• Tidak ada hasil yang ditemukan

sk menhut 14 2006 pinjam pakai kawasan hutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "sk menhut 14 2006 pinjam pakai kawasan hutan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 14/ Menhut -II/ 2006

TENTANG

PEDOMAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN

MENTERI KEHUTANAN,

Menimbang:

a. bahwa berdasarkan Pasal 38 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 t ent ang Kehut anan, dit ent ukan bahwa penggunaan kawasan hut an unt uk kepent ingan pembangunan di luar kegiat an kehut anan dilakukan melalui pemberian izin pinj am pakai t anpa mengubah f ungsi pokok kawasan hut an;

b. bahwa ket ent uan pinj am pakai kawasan hut an sebagaimana diat ur dalam Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 55/ Kpt s-II/ 1994 j is. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 41/ Kpt s-II/ 1996; Nomor 614/ Kpt s-II/ 1997; dan Nomor 720/ Kpt s-II/ 1998 dipandang sudah t idak sesuai dengan perkembangan pembangunan, dan oleh karena it u perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian;

c. bahwa sehubungan dengan hal t ersebut di at as, maka dipandang perlu unt uk menet apkan kembali ket ent uan mengenai pedoman pinj am pakai kawasan hut an, dengan Perat uran Ment eri Kehut anan.

Mengingat :

1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 t ent ang Konservasi Sumber Daya Alam Hayat i dan Ekosist emnya;

2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 t ent ang Penat aan Ruang;

3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 t ent ang Penerimaan Negara Bukan Paj ak; 4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 t ent ang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

5. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 t ent ang Kehut anan yang t elah diubah dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2004;

6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 t ent ang Pemerint ahan Daerah;

(2)

8. Perat uran Pemerint ah Nomor 34 Tahun 2002 t ent ang Tat a Hut an dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hut an, Pemanf aat an dan Penggunaan Kawasan Hut an ;

9. Perat uran Pemerint ah Nomor 30 Tahun 2003 t ent ang Perusahaan Umum Kehut anan Negara (Perum Perhut ani);

10. Perat uran Pemerint ah Nomor 44 Tahun 2004 t ent ang Perencanaan Kehut anan; 11. Perat uran Pemerint ah Nomor 45 Tahun 2004 t ent ang Perlindungan Hut an;

12. Keput usan Presiden Nomor 41 Tahun 2004 t ent ang Perizinan At au Perj anj ian di Bidang Pert ambangan Yang Berada di Kawasan Hut an;

13. Keput usan Presiden Nomor 187/ M Tahun 2004 t ent ang Pembent ukan Kabinet Indonesia Bersat u;

14. Keput usan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 t ent ang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tat a Kerj a Kement erian Negara Republik Indonesia;

15. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 146/ Kpt s-II/ 1999 t ent ang Pedoman Reklamasi Bekas Tambang Dalam Kawasan Hut an;

16. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 32/ Kpt s-II/ 2001 t ent ang Krit eria dan St andar Pengukuhan Kawasan Hut an;

17. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 70/ Kpt s-II/ 2001 t ent ang Penet apan Kawasan Hut an, Perubahan St at us dan Fungsi Kawasan Hut an yang t elah diubah dengan Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor SK. 48/ Kpt s-II/ 2004;

18. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor P. 13/ Menhut -II/ 2005 t ent ang Organisasi dan Tat a Kerj a Depart emen Kehut anan.

M E M U T U S K A N :

Menet apkan: PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG PEDOMAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Keput usan ini, yang dimaksud dengan :

(3)

2. Kompensasi adalah kewaj iban pengguna/ peminj am kawasan hut an unt uk menyediakan dan menyerahkan lahan bukan kawasan hut an yang direboisasi unt uk dij adikan kawasan hut an at au sej umlah dana yang di j adikan Penerimaan Negara Bukan Paj ak (PNBP) Depart emen Kehut anan.

3. Penggunaan unt uk kepent ingan st rat egis adalah penggunaan kawasan hut an unt uk

kepent ingan religi, pert ahanan keamanan, pert ambangan, pembangunan ket enagalist rikan dan inst alasi t eknologi energi t erbarukan, pembangunan j aringan t elekomunikasi at au pembangunan j aringan inst alasi air.

4. Penggunaan unt uk kepent ingan umum t erbat as adalah penggunaan kawasan hut an unt uk kepent ingan seluruh lapisan masyarakat yang meliput i ant ara lain j alan umum dan j alan (rel) keret a api, saluran air bersih dan at au air limbah, pengairan, bak penampungan air, f asilit as umum, repit er t elekomunikasi, st asiun pemancar radio at au st asiun relay t elevisi. 5. Clear and clean adalah kondisi calon t anah kompensasi yang t elah j elas st at usnya dan

bebas dari segala hak-hak kepemilikan dan pengelolaan sert a pembebanan hak at as t anah lainnya.

6. Ment eri adalah Ment eri Kehut anan.

Pasal 2

Pinj am pakai kawasan hut an dilaksanakan at as dasar perset uj uan Ment eri. Pasal 3

Pinj am pakai kawasan hut an bert uj uan unt uk :

a. Membat asi dan mengat ur penggunaan sebagian kawasan hut an unt uk kepent ingan st rat egis at au kepent ingan umum t erbat as di luar sekt or kehut anan t anpa mengubah st at us, f ungsi dan perunt ukan kawasan hut an;

b. Menghindari t erj adinya enclave di dalam kawasan hut an.

BAB II

BENTUK PINJAM PAKAI Pasal 4

Pinj am pakai kawasan hut an dapat berbent uk pi nj am pakai t anpa kompensasi at au pinj am pakai dengan kompensasi.

Pasal 5

(4)

(2) Penggunaan kawasan hut an dengan t uj uan st rat egis adalah unt uk :

.

Kepent ingan religi;

.

Pert ahanan dan keamanan;

.

Pert ambangan;

.

Pembangunan ket enagalist rikan dan inst alasi t eknologi energi t erbarukan;

.

Pembangunan j aringan t elekomunikasi; at au

.

Pembangunan j aringan inst alasi air.

(3) Penggunaan kawasan hut an unt uk kepent ingan umum t erbat as adalah unt uk : a. Jalan umum dan j alan (rel) keret a api;

b. Saluran air bersih dan at au air limbah;

c. Pengairan;

d. Bak penampungan air; e. Fasilit as umum;

f . Repeat er t elekomunikasi; g. St asiun pemancar radio; at au h. St asiun relay t elevisi.

(4) Pembangunan di luar kegiat an kehut anan yang dapat menunj ang pengelolaan hut an t idak diperlukan dengan pinj am pakai, akan t et api dapat menj adi bagian perencanaan dan pengelolaan hut an.

(5) Pinj am pakai kawasan hut an unt uk pembangunan di luar kegiat an kehut anan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan dengan ket ent uan :

a. Pinj am pakai kawasan hut an diberikan secara selekt if hanya unt uk kegiat an-kegiat an yang t idak mengakibat kan kerusakan seri us dan hilangnya f ungsi hut an yang

bersangkut an.

(5)

BAB III

OBYEK PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN Pasal 6

Kawasan hut an yang dapat diberikan izin pinj am pakai kawasan hut an adalah kawasan hut an produksi dan kawasan hut an lindung.

Pasal 7

Dalam hal kawasan hut an yang dimohon berada di dalam wilayah kerj a Perum Perhut ani at au t elah dibebani Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu (IUPHHK) pada hut an alam at au Izin Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu (IUPHHK) pada hut an t anaman, maka :

.

harus mendapat pert imbangan t eknis dari Perum Perhut ani at au pernyat aan t idak keberat an dari pemegang izin yang bersangkut an.

.

pert imbangan t eknis Perum Perhut ani at au pernyat aan t idak keberat an sebagai mana dimaksud huruf a dapat diberikan hanya j ika mengakibat kan kehilangan produksi kayu at au bukan kayu set inggi-t ingginya 10% dari rencana kelest arian pengelolaan hut an dan disert ai pembebanan kewaj iban kepada pemohon unt uk meningkat kan produkt if it as hut an pada areal kerj a unit pengelolaan hut an t ersebut .

.

Pengurangan produksi kayu at au bukan kayu sebagaimana but ir b diat ur sebagai berikut :

1) < 30. 000 hekt ar maksimum 10%. 2) 30. 000 – 50. 000 hekt ar maksimum 6%. 3) 50. 000 – 70. 000 hekt ar maksimum 4% 4) > 70. 000 hekt ar maksimum 3%

BAB IV

TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN Pasal 8

(1) Permohonan pinj am pakai kawasan hut an diaj ukan oleh pimpinan Inst ansi Pemerint ah/ Direksi perusahaan/ Ket ua Koperasi kepada Ment eri, dengan t embusan disampaikan kepada :

a. Sekret aris Jenderal Depart emen Kehut anan; b. Kepala Badan Planologi Kehut anan;

(6)

d. Direkt ur Jenderal Perlindungan Hut an dan Konservasi Alam; e. Direkt ur Jenderal Rehabilit asi Lahan dan Perhut anan Sosial.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan :

a. Rencana penggunaan kawasan hut an dan rencana kerj a yang dilampiri dengan pet a lokasi dan luas kawasan hut an yang dimohon sert a cit ra sat elit t erbaru dengan resolusi minimal 15 m;

b. Rekomendasi Bupat i/ Walikot a dan Gubernur set empat yang didasarkan pada pert imbangan t eknis dari inst ansi yang membidangi kehut anan.

c. AMDAL yang t elah disyahkan oleh inst ansi yang berwenang, kecuali unt uk kegiat an yang t idak waj ib menyusun AMDAL;

d. Pert imbangan t eknis dari Perum Perhut ani at au pernyat aan t idak keberat an dari pemegang IUPHHK.

e. Pernyat aan kesanggupan unt uk memenuhi semua kewaj iban dan menanggung seluruh biaya sehubungan dengan permohonan t ersebut .

BAB V

TATA CARA PENYELESAIAN PERMOHONAN Pasal 9

Kepala Badan Planologi Kehut anan mengkoordinasikan eselon I t erkait lingkup Depart emen Kehut anan unt uk memberikan saran / pert imbangan kepada Ment eri.

Pasal 10

(1) Dalam rangka pemberian pert imbangan t eknis kepada Ment eri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, apabila masih diperlukan kaj ian lebih lanj ut , maka Kepala Badan Planologi Kehut anan dapat membent uk Tim Pengkaj ian yang unsurnya t erdiri dari unsur unit kerj a eselon I t erkait dan unsur inst ansi t erkait lainnya.

(2) Pembent ukan Tim Pengkaj ian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Kepala Badan Planologi Kehut anan.

(3) Hasil pengkaj ian dilaporkan oleh Ket ua Tim kepada Kepala Badan Planologi Kehut anan dan dit eruskan kepada Ment eri unt uk mendapat put usan.

(7)

Pasal 11

(1) Berdasarkan put usan Ment eri sebagaimana dimaksud pada Pasal 10, Kepala Badan Planologi Kehut anan menyiapkan konsep surat penolakan at au perset uj uan at as permohonan t ersebut .

(2) Dalam hal permohonan pinj am pakai kawasan hut an dit olak, Ment eri menerbit kan surat penolakan at as permohonan t ersebut .

(3) Dalam hal permohonan pinj am pakai kawasan hut an diset uj ui, Ment eri menerbit kan surat perset uj uan prinsip pinj am pakai kawasan hut an yang memuat kewaj iban yang harus dipenuhi oleh pemohon.

(4) Kewaj iban sebagaimana ayat (3) di penuhi oleh pemohon dalam j angka wakt u selambat -lambat nya 2 (dua) t ahun.

BAB VI

KEWAJIBAN PEMOHON Pasal 12

(1) Kewaj iban pemohon yang mendapat perset uj uan prinsip pinj am pakai kawasan hut an t anpa kompensasi, ant ara lain :

a.

menanggung biaya pengukuran, pemet aan, dan pemancangan t anda bat as at as

kawasan hut an yang dipinj am;

b. menanggung biaya invent arisasi t egakan dan membayar gant i rugi nilai t egakan at as kawasan hut an yang dipinj am;

c. membuat pernyat aan kesanggupan di hadapan not aris unt uk melaksanakan reklamasi dan reboisasi pada kawasan hut an yang sudah t idak dipergunakan t anpa menunggu selesainya j angka wakt u pi nj am pakai kawasan hut an;

d. membuat pernyat aan kesanggupan di hadapan not aris unt uk menj aga keamanan kawasan hut an yang dipinj am dan disekit arnya;

(8)

f . membuat pernyat aan kesanggupan di hadapan not aris unt uk memberikan kemudahan bagi aparat kehut anan baik pusat maupun daerah sewakt u melakukan monit oring dan evaluasi di lapangan.

(2) Kewaj iban pemohon yang mendapat perset uj uan prinsip pinj am pakai kawasan hut an dengan kompensasi lahan, ant ara lain :

a. menyediakan dan menyerahkan lahan bukan kawasan hut an kepada Depart emen Kehut anan yang

cl ear and cl ean

sebagai kompensasi at as kawasan hut an yang

digunakan;

b. membuat pernyat aan kesanggupan di hadapan not aris unt uk melaksanakan dan menanggung biaya reboisasi at as lahan kompensasi;

c. menanggung biaya pengukuran, pemet aan dan pemancangan t anda bat as at as kawasan hut an yang digunakan dan lahan kompensasinya;

d. menanggung biaya invent arisasi t egakan dan membayar gant i rugi nilai t egakan at as kawasan hut an yang digunakan;

e. membuat pernyat aan kesanggupan di hadapan not aris unt uk menj aga keamanan kawasan hut an yang dipinj am dan di sekit arnya;

f . membuat pernyat aan kesanggupan di hadapan not aris unt uk menghindari dan mencegah t erj adinya kerusakan hut an, erosi, t anah longsor dan kebakaran hut an dalam pelaksanaan kegiat an di lapangan;

g. membuat pernyat aan kesanggupan di hadapan not aris unt uk melaksanakan reklamasi dan reboisasi pada kawasan hut an yang sudah t idak dipergunakan t anpa menunggu selesainya j angka wakt u pi nj am pakai kawasan hut an;

h. membuat pernyat aan kesanggupan di hadapan not aris unt uk memberikan kemudahan bagi aparat kehut anan baik pusat maupun daerah sewakt u melakukan monit oring dan evaluasi di lapangan.

(3) Dalam hal kawasan hut an yang dimohon merupakan hut an t anaman, maka :

a. Membayar gant i rugi nilai t egakan dibayarkan kepada pemegang hak at au kepada pemerint ah unt uk yang t idak dibebani hak.

b. Membayar Provisi Sumber Daya Hut an (PSDH) dan Dana Reboisasi (DR) dibayarkan kepada pemerint ah.

(9)

(IIUPHHK) yang t elah dibayarkan oleh pemegang hak berdasarkan luas areal yang digunakan kepada pemegang hak dengan t arif sesuai ket ent uan yang berlaku. d. Membayar biaya invest asi secara proporsional sesuai dengan luas areal hut an

t anaman yang dipinj am dan j angka wakt u pinj am pakai.

(4) Dalam hal kawasan hut an yang dimohon merupakan hut an alam, maka : a. Membayar gant i rugi nilai t egakan dibayarkan kepada pemerint ah. b. Membayar PSDH dan DR dibayarkan kepada pemerint ah.

c. Pada areal yang sudah dibebani hak dikenai kewaj iban menggant i IHPH/ IIUPHHK yang t elah dibayarkan oleh pemegang hak berdasarkan luas areal yang digunakan kepada pemegang hak dengan t arif sesuai ket ent uan yang berlaku.

d. Membayar biaya invest asi secara proporsional sesuai dengan luas areal hut an alam yang dipinj am dan j angka wakt u pinj am pakai.

(5) Pemanf aat an kayu di kawasan hut an yang digunakan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan (4) diat ur sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

Pasal 13

(1) Lahan kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) harus memenuhi persyarat an-persyarat an sebagai berikut :

a. Jelas st at usnya dan bebas dari hak pihak lain at au bebas dari segala j enis pembebanan;

b. Let aknya berbat asan langsung dengan kawasan hut an;

c. Terlet ak di dalam Sub DAS at au DAS yang sama dan pulau yang sama; d. Dapat dihut ankan kembali dengan cara konvensional.

(2) Kegiat an penggunaan kawasan hut an di lapangan baru dapat dilakukan set elah pemohon memenuhi kewaj iban yang t elah dit et apkan.

(3) Dispensasi unt uk melaksanakan kegiat an penggunaan kawasan hut an dilapangan sebelum dipenuhinya kewaj iban-kewaj iban dapat diberikan oleh Ment eri, unt uk keadaan-keadaan sebagai berikut :

a. Penanganan akibat bencana alam;

b. Penanganan kegiat an darurat unt uk kepent ingan Hankam;

(10)

Pasal 14

(1) Teknis reboisasi lahan kompensasi, t ermasuk j enis t anaman dit ent ukan sesuai dengan perunt ukan kawasan hut an.

(2) Realisasi reboisasi lahan kompensasi diselesaikan paling lambat 2 (dua) t ahun set el ah lahan kompensasi diserahkan.

(3) Penilaian keberhasilan t anaman reboisasi lahan kompensasi dilakukan pada wakt u set engah daur j enis t anaman yang dit et apkan dan serah t erima t anaman hasil reboisasi lahan kompensasi dilaksanakan pada akhir daur (akhir masa kont rak / perj anj ian).

(4) Serah t erima t anaman hasil reboisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dit uangkan dalam Berit a Acara Serah Terima t anaman reboisasi pada lahan kompensasi dari pemegang pinj am pakai kepada pengelola hut an.

Pasal 15

Ket ent uan mengenai reklamasi dan krit eria keberhasilan reklamasi hut an diat ur dengan Perat uran Ment eri t ersendiri.

BAB VII KOMPENSASI

Pasal 16

(1) Pinj am pakai kawasan hut an dilaksanakan dengan cara :

.

menyediakan dan menyerahkan areal kompensasi;

.

t anpa menyediakan dan menyerahkan areal kompensasi.

(2) Pinj am pakai kawasan hut an t anpa kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b hanya dapat diberikan unt uk kegiat an non komersial yang dilaksanakan dan dimiliki inst ansi pemerint ah, di wilayah provinsi yang luas kawasan hut annya lebih dari 30% dari luas darat an provinsi yang bersangkut an.

Pasal 17

(1) Pinj am pakai kawasan hut an dengan kompensasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (1) huruf a dit et apkan dengan ket ent uan :

(11)

hut an yang dipergunakan kepada Depart emen Kehut anan yang “ clear and clean” dan direboisasi.

b. Unt uk pinj am pakai kawasan hut an yang bersif at non komersial pada provinsi yang luas kawasan hut annya kurang dari 30% dari luas darat an provinsi yang bersangkut an, pemohon harus menyediakan dan menyerahkan lahan kompensasi seluas 1 (sat u) kali luas kawasan hut an yang dipergunakan kepada Depart emen Kehut anan yang “ clear and clean” dan direboisasi.

c. Unt uk pinj am pakai kawasan hut an yang bersif at non komersial pada provinsi yang luas kawasan hut annya lebih dari 30% dari luas darat an provinsi yang bersangkut an,

pemohon dibebani kompensasi berupa melakukan reboisasi kawasan hut an yang rusak seluas 2 (dua) kali luas kawasan hut an yang dipinj am.

(2) Lahan kompensasi harus dipenuhi oleh pemohon pinj am pakai kawasan hut an dalam j angka wakt u maksimal 2 (dua) t ahun sej ak dit erbit kannya perset uj uan prinsip pinj am pakai kawasan hut an oleh Ment eri.

(3) Apabila dalam j angka wakt u 2 (dua) t ahun pemohon pinj am pakai kawasan hut an t idak dapat menyerahkan lahan kompensasi, maka khusus unt uk pinj am pakai kawasan hut an yang bersif at komersial lahan kompesasi digant i dengan dana yang dij adikan Penerimaan Negara Bukan Paj ak (PNBP) Depart emen Kehut anan yang besarnya 1 % dari nilai harga per sat uan produksi dari seluruh j umlah produksinya.

(4) Ket ent uan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus dimuat dalam penggunaan kawasan hut an.

(5) Tanah kompensasi yang akan dit erima oleh Depart emen Kehut anan harus dibebani suat u t it el hak at as nama pemohon dan t elah dilakukan pelepasan haknya menj adi t anah negara bebas yang diperunt ukkan sebagai kawasan hut an.

(6) Pelaksanaan lebih lanj ut ket ent uan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diat ur oleh Kepala Badan Planologi Kehut anan.

(7) Penggunaan kawasan hut an unt uk pembangunan j aringan t elekomunikasi (repeat er, t ower, dan lain-lain) dikenakan kompensasi berupa dana yang dij adikan Penerimaan Negara Bukan Paj ak (PNBP) Depart emen Kehut anan yang nilainya dit et apkan sesuai dengan nilai t anah disekit ar lokasi pinj am pakai.

(12)

BAB VIII

IZIN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN Pasal 18

(1) Izin pinj am pakai kawasan hut an di t erbit kan oleh Ment eri set elah dipenuhinya seluruh kewaj iban dalam perset uj uan prinsip.

(2) Pengecualian t erhadap ket ent uan pada ayat (1), izin pinj am pakai kawasan hut an dit erbit kan dengan ket ent uan sebagaiman diat ur dalam pasal 13 ayat (3).

BAB IX

JANGKA WAKTU DAN PERPANJANGAN IZIN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN Pasal 19

Izin pinj am pakai diberikan unt uk j angka wakt u 5 (lima) t ahun yang dapat diperpanj ang set iap 5 (lima) t ahun sesuai dengan masa berlakunya izin/ kont rak kegiat an di luar kehut anan yang bersangkut an.

Pasal 20

(1) Permohonan perpanj angan pinj am pakai kawasan hut an diaj ukan paling lambat 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya izin, dit uj ukan kepada Kepala Badan Planologi Kehut anan dengan t embusan disampaikan kepada Ment eri.

(2) Perpanj angan pinj am pakai kawasan hut an sebagaimana dimaksud pada ayat (1), baru dapat dipert imbangkan set elah diadakan evaluasi at as kegiat an penggunaan kawasan hut an dan pemenuhan kewaj iban.

(3) Wewenang unt uk menerbit kan perpanj angan pinj am pakai kawasan hut an diberikan oleh Kepala Badan Planologi Kehut anan.

BAB X

MONITORING DAN EVALUASI Pasal 21

(13)

(2) Kegiat an evaluasi dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (sat u) kali dalam 5 (lima) t ahun yang dikoordinasikan oleh Kepala Dinas Provinsi yang menangani Kehut anan dengan susunan Tim t erdiri dari unsur Balai Pemant apan Kawasan Hut an, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, UPT Depart emen Kehut anan yang t erkait , Bapedalda Provinsi/ Kabupat en/ Kot a, dan Dinas Kabupat en/ Kot a yang menangani Kehut anan dibawah supervisi Badan Planologi Kehut anan.

(3) Biaya monit oring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dibebankan kepada pemegang izin pinj am pakai kawasan hut an.

(4) Pelaksanaan lebih lanj ut ket ent uan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diat ur oleh Kepala Badan Planologi Kehut anan.

Pasal 22

Jika berdasarkan hasil evaluasi at as penerapan kewaj iban dalam pinj am pakai kawasan hut an, t ernyat a peminj am t idak memenuhi kewaj ibannya, akan dikenakan sanksi sesuai ket ent uan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XI

HAPUSNYA IZIN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN Pasal 23

(1) Perset uj uan prinsip at au pinj am pakai kawasan hut an hapus apabila:

a.

Jangka wakt u t elah berakhir;

.

Perset uj uan prinsip dicabut oleh pemberi izin sebagai sanksi yang dikenakan kepada pemegang izin;

.

Perset uj uan prinsip diserahkan kembali oleh pemegang izin dengan pernyat aan t ert ulis kepada pemberi izin sebelum j angka wakt u perset uj uan prinsip at au berakhir.

(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dikenakan apabila:

.

Tidak menggunakan kawasan hut an t ersebut sesuai dengan ket ent uan yang t ercant um dalam surat perset uj uan dan at au pinj am pakai kawasan hut an.

.

Memindaht angankan pinj am pakai kawasan hut an kepada pihak lain t anpa perset uj uan ment eri; at au

(14)

(3) Pengenaan sanksi yang berupa pencabut an yang dikenakan set elah pemegang izin diberi peringat an oleh Kepala Badan Planologi Kehut anann an. Ment eri Kehut anan sebanyak 3 (t iga) kali dengan t enggang wakt u 30 (t iga puluh) hari kerj a sej ak dit erimanya surat peringat an t ersebut .

(4) Hapusnya perset uj uan prinsip at au pi nj am pakai kawasan hut an sebagaimana dimaksud pada ayat (1) t idak membebaskan kewaj iban pemegang izin unt uk:

.

Melunasi seluruh kewaj iban f inansial sert a memenuhi kewaj iban-kewaj iban lain yang dit et apkan oleh pemberi izin.

.

Melaksanakan semua ket ent uan yang dit et apkan berkait an dengan berakhirnya izin sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

(5) Pada saat hapusnya izin, t anaman yang t elah dit anam menj adi milik negara, sedangkan sarana dan prasarana yang t elah dibangun diput uskan keberadaannya oleh pemberi izin dengan konsekuensi pembiayaan yang dit imbulkan dibebankan kepada peminj am kawasan hut an yang bersangkut an.

(6) Izin Pinj am pakai kawasan hut an dengan pert imbangan t ert ent u dapat dibat alkan oleh Ment eri.

BAB XII

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 24

(1) Penggunaan kawasan hut an yang t elah diikut i dengan perj anj ian pinj am pakai kawasan hut an, t et ap berlaku sampai dengan berakhir nya j angka wakt u pinj am pakai t ersebut , sedangkan unt uk perpanj angannya dilaksanakan sesuai dengan ket ent uan dalam perat uran ini.

(2) Perset uj uan pinj am pakai kawasan hut an yang t elah ada sebelum dit et apkannya perat uran ini dan belum dit indaklanj ut i dengan perj anj ian pinj am pakai, perset uj uan t ersebut t et ap berlaku dan selanj ut nya dipr oses sesuai ket ent uan sebagaimana diat ur dalam perat uran ini.

(3) Apabila t erj adi perubahan f ungsi kawasan hut an dari hut an produksi menj adi hut an lindung, maka pinj am pakai kawasan hut an yang t elah ada sebelum dit et apkannya perat uran ini, t et ap berlangsung dengan f ungsi hut an produksi sampai berakhirnya j angka wakt u perj anj ian pinj am pakai t ersebut .

(15)

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 25

Dengan dit et apkannya Perat uran Ment eri Kehut anan ini, maka Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 55/ Kpt s-II/ 1994, Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 41/ Kpt s-II/ 1996, Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 614/ Kpt s-II/ 1997 dan Keput usan Ment eri Kehut anan No. 720/ Kpt s-II/ 1998 dinyat akan t idak berlaku lagi.

Pasal 26 Perat uran ini mulai berlaku sej ak t anggal dit et apkan

Dit et apkan di : J A K A R T A Pada t anggal : 10 Maret 2006 --- MENTERI KEHUTANAN,

t t d. H. M. S. KABAN, SE. , M. Si Salinan sesuai dengan aslinya

Kepala Biro Hukum dan Organisasi, t t d.

S u p a r n o NIP. 080068472

Salinan Perat uran ini di sampaikan kepada Yt h : 1. Para Ment eri Kabinet Indonesia Bersat u.

2. Para Pej abat Eselon I lingkup Depart emen Kehut anan. 3. Para Gubernur di seluruh Indonesia.

4. Para Bupat i/ Walikot a di seluruh Indonesia.

5. Para Kepala Dinas Daerah Provinsi yang menangani urusan Kehut anan di seluruh Indonesia. 6. Para Kepala Unit Pelaksana Teknis lingkup Depart emen Kehut anan di seluruh Indonesia. 7. Para Kepala Dinas Daerah Kabupat en/ Kot a yang menangani urusan Kehut anan di seluruh

Referensi

Dokumen terkait

Mendaftar dengan menyerahkan FORMULIR PENGAMBILAN IJAZAH diisi, dilengkapi dengan berkas persyaratan yang diminta dan ditandatangani, kepada yang telah Staf

Setelah dilakukan evaluasi terhadap dokumen Prakualifikasi dan Pembuktian Kualifikasi, maka Pokja Pengadaan Konsultansi Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa

Menindaklanjuti hasil evaluasi dokumen kualifikasi pekerjaan konstruksi Bantuan Peningkatan Jalan Fef - Syujak, Kabupaten Tambrauw (Trans-06)(Lelang Ulang), dengan ini Pokja

Originality / Value: Consumer preference assessment conducted as a basis to attract customers to the Japanese food and can be a reference for the management of the company

Pada saat pembuktian kualifikasi data, diminta kepada saudara untuk menunjukan Data Kualifikasi/Isian Kualifikasi berupa Dokumen Asli/Legalisir yang di upload danc.

[r]

This study discusses the proposal of the research to study the influence of the driving factors of patients treated in Bandung City, Indonesia, in particular

POKJA PENGADAAN JASA KONSULTANSI UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP). Alamat