• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial diharapkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II BAHAN RUJUKAN. Koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial diharapkan"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II BAHAN RUJUKAN

2.1. Tinjauan Umum Koperasi

Koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial diharapkan dapat berperan dalam pembangunan ekonomi di wilayah kerjanya. Salah satu keberhasilan koperasi didalam mengelola gerak usahanya dapat dilihat dalam pencapaian tujuannya, yaitu memberikan kesejahteraan bagi anggotanya. Pihak pengurus koperasi harus memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan anggota guna meningkatkan produktivitas usahanya.

2.1.1 Pengertian Koperasi

Kata koperasi berasal dari bahasa inggris “Cooperation” yaitu dari kata “Co” yang berarti bersama-sama dan “Operation” yang berarti kerja, artinya kerja sama yang terjadi antara beberapa orang untuk mencapai tujuan yang sama. Tujuan yang sama itu adalah kepentingan ekonomi berupa peningkatan kesejahteraan bersama.

Dalam pasal 1 Undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang “perkoperasian” ditegaskan bahwa :

“koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau Badan Hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan”.

(2)

Pengertian koperasi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku “Standar Akuntansi Keuangan” (SAK no.27) tahun 2004, adalah sebagai berikut :

“Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat pada daerah kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan soko guru perekonomian nasional”.

2.1.2. Landasan dan Asas Koperasi

Di dalam pasal 2 Undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, dalam buku IKOPIN “Penjiwaan Koperasi” (2001:120) disebutkan bahwa “Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Jadi landasan koperasi adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dengan kekeluargaan sebagai asasnya.

2.1.3. Tujuan dan Fungsi Koperasi 2.1.3.1. Tujuan Koperasi

Dalam buku IKOPIN “Penjiwaan Koperasi” (2001:120) Pasal 3 Undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, menyatakan bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dam makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

(3)

2.1.3.2. Fungsi Koperasi

Fungsi dan peran koperasi berdasarkan Undang-undang nomor 25 tahun 1992 pasal 4 dalam buku IKOPIN “Penjiwaan Koperasi” (2001:121) menyatakan bahwa :

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat;

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya;

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Fungsi-fungsi tersebut hanya akan tercapai bilamana koperasi sendiri benar-benar melaksanakan pekerjaannya berdasarkan azas koperasi. Peranan koperasi untuk membina kelangsungan dan perkembangan demokrasi ekonomi adalah bertujuan menciptakan masyarakat yang maju, adil dan makmur yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa, untuk itu perlu ditanamkan dan ditingkatkan kesadaran berkoperasi dimana koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berwatak sosial.

(4)

2.1.4. Prinsip-Prinsip Koperasi

Berdasarkan “Standar Akuntansi Keuangan” ( SAK no.27 ) tahun 2004, prinsip-prinsip koperasi merupakan landasan pokok koperasi dalam menjalankan usahanya sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat. Prinsip prinsip tersebut terdiri dari :

1. Kemandirian

2. Keanggotaan bersifat terbuka

3. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

4. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota

5. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal 6. Pendidikan perkoperasian dan kerjasama antar koperasi

2.1.5. Jenis-Jenis Koperasi

Berdasarkan “Standar Akuntansi Keuangan” ( SAK no.27) tahun 2004, dilihat dari struktur pengorganisasiannya koperasi terbagi dua yaitu :

1. Koperasi Primer adalah koperasi yang beranggotakan orang seorang. 2. Koperasi Sekunder adalah koperasi yang beranggotakan badan-badan

hukum koperasi.

Jumlah pemilikan anggota pada koperasi baik pada Koperasi Primer maupun Koperasi Sekunder pada prinsipnya adalah sama, dengan demikian tidak terdapat pemilikan mayoritas dan minoritas dalam koperasi. Oleh karena itu laporan keuangan Koperasi Primer dan Sekunder tidak dikonsolidasikan.

(5)

Berdasarkan “Standar Akuntansi Keuangan” ( SAK no.27) tahun 2004 dari kepentingan anggota dan usaha utama koperasi, koperasi digolongkan ke dalam empat jenis, yaitu :

1. Koperasi Konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai barang atau jasa, dan kegiatan atau jasa utama melakukan pembelian bersama.

2. Koperasi Produsen adalah koperasi yang anggotanya tidak memiliki rumah tangga usaha atau perusahaan sendiri-sendiri tetapi bekerja sama dalam wadah koperasi untuk menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa, dan kegiatan utamanya menyediakan, mengoperasikan, atau mengelola sarana produksi bersama.

3. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang kegiatan atau jasa utamanya menyediakan jasa penyimpanan dan peminjaman untuk anggotanya.

4. Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang anggotanya para produsen atau pemilik barang atau penyedia jasa dan kegiatan atau jasa utamanya melakukan pemasaran bersama.

2.1.6. Penyajian Laporan Keuangan Koperasi

Koperasi sebagai sebuah badan usaha juga membuat laporan keuangan. Laporan keuangan koperasi dalam “Standar Akuntansi Keuangan” ( SAK no.27) tahun 2004, yaitu :

(6)

• Neraca, menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu.

• Perhitungan Hasil Usaha, menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu.

• Laporan Arus Kas, menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas, dan saldo akhir kas pada periode tertentu.

• Laporan Promosi Ekonomi Anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Laporan tersebut mencakup empat unsur :

a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama; b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama;

c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi; d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha

Catatan atas Laporan Keuangan, menyajikan pengungkapan (disclosures) yang memuat perlakuan akuntansi dan pengungkapan informasi.

(7)

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan no. 27 (2004:15-18)

Tabel 2.1.6.1

KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT NERACA

31 DESEMBER 20X1 dan 20X0

AKTIVA 20X1 20X0 KEWAJIBAN 20X1 20X0

DAN EKUITAS

Aktiva Lancar Kewajiban Jangka Pendek Kas dan Bank Rp.xxx Rp.xxx Hutang Usaha Rp.xxx Rp.xxx Investasi Jangka Pendek xxx xxx Hutang Bank xxx xxx Piutang Usaha xxx xxx Hutang Pajak xxx xxx Piutang Pinjaman Anggota xxx xxx Hutang Simpanan Anggota xxx xxx Piutang Pinjaman Non

Anggota xxx xxx Hutang Dana Bagian SHU xxx xxx Piutang Lain-lain xxx xxx Hutang Jangka Panjang xxx xxx Peny. Piutang Tak Tertagih (xxx) (xxx) Akan Jatuh Tempo xxx xxx Persediaan xxx xxx Biaya Harus Dibayar xxx xxx Pendapatan Akan Diterima xxx xxx Jumlah Kewajiban Jumlah Aktiva Lancar Rp.xxx Rp.xxx Jangka Pendek Rp.xxx Rp.xxx

Investasi Jangka Panjang Kewajiban Jangka Panjang Penyertaan Pada Koperasi Rp.xxx Rp.xxx Hutang Bank Rp.xxx Rp.xxx Penyertaan Pada Non-Kop xxx xxx Hutang Jangka Panjang xxx xxx

Jumlah Investasi Jangka Lainnya

Panjang Rp.xxx Rp.xxx Jumlah Kewajiban Jangka

Panjang Rp.xxx Rp.xxx

Aktiva Tetap

Tanah/Hak atas Tanah Rp.xxx Rp.xxx Ekuitas Bangunan xxx xxx Simpanan Wajib Rp.xxx Rp.xxx

Mesin xxx xxx Simpanan Pokok xxx xxx

Inventaris xxx xxx Modal Penyertaan

Akumulasi Penyusutan xxx xxx Partisipasi Anggota xxx xxx Jumlah Aktiva Tetap Rp.xxx Rp.xxx Modal Penyertaan xxx xxx

Modal Sumbangan xxx xxx

Aktiva Lain-lain Cad. SHU Belum Dibagi xxx xxx Ak. Tetap Dalam Konstruksi Rp.xxx Rp.xxx Jumlah Ekuitas Rp.xxx Rp.xxx

Beban Ditangguhkan xxx xxx

Jumlah Aktiva Lain-lain Rp.xxx Rp.xxx

Jumlah Kewajiban Jangka

Jumlah Aktiva Rp.xxx Rp.xxx dan Ekuitas Rp.xxx Rp.xxx

(8)

Tabel 2.1.6.2.

KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT PERHITUNGAN HASIL USAHA

Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20X1dan 20X0

20X1 20X0

PARTISIPASI ANGGOTA

Partisipasi Bruto Anggota Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx

Beban Pokok (xxxxxx) (xxxxxx)

Partisipasi Neto Anggota Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx

PENDAPATAN DARI NON ANGGOTA

Penjualan Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx

Harga Pokok (xxxxxx) (xxxxxx)

Laba (Rugi) Kotor dengan Non-Anggota Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx Sisa Hasil Usaha Kotor Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx

BEBAN OPERASI

Beban Usaha (xxxxxx) (xxxxxx)

Sisa Hasil Usaha Koperasi Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx Beban Perkoperasian (xxxxxx) (xxxxxx) Sisa Hasil Usaha Setelah Beban Perkoperasian Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx Pendapatan dan Beban Lain-lain xxxxxx xxxxxx Sisa Hasil Usaha Sebelum Pos-pos Luar Biasa Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx Pendapatan dan Beban Luar Biasa xxxxxx xxxxxx Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx

Pajak Penghasilan (xxxxxx) (xxxxxx)

(9)

Tabel 2.1.6.3.

KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA Untuk tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1 dan 20X0

(koperasi konsumen)

20X1 20X0

PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN MANFAAT EKONOMI DARI PEMASARAN

PRODUK ANGGOTA

- Pemasaran Produk Anggota atas Dasar

Harga Koperasi Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx

- Pemasaran Produk Anggota atas Dasar

Harga Pasar (xxxxxx) (xxxxxx)

Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi

Pemasaran Produk Anggota Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx

MANFAAT EKONOMI DARI PENGADAAN BARANG UNTUK ANGGOTA

- Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Pasar Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx - Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Koperasi (xxxxxx) (xxxxxx)

Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi

Penyediaan Jasa untuk Anggota Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx

MANFAAT EKONOMI DARI SIMPAN PINJAM LEWAT KOPERASI

- Penghematan Beban Pinjaman Anggota Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx - Kelebihan Balas Jasa Simpanan Anggota (xxxxxx) (xxxxxx)

Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi

Penyediaan Jasa untuk Anggota Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx Jumlah Promosi Ekonomi Anggota

Selama Tahun Berjalan Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx

PROMOSI EKONOMI PADA AKHIR TAHUN

Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan

untuk Anggota Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx

(10)

Tabel 2.1.6.4.

KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA Untuk tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1 dan 20X0

(koperasi produsen)

20X1 20X0

PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN MANFAAT EKONOMI DARI PEMASARAN

PRODUK ANGGOTA

- Pemasaran Produk Anggota atas Dasar

Harga Pasar Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx

- Pmasaran Produk Anggota atas Dasar

Harga Koperasi (xxxxxx) (xxxxxx) Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi

Pemasaran Produk Anggota Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx

MANFAAT EKONOMI DARI PENGADAAN BARANG UNTUK ANGGOTA

- Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Pasar Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx - Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Koperasi (xxxxxx) (xxxxxx)

Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi

Penyediaan Jasa untuk Anggota Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx

MANFAAT EKONOMI DARI PENYEDIAAN JASA UNTUK ANGGOTA

- Penyediaan Jasa Atas Dasar Harga Pasar Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx - Penyediaan Jasa Atas Dasar Harga Koperasi (xxxxxx) (xxxxxx)

Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi

Penyediaan Jasa untuk Anggota Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx Jumlah Promosi Ekonomi Anggota

Selama Tahun Berjalan Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx

PROMOSI EKONOMI PADA AKHIR TAHUN

Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan

untuk Anggota Rp.xxxxxx Rp.xxxxxx

(11)

2.2. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai informasi tentang data keuangan dan aktivitas perusahaan yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.

Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya, sebagai salah satu acuan dalam proses pengambilan keputusan. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan biasanya terdiri dari angka-angka dan sedikit penjelasan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek, struktur modal perusahaan, distribusi aktiva, keefektifan penggunaan aktiva, dan hasil usaha yang telah dicapai. Maka dalam penyusunannya, laporan keuangan harus berdasarkan kepada prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan ditetapkan secara konsisten. Laporan keuangan setidaknya disusun dan disajikan pada satu periode akuntansi untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak yang memerlukan informasi, serta pihak-pihak yang berkepentingan dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang akan diambil. Selain sebagai dasar dalam pengambilan keputusan laporan keuangan juga merupakan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak uang berkepentingan dengan data atau

(12)

aktivitas perusahaan tersebut. Pengertian Laporan Keuangan menurut Myer dalam bukunya “Financial Statement Analysis” diterjemahkan oleh Munawir (2004:5) dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan” adalah sebagai berikut:

“Dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan)”.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam bukunya “Standar Akuntansi Keuangan” Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraph 7, halaman 2 menyatakan bahwa :

“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.”

2.2.2. Tujuan serta Manfaat Laporan Keuangan

Tujuan umum laporan keuangan dalam “Standar Akuntansi Keuangan” (SAK

no.1) tahun 2004, adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan–keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

(13)

Dalam buku “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan” (2004:132), Prinsip Akuntansi Indonesia (1984) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah:

1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan;

2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba;

3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba; 4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam

aktiva dan kewajiban dalam suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.

5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.

2.2.3. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Dalam buku “Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan” (2005:17) Darsono dan Ashari mengutip berdasarkan SAK, laporan keuangan terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, catatan atas laporan keuangan.

(14)

2.2.3.1. Neraca

Menurut SAK, komponen neraca adalah : 1. Aktiva (asset)

Pada sisi aktiva, neraca dikelompokkan sesuai urutan yang paling lancar. Pengertian paling lancar disini adalah kemampuan aktiva tersebut untuk dikonversi menjadi uang kas. Dengan aturan demikian, maka penggolongan aktiva dalam neraca adalah :

a. Aktiva Lancar;

b. Aktiva Tetap; c. Aktiva Lain-lain.

2. Kewajiban (liability) dan Ekuitas (equity)

Sisi lain dari neraca adalah kewajiban dan ekuitas. Kewajiban adalah hak dari pemberi hutang (kreditor) terhadap kekayaan perusahaan, sedangkan ekuitas adalah hak pemilik atas kekayaan perusahaan. Pos-pos dalam sisi ini dikelompokkan sesuai dengan besar kecilnya kemungkinan hak tersebut dibayarkan. Semakin besar kemungkinan hak atas perusahaan dibayar, semakin atas urutannya dalam neraca. Pembagian dalam sisi kewajiban dan ekuitas dalam neraca adalah :

a. Kewajiban Jangka Pendek; b. Kewajiban Jangka Panjang;

(15)

2.2.3.2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi (atau untuk lembaga non profit disebut laporan sisa hasil usaha) merupakan akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Untuk melihat periode waktu yang dilaporkan, maka pembaca laporan laba rugi perlu memperhatikan kepala

(heading) pada laporan tersebut. Komponen laporan laba rugi adalah :

1. Pendapatan/penjualan (dari usaha utama) 2. Harga pokok penjualan

3. Biaya pemasaran

4. Biaya administrasi dan umum

5. Pendapatan luar usaha (non operasional) 6. Biaya luar usaha (non operasional)

2.2.3.3. Laporan Arus Kas (Cash Flow)

Laporan ini menggambarkan perputaran uang (kas dan bank selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas masa kini sangat membantu untuk menetapkan faktor-faktor seperti likuiditas satuan, fleksibilitas, keuangan , dan resiko.

2.2.3.4. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Change of Equity)

Laporan perubahan ekuitas menjelaskan perubahan modal, laba ditahan, agio atau disagio. Laporan ini menggambarkan saldo dan perubahan hak si pemilik yang melekat pada perusahaan. Istilah ditahan sering berkonotasi negatif, dalam hal ini artinya masih belum dibagi.

(16)

2.2.3.5. Catatan atas Laporan Keuangan

Isi catatan ini adalah penjelasan umum tentang perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut, dan penjelasan tiap-tiap akun neraca dan laba rugi. Bilamana penjelasan tiap akun neraca dan laba rugi masih perlu dirinci, maka dijabarkan dalam lampiran.

2.2.4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (Progress Report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Jadi, laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report (Munawir, 2004:6)

Dalam buku “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan” Harahap (2004:75) mengutip berdasarkan SAK, sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat.

2. Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk semua pemakai dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja misalnya untuk pajak, bank.

3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.

(17)

5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian; bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.

6. Laporan Keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya.

7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.

8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antarperusahaan.

9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan.

2.3. Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil.

(18)

2.3.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Dalam bukunya “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan” (2004:190) Sofyan Syafri Harahap mendefinisikan analisa laporan keuangan sebagai berikut

“Analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.”

2.3.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan dilakukan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Kegunaan analisis laporan keuangan secara lengkap dikemukakan oleh Sofyan Syafri Harahap (2004:195) sebagai berikut :

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit). 3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya

dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

(19)

5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, pemeringkatan.

6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. 7. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut criteria tertentu yang sudah

dikenal dalam dunia bisnis.

8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal. 9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik

posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.

10.Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan dimasa yang akan datang.

2.3.3. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Metode dan teknik analisis digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan. Tujuan dari setiap metode dan teknik analisis adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti.

Dalam bukunya “ Analisa Laporan Keuangan” (2004:36), Munawir mengemukakan ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu :

(20)

1. Analisa Horisontal, yaitu analisa dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya.

2. Analisa Vertikal, yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau suatu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisa vertikal ini disebut juga sebagai metode analisa yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya.

Teknik analisa yang biasa digunakan menurut Munawir dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan” (2004:36-37), adalah sebagai berikut :

1. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan :

a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah. b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah. c. Kenaikan atau penurunan dalam presentase. d. Perbandingan yang dinyatakan dengan ratio. e. Presentase dari total.

(21)

Analisa dengan metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi, dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut.

2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam presentase (trend precentage analysis), adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.

3. Laporan dengan presentase per komponen atau common size statement, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui presentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.

4. Analisa Sumber dan Penggunan Modal Kerja, adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. 5. Analisa Sumber dan Penggunaan Kas (Cash Flow statement analysis), adalah

suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.

6. Analisa Ratio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

(22)

7. Analisa Perubahan Laba Kotor (gross profit analysis), adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dianggarkan untuk periode tersebut.

8. Analisa Break-Even, adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa Break-Even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

2.4. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

2.4.1. Pengertian Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

Untuk pemahaman yang lebih jelas mengenai analisis sumber dan penggunaan kas, maka akan diuraikan pengertian dari kata-kata yang berhubungan dengan analisis sumber dan penggunaan kas. Secara harfiah analisis sumber dan penggunaan kas terdiri dari empat kata, yaitu analisis, sumber, penggunaan dan kas. Pengertian analisis menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:207) :

“kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil”.

Pengertian sumber menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah :

“segala sesuatu, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang digunakan untuk mencapai hasil. Misal peralatan, sediaan, waktu, dan tenaga”.

(23)

Pengertian penggunaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diambil dari kata dasar guna, adalah :

“perbuatan, cara menggunakan sesuatu, pemakaian”

Sedangkan pengertian kas menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:258) adalah : “uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat berikut ini : a. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas

b. Tanggal jatuh temponya sangat dekat

c. Kecil risiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat bunga”. Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa analisis sumber dan penggunaan kas adalah memecahkan atau menguraikan segala sesuatu, baik yang berwujud maupun tidak berwujud, yang digunakan untuk mencapai hasil dan pemakaian uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat.

Pengertian analisis sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis) menurut Munawir dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan” (2004:37) :

“Analisa laporan keuangan (cash flow statement analysis) adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber dan penggunaan uang kas selama periode tertentu”.

2.4.3. Penggolongan Sumber dan Penggunaan Kas

Dalam bukunya “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan” (2004:258) Sofyan Sayafri Harahap memisahkan transaksi arus kas ke dalam tiga kategori, yaitu :

(24)

1. Kas yang berasal dari/digunakan untuk kegiatan operasional. 2. Kas yang berasal dari/digunakan untuk kegiatan investasi.

3. Kas yang berasal dari/digunakan untuk kegiatan keuangan/pembiayaan. Untuk menentukan mana arus kas yang masuk ketiga golongan, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kegiatan Operasional

Semua transaksi yang berkaitan dengan laba yang dilaporkan dalam laporan laba/rugi dikelompokkan dalam golongan ini. Demikian juga arus kas masuk lainnya yang berasal dari kegiatan operasional, misalnya :

a. Penerimaan dari langganan; b. Penerimaan dari piutang bunga; c. Penerimaan deviden;

d. Penerimaan refund dari supplier. Arus kas keluar misalnya berasal dari :

a. Kas yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa yang akan dijual; b. Bunga yang dibayar atas utang perusahaan;

c. Pembayaran pajak penghasilan d. Pembayaran gaji

2. Kegiatan Investasi

Kegiatan investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Dalam “Standar Akuntansi Keuangan” (SAK no.2) tahun 2004, pengungkapan terpisah arus kas yang berasal

(25)

dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.

Arus kas yang diterima, misalnya : a. Penjualan aktiva tetap;

b. Penjualan surat berharga yang berupa investasi;

c. Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini merupakan kegiatan investasi);

d. Penjualan aktiva lainnya yang digunakan dalam kegiatan produksi (tidak termasuk persediaan)

Arus kas keluar dari kegiatan investasi, misalnya : a. Pembayaran untuk mendapatkan aktiva tetap; b. Pembelian investasi jangka panjang;

c. Pemberian pinjaman pada pihak lain;

d. Pembayaran untuk aktiva lain yang digunakan dalam kegiatan produktif seperti hak paten (tidak termasuk persediaan yang merupakan persedian operasional).

3. Kegiatan Pembiayaan

Dalam “Standar Akuntansi Keuangan” (SAK no.2) tahun 2004, pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari kegiatan pembiayaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.

(26)

Arus kas masuk, misalnya : a. Pengeluaran saham

b. Pengeluaran wesel c. Penjualan obligasi

d. Pengeluaran surat utang hipotek, dan lain-lain Arus kas keluar, misalnya :

a. Pembayaran dividen dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik; b. Pembelian saham pemilik;

c. Pembayaran utang pokok dana yang dipinjam (tidak termasuk bunga karena dianggap sebagai kegiatan operasi).

2.4.4. Laporan Sumber dan Penggunaan Kas

Secara khusus, laporan ini menggambarkan bagaimana kas dihasilkan oleh berbagai aktivitas perusahaan dan berapa banyak kas yang digunakan untuk berbagai aktivitas perusahaan. Laporan arus kas Laporan arus kas ini dapat disusun dengan dua cara, yaitu :

1. Metode langsung (direct method)

Pada metode ini, pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap.

2. Metode tidak langsung (indirect method)

Dalam metode ini,penyajian dimulai dari laba rugi bersih dan selanjutnya disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan dalam pos-pos

(27)

yang mempengaruhi kegiatan operasional seperti penyusutan, naik turun pos aktiva lancar dan utang lancar. Dalam metode ini net income disesuaikan dengan menghilangkan non cash transaction :

a. Pengaruh transaksi yang masih belum direalisasikan ( deferral ) dari arus kas masuk dan keluar dari transaksi yang lalu seperti perubahan jumlah persediaan deferral income, arus kas masuk dan keluar yang “accrued” seperti Piutang dan Utang.

b. Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan pembiayaan yang tidak mempengaruhi seperti: Penyusutan, Amortisasi, Laba/Rugi dari Penjualan Aktiva Tetap dan dari Operasi yang dihentikan (yang berkaitan dengan kegiatan investasi), Laba/Rugi pembatalan utang atau transaksi pembiayaan.

2.4.5. Tujuan dan Manfaat Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

Analisis sumber dan penggunaan kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan, dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas yang berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan memungkinkan para pemakai untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan.

(28)

Dengan melihat laporan arus kas, kita dapat menilai dan mengidentifikasi: 1. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh arus kas masuk bersih dimasa

mendatang dari kegiatan operasi untuk membayar hutang, bunga dan dividen. 2. Kebutuhan dana dari pihak eksternal

3. Alasan perbedaan antara penghasilan bersih dengan arus kas bersih dari kegiatan operasi

4. Dampak dari investasi dan pendanaan transaksi kas maupun non kas

Referensi

Dokumen terkait

Beragam bahasa yang digunakan dalam komunitas atau kelompok masyarakat pecinta sepak bola akan menjadi kebanggaan dan identitas bagi kelompok tersebut.. Adanya sebuah

Kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok kesehatan 0,22 persen; kelompok sandang 0,12 persen; kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen;

Dinamika positif perekonomian tersebut memberikan dorongan dan sekaligus harapan dalam mempercepat akselerasi perbaikan ekonomi sehingga ekonomi Kabupaten Ponorogo pada

Upaya yang dilakukan orang tua untuk membiasakan anaknya mengucapkan terima kasih yakni dengan cara menjadi contoh teladan bagi anak seperti mengucapkan terima kasih

Penggunaan pinjaman-pinjaman ini demikian pula persyaratan-persyara- tan atas mana peminjam-peminjam diberikan akan diatur oleh ketentuan- ketentuan dalam

Produsen sepeda motor tentunya tidak hanya berfokus terhadap kualitas akan produk yang dihasilkan sehubungan dengan usaha yang dilakukan untuk menguasai pasar,

Istilah Data mining dengan knowledge discovery in databases atau biasa disingkat dengan KDD kerap digunakan secara bergantian untuk menjelaskan proses penggalian informasi yang

Setiap Customer yang akan menjual sesuatu melalui system ini diharuskan mendaftar terlebih dahulu sebagai member dengan mengisikan data identitas diri termasuk