• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Brand Image terhadap Keputusan Pembelian pada Konsumen Sepeda Motor Merek Yamaha (Studi Dilakukan di Dealer Yamaha "X" Bogor).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi Brand Image terhadap Keputusan Pembelian pada Konsumen Sepeda Motor Merek Yamaha (Studi Dilakukan di Dealer Yamaha "X" Bogor)."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi brand image terhadap keputusan pembelian pada konsumen sepeda motor merek Yamaha di dealer “X” Bogor. Penelitian ini menggunakan metode accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 176 responden. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori brand image dari Kotler (2001) dan teori keputusan pembelian dari Kotler (2001).

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur, dimana alat ukur yang digunakan disusun oleh peneliti berdasarkan teori Kotler. Pengujian validitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan construct validity. Pengujian validitas dan reliabilitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 22. Nilai kontribusi dari setiap aspek brand image terhadap keputusan pembelian dihitung dengan menggunakan teknik analisis regresi ganda, menggunakan uji hipotesis yaitu uji F dan uji t.

(2)

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

The purpose of this research was to determined the contribution of the brand image on Yamaha’s motorcyles consumer purchasing decision in dealer “X” Bogor. This research used accidental sampling with 176 respondents. The theory used in this research is the theory of brand image by Kotler (2001) and the theory of purchasing decision by Kotler (2001).

This research used questionnaires as measuring instruments, which was constructed by the researcher based on the Kotler’s theory. This instruments’ validity is done by using the construct validity. The validity and reliability of measuring this instruments was performed by SPSS version 22. The contribution’s value of each aspect of brand image to purchasing decision is calculated by using the technique of multiple regression analysis, using the F test and t test as hypothesis examination.

(3)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR BAGAN ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1. 1 Latar Belakang Masalah ... 1

1. 2 Identifikasi Masalah ... 9

1. 3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Maksud Penelitian ... 9

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10

1. 4 Kegunaan Penelitian ... 10

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 10

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 10

(4)

viii Universitas Kristen Maranatha

1. 6 Asumsi ... 19

1. 7 Hipotesis ... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 20

2. 1 Merek ... 20

2.1.1 Definisi Merek ... 20

2.2.1 Tingkatan Merek ... 20

2. 2 Persepsi ... 21

2.2.1 Definisi Persepsi ... 21

2.2.2 Proses Terbentuknya Persepsi ... 22

2.2.3 Dinamika Persepsi ... 22

2. 3 Brand Image ... 24

2. 4 Pemasaran ... 25

2.4.1 Definisi Pemasaran ... 25

2.4.2 Konsep Pemasaran ... 25

2.4.3 Proses Pemasaran ... 26

2.4.4 Bauran Pemasaran ... 27

2.5 Perilaku Konsumen ... 28

2.5.1 Definisi Perilaku Konsumen ... 28

2.5.2 Proses Keputusan Pembelian ... 28

2.5.3 Keputusan Pembelian ... 30

2.5.4 Cara Konsumen Menangani Resiko ... 30

2.5.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

(5)

ix Universitas Kristen Maranatha

3. 2 Bagan Rancangan Penelitian ... 35

3. 3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 36

3.3.1 Variabel Penelitian ... 36

3.3.2 Definisi Konseptual ... 36

3.3.2.1 Brand Image ... 36

3.3.2.2 Keputusan Pembelian ... 37

3.3.3 Definisi Operasional ... 38

3.3.3.1 Brand Image ... 38

3.3.3.2 Keputusan Pembelian ... 38

3. 4 Alat Ukur ... 39

3.4.1 Kuesioner Brand Image ... 39

3.4.2 Kuesioner Keputusan Pembelian ... 41

3.4.3 Data Penunjang ... 42

3. 5 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 42

3.5.1 Validitas Alat Ukur ... 42

3.5.2 Reliabilitas Alat Ukur ... 43

3. 6 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 44

3.6.1 Populasi Sasaran ... 44

3.6.2 Karakteristik Sampel ... 44

3.6.3 Teknik Penarikan Sampel ... 45

3. 7 Teknik Analisis Data ... 45

3.7.1 Uji Asumsi Klasik ... 46

3. 8 Hipotesis Statistik ... 47

3.8.1 Hipotesis Mayor ... 47

(6)

x Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PEMBAHASAN ... 50

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 50

4.1.1 Gambaran Umum Subjek berdasarkan Pendapatan per Bulan ... 50

4.1.2 Gambaran Umum Subjek berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 51

4.1.3 Gambaran Umum Subjek berdasarkan Cara Memperoleh ... 51

4.1.4 Gambaran Umum Subjek berdasarkan Lama Menggunakan ... 52

4.2 Hasil Penelitian ... 52

4.2.1 Kontribusi Produk (Product, X1), Harga (Price, X2), Distribusi (Place, X3), Promosi (Promotion, X4), dan Keempat Aspek tersebut secara keseluruhan terhadap Keputusan Pembelian ... 52

4.2.2 Uji Hipotesis ... 53

4.3 Pembahasan ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

5.1 Kesimpulan ... 62

5.2 Saran ... 63

5.2.1 Saran Teoritis ... 63

5.2.2 Saran Praktis ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

DAFTAR RUJUKAN ... 65

(7)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.5 Kerangka Pikir ... 18

(8)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Kendaraan Bermotor di Kota Bogor ... 3

Tabel 1.2 Penjualan Sepeda Motor berdasarkan Mereknya ... 4

Tabel 3.1 Pembagian Item dalam Kuesioner Brand Image ... 35

Tabel 3.2 Pembagian Item dalam Kuesioner Keputusan Pembelian ... 41

Tabel 4.1 Gambaran Responden berdasarkan Pendapatan per Bulan ... 50

Tabel 4.2 Gambaran Responden berdasarkan Jenis Pekerjaannya ... 51

Tabel 4.3 Gambaran Responden berdasarkan Cara Memperoleh Sepeda Motor ... 51

Tabel 4.4 Gambaran Responden berdasarkan Lama Menggunakan ... 52

Tabel 4.5 Tabel Kontribusi Brand Image terhadap Keputusan Pembelian ... 52

Tabel 4.6 Signifikansi Brand Image terhadap Keputusan Pembelian ... 53

Tabel 4.7 Signifikansi Produk (Product) terhadap Keputusan Pembelian ... 54

Tabel 4.8 Signifikansi Harga (Price) terhadap Keputusan Pembelian ... 55

Tabel 4.9 Signifikansi Distribusi (Place) terhadap Keputusan Pembelian ... 55

(9)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Brand Image dan Kuesioner Keputusan Pembelian

Lampiran 2 Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Lampiran 3 Uji Asumsi Klasik

Lampiran 4 Regresi Ganda

Lampiran 5 Data Tabulasi Silang (Crosstab) Brand Image dengan Keputusan Pembelian

Lampiran 6 Data Tabulasi Silang (Crosstab) Data Penunjang dengan Keputusan Pembelian

Lampiran 7 Data Tabulasi Silang (Crosstab) Data Penunjang dengan Brand Image

(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini, transportasi sudah menjadi kebutuhan umum bagi masyarakat, menurut Utomo (2002), transportasi adalah perpindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Menurutnya, transportasi memiliki fungsi dan manfaat. Transportasi memiliki fungsi yang terbagi menjadi dua, yaitu melancarkan arus barang dan manusia serta menunjang perkembangan pembangunan. Sedangkan manfaatnya, diklasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu: (1)manfaat ekonomi yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia; (2)manfaat sosial, yaitu menyediakan berbagai kemudahan seperti pelayanan untuk perorangan atau perkelompok, pertukaran atau penyampaian informasi, perjalanan untuk bersantai, memendekan jarak, memencarkan penduduk; (3)manfaat politis, yaitu menciptakan persatuan, pelayanan lebih luas, keamanan negara, mengatasi bencana; dan (4)manfaat kewilayahan, yaitu memenuhi kebutuhan penduduk di kota, desa, atau pedalaman.

Terdapat beberapa jenis transportasi, yaitu, transportasi darat, air dan udara. Transportasi darat merupakan transportasi yang paling banyak digunakan karena dapat digunakan sebagai sarana perpindahan baik dalam jarak yang dekat maupun jarak jauh dan dapat digunakan kapan saja sesuai kebutuhan.

(11)

2

Universitas Kristen Maranatha penyediaan alat transportasi oleh para produsen transportasi, hal ini dapat dilihat juga dengan semakin banyaknya kendaraan bermotor yang memenuhi jalan raya di sekitar terutama di daerah perkotaan.

Kendaraan bermotor membantu dalam mobilitas masyarakat, salah satu contohnya memudahkan untuk tiba di tempat tujuan, seperti tempat kerja. Meningkatnya kebutuhan akan transportasi yang tidak disertai dengan fasilitas yang memadai serta kenyamanan dan keamanan yang kurang dari keberadaan transportasi umum membuat tidak sedikit masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi.

Keberadaan transportasi umum ditambah dengan penggunaan kendaraan pribadi yang tidak kalah sedikit jumlahnya berujung pada kemacetan lalu lintas sehingga banyak masyarakat memilih untuk menggunakan sepeda motor sebagai salah satu alternatif mobilisasinya dalam situasi lalu lintas yang padat sekalipun. Harga sepeda motor yang lebih terjangkau dibanding harga alat transportasi pribadi lainnya, ditambah dengan banyaknya perusahaan yang menawarkan jasa kredit sepeda motor memudahkan masyarakat untuk dapat memiliki sebuah sepeda motor.

(12)

3

Universitas Kristen Maranatha Tabel 1.1 Jumlah Kendaraan Bermotor di Kota Bogor

NO TAHUN

JENIS KENDARAAN BERMOTOR DAN PROSENTASE PENINGKATAN

TOTAL %

MOBIL PENUMPANG MOBIL BARANG MOBIL BUS SEPEDA MOTOR KENDARAAN KHUSUS

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

1. 2008 43.400 11.591 792 150.304 100 206.187

2. 2009 46.134 11.776 821 173.724 101 232.565 12,79% 3. 2010 51.145 11,295 836 206.845 103 270.224 16,19% 4. 2011 57.688 11.971 1.028 230.316 83 301.087 11,42% 5. 2012 63.464 12.295 991 260.045 83 336.878 11,89%

RATA-RATA

PENINGKATAN

9,99% 1,55% 6,21% 14,73% -4,11%

Sumber: POLRES Bogor Kota

Dinas LLAJ Kota Bogor, 2014, hal.1.

Meningkatnya penggunaan sepeda motor membuat banyak produsen kendaraan beroda dua ini mengembangkan penjualan produknya dan saat ini dapat dilihat terdapat berbagai merek sepeda motor yang dipasarkan. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa merek sepeda motor ternama yang saling bersaing dalam penjualannya. Berdasarkan tabel penjualan sepeda motor menurut mereknya (Tabel 1.2), dimana dalam tabel tersebut jelas terlihat bahwa sepeda motor merek Honda merupakan yang terlaris di Indonesia, diikuti oleh sepeda motor merek Yamaha di posisi kedua. Dibandingkan dengan merek-merek lainnya, merek Yamaha dapat disebut sebagai pesaing terkuat bagi Honda.

Kemampuan sepeda motor merek Yamaha sebagai pesaing terkuat bagi Honda juga terjadi di kota Bogor, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kota ini merupakan kota terpadat kelima di Jawa Barat. Hal ini ditunjang oleh banyaknya dealer resmi Yamaha di kota Bogor dan salah satunya ialah dealer “X” yang merupakan dealer resmi Yamaha terbesar

(13)

4

Universitas Kristen Maranatha cadang). Setiap bulannya dealer ini mampu menjual sebanyak 300-500 unit sepeda motor merek Yamaha.

Tabel 1.2 Penjualan Sepeda Motor Berdasarkan Mereknya (Kuartal = 3bulan)

Merek-merek sepeda motor tersebut tidak hanya bersaing secara penjualan saja, namun juga dalam perhelatan balap motor dunia, yaitu MotoGP, masing-masing pembalap saling bersaing dengan membawa merek dari sepeda motor yang digunakannya. Demikian juga dalam hal ini, sepeda motor merek Yamaha kembali menjadi pesaing terkuat bagi sepeda motor merek Honda.

MotoGP merupakan ajang balap motor dunia (World Championship) yang diselenggarakan setiap tahunnya dengan total 18 seri. Pada lima tahun terakhir, terhitung sejak tahun 2010, pemenang utama MotoGP diraih secara bergantian oleh pembalap dari dua merek sepeda motor, yakni sepeda motor merek Honda (2011, 2013 dan 2014) dan merek Yamaha (2010 dan 2012). Pada tahun 2015 kemarin, perhelatan MotoGP kembali dimenangkan oleh pembalap dari sepeda motor merek Yamaha (Jorge Lorenzo) disusul oleh pembalap dari Honda (Marc Marquez) diposisi kedua. Setelah dua tahun berturut-turut sebelumnya pembalap dari Honda menjuarai, kini Yamaha kembali merebut posisi juara dalam ajang bergengsi tersebut. Hal tersebut membuktikan bahwa Yamaha berusaha

Merek Kuartal I Pangsa Pasar % (Year to Date) 2013 2014

(14)

5

Universitas Kristen Maranatha mempertahankan eksistensinya salah satunya dengan menunjukan kemampuan mesin dari sepeda motor yang digunakan oleh sang pembalap.

Kemenangan yang diraih oleh seorang pembalap tidak hanya mengharumkan nama pembalap tersebut secara pribadi saja, melainkan juga nama merek dari sepeda motor yang digunakannya ikut terpengaruh secara positif. Salah satunya ialah persepsi masyarakat atau yang diartikan sebagai proses dimana individu menyeleksi, mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi terhadap merek itu sendiri (Kotler, 2003). Merek didefinisikan sebagai nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing (American Marketing Association dalam Kotler, 2003:418).

Baik dari segi penjualan maupun dalam persaingan pada ajang MotoGp, sepeda motor merek Yamaha merupakan pesaing terkuat bagi sepeda motor merek Honda yang merupakan merek sepeda motor terlaris di Indonesia. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana sepeda motor merek Yamaha mampu mempertahankan eksistensi produk mereknya sehingga mampu menjadi pesaing yang kuat bagi sepeda motor merek Honda.

(15)

6

Universitas Kristen Maranatha satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing (American Marketing Association dalam Kotler, 2003:418).

Sebuah produk diberikan merek tertentu kemudian dipasarkan oleh produsen ke pasaran (masyarakat luas) sehingga produk tersebut dikenal masyarakat. Proses ini dikenal sebagai pemasaran, yaitu proses manajemen yang bertanggung-jawab untuk menciptakan dan memberikan kepuasan bagi konsumen. Tercipta atau tidaknya kepuasan yang dirasakan oleh konsumen akan menunjukan bagaimana image yang terbentuk terhadap merek dari produk tersebut bagi konsumen.

Image terhadap suatu merek dapat disebut dengan brand image, yaitu seperangkat keyakinan mengenai merek tertentu. Setiap perusahaan tentunya ingin mendapatkan brand image yang positif dari masyarakat terhadap produk yang dipasarkannya, dengan harapan image yang positif tersebut dapat membawa keuntungan dengan tercapainya tujuan perusahaan. Dalam hal ini, maka perusahaan dapat mengawali dengan menganalisis peluang serta pasar sasaran, setelah menemukan kedua hal tersebut maka perusahaan dapat mulai merancang bauran pemasaran.

Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran (Kotler & Armstrong, 2001:71). Bauran pemasaran tersusun atas empat aspek strategi, yaitu produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion) yang disingkat dengan 4P. Setelah mengembangkan bauran pemasaran tersebut, perusahaan dapat mulai mengatur strategi bagaimana mulai melakukan atau mengusahakan pemasaran terhadap produknya.

(16)

7

Universitas Kristen Maranatha Pada aspek kedua, yaitu harga (price), bagaimana Yamaha menentukan harga dan pemberian potongan harga serta kebijakan kredit yang ditawarkan. Aspek yang ketiga, distribusi (place), bicara mengenai keberadaan dealer, yakni bagaimana Yamaha menyalurkan produk sepeda motornya beserta suku cadang yang diproduksinya agar dapat diperoleh oleh konsumen. Promosi sebagai aspek yang keempat, yaitu bagaimana Yamaha mengenalkan atau mengkomunikasikan produknya, baik itu melalui iklan, penjualan personal atau dalam bentuk lainnya sehingga dapat meyakinkan calon konsumen terhadap produk yang diproduksinya.

Hasil dari bauran pemasaran yang dirancang tersebut akan menciptakan brand image terhadap sepeda motor merek Yamaha. Image yang tercipta pada masing-masing individu bisa berbeda, hal ini dikarenakan adanya perbedaan persepsi pada tiap individunya.

Berdasarkan survei yang telah dilakukan peneliti terhadap sepuluh orang konsumen pengguna sepeda motor merek Yamaha, semua konsumen (100%) merasa pada aspek produk (product), Yamaha lebih unggul dibanding merek lainnya. Tujuh orang (70%) mengatakan Yamaha memiliki jenis yang bervariasi dengan performa mesin yang kencang. Ketujuh orang tersebut juga menambahkan bahwa desainnya dianggap selalu update (30%), futuristik dan inovatif (10%), meriah (10%). Bagi tiga orang (30%) lainnya merasa mutu sepeda motor Yamaha lebih terjamin dan tahan lama.

Pada aspek harga, delapan orang (80%) menyatakan bahwa harga yang ditawarkan standar, dalam artian sesuai dengan harga pasaran sepeda motor sehingga dapat dikatakan harganya bersaing. Satu orang (10%) menyatakan bahwa harga purna jual sepeda motor Yamaha tidak jatuh sehingga menjadi kelebihan baginya, dan satu orang (10%) lainnya menyatakan bahwa harga suku cadang sepeda motor Yamaha tergolong mahal.

(17)

8

Universitas Kristen Maranatha (10%) dari konsumen tersebut juga mengatakan bahwa dealer Yamaha masih lebih sedikit dibanding dealer pesaingnya.

Pada aspek promosi, sembilan orang (90%) sepakat bahwa mereka tertarik dengan keterlibatan pembalap motoGP sebagai ikon dari merek tersebut, dengan dua orang (20%) diantaranya menambahkan bahwa pembalap Yamaha selalu menang yang menunjukan kekuatan mesin. Satu orang lainnya (10%) menyatakan bahwa iklan Yamaha lebih kreatif dibanding merek lainnya sehingga lebih menarik.

Mengacu pada penelitian yang ada sebelumnya, bahwa sebesar 64,2% brand image berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, maka dapat dikatakan bahwa sebuah brand image dapat mempengaruhi individu dalam pengambilan keputusan pembelian. Dalam pengambilan keputusan pembelian itu sendiri, calon konsumen akan melalui tiga tahap, yaitu: (1) mengenali kebutuhan, (2) pencarian informasi, dan (3) evaluasi alternatif, dan setelah melewati tahap ketiga, maka konsumen akan melakukan keputusan pembelian (Kotler & Armstrong, 2001:222).

Konsumen cenderung akan melakukan keputusan pembelian berdasarkan produk yang paling disukai dan kesesuaian akan kebutuhannya, namun dimungkinkan juga adanya faktor-faktor lain yang membuat konsumen memutuskan untuk membeli sepeda motor merek Yamaha. Faktor-faktor tersebut diantaranya: (1) Faktor Sosial, (2) Faktor Pribadi, (3) Faktor Psikologis.

(18)

9

Universitas Kristen Maranatha pengetahuan sehingga konsumen terarahkan untuk akhirnya memutuskan membeli sepeda motor merek Yamaha.

Berdasarkan uraian pada survey awal terlihat bahwa adanya perbedaan masing-masing konsumen dalam menilai produk, harga, distribusi dan promosi yang dilakukan oleh Yamaha, dan didukung oleh penelitian sebelumnya yang menunjukan bahwa brand image berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian maka peneliti tertarik untuk mengembangkan penelitian tersebut menjadi sebuah penelitian kontribusi. Peneliti akan menganalisis lebih jauh aspek dari brand image manakah diantara product (produk), price (harga), place (distribusi) dan promotion (promosi) yang paling besar kontribusinya dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk membuat penelitian dengan judul

“Kontribusi Brand Image terhadap Keputusan Pembelian pada Konsumen Sepeda Motor

Merek Yamaha di Dealer “X” Bogor”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diketahui bagaimana kontribusi brand image terhadap keputusan pembelian produk sepeda motor pada konsumen sepeda motor merek Yamaha di dealer “X” Bogor.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

(19)

10

Universitas Kristen Maranatha

1.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kontribusi brand image yang terdiri dari produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion) terhadap keputusan pembelian pada konsumen sepeda motor merek Yamaha di dealer “X” Bogor.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Memberikan masukan bagi ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu Psikologi Industri dan Organisasi mengenai kontribusi brand image terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Yamaha.

2. Memberikan tambahan informasi bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai kontribusi brand image terhadap keputusan pembelian sepeda motor.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi kepada dealer Yamaha “X” Bogor mengenai kotribusi brand image terhadap keputusan pembelian pada konsumen. Informasi ini dapat menjadi bahan pertimbangan ketika dealer memasarkan sepeda motor merek Yamaha tersebut sehingga mampu menentukan strategi yang dapat meningkatkan target penjualan serta sebagai alat untuk mengantisipasi persaingan dengan dealer-dealer lainnya.

(20)

11

Universitas Kristen Maranatha

1.5 Kerangka Pikir

Perkembangan mobilisasi manusia saat ini mengarah pada meningkatnya kebutuhan akan penggunaan alat transportasi, tak terkecuali transportasi darat. Menurut data yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik kendaraan bermotor yang paling banyak digunakan ialah kendaraan berjenis sepeda motor sehingga tercipta persaingan yang ketat antar para produsen atau perusahaan sepeda motor.

Masing-masing perusahaan membawa mereknya sendiri dan harus terus berusaha membangun serta mempertahankan merek yang dimilikinya. Demikian halnya pada perusahaan kendaraan beroda dua ini, setiap perusahaan dengan mereknya masing-masing harus mampu bersaing satu sama lain sehingga mereknya mampu bertahan dalam persaingan bahkan sampai mampu menguasai pasaran.

Seperti yang dapat kita lihat saat ini, begitu banyak sepeda motor yang memadati jalan-jalan dan tentu saja dengan merek yang berbeda-beda. Banyaknya pilihan sepeda motor berdasarkan mereknya masing-masing akan membuat konsumen semakin kritis membuat pertimbangan sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk membeli sebuah sepeda motor dengan merek tertentu. Oleh karena itu, sebuah merek harus mampu memikat hati sehingga konsumen dapat loyal untuk membeli produk yang dipasarkannya.

American Marketing Association (Kotler, 2003:418) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing.

(21)

12

Universitas Kristen Maranatha Spin. Demikian juga pada jenis bebek, salah satu produk dari Honda yaitu Revo, dari Yamaha yaitu Aerox, serta Satria dari Suzuki. Tidak hanya jenis matic ataupun jenis bebek saja, adapun jenis sepeda motor sport dari masing-masing merek tersebut.

Masing-masing merek memiliki sifat khas tertentu yang membedakan dirinya dengan merek lain. Seperti halnya sepeda motor, walaupun produknya sama-sama sebuah sepeda motor sekalipun dengan jenis yang sama, namun sepeda motor merek Yamaha memiliki perbedaan dengan sepeda motor merek lainnya. Perbedaan tersebut akan dihayati oleh konsumen yang nantinya akan mempengaruhi konsumen dalam membeli suatu produk sepeda motor dengan merek tertentu.

Penghayatan pada konsumen dapat disebut juga sebagai persepsi. Persepsi diartikan sebagai sebuah proses dimana individu menyeleksi, mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi yang masuk untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti atau gambaran yang nyata (Kotler, 2003). Persepsi konsumen terhadap produk dengan merek tertentu itulah yang diartikan sebagai brand image.

Kotler & Armstrong (2001:225) mengartikan brand image sebagai seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu. Berdasarkan pengalamanya dan pengaruh persepsi selektif, distorsi selektif dan retensi selektif. Keyakinan konsumen mungkin berbeda dari atribut sebenarnya.

Memiliki brand image yang kuat merupakan suatu aset yang berharga bagi sebuah perusahaan. Dibutuhkan kerja keras dan waktu yang cukup lama untuk dapat membangun brand image yang baik. Demikian juga halnya dengan perusahaan sepeda motor merek Yamaha.

(22)

13

Universitas Kristen Maranatha peluang yang ada, kemudian menyeleksi pasar sasaran yang dilanjutkan dengan mengembangkan bauran pemasaran sebelum akhirnya mengatur usaha pemasaran.

Dalam hal ini, perusahaan sudah dapat menganalisis peluang yang ada, yaitu kebutuhan akan alat transportasi yang meningkat disertai dengan situasi lalu lintas yang semakin padat membuat perusahaan menyadari bahwa sepeda motor merupakan peluang yang baik bagi usahanya. Pasar sasaran tak lain ialah para pengguna alat transportasi terutama di daerah perkotaan dan sebagai salah satu cara mencapai pasar sasaran yang dimaksud, pihak Yamaha membuat beberapa cabang penjualan yang dilengkapi juga dengan adanya fasilitas service. Cabang ini disebut dealer, salah satunya adalah dealer “X” di Kota Bogor.

Lokasi dealer “X” ini strategis, dimana berada di pusat kota sehingga mudah ditemukan

oleh konsumen. Dealer “X” ini merupakan dealer resmi Yamaha terbesar di kota Bogor yang

melayani 3S (sales atau penjualan, service atau servis, dan sparepart atau (menyediakan suku cadang).

Apabila peluang serta sasaran telah ditetapkan, maka tahap berikutnya ialah mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix). Kotler & Armstrong (2001:71) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai seperangkat alat pemasaran taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Bauran pemasaran tersebut dikelompokan menjadi empat kelompok, yaitu produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion).

(23)

14

Universitas Kristen Maranatha kedua ialah harga (price), merupakan sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk memperoleh produk. Melalui dealer yang dimilikinya, termasuk dealer “X” Bogor,

pihak Yamaha telah mencantumkan harga tertentu atas sepeda motor yang dijualnya. Untuk memudahkan konsumen memperoleh sepeda motor Yamaha, perusahaan bersedia memberikan potongan harga dengan persayaratan maupun pada waktu-waktu tertentu dan juga ditambah dengan fasilitas kredit dengan kebijakan-kebijakannya.

Aspek yang ketiga ialah distribusi (place), merupakan aktivitas perusahaan agar produk mudah didapatkan konsumen sasarannya. Pada variabel ini, peran dealer merupakan hal yang sangat penting sebagai penghubung antara konsumen dengan perusahaan. Yamaha membuka dealer-dealer resminya di berbagai wilayah sehingga memudahkan calon konsumen untuk memperoleh produk dan suku cadang serta dalam melakukan perawatan ataupun perbaikan terhadap sepeda motornya.

Aspek yang keempat ialah promosi (promotion), merupakan aktivitas mengkomunikasikan keunggulan produk serta membujuk sasaran untuk membelinya. Yamaha mengkomunikasikan produk yang dimilikinya dengan cara memperkenalkan melalui berbagai media, mulai dari iklan di media massa hingga membuka pameran diberbagai tempat umum seperti mall. Yamaha juga berusaha “membujuk” calon konsumen dengan melibatkan pembalap Valentino Rossi yang memang menggunakan sepeda motor merek Yamaha dalam setiap penampilan balapnya sebagai ikon dengan harapan kemenangan yang seringkali dicapai Rossi dapat meyakinkan konsumen mengenai sepeda motor Yamaha.

Semakin positif brand image yang tercipta dalam diri konsumen tentunya keputusan pembelian akan semakin tinggi. Sebelum sampai pada tahap keputusan pembelian, konsumen akan melalui tiga tahapan dimana persepsi sangat berperan di dalamnya.

(24)

15

Universitas Kristen Maranatha memenuhi kebutuhannya tersebut. Di sini konsumen dapat memilih berbagai jenis alat transportasi yang dibutuhkannya, mengingat fenomena akan alat transportasi yang dapat memudahkan mobilisasi baik jarak jauh maupun dekat maka kebutuhan menjadi lebih spesifik, yaitu kebutuhan transportasi darat antara mobil atau sepeda motor. Dalam hal ini konsumen merasa sepeda motor yang dianggap sesuai dengan kebutuhannya.

Tahap yang kedua ialah pencarian informasi, setelah mengenali dan yakin bahwa yang dibutuhkannya ialah sepeda motor, maka konsumen akan mulai mencari informasi mengenai berbagai pilihan sepeda motor dengan berbagai merek yang ada. Dari banyaknya informasi mengenai produk sepeda motor dengan merek-merek yang berbeda, konsumen akan menyaring informasi yang ia terima, dimana akan ada beberapa informasi yang dilupakannya dan ada pula beberapa informasi yang dipertahankannya. Seseorang cenderung mempertahankan informasi yang sesuai dengan pola pikirnya, dalam hal ini konsumen cenderung mempertahankan informasi yang dianggap sesuai atau sejalan dengan pemikirannya akan kebutuhan terhadap sepeda motor. Proses ini disebut sebagai perhatian selektif.

(25)

16

Universitas Kristen Maranatha Tahap yang ketiga ialah proses evaluasi alternatif. Di tahap ini, konsumen akan melihat produk yang ditawarkan tiap-tiap merek sebagai satu paket atribut, misalnya konsumen melihat sepeda motor dengan masing-masing merek dari mutu, harga, kemudahan penggunaannya serta keistimewaan-keistimewaan lainnya. Kemudian konsumen akan memberikan tingkat kepentingan, atribut mana yang harus diprioritaskan olehnya. Dari sekian alternatif pilihan yang diperolehnya, konsumen mengevaluasi masing-masing dari alternatif tersebut. Konsumen mulai membandingkan sepeda motor merek yang satu dengan merek yang lainnya baik dari segi kelebihan maupun kekurangan tiap-tiap merek hingga tercipta satu keyakinan untuk menentukan satu pilihan sepeda motor dengan merek tertentu. Dalam hal ini, dalam diri konsumen tercipta sebuah keyakinan yang positif terhadap produk sepeda motor merek Yamaha dan dari situ muncul keputusan pembelian dimana konsumen benar-benar membeli produk sepeda motor merek Yamaha yang dianggap sesuai dengan kebutuhan dirinya.

Konsumen cenderung akan melakukan keputusan pembelian berdasarkan produk yang paling disukai dan kesesuaian akan kebutuhannya, namun dimungkinkan juga adanya faktor-faktor lain yang membuat konsumen memutuskan untuk membeli sepeda motor merek Yamaha. Faktor-faktor tersebut diantaranya: (1) Faktor Sosial, (2) Faktor Pribadi, (3) Faktor Psikologis.

(26)

17

Universitas Kristen Maranatha memutuskan untuk membeli sepeda motor merek Yamaha saja, walaupun sebenarnya konsumen lebih menyukai merek lain.

Faktor yang kedua ialah faktor pribadi, meliputi usia, situasi ekonomi, pekerjaan, kepribadian dan gaya hidup. Misalnya, calon konsumen merupakan seorang pemuda yang memiki pekerjaan dan gaya hidup dengan mobilitas yang tinggi sehingga membutuhkan alat transportasi pribadi. Mengingat kemampuan dalam hal pembayaran, calon konsumen tersebut baru mampu untuk membeli sepeda motor dibanding mobil sebagai alat transportasi sehingga setelah mencari informasi dan melakukan evaluasi dari informasi-informasi yang diperolehnya ia pun memutuskan untuk membeli sepeda motor tipe sport. Konsumen memilih tipe motor sport yang mana dianggapnya lebih menunjukan kesan sebagai anak muda serta mengganggap tipe sport mudah dibawa kemana-mana, ke jalanan berbukit sekalipun dibanding tipe motor bebek dan setelah mengevaluasi berbagai merek, ternyata merek Yamaha yang dianggapnya sesuai dengan kebutuhannya tersebut, baik dari segi manfaat produk serta harga yang harus dibayarkannya.

(27)

18

Universitas Kristen Maranatha

Bagan 1.5 Kerangka Pikir

Konsumen Sepeda Motor

Merek Yamaha

Brand Image

Produk (Product)

Harga (Price)

Distribusi (Place)

Promosi (Promotion)

Keputusan Pembelian

Faktor yang Mempengaruhi: 1. Faktor Sosial

2. Faktor Pribadi 3. Faktor Psikologis

(28)

19

Universitas Kristen Maranatha

1.5 Asumsi

Dalam penelitian ini terdapat beberapa asumsi, yaitu:

1. Konsumen sepeda motor merek Yamaha di dealer “X” Bogor memiliki brand image

yang berbeda-beda, yaitu positif atau rendah.

2. Brand image yang dimiliki konsumen terdiri dari empat aspek, yaitu, aspek produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion).

3. Brand image yang dimiliki konsumen sepeda motor merek Yamaha merupakan salah satu faktor yang mengarahkan pada perilaku membeli.

4. Keputusan pembelian setiap konsumen dapat dipengaruhi oleh salah satu aspek saja atau kombinasi dari keseluruhan aspek brand image.

1.6 Hipotesis Penelitian

Terdapat kontribusi yang signifikan antara brand image terhadap keputusan pembelian pada konsumen sepeda motor merek Yamaha di dealer “X” Bogor.

Terdapat kontribusi yang signifikan antara aspek produk (product) terhadap keputusan pembelian pada konsumen sepeda motor merek Yamaha di dealer “X” Bogor.

Terdapat kontribusi yang signifikan antara aspek harga (price) terhadap keputusan pembelian pada konsumen sepeda motor merek Yamaha di dealer “X” Bogor.

Terdapat kontribusi yang signifikan antara aspek distribusi (place) terhadap keputusan pembelian pada konsumen sepeda motor merek Yamaha di dealer “X” Bogor.

Terdapat kontribusi yang signifikan antara aspek promosi (promotion) terhadap

(29)

62 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap konsumen sepeda motor merek Yamaha di dealer

“X” Bogor, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai kontribusi brand image terhadap

keputusan pembelian, yaitu sebagai berikut.

1. Secara keseluruhan, keempat aspek brand image memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keputusan pembelian.

2. Aspek promosi (promotion) memiliki kontribusi yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil analisis item, hal ini dikarenakan periklanan yang dilakukan Yamaha serta didukung dengan keterlibatan Valentino Rossi menarik perhatian sehingga menjadi hal yang paling mempengaruhi konsumen melakukan keputusan pembelian pada sepeda motor merek Yamaha.

3. Aspek distribusi (place) memiliki kontribusi yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dikarenakan lokasi dealer Yamaha yang mudah dicapai sehingga memudahkan konsumen dalam memperoleh produk yang diinginkan.

(30)

63

Universitas Kristen Maranatha 5. Aspek produk (product) memiliki kontribusi yang tidak signifikan terhadap keputusan

pembelian. Berdasarkan hasil analisis item diperoleh bahwa variasi model dan tipe yang ditawarkan Yamaha merupakan hal yang sangat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, hanya saja di sisi lain konsumen merasa kurang puas terhadap pelayanan yang diperoleh melalui dealer Yamaha, pelayanan tersebut berkaitan dengan kecepatan serta ketanggapan dalam menanggapi keluhan konsumen.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian mengenai kontribusi brand image terhadap keputusan pembelian pada konsumen sepeda motor merek Yamaha di dealer “X” Bogor, peneliti mengemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan, yaitu:

5.2.1 Saran Teoritis

1. Berdasarkan hasil analisis item pada aspek promosi, keterlibatan Valentino Rossi sebagai icon Yamaha turut membawa pengaruh positif pada konsumen, oleh karena itu, bagi penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai pengaruh penggunaan celebrity endorser dalam promosi terhadap keputusan pembelian produk sepeda motor Yamaha.

2. Bagi penelitian selanjutnya, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dapat dipertimbangkan untuk menjadi variabel yang diukur sehingga dapat melengkapi atau memperkaya data yang diperoleh.

5.2.2 Saran Praktis

1. Mengingat kurangnya kepuasan terhadap pelayanan yang dirasakan oleh konsumen,

pihak dealer “X” Bogor dapat meningkatkan pelayanannya, seperti secara rutin

(31)

64

Universitas Kristen Maranatha kelebihan dan kekurangan yang dirasakan oleh konsumen. Dengan demikian pihak

dealer “X” dapat memperbaiki maupun mempertahankan apa yang dapat

menguntungkan baik bagi konsumen maupun bagi dealer.

2. Mengingat promosi yang dilakukan sudah baik, maka untuk mempertahankan atau meningkatkannya, dealer “X” dapat memberikan bonus yang berbeda dari dealer-dealer

lain sehingga lebih menarik perhatian konsumen sekaligus mempromosikan dealer “X”

(32)

64 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Psikologi UKM. 2015. Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung: Universitas Kristen Maranatha

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia

Kotler, Philip dan Armstrong, Garry. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Kotler, Philip. 2003. Marketing Management eleventh edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Kotler, Philip. 2003. Marketing Management evelenth edition Diterjemahkan oleh Benyamin Melan. Jakarta: Gramedia

Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie Lazar. 1997. Consumer Behavior sixth edition. New Jersey: Pretince-Hall, Inc.

Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie Lazar. 2008. Consumer Behavior seventh edition. Diterjemahkan oleh Drs. Zoelkifli Kasip. Indonesia: Macanan Jaya Cemerlang

Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie Lazar. 2007. Consumer Behavior ninth edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.

(33)

65 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Harto, Ambrosius. 2015. Berharap Kota Bogor Terlepas dari Belenggu Kemacetan. http://print.kompas.com/baca/2015/04/13/Berharap-Kota-Bogor-Lepas-dari-Belenggu-Kemacetan, diakses pada tanggal 23 September 2015

Irfan. 2014. Astra Honda Motor Kuasai Penjualan Sepeda Motor.

http://pertamax7.com/2014/04/09/astra-honda-motor-kuasai-penjualan-sepeda-motor-kuartal-

1-2014-sebesar-63-naik-dari-periode-sebelumnya-disusul-yamaha-31-dan-suzuki-4/penjualan-sepeda-motor-di-indonesia-kuartal-1-tahun-2014/, diakses pada tanggal 9 September 2014

id.portalgaruda.org

http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=274001, diakses tanggal 22 Agustus 2015

Panatra, Giavanny.2015. Studi Kontribusi Sumber-sumber Efficacy Terhadap Self-Efficacy Untuk Mencapai Keberhasilan Terapi pada Pasien Stroke di Pusat Terapi Akupuntur “X” di Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Kristen Maranatha.

www.bps.go.id

http://bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/142, diakses tanggal 9 September 2014 www.dephub.go.id

http://balitbanghub.dephub.go.id/download/bahan/rtd2juli2014/Walikota-Bogor-Litbang-Kemenhub.pdf., diakses tanggal 23 September 2015

www.wikipedia.org

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Kendaraan Bermotor di Kota Bogor
Tabel 1.2 Penjualan Sepeda Motor Berdasarkan Mereknya (Kuartal = 3bulan)

Referensi

Dokumen terkait

makna pada bentuk, fungsi, dan penyajian. Unsur yang terkandung dalam kesenian Kethek Ogleng tidaklah berdiri sendiri dalam membentuk pertunjukan sebagai sebuah

pilihan lain adalah menggunakan paralel dengan membagi thread pada beberapa. prosesor lain adalah hal ini kita bisa menggunakan prosesor

Dengan metode ini dihasilkan algoritma untuk mekanisme safe autonomous landing dengan mengikuti sinyal eksponensial di mana quadcopter mencapai titik 0 (nol) meter dalam

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII B semester 2 SMP Negeri 3 Tempel dapat ditingkatkan menggunakan

Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, penulis mendapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1) Sebelum menggunakan teknik silang cerita, nilai

1. Mengembangkan konsep dan gagasan berkarya patung objek ikan hiu dengan media limbah anorganik. Mengolah bahan anorganik besi pada proses visualisasi konsep berkarya

rancangan penelitian ini bersifat pre dan post test two group design yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan core stability pada latihan zig-zag run

Diploma Ilmu Perpustakaan Anggatan 2013 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu dan yang tak mungkin terlupakan dan sahabat-sahabat saya yang selalu ada setiap saat, selalu