• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan adalah suatu lapangan pertumbuhan pohon-pohon yang secara. keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. Hutan adalah suatu lapangan pertumbuhan pohon-pohon yang secara. keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Hutan

Hutan adalah suatu lapangan pertumbuhan pohon-pohon yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya, dan ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan. Artinya, hutan suatu areal yang cukup luas, didalamnya bertumbuhan kayu, bambu dan palem, bersama-sama dengan tanahnya, beserta segala isinya, baik berupa nabati maupun hewani, yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup yang mempunyai kemampuan untuk memberikan manfaat-manfaat lainnya secara lestari (Zain, 1996). Hal ini didukung oleh pendapat (Arief, 2001) yang mengatakan bahwa hutan adalah merupakan kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat beserta tumbuh-tumbuhan memanjat dengan bunga yang beraneka warna yang berperan sangat penting bagi kehidupan manusia.

Undang-Undang No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, mendefinisikan hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Sedangkan kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu.

Fungsi Hutan

Dalam Soemarwoto dkk, 1992, fungsi utama hutan Indonesia ada 3 jenis antara lain hutan konservasi, hutan produksi dan tanaman kehutanan atau kebun

(2)

kayu. Hutan konservasi meliputi hutan lindung dan hutan suaka alam. Hutan produksi meliputi hutan yang saat ini sebagaian besar arealnya dikelola dengan sistem HPH. Kebun kayu meliputi tanaman jati, tanaman pinus dan hutan tanaman industri (HTI) yang akan dibangun diberbagai tempat. Ketiganya sangat berbeda, baik sosok tegakannya, fungsi utamanya dan metoda pengelolaannya. Hutan konservasi tegakannya berlapis, fungsi utama ekologi ialah tidak boleh disentuh pembalakan. Kebun kayu tegakannya bersosok kebun dan funsi utamanya untuk perekonomian. Kalau hutan konservasi berfungsi ekologi dan kebun kayu berfungsi ekonomi, hutan (alam) produksi berfungsi keduanya, ekologi dan ekonomi.

Hutan merupakan faktor penting yang ikut menentukan keadaan iklim serta lingkungan hidup global. Salah satu eksistensi dari hutan, memainkan peranan yang besar dalam proses pembersihan udara, serta mengurangi pemanasan bumi yang diakibatkan aneka polusi, akibat kemajuan industri negara maju. Bila pengelolaan hutan dilakukan secara bijaksana dengan menjaga kelestariannya, maka akan terjadi keseimbangan lingkungan hidup dan stabilitas iklim secara global. Kehadiran hutan memberikan fungsi yang penting yang menjadi penentu bagi perlindungan ruang hidup manusia dan bagi dasar alamiah kegiatan perekonomian Indonesia (Soemarwoto dkk, 1992).

Hutan Kota

Hutan kota merupakan suatu kawasan dalam kota yang didominasi oleh pepohonan yang habitatnya dibiarkan tumbuh secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan yang tumbuh menjadi hutan besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur seperti taman, Hutan kota dibuat sebagai daerah penyangga

(3)

kebutuhan air, lingkungan alami, serta pelindung flora dan fauna di perkotaan. Hewan-hewan yang terdesak habitatnya oleh eksploitasi pemukiman dapat memanfaatkan hutan kota sebagai tempat huniannya. Hutan kota umumnya dihuni juga oleh beberapa jenis burung dan hewan lainnya (Puryono, 1995).

Penghijauan kota bukan sekedar program. Ada manfaat yang bisa dirasakan dalam kehidupan masyarakat perkotaan, menurut Nazaruddin (1996) manfaat-manfaat yang bisa dirasakan itu antara lain:

1. Manfaat estetis

Manfaat estetis atau keindahan dapat diperoleh dari tanaman-tanaman yang sengaja ditata sehingga tampak menonjol keindahannya. Misalnya, warna hijau dan aneka bentuk dedaunan serta bentuk susunan tajuk berpadu menjadi suatu pemandangan yang menyejukkan.

2. Manfaat orologis

Manfaat orologis ini penting untuk mengurangi tingkat kerusakan tanah terutama longsor dan menyangga kestabilan tanah. Misalnya, pepohonan yang tumbuh di atas tanah akan mengurangi erosi.

3. Manfaat hidrologis

Struktur akar tanaman mampu menyerap kelebihan air apabila turun hujan sehingga tidak mengalir dengan sia-sia melainkan dapat terserap oleh tanah. Hal ini sangat mendukung daur alami air tanah sehingga dapat menguntungkan kehidupan manusia.

(4)

4. Manfaat klimatologis

Faktor-faktor iklim seperti kelembaban, curah hujan, ketinggian tempat dan sinar matahari akan membentuk suhu harian maupun bulanan yang sangat besar pengeruhnya terhadap kehidupan manusia.

5. Manfaat edaphis

Manfaat edaphis berhubungan erat dengan lingkungan hidup satwa di perkotaan yang semakin terdesak lingkungannya dan semakin berkurang tempat huniannya.

6. Manfaat ekologis

Keserasian lingkungan bukan hanya baik untuk satwa, tanaman atau manusia saja. Kehidupan makhluk hidup di alam ini saling ketergantungan. Apabila salah satunya musnah maka makhluk hidup lainnya akan terganggu hidupnya. 7. Manfaat protektif

Pohon dapat menjadi pelindung dari teriknya sinar matahari di siang hari. Manfaat ini sangat penting bagi kehidupan manusia sehari-hari.

8. Manfaat hygienis

Dengan adanya tanaman bahaya polusi ini mampu dikurangi karena dedaunan tanaman mampu menyaring debu dan mengisap kotoran di udara, bahkan tanaman mampu menghasilkan gas oksigen yang sangat dibutuhkan manusia. 9. Manfaat edukatif

Semakin langkanya pepohonan yang hidup di perkotaan membuat sebagian warganya tidak mengenalnya lagi, sehingga penanaman kembali pepohonan di perkotaan dapat bermanfaat sebagai laboratorium alam.

(5)

Definisi hutan kota (urban forest) menurut Fakuara (1987) adalah tumbuhan atau vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang memberikan manfaat lingkungan yang sebesar-besarnya dalam kegunaan-kegunaan proteksi, estetika, rekreasi dan kegunaan-kegunaan khusus lainnya. Sedangkan menurut hasil rumusan Rapat Teknis di Jakarta pada bulan Februari (1991) dalam Dahlan (1992) hutan kota didefinisikan sebagai suatu lahan yang bertumbuhan pohon-pohonan di dalam wilayah perkotaan di dalam tanah negara maupun tanah milik yang berfungsi sebagai penyangga kehidupan dalam hal pengaturan tata air, udara, habitat flora dan fauna yang memiliki nilai estetika dan dengan luas yang solid yang merupakan ruang terbuka hijau pohon-pohonan, serta areal tersebut ditetapkan oleh pejabat berwenang sebagai hutan kota.

Menurut Dahlan (1992) ada dua pendekatan yang dipakai dalam membangun Hutan Kota. Pendekatan pertama, Hutan Kota dibangun pada lokasi-lokasi tertentu saja. Pada pendekatan ini Hutan Kota merupakan bagian dari suatu Kota. Penentuan luasannya pun dapat berdasarkan: (1). Prosentase, yaitu luasan Hutan Kota ditentukan dengan menghitungnya dari luasan Kota (2). Perhitungan per kapita, yaitu luasan Hutan Kota ditentukan berdasarkan jumlah penduduknya. Negara Indonesia menggunakan pendekatan pertama dimana untuk kota-kota yang ada di Indonesia minimal menyediakan 15% dari luasan kota untuk Hutan Kota.

Peranan Hutan Kota

Dalam Dahlan, 1992, bahwa ada beberapa peranan dari dari hutan yang diantaranya sebagai berikut :

(6)

Jenis tanaman dan hewan yang merupakan simbol atau lambang suatu kota dapat dikoleksi pada areal hutan kota.

2. Pelestarian plasma nutfah

Hutan kota dapat dijadikan sebagai tempat koleksi keanekaragaman hayati yang tersebar di seluruh wilayah tanah air kita. Kawasan hutan kota dapat dipandang sebagai areal pelestarian di luar kawasan konservasi, karena pada areal ini dapat dilestarikan flora dan fauna secara exsitu.

3. Penahan dan penyaring partikel padat dari udara

Dengan adanya hutan kota, partikel padat yang tersuspensi pada lapisan biosfer bumi akan dapat dibersihkan oleh tajuk pohon melalui proses jerapan dan serapan. Dengan adanya mekanisme ini jumlah debu yang melayang-layang di udara akan menurun. Partikel yang memelayang-layang-melayang-layang di permukaan bumi sebagian akan terjerap (menempel) pada permukaan daun, khususnya daun yang berbulu dan yang mempunyai permukaan yang kasar dan sebagian lagi terserap masuk ke dalam ruang stomata daun. Ada juga partikel yang menempel pada kulit pohon, cabang dan ranting. Daun yang berbulu dan berlekuk seperti halnya daun Bunga Matahari dan Kersen mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menjerap partikel dari pada daun yang mempunyai permukaan yang halus. Manfaat dari adanya tajuk hutan kota ini adalah menjadikan udara yang lebih bersih dan sehat, jika dibandingkan dengan kondisi udara pada kondisi tanpa tajuk dari hutan kota.

(7)

4. Penyerap dan penjerap partikel timbal

Kendaraan bermotor merupakan sumber utama timbal yang mencemari udara di daerah perkotaan. Diperkirakan sekitar 60-70% dari partikel timbal di udara perkotaan berasal dari kendaraan bermotor.

5. Penyerap dan penjerap debu semen

Debu semen merupakan debu yang sangat berbahaya bagi kesehatan, karena dapat mengakibatkan penyakit sementosis. Oleh karena itu debu semen yang terdapat di udara bebas harus diturunkan kadarnya.

6. Peredam kebisingan

Pohon dapat meredam suara dengan cara mengabsorpsi gelombang suara oleh daun, cabang dan ranting. Jenis tumbuhan yang paling efektif untuk meredam

suara ialah yang mempunyai tajuk yang tebal dengan daun yang rindang. dengan menanam berbagai jenis tanaman dengan berbagai strata yang cukup

rapat dan tinggi akan dapat mengurangi kebisingan, khususnya dari kebisingan yang sumbernya berasal dari bawah.

7. Mengurangi bahaya hujan asam

Pohon dapat membantu dalam mengatasi dampak negatif hujan asam melalui proses fisiologis tanaman yang disebut proses gutasi. Proses gutasi akan memberikan beberapa unsur diantaranya ialah : Ca, Na, Mg, K dan bahan organik seperti glumatin dan gula .

8. Penyerap karbon-monoksida

Mikro organisme serta tanah pada lantai hutan mempunyai peranan yang baik dalam menyerap gas ini. Tanah dengan mikroorganismenya dapat menyerap

(8)

gas ini dari udara yang semula konsentrasinya sebesar 120 ppm (13,8 x 104 ug/m3) menjadi hampir mendekati nol hanya dalam waktu 3 jam saja.

9. Penyerap karbon-dioksida dan penghasil oksigen

Hutan merupakan penyerap gas karbon-dioksida (CO2) yang cukup penting,

selain dari fito-plankton, ganggang dan rumput laut di samudra. Dengan berkurangnya kemampuan hutan dalam menyerap gas ini sebagai akibat menurunnya luasan hutan akibat perladangan, pembalakan dan kebakaran, maka perlu dibangun hutan kota untuk membantu mengatasi penurunan fungsi hutan tersebut.

10. Penahan angin

Dalam mendisain hutan kota untuk menahan amgin faktor yang harus diperhatikan adalah :

 Jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman yang memiliki dahan yang kuat.

 Daunnya tidak mudah gugur oleh terpaan angin dengan kecepatan sedang.  Akarnya menghunjam masuk ke dalam tanah. Jenis ini lebih tahan

terhadap hembusan angin yang besar dari pada tanaman yang akarnya bertebaran hanya disekitar permukaan tanah.

 Memiliki kerapatan yang cukup (50-60 %).

 Tinggi dan lebar jalur hutan kota cukup besar, sehingga dapat melindungi wilayah yang diinginkan dengan baik.

11. Penyerap dan penapis bau

Tanaman dapat digunakan untuk mengurangi bau. Tanaman dapat menyerap bau secara langsung, atau tanaman akan menahan gerakan angin yang

(9)

bergerak dari sumber bau. Akan lebih baik lagi hasilnya, jika tanaman yang ditanam dapat mengeluarkan bau harum yang dapat menetralisir bau busuk dan menggantinya dengan bau harum. Tanaman yang dapat menghasilkan bau harum antara lain : Cempaka (Michelia champaka) dan tanjung (Mimosops

elengi).

12. Mengatasi penggenangan

Daerah bawah yang sering digenangi air perlu ditanami dengan jenis tanaman yang mempunyai kemampuan evapotranspirasi yang tinggi. Jenis tanaman yang memenuhi kriteria ini adalah tanaman yang mempunyai jumlah daun yang banyak, sehingga mempunyai stomata (mulut daun) yang banyak pula. 13. Mengatasi intrusi air laut

Upaya untuk mengatasi masalah ini sama dengan upaya untuk meningkatkan kandungan air tanah yaitu membangun hutan lindung kota pada daerah resapan air tanah yaitu membangun hutan lindung kota pada daerah resapan air dengan tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi yang rendah. 14. Produksi terbatas

Hutan kota berfungsi in-tangible juga tangible. Penanaman dengan tanaman yang menghasilkan biji atau buah yang dapat dipergunakan untuk berbagai macam keperluan warga masyarakat dapat meningkatkan taraf gizi/kesehatan dan penghasilan masyarakat.

15. Ameliorasi iklim

Salah satu masalah penting yang cukup merisaukan penduduk perkotaan adalah berkurangnya rasa kenyamanan sebagai akibat meningkatnya suhu udara di perkotaan. Hutan kota dapat dibangun untuk mengelola lingkungan

(10)

perkotaan agar pada saat siang hari tidak terlalu panas, sebagai akibat banyaknya jalan aspal, gedung bertingkat, jembatan layang, papan reklame, menara, antene pemancar radio, televisi dan lain-lain. sebaliknya pada malam hari dapat lebih hangat karena tajuk pepohonan dapat menahan radiasi balik (reradiasi) dari bumi serta jumlah pantulan radiasi surya suatu hutan sangat dipengaruhi oleh : panjang gelombang, jenis tanaman, umur tanaman, posisi jatuhnya sinar surya, keadaan cuaca dan posisi lintang. Suhu udara pada daerah berhutan lebih nyaman dari pada daerah tidak ditumbuhi oleh tanaman. 16. Pengelolaan sampah

Hutan kota dapat diarahkan untuk pengelolaan sampah dalam hal : (1) sebagai penyekat bau.

(2) sebagai penyerap bau.

(3) sebagai pelindung tanah hasil bentukan dekomposisi dari sampah.

(4) sebagai penyerap zat yang berbahaya yang mungkin terkandung dalam sampah seperti logam berat, pestisida serta bahan beracun dan berbahaya lainnya.

17. Pelestarian air tanah

Sistem perakaran tanaman dan serasah yang berubah menjadi humus akan memperbesar jumlah pori tanah. Karena humus bersifat lebih higroskopis dengan kemampuan menyerap air yang besar. Maka kadar air tanah hutan akan meningkat.

18. Penapis cahaya silau

Manusia sering dikelilingi oleh benda-benda yang dapat memantulkan cahaya seperti kaca, aluminium, baja, beton dan air. Apabila permukaan yang halus

(11)

dari benda-benda tersebut memantulkan cahaya akan terasa sangat menyilaukan dari arah depan, akan mengurangi daya pandang pengendara. Oleh sebab itu, cahaya silau tersebut perlu untuk dikurangi. Keefektifan pohon dalam meredam dan melunakkan cahaya tersebut bergantung pada ukuran dan kerapatannya. Pohon dapat dipilih berdasarkan ketinggian maupun kerimbunan tajuknya.

19. Meningkatkan keindahan

Tanaman dalam bentuk, warna dan tekstur tertentu dapat dipadu dengan benda-benda buatan seperti gedung, jalan dan sebagainya untuk mendapatkan

komposisi yang baik. Peletakan dan pemilihan jenis tanaman harus dipilih

sedemikian rupa, sehingga pada saat pohon tersebut telah dewasa akan sesuai dengan kondisi yang ada. Warna daun, bunga atau buah dapat dipilih

sebagai komponen yang kontras atau untuk memenuhi rancangan yang nuansa (bergradasi lembut).

20. Sebagai habitat burung

Salah satu satwa liar yang dapat dikembangkan di perkotaan adalah burung. Burung perlu dilestarikan, mengingat mempunyai manfaat yang tidak kecil artinya bagi masyarakat, antara lain :

 Membantu mengendalikan serangga hama.  Membantu proses penyerbukan bunga.

 Mempunyai nilai ekonomi yang lumayan tinggi.

 Burung memiliki suara yang khas yang dapat menimbulkan suasana yang menyenangkan.

(12)

 Sebagai sumber plasma nutfah.

 Objek untuk pendidikan dan penelitian. 21. Mengurangi stress

Program pembangunan dan pengembangan hutan kota dapat membantu mengurangi sifat yang negatif. Kesejukan dan kesegaran hutan kota dapat menghilangkan kejenuhan dan kepenatan. Cemaran timbal, CO, SOx, NOx dan lainnya dapat dikurangi oleh tajuk dan lantai hutan kota. Kicauan dan tarian burung akan menghilangkan kejemuan. Hutan kota juga dapat mengurangi kekakuan dan monotonitas.

22. Mengamankan pantai terhadap abrasi

Hutan kota berupa formasi hutan mangrove dapat bekerja meredam gempuran ombak dan dapat membantu proses pengendapan lumpur di pantai dan hutan kota juga dapat mengurangi bahaya abrasi pantai serta dapat berperan dalam proses pembentukan daratan.

23. Meningkatkan industri pariwisata

Hutan kota dapat mendatangkan pengunjung baik dari lokal maupun mancanegara jika hutan kota yang dimiliki mempunyai keunikan, indah dan

menawan.

24. Sebagai hobi dan pengisi waktu luang

Monotonitas, rutinitas dan kejenuhan kehidupan di kota besar perlu diimbangi oleh kegiatan lain yang bersifat rekreatif, akan dapat menghilangkan monotonitas, rutinitas dan kejenuhan kerja (Dahlan, 1992).

(13)

Taman Kota

Taman Kota dapat diartikan sebagai tanaman yang ditanam dan ditata sedikian rupa,baik sebagian maupun semuanya hasil rekayasa manusia untuk mendapatkan komposisi tertentu yang indah. Setiap jenis tanaman mempunyai karakteristik tersendiri baik menurut bentuk, warna dan teksturnya. Ada pohon yang bentuk tajuknya kecil tinggi dan lurus (cemara lilin), tajuk pohon berbentuk piramida (cemara) dan ada juga yang bentuk tajuknya besar, bulat dan rindang (beringin). Tekstur daun dapat juga dijadikan bahan pertimbangan dalam suatu komposisi taman. Ada daun dengan tekstur yang kasar (Ficus elastica), tekstur sedang (duren), dan ada yang halus (lamtoro). Bentuk percabangan juga dapat dijadikan sebagai komponen dari suatu komposisisi. Ada beberapa bentuk percabangan seperti : mendatar, menyudut (acute),menjumbai (weeping), dan tegak (Dahlan,1992).

Menurut Nazaruddin (1996) tanaman dapat dibedakan atas lima kelompok besar berdasarkan gradasi ketinggian, yaitu :

1. Rumput

Rumput merupakan jenis tanaman penggalas. Posisinya dalam taman merupakan lapisan paling bawah di atas tanah.

2. Tanaman penutup tanah

Tanaman penutup lahan yang sering disebut ground cover merupakan tanaman yang sedikit lebih tinggi dari rumput. Umumnya jenis tanaman ini terdiri dari tanaman yang berdaun atau berbunga indah.

(14)

3. Semak

Tanaman semak merupakan jenis tanaman yang agak kecil dan rendah, agak berkayu atau hanya cabang utamanya yang berkayu, serta pertumbuhannya cenderung merambat atau melebar.

4. Perdu

Tanaman perdu merupakan jenis tanaman yang menyerupai pohon, tetapi lebih kecil dan biasanya batangnya cukup berkayu tetapi tumbuhnya kurang tegak dan kurang gagah. Tanaman perdu biasanya bercabang banyak dengan percabangan yang selalu dekat dengan tanah.

5. Pohon

Pohon merupakan tanaman berkayu keras dan tumbuh tegak, berukuran besar dengan percabangan yang kokoh.

Kondisi kota yang semarak indah, sejuk dan nyaman dapat tercipta jika taman yang ada dapat dibangun dibanyak tempat, selain hasilnya dinikmati penduduk kota, juga akan menunjukkan citra yang baik bagi kota tersebut. Hal ini perlu diperhatikan terutama bagi kota yang dicanangkan sebagai kota wisata (Dahlan, 2004).

Kehadiran taman kota yang lebih dikenal sebagai green spacee banyak dijumpai dikota- kota besa. Akan tetapi diversifikasi pemanfaatan sarana tersebut terasa masih kurang. Taman kota hanya mempunyai arti hiasan, hanya ditumbuhi oleh tanaman-tanaman hias. Padahal fungsi taman dapat ditingkatkan menjadi suatu kawasan hutan, kawasan hutan kota (Puryono,1995).

(15)

aneka keperluan. Lokasi taman umum biasanya terletak di lokasi yang strategis yang banyak dilalui orang dan di taman umum biasanya banyak dijumpai pohon besar yang rindang, semak atau perdu dan tanaman hias yamg umumnya di dominasi oleh pohon-pohon besar (Nazaruddin,1996).

Pohon

Pohon didefinisikan sebagai suatu tumbuhan tahunan berkayu yang mempunyai batang utama tunggal dan mencapai tinggi 6 cm atau lebih, dengan diameter lebih dari 10 cm. Ada tiga bagian utama pohon, yaitu: (1) akar, (2) batang dan (3) tajuk.

Menurut Arief (2001) pengklasifikasian pohon ada beberapa cara, antara lain sebagai berikut:

a. Klasifikasi berdasarkan ukuran:

1). Tingkat semai, apabila pohon-pohonnya mempunyai tinggi sampai 1,5 m. 2). Tingkat pancang, apabila pohon-pohonnya mempunyai tinggi > 1,5 m

dengan diameter < 10 cm.

3). Tingkat tiang, apabila pohon-pohonnya mempunyai diameter 10-19 cm. 4). Tingkat pohon inti, apabila pohon-pohonnya mempunyai diameter > 50 cm. b. Klasifikasi berdasarkan posisi tajuk pohon:

1). Dominan : Pohon dengan tajuk lebar di atas lapisan. 2). Kodominan : Pohon dengan tajuk besar pada lapisan tajuk.

3). Tengahan : Pohon dengan bagian besar tajuk di bawah lapisan tajuk atau terjepit dan menerima sinar matahari bagian atas dan bagian

(16)

samping menerima sinar sebagian kecil atau tidak sama sekali.

4). Tertekan : Pohon dengan tajuk dinaungi pohon besar atau tidak menerima sinar matahari sepenuhnya, baik dari atas maupun dari samping.

c. Klasifikasi berdasarkan kualitas pohon:

1). Pohon srigala : Pohon yang pertumbuhannya menghalangi pertumbuhan pohon lain yang sehat dan subur, tetapi kurang bernilai komersial.

2). Pohon berbatang ganda : Pohon yang pertumbuhannya berbentuk kurang komersial.

3). Pohon berbekas luka bakar : Pohon yang pertumbuhannya tidak normal lagi karena gerowongan atau pohon membusuk.

Konsep Persepsi

Menurut Kartono (1987) persepsi merupakan proses dimana seseorang menjadi sadar segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera yang dimiliki, pengetahuan lingkungan diperoleh melalui interpretasi data indera.

Insusanty (2003) menyatakan bahwa persepsi pada hakekatnya adalah pandangan, interpretasi, penilaian dan inspirasi seseorang terhadap obyek. Persepsi dibentuk melalui serangkaian proses yang diawali dengan menerima

(17)

rangsangan atau stimulus dari obyek oleh indera (mata, hidung, kulit dan mulut) dan dipahami dengan interpretasi atau penafsiran tentang obyek yang dimaksud. Jadi persepsi merupakan respon terhadap rangsangan yang datang dari suatu obyek. Respon ini berkaitan dengan penerimaan atau penolakan oleh individu terhadap obyek yang dimaksud. Persepsi dipengaruhi oleh faktor-faktor interen yang ada dalam individu tersebut seperti bakat, minat, kemauan, perasaan, fantasi, kebutuhan, motivasi, jenis kelamin, umur, kepribadian, kebiasaan, dan lain-lain serta sifat lain yang khas dimiliki oleh seseorang. Persepsi juga dipengaruhi oleh faktor sosial budaya dan sosial ekonomi seperti pendidikan, lingkungan tempat, suku bangsa dan lainnya.

Portoous (1997) menyatakan persepsi masyarakat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah nilai-nilai dalam diri setiap individu diperoleh dengan hal-hal yang diterima panca indera. Adapun faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah umur, jenis kelamin, latar belakang, pendidikan, tempat tinggal, status ekonomi, waktu luang, fisik dan intelektual

Referensi

Dokumen terkait

Setiap usaha yang kita lakukan pasti memiliki feetback yang bernilai positif maupun negatif, sama halnya jika seseorang selalu berbuat kebaikan dalam hidupnya

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa dan guru bidang studi IPA serta observasi yang dilakukan di SMPN 22 Mataram khususnya di kelas VIII, terdapat

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi ibu bekerja yang juga menyusui agar dapat menambah wawasan tentang hubungan motivasi dengan riwayat ASI

Ada tiga cara untuk pembuatan biofuel: pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian); fermentasi limbah basah

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Apabila melihat data-data konsentrasi dari radionuklida alam hasil pembakaran batubara yang telah dibahas sebelumnya yang merupakan berbagai hasil peneiitian dan diiaporkan

Dengan menggunakan sistem solar tracker akan bertambah efektifitas panel surya, karena energi terbesar yang diterima oleh solar panel adalah arah radiasi matahari yang tegak

Bulan Ramadhan telah datang kepada kita. Bulan dimana Allah wajibkan puasa yang termasuk salah satu dari rukun Islam. Bulan diamana Alquran diturunkan. Bulan dimana