NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DAN INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA TERHADAP
KEPRIBADIAN REMAJA DI KAMPUNG WONOWOSO KELURAHAN SINE KECAMATAN SRAGEN
KABUPATEN SRAGEN
Oleh:
RATNA EKA SAPUTRI A220090129
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
1
PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DAN INTESITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA TERHADAP
KEPRIBADIAN REMAJA DI KAMPUNG WONOWOSO KELURAHAN SINE KECAMATAN SRAGEN
KABUPATEN SRAGEN
RATNA EKA SUPUTRI, A220090129, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, xv+62 halaman.
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeta hui pengaruh latar belakang pendidikan formal orang tua dan intesitas komunikasi dalam keluarga terhadap kepribadian remaja di kampung Wonowoso kelurahan Sine kecamatan Sragen kabupaten Sragen. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan penarikan kesimpulan melalui analisis statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah 40 remaja di kampung Wonowoso kelurahan Sine kecamatan Sragen kabupaten Sragen. Sampel diambil sebanyak 40 remaja, jadi penelitian ini termasuk penelitian populasi. Data yang diperlukan diperoleh melalui angket. Angket sebelumnya diujicobakan dan diuji validitas serta diuji reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi, regresi linier berberganda, uji F, dan sumbangan relatif dan efektif.
Hasil analisis regresi memperoleh persamaan garis regresi linier: Y = 19,865 + 0,566X1 + 0,726X2. Persamaan menunjukkan bahwa kepriba dian remaja dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan formal orang tua dan intensitas komunikasi dalam keluarga. Kesimpulan yang diambil adalah: 1) ada hubungan antara latar belakang pendidikan formal orang tua dan intesitas komunikasi dalam keluarga dengan kepribadian remaja, hal ini berdasarkan análisis product moment diperoleh nilai koefisien korelasi, r = 0,326, p = 0,040 (p < 0,05) untuk hubungan latar belakang pendidikan formal orang tua dengan kepribadian remaja dan r = 0,627, p = 0,000 (p < 0,05) untuk intensitas komunikasi dalam kelua rga dengan kepribadian remaja; 2) Ada pengaruh positif yang berarti (signifikan) dari faktor latar belakang pendidikan formal orang tua dan intesitas komunikasi dala m keluarga terhadap kepribadian remaja di kampung Wonowoso kelurahan Sine kecamatan Sragen kabupaten Sragen, dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis variansi regresi linier berganda (uji F) diketahui bahwa Fhitung > Ftabel, yaitu 19,321 > 3,252 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000; 3) Hasil sumbangan relatif dan sumbangan efektif menunjukkan bahwa variabel latar belakang pendidikan formal orang tua memberikan sumbangan relatif sebesar 21,9% dan sumbangan efektif 11,2% dan variabel intensitas komunikasi dalam keluarga memberikan sumbangan relatif sebesar 78,1% dan sumbangan efektif 39,9%.
(Kata Kunci: Latar Belakang Pendidikan Formal Orang Tua, Intensitas Komunikasi dalam Keluarga dan Kepribadian Remaja)
Pendahuluan
Remaja yang baik adalah remaja yang berakhlak mulia, menjaga emosi dengan
baik, tangguh dan berkharakter baik. Remaja juga harus mempunyai kepribadian yang
sehat, harus menghargai orang tua, guru, teman dan orang-orang disekitar. Orang tua
mempunyai peran penting dalam kehidupan remaja. Orang tua yang baik harus
memberi arahan, bimbingan, perhatian, masukan, kasih sayang, kepedulian, memberi
contoh baik kepada anak agar remaja tidak berjalan ke arah yang buruk. Pendidikan
bagi orang tua sangat penting untuk mendidik remaja. Orang tua yang mempunyai
pendidikan cukup akan berpengaruh terhadap remaja. Interaksi orang tua dengan
remaja saling terbuka dan saling pengertian dapat membentuk kepribadian yang baik
bagi remaja.
Masa sekolah menengah merupakan masa dimana remaja mulai mengenal
berbagai banyak teman yang mempunyai karakter beraneka ragam. Banyak remaja
jaman sekarang yang terjerumus pada pergaulan bebas, merokok, mengkonsumsi
obat-obatan terlarang, membuat geng-geng antar pelajar, geng tawuran dan lain sebagainya.
Ini semua bukan salah remaja, tetapi orang tua yang kurang memberikan perhatian,
intensitas interaksi dengan orang tua yang minim, kasih sayang orang tua yang kurang,
pendidikan orang tua yang minim dan masih banyak lagi. Berdasarkan latar belakang
di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul pelitian yang berjudul “Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Formal Orang Tua dan Intensitas Komunikasi dalam Keluarga terhadap Kepribadian Remaja di Kamping Wonowoso Kelurahan Sine Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen”.
Berdasar latar belakang di atas, peneliti membatasi ruang lingkup dan fokus
masalah yang diteliti sebagai berikut:
1. Objek Penelitian
a. Pendidikan formal orang tua
b. Intensitas komunikasi dalam keluarga
c. Kepribadian remaja
2. Subjek Penelitian
Remaja di kampung Wonowoso kelurahan Sine kecamatan Sragen kabupaten
3
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh positif yang
berarti (signifikan) dari latar belakang pendidikan formal orang tua dan intensitas
komunikasi dalam keluarga terhadap kepribadian remaja di kampung Wonowoso
kelurahan Sine kecamatan Sragen kabupaten Sragen?”. Tujuan penelitian digunakan
untuk memberi arah dalam melangkah sesuai dengan maksud penelitian dan berdasar
pada permasalahan yang ada. Tujuan penelitian juga diharapkan memiliki suatu
gambaran yang ingin dicapai setelah penelitian ini selesai. Penelitian ini memiliki
tujuan yaitu untuk mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan formal orang tua
dan intensitas komunikasi dalam keluarga terhadap kepribadian remaja di kampung
Wonowoso, kelurahan Sine, kecamatan Sragen, kabupaten Sragen. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi orang tua dalam mendidik remaja.
Adapun manfaat yang penulis harapkan dapat memberikan sumbangan sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis atau Kegunaan Teoritis
a. Penelitian ini dapat memberi kontribusi bagi perkembangan kepribadian remaja,
untuk orang tua dan masyarakat sekitar.
b. Hasil penelitian ini mampu digunakan sebagai pedoman bagi penelitian yang
sejenis dan memberikan manfaat bagi pembaca terutama orang tua untuk
meningkatkan kepribadian remaja yang baik pada anak.
2. Manfaat Praktis atau Kegunaan Praktis
a. Bagi remaja
1) Untuk berhati-hati dalam bergaul serta selalu bersikap terbuka dengan orang
tua.
2) Memberi masukan bagi remaja untuk selalu mempunyai kepribadian yang
baik.
b. Bagi orang tua
1) Lebih meningkatkan intensitas komunikasi dengan anak remajanya.
2) Memberikan inspirasi dan rujukan bagi orang tua dalam rangka perbaikan
c. Bagi peneliti
Dengan penelitian ini peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang
menyangkut latar belakang pendidikan formal orang tua dan intensitas
komunikasi dalam keluarga terhadap kepribadian remaja.
Landasan Teori
Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2007: 643), latar belakang adalah “dasar/ alasan suatu tindakan/perbuatan”. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas bab 1 pasal 1 ayat 1:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. http://archive.web.dikti.go.id/2009/UU no20th2003-Sisdiknas.html.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas bab 1 pasal 1 ayat 11, “pendidikan formal adalah jalur pedidikan yang terstuktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi”. http://archive.web.dikti.go.id/2009/UU no20th2003-Sisdiknas.html. Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2007: 802), orang tua adalah “ayah ibu kandung”. Menurut
Kartono dalam Munir (2010), orang tua adalah “pria dan wanita yang terikat dalam
perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari
anak-anak yang dilahirkannya“. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa latar belakang pendidikan formal orang tua adalah jenjang pendidikan (sekolah)
terakhir yang pernah ditempuh orang tua baik sampai tamat ataupun tidak tamat mulai
dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, Akademik/Perguruan Tinggi.
Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2007: 438), intensitas adalah “keadaan tingkatan atau ukuran intensnya”. Menurut Wahyuning dkk (2003: 36), “komunikasi
adalah kunci semua aspek dalam keluarga termasuk dalam membangun moral anak”.
Menurut Soelaeman dalam Shochib (1998: 17), keluarga adalah:
5
Menurut Gerungan (1988: 54), kepribadian adalah “organisasi dinamis dari
sistem psiko-fisik dalam individu yang larut menentukan cara-caranya yang khas
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya”. Menurut Salzman dalam Yusuf (2011: 184), “remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence)
terhadap orang tua kearah kemandirian (independence), minat-minat seksual,
perenungan diri dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral”. Menurut
Mappiare dalam Ali Muhammad dan Muhammad Asrori (2004: 9), “remaja
berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita 13 sampai 22 tahun bagi pria”. Menurut Hurlock dalam Yusuf (2011: 130), kepribadian yang sehat ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Mampu menilai diri secara realistik 2. Mampu menilai situasi secara realistik
3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik 4. Menerima tanggung jawab
5. Kemandirian (autonomi) 6. Dapat mengontrol emosi 7. Berorientasi tujuan 8. Berorientasi keluar 9. Penerimaan sosial 10.Memiliki filsafat hidup 11.Berbahagia
Menurut Hurlock (2012:207), ciri-ciri masa remaja sebagai berikut:
1. Masa remaja sebagai masa reriode yang renting, karena dampaknya langsung
terhadap perilaku sikap dan mental.
2. Masa remaja sebagai masa periode peralihan, ialah remaja bukan lagi sebagai anak
kecil dan bukan juga sebagai orang yang sudah dewasa.
3. Masa remaja sebagai periode perubahan, selain perubahan fisik, remaja juga
mengalami perubahan perilaku dan sikap.
4. Masa remaja sebagai masa usia bermasalah, ialah remaja mengalami kesulitan
untuk menyelesaikan masalah karena remaja belum berpengalaman dalam
menghadapi hidup.
5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas, ialah remaja berusaha untuk
6. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan, karena sifat remaja
dianggap negatif yang tidak rapih, tidak dapat dipercaya, dan berperilaku merusak
sehingga orang dewasa siaga untuk membimbing dan mengawasi.
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik, yaitu melihat dirinya dirinya sendiri
dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya,
terlebih dalam hal cita-cita.
8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa, remaja mulai memusatkan diri pada
perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa.
Metode Penelitian
Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu melakukan uji coba angket di
dusun Banaran desa Pabelan kecamatan Kartosuro kabupaten Sukoharjo dengan
sampel 10 remaja. Penelitian yang sesungguhnya dilakukan di kampung Wonowoso
kelurahan Sine kecamatan Sragen kabupaten Sragen. Waktu penelitian ini kurang lebih
empat bulan, dimulai bulan Desember 2012 sampai Maret 2013. Jenis penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Arikunto (2010:173), “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Penelitian ini merupakan penelitian populasi sebanyak 40 remaja.
Variabel menurut Purwanto (2010: 85), adalah “Gejala tertentu yang yang disederhanakan dari kerumitan alam yang dipilih dalam ukuran yang dapat dikelola”. Variabel dalam penelitian ini adalah latar belakang pendidikan formal orang tua
sebagai X1, intensitas komunikasi dalam keluarga sebagai X2, dan kepribadian remaja
sebagai Y.
Menurut Arikunto (2010:195), cara menjawab angket ada dua yaitu angket
tertutup dan terbuka. Angket tertutup apabila sudah disediakan jawabannya sehingga
responnden tinggal memilih jawaban yang dianggap paling sesuai. Angket terbuka
apabila apabila memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan
kalimatnya sediri. Menurut Arikunto (2010:195), dipandang dari jawaban yang
diberikan angket dibedakan mejadi dua yaitu kuesioner langsung dan kuesioner tidak
langsung. Kuesioner langsung apabila respon menjawab tentang dirinya sendiri sesuai
7
menggambarkan tentang keadaan orang lain. Metode pengumpulan data menggunakan
angket langsung tertutup, karena peneliti langsung memberikan angket kepada remaja
yang alternatif jawaban telah disediakan sehingga responden tinggal memilih salah
satu jawaban sesuai kaadaan yang ada. Teknik analisis data ini menggunakan analisis
statistik, sehingga analisis bersifat objektif dan pasti. Dalam penelitian ini digunakan
analisis regresi. Menurut Hadi (2000:2), tugas pokok analisis regresi adalah:
a. Mencari korelasi antara kriterium dengan prediktor b. Menguji apakah korelasi itu signifikan atau tidak c. Mencari persamaan garis regresinya
d. Merumuskan sumbangan relatif antara sesama prediktor jika prediktornya lebih dari satu
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan formal orang tua
dan intensitas komunikasi dalam keluarga berpengaruh positif terhadap kepribadian
remaja. Hal ini dapat dilihat dari persamaan regresi linier sebagai berikut Y = 19,865 +
0,566X1 + 0,726X2. Berdasarkan persamaan tersebut dapat dikatakan bahwa koefisien
regresi dari masing-masing variabel independen bernilai positif, artinya variabel latar
belakang pendidikan formal orang tua dan intensitas komunikasi dalam keluarga
secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kepribadian remaja.
Hasil uji hipotesis yang sesuai dengan uji keberartian regresi linier berganda atau
uji F diketahui bahwa nilai Fhitung > Ftabel, yaitu 19,321 > 3,252 dan nilai signifikansi <
0,05, yaitu 0,000. Hal ini berarti ada pengaruh latar belakang pendidikan formal orang
tua dan intensitas komunikasi dalam keluarga terhadap kepribadian remaja.
Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa kecenderungan peningkatan
kombinasi latar belakang pendidikan formal orang tua dan intensitas komunikasi
dalam keluarga akan diikuti peningkatan kepribadian remaja, sebaliknya jika terdapat
kecenderungan penurunan kombinasi variabel latar belakang pendidikan formal orang
tua dan intensitas komunikasi dalam keluarga akan diikuti penurunan kepribadian
remaja.
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa variabel latar belakang
pendidikan formal formal orang tua memberikan sumbangan relatif sebesar 21,9% dan
memberikan sumbangan relatif sebesar 78,1% dan sumbangan efektif 39,9%. Dengan
membandingkan nilai sumbangan relatif dan efektif nampak bahwa variabel intensitas
komunikasi dalam keluarga memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap
kepribadian remaja dibandingkan variabel latar belakang pendidikan formal orang tua.
Untuk koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,511, arti dari koefisien ini
adalah bahwa pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel latar belakang
pendidikan formal orang tua dan intensitas komunikasi dalam keluarga terhadap
kepribadian remaja adalah sebesar 51,1% sedangkan 48,9% dipengaruhi oleh variabel
lain.
Simpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh positif yang berarti (signifikan) dari faktor latar belakang pendidikan
formal orang tua dan intesitas komunikasi dalam keluarga terhadap kepribadian
remaja di kampung Wonowoso kelurahan Sine kecamatan Sragen kabupaten
Sragen, hal tersebut dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis variansi regresi
linier berganda (uji F) diketahui bahwa Fhitung > Ftabel, yaitu 19,321 > 3,252 dan nilai
signifikansi < 0,05, yaitu 0,000.
2. Hasil sumbangan relatif dan sumbangan efektif menunjukkan bahwa variabel latar
belakang pendidikan formal orang tua memberikan sumbangan relatif sebesar
21,9% dan sumbangan efektif 11,2% dan variabel intensitas komunikasi dalam
keluarga memberikan sumbangan relatif sebesar 78,1% dan sumbangan efektif
39,9%. Dengan variabel intensitas komunikasi dalam keluarga memiliki pengaruh
yang lebih dominan terhadap kepribadian remaja dibandingkan variabel latar
belakang pendidikan formal orang tua.
Implikasi
Berdasar hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang berarti
dari faktor latar belakang pendidikan formal orang tua dan intensitas komunikasi
9
semakin tinggi lulusan/jenjang pendidikan formal orang tua dan semakin tinggi
intensias komunikasi dalam keluarga, maka akan semakin tinggi pula kepribadian
remaja, sebaliknya semakin rendah lulusan/jenjang pendidikan formal orang tua dan
intensitas komunikasi dalam keluarga, maka akan semakin rendah pula kepribadian
remaja. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah jika akan meningkatkan kepribadian
remaja maka harus meningkatkan latar belakang pendidikan formal orang tua dan
memaksimalkan intensitas komunikasi dalam keluarga.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Remaja
a. Lebih meningkatkan hubungan baik dengan orang tua
b. Memperbaiki kepribadian sekaligus menjaga kepribadian diri sendiri.
2. Bagi Orang Tua
a. Meningkatkan intensitas komunikasi dalam keluarga terutama pada anak.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Gerungan, W.A. 1988. P sikologi Sosial. Bandung: Eresco.
Hadi, Sutrisno. 2000. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.
Hurlock, Elizabeth B. 2012. Perkembangan Psikologi. Jakarta: Erlangga.
Munir, Zaldy. 2010. Peran Dan Fungsi Orang Tua Dalam Mengembangkan
Kecerdasan Emosional Anak. http://zaldym.wordpress.com/2010/07/17/
peran-dan-fungsi-orang-tua-dalam-mengembangkan-kecerdasan-emosional-anak/. Diakses tanggal 11 Desember 2012 pukul 10. 18 WIB.
Purwanto. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pusat Bahasa Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. http://archive.web.dikti.go.id/2009/UUno20th2003-Sisdiknas.htm. Diakses tanggal 10 Desember 2012 pukul 19.27 WIB.
Shochib, Moh. 1998. Pola Asuh Orang Tua Untuk membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta.
Wahyuning, Wiwit dkk. 2003. Mengkomuikasikan Moral Kepada Anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.