• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Jelajah Taman Tematik Kota Bandung dalam Kaitannya Meningkatkan Indeks Kesehatan Masyarakat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Jelajah Taman Tematik Kota Bandung dalam Kaitannya Meningkatkan Indeks Kesehatan Masyarakat."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERANCANGAN KAMPANYE JELAJAH TAMAN TEMATIK DI KOTA BANDUNG DALAM KAITANNYA MENINGKATKAN Tuinstad atau kota taman. Hal ini disebabkan, pada saat itu, Belanda memang mengarahkan pembentukan Bandung menjadi kota taman. Hal itulah yang menyebabkan hingga hari ini, Bandung memiliki banyak taman-taman yang tersebar di penjuru kota.

Namun, seiring perubahan gaya hidup masyarakat, membuat taman kota bukan lagi menjadi pilihan untuk menghabiskan waktu luang. Masyarakat modern lebih memilih mall, pusat kebugaran maupun pusat perbelanjaan untuk mengisi waktu luang. Masyarakat, terutama dewasa muda pun semakin enggan melakukan aktifitas di alam terbuka seiring perkembangan teknologi yang kian pesat. Hal ini sangat disayangkan, karena sebuah penelitian menyatakan bahwa beraktifitas di alam terbuka dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang. Untuk itu, diperlukan adanya upaya untuk mensosialisasikan keberadaan Taman Tematik di Kota Bandung yang berpengaruh bagi kesehatan masyarakat.

Pendekatan kreatif yang digunakan ialah perancangan aplikasi mobile untuk kegiatan berlari dengan trek taman-taman tematik di Kota Bandung. Hal ini didasarkan pada dua hal, mobile phone yang begitu erat dalam kehidupan anak muda, serta kegiatan berlari yang belakangan menjadi lifestyle yang sedang naik daun di kalangan target. Penggunaan media elektronik seperti sosial media, website dan web banner mendominasi perancangan karena dirasa lebih efektif dalam menjangkau target.

(2)

   

ABSTRACT

THE CAMPAIGN DESIGN OF EXPLORING THEMATIC PARK

IN BANDUNG AND ITS CORRELATIONS TO INCREASE

PEOPLE’S HEALTH INDEX

Seraphine Jessica 1164053

Bandung is the capital city of West Java used to be called as Tuinstad or City Park by the Dutch colonies. This was purely due to the fact that The Dutch Government’s initial plan was to make it a city which resembles parks.

This is also the reason why parks dominate the city to the present time. Time flies and parks are no longer people’s choice to spend their free time. Malls and fitness centers are their preferences. Unwillingness to enjoy the nature view because of the technology advances result in people, particularly the youngsters, rarely spend the time out in the open space nature. This is to be pitied on since outdoor activities aid to the quality of people’s lives.

Thus, socialization about the importance of thematic parks in Bandung needs to be carried out. Creative approaches like mobile application to encourage marathon or trekking in or around the parks are advisable. This is actually due to the fact that running activities have been revitalized and as a matter of fact have become a kind of lifestyle among certain group of people. Social media, websites and web-banners are important media to reach those people.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2

1.2.1 Permasalahan ... 2

1.2.2 Ruang Lingkup ... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.5 Skema Perancangan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Teori Kampanye ... 6

2.2 Teori Taman Kota ... 6

2.3 Teori Kebugaran Jasmani ... 7

2.4 Teori Aplikasi Mobile ... 8

(4)

BAB III DATA DAN ANALISI MASALAH ... 10

2.1 Data dan Fakta ... 10

3.1.1 Perusahaan/lembaga terkait ... 10

3.1.1a Mandatori ... 10

3.1.1b Instansi Terkait ... 11

3.1.1c Sponsorship ... 13

3.1.2 Data tentang Gejala atau Fenomena yang terjadi ... 14

3.1.3 Tinjauan terhadap proyek/persoalan sejenis ... 19

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 21

3.2.1 Analisis SWOT Taman Tematik di Kota Bandung ... 21

3.2.2 Analisis SWOT Perancangan ... 22

3.2.3 Analisis STP Perancangan ... 22

3.2.4 Pemecahan Masalah ... 24

BAB IV PEMECAHAN MASALAH ... 25

4.1 Konsep Komunikasi ... 25

4.2 Konsep Kreatif ... 26

4.3 Konsep Media ... 27

4.4 Hasil Karya ... 31

4.4.1 Identitas ... 31

A. Logo, Typeface ... 31

4.4.2 Media Elektronik ... 35

A. Mobile Application ... 35

B. Website ... 38

C. Web Banner ... 41

4.4.3 Media Cetak ... 43

A. Majalah ... 43

B. Peta ... 45

C. Poster ... 46

(5)
(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo Yayasan Jantung Indonesia ... 10

Gambar 3.2 Logo Pemerintah Kota Bandung ... 11

Gambar 3.3 Logo You C 1000 ... 13

Gambar 3.4 Nike+ Running ... 19

Gambar 3.5 Endomondo ... 20

Gambar 4.1 Logo Kampanye Hayu Lari Bandung Thematic Park ... 31

Gambar 4.2 B/W dan Grayscale logo ... 31

Gambar 4.3 Kode Warna ... 32

Gambar 4.4 Font Fontastique pada judul “Hayu Lari” ... 33

Gambar 4.5 Font Path 101 pada tulisan “Bandung Thematic Park” ... 33

Gambar 4.6 Font Webly Sleek UI pada headtext & body text media ... 33

Gambar 4.7 Icon Mobile Application ... 35

Gambar 4.8 Interface Mobile Application ... 36

Gambar 4.9 Interface Website Hayu Lari ... 40

Gambar 4.10 Contoh Pemasangan Iklan di Kaskus ... 41

Gambar 4.11 Design Web Banner Awareness tahap 1 (728 x 90px) ... 42

Gambar 4.12 Contoh Pemasangan Iklan di Kaskus ... 42

Gambar 4.13 Design Web Banner Awareness & Informing (336 x 280px) .... 42

Gambar 4.14 Contoh pemasangan iklan majalah ... 43

Gambar 4.15 Desain iklan Majalah ... 44

Gambar 4.16 Peta Hayu Lari ... 45

Gambar 4.17 Poster ... 46

(7)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Diagram hasil kuesioner jenis kelamin ... 14

Diagram 3.2 Diagram hasil kuesioner usia ... 14

Diagram 3.3 Diagram hasil kuesioner rata-rata pendapatan sebulan ... 15

Diagram 3.4 Diagram hasil kuesioner rata-rata pengeluaran sebulan ... 15

Diagram 3.5 Diagram hasil kuesioner status pekerjaan saat ini ... 15

Diagram 3.6 Diagram hasil kuesioner tahu/tidak lokasi Taman Tematik ... 16

Diagram 3.7 Diagram hasil kuesioner pernah berkunjung/tidak ... 16

Diagram 3.8 Diagram hasil kuesioner alasan audiens berkunjung ke taman .. 16

Diagram 3.9 Diagram hasil kuesioner alasan audiens enggan berkunjung ... 17

Diagram 3.10 Diagram hasil kuesioner tertarik melestarikan taman kota ... 17

Diagram 3.11 Diagram hasil kuesioner tertarik pada aktifitas olahraga ... 17

Diagram 3.12 Diagram hasil kuesioner media cetak yang dipakai ... 18

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Timeline Media ... 30

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era pemerintahan Belanda, Bandung dijuluki sebagai “Tuinstad” atau Kota Taman. Berbagai macam taman dibuat di Kota Bandung. Kala itu, Bandung pun disebut “Parijs Van Java” karena kesejukan kotanya dan keanekaragaman bunga yang tumbuh di taman. Beragam taman kota gencar dibuat pada masa kolonial Belanda. Taman tersebut tidak hanya dijadikan sebagai sarana rekreasi dan sarana berolahraga, namun dijadikan pula sebagai perpustakaan botani. Setiap botani dilengkapi dengan keterangan berbahasa Latin dan Bahasa Indonesia.

Beberapa taman kota peninggalan kolonial yang hingga kini masih bertahan diantaranya Taman Lalu Lintas Ade Irma S dan Taman Maluku. Sayang, seiring berjalannya waktu, paru-paru kota tidak lagi terawat. Beberapa taman bahkan diidentikan sebagai tempat negatif seperti tempat berkumpul para waria.

(11)

Namun, seiring berjalannya waktu dan perubahan gaya hidup masyarakat yang

semakin modern menjadikan taman bukan lagi menjadi pilihan tempat berkumpul maupun menghabiskan waktu. Masyarakat lebih senang menghabiskan waktunya di pusat perbelanjaan. Teknologi yang semakin canggih pun membuat generasi muda semakin malas untuk beraktifitas di ruang terbuka, mereka pun lebih memilih

olahraga berbayar seperti gym untuk melakukan aktifitas olahraga. Padahal menurut penelitian para ahli, melakukan aktivitas di ruang terbuka dan berinteraksi dengan banyak orang di ruang terbuka dapat mempengaruhi kualitas hidup, meningkatkan kreativitas dan kadar kesehatan manusia.

Gaya hidup serba modern tentu membawa pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap taman kota yang telah direvitalisasi oleh pemerintah tentu saja menjadi masalah cukup serius, baik untuk lingkungan maupun diri sendiri. Untuk itu, diperlukan adanya upaya untuk mensosialisasikan eksistensi beragam Taman tematik yang terletak di Kota Bandung kepada masyarakat luas guna menarik minat masyarakat agar tertarik untuk berkunjung dan mengisi waktu luang nya dengan berkunjung ke taman tematik. Melalu strategi kampanye yang kreatif, menarik, dan tepat sasaran, pesan yang ingin disampaikan dirasa dapat merubah pola pikir dan menarik minat masyarakat.

Permasalahan jelajah taman yang dikaitkan dengan indeks kesehatan merupakan topik yang menarik untuk diangkat menjadi topik Tugas Akhir. Penulis yakin,

dengan strategi yang tepat dan menarik, taman kota yang jumlahnya sangat beragam dapat dikembalikan manfaatnya sebagaimana dahulu kala, sebagai pusat rekreasi keluarga, tempat pelepas penat, dan tentunya sebagai paru-paru kota.

1.2 Pemasalahan dan Ruang Lingkup

1.2.1 Permasalahan

Rumusan masalah mengenai perancangan kampanye ini ialah :

(12)

b. Bagaimana cara mengkampanyekan eksistensi taman tematik menjadi

salah satu pilihan wisata dan pusat kegiatan ruang terbuka namun tetap terjaga kelestariannya yang dapat meningkatkan indeks kesehatan masyarakat di Kota Bandung?

1.2.2 Ruang Lingkup

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan diatas, berikut ini diuraikan ruang lingkup dan batasan permasalahan :

a. Mengingat jumlah taman tematik yang semakin banyak jumlahnya dari waktu ke waktu, maka perancangan kampanye Taman Tematik dibatasi pada 10 Taman Tematik saja.

b. Pembahasan masalah dibatasi pada perancangan kampanye berupa aplikasi mobile (mobile apps) jelajah taman yang ditujukan untuk masyarakat muda usia 18-28 tahun dari kalangan menengah dan menengah keatas yang tinggal di perkotaan di Jawa Barat.

1.3 Tujuan Perancangan

Setelah mengetahui dan mempelajari rumusan masalah, penulis menyimpulkan tujuan perancangan kampanye sebagai berikut :

a. Memperkenalkan alternatif wisata alam di Kota Bandung yakni taman tematik yang jumlahnya beragam serta menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya keberadaan taman kota yang dapat berpengaruh

pada tingkat kesehatan masyarakat modern.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam perancangan kampanye, sumber data yang diperlukan berasal dari

instansi terkait, yakni Dinas Pemakaman dan Pertamanan (DisKamTan) Kota Bandung.

(13)

a. Wawancara

Metode wawancara dilakukan oleh penulis guna mengetahui data statistik yang dapat mendukung perancangan kampanye. Informan dari wawancara ialah Dinas Pemakaman dan Pertamanan sehubungan dengan lokasi, fungsi, dan fasilitas sehubungan dengan Taman

Temarik. Wawancara juga dilakukan kepada masyarakat dengan target usia yang direncanakan mengenai aktifitas olahraga yang biasa dilakukan dan alasan berkunjung ke Taman Tematik.

b. Observasi

Teknik observasi dilakukan dengan langsung mengunjungi Taman Tematik guna menyamakan data yang didapat dari dinas terkait dengan yang ada di lapangan. Hal ini dilakukan guna mendapatkan data yang lebih jelas dan akurat mengenai Taman Tematik.

c. Studi Pustaka

Metode ini digunakan untuk mencari data dan fakta dari buku serta situs yang dibutuhkan oleh penulis. Studi pustaka juga dilakukan guna memudahkan penulis untuk mendapatkan teori-teori yang digunakan dalam penulisan Bab II.

d. Kuesioner

(14)

1.5 Skema Perancangan

PERANCANGAN KAMPANYE TAMAN TEMATIK DI KOTA BANDUNG DALAM KAITANNYA MENINGKATKAN INDEKS KESEHATAN MASYARAKAT erpe garuh pada i gkat kesehata asyarakat oder .

LANDASAN TEORI

Perancangan event ya g dapat

e i gkatka kesehata sekaligus elestarika ta a ya g dapat e arik i at

(15)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kota Bandung saat ini memiliki lebih dari 10 taman kota, namun bukan lagi menjadi pilihan tempat untuk berekreasi, menghabiskan waktu, maupun berolahraga bagi masyarakat. Padahal, pada era kolonial, Belanda membangun taman kota dengan tujuan untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Setelah melakukan pengumpulan data dan melakukan analisis, penulis merancang pendekatan melalui kegiatan olahraga untuk memperkenalkan dan mengkampanyekan eksistensi Taman Tematik. Pendekatan melalui kesehatan didasarkan pada gaya hidup sehat yang belakangan sedang naik daun di kalangan masyarakat terutama dewasa muda. Masyarakat muda cenderung memilih gym/tempat fitness yang mahal untuk berolahraga dan membakar kalori, padahal, ada fasilitas olahraga yang dapat dimanfaatkan fungsinya dan tidak membutuhkan biaya.

Kegiatan lari pun kemudian dipilih untuk menonjolkan salah satu fungsi dari taman tematik, yakni menjadi sarana olahraga lari gratis serta praktis. Media utama berupa mobile apps pun berdasarkan gaya hidup masyarakat muda yang saat ini tidak dapat jauh dari telepon genggam, sekalipun saat melakukan olahraga. Penggunaan media yang didominasi oleh media elektronik pun didasarkan pada gaya hidup dari target yang cenderung menggunakan internet dalam kesehariannya.

(16)

5.2 Saran

5.2.1 Saran bagi Dinas Pertamanan Kota Bandung

Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya keberadaan Taman kota yang berpengaruh bagi kesehatan masyarakat. Sampai saat ini, belum ada tim yang secara khusus mengelola taman-taman tematik, sehingga ada beberapa taman yang terlihat kumuh dan menyebabkan masyarakat enggan untuk berkunjung dan menghabiskan waktu, apalagi untuk berolahraga. Selain itu, kurangnya media yang menginformasikan mengenai keberadaan dan fungsi taman-taman kota, sehingga banyak masyarakat yang kurang sadar bahwa taman kota dapat dijadikan sebagai sarana olahraga gratis.

Oleh karena itu, penulis berharap agar dinas terkait dapat mengelola taman-taman kota menjadi lebih baik lagi, sehingga masyarakat pun sadar mengenai keberadaan taman tematik, dan sadar akan salah satu fungsinya sebagai salah satu sarana olahraga yang dapat dimanfaatkan secara gratis. Selain itu, apabila taman kota dikelola secara lebih baik, masyarakat akan merasa lebih nyaman ketika melakukan kunjungan atau melakukan olahraga, sehingga mereka tidak enggan untuk melakukan kunjungan maupun berolahraga di taman di lain waktu.

5.2.2 Saran Bagi Sesama Peneliti

Fungsi taman tematik yang beragam dapat diangkat menjadi potensi menarik yang dapat diinformasikan kepada masyarakat. Kurangnya informasi mengenai taman menyebabkan masyarakat enggan untuk sekedar berkunjung ke taman.

5.2.3 Saran Dari Penguji

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum. 2008. “Pedoman

Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan”. (Online)

(www.bkprn.org/peraturan/the_file/permen05-2008.pdf, diakses 25 Februari

2015, Pk. 14.00 WIB)

Giriwijoyo, Y.S Santoso. 2002. Manusia dan Olahraga. Bandung : Penerbit ITB.

Ignasia, Helena. 2008. “Transformations and Conservationof the Ex-Colonial

Dwelling Settlements in North Bandung – Indonesia.” Tesis. Jerman :

University of Stuttgart, Fakultät Architektur und Stadtplanung.

Leonard, Hoyle. 2002. Event Marketing. New Jersey : Wiley, John & Sons,

Incorporated.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan asas unus testus nullus testis (satu saksi bukan saksi). c) Akta harus ditandatangani oleh para pihak, saksi-saksi dan PPAT. Kedudukan Tanda tangan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh isolat bakteri penghasil enzim amilase yang toleran terhadap pH asam dari sampel tanah ekosistem rawa Taman Nasional Rawa

Jika dicermati lebih baik apa yang diungkapkan oleh ulama- ulama Islam dan dari kalangan linguistik Arab, keberadaan kata-kata serapan, arabisasi atau adanya kesamaan

Seperti yang telah dirancang dan dilaksanakan; realitas akan “target” industri yang dipilih sesuai dengan kemampuan negara di bidang teknologi dan kondisi pa- sar dunia;

Menurut opini kami, Japoran keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

[r]

Tingginya bahan organik pada titik sampling 4 disebabkan karena pada titik sampling ini memiliki kandungan substrat lumpur yang paling tinggi dibandingkan titik

Industri batik Sembung mampu memproduksi rata-rata 100 lembar kain batik per harinya, dengan banyaknya produksi yang dilakukan menghasilkan limbah cair yang