• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMK NEGERI 2 KLATEN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMK NEGERI 2 KLATEN."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

SMK NEGERI 2 KLATEN

PERIODE 2 JULI s.d 17 SEPTEMBER 2014

Disusun dan diajukan guna memenuhi persyaratan dalam

menempuh

mata kuliah KKN-PPL

Dosen Pembimbing PPL : A. Manap, M.T.

Disusun Oleh :

ANITA LESTARI CONDRO W

11505244028

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIK

(2)

1 BABBIB

PENDAHULUANB B

Perguruan tinggi merupakan salah satu ujung tombak pendidikan nasional. Akan tetapi, kehadirannya masih belum dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Untuk menjembatani persoalan tersebut, perguruan tinggi mencoba melahirkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi masalah pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan sinergi dari pihak universitas, sekolah, dan mahasiswa. Tentunya peran mahasiswa dalam kegiatan ini adalah mampu memberikan kontribusi positif bagi sekolah dalam rangka peningkatan maupun pengembangan program-program sekolah dan mengadakan pembenahan serta perbaikan baik secara fisik maupun secara non fisik guna menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu mahasiswa peserta PPL berusaha untuk merancang dan melaksanakan program-program PPL yang sejalan dengan program sekolah sebagai upaya untuk lebih memajukan sekolah diberbagai bidang. Melalui kegiatan ini mahasiswa dapat mengukur kesiapan dan kemampuan untuk menjadi

innovator mediator problem solver dalam menghadapi berbagai permasalahan di sekolah dan di dunia pendidikan pada umumnya.

SMK Negeri 2 Klaten merupakan salah satu sekolah yang dijadikan sasaran KKN-PPL oleh UNY. Sebagai sekolah yang menjadi sasaran diharapkan pasca program ini, SMK Negeri 2 Klaten lebih aktif dan kreatif. Dengan pendekatan menyeluruh diharapkan lingkungan sekolah menjadi tempat yang nyaman bagi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Karena dalam pendekatan ini, dimensi kognitif, afektif maupun psikomotorik siswa mendapatkan ruang partisipasi yang lapang. Mahasiswa diharapkan dapat memberikan bantuan pemikiran, tenaga, dan ilmu pengetahuan dalam merencanakan dan melaksanakan program pengembangan sekolah. Dengan seluruh komponen-komponen masyarakat sekolah perlahan-lahan dapat meningkatkan mutu pendidikan.

(3)

2 A. AnalisaBSituasiB

KondisiBdanBPotensiBSekolahB

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Klaten merupakan salah satu diantara sekolah yang digunakan untuk lokasi KKN-PPL UNY. Sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), maka SMK Negeri 2 Klaten memiliki banyak tugas yang harus diselesaikan untuk pembenahan diri, baik yang bersifat kualitas maupun kuantitas. Data yang diperoleh dari bagian tata usaha jumlah siswa di SMK Negeri 2 Klaten terdiri dari kelas X, kelas XI, kelas XII dan siswa kelas XIII. Jumlah kelas di SMK Negeri 2 Klaten yaitu 31 ruang kelas teori dan 8 ruang praktik.

Jumlah secara keseluruhan sebanyak 1730 siswa yang terbagi ke dalam delapan kompetensi keahlian. SMK N 2 Klaten memiliki tenaga pengajar guru sebanyak 133 orang guru yang terdiri dari 113 guru CPNS dan PNS, serta 20 orang guru tidak tetap.Visi SMK Negeri 2 Klaten adalah menjadi SMK bertaraf Internasional dengan menghasilkan tamatan yang profesional berbudi pekerti luhur dan mampu bersaing diera global. Misi SMK Negeri 2 Klaten ialah:

1. Mengembangkan institusi dengan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000.

2. Mengembangkan kurikulum nasional bersama pengguna tamatan serta mem- validasi sesuai tuntutan pasar kerja dan perkembangan iptek

3. Melaksanakan diklat dengan pendekatan competency based training dan

production based training untuk memberikan peluang tamatan berwirausaha atau bekerja di industri.

4. Mengembangkan fasilitas yang memadai untuk menunjang praktik dasar dan lanjut sesuai dengan tuntutan industri.

5. Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bertumpu pada profesionalisme kompeten dan bertanggung jawab serta meningkatkan kerjasama dengan penguna tamatan untuk menambah jumlah penyerapan tamatan.

(4)

3

kerja baik tingkat lokal, nasional maupun internasional, menjadi salah satu sumber informasi IPTEK bagi industri-industri lokal, khususnya industri kecil dan menengah, serta mengembangkan kemitraan dan kerjasama yang saling menguntungkan dengan institusi pasangan dan masyarakat dalam bisnis dan unit produksi.

Dalam melaksanakan KKN-PPL di SMK Negeri 2 Klaten, terlebih dahulu dilakukan observasi ke sekolah. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kondisi lingkungan sekolah yang nantinya selama kurang lebih dua bulan menjadi tempat untuk melaksanakan kegiatan PPL, selain itu untuk mencari data dan informasi tentang fasilitas yang telah ada di sekolah tersebut. Dari hasil obsevasi, maka diperoleh data sebagai berikut:

1. Nama Instansi

SMK Negeri 2 Klaten 2. Alamat

Senden, Ngawen, Klaten, Jawa Tengah 3. Luas Bangunan

Luas tanah 26.220 m², dengan luas bangunan 9.643 m² 4. Guru dan Karyawan

Tenaga pengajar di SMK Negeri 2 Klaten sebanyak 113 guru dan 26 sebagai karyawan

5. Siswa

Jumlah siswa kelas X, kelas XI, kelas XII dan siswa kelas XIII sebanyak 1730 siswa.

6. Fasilitas

Terselenggarakannya proses kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak terlepas dari adanya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah, adapun beberapa Bangunan yang terdapat di dalam SMK antara lain:

a. Ruang Teori

b. Bengkel Bangunan Kayu dan Beton c. Bengkel Elektronika

(5)

4

j. Ruang Audio Video k. Lapangan Olah raga l. Ruang Rapat

m.Ruang Bimbingan Konseling n. Ruang Bursa Kerja Khusus o. Ruang Gambar Autocad

7. Ruangan yang Tersedia a. Ruang Kepala Sekolah

Ruang kepala sekolah yang memiliki ukuran cukup luas yang terletak di sebelah ruang guru, di dalam ruang tersebut terdapat meja kerja dan meja kursi untuk menerima tamu. Sebagian besar seluruh aktifitas kepala sekolah terdapat di dalam ruangan tersebut.

Gambar1. Ruang Kepala Sekolah (Sumber: Sigit Wisnu Untoro)

a. Kantor Tata Usaha

(6)

5

Gambar2. Ruang Tata Usaha (Sumber: Sigit Wisnu Untoro)

b. Ruang Rapat (MS)

Ruangan ini biasanya digunakan untuk acara sekolah seperti rapat, penerimaan tamu sekolah, MOS, seminar, dan pelepasan siswa serta acara lain yang membutuhkan ruang pertemuan di dalam ruangan (indoor) yang cukup luas. Luas bangunan mencapai ±564 m2, di dalam ruangan ini terdapat berbagai perlengkapan penunjang seperti LCD, White board,

meja, kursi.

Gambar3. Ruang MS (Sumber: Sigit Wisnu Untoro)

c. Ruang Kelas Teori dan Praktik

(7)

6

Gambar4. Ruang Teori Adaptif (Sumber: Sigit Wisnu Untoro)

Gambar5. Ruang Praktik (Sumber: Sigit Wisnu Untoro)

d. Ruang Perpustakaan

Perpustakaan yang dilengkapi dengan koleksi buku yang cukup memadai seperti buku-buku pelajaran, buku cerita fiksi dan non fiksi, buku paket, dan majalah.

(8)

7

Kondisi perpustakaan SMK Negeri 2 Klaten secara umum adalah sebagai berikut:

1) Pendataan pengunjung masih manual.

2) Koleksi buku lengkap namun sebagian besar sudah tua.

3) Terdapat berbagai macam fasilitas yaitu komputer, ruang baca, lemaritas, dan TV.

e. Ruang Guru Nomatif Adaptif

Terdapat ruang guru normatif adaptif yang berdekatan dengan ruang kelas teori dan ruang perpustakaan.

Gambar7. Ruang Guru (Sumber: Sigit Wisnu Untoro)

f. Ruang Administrasi

Kondisi administrasi karyawan dan sekolah di SMK Negeri 2 Klaten sudah tersistem dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan administrasi yang sudah berjalan dengan baik, dan lengkapnya struktur administrasi karyawan dan sekolah.

(9)

8

g. Bimbingan Konseling

Bimbingan untuk siswa yang dilakukan kurang maksimal karena siswa enggan ke BK karena masih melabelisasi bahwa siswa yang masuk ke BK adalah siswa yang bermasalah atau nakal. Untuk masalah yang dihadapi dan ditangani oleh BK sendiri sangat kompleks.

Beberapa diantaranya masalah keluarga, lingkungan, pergaulan, kesulitan belajar dan lain-lain yang tentunya berkaitan dengan siswa ataupun anggota sekolah lainnya.

BK berupaya menanamkan pandangan bahwa BK bukan polisi sekolah namun hanya pendamping siswa. Cara-cara penanganan siswa bermasalah pihak BK menggunakan alur tahapan pemanggilan siswa, pemanggilan orang tua hingga tiga (3) kali, home visit. Kendala BK SMK Negeri 2 Klaten yaitu jumlah guru yang kurang, sehingga setiap guru BK harus mengampu jumlah siswa yang melebihi batas ideal. Jumlah guru BK empat (4) orang.

Gambar 9. Ruang Bimbingan Konseling (Sumber: Sigit Wisnu Untoro)

h. Kurikulum

SMK Negeri 2 Klaten merupakan sekolah kejuruan 4 tahun dan menggunakan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI dan kurikulum KTSP untuk kelas XII.

(10)

9

Sedangkan kelemahan dari SMK 4 tahun adalah durasi belajar yang lebih panjang, sehingga waktu lulus siswa SMK lebih lama dibanding siswa SMK 3 tahun. Berikutnya adalah pemerintah terkadang lupa terhadap SMK 4 tahun, sehingga dalam membuat kebijakan dengan didasarkan pada SMK 3 tahun, sehingga dapat merugikan SMK 4 tahun.

Dalam penilaian terhadap siswa, tidak hanya dilakukan penilaian secara akademis tetapi juga dinilai sikap/karakter dari siswa. Hal ini untuk melatih siswa mempunyai karakter yang bagus karena nantinya sangat dibutuhkan karakter yang bagus karena nantinya siswa akan berada di dunia industri yang sangat dibutuhkan karakter yang bagus untuk tetap berada di dalamnya.

Dalam penyusunan kurikulum, selalu melibatkan pihak industri dimana sekolah mengadakan kerjasama. Masukan-masukan dari industri kepada sekolah ditambahkan ke kurikulum untuk meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki sehingga lulusan memiliki kriteria yang dibutuhkan oleh pihak industri.

Gambar10. Ruang Kurikulum (sumber: Sigit Wisnu Untoro) i. Bengkel

1) Bengkel Kayu

Digunakan untuk praktikan proses KBM jurusan teknik konstruksi bangunan dengan luas ± 528 m2.

2) Bengkel Otomitif

Digunakan untuk praktik dan proses KBM jurusan Teknik Otomotif dengan luas ±588 m2.

3) Bengkel Pemboran dan CNC

Terletak di bagian Selatan sekolah sebelah parkir siswa dengan luas ±810 m2. Digunakan untuk praktik jurusan Teknik Pemesinan.

4) Bengkel Kerja Pelat/Las

(11)

10

5) Bengkel Mesin Perkakas

Terletak di jurusan Teknik Pemesinan dengan luas ± 632 m2.

6) Bengkel Batu Beton

Terletak di bagian barat jurusan bangunan dengan luas ± 81 m2

7) Bengkel Gambar

Digunakan untuk praktikan proses KBM jurusan teknik gambar bangunan dengan luas ± 81 m2.

8) Bengkel Elektronika

Digunakan untuk praktikan proses KBM jurusan Teknik Audio Video dengan luas ±144 m2.

j. Ruang OSIS

Ruang OSIS disediakan dan merupakan fasilitas sekolah untuk kegiatan- kegiatan yang diselenggarakan dan berhubungan OSIS. Letak ruangan OSIS di sebelah timur ruang pertemuan. Struktur organisasi OSIS terdiri atas 8 staf yaitu ketua umum, ketua, wakil ketua, sekretaris 1, sekretaris 2, bendahara 1, bendahara 2, dan Koordinator SekBid. Terdapat fasilitas pendukung didalamnya yaitu alat tulis, LCD, almari, meja untuk memperlancar kegiatan OSIS.

Gambar11. Ruang OSIS (Sumber: Sigit Wisnu Untoro)

k. Ruang UKS

(12)

11

Gambar12. Ruang UKS (Sumber: Sigit Wisnu Untoro)

l. Masjid

Bangunan tersebut terletak di sebelah selatan ruang guru. Dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap, antara lain mimbar, mukena, Al-Quran, sajadah, tempat wudhu, KM putra, KM putri, dan sound system.

Gambar13. Masjid SMKN 2 Klaten (Sumber: Sigit Wisnu Untoro) m.Kantin

Kantin ditempatkan di sebelah utara ruang kelas teori dan sebelah selatan jurusan permesinan, dengan luas bangunan keseluruhan mencapai ± 321 m2 pada masing-masing kantin.

(13)

12

n. Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakulikuler yang ada di SMK Negeri 2 Klaten, antara lain:

1) OSIS 2) Pramuka 3) PMR 4) Paskibra 5) Rohis

Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler memungkinkan siswa untuk mengembangkan bakat dan minatnya, sehingga hoby dan potensi yang dimiliki oleh para siswa dapat tersalurkan secara optimal. Selain fasilitas seperti di atas, SMK Negeri 2 Klaten juga mempunyai prestasi yang baik.

o. Potensi Guru

SMKN 2 Klaten memiliki 133 orang guru yang terdiri dari 113 guru CPNS dan PNS, serta 20 orang guru tidak tetap. Keseluruhan guru terbagi dalam lima bagian, yakni guru normatif, adaptif, produktif, BK, serta tenaga pengajar. Tenaga pengajar sangat kurang terutama di kompetensi keahlian Teknik Pengecoran Logam, Teknik Instalasi Listrik dan Teknik Komputer Jaringan.

p. Potensi Siswa

Potensi siswa cukup bagus dan sangat potensial untuk dikembangkan.

Kedisiplinan siswa dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Jam masuk/pelajaran dimulai adalah 07.00 WIB

2) Kedisiplinan siswa masih perlu ditingkatkan karena masih ada beberapa siswa berseragam sekolah kurang rapi.

SMKN 2 Klaten pada tahun ajaran 2014/2015 tercatat memiliki siswa sebanyak 1730 siswa yang terbagi ke dalam delapan kompetensi keahlian.

q. Potensi Karyawan

(14)

13

karyawan yang terdiri dari 24 orang karyawan tetap yayasan belum PNS dan dua orang karyawan PNS.

r. BKK (Bursa Kerja Khusus)

Tempat untuk siswa yang akan segera selesai dan ingin mencari pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan bakatnya. Tempat BKK ini sama dengan ruang BK.

s. Kesehatan Lingkungan

Secara keseluruhan sudah baik. Belum ada tempat pengolahan limbah. Penggunaan tempat sampah kurang optimal. Sanitasi di belakang kantin kurang bersih.

t. Fasilitas KBM dan Media

Sarana pembelajaran digunakan di SMK Negeri 2 Klaten cukup mendukung bagi tercapainya proses PBM, karena ruang teori dan praktik terpisah serta ada ruang teori di dalam bengkel (untuk teori pelajaran praktik). Sarana yang ada SMK Negeri 2 Klaten meliputi: laboratorium, perpustakaan dan sarana media pembelajaran lainnya.

u. Lain-lain

Lapangan olahraga, lapangan upacara sudah ada. Terdapat pula parkiran untuk kendaraan dan toilet.

a. Lapangan Olah Raga

Lapangan ini memiliki luas 4900 m2 digunakan untuk olahraga siswa SMK N 2 klaten meliputi : futsal, basket, serta jenis olahraga lainnya.

(15)

14

b. Lapangan Upacara

Adalah tempat yang sering digunakan oleh semua warga SMK untuk upacara serta kegiatan-kegiatan lainya seperti gerak jalan, dan sebagainya.

Gambar 16. Lapangan Upacara (Sumber: Sigit Wisnu Untoro)

c. Toilet

Gambar 17. Toilet (Sumber: Sigit Wisnu Untoro)

d. Tempat Parkir

Parkiran yang terdapat di SMK Negeri 2 Klaten terdiri dari 5 bagian. Setiap bagian dapat menampung sekitar 150 motor.

(16)

15 B.RumusanBProgramBKegiatanBPPLB

Berdasarkan hasil analisis situasi saat melaksanakan observasi sekolah, penyusun merumuskan program kerja KKN-PPL sebagai berikut:

1. Perumusan dan Perancangan Program PPL

Kegitan PPL dilakukan oleh masing-masing individu mahasiswa sebagai pengalaman langsung tentang kenyataan yang terjadi dan harus dihadapi oleh masing-masing individu mahasiswa. Kegiatan PPL merupakan kegitan sebagai mana yang dilakukan oleh seorang tenaga pendidik yaitu guru. Kegiatan yang dilakukan oleh guru tidak hanya mengajar saja tetapi juga melakukan admistrasi guru, membuat media pembelajaran dan lain sebagainya. Kegiatan PPL mengajar dilaksanakan minimal 10 kali pertemuan tatap muka, setiap pertemuan di isi dengan materi yang di sesuaikan spektrum 2008.

Pada kegiatan PPL dilakukan praktik mengajar pada Program Studi Teknik bangunan dengan kompetensi keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB). Sesuai dengan mata pelajaran yang diampu oleh guru pembimbing lapangan, maka penulis diminta mengampu mata pelajaran “KonstruksiB BetonBBertulang” pada kelas XI TKBB yang terdiri dari pelajaran teori dan mengampu mata pelajaran “FinishingBBangunan” dan “KonstruksiBBatu”

pada kelas XI TKBB yang terdiri dari pelajaran teori dan praktik. Setelah mengetahui silabus yang berisi kompetensi dasar dan standar kompetensi selanjutnya membuat Rencana Pembelajaran (RP), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) teori dan praktik serta jobsheet yang selanjutnya dikonsultasikan ke guru pembimbing lapangan.

Sebelum melaksanakan kegiatan PPL terlebih dahulu masing-masing mahasiswa merencanakan kegiatan yang akan dilakukan dalam program PPL. Adapun rencana pelaksanaan PPL SMK Negeri 2 Klaten selama kurang lebih dua setengah bulan (Juli-September 2014) adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui mata diklat dan kompetensi kejuruan yang akan diajarkan. b. Menyusun RP dan RPP yang selanjutnya dikonsultasikan dengan guru

pembimbing.

c. Menyiapkan materi ajar sesuai dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi pada silabus.

d. Melaksanakan praktik mengajar di kelas.

e. Melakukan evaluasi pengajaran dan melakukan ujian.

(17)

16 BABBIIB

PERSIAPAN,BPELAKSANAAN,BDANBANALISISBHASILB

B

A. PersiapanBPPLB

Sebelum mahasiswa diterjunkan dalam pelaksanaanPPL, UNY membuat berbagai program persiapan sebagai bekal mahasiswa dalam melaksanakan PPL. Persiapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Pra PPL

a. Pengajaran Mikro (Micro Teaching)

Mata kuliah pengajaran mikro adalah mata kuliah wajib lulus bagi mahasiswa yang hendak melaksanakan KKN-PPL. Mata kuliah ini khusus diberikan untuk membekali mahasiswa dalam melaksanakan Praktik Pengajaran Lapangan yang langsung berinteraksi dengan siswa sebenarnya. Sedangkan materi yang diberikan adalah latihan mengajar, menyampaikan materi pelajaran, memberi pertanyaan kepada siswa, membuka dan menutup pelajaran, pengelolaan kelas serta keterampilan lain yang berhubungan dengan calon guru/pendidik.

Dalam Pengajaran Mikro dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. Pada tiap-tiap kelompok terdiri dari 8 sampai 10 orang karena jumlah ini adalah jumlah yang dianggap ideal dalam suatu praktik pengajaran. Pelaksanaan pengajaran mikro dibimbing oleh seorang dosen dan tiap mahasiswa diberikan waktu selama kurang lebih 20 menit untuk menyampaikan satu materi. Mahasiswa yang mendapat giliran untuk menyampaikan materi di depan kelas juga diberi kritik saran untuk lebih mengembangkan kemampuan yang telah dimilikinya.

b. Pembekalan PPL

Pembekalan PPL diadakan sekaligus pada pelaksanaan pengajaran mikro, dimana materi yang disampaikan dalam pembekalan PPL berupa mekanisme pelaksanaan PPL di sekolah, teknik pelaksanaan PPL dan teknik untuk menghadapi sekaligus mengatasi permasalahan yang mungkin akan terjadi selama pelaksanaan PPL.

c. Observasi Pembelajaran Di Kelas

(18)

17

komponen sekolah yang terdapat di dalamnya. Selan itu observasi ini juga bertujuan untuk mengetahui berbagai macam kegiatan kesiswaan yang ada.Dari observasi ini dapat diperoleh data potensi fisik maupun potensi non-fisik sekolah yang digunakan sebagi acuan dalam penyusunan program kegiatan KKN-PPL.

Pada observasi pertama ini dilakukan setelah penyerahan kelompok KKN-PPL kepada pihak sekolah. Setelah penyerahan dilakukan, maka mahasiswa melakukan observasi ke lingkungan sekolah termasuk di dalamnya adalah pihak jurusan. Untuk mengarahkan kegiatan PPL mahasiswa mendapat masing-masing seorang guru pembimbing sesuai jurusan masing-masing yang akan mendampingi mahasiswa selama PPL berlangsung. Dengan adanya guru pendamping ini diharapkan mahasiswa lebih terarah dan lebih terkontrol dalam melakukan kegiatan PPL yang langsung berinteraksi dengan siswa yang diampunya.

Observasi kelas bertujuan untuk memberikan gambaran nyata tentang proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Dari observasi ini diharapakan mahasiswa bisa memperoleh suatu metode pembelajaran tepat yang akan digunakan dalam proses pembelajaran selama kegiatan PPL berlangsung.

Aspek-aspek yang diamati dalam proses pembelajaran di kelas antara lain membuka pelajaran, menarik perhatian peserta didik, penguasaan materi, metode mengaktifkan siswa, metode memotivasi siswa, metode pembelajaran, teknik bertanya, cara menanggapi peserta didik, cara untuk memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi, penggunaan media, sistematika penyampaian materi, bahasa dan suara, penampilan, penggunaan waktu dan menutup pelajaran.

Dari hasil observasi yang dilakukan ini mahasiswa mendapatkan gambaran utuh tentang pelaksanaan proses pemelajaran yang berlangsung di kelas. Data-data tersebut antara lain :

a. Proses pembelajaran 1) Membuka pelajaran

Pelajaran dibuka dengan salam, doa dan dilanjutkan dengan presensi kemudian pengecekan kejelasan siswa tentang pelajaran pada pertemuan sebelumnya.

2) Metode Pembelajaran

(19)

18

Learning). Dengan metode ini siswa tidak mudah bosan dan merasa

termotivasi dengan adanya CTL. 3) Bahan Ajar

Bahan ajar yang digunakan guru berupa buku, modul belajar serta job sheet untuk mata diklat produktif.

4) Penggunaan bahasa

Bahasa yang digunakan dalam proses belajar yang berlangsung adalah Bahasa Indonesia.

5) Penggunaan waktu

Secara keseluruhan penggunaan waktu belajar mengajar sudah efektif, namun karena waktu yang tersedia cukup lama sehingga siswa terkadang merasa bosan.

6) Teknik bertanya

Teknik bertanya yang digunakan guru kepada siswa yaitu setelah selesai diberi penjelasan, guru menanyakan kejelasan siswa secara langsung. Disamping itu juga diberikan soal-soal untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan. 7) Teknik penguasaan kelas

Dalam proses belajar mengajar di kelas untuk mengendalikan kondisi kelas digunakan cara reward&punishment, bagi siswa berprestasi diberikan penghargaan dan bagi siswa bandel diberikan hukuman peringatan.

8) Penggunaan media

Media yang digunakan dalam proses belajar mengajar ini adalah papan tulis dan kapur.

9) Bentuk dan cara evaluasi

Untuk memperolah hasil yang akurat tentang tingkat pemahaman siswa, evaluasi yang dilakukan berupa tes tertulis dan tes praktik. 10) Menutup pelajaran

(20)

19

b. Perilaku siswa

1) Perilaku siswa di dalam kelas

Perilaku siswa sebagian besar di dalam cukup responsif tentang materi yang digunakan dan cukup sopan tetapi ada beberapa yang masih gaduh.

2) Perilaku siswa diluar kelas

Perilaku siswa di luar kelas cukup sopan dan tidak menunjukkan gejala kenakalan yang berarti.

Selain aspek proses pembelajaran di atas, mahasiswa juga mengamati beberapa aspek yang lain seperti perangkat pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, mahasiswa mendapatkan informasi bahwa di SMK Negeri 2 Klaten ini menggunakan Kurikulum 2013. Setelah beberapa kali mendapatkan bimbingan dan arahan dari guru pembimbing, akhirnya mahasiswa memperoleh silabus dan format RPP yang digunakan di SMK ini. Selain itu juga mahasiswa mendapatkan buku kerja guru yang harus dilengkapi untuk menunjang proses pembelajaran. Dalam buku kerja guru terdapat kalender pendidikan, daftar hadir siswa, rencana pembelajaran, agenda pembelajaran, daftar nilai, program tahunan, program semester, dan analisis butir soal serta catatan kasus untuk siswa yang bermasalah di kelas.

1. Penyusunan RPP

Sebelum praktikan melaksanakan praktik mengajar dikelas, terlebih dahulu praktikan membuat persiapan mengajar dengan materi seperti yang telah ditentukan oleh guru pembimbing yang diwujudkan dalam bentuk Rencana Pembelajaran (RP) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selama kegiatan PPL masing-masing mahasiswa melaksanakan praktik mengajar didalam kelas dalam jumlah pertemuan yang berbeda-beda.

(21)

20

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Jadi, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah penjabaran silabus yang menggambarkan rencana prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi. RPP digunakan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan.

Adapun komponen-komponen yang harus ada dalam sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berdasarkan informasi dari guru pembimbing adalah sebagai berikut :

a. Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kompetensi keahlian, mata pelajaran, kelas/semester, materi poko, jumlah pertemuan, dan alokasi waktu.

b. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

c. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. d. Indikator pencapaian kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

e. Materi pembelajaran

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

f. Metode pembelajaran

(22)

21

mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

g. Kegiatan pembelajaran 1) Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

2) Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

3) Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

h. Media dan sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

i. Penilaian proses dan hasil belajar

(23)

22

Sedangkan komponen-komponen yang harus ada dalam sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) format dari UNY pada saat mahasiswa mengikuti Pengajaran Mikro (micro teaching) adalah sebagai berikut :

a. Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kompetensi keahlian, mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, dan jumlah pertemuan.

b. Kompetensi inti

Kompetensi inti adalah sejumlah kemampuan utama yang harus dikuasai peserta didik dalam berbagai mata pelajaran dan sebagai acuan untuk penilaian sikap.

c. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. d. Indikator pencapaian kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

e. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

f. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

g. Metode pembelajaran

(24)

23

indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

h. Media dan sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

i. Kegiatan pembelajaran 1) Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

2) Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

3) Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

j. Penilaian hasil belajar

(25)

24

Selain mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), praktikan juga diharuskan mengetahui, mempelajari, serta mempraktekkan pada saat mengajar metode-metode pembelajaran yang efektif untuk digunakan dalam proses mengajar agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik. Beberapa metode mengajar yang sering digunakan oleh seorang pengajar antara lain :

1. Metode Ceramah (Preaching Method)

Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. (Hafez Al Asad, 2011). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.

Beberapa kelemahan metode ceramah adalah membuat siswa pasif, mengandung unsur paksaan kepada siswa, dan mengandung daya kritis siswa (Hafez Al Asad, 2011). Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya, sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik, kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata), dan bila terlalu lama membosankan.(Hafez Al Asad, 2011).

Sedangkan kelebihan metode ceramah adalah Guru mudah menguasai kelas, guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar dan mudah dilaksanakan (Hafez Al Asad, 2011)

2. Metode Diskusi (Discussion Method)

Hafez Al Asad mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation).

(26)

25

yang terbatas, dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara, biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Hafez Al Asad, 2011).

Kelebihan metode diskusi antara lain menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan, menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik, dan membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda. 3. Metode Demontrasi (Demonstration Method)

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Hafez Al Asad, 2011).

Kelemahan metode demonstrasi antara lain anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan, tidak semua benda dapat didemonstrasikan dan sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Hafez Al Asad, 2000).

Kelebihan metode demonstrasi antara lain membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda, memudahkan berbagai jenis penjelasan, kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya (Hafez Al Asad, 2011).

4. Metode Mengajar Beregu (Team Teaaching Methode)

(27)

26

B. PelaksanaanBPPLB(PraktikBTerbimbingBdanBMandiri)B

1. PraktikBMengajarBTerbimbingB

Praktik mengajar terbimbing dilaksanakan saat pertama kali mahasiswa mengajar. Dalam praktik mengajar terbimbing mahasiswa mendapat metode penguasaan kelas, bahan ajar yang harus disampaikan dan sumber belajar yang digunakan serta trik-trik tentang penyampaian materi agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan.

Praktik mengajar terbimbing pada PPL 2014 ini, dilaksanakan 2 kali dengan kelas yang sama, yaitu kelas XI TKBB (mata pelajaran Finishing Bangunan dan Konstruksi Batu).

2. PraktikBMengajarBMandiriB

Dalam praktik mengajar mandiri ini mahasiswa mendapat kesempatan 5 kali tatap muka mengajar Konstruksi Beton Bertulang, 6 kali tatap muka mengajar Finishing Bangunan, dan 5 kali tatap muka mengajar Konstruksi Batu. Mahasiswa mendapat jadwal mengajar tiga kali dalam sepekan yaitu Hari Senin, Kamis, dan Sabtu. Sehingga sampai tanggal 17 September total tatap muka mahasiswa mengajar di depan kelas adalah sebanyak 16 kali dengan materi yang berbeda, dengan total 73 jam pelajaran. Materi yang disampaikan meliputi Standar Kompetensi Konstruksi Beton Bertulang, Finishing Bangunan, dan Konstruksi Batu. Adapun jadwal seperti Tabel 1di bawah ini :

Tabel 1. Jadwal Pengajaran

HariB JamBPelajaranB RuangB

1B 2B 3B 4B 5B 6B 7B 8B 9B 10B 11B

Senin Bengkel Batu

Kamis Bengkel Batu

Sabtu BengkelBatu

Proses pembelajaran yang dilakukan mahasiswa pada praktik mengajar mandiri ini adalah :

a. Membuka pelajaran yang diawali dengan salam dan do’a untuk mengkondisikan kelas.

b. Mengecek kehadiran siswa.

(28)

27

d. Mengecek kepahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.

e. Menyampaikan kompetensi/sub kompetensi yang akan diajarkan pada pertemuan hari itu.

f. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan tersebut.

g. Dialog dengan siswa untuk mengetahui tingkat kepahaman siswa tentang materi yang akan diajarkan.

h. Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.

i. Menyampaikan materi dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan demonstrasi alat/komponen yang sedang dibahas.

j. Pelajaran ditutup dengan evaluasi dan menarik kesimpulan bersama tentang materi yang disampaikan serta disampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya. Pertemuan diakhiri dengan berdo’a bersama dan salam.

3. KegiatanBEvaluasiBPraktekBMengajarBMandiriB

Evaluasi pembelajaran merupakan menganalisadanmenafsirkan tentangproses dan hasilbelajarsiswayangdilakukansecara sistematik dan bermakna dalam pengambilan keputusan. Untuk itu dalam mewujudkantercapainya tujuan dan fungsi evaluasi, maka perlu diterapkan prinsip-prinsip sebagai berikut: Menyeluruh, artinyadilaksanakan secara bulat dan utuh baik yang menyangkut pengetahuan, sikap, perilaku, nilai, dan ketrampilan. Berkesinambungan, artinyapenilaian harus dilakukan secara berencana, bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan hasil belajar siswa sebagai hasil kegiatan belajar mengajar.Berorientasi pada tujuan, artinya hasil belajar siswa diharapkan dicapai dalam kegiatan belajarmengajar suatu mata pelajaran yang telah dirumuskan dalam bentuk tujuan pengajaran, maka penilaian harus dapat menentukan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pengajaran.Obyektif, artinya penilaian harus menghindarkan diri dari sifat subyektif sehingga menggambarkan aspek-aspek yang dapat diukur. Terbuka, artinya proses dan hasil penilaian perlu diketahui dan diterima.

a. Evaluasi

1. Tujuan Evaluasi

(29)

28

mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan kemajuan siswa dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan kurikulum.

a) Agar guru atau pendidik dalam menilai daya guna, pengalaman serat kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan sekali mempertimbangkan hasilnya.

b) Untuk mengetahui apakah metode mengajar dan sistem pengajaran yang digunakan sudah sesuai dengan yang diharapkan di dalam kurikulum.

2. Fungsi Evaluasi

Evaluasi alam bidang pendidikan dan pengajaran mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:

a) Fungsi administratif

 Menentukan peserta didik dapat dinaikkan ke tingkatan yang lebih tinggi, lulus/tidak, dapat dinyatakan tamat belajar/tidak.

 Memindahkan atau menempatkan peserta didik pada

kelompok atau bidang yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

 Menentukan apakah seorang peserta didik layak menerima

beasiswa/tidak.

 Menentukan apakah seorang peserta didik dapat diberi

rekomendasi/tidak guna menempuh program pendidikan tertentu/program pendidikan lanjutan

 Memberikan gambaran tentang prestasi belajar para peserta

didik kepada para calon pemakai tenaga kerja. b) Fungsi Informatif

Pemberian nilai akhir ini, berfungsi memberikan informasi kepada pihak-pihak yang terkait seperti: para orang tua atau wali murid, wali kelas, penasehat akademik, dan lain-lain tentang prestasi belajar siswa.

c) Fungsi Bimbingan

(30)

29

d) Fungsi Instruksional

Penentuan nilai akhir ini berfungsi memberikan umpan balik (feed back) yang mencerminkan seberapa jauh peserta didik telah dapat mencapai tujuan yang telah ditentukandalamprogram pengajaran,sehingga dapat diketahui keberhasilan atau ketidakberhasilan tujuan pengajaran tersebut.

3. Langkah-langkah Evaluasi a) Perencanaan

Menyusun alat tes tidak hanya memerlukan penguasaan materi, teori edukasi, dan teori tes tetapi perlu kiat.Agar tes berhasil, maka perencanaan tes harus dibuat sebaik mungkin dengan mengingat tujuan pengukuran, teknik pengukuran, dan kondisi siswa.Dalam perencanaan pembuatan tes hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

 Mengidentifikasi tujuan pelajaran yang akan diukur

 Mengidentifikasikan tujuan pelajaran dalam kalimat khusus sehingga dapat diukur

 Membuat rambu-rambu garis besar faktor- faktor yang akan

diukur b) Penyusunan tes

Penyusunan tes dapat dikategorikan berdasar pada tes objektif dengan jawaban yang sudah pasti, seperti pilihan ganda, benar/salah, menjodohkan, menyusun jawaban dengan pernyataan, tes jawaban terbuka, tes jawaban melengkapi, dan tes jawaban tersedia.

c) Uji coba

Setelah alat disusun, untuk mengetahui kecanggihannya dilakukan uji coba terhadap sejumlah siswa yang akan di tes, jumlah responden uji coba tersebut kurang lebih 100 orang anak yang setara dengan kemampuan dengan mereka yang akan di tes. Hasil uji coba tesebut kemudian dievaluasi.

(31)

30

1) Tingkat Kesukaran

Analisis ini menjawab pertanyaan berapa persen siswa yang dapat mengerjakan soal. Penafsiran terhadap angka persen dibalik, artinya semakin tinggi angka persen, maka tingkat kesukaran semakin rendah (Hafez, 2011).

2) Tingkat Pembeda

Analisis ini untuk membedakan kemampuan siswa yang baik dengan siswa yang kurang baik. Apabila dikehendaki reliabilitas tinggi, maka Tingkat Pembeda harus tinggi, sedang TP sedang adalah 0,25 sampai dengan 0,75 (Hafez, 2011).

3) Distraktor

Analisis ini berarti apabila distraktor atau opsionyang bukan kunci tidak disenangi siswa yangdiujimaka distraktor harusdibuang. Setiap distraktor yang dicantumkan harus mampumenarik siswa untuk memilihnya. Apabila sebagian besar kelompok pandai memilih distraktor maka harusdipertimbangkan kembali, kemungkinan kalimat dalam distraktor banyak mengandung elemen yang benar ( Hafez, 2011).

4) Reliabilitas

Proporsi dari varian dengan varian yang sesungguhnya (J.P. Guilford, 1978 dalam Hafez, 2011). Selanjutnyasecaraverbal, reliabilitas dapat menjadi tiga hal, antara lain:

a) Konsisten: keajegan hasil pengukuran internal

b) Stabilitas: keajegan hasil pengukuran untuk jangka waktu tertentu. c) Equivalensi: keajegan hasil pengukuran dari kelompok butir yang sama, dua bentuk tes diberikan pada sekelompok testee dalam waktu singkat.

5) Validitas

Dalam artikel yang berjudul American Psychological Assocciation

yang dimuat dalam The American Education Research(1966), dan tulisan Lee J Cronbach(1978), serta J.PGuilford, dkk(1978) terdapat tiga macam validitas yang perludiperhatikan dalam mengukur alat evaluasi, antara lain (Hafez, 2011):

(32)

31

b) Validitas sinambung: adalah sebuah alattes yang disusun dengan menuntut adanya kesesuaian antara kriteria dan prediksi yang sesuai dengan mengemukakan reasoning yang logis dan sesuai dengan pengalaman empiris yang telah dijalankan.

c) Validitas konstruk : adalah validitas yang dapat menerangkan varian dari tes dan arti dari tes tersebut.

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas untuk alat tes dan alat tes untuk penelitian. Validitas alat tes menggunakan “point biserial”, sedang validitas penelitian menggunakan “The part with whole correlation”.

b. Teknik-teknik Evaluasi Hasil Belajar

Salah satu tahap kegiatan evaluasi, baik yang berfungsi formatif maupun sumatif adalah tahap pengumpulan informasi melalui pengukuran. Pengumpulan informasi hasil belajar atau sering disebut dengan teknik evaluasi dapat ditempuh melalui dua cara yaitu dengan testing dan non testing.

Pengertian tes secara umum adalah sejumlah pertanyaan atau perintah yang harus dijawab atau dilakukan oleh testee (orang yang dites) dalam keadaan dikuasai oleh tester (orang yang mengetes) (Darsono dalam Hafez, 2011).Tes sebagai alat pengukur dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dari sudut mana tes dipandang.

Tes sebagai alat evaluasi hasil belajar dilihat dari pola jawabannya diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

Tes Obyektif, meliputi :

1) Tes benar salah (True false)

Tes benar salah adalah suatu bentuk tes yang soalnya berupa pernyataan-pernyataan, sebagian pernyataan ada yang betuldan ada yang salah. Biasanya diberi simbol B bila benar dan S bila salah. 2) Tes pilihan ganda (Multiple Choice)

(33)

32

multiple choce dapat dijawab dengan cepat sehingga memungkinkan

siswa menjawab sejumlah besar pertanyaan dalam satu periode tes, reliabilitas skor yang diberikan terhadap pekerjaan anak-anak dapat dijamin sepenuhnya. Soal-soal dalam tes multiple choice hanya mengandung satu jawaban yangbisa diterima, oleh karena itu siapapun yang menskor dan kapanpun diskor skornya akan tetap sama, jawaban tes dapat dikoreksi dengan mudah dan cepat. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002) tes multiple choice

adalah tes yang dalam pelaksanaanya dapat dilakukan secara obyektif. Menurut Suharsimi Arikunto (2002) tes mutiple choice juga mempunyai segi kelemahan yaitu, untuk menyusun soalnya jauh lebih sulit karena soalnya banyak dan harus diteliti untuk menghindari bentuk-bentuk lain yang mempunyai makna sama dengan soal-soal lainnya, soal-soalnya cenderung untuk mengungkap ingatan dan daya pengenalan kembali saja dan sukar untuk mengukur proses mental tinggi, banyak kesempatan bermain untung-untungan dan kerjasama antar siswa pada waktu mengerjakan soal, sedangkan menurut Wayan Nurkancana (1986) kelemahan tes

multiple choice adalah membutuhkan biaya administrasi yang mahal karena terdiri dari soal-soal yang cukup banyak.

3) Menjodohkan (matching)

Matching adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari dua kolom yang paralel, dimana masing-masing kolom berisi uraian keterangan-keterangan atau statement.Siswa disuruh menjodohkan masing-masing keterangan dalam kolom sebelah kanan.

4) Tes isian pendek (comletion test)

Soal comletion test terdiri dari suatu statement atau kalimat yang belum sempurna, siswa disuruh melengkapi kalimat tersebut dengan satu atau beberapa kata pada titik yang disediakan.

5) Tes essay, meliputi :

a) Bentuk soal uraian terbatas

(34)

33

b) Bentuk soal uraian bebas

Maksudnya siswa memilih informasi atau fakta yang dianggap relevan dengan soal-soal.Ciri-ciri soal ini adalah siswa dituntut untuk menyatakan pendapatnya dengan kalimatnya sendiri, menunjukkan kreatifitasnya dan menggunakan semua pengetahuannya tanpa dibatasi.

Evaluasi Hasil Belajar antara lain mengunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar. Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan dan/atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait, atribut pendidikan, psikologik atau hasil belajar yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Pengukurandiartikan sebagai pemberian angka pada status atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas. Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen tes maupun

non-test. Penilaian dimaksudkan untuk memberi nilai tentang kualitas hasil belajar.

(35)

34

Dalam melaksanakan analisis butir soal, para penulis soal dapat menganalisis secara kualitatif, dalam kaitan dengan isi dan bentuknya, dan kuantitatif dalam kaitan dengan ciri-ciri statistiknya atau prosedur peningkatan secara judgment dan prosedur peningkatan secara empirik. Analisis kualitatif mencakup pertimbangan validitas isi dan konstruk, sedangkananalisis kuantitatif mencakup pengukuran kesulitan butir soal dan diskriminasi soal yang termasuk validitas soal dan reliabilitasnya.

Penelaahan soal secara kuantitatif maksudnya adalah penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik dari butir soal yang bersangkutan. Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan. Ada dua pendekatan dalam analisis secara kuantitatif, yaitu pendekatan secara klasik dan modern.Analisis butir soal secara klasik adalah proses penelaahan butir soal melalui informasi dari jawaban peserta didik guna meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik.

Baik buruknya suatu tes atau suatu alat evaluasi dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu validitas, reliabilitas, daya beda soal, tingkat kesukaran soal, penyebaran soal dan efektifitas distraktor.

c. Validitas Suatu Tes

Suatu alat ukur dinyatakan valid apabila alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Terdapat beberapa validitas yang dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu validitas isi,validitas yang dihubungkan dengan kriteria, validitas susunan.

1) Validitas isi

Salah satu jenis validitas yang harus dimiliki oleh setiap tes hasil belajar adalah valditas isi. Pengujian tes validitas ini dilakukan secara logis dan rasional (melalui penalaran). Tes dikatakan memiliki validitas isi apabila dapat mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.

2) Validitas yang dihubungkan dengan kriteria

(36)

35

dan lain-lain. Teknik korelasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi biserial (Hafez, 2011).

3) Validitas susunan

Validitas susunan artinya ketepatan suatu tes ditinjau dari susunan tes tersebut. Cara menentukan validitas ini adalah dengan membandingkan susunan tes tersebut dengan syarat-syarat penyusunan tes yang baik.

Uji validitas butir (korelasi point biserial) yaitu korelasi antara data nominal dan data kontinyu, maka kita perlu menghitungnya dengan menggunakan rumus seperti berikut ini.

= − B

Rumus 1. Validitas Item

Keterangan:

Xb : rata-rata skor kemampuan peserta didik yang menjawab benar Xs : rata-rata skor kemampuan peserta didik yang menjawab salah SD : simpangan baku skor total

p : proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban siswa q : 1-p

Sebuah soal dinyatakan valid apabila mempunyai harga korelasi r hitung>rtabel. Tingkatan validitas soal ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

0,81 - 1,00 : sangat tinggi 0,61 - 0,80 : tinggi

0,41 - 0,60 : cukup 0,21 - 1,40 : rendah 0,00 - 0,20 : tidak valid d. Reliabilitas Skor Tes

Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) skor tes. Indeks reliabilitas berkisar antara 0-1. Semakin tinggi koefisien

reliabilitas suatu tes (mendekati1), makintinggi pula

keajegan/ketepatannya.

(37)

36

= − −∑ ( − )( ) B

Rumus 2. Reliabilitas Item

Keterangan:

K : jumlah butir soal (SD)2 : varian

e. Tingkat Kesukaran (TK)

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indek.

= B

Rumus 3.Tingkat Kesukaran

Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal bentuk uraian digunakan rumus berikut ini.

= B

Rumus 4. Mean

= B

Rumus 5. Tingkat Kesukaran Soal Uraian

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas menggambarkan tingkat kesukaran soal itu.Klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat dicontohkan seperti berikut ini.

0,00 - 0,30 soal tergolong sukar 0,31 - 0,70 soal tergolong sedang 0,71 - 1,00 soal tergolong mudah f. Daya Pembeda (DP)

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara warga belajar/siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan warga belajar/siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan.

(38)

37

= − = ( − )

Rumus 6. Daya Beda

Katerangan :

DP : daya pembeda soal,

BA : jumlah jawaban benar pada kelompok atas,

BB : jumlah jawaban benar pada kelompok bawah, N=jumlah siswa yang mengerjakan tes.

Adapun klasifikasinya adalah seperti berikut ini (Crocker dan Algina, 1986: 315).

0,40 - 1,00 : soal diterima baik

0,30 - 0,39 : soal diterima tetapi perlu diperbaiki 0,20 - 0,29 : soal diperbaiki

0,19 - 0,00 : soal tidak dipakai/dibuang g. Penyebaran soal berdasarkan taksonomi bloom

Tes merupakan alat ukur untuk mengetahui hasil belajar khususnya aspek pengetahuan, karena aspek ini yang akan diukur terdiri dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi (kompleks), maka alat ukur yang digunakan juga harus disesuaikan dengan jenjangnya. Untuk penyebaran soal atau distribusi soal pada suatu tes harus disesuaikan penyebarannya dengan kompetensi dasar, sehingga tujuan dari tes tersebut akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan pada kompetensi dasar.

Hubungan antara taksonomi dengan tes: 1) Tes untuk ingatan berjenjang C1 2) Tes untuk pemahaman berjenjang C2 3) Tes untuk penerapan berjenjang C3 4) Tes untuk analisis berjenjang C4 5) Tes untuk sintesis berjenjang C5 6) Tes untuk evaluasi berjenjang C6 h. Efektivitas distraktor

(39)

38

Sebaliknya sebagai distraktor dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila distraktor tersebut mempunyai daya tarik yang besar bagi pengikut-pengikut tes yang kurang memahami konsep atau kurang menguasai bahan (kelompok bawah).

Dalam kegiatan praktik mengajar di kelas XI TKBB mata pelajaran Konstruksi Beton Bertulang, mahasiswa mengadakan evaluasi tertulis sebanyak 1 kali pada Standar Kompetensi MelaksanakanB K3LHB dalamB PelaksanaanB

PekerjaanB KonstruksiB BetonB Bertulang. Soal yang diberikan untuk

mengevaluasi tingkat keberhasilan siswa berbentuk uraian sebanyak 10 nomor. Kemudian mahasiswa melakukan analisis butir soal secara kuantitatif yang mencakup pengukuran kesulitan butir soal dan diskriminasi soal yang termasuk validitas soal. Berdasar hasil perhitungan maka diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Tingkat Validitas Tes

Tes dikatakan valid apabila dapat mengukur kompetensi yang diharapkan berarti dapat mengukur kompetensi yang diharapkan. Misal terdapat kompetensi dasar tentangMelaksanakan K3LH dalam Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Beton Bertulang.Maka pada soal, beberapa soal harus memuat tentang pengertian K3LH. Apabila soal-soal tersebut tidak mengungkap tentang materi K3LHmaka soal tersebut dikatakan tidak valid. 2. Tingkat Kesukaran (TK)

Tingkat kesukaran soal digunakan untuk mengetahui peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00-1,00 (Aiken, 1994: 66). Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki TK= 0,00 artinya bahwa tidak ada siswa yang menjawab benar dan bila memiliki TK= 1,00 artinya bahwa semua siswa menjawab benar. Tingkat kesukaran butir soal juga dapat digunakan untuk memprediksi alat ukur itu sendiri (soal) dan kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan guru.Misalnya satu butir soal termasuk kategori mudah, maka prediksi terhadap informasi ini adalah seperti berikut :

a. Pengecoh butir soal itu tidak berfungsi.

(40)

39

Bila suatu butir soal termasuk kategori sukar, maka prediksi terhadap informasi ini adalah seperti berikut.

a. Butir soal itu "mungkin" salah kunci jawaban.

b. Butir soal itu mempunyai 2 atau lebih jawaban yang benar.

c. Materiyangditanyakan belum diajarkan atau belum tuntas

pembelajarannya, sehingga kompetensi minimum yang harus dikuasai siswa belum tercapai.

d. Materi yang diukur tidak cocok ditanyakan dengan menggunakan bentuk soal yang diberikan (misalnya meringkas cerita atau mengarang ditanyakan dalam bentuk pilihan ganda).

e. Pernyataan atau kalimat soal terlalu kompleks dan panjang. 3. Daya Beda

Manfaat daya pembeda butir soal adalah seperti berikut ini.

a. Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya. Berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak.

b. Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat mendeteksi/membedakan kemampuan siswa, yaitu siswa yang telah memahami atau belum memahami materi yang diajarkan guru. Apabila suatu butir soal tidak dapat membedakan kedua kemampuan siswa itu, maka butir soal itu dapat dicurigai "kemungkinannya" seperti berikut ini. 1) Kunci jawaban butir soal itu tidak tepat.

2) Butir soal itu memiliki 2 atau lebih kunci jawaban yang benar 3) Kompetensi yang diukur tidak jelas

4) Pengecoh tidak berfungsi

5) Materi yang ditanyakan terlalu sulit, schingga banyak siswa yang menebak

6) Sebagian besar siswa yang memahami materi yang ditanyakan berpikir ada yang salah informasi dalam butir soalnya

(41)

40

kelompok bawah (warga belajar/peserta didik yang tidak memahami materi) menjawab benar soal dibanding dengan kelompok atas (warga belajar/siswa yang memahami materi yang diajarkan guru).

Dalam proses belajar mengajar yang dilakukan selama sembilan kali tatap muka terdapat beberapa hambatan, yaitu :

1. Konstruksi Beton Bertulang merupakan mata pelajaran dasar yang harus dikuasai siswa, karena kebanyakan berisi konsep dan menghitung. Pelajaran 2. Minat, bakat, dan tingkat kecerdasan siswa sepenuhnya tidak sama.

3. Ruang kelas yang tidak terlalu luas dan pencahayaan yang kurang sehingga menyebabkan siswa kurang fokus dan konsentrasi dalam menerima pelajaran.

4. Kurangnya minat bertanya dari siswadan kecenderungan sering membuat gaduh.

5. Sebagian siswa mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi yang ada di sekolah. Sebagai akibatnya siswa bersangkutan sering terlambat masuk kelas dan ketinggalan pelajaran karena meninggalkan kelas di tengah pelajaran.

C. AnalisisBHasilB

1. AnalisisBHasilBPelaksanaanBdanBRefleksiB

a. Analisis Praktik Mengajar Terbimbing

Praktik mengajar terbimbing yang dilakukan pada saat mata pelajaran praktik mendapat respon positif dari guru pembimbing.Selain itu juga sebagai langkah awal membangun kedekatan dengan guru pembimbing agar mahasiswa tidak canggung untuk konsultasi apabila ada masalah selama praktik mengajar berlangsung.

b. Analisis Praktik Mengajar Mandiri

(42)

41

mengendalikan proses belajar mengajar dengan baik dan sesuai aturan yang ada.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

a. Karakteristik siswa yang bermacam-macam menuntut

penguasaan materi dan penguasaan kelas yang variatif.

b. Sebagai calon tenaga pendidik yang profesional, kelengkapan administrasi guru dalam hal ini buku kerja guru dan modul pembelajaran harus diperhatikan.

c. Sikap maupun perilaku di dalam maupun di luar kelas harus senantiasa diperhatikan karena seorang pendidikadalah cermin bagi peserta didik.

d. Mengarahkan siswa agar mampu melakukanlearning by doing

dan aktif dalam memperoleh wawasan baru.

c. Refleksi

Untuk mengatasi hambatan-hambatan di atas, maka diberikan solusi-solusi sebagai berkut :

a. Penyampaian materi dilakukan dalam suasana pembelajaran kelas yang kondusif supaya siswa lebih mudah untuk memahami dan tidak cepat bosan.

b. Memotivasi sisiwa secara berkelanjutan, agar setiap pembelajaran lebih bersemangat.

c. Melakukan monitoring terhadap peningkatan belajar kepada siswa sekaligus memberikan bimbingan secara intensif.

d. Selalu mengecek apakah ruang yang ada di dalam bengkel bisa dipakai.

e. Mahasiswa praktikan tidak menjelaskan materi atau tugas dengan sejelas-jelasnya, sehingga dapat memancing siswa untuk bertanya.

(43)

42

2. PerbedaanBFormatBRPPBdiBSekolahBdenganBdiBKampusB

Pada analisis ini, penulis akan menganalisis perbedaan antara format RPP dari SMK Negeri 2 Klaten dengan format RPP dari Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan yang telah diajarkan pada saat pembelajaran micro teaching.

Format RPP yang digunakan di SMK Negeri 2 Klaten sudah menggunakan Kurikulum 2013. Setelah diadakannya Workshop Kurikulum di SMK Negeri 2 Klaten, ada sedikit perubahan pada bagian lampiran penilaian untuk siswa. Sehingga penulis mengikuti bimbingan dari guru pembimbing tentang perubahan tersebut. Sedangkan format RPP di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan masih menggunakan KTSP. Kurikulum 2013 dan KTSP sebenarnya tidak jauh berbeda, hanya berbeda pada poin Kegiatan Pembelajaran. Untuk Kurikulum 2013 menggunakan istilah 5M (Mengamati, Menanya, Mengeksplorasi, Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan), sedangkan untuk format RPP di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan menggunakan Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi (EEK).

Dari segi lembar penilaian untuk siswa, format RPP dari SMK Negeri 2 Klaten lebih terperinci. Karena selain nilai teori dan praktik, di dalamnya ada nilai sikap siswa yang harus diamati oleh seorang guru, nilai yang diamati yaitu : kejujuran, kemandirian, kedisiplinan, kerjasama, tanggungjawab, kebersihan, dan terbuka dan mendengarkan pendapat teman.

(44)

42 BABBIIIB

PENUTUPB

B

A. KesimpulanB

Berdasarkan hasil dan pembahasan pelaksanaan PPL mahasiswa PPL Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan UNY tahun 2014 di SMK Negeri 2 Klaten yang dilaksanakan pada tanggal 2 Juli sampai dengan 17 September 2014, dapat disimpulkan bahwa :

1. Pelaksanaan PPL secara umum dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.

2. Memperoleh gambaran yang nyata mengenai kehidupan di dunia pendidikan

(terutama di lingkungan SMK) karena telah terlibat langsung di dalamnya, yaitu selama melaksanakan praktik PPL.

3. PPL memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan

pengetahuan dan ketrampilannya dalam kegiatan belajar mengajar pada situasi yang sebenarnya.

4. PPL memperluas wawasan mahasiswa tentang tugas tenaga pendidik,

kegiatan persekolahan dan kegiatan lain yang menunjang kelancaran proses belajar-mengajar di sekolah.

B. SaranB

Untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan PPL pada tahun-tahun yang akan datang serta dalam rangka menjalin hubungan baik antara pihak sekolah dengan pihak Universitas Negeri Yogyakarta, maka memberikan saran sebagai berikut :

1. BagiBMahasiswaB

a. Perlunya persiapan mental, fisik dan materi karena situasi sebenarnya memungkinkan jauh berbeda dengan yang biasa dipraktikkan selama mata kuliah Pengajaran Mikro.B

b. Diperlukan suatu komunikasi efektif agar tercipta suasana dan hubungan

yang nyaman dengan pihak sekolah maupun dengan sesama rekan kerja.B

c. Pra PPL sebaiknya mahasiswa benar-benar mempersiapkan diri dengan ilmu, baik itu bersifat teoritis maupun yang bersifat praktis sehingga ketika terjun langsung pada Praktik Pengalaman Lapangan, mahasiswa benar-benar siap dan tidak grogi.B

(45)

42

2. BagiBBPihakBSekolahB

a. Bimbingan dan pengarahan bagi mahasiswa PPL sebaiknya lebih

diintensifkan lagi, baik itu dari guru pembimbing lapangan, dosen pembimbing lapangan maupun dari koordinator PPL di sekolah.

b. Hendaknya pihak sekolah melakukan monitoring secara berkala terhadap

proses kegiatan PPL yang berada dibawah bimbingan guru yang bersangkutan.

c. Hendaknya pihak sekolah lebih terbuka terhadap segala masukkan yang dikemukakan praktikan mengenai hal-hal yang berkenaan dengan kelancaran dan keberhasilan belajar mengajar.

B

3. BagiBPihakBUNYB

a. Diperlukan suatu monitoring yang lebih intensif untuk pelaksanaan PPL agar mendapatkan hasil maksimal, dengan sasaran manapun.

b. Koordinasi dan komunikasi antara pihak sekolah dan UNY lebih

ditingkatkan, baik struktural maupun kultural.

Gambar

Gambar 9. Ruang Bimbingan Konseling (Sumber: Sigit Wisnu Untoro)
Gambar 14. Kantin SMKN 2 Klaten
Gambar 15. Lapangan Olahraga
Gambar 16. Lapangan Upacara
+2

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor yang digali dalam penelitian ini adalah faktor gaya hidup pada pasien rawat jalan dengan diagnosis diabetes mellitus di puskesmas Mayang dan Ledokombo..

[r]

Jakarta, 14 September 2016 Kelompok Kerja 4 Unit Layanan Pengadaan DITJEN EBTKE

Peserta berbentuk badan usaha harus memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir pada subbidang pengadaan barang

Dengan ini, Kelompok Kerja V, UPT ULP Pengadaan Barang/Jasa pekerjaan Pembangunan Ruang Kelas SDN 14 Toboali, mengundang penyedia barang/jasa untuk melaksanakan

[r]

asil Evaluasi Dokumen Penawaran dan Evaluasi Dokumen Kualifikasi, dengan nan Pengadaan Kabupaten Bangka Tengah mengundang Saudara agar dapat hadir pada :. 2015 0.00 WIB s/d

Beberapa upaya yang dapat dilakukan pendidikan menengah kejuruan dalam hal ini SMK adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dimilikinya untuk