• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DILIHAT DARI RASIO KEUANGAN Analisis Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali Dilihat Dari Rasio Keuangan Pada APBD 2008-2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DILIHAT DARI RASIO KEUANGAN Analisis Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali Dilihat Dari Rasio Keuangan Pada APBD 2008-2012."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN BOYOLALI DILIHAT DARI RASIO KEUANGAN PADA APBD 2008-2012

ZAQI VUADI B200 090 041

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali ditinjau dari aspek keuangan tahun anggaran 2008-2012.Dan memastikan tingkat perbandingan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) selama tahun anggaran 2008-2012 berdasarkan analisis rasio keuangan.Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh Pemerintah Daerah sebagai akses untuk menilai kinerja keuangan dan sebagai tolok ukur dalam pelaksanaan kegiatan tugas-tugas pemerintahan.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah diskriptif komparatif.Dengan menggunakan beberapa rasio keuangan diantaranya adalah rasio kemandirian keuangan daerah, rasio ketergantungan keuangan daerah, rasio efektivitas pendapatan, rasio belanja operasi dan belanja modal, dan rasio pertumbuhan.Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data keuangan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Boyolali.Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik dokumentasi yang dilakukan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, dan Aset Daerah (DPPKAD) Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rasio kemandirian masih sangat rendah, rata-rata keseluruhan masih diantara 0%-25% yang menunjukkan tingkat kemampuan yang rendah sekali (pola hubungan instruktif). Rasio ketergantungan yang menunjukan persentase total pendapatan terhadap pendapatan transfer >50,01 maka ketergantungan keuangan daerah sangat tinggi.Rasio efektivitas yang rata-rata diatas 100% menunjukkan tingkat efektivitas yang sangat efektif. Rasio Belanja Operasi pada tahun anggaran 2008 sampai tahun anggaran 2010 mengalami peningkatan, dan mengalami penurunan pada tahun anggaran 2011 dan 2012, Rasio Belanja Modal rata-rata menunjukan adanya peningkatan. Rasio pertumbuhan menunjukkan pertumbuhan yang positif mulai tahun anggaran 2009-2012, artinya Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali mampu memperbaiki dan meningkatkan kinerja keuangannya.

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca naskah publikasi dengan judul:

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAHKABUPATEN BOYOLALI DILIHAT DARI RASIO KEUANGANPADA APBD 2008-2012

Yang disusun oleh

ZAQI VUADI B 200 090 041

Penandatanganan berpendapat bahwa naskah publikasi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima.

Surakarta, 21 Oktober 2013

Pembimbing I Pembimbing II

(Dr. Erma Setiawati,Ak,MM) (Shinta Permata Sari, SE)

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

(3)

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Dengan adanya pembaharuan peraturan tentang Pemerintah Daerah yang sebelumnya diatur dalam undang (UU) No. 22 Tahun 1999 menjadi undang-undang (UU) No. 32 Tahun 2004 dan yang mengatur tentang Perimbamgan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang sebelumnya diatur undang-undang (UU) No. 25 Tahun 1999 menjadi undang-undang (UU) No. 33 Tahun 2004, memberikan peluang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengoptimalkan potensi yang ada, baik menyangkut sumber daya manusia, sumber daya alam, dana maupun sumber daya lain yang merupakan kekayaan daerah.

Dengan adanya otonomi daerah maka pemerintah daerah dituntut untuk mengelola rumah tangganya sendiri, hal ini mengimplikasikan setiap daerah harus mampu mengelola dana dari masyarakat semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah karena sumber utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) itu sendiri. Salah satu upaya untuk mengelola dana dari masyarakat semaksimal mungkin adalah dengan menyusun anggaran (budget) sebagai acuan dalam melaksanakan setiap kegiatan.Tahap setelah operasional anggaran adalah pengukuran kinerja untuk menilai prestasi manajer dan unit organisasi yang dipimpinya.Kinerja anggaran pemerintah daerah selalu dikaitkan dengan bagaimana sebuah unit kerja pemerintah daerah dapat mencapai tujuan kerja dengan alokasi anggaran yang tersedia.

Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik.Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian kinerja, yaitu untuk menilai sukses atau tidaknya suatu organisasi program atau kegiatan.Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud.Pertama, pengukuran sektor publik dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja pemerintah.Kedua, ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan keputusan.Ketiga, ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki kelembagaan (Mardiasmo, 2009:121).

(4)

EVA (Di Indonesia metode tersebut dikenal dengan metode NITAM/Nilai Tambah Ekonomi), Balanced Scorecard, Value For Money, analisis selisih anggaran dan lain-lain.

2. Tujuan Penelitian

Pada penelitian pengukuran kinerja ini, penulis memiliki tujuan penelitian: untuk mengukur kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Boyalali dari sisi Rasio Keuangan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2008-2012.

B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Otonomi Daerah

Menurut undang-undang (UU) No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 1 ayat (5) yang dimaksud dengan otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan

2. Anggaran

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metoda untuk mempersiapkan suatu anggaran (Mardiasmo, 2009:61).

3. Kinerja

Pengertian kinerja menurut Mahsun (2006:25) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.

4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Dalam Permendagri No 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, dalam bab 1 pasal 1, menyatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.

5. Analisis Rasio Keuangan pada APBD

(5)

terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang telah ditetapkan dan dilaksanakanya.

6. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan beberapa teori dan penelitian terdahulu, maka kerangka pemikiran pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

C. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode diskriptif komparatif.Menurut Whintney (1960) dalam Abdul Rohman, Daljono, Helminingsih (2009), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.Deskriptif komparatif adalah suatu metode yang bertujuan untuk mengumpulkan, menyusun, membandingkan, menganalisis dan menginteprestasi data yang akhirnya pada kesimpulanya didasarkan pada penelitian data (Burhan, 2011:44).

Pada penelitian ini, metode deskriptif komparatif lebih ditekankan pada metode membandingkan, karena pada penelitian ini hanya meneliti pada satu wilayah, maka penelitian ini membandingkan antar tahun hasil dari setiap rasio, mulai dari tahun 2008-2012.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini mengambil lokasi Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali. Alasan penulis mengambil lokasi ini adalah untuk melihat perkembangan Anggaran

Pengukuran Kinerja Pemerintah Daerah

Laporan realisasi APBD Menganalisis kinerja dari tahun ke tahun perkembangan selama lima periode tahun anggaran (2008-2012). Dengan menggunakan Rasio Keuangan, antara lain:

1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 2. Rasio Ketergantungan

Keuangan Daerah 3. Rasio Efektivitas

Pendapatan Asli Daerah 4. Rasio Belanja Operasi dan

Modal

(6)

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Boyolali dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab. Selain itu penelitian ini meneliti kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

3. Data dan Sumber Data

a. Jenis data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder yangbersifat kuantitatif, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dicatat oleh pihak lain) (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo 2009:147). Data kuantitatif biasanya dapat dijelaskan dengan angka-angka (Bungin, 2011:130).Data tersebut merupakan laporan pertanggungjawaban keuangan daerah (ABPD) pada tahun anggaran 2008 sampai 2012.

b. Sumber data

Dalam penelitian ini data yang digunakan bersumber dari Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali. Adapun data yang diambil meliputi:

1) Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Boyolali tahun anggaran 2008-2012.

2) Gambaran umum Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali.

4. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Studi pustaka

Mengumpulkan dan mempelajari bahan-bahan bacaan yang berhubungan dengan penelitian ini.

b. Studi lapangan

(7)

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Analisis Rasio Keuangan untuk mengetahui kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali pada setiap tahunnya selama tahun anggaran 2008 – 2012 dan menganalisis hasil dari Analisis Rasio Keuangan untuk mengetahui perkembangan kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali dari tahun ke tahun selama lima tahun anggaran tersebut.

a. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dilakukan dengan menganalisis menggunakan rasio keuangan. Beberapa rasio yang dapat dikembangkan berdasarkan data keuangan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) antara lain:

1) Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Berikut formula untuk mengukur rasio kemandirian keuangan daerah (Halim, 2008: 232):

Pendapatan Asli Daerah PAD

Bantuan Pemerintah Pusat atau Propinsi dan pinjaman x 100%

Kriteria untuk menetapkan pola kemandirian keuangan daerah dapat dikategorikan seperti tabel berikut:

Persentase Rasio Kemandirian

Keuangan Daerah Kemandirian Keuangan Daerah

0%-25% Instruktif

25%-50% Konsultatif

50%-75% Partisipatif

75%-100% Delegatif

Sumber: Paul Hersey dan Kennrth Blancard dalam Halim, 2002:168-169

2) Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

Berikut formula untuk menghitung rasio ketergantungan daerah (Mahmudi, 2011: 170):

Pendapatan Transfer

(8)

Kriteria untuk menetapkan pola ketergantungan keuangan daerah dapat dikategorikan pada tabel berikut:

Persentase pendapatan transfer terhadap total pendapatan

Ketergantungan Keuangan Daerah

0,00%-10,00% Sangat Rendah

10,01%-20,00% Rendah

20,01%-30,00% Sedang

30,01%-40,00% Cukup

40,01%-50,00% Tinggi

>50,00% Sangat Tinggi

Sumber: Tim Litbang Depdagri-Fispol UGM 1991 dalam I Dewa Gde Bisma 2010

3) Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah

Berikut formula untuk mengukur tingkat efektivitas (Halim, 2008: 234):

Realisasi penerimaan PAD

Target penerimaan PAD x 100%

Kriteria untuk menetapkan pola keefektivitasan pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat dikategorikan pada tabel berikut:

Persentase Kinerja Keuangan Kriteria Keefektivitasan

Di Atas 100% Sangat Efektif

90%-100% Efektif

80%-90% Cukup Efektif

60%-80% Kurang Efektif

Kurang dari 60% Tidak Efektif

Sumber: Depdagri, Kemendagri No 690.900.327 Tahun 1996 dalam I Dewa Gde Bisma 2010

4) Rasio Belanja Operasi dan Modal a) Rasio Belanja Operasi

Berikut formula untuk mengukur rasio belanja operasi dalam Andy Prasetyo (2011):

Total Belanja Operasi

Total Belanja x 100%

b) Rasio Belanja Modal

(9)

Total Belanja Modal

Total Belanja x 100%

5) Rasio Pertumbuhan

Berikut fomula untuk mengukur rasio pertumbuhan (Abdul Halim,2002: 241): a) Rasio Pertumbuhan PAD

Realisasi penerimaan PAD xn −Xn−1 Realisasi penerimaan PAD Xn−1

x 100%

b) Rasio Pertumbuhan Pendapatan

Realisasi penerimaan Pendapatan xn−Xn−1

Realisasi penerimaan Pendapatan Xn−1

x 100%

c) Rasio Pertumbuhan Belanja Operasi

Realisasi Belanja Operasi xn −Xn−1 Realisasi Belanja Operasi Xn−1

x 100%

d) Rasio Pertumbuhan Belanja Modal

Realisasi Belanja Modal xn −Xn−1 Realisasi Belanja Modal Xn−1

x 100%

Keterangan: xn = Tahun yang dihitung

Xn1 = Tahun sebelumnya

D. HASIL PENELITIAN

1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Hasil Perhitungan Rasio Kemandirian Tahun Anggaran 2008–2012

Tahun PAD (Rp)

Bantuan Pemerintah Pusat atau Provinsi dan

Pinjaman (Rp)

Rasio Kemandirian

(%) Keterangan

Perkembangan

(%)

2008 Rp 63.733.408.461 Rp 701.147.168.702 9,09 Instruktif

2009 Rp 70.004.658.137 Rp 748.921.666.680 9,35 Instruktif 0.26

2010 Rp 86.485.635.223 Rp 809.875.997.275 10,68 Instruktif 1,33

2011 Rp 96.737.566.506 Rp 971.729.566.946 9,95 Instruktif -0,73

(10)

7. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

Hasil Perhitungan Rasio Ketergantungan Tahun Anggaran 2008–2012

Tahun Pendapatan Transfer (RP) Total Pendapatan (Rp) Rasio Ketergantungan

(%) Keterangan

Perkembangan (%)

2008 Rp 699.147.168.702 Rp 782.528.354.413 89,34 Sangat Tinggi

2009 Rp 745.921.666.680 Rp 836.169.374.817 89,21 Sangat Tinggi -0,13

2010 Rp 806.875.997.275 Rp 917.898.637.498 87,90 Sangat Tinggi -1,31

2011 Rp 971.729.566.946 Rp1.096.013.965.218 88,66 Sangat Tinggi 0,76

2012 Rp 1.115.252.315.077 Rp1.271.240.332.047 87,73 Sangat Tinggi -0,93

8. Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Hasil Perhitungan Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah

Tahun Anggaran 2008–2012

9. Rasio Belanja Modal

Hasil Perhitungan Rasio Belanja Modal Tahun Anggaran 2008–2012

Tahun

Total Belanja Modal

(Rp) Total Belanja (Rp) Rasio (%)

Rasio Belanja Modal (%)

Perkembangan (%)

2008 Rp 124.533.005.357 Rp 793.262.107.869 15,70 15,70

2009 Rp 86.596.626.087 Rp 808.017.387.034 10,72 10,72 -4,98

2010 Rp 100.101.216.583 Rp 912.584.586.077 10,97 10,97 0,25

2011 Rp 138.437.022.808,5 Rp 1.101.848.598.928 12,56 12,56 1,59

2012 Rp 207.758.567.336 Rp 1.269.226.813.508 16,37 16,37 3,81 Tahun Realisasi Penerimaan PAD (Rp) Target Penerimaan PAD (Rp) Rasio

Efektivitas (%) Keterangan

Perkembangan (%)

2008 Rp 63.733.408.461 Rp 58.623.725.000 108,72 Sangat Efektif

2009 Rp 70.004.658.137 Rp 68.261.319.000 102,55 Sangat Efektif -6,17

2010 Rp 86.485.635.223 Rp 79.625.590.000 108,62 Sangat Efektif 6,07

2011 Rp 96.737.566.506 Rp 88.572.520.000 109,22 Sangat Efektif 0,60

(11)

10.Rasio Pertumbuhan

a. Rasio Pertumbuhan PAD

Hasil Perhitungan Rasio Pertumbuhan PAD Tahun Anggaran 2008–2012

Tahun Realisasi PAD (Rp) Rasio (%) Perkembangan (%)

2008 Rp 63.733.408.461

2009 Rp 70.004.658.137 9,84

2010 Rp 86.485.635.223 23,54 13,70

2011 Rp 96.737.566.506 11,85 -11,69

2012 Rp 127.725.206.935 32,03 20,18 b. Rasio Pertumbuhan Pendapatan

Hasil Perhitungan Rasio Pertumbuhan Pendapatan Tahun Anggaran 2008–2012

Tahun Total Pendapatan (Rp) Rasio(%) Perkembangan (%)

2008 Rp 782.528.354.413

2009 Rp 836.169.374.817 6,85

2010 Rp 917.898.637.498 9,77 2,92

2011 Rp 1.096.013.965.218 19,40 9,63

2012 Rp 1.271.240.332.047 15,99 -3,41

c. Rasio Pertumbuhan Belanja Operasi

Hasil Perhitungan Rasio Pertumbuhan Belanja Operasi Tahun Anggaran 2008–2012

Tahun Belanja Operasi (Rp) Rasio (%) Perkembangan (%)

2008 Rp 663,115,703,998

2009 Rp 713,725,383,770 7,63

2010 Rp 806,507,488,699 12,99 5,36

2011 Rp 960,442,827,569.5 19,09 6,10

(12)

d. Rasio Pertumbuhan Belanja Modal

Hasil Perhitungan Rasio Pertumbuhan Belanja Modal Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Belanja Modal (Rp) Rasio (%) Perkembangan (%)

2008 Rp 124.533.005.357

2009 Rp 86.596.626.087 -30,46

2010 Rp 100.101.216.583 15,60 46,06

2011 Rp 138.437.022.808,5 38,30 22,70

2012 Rp 207.758.567.336 50,07 11,77

E. SIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan hasil perhitungan analisis Rasio Keuangan (financial ratio) pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali selama tahun anggaran 2008-2012 maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a. Berdasarkan Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali pada tahun anggaran 2008-2012 menunjukan angka rasio

9,09%-11,45% masih berada diantara 0%-25% tergolong

mempunyaipolahubunganinstruktif, kemampuan keuangan daerah tersebut rendah sekali, yang berarti bahwa Kabupaten Boyolali belum mampu membiayai pelaksanaan pemerintahan dan pembangunannya sendiri meskipun dari segi jumlah setiap tahun anggarannya mengalamipertumbuhan.

b. Berdasarkan Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah, Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali pada tahun anggaran 2008-2012 menunjukan angka rasio 87,73%-89,34%, Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali berada pada pola tingkat ketergantungan keuangan daerah sangat tinggi, yang berarti pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali dalam membiayai aktivitas pembangunan daerah melalui optimalisasi pendapatan masih sangat tergantung pada bantuan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.

(13)

d. Berdasarkan Rasio Belanja Operasi dan Belanja Modal, belanja yang dianggarkan pemerintah daerah untuk memelihara barang daerah yang mempunyai hubungan langsung dengan kepentingan pelayanan publik pada tahun anggaran 2008-2010 mengalami peningkatan, dan pada tahun anggaran 2010-2012 mengalami penurunan. Pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian, pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud mengalami penurunan pada tahun anggaran 2008-2009, dan mengalami peningkatan pada tahun anggaran 2009-2012.

e. Berdasarkan analisis Rasio Pertumbuhan Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali menunjukan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Boyolali pada tahun anggaran 2008-2009 menunjukan pertumbuhan yang negatif, hal ini karena Rasio Belanja Modal pada tahun anggaran 2009 mengalami penurunan. Sedangkan pada tahun anggaran 2009-2012 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menunjukan pertumbuhan yang positif, hal ini karena semakin tinggi nilai Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan tingkat pendapatan daerah, yang diikuti oleh semakin tingginya belanja operasi dan diikuti oleh penurunan belanja modal.

2. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan, makas keterbatasan dalam penelitian dalam penelitian ini adalah:

a. Penelitian ini tidak menganalisis keseluruhan unsur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sehingga penelitian ini tidak mendapatkan hasil yang lengkap dan menyeluruh.

b. Penelitian ini hanya menggunakan metode rasio keuangan (financial ratio). c. Penelitian ini hanya meneliti satu kabupaten saja sehingga tidak ada bahan untuk

membandingkan dengan wilayah lain.

d. Data pada tahun anggaran 2012 yang digunakan untuk penelitian ini merupakan data yang belum diaudit.

3. Saran

Dari hasil analisis data serta kesimpulan, maka penulis mengajukan beberapa saran. Saran-saran tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

(14)

b. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode rasio yang lain, bukan cuma metode rasio keuangan (finantial ratio).

c. Penelitian ini hanya menggunakan satu wilayah saja, yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali. Diharapkan penelitian selanjutnya dilakukan dibeberapa kabupaten/kota sehingga terdapat perbandingkan antara kabupaten/kota yang satu dengan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, M.Burhan. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Edisi Kedua. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Gde Bisma, I Dewa dan Susanto Hery. 2010. Evaluasi Kinerja Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran 2003-2007. GeneC Swara edisi khusus, Vol 04, No 03, Desember 2010.

Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah,Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat. Halim, Abdul. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.

Mahsun, M. 2006.Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta:BPFE-UGM. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.

Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan Daerah. Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 32 Tahun 2004. tentang Pemerintah Daerah. Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 33 Tahun 2004. tentang Perimbangan

Referensi

Dokumen terkait

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FREE THROW SHOT BOLA BASKET MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM-GAME-TURNAMENT.. PADA SISWA KELAS X TKJ-C SMK NEGERI

Dalam memandang sastra sebagai bagian dari kebudayaan di Indonesia, Ratna (2011: 10), permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat dengan sendirinya lebih beragam sekaligus

Berdasarkan permasalahan lingkungan pesisir yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu ini maka diperlukan suatu strategi pengelolaan di wilayah pesisir sehingga dapat tercapai

Nilai nilai tersebut di-an- taranya adalah; (1) tahan penderitaan, keuletan dalam penderitaan, nilai budaya yang beranggap- an bahwa hidup itu sudah dari mula-mula harus kita

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah metode mind mapping dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pokok bahasan Keragaman social dan Budaya Berdasarkan Kenampakan

Evaluasi dari data terakhir pada tanggal 10 (sepuluh) bulan Mei tahun 2012, setelah diberikan asuhan keperawatan keluarga selama 45 menit, didapatkan data subjektif

Ieu panalungtikan ngeunaan puisi mantra tatanén anu sumebar di Kacamatan Cisitu Kabupatén Sumedang. Tujuan tina ieu panalungtikan nya éta pikeun ngadéskripsikeun

Penelitian dilakukan di Kelompok Bermain Bunga Nusantara PKBM Jayagiri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik