SKRIPSI
TINJAUAN YURIDIS PERKAWINAN BEDA AGAMA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)
Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh :
ARIYANTO NICO PAMUNGKAS NIM : C.100.090.161
FAKULTAS HUKUM
v MOTTO
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah berbuat baik pada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya
atau kedua-keduanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-sekali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan
“ah” dan jangalah engkau membentak keduanya dan ucapkanlah kepada
keduanya
perkataan yang baik.”
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini, penulis persembahkan kepada:
1. Bapak dan Ibu tercinta atas doa dan penantiannya.
2. Kakak-kakakku dan adik-adikku yang tercinta, makasih atas doa dan motivasinya membuat saya tetap tabah, kuat dan semangat dalam menjalani perjuangan ini sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini dengan baik.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikumWr.Wb
Alhamdulillah, Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat, Hidayah dan Kemurahan-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan membawa umat manusia kejalan yang benar serta diridhoi Allah SWT.
Penulis akhirnya telah berhasil melewati dengan baik dan dapat menyelesaikan studi dengan baik. Skripsi ini berjudul “ TINJAUAN YURIDIS PERKAWINAN BEDA AGAMA di Pengadilan Negeri Surakarta”, disusun untuk memenuhi dan melengkapi tugas dan syarat mencapai Gelar Sarjana Hukum (SH) pada Fakultas Hukum Jurusan Ilmu Hukum di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Di dalam menyusun skripsi ini penulis menyadari bahwa semua tidak berakhir sebagaimana mestinya tanpa adanya bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak secara langsung. Bersamaan dengan selesainya skripsi ini penulis mengucapkan kepada :
1. Muchamad Iksan, S.H., M.H, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. H. Johana Jusak, S.H, M.Ag, selaku pembimbing pertama yang senantiasa sabar, ikhlas dan ramah membantu penulis dalam konsultasi skripsi ini. 3. Nuswardhani, S.H, S.U, selaku Pembimbing Kedua yang telah
memberikan arahan baik waktu dan kesabaran pada penulis dalam penyusunan skripsi.
4. Mutimatun Ni‟ami, S.H, M.Hum, selaku pembimbing ketiga/Dosen tamu
viii
5. Kakakku (Aris, Anik, Atik, Agus, Kustilah, Edi, Haris, Hernita) dan adikku (Bernad, Akbar, Dita, Tika, AA, Habib, Hasyim, Nio) yang selalu memberikan dorongan semangat dan motivasi sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.
6. Temanku ;Dwi Lestari, Dicky dan Lulud yang selalu memberikan semangat serta teman angkatan 2009.
Usaha penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sudah semaksimal mungkin, namun demikian penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang konstuktif akan selalu diterima penulis dengan senang hati.
Wassalamu‟alaikumWr.Wb
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
ABSTRAK ... xii
ABSTRACT ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan perumusan masalah ... 5
C. Tujuan dan manfaat hasil penelitian ... 5
D. Metode penelitian ... 6
E. Sistematika skripsi ... 10
BAB II TINJUAN PUSTAKA ... 12
A. Tinjauan Umum Tentang perkawinan ... 12
1. Pengertian Perkawinan ... 12
x
3. Asas-asas Perkawinan ... 22
4. Putusnya Perkawinan ... 24
B. Tinjauan Umum Tentang perkawinan beda agama ... 28
1. Pengertian Perkawinan Beda Agama ... 28
2. Syarat-Syarat Perkawinan Beda Agama ... 29
3. Perkawinan Menurut Agama Islam ... 31
4. Perkawinan Menurut Agama Kristen/Katolik ... 33
5. Dasar Hukum Diperbolehkan Perkawinan Beda Agama ... 37
6. Proses Pelaksanaan Perkawinan Beda Agama ... 40
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66
A.Hasil Penelitian ... 66
1. Pertimbangan hakim dalam menentukan pembuktian dan penetapan hakim dalam pemberian ijin perkawinan beda agama ... 66
2. Bagaimana keabsahan hukum apabila perkawinan itu dilakukan beda agama ... 89
3. Pengadilan mana yang berwenang memeriksa dan memutus pemberian ijin perkawinan beda agama ... 93
B. Pembahasan ... 94
xi
2. Bagaimana keabsahan hukum apabila perkawinan itu
dilakukan beda agama ... 101
3. Pengadilan mana yang berwenang memeriksa dan memutus pemberian ijin perkawinan beda agama ... 106
BAB IV PENUTUP ... 108
A. Kesimpulan ... 108
B. Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA ... 112
xii ABSTRAKSI
Dalam kehidupan manusia di dunia ini yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya untuk dapat hidup bersama dan terjadi suatu perkawinan antara manusia yang berlainan jenis itu. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan keTuhanan YME. Sedangkan perkawinan beda agama adalah perkawinan antar dua orang yang berbeda agama dan masing-masing tetap mempertahankan agama yang dianutnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam menentukan pembuktian dan penetapan hakim dalam pemberian ijin perkawinan beda agama, untuk mengetahui bagaimana keabsahan hukum apabila perkawinan itu dilakukan beda agama dan untuk mengetahui pengadilan yang berwenang memeriksa dan memutus pemberian ijin perkawinan beda agama.
Jenis penelitian ini bersifat Diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang hanya menggambarkan atau melukiskan keadaan objek yang akan diteliti. Dan pendekatannya normatif empiris, Normatif artinya sebagai usaha mendekatkan masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang normatif sedangkan Empiris artinya sebagai usaha mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau sesuai dengan kenyataan yang hidup dalam masyarakat.
Hasil pembahasan ini menunjukkan bahwa: Pertimbangan hakim dalam menentukan pembuktian dan penetapan hakim dalam pemberian ijin perkawinan beda agama adalah bahwa permohonan yang diajukan oleh para pemohon telah memenuhi syarat materiil perkawinan, serta karena tidak adanya ketentuan yang mengatur secara terperinci mengenai perkawinan beda agama maka Pengadilan Negeri memberikan ijin untuk melangsungkan perkawinan beda agama. Berdasarkan penetapan yang diteliti hakim memberikan pertimbangan hukum yang keliru. Hakim mendasarkan diri pada stbl 1898 No. 158 tentang Peraturan Perkawinan Campuran yang sudah tidak berlaku lagi, sehingga Penetapan hakim No. 93/Pdt.P/2010/PN.Ska mengandung kekeliruan sehingga dasar hukum dilakukannya perkawinan tersebut tidak sah yang berakibat perkawinan yang dilakukan kedua mempelai tidak sah. Hal ini berdasarkan pasal 2 ayat (1) UU Perkawinan, perkawinan sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu. Sedangkan keabsahan perkawinan menurut hukum Islam, apabila suami islam dan istri kristen dan istri tunduk pada hukum suami maka perkawinan dilangsungkan menurut hukum suami (agama islam). Apabila suami kristen dan istri islam adalah tidak sah. Dasarnya Qs. Al Baqarah: 221. Begitu pula keabsahan perkawinan menurut hukum Kristen adalah sah, apabila mendapatkan dispensasi dari pastur paroki. Sedangkan Pengadilan yang berwenang memeriksa dan memutus pemberian ijin perkawinan beda agama adalah Pengadilan Negeri bagi yang beragama non Islam, dan Pengadilan Agama bagi yang beragama Islam.
xiii ABSTRACT
In human life in this world is different gender ( men and women ) , naturally have affinity with each other to be able to live together and there is a marriage between people of the opposite sex that. Marriage is a bond between the inner and outer man with one woman as husband and wife with the intention of forming families (households ) are happy and eternal deity by Almighty . While interfaith marriage is a marriage between two people of different religions and each retaining their religion .
This study aims to determine the consideration of the judge in determining the evidentiary and judicial orders in licensing interfaith marriage , to know how the legal validity of the marriage if it was different religions and to determine which court the authority to examine and decide upon the granting of interfaith marriage .
This type of research is Diskriptif is a research method that merely describe or depict the state of the object to be studied . Empirical and normative approach , normative means in an effort to bring the problem under study while the normative nature of the law as an attempt Empirical means approaching problems examined with the real nature of the law or in accordance with the fact that life in society .