• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARIWISATA ALAM DAN PEMBANGUNAN EKONOMI MASYARAKAT LOKAL ipi19338

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PARIWISATA ALAM DAN PEMBANGUNAN EKONOMI MASYARAKAT LOKAL ipi19338"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PARIWISATA ALAM DAN PEMBANGUNAN EKONOMI MASYARAKAT LOKAL

Oleh: Jaka Waluya, S.Pd *)

ABSTRAK

Wisata alam adalah bentuk industri non-ekstraktif dan mampu menghasilkan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa pariwisata alam memiliki peran penting dalam konteks pengembangan pariwisata berkelanjutan. Di satu sisi pariwisata alam mampu memberikan stimulus dari upaya konservasi di kawasan lindung dan di sisi lain memberikan kontribusi bagi pengembangan ekonomi masyarakat, khususnya di daerah pedesaan yang berada di dekatnya komponen produk wisata alam.

Kata Kunci: wisata alam, kontribusi, pengembangan masyarakat.

1. PARIWISATA ALAM

ariwisata alam merupakan aktivitas mengisi waktu luang yang dibangkitkan oleh keberadaan kawasan lindung, baik berupa taman nasional maupun kawasan terlindungi lainnya (Kline, 2001). Wells (1997) juga menyebutkan bahwa pariwisata alam adalah salah satu bentuk pariwisata yang atraksinya berada di tempat-tempat yang mempunyai nilai ekologis.Menurut Bori-Sanz dan Niskanen (2002) istilah pariwisata alam berhubungan dengan pengalaman yang didapat dari lingkungan alamiah dan amenitas yang disediakan untuk keperluan rekreasi. Berdasarkan beberapa batasan tersebut, pariwisata alam pada dasarnya bergantung pada tempat dan

pengalaman yang berhubungan dengan lingkungan alamiah. Ketergantungan tersebut menurut Eagles (2001) terlihat dari dua komponen, yaitu : (1) kualitas lingkungan dan (2) kualitas layanan konsumen. Untuk memenuhi kualitas lingkungan dan pelayanan yang sesuai dengan keinginan konsumen, diperlukan pengenalan terhadap target pasar produk pariwisata alam. Pengidentifikasian target pasar ini dibutuhkan untuk mengoptimalkan pengaruh

(2)

2. PENGARUH EKONOMI PARIWISATA

ALAM

Pengaruh ekonomi pariwisata alam adalah manfaat atau kontribusi produk wisata berbasis alam terhadap ekonomi suatu wilayah. Manfaat tersebut dapat berupa (1) penerimaan dari penjualan produk wisata (tiket masuk taman nasional, hotel, campground, restoran, atraksi, transportasi dan retail), (2) pendapatan masyarakat, (3) peluang pekerjaan dan (4) penerimaan pemerintah dari pajak dan retribusi (Frechtling, 1987). Ketika pariwisata alam mulai dikembangkan, pertimbangan awal yang menjadi perhatian utama adalah memastikan bahwa aktivitas tersebut akan memberikan manfaat bagi masyarakat lokal (Sherman dan Dixon, 1991). Manfaat pariwisata alam bagi ekonomi masyarakat dapat diuraikan berdasarkan :

a. Manfaat primer dan sekunder.

Manfaat ini berhubungan erat dengan pembelanjaan pengunjung yang polanya dipengaruhi oleh segmen wisatawan. Manfaat primer adalah penerimaan langsung dari pembelanjaan pengunjung atas penyediaan barang dan jasa. Sedangkan manfaat sekunder yang kemudian dikenal dengan manfaat tidak langsung dan ikutan, akan terjadi apabila penerima langsung pembelanjaan

pengunjung tersebut mengeluarkan kembali penerimaannya untuk barang dan jasa yang dibutuhkan. Demikian seterusnya sehingga menimbulkan efek pengganda (multiplier effect) terhadap ekonomi wilayah. Pada setiap urutan pembelanjaan, jumlah penerimaan yang dikeluarkan kembali akan lebih kecil dari pembelanjaan sebelumnya (ripple effect), karena sebagian dari penerimaan kemungkinan akan disimpan, untuk pembayaran pajak atau keluar dari wilayah untuk biaya impor. Besarnya penerimaan yang tidak disirkulasikan lagi dalam ekonomi masyarakat sering disebut

dengan istilah leakage atau “kebocoran”.

Menurut Murphy (1987) ukuran multiplier merupakan komponen penting dalam memperkirakan manfaat ekonomi pariwisata bagi masyarakat, karena merefleksikan seberapa besar pengaruh dari setiap pembelanjaan pengunjung berada di dalam sistem ekonomi wilayah sebelum mengalami kebocoran. Besarnya multiplier ditentukan oleh ukuran dan kompleksitas sektor ekonomi wilayah, besarnya impor dan tingkat kecendrungan masyarakat untuk menyimpan kembali penerimannya.

(3)

menggerakan minat privat sektor dalam aktivitas pariwisata alam. Sedangkan manfaat sosial meliputi jasa lingkungan, kebanggaan atas sumberdaya alam (heritage resources), prasarana sarana, pendidikan dan penelitian.

c. Dimensi keruangan.

Manfaat pariwisata alam berdasarkan dimensi keruangan dibagi menjadi manfaat skala lokal, regional, nasional atau global. Manfaat lokal dapat diketahui pada area yang berdekatan dengan kegiatan pariwisata alam, diantaranya : penciptaan peluang pekerjaan bagi masyarakat lokal, tempat pemasaran baru bagi produk lokal dan peningkatan pelayanan prasarana sarana. Manfaat regional dari pariwisata alam hampir sama dengan manfaat lokal, namun karena skala regional lebih luas, maka derajat kepentingannya akan berbeda. Misalnya penciptaan 50 jenis pekerjaan akan sangat penting bagi skala lokal, namun relatif tidak berarti untuk skala regional. Manfaat skala nasional meliputi pendapatan dari pajak, devisa dan dari penanaman modal. Sedangkan manfaat global diantaranya konservasi sumberdaya alam, perlindungan keanekaragaman hayati dan ekosistem.

3. MENGUKUR PENGARUH EKONOMI

PARIWISATA ALAM

Pengaruh ekonomi pariwisata alam diketahui dengan mengikuti aliran pola pembelanjaan pengunjung dan kemudian memperkirakan kontribusinya terhadap jumlah penjualan, pendapatan, pekerjaan dan penerimaan dalam ekonomi wilayah amatan, yang dapat berupa wilayah pedesaan, perkotaan dan suatu negara (Frechtling, 1987; Stynes dan Sun, 2003). Pola pembelanjaan (komposisi dan besar pembelanjaan) pengunjung pada umumnya menunjukan pembelian barang dan layanan, baik dari ekonomi lokal maupun luar wilayah. Pola pembelanjaan pengunjung tersebut mengindikasikan pengaruh langsung terhadap sektor pariwisata, namun tidak menunjukan pengaruh total pariwisata terhadap ekonomi wilayah. Menurut Stynes et al., (2000), pengaruh total pariwisata terhadap ekonomi wilayah merupakan

(4)

pada usaha penerima awal/pertama pembelanjaan pengunjung. Pengaruh sekunder adalah perubahan dalam aktivitas ekonomi wilayah yang dihasilkan oleh re-sirkulasi penerimaan dari pembelanjaan pengunjung. Terdapat dua jenis pengaruh sekunder, yaitu :

a. Pengaruh tidak langsung adalah perubahan jumlah penjualan, pendapatan, pekerjaan dan penerimaan di sektor-sektor yang mensuplai barang dan jasa (backward linked industries) kepada komponen usaha penerima awal/pertama pembelanjaan pengunjung.

b. Pengaruh ikutan, perubahan dalam aktivitas ekonomi wilayah yang dihasilkan oleh pembelanjaan rumah tangga (household spending). Rumah tangga membelanjakan pendapatannya yang bersumber dari upah atau gaji di berbagai komponen usaha yang dipengaruhi oleh keberadaan pariwisata.

4. PARIWISATA ALAM DAN

PEMBANGUNAN EKONOMI

MASYARAKAT SEKITARNYA

Pariwisata alam mempunyai peran penting dalam konteks pembangunan berkelanjutan, karena menawarkan potensi kepada privat sektor untuk memanfaatkan

potensi sumberdaya alam agar mampu memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi masyarakat, terutama di wilayah pedesaan yang biasanya berada di sekitar destinasi wisata alam (Eagles, 2002). Dalam hal ini ekonomi masyarakat adalah usaha yang menjadi sumber penghasilan keluarga atau orang-perorang (Sumodiningrat, 1999).

Konsep pembangunan pedesaan mengandung proses untuk memperkuat liveability masyarakat pedesaan yang berkaitan dengan kualitas hidup, kualitas lingkungan dan kemenerusan kegiatan ekonomi. Berkaitan dengan hal tersebut maka peluang pekerjaan, perbaikan prasarana dan sarana serta pengelolaan lingkungan menjadi langkah awal dalam inisiatif pembangunan pariwisata alam (Bori-Sanz dan Niskanen, 2002). Dalam konteks pengelolaan lingkungan, pengembangan pariwisata alam dapat menyediakan rangsangan dalam upaya konservasi pemanfaatan lahan dan membantu pendanaan perlindungan keanekaragaman hayati.

(5)

sumberdaya alam (aset pariwisata) melalui penciptaan peluang pekerjaan di bidang pariwisata berbasis alam dan sektor lain yang terkait (Eagles dan McCool, 2002). Selain itu, hal lain yang menyebabkan pariwisata alam dipandang relevan untuk pembangunan ekonomi masyarakat pedesaan, karena

a. Produk pariwisata dikonsumsi di destinasi wisata, sehingga akan meningkatkan peluang masyarakat untuk menjual barang dan jasa lainnya (diversifikasi ekonomi masyarakat).

b. Pembatasan akses sektor yang bersifat tradisional terhadap pasar internasional, tidak berlaku dalam transaksi pariwisata.

c. Sumberdaya alam dan budaya adalah potensi pariwisata dan merupakan aset yang dimiliki oleh masyarakat.

d. Pariwisata merupakan sektor ekonomi padat karya.

e. Pariwisata memberikan peluang bagi masyarakat untuk berpartisipasi, kerena adanya kaitan yang luas dengan sektor-sektor lainnya. (WTO, 2002 dalam ESCAP, 2003).

Namun pada kenyataannya terdapat kesenjangan antara kontribusi aktual dan potensial pariwisata alam terhadap pembangunan berkelanjutan. Kesenjangan

tersebut menurut Wells (1997) lebih disebabkan karena adanya kebocoran penerimaan pariwisata akibat ketidakefektifan pengelolaan sumberdaya dan ketidaksiapan dalam mengantisipasi kunjungan terutama di wilayah yang belum berkembang/pedesaan.

Lebih lanjut Campbell (1999) menyatakan bahwa permasalahan pembangunan ekonomi

masyarakat pedesaan sekitar destinasi wisata alam adalah ketidakmampuan masyarakat dalam mengidentifikasi manfaat pariwisata, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, masih lemahnya akses ke pasar, permodalan serta ketidakberdayaan organisasi kemasyarakatan. Selain itu sampai saat ini pendistribusian manfaat dari pariwisata alam secara langsung kepada masyarakat menjadi permasalahan tersendiri dalam pembangunan ekonomi masyarakat pedesaan (Shah dan Gupta, 2000). Masyarakat belum secara optimal mendapatkan manfaat pariwisata alam akibat masih besarnya impor barang dan jasa dari luar wilayah pedesaan.

5. SIMPULAN

(6)

pariwisata alam mempunyai peran penting dalam konteks pembangunan berkelanjutan, karena di satu sisi menyediakan rangsangan dalam upaya konservasi pemanfaatan kawasan terlindungi dan di sisi lain memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi masyarakat, terutama di wilayah pedesaan yang biasanya berada di sekitar komponen produk pariwisata alam. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pariwisata alam dapat menciptakan suatu bentuk perpaduan dan hubungan yang saling menguntungkan (simbiose-mutualisme) antara pembangunan ekonomi

masyarakat dan upaya konservasi. Berkaitan dengan itu maka penemukenalan peluang pekerjaan, perbaikan prasarana dan sarana serta aturan pengelolaan lingkungan bagi masyarakat menjadi langkah awal dalam inisiatif pembangunan pedesaan di sekitar kawasan konservasi sumberdaya alam.

6. KEPUSTAKAAN

Campbell, 1999, Ecotourism in Rural Developing Communities, Annals of Tourism Research, 26 : 534-553.

Eagles, Paul F. J., 2001, International Trends in Park Tourism, EUROPARC paper, Austria.

Eagles, Paul F. J., 2002 Trends in Park Tourism : Economics, Finance and

Management, Journal Of Sustainable Tourism, 10 :132-153.

Eagles, Paul F. J. and McCool, Stephen F., 2002, Tourism in National Parks and Protected Areas; Planning and Management, CABI Publishing, UK.

Economic and Social Commission for Asia and the Pasific (ESCAP), 2003, Poverty Alleviation through Sustainable Tourism Development, United Nations, New York.

Frechtling, Douglas C., 1987, Assessing the Impacts of Travel and Tourism - Introduction to Travel Impact Estimation. In Travel, Tourism and Hospitality Research, J.R. Brent Ritchie and Charles R. Goeldner (ed.), John Wiley and Sons Inc, New York.

Kline, Jeffrey D., 2001, Tourism and natural resource management : a general overview of research and issues. Gen. Tech. Rep. PNW-GTR-506. Portland.

Murphy, Peter E., 1987, Tourism A Community Approach, Methuen, New York. Determining if it pays. In Nature Tourism : Managing for the Environment, T. Whelan (ed.), Island Press, Washington, DC.

(7)

Estimating National Park Visitor Spending and Economic Impacts, Department of Park Recreation and Tourism Resources, Michigan State University.

______ and Sun, YaYen, 2003. Economic Impacts of National Park Visitor Spending on Gateway Communities, Department of Park Recreation and Tourism Resources, Michigan State University.

Sumodiningrat, Gunawan, 1999,

Pemberdayaan Masyarakat dan

Jaringan Pengaman Sosial, Gramedia, Jakarta.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penelitian diharapkan dapat tercipta program keterampilan kerja mengemas produk pertanian yang mampu mendorong terciptanya kemampuan kerja anak tunagrahita

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua jenis kesilapan yang dilakukan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Muhammadiyah Malang dalam menerjemahkan teks

Pembagian dividen tunai dengan rasio dividen tunai adalah setiap 1 (satu) saham akan memperoleh

[r]

a. Menjaga dan meningkatkan tingkat kepercayaan dari masyarakat terhadap koperasi jasa keuangan. Mengetahui kinerja koperasi jasa keuangan. Melindungi harta kekayaan koperasi

Metode penelitian yang digunakan adalah field research, berdasarkan aspek sosial tradisi membangun rumah, tatanan ruang dalam, bahan dan konstruksi bangunan, dengan

untuk kamar dari published rate hingga 30 Desember 2017.

Pada dasarnya aliran fluida dalam pipa akan mengalami penurunan tekanan atau pressure drop seiring dengan panjang pipa ataupun disebabkan oleh gesekan dengan