustaka Wirausaha Muda.

Sarief, Saiffudin. (1986). Ilmu Tanah Pertanian. Bandung: Pustaka Buana.

Soekartawi. (1991). Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Press.

Soekartawi. (1996). Manajemen Agribisnis Bunga Potong. Jakarta: UI Press.

Soekartawi. (2007). Bunga Rampai Agribisnis: Teori, Strategi dan Kebijakan Pemasaran. Bogor: IPB.

Soemarwoto, Otto. (2004). Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.

Soemarwoto, Otto. (2003). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Soepono, Bambang. (1997). Statistik Terapan dalam Penelitian Ilmu-ilmu Sosial

dan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(35)

Sumaatmadja, Nursid. (1989). Studi Lingkungan Hidup. Bandung: Alumni.

Sunu, Pratignja dan Wartoyo, S. (2006). Buku Ajar Dasar Hortikultura. Surakarta: Jurusan/Program Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.

Surachmad. (1990). Dasar dan Teknik Researce: Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung: Sinar Harapan.

Tika, Pabudu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Tjakrawiralaksana, Abbas. (1983). Usahatani. Jakarta: Depdikbud.

Todaro, M.P. (1994). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Tohir, Kaslan. (1983). Usahatani Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Usman, Husaini. (2006). Pengantar statistika. Jakarta : Bumi Aksara.

Waldjasupardja, A. (1986). Dinamika Penduduk dan Tekanannya Terhadap Daya.

Dukung Lahan Pertanian Kering di Desa Kertamukti Ciamis. Yogyakarta:

Tesis Fakultas Pasca Sarjana UGM. Tidak Diterbitkan.

______,______. (1997). UU No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

______,______. (2009). Undang-Undang No. 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

______,_____. (2010). Data Curah Hujan Kecamatan Parongpong 2009. Dinas Pertanian.

Gambar

Gambar Judul
Tabel 3.1  berikut:
Tabel 3.2 Populasi Penelitian di Desa Cihideung
Tabel 3.3 Sampel setiap Dusun di Desa Cihideung
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan pemberian motivasi bagi pegawai bukan hanya untuk meningkatkan semangat kerja pegawai saja, namun juga memiliki tujuan lain seperti meningkatnya gairah

Setelah mengisi jumlah data yang akan di input pada form input data serta mengklik tombol tambah, maka selanjutnya akan ditampilkan form tambah data... Gambar 4.45 Form Tambah

Skripsi yang penulis susun sebagai bagian dari syarat untuk mendaptakan ajian Numerik Pengaruh Ukuran Luas pada Sifat Magnet Superkonduktor Tipe II Berbentuk Persegi

lingkungan kabupten, kota dan propinsi dengan materi perkembangan teknologi. Metode Explicit Intructions ini untuk meningkatkan hasil belajar IPS yang dapat

Memang dalam pengurusan KTP dan KK oleh masyarakat yang dilimpahkan kepada pengurus desa ini memunculkan biaya baru bagi masyarakat, akan tetapi biaya ini memang

Tim Penerjemah Pustaka Firdaus (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996), h.. aqidah dan persoalan yang berkaitan dengannya, misalnya tentang keesaan Tuhan, hari akhir dan kerasulan Nabi,

Data yang diperoleh dari hasil penelitian tentang kandungan protein melalui proses fermentasi pada jerami padi pada masing-masing perlakuan diolah dengan menggunakan

Untuk itu dalam mencapai tujuan Bappeda sangat dibutuhkan sekali iklim organisasi yang baik dan menyenangkan demi kelancaran proses pelaksanaan program-kegiatan di Bappeda, sebab