• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RISK MANAGEMENT DISCLOSURE KERTAS KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RISK MANAGEMENT DISCLOSURE KERTAS KERJA"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP RISK MANAGEMENT

DISCLOSURE

Oleh:

INTAN MARIANA NIM : 232011052

KERTAS KERJA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

(2)
(3)
(4)

ii

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga 50711-Indonesia Telp. (0298) 321212, 311881 Fax. (0298) 321433, 311881 Homepage: http://feb.ukw.edu Email: feb@staff.uksw.edu

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA

Yang bertanda tangan dibawah ini :

N a m a : INTAN MARIANA N I M : 232011052

Program Studi : Akuntansi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja,

Judul : PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RISK MANAGEMENT DISCLOSURE Pembimbing : Paskah Ika Nugroho, SE., M. Si., CMA

Tanggal di uji : 18 Februari 2015

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Salatiga, 26 Januari 2015 Yang memberi pernyataan,

(5)
(6)

iv

MOTTO

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akkan dibukakan bagimu.

(Matius 7:7)

Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.

(Amsal 1:7)

Cita-cita itu sesungguhnya dibangun berdasarkan pada perjuangan hari ini.

(Kahlil Gibran)

Hal yang paling membahagiakan diseluruh dunia bagi seorang anak adalah ketika orangtuanya tersenyum bangga atas apa yang telah dilakukannya.

(7)

v

KATA PENGANTAR

Dalam perkembangan zaman dan tingkat persaingan yang semakin ketat serta mudah berubahnya kondisi lingkungan ekonomi dalam dunia bisnis maka perusahaan dituntut untuk mengungkapkan informasi perusahaan secara transparan agar dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fatimiyah dkk (2011). Berdasarkan penelitian tersebut, maka penelitian ini mencoba membandingkan pengungkapan manajemen risiko atau risk

management disclosure pada perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2010-2012.

Penelitian ini bertujuan membandingkan risk management disclosure antara perusahaan-perusahaan perbankan berdasarkan struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan. Struktur kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi asing, kepemilikan publik.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kertas kerja ini belum sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, kritik, dan koreksi yang membangun.

Akhir kata penulis berharap semoga kertas kerja yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Salatiga, 26 Januari 2015

(8)

vi

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas anugerahNya penulis dapat menyelesaikan kertas kerja yang berjudul “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Risk Management Disclosure” dengan baik. Kertas kerja ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi strata satu dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

Dalam penyusunan kertas kerja ini penulis tidak lepas dari berbagai kesulitan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun terkait penulisan dan penyajian skripsi ini untuk kemajuan bersama.

Dalam mewujudkan kertas kerja ini, penulis mendapat banyak bantuan dan dorongan moril maupun bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada

1. Alm. Papa, Mama, koko, cici saya Vivi Kusuma Dewi yang selalu memberikan doa, bimbingan, sarana, dan dorongan semangat serta dukungan kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan kertas kerja ini.

2. Bapak Paskah Ika Nugroho, SE., M.Si., CMA sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan motivasi, berusaha dengan sabar dan cermat dalam membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan kertas kerja ini.

3. Ibu Like Sugiono, SE., M.Si sebagai Wali Studi atas nasehat, bimbingan dan perhatian selama masa studi dan penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang tak ternilai.

5. Staf dan Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberi bantuan administrasi dan teknis kepada penulis selama kuliah.

6. Teman-teman seperjuangan Fransiska Elisa, Risa Prawesti, Sherly Lushiyana, Steven Sindu yang selama ini selalu bareng-bareng dalam keadaan suka maupun duka.

(9)

vii

7. Buat teman-teman FEB angkatan 2011, terima kasih atas doa, kerjasama, pengalaman, pembelajaran dan dukungan yang selalu diberikan.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berharap kertas kerja ini bermanfaat bagi para pembaca. Semoga segala budi baik dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan kertas kerja ini mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Salatiga, 26 Januari 2015

(10)

viii ABSTRACT

The purpose of this research is to find out empirical evidence of the influence of ownership structure and firm size on the disclosure of risk management. Independent variable in this study are the management ownership, ownership of domestic institutions, foreign institutional ownership, public ownership and firm size. The dependent variable in this study is the disclosure of risk management. The population of this study was listed companies in the banking at the Indonesia Stock Exchange during period 2010-2012. The sample was determined base on purposive sampling or sampling techniques with specific criteria and data analysis model used was Multiple Liner Regression. Results from this study indicate that ownership of domestic institutions and public ownership in a company has a positive and significant effect on risk management disclosure. Meanwhile, management ownership, foreign institutional ownership, and firm size has no effect on risk management disclosure.

(11)

ix

SARIPATI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris pengaruh struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan terhadap risk management disclosure. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi asing, kepemilikan publik, dan ukuran perusahaan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah risk management disclosure. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012. Sampel dipilih berdasarkan teknik purposive sampling atau teknik pengambilan dengan kriteria tertentu dan model analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusi domestik dan kepemilikan publik dalam perusahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap risk management disclosure. Sedangkan kepemilikan manajemen, kepemilikan asing, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap risk management disclosure.

(12)

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Surat Pernyataan Keaslian Kertas Kerja ... ii

Halaman Persetujuan/Pengesahan ... iii

Motto ... iv Kata Pengantar ... v Ucapan Terimakasih ... vi Abstract ... viii Saripati ... ix Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xii

Daftar Rumus ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

PENDAHULUAN ... 1

TELAAH TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ... 5

Teori Agensi (Agency Theory) ... 5

Risk Management Disclosure ... 6

Pengaruh Kepemilikan Manajemen terhadap Risk Management Disclosure ... 8

Pengaruh Kepemilikan Institusi Domestik terhadap Risk Management Disclosure ... 8

Pengaruh Kepemilikan Institusi Asing terhadap Risk Management Disclosure ... 9

Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Risk Management Disclosure ... 10

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Risk Management Disclosure ... 10

Kerangka Pemikiran ... 12

METODE PENELITIAN ... 12

Batasan Penelitian ... 12

Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 12

Data dan Metode Pengumpulan Data ... 13

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 13

(13)

xi

Variabel Independen ... 14

Teknik Analisis Data ... 15

Uji Asumsi Klasik ... 16

Analisis Regresi Linier Berganda ... 16

Uji Hipotesis ... 17

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 18

Analisis Statistik Deskriptif ... 18

Uji Asumsi Klasik... 20

Uji Hipotesis ... 21 Pembahasan ... 23 PENUTUP ... 27 Kesimpulan ... 27 Implikasi ... 28 Implikasi Teoretis ... 28 Impilkasi Terapan ... 28 Keterbatasan ... 29 Saran ... 30 DAFTAR PUSTAKA ... 31 LAMPIRAN ... 35

(14)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif ... 19 Tabel 2 Hasil Uji t ... 22

(15)

xiii

DAFTAR RUMUS

Rumus 1 Risk Management Disclosure ... 13

Rumus 2 Kepemilikan Manajemen ... 14

Rumus 3 Kepemilikan Institusi Domestik ... 14

Rumus 4 Kepemilikan Institusi Asing ... 14

Rumus 5 Kepemilikan Publik ... 15

Rumus 6 Ukuran Perusahaan ... 15

(16)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel Penelitian ... 36

Lampiran 2 Data Penelitian ... 37

Lampiran 3 Statistik Deskriptif ... 50

Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 50

(17)

1

PENDAHULUAN

Dalam perkembangan zaman dan tingkat persaingan yang semakin ketat serta mudah berubahnya kondisi lingkungan ekonomi dalam dunia bisnis maka perusahaan dituntut untuk mengungkapkan informasi perusahaan secara transparan agar dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Perusahaan merupakan suatu entitas yang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan masyarakat sehingga perusahaan harus dapat memberikan layanan yang memuaskan kepentingan stakeholders dengan cara memenuhi kebutuhan informasi yang berkaitan dengan aktivitas bisnis perusahaan.

Perusahaan diharapkan untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaannya, sehingga dapat membantu para pengambil keputusan seperti investor, kreditur, dan pemakai informasi lainnya dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang semakin berubah (Almilia dan Retrinasari, 2007). Hal ini menimbulkan banyak permintaan kepada perusahaan publik untuk memperluas praktik pengungkapan dalam laporan tahunan.

Perkembangan dalam permintaan pengungkapan ini telah menyebabkan ketertarikan para peneliti untuk meneliti praktik pengungkapan yang terjadi di dalam perusahaan dalam bidang-bidang seperti corporate social responsibility,

corporate governance, intelectual capital dan manajemen risiko. Namun

demikian, pengungkapan dalam bidang manajemen risiko merupakan topik yang paling sedikit diteliti (Linsley dan Shrives, 2006 dalam Amran dkk, 2009) meski topik tentang manajemen risiko telah banyak dibicarakan.

Pengungkapan risiko sendiri merupakan salah satu praktik Good

Corporate Governance. Dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance

Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance menyebutkan bahwa perlunya perusahaan untuk mengungkap informasi salah satunya adalah informasi manajemen risiko. Dalam pedoman ini juga diatur tentang wewenang struktur perusahaan dalam menangani risiko baik antisipasi,

(18)

2

penanggulangan dan pengendaliannya. Keterbukaan dan pengungkapan (transparency and disclosure) merupakan salah satu prinsip good corporate

governance (GCG) yang saat ini mendapat sorotan public (Wardhana, 2013).

Pengungkapan risiko juga diatur dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan:

Pengungkapan. Di dalam PSAK 60 disebutkan bahwa informasi mengenai sifat

dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan harus diungkapkan. Pengungkapan informasi tersebut berupa pengungkapan kualitatif dan pengungkapan kuantitatif. Dalam pengungkapan kualitatif entitas harus mengungkapkan eksposur risiko, bagaimana risiko timbul, tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan risiko serta metode pengukuran risiko. Sedangkan pengungkapan untuk kuantitatif entitas disyaratkan untuk mengungkapkan risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar termasuk membuat analisis sensitivitas untuk setiap jenis risiko pasar.

Adanya perbandingan jumlah pemilik saham dalam perusahaan, mengakibatkan timbulnya struktur kepemilikan. Sebuah perusahaan dapat dimiliki oleh seseorang secara individu, masyarakat luas, pemerintah, pihak asing, maupun orang dalam perusahaan tersebut (manajerial). Semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, maka semakin detail pula pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan. Struktur kepemilikan mengacu pada berbagai pola dimana pemegang saham dapat mengatur semua hal yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan atas kelompok tertentu dalam kebijakan dan aktivitas bisnis perusahaan.

Struktur kepemilikan dalam sebuah perusahaan adalah media kontrol pemegang saham terhadap perusahaan yang diwakili oleh dewan direksi dan manajer. Pemegang saham memantau dewan direksi dan manajer dalam setiap pengambilan keputusan dan tanggungjawab sesuai dengan kebijakan perusahaan yang ditetapkan dalam RUPS. Seorang investor memerlukan keputusan yang teliti untuk melakukan transaksi saham. Perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki

(19)

3

oleh investor dapat mempengaruhi tingkat kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan.

Mekanisme pengawasan corporate governance yang terdiri dari struktur kepemilikan yang meliputi kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi asing, kepemilikan publik (Hapsoro, 2007) dan ukuran perusahaan, dimana mekanisme ini dapat mengontrol perusahaan lebih optimal, sehingga dapat menurunkan konflik kepentingan (conflict of interest) yang disebabkan oleh masalah keagenan antara pemilik dan manajer. Kepemilikan manajemen adalah persentase suara yang berkaitan dengan saham dan option yang dimiliki oleh manajer dan direksi suatu perusahaan (Mathiesen, 2004). Anggraini (2011), mengungkapkan bahwa kepemilikan institusi domestik merupakan kepemilikan saham perusahaan yang mayoritas dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, asset management dan kepemilikan institusi lain). Kepemilikan asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, dan pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah Republik Indonesia (Fathimiyah dkk, 2011). Kepemilikan publik adalah kepemilikan saham perusahaan oleh masyarakat umum atau atau oleh pihak luar (Istiqomah, 2010). Ukuran perusahaan sebagai proksi dari political

cost, dianggap sangat sensitif terhadap perilaku laba (Watt and Zimmerman,

1978). Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin banyak informasi yang akan diungkapkannya.

Penelitian mengenai pengungkapan risiko telah dilakukan diberbagai negara. Hasil dari penelitian Linsley dan Shrives (2006) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berhubungan secara signifikan dengan luas pengungkapan risiko di perusahaan-perusahaan UK. Selain itu BiE Index dan the

EcoValue’21TM Rating Model mewakili tingkat risiko perusahaan yang

berhubungan secara signifikan dengan luas pengungkapan risiko.

Abraham dan Cox (2007) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang menentukan pengungkapan risiko dalam laporan tahunan 100 perusahaan

(20)

non-4

keuangan di Bursa Inggris. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Abraham dan Cox (2007) menunjukkan bahwa kepemilikan yang dimiliki oleh

long-terminstitutions secara negatif berhubungan dengan pengungkapan risiko, namun

kepemilikan yang dimiliki oleh shortterm institustions berhubungan positif dengan pengungkapan risiko. Selain itu ukuran dewan komisaris dan jumlah komisaris independen berhubungan positif dengan pengungkapan risiko.

Penelitian ini adalah merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Fathimiyah dkk, (2011). Sedikitnya penelitian mengenai risk

management disclosure di Indonesia dan semakin tingginya permintaan para

investor terhadap risk management disclosure sangat menarik untuk diteliti di Indonesia. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menggunakan data laporan tahunan dari industri perbankan yang tetap listing di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2012 dan penelitian ini menambahkan ukuran perusahaan sesuai dengan saran yang disampaikan.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali pengaruh struktur kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi asing dan kepemilikan publik terhadap risk management disclosure serta menambahkan faktor lain yang berpengaruh yaitu ukuran perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada perusahan-perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan variabel diatas, perlu dilakukan penelitian tentang “Pengaruh

Struktur Kepemilikan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Risk Management

Disclosure”

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1) Penelitian ini bagi penulis diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan terutama akuntansi keuangan mengenai agency theory, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan serta pengaruhnya terhadap manajemen risiko yang diungkapkan. 2) Penelitian ini bagi para pengguna informasi (pemegang saham, manajer, kreditor, karyawan,

stakeholder internal dan eksternal) untuk memahami mekanisme pengungkapan

(21)

5

Penelitian ini bagi pihak lain diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis.

TELAAH TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Teori Agensi (Agency Theory)

Dalam perkembangan bisnis pemilik menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan. Pada kondisi ini pemilik tidak dapat mengelola sendiri, akibatnya tanggung jawab pengelolaan perusahaaan didelegasikan pada pihak kedua. Keputusan ini menyebabkan terjadinya pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan antara pemilik sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen (Jensen dan Meckling, 1976).

Dari sudut pandang manajemen keuangan, salah satu tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder (Brigham dan Daves, 2001). Tujuan tersebut seringkali hanya bisa dicapai apabila tanggungjawab pengelolaan perusahaan diserahkan kepada para profesional, dikarenakan para pemilik modal memiliki banyak keterbatasan. Dengan menyerahkan pengelolaan perusahaan tersebut kepada pada profesional, diharapkan mereka dapat menutup keterbatasan yang ada. Para profesional ini disebut dengan manajer atau agen. Manajer diberi kekuasaan oleh pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat keputusan, dalam hal ini menciptakan konflik potensial atas kepentingan yang disebut dengan teori agen (agency theory). Hal penting dalam Teori Agensi adalah kewenangan yang diberikan kepada agen untuk melakukan suatu tindakan dalam hal kepentingan pemilik. Teori Agensi menghasilkan cara yang penting untuk menjelaskan kepentingan yang berlawanan antara manajer dengan pemilik yang merupakan suatu rintangan (Raharjo, 2007).

(22)

6

Teori keagenan dapat digunakan sebagai dasar pemahaman dalam praktik pengungkapan manajemen risiko. Manajer sebagai pihak agen, memiliki informasi perusahaan yang lebih banyak dan lebih akurat, dibandingkan dengan

stakeholder. Informasi tersebut mencakup seluruh kondisi perusahaan, termasuk

kondisi-kondisi yang mungkin akan dihadapi perusahaan di masa yang akan datang. Pemegang saham, kreditur dan stakeholder lainnya memerlukan informasi-informasi tersebut untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan yang akan dilakukan. Apabila terdapat asimetri informasi antara pihak agen dan principal, maka keputusan yang diambil bisa berdampak buruk dan merugikan berbagai pihak. Manajer seharusnya menjamin ketersediaan informasi yang relevan dan lengkap mengenai risiko yang dihadapi perusahaan, salah satunya dengan menggunakan mekanisme pengungkapan. Kesimpulannya, pengungkapan risiko yang baik akan mengurangi terjadinya asimetri informasi antara pihak agen dan principal (Wardhana, 2013).

Isu good corporate governance muncul sekitar tahun 1934 karena terjadinya pemisahan antara kepemilikan dengan pengelolaan perusahaan. Dalam pemisahan ini pemilik memberikan kewenangan kepada pengelola (manajer atau direksi) untuk mengurus jalannya perusahaan, seperti mengelola dana dan mengambil keputusan perusahaan atas nama pemilik (Berle & Means, 1934).

Corporate governance dapat digunakan untuk mengurangi permasalahan

keagenan antara pemilik dengan manajer, sebagai upaya penyatuan kepentingan antara pemilik perusahaan dengan pengelola perusahaan.

Risk Management Disclosure

Pengungkapan manajemen risiko merupakan satu bentuk tanggungjawab perusahaan dalam mengontrol aktivitas manajemen sehingga dapat meminimalisir terjadinya praktik kecurangan pada laporan keuangan. Risk management disclosure dapat diartikan sebagai pengungkapan atas risiko-risiko yang telah dikelola perusahaan atau pengungkapan dimana perusahaan dalam mengendalikan risiko yang berkaitan di masa yang akan datang. Risk management disclosure sangat berpotensi

(23)

7

bagi para analisis, stakeholder, dan investor (Amran dkk, 2009). Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 mengenai Perubahan atas PBI No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko, terdapat 8 jenis risiko yang wajib dikelola atau dipertimbangkan oleh Bank Umum yaitu:

1. Risiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank.

2. Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option.

3. Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat digunakan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.

4. Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/ atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.

5. Risiko Kepatuhan adalah Risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.

6. Risiko Hukum adalah Risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis.

7. Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan

(24)

8

8. Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/ atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

Pengaruh Kepemilikan Manajemen terhadap Risk Management Disclosure

Kepemilikan oleh manajemen yang besar akan efektif memonitoring aktivitas perusahaan (Permanasari, 2010). Kepemilikan manajemen adalah proporsi pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan komisaris) (Diyah dan Erman, 2009). Kepemilikan manajerial diukur sesuai proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajerial (Itturiaga & Sanz, 1998). Semakin besar kepemilikan manajer didalam perusahaan, manajer perusahaan akan semakin banyak mengungkapkan informasi. Semakin banyak kepemilikan manajemen didalam perusahaan, manajemen akan semakin banyak melakukan kegiatan produktif yang dapat meningkatkan image perusahaan.

Warfield dkk., (1995) memberikan bukti yang mendukung teori keagenan ketika mereka menemukan kepemilikan saham oleh manajemen secara positif terkait dengan jumlah informasi yang diberikan tentang pendapatan. Besarnya kepemilikan manajemen bisa mengurangi agency cost karena berfungsi untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham lain (Jensen dan Meckling, 1976).

H1: Kepemilikan Manajemen berpengaruh positif terhadap Risk Management

Disclosure

Pengaruh Kepemilikan Institusi Domestik terhadap Risk Management

Disclosure

Kepemilikan institusional merupakan pemegang saham terbesar sehingga merupakan sarana untuk memonitor manajemen (Machmud & Djakman, 2008). Kepemilikan institusional pada umumnya memiliki proporsi kepemilikan dalam jumlah yang besar sehingga proses monitoring terhadap manajer menjadi lebih baik. Kepemilikan institusi domestik merupakan kepemilikan saham perusahaan yang mayoritas dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, bank,

(25)

9

perusahaan investasi, aset management dan kepemilikan institusi lain) (Anggraini, 2011).

Nur’aeni (2010) menemukan bahwa jumlah kepemilikan saham oleh institusional berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Dengan peningkatan kepemilikan institusional dalam perusahaan, maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan pihak institusi untuk mengawasi manajemen dan akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan juga akan meningkat.

H2: Kepemilikan Institusi Domestik berpengaruh positif terhadap Risk

Management Disclosure

Pengaruh Kepemilikan Institusi Asing terhadap Risk Management Disclosure

Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 2007 pada pasal 1 angka 6 kepemilikan asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, dan pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah Republik Indonesia (Fathimiyah dkk, 2011). Kepemilikan asing timbul karena adanya penanaman modal asing. Penanaman modal asing merupakan kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

Kepemilikan saham asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing (luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham perusahaan di Indonesia. Menurut Puspitasari (2009), perusahaan yang memiliki kepemilikan saham asing cenderung memberikan pengungkapan yang lebih luas dibandingkan yang tidak. Dalam penelitian Setiawan (2006) menghasilkan kesimpulan bahwa kepemilikan asing dalam perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

(26)

10

H3: Kepemilikan Institusi Asing berpengaruh positif terhadap Risk Management

Disclosure

Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Risk Management Disclosure

Kepemilikan saham publik adalah porsi saham beredar yang dimiliki masyarakat (Puspitasari, 2009). Kepemilikan publik adalah kepemilikan masyarakat umum (bukan intitusi yang signifikan) terhadap saham perusahaan publik. Struktur kepemilikan perusahaan dapat disebut juga sebagai struktur kepemilikan saham, yaitu suatu perbandingan antara saham yang dimiliki oleh pihak dalam atau manajemen (insider ownership’s) dengan jumlah saham yang dimiliki pihak luar (outsider ownership’s) (Suharli dan Rachprilia, 2006 dalam Puspitasari, 2009).

Kepemilikan Publik merupakan tingkat kepemilikan saham oleh pihak individu di luar perusahaan yang tidak memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan. Adanya konsentrasi kepemilikan publik menimbulkan pengaruh pihak luar sehingga mengubah pengelolaan perusahaan yang pada awalnya berjalan sesuai keinginan manajemen menjadi memiliki keterbatasan (Puspitasari, 2009). Semakin besar porsi saham yang dimiliki publik, maka akan semakin besar tekanan yang diterima perusahaan untuk menyediakan informasi lebih banyak dalam laporan tahunannya yang didalamnya terdapat pula pengungkapan tentang manajemen risiko.

H4: Kepemilikan Publik berpengaruh positif terhadap Risk Management

Disclosure

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Risk Management Disclosure

Ukuran perusahaan (size) merupakan variabel penduga yang banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini dikaitkan dengan teori agensi, dimana perusahaan besar yang memiliki biaya keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang

(27)

11

lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Disamping itu perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggungjawab sosial perusahaan (Sembiring, 2005). Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi praktik pengungkapan pada perusahaan. Jika perusahaan memiliki total aset yang besar, pihak manajemen lebih luas dalam mempergunakan aset yang ada di perusahaan tersebut. Dalam penelitian El-bannany (2012), juga mengemukakan hal yang sama bahwa total asset ini merupakan indikator yang komprehensif sehingga dapat mencerminkan semua kekuatan termasuk kekuatan internal, eksternal dan manusia yang berkontribusi terhadap ukuran suatu bank (Irawan, 2013).

Ukuran suatu perusahaan dapat mempengaruhi luas pengungkapan informasi dalam laporan keuangan mereka. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil, karena perusahaan besar akan menghadapi risiko politis yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Pentingnya ukuran perusahaan dan dapat digunakan untuk menjelaskan pengungkapan variasi dalam laporan tahunan perusahaan. Machfoedz (1994) dalam Mardiyah (2001) menjelaskan bahwa pada dasarnya ukuran perusahan hanya terbagi dalam 3 katagori yaitu perusahaan besar (large

firms), perusahaan sedang (medium firms), perusahaan kecil (small firms).

Penentuan ukuran perusahaan ini adalah berdasarkan kepada total aktiva perusahaan. Amran dkk, (2009) menemukan hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan risiko.

H5: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Risk Management

(28)

12

Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Dilihat dari sumber data penelitian ini merupakan data sekunder yaitu menggunakan laporan tahunan dari industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012 yang telah dipublikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antar variabel satu dengan variabel yang lain, dan apabila dilihat dari tujuannya penelitian ini termasuk penelitian kausal.

Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012.

Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2012. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah bersifat purposive sampling, sampel diambil secara cermat sehingga relevan dengan tujuan penelitian dengan catatan sampel tersebut dapat mewakili populasi. Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan sampel yaitu:

Kepemilikan Manajemen Kepemilikan Domestik Kepemilikan Asing Kepemilikan Publik Risk Management Disclosure Ukuran Perusahaan

(29)

13

a) Perusahaan perbankan yang tetap listing di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2012.

b) Perusahaan perbankan yang melaporkan laporan tahunannya serta melaporkan manajemen risiko sesuai dengan peraturan Bank Indonesia selama tahun 2010-2012.

c) Perusahaan perbankan yang menerbitkan laporan keuangan yang dinyatakan dalam rupiah dan berakhir pada tanggal 31 Desember selama periode pengamatan tahun 2010-2012.

Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi laporan tahunan perusahaan perbankan yang telah listing atau dipublikasikan sejak tahun 2010 sampai 2012 yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia atau www.idx.co.id

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Dependen

Risk Management Disclosure

Risk Management Disclosure (Y): dapat diartikan sebagai pengungkapan

atas risiko-risiko yang telah dikelola perusahaan atau pengungkapan atas bagaimana perusahaan dalam mengendalikan risiko yang berkaitan di masa mendatang (Amran dkk, 2009). Rumusan untuk menghitung pengungkapan Manajemen Risiko dinyatakan Fathimiyah dkk, (2011) sebagai berikut:

DSCORE BY =____1____ ∑nSCORE i BY MAX BY i =1

Keterangan:

DSCORE BY: Skor pengungkapan bank B pada tahun Y

MAX BY : Nilai maksimum yang mungkin dicapai bank B pada tahun Y i : Item dalam framework

(30)

14

Variabel Independen

1. Kepemilikan Manajemen

Semakin besar proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan, maka manajemen cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri (Ross dkk, 2002) dalam Widy (2009). Kepemilikan manajemen adalah persentase kepemilikan pihak manajemen yang aktif dalam mengelola perusahaan atau dewan direksi atas saham perusahaan (Priyo Widodo,2010). Kepemilikan manajemen dapat dinyatakan dengan rumus: KM = jumlah saham yang dimiliki dewan direksi

jumlah saham yang beredar

2. Kepemilikan Institusi Domestik

Kepemilikan saham perusahaan yang mayoritas dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, asset management dan kepemilikan institusi lain) (Anggraini, 2011). Kepemilikan Institusi Domestik dapat dinyatakan dalam rumus:

KID = jumlah saham dimiliki institusi domestik jumlah saham yang beredar

3. Kepemilikan Institusi Asing

Kepemilikan asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, dan pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah Republik Indonesia (Fathimiyah dkk, 2011). Dapat dinyatakan dengan rumus: KIA = jumlah saham yang dimiliki institusi asing

jumlah saham yang beredar

4. Kepemilikan Publik

Semakin banyak kepemilikan saham oleh publik maka semakin besar kepentingan publik (stakeholder) terkait aktivitas bisnis perusahaan. Hal ini berarti semakin besar tekanan yang dihadapi perusahaan untuk mengungkapkan informasi lebih banyak dalam laporan tahunannya kepada publik (stakeholder). Kepemilikan saham publik adalah porsi saham beredar yang dimiliki masyarakat (Puspitasari,2009). Kepemilikan Publik adalah kepemilikan masyarakat umum

(31)

15

(bukan intitusi yang signifikan) terhadap saham perusahaan publik. Dimana rumus atau formula adalah:

KP = jumlah saham yang dimiliki publik jumlah saham beredar

5. Ukuran Perusahaan

Besar (ukuran) perusahan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka akan semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran yang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat. Dari ketiga variabel ini, nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan (Sudarmadji dan Sularto, 2007).

Ukuran Perusahaan = Ln total asset

Teknik Analisis Data

Untuk mengolah data dan menarik kesimpulan, maka peneliti menggunakan program SPSS version 20.0 for windows. Tahap-tahap yang dilakukan dalam melakukan teknik menganalisis data adalah sebagai berikut: a) Mengumpulkan data-data laporan tahunan perusahaan perbankan untuk tahun 2010-2012. b) Memilih data-data laporan tahunan perusahaan perbankan yang akan diteliti sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan. c) Menginput semua data yang menjadi variabel atas setiap perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. d) Menggunakan uji statistik data

Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2006).

(32)

16

Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen dan independen dalam model regresi tersebut terdistribusi secara normal (Ghozali, 2006). Data yang normal atau mendekati normal adalah model regresi yang baik. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik dan analisis statistik. Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram. Normalitas grafik histrogram dapat dilihat dari distribusi data pengamatan yang mendekati distribusi normal. Selain itu penelitian ini juga melakukan pengujian analisis menggunakan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Data dinyatakan terdistribusi secara normal jika variabel-variabel tersebut memiliki

probability value > 0.05 (lebih besar dari 0.05). b) Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji keberadaan korelasi antara variabel independen dan model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya (Ghozali, 2006). Pengujian multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 maka terdapat multikolinearitas yang tidak dapat ditoleransi dan variabel tersebut harus dikeluarkan dari model regresi agar hasil yang diperoleh tidak bias.

c) Uji Autokorelasi

Ghozali (2006) menyatakan bahwa uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah Durbin Watson (DW).

d) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

(33)

17

disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Liner Regression)

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model regresi linear berganda (Multiple Regression). Untuk menganalisis pengaruh perubahan variabel independen terhadap dependen baik secara sendiri–sendiri maupun secara bersama–sama, maka digunakan Multiple

Regression atau regresi linear berganda (Ghozali, 2006). Persamaan regresi yang akan terjadi adalah sebagai berikut:

Y=α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 +e

Keterangan:

Y = Risk Management Disclosure α = Konstanta

β1 = Koefisien Regresi Kepemilikan Manajemen β2 = Koefisien Regresi Kepemilikan Institusi Domestik β3 = Koefisien Regresi Kepemilikan Institusi Asing β4 = Koefisien Regresi Kepemilikan Publik

β5 = Koefisien Regresi Ukuran Perusahaan X1 = Kepemilikan Manajemen

X2 = Kepemilikan Institusi Domestik X3 = Kepemilikan Institusi Asing X4 = Kepemilikan Publik

X5 = Ukuran Perusahaan e = Standard Error

Uji Hipotesis

a) Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi R2 untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model penelitian dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi R2 adalah antara 0 dan 1. Jika variabel uji R2 memiliki nilai 0 atau

(34)

18

mendekati 0, berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variable dependen mengalami keterbatasan, tetapi jika variabel uji R2 memiliki nilai 1 atau mendekati satu maka variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006).

b) Uji F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Digunakan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan sudah tepat ataukah belum. Model regresi dikatakan fit jika nilai F hitung < 0,05. Diharapkan probabilitas dari F hitung < 0,05 yang memiliki arti bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi pengungkapan manajemen risiko.

c) Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Dalam pengolahan data menggunakan program komputer SPSS 20.0, pengaruh secara individual ditunjukkan dari nilai signifikan Uji t. Jika nilai signifikan uji t < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan secara individual pada masing–masing prediktornya. Maka pedoman yang digunakan adalah jika nilai signifikan lebih kecil 0,05 maka kesimpulan yang dapat diambil adalah menolak hipotesis nol (H0) yang berarti koefisien signifikan secara statistik (Ghozali, 2006).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Statistik Deskriptif

Uji ini dilakukan untuk mengetahui nilai mean, minimum, dan maksimum serta standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian, baik variabel dependen maupun independen. Hasil deskriptif statistik mengenai data penelitian, baik variabel dependen dan variabel independen, dijelaskan pada tabel 1 berikut ini.

(35)

19

Tabel 1

Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

X1 84 ,00 21,70 1,5080 4,78331 X2 84 ,00 100,00 42,6085 34,19025 X3 84 ,00 98,96 33,3388 37,53729 X4 84 ,00 51,01 22,4257 16,02068 X5 84 14,26 20,27 17,0986 1,70452 Y 84 ,38 1,00 ,8676 ,19243 Valid N (listwise) 84

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa statistik deskriptif dari masing-masing variabel. Kepemilikan manajemen berkisar antara 0,00 sampai dengan 21,70 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 1,5080 menunjukkan bahwa setidaknya ada manajer yang sekaligus juga sebagai pemilik perusahaan. Nilai minimum 0,00 menunjukkan bahwa terdapat perusahaan perbankan yang tidak mempunyai kepemilikan manajemen seperti PT Bank Ekonomi Raharja Tbk, dan nilai maksimum 21,70 dimiliki oleh PT Bank Capital Indonesia Tbk. Kepemilikan institusi domestik menunjukkan kepemilikan oleh institusi atau lembaga memiliki nilai minimum 0,00 seperti PT Bank Danamon Tbk dan nilai maksimum 100 yang dimiliki oleh PT Bank Mutiara Tbk. Nilai rata-rata (mean) kepemilikan institusi domestik sebesar 42,6085. Kepemilikan insitusi domestik dalam saham perusahaan diharapkan dapat menjadi penekan pada kebijakan manajemen.

Kepemilikan institusi asing menunjukkan besarnya saham penanaman modal asing memiliki nilai minimum 0,00 seperti PT Bank QNB Kesawan Tbk dan nilai maksimum 98,96 yang dimiliki oleh PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Nilai rata-rata (mean) kepemilikan institusi asing sebesar 33,3388 berarti bahwa sebagian perusahaan sampel telah memiliki pemodal asing sebagai bagian dari kepemilikan saham perusahaan. Kepemilikan publik menunjukkan

(36)

20

kepemilikan saham perseorangan diluar perusahaan memiliki nilai minimum 0,00 seperti PT Bank Mutiara Tbk dan nilai maksimum 51,01 dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk. Nilai rata-rata (mean) kepemilikan publik sebesar 22,4257 keberadaan kepemilikan publik diharapkan menjadi kontrol kebijakan manajemen.

Ukuran perusahaan yang diukur dengan menggunakan transformasi logaritma natura memiliki nilai minimum 14,26 seperti PT Bank Pundi Indonesia Tbk dan nilai maksimum 20,27 yang dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk. Nilai rata-rata (mean) ukuran perusahaan sebesar 17,0986 berarti perusahaan yang besar akan memperoleh banyak perhatian dari pihak eksternal. Risk management

disclosure mempunyai nilai minimum sebesar 0,38 seperti PT Bank Internasional

Indonesia Tbk dan nilai maksimum sebesar 1,00 yang dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. Risk management disclosure menunjukkan nilai

mean (rata-rata) sebesar 0,8676, hal ini berarti bahwa risk management disclosure

sudah sepenuhnya dipatuhi oleh industri perbankan yang ada di Indonesia.

Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas Data

Berdasarkan hasil uji, nilai Kolmogorov–Smirnov Z sebesar 1,933 dengan Asymp. Sig (2-tailed) yaitu sebesar 0,001, nilai ini lebih kecil dari nilai signifikansi yaitu 0,001 < 0,05 yang berarti data tidak terdistribusi normal. Menurut Ghozali, “data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasikan agar menjadi normal”. Salah satu trasformasi data yang dapat dilakukan adalah dengan mentransformasikan data ke LG10 atau logaritma 10 atau LN. Setelah dilakukan transformasi, penulis melakukan pengujian ulang terhadap uji normalitas untuk melihat kembali apakah data penelitian ini telah berdistribusi normal atau tidak.

Setelah dilakukan uji kembali dengan mentransfom data, berdasarkan hasil didapatkan nilai Kolmogorov–Smirnov Z sebesar 0,666 dengan Asymp. Sig

(37)

(2-21

tailed) sebesar 0,767. Dengan kata lain, model regresi tersebut telah terdistribusi secara normal karena nilai signifikansi > 0,05.

b) Uji Multikolonieritas

Hasil uji multikolonieritas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai tolerance dibawah 0,10 dan nilai VIF berada jauh dibawah angka 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas antar variabel bebas tersebut didalam model regresi.

c) Uji Autokorelasi

Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai D-W sebesar 2,166. Sedangkan nilai (du) sebesar 1,739. Dengan demikian diperoleh bahwa nilai D-W berada diantara (du) yaitu 4-du yaitu 2,261. Hasil ini menunjukkan bahwa model regresi tersebut sudah bebas dari masalah autokorelasi.

d) Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastitas dilakukan dengan Uji Glejser dengan meregresi-kan nilai absolute residual terhadap variabel independen (Gujarati, 2003). Hasil uji Glejser semua variabel penelitian menunjukkan tingkat signifikansi antara 0,065 sampai 0,912 (diatas 0,05) sehingga data terbebas dari masalah heterokedastisitas.

Uji Hipotesis

a) Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil uji, nilai adjusted R2 adalah 0,376 hal ini berarti 37,6% variabel dependen pengungkapan manajemen risiko dapat dijelaskan oleh kelima variabel independen yakni kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi asing, kepemilikan publik, dan ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya 62,4% dijelaskan oleh variabel–variabel lain di luar model.

b) Uji F

Berdasarkan hasil uji, diketahui F hitung sebesar 4,498 dengan tingkat signifikan 0,005 < 0,05. Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi risk management disclosure dan

(38)

22

dapat dikatakan bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap risk management disclosure.

c) Uji t

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu antara kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi asing, kepemilikan publik, dan ukuran perusahaan terhadap risk management disclosure dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap koefisien regresi yaitu dengan uji t. Jika probabilitas value > 0,05 maka H0 ditolak dan jika probabilitas value < 0,05 maka Ha diterima.

Dari tabel 2, maka model persamaan regresi linier berganda diperoleh sebagai berikut: Y= 0,523 – 0,008 X1 + 0,054 X2 + 0,008 X3 + 0,039 X4 + 0,006 X5 Tabel 2 Hasil Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .523 .590 .886 .384 X1 -.008 .007 -.236 -1.187 .247 X2 .054 .025 .462 2.131 .044 X3 .008 .065 .026 .126 .901 X4 .039 .018 .360 2.153 .042 X5 .006 .023 .046 .259 .798

(39)

23

Pembahasan

Pengaruh Kepemilikan Manajemen Terhadap Risk Management Disclosure

Berdasarkan tabel 2, tidak ada pengaruh kepemilikan manajemen terhadap

risk management disclosure. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t

hitung sebesar -1,187 dengan nilai signifikansi sebesar 0,247 > 0,05. Hal ini berarti H0 diterima yang artinya bahwa tidak adanya pengaruh kepemilikan manajemen terhadap risk management disclosure, dan hipotesis yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh antara kepemilikan manajemen terhadap

risk management disclosure tidak dapat diterima (H1 ditolak).

Kepemilikan manajemen tidak berpengaruh terhadap risk management

disclosure. Hal ini didasarkan karena kepemilikan saham oleh pihak manajemen

di industri perbankan yang ada di Indonesia masih sangat rendah sehingga kinerja manajer dalam mengelola perusahaan kurang optimal dan manajer sebagai pemegang saham minoritas belum dapat berpartisipasi aktif dalam membuat suatu keputusan diperusahaan (Wiranata dan Nugrahanti, 2013). Sebagai contohnya PT Bank Capital Indonesia Tbk dengan kepemilikan manajemen sebesar 21,7%, mengungkapkan manajemen risiko sebesar 0,5. Risk management disclosure yang sama juga dimiliki oleh PT Bank Ekonomi Raharja Tbk yang tidak memiliki kepemilikan manajemen atau sebesar 0%.

Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan Fatimiyah dkk (2011), menyatakan bahwa kepemilikan manajemen tidak berpengaruh terhadap

risk management disclosure. Semakin tinggi kepemilikan manajemen suatu

perusahaan menyebabkan semakin besar pula tanggung jawab manajemen dalam mengambil keputusan dan risiko pun menjadi semakin tinggi. Manajemen yang memiliki peran ganda, yaitu sebagai pelaksana perusahaan serta pemegang saham tidak memberikan dampak terhadap pengungkapan manajemen risiko.

(40)

24

Pengaruh Kepemilikan Institusi Domestik terhadap Risk Management

Disclosure

Berdasarkan tabel 2, adanya pengaruh kepemilikan institusi domestik terhadap risk management disclosure. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 2,131 dengan nilai signifikansi sebesar 0,044 < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak yang artinya bahwa tidak adanya pengaruh kepemilikan institusi domestik terhadap risk management disclosure, dan hipotesis yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh antara kepemilikan institusi domestik terhadap risk management disclosure dapat diterima (H2 diterima).

Perubahan kepemilikan institusi domestik berpengaruh terhadap risk

management disclosure. Pengawasan yang diterima perusahaan semakin luas

karena besarnya kepemilikan institusi domestik dalam perusahaan. Pengawasan tersebut menyebabkan perusahaan tidak dapat melakukan kesalahan. Kepemilikan institusi domestik yang semakin meningkat menyebabkan pengawasan terhadap kinerja manajemen dalam perusahaan semakin optimal karena perilaku manajemen dapat dikendalikan, maka risiko yang dihadapi perusahaan berkurang. Dengan demikian pengungkapan manajemen risiko atau risk management

disclosure yang diperlukan semakin sedikit karena semakin sedikit risiko yang

dihadapi perusahaan.

Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Fatimiyah dkk (2011), menyatakan bahwa kepemilikan institusi domestik tidak berpengaruh terhadap

risk management disclosure. Hasil ini mendukung penelitian Suranta dan

Machfoedz (2003) yang menghasilkan kesimpulan bahwa kepemilikan institutional memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan, karena tindakan manajer yang tidak sesuai keinginan pemilik disebabkan oleh meningkatnya pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.

Pengaruh Kepemilikan Institusi Asing terhadap Risk Management Disclosure

Berdasarkan tabel 2, tidak ada pengaruh kepemilikan institusi asing terhadap risk management disclosure. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan

(41)

25

bahwa nilai t hitung sebesar 0,126 dengan nilai signifikansi sebesar 0,901 > 0,05. Hal ini berarti H0 diterima yang artinya bahwa tidak adanya pengaruh kepemilikan institusi asing terhadap risk management disclosure, dan hipotesis yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh antara kepemilikan institusi asing terhadap risk management disclosure tidak dapat diterima (H3 ditolak).

Perubahan kepemilikan institusi asing tidak berpengaruh terhadap risk

management disclosure, karena rendahnya kepemilikan saham yang dimiliki oleh

pihak asing atau kepemilikan institusi asing tidak menuntut adanya informasi mengenai risk management disclosure dalam laporan tahunan yang diterbitkan. Contohnya dapat dilihat dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk yang memiliki kepemilikan institusi asing tinggi yaitu sebesar 97,41%, mengungkapkan manajemen risiko sebesar 0,625. Sedangkan PT Bank QNB Kesawan (d/h Bank Kesawan) Tbk yang tidak memiliki kepemilikan institusi asing, juga memiliki risk

management disclosure yang sama.

Adapun alasan lainnya adalah bahwa ada kemungkinan pihak asing tidak memonitoring secara langsung jalannya perusahaan. Hal ini dikarenakan pihak asing merasa bahwa pihak manajemen lebih mengetahui kondisi bisnis di dalam negeri dibandingkan pengetahuan yang dimiliki investor asing, sehingga diasumsikan investor asing menyerahkan manajemen pada manajerial yang ada tanpa ikut mencampuri secara signifikan (Novia, 2012).

Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan Fatimiyah dkk (2011), menyatakan bahwa kepemilikan institusi asing tidak berpengaruh terhadap

risk management disclosure. Partisipasi pihak asing pada perbankan akibat

globalisasi finansial dapat berupa meningkatnya kehadiran manajer-manajer asing dalam perbankan domestik, meningkatnya permintaan dari konsumen asing yang membutuhkan pelayanan dari perbankan domestik, atau meningkatnya utang-utang asing akibat aliran modal asing yang masuk (Sudarmono, 2011). Semakin tinggi kepemilikan asing dalam perusahaan, maka semakin tinggi pula risk

(42)

26

Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Risk Management Disclosure

Berdasarkan tabel 2, adanya pengaruh kepemilikan publik terhadap risk

management disclosure. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t

hitung sebesar 2,153 dengan nilai signifikansi sebesar 0,042 < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak yang artinya bahwa tidak adanya pengaruh kepemilikan institusi publik terhadap risk management disclosure, dan hipotesis yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh antara kepemilikan publik terhadap risk management disclosure dapat diterima (H4 diterima).

Perubahan kepemilikan publik berpengaruh terhadap risk management

disclosure. Laporan tahunan merupakan alat pengawasan bagi pemegang saham

terhadap kinerja manajemen, sehingga perusahaan berusaha untuk memenuhi kepentingan para pemegang sahamnya melalui pengungkapan laporan tahunan. Semakin besar presentase kepemilikan saham publik, semakin besar pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahan, sehingga semakin banyak pula butir-butir informasi yang dituntut untuk diungkap dalam laporan keuangan.

Hasil ini bertolakbelakang dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Fatimiyah dkk (2011), menyatakan bahwa kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap risk management disclosure. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak dan Widiastuti (2004) serta Amalia, Dessy (2005) yang membuktikan bahwa porsi kepemilikan saham oleh publik berpengaruh terhadap luas pengungkapan. Pihak luar manajemen (publik) yang memiliki saham ingin memperoleh informasi seluas-luasnya tentang perusahaan tempat menanamkan modalnya, semakin banyak pula pihak yang membutuhkan informasi terkait perusahaan akan memicu pihak manajemen untuk melakukan pengungkapan yang lebih komprehensif yang dalam hal ini berkaitan dengan luas pengungkapan sukarela perusahaan.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Risk Management Disclosure

Berdasarkan tabel 2, tidak ada pengaruh ukuran perusahaan terhadap risk

(43)

27

hitung sebesar 0,259 dengan nilai signifikansi sebesar 0,798 > 0,05. Hal ini berarti H0 diterima yang artinya bahwa tidak adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap risk management disclosure, dan hipotesis yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap risk management disclosure tidak dapat diterima (H5 ditolak).

Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap risk management

disclosure. Sebagai contoh PT Bank Pundi Indonesia (d/h Bank Eksekutif

Internasional) Tbk dengan ukuran perusahaan yang rendah yakni 14,26, dan PT Bank Central Asia Tbk dengan ukuran perusahaan yang tinggi sebesar 19,60 memiliki risk management disclosure yang sama. Beberapa sampel bank dengan total asset lebih besar dibandingkan dengan bank yang total asset lebih kecil, menunjukkan angka risk management disclosure yang tidak jauh beda. Selain itu, ada beberapa sampel bank yang dengan kepemilikan total asset yang rendah diantara bank-bank lain, tetapi memiliki angka risk management disclosure yang cukup tinggi, dan angka tersebut hampir sama dengan bank yang total assetnya jauh lebih besar.

Besarnya total asset yang dimiliki perusahaan belum tentu mengungkapkan risiko yang lebih luas. Penyebabnya karena kegiatan perusahaan yang semakin kompleks dan semakin luasnya pengungkapan yang dilakukan perusahaan maka akan semakin banyak informasi terpublikasi yang tidak dapat digunakan oleh perusahaan pesaing dalam mencari kesempatan.

Hasil ini mendukung penelitian milik Dahawy (2009) dan Ben Ali dkk, (2006) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan. Hal ini tejadi karena nilai total aset dari suatu perusahaan bukan merupakan tolak ukur yang sesuai untuk menentukan besar kecilnya perusahaan, dilihat darikeadaan perekonomian yang belum begitu stabil.

PENUTUP Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi

(44)

28

asing, kepemilikan publik, dan ukuran perusahaan terhadap risk management

disclosure pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) tahun 2010 sampai tahun 2012. Selama periode tersebut terdapat 31 perusahaan dikalikan 3 tahun pengamatan menjadi 93 perusahaan, namun setelah dilakukan purposive sampling data, didapat sebanyak 84 perusahaan. Sebelum data ditransform terdapat 84 perusahaan yang dijadikan data sampel penelitian. Setelah dilakukan transformasi data maka jumlah sampel berkurang menjadi 30 perusahaan.

Hasil penelitian menunjukkan perubahan kepemilikan institusi domestik dan perubahan kepemilikan publik berpengaruh terhadap risk management

disclosure. Hal ini disebabkan karena pengawasan yang diterima perusahaan

semakin besar sehingga pihak manajemen akan lebih efektif dan efisien dalam menjalankan perusahaan. Sedangkan kepemilikan manajemen, perubahan kepemilikan asing, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap risk

management disclosure. Variabel independen penelitian ini yaitu kepemilikan

manajemen, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan institusi asing, kepemilikan publik, dan ukuran perusahaan dapat menjelaskan variabel dependen yaitu pengungkapan manajemen risiko atau risk management disclosure sebesar 37,6% berdasarkan adjusted R square dan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain.

Implikasi

a) Implikasi Teoretis

Implikasi teoritis yang dapat dilihat dari hasil analisis uji t adalah dari kelima variabel independen dalam penelitian ini, hanya variabel kepemilikan institusi domestik dan kepemilikan publik yang berpengaruh secara signifikan terhadap risk management disclosure. Semakin besar kepemilikan institusi domestik perusahaan semakin luas pengungkapan manajemen risiko yang dilakukan perusahaan hasil ini mendukung penelitian Suranta dan Machfoedz (2003). Semakin besar kepemilikan publik dalam perusahaan maka akan semakin luas pula pengungkapan manajemen risiko karena pihak luar ingin mengetahui

(45)

29

secara lebih detail tentang laporan keuangan perusahaan hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak dan Widiastuti (2004).

b) Implikasi Terapan

Pengungkapan manajemen risiko seperti yang ditunjukkan dalam penelitian ini tergantung pada pihak manajemen mengenai manfaat yang dapat diperoleh dari pengungkapan informasi dalam laporan tahunan perusahaan khususnya mengenai pengungkapan manajemen risiko. Sebaiknya pihak manajemen memperhatikan manfaat yang dapat diperoleh dengan menerapkan dan mengungkapkan informasi manajemen risiko perusahaan.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah perubahan kepemilikan institusi domestik dan kepemilikan publik berpengaruh terhadap risk management

disclosure, maka investor dapat mempertimbangkan variabel tersebut untuk

mengetahui tingkat pengungkapan manajemen risiko yang dilakukan oleh perusahaan.

Keterbatasan

Di dalam penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan yaitu:

1. Penelitian ini hanya menggunakan enam variabel, sehingga masih banyak faktor lain yang mungkin memiliki pengaruh signifikan namun tidak terdeteksi dan banyaknya nilai ekstrim dalam penelitian sehingga sampel menjadi berkurang untuk memperoleh data berdistribusi normal.

2. Penelitian ini tidak menganalisis aspek–aspek lain yang secara materiil juga berpengaruh terhadap risiko perbankan seperti risiko nilai tukar, dan risiko tingkat suku bunga.

3. Pemegang saham mengetahui kondisi perusahaan melalui pengungkapan informasi dalam laporan tahunan. Perusahaan tidak mengungkapkan informasi yang terlalu banyak karena dapat menguntungkan pihak pesaing dan tidak terlalu sedikit pengungkapan yang dilakukan sehingga perusahaan dianggap menyembunyikan informasi manajemen risiko.

(46)

30

Saran

Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan tersebut, maka diberikan saran untuk penelitian selanjutnya

1. Menambah variabel penelitian yang mungkin mempengaruhi risk

management disclosure seperti umur perusahaan dan tingkat profitablitas.

2. Penelitian selanjutnya juga perlu diperluas terhadap risiko nilai tukar, dan risiko tingkat suku bunga.

3. Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan biaya dan manfaat yang diperoleh saat melakukan pengungkapan manajemen risiko.

(47)

31

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, Santhosh and Paul Cox. 2007. “Analysing the Determinants of

Narrative Risk Information in UK FTSE 100 Annual Reports”. The British

Accounting Review, Vol. 39, pp. 227-248

Almilia, Luciana S. dan Ikka Retrinasari. 2007. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”. Proceeding Seminar Nasional Inovasi dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis FE Universitas Trisakti. Jakarta, 9 Juni, 2007

Amalia, Dessy (2005), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol. 1, No. 2 Amran, Azlan. A. M. Rosli bin B. C. H. Modh Hassan. 2009. “Risk Reporting :

An Exploratory Study on Risk Management Disclosure in Malaysia Annual Reports”. Managerial Auditing Journal, Vol. 24, No. 1, Page 39-57

Anggraini, Ririn Dwi. 2011. Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Asing terhadap Pengungkapan Pertanggung jawaban Sosial Perusahaan dalam Annual Report (Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Tercatat di BEI Tahun 2008-2009). Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Bank Indonesia. 2009. Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan Manajemen Resiko Bagi Bank Umum.

Ben Ali, C., Trabelsi., and Summa, M. 2006. Disclosure Quality and Ownership

Structure: Evidence from the French Stock Market, Corporate Ownership and Control. Volume 5, Number 2, November, 2007.

Berle, A. dan G. Means. 1934. The Modern Corporation and Private Property

NewYork: Macmillan

Brigham, E.F dan P.R. Daves. 2001. Intermediate Financial Management, 7th edition, the dryden press, orlando.

Dahawy, K. (2009). Company Characteristics and Disclosure Level: The Case of

Egypt. International Research Journal of Finance and Economics, 34,

194-208.

Diyah, Pujiati dan Widanar, Erman. 2009. ―Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi Ventura, Vol. 12. No.1, h. 71-86

Gambar

Tabel 1 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif .........................................................

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan pengujian simulasi yang telah dilakukan oleh purchaser maka metode monte carlo dan exponensial dapat diterapkan pada pola permintaan bahan baku serta

Ketika sebuah liabilitas keuangan yang masih ada ditukar dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama atas persyaratan yang secara substansial

Hal tersebut dapat mendukung atau sejalan dengan fenomena-fenomena yang terjadi di CV Affindo Jaya Persada seperti: beberapa karyawan masih kurang disiplin,

Seperti halnya perubahan kimia lainnya, reaksi redoks juga ditunjukkan oleh persamaan reaksi kimia. Oleh karena itu, persamaan reaksi redoks juga harus disetarakan. Pada

Kemoterapi untuk KPKBSK dapat 6 siklus (pada kasus tertentu diberikan sampai lebih dari 6 siklus) dengan ”platinum based” rejimen yang diberikan sebagai terapi lini pertama (first

kepentingan individu. Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia. Selalu

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu biji jarak pagar yang diperoleh dari Kecamatan Bengkunat, Lampung Barat, kapas, larva biakan Crocidolomia pavonana instar