• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

enetapan indikator kinerja pada tingkat program dan kegiatan merupakan prasyarat bagi pengukuran kinerja. Kriteria pengukuran yang dipakai adalah target kinerja yang ditetapkan. Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap program dan kegiatan yang dilakukan.

Indikator kinerja kegiatan terdiri atas indikator input dan output. Sedangkan indikator kinerja program diukur dengan indikator hasil (outcome) yang pada umumnya dikaitkan dengan capaian outcome kegiatan yang dianggap sebagai penggerak kinerja utama atau mempunyai kontribusi terbesar untuk pencapaian program.

Indikator kinerja input terdiri atas besarnya dana yang digunakan dan pemakaian sumber daya manusia (SDM) yang dihitung dengan penggunaan orang hari (OH). Indikator kinerja output berupa hasil yang diperoleh setelah kegiatan selesai dilaksanakan, antara lain jumlah laporan, jumlah peserta, jumlah sertifikat yang terbit, dan jumlah kegiatan. Indikator kinerja outcome merupakan hasil atau manfaat dari output.

P

(2)

Sesuai Renstra dan Dokumen Penetapan Kinerja, indikator hasil program tahun 2013 terdiri atas 38 indikator outcome yang digunakan mengukur tercapainya 8 sasaran strategis.

Tabel 2.1

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama (IKU) Satuan Target

Meningkatkan Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian Lembaga (LKKL) dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

% 100

Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 90

Persentase jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh opini dukungan Wajar

% 85

Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat

% 100

Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke Pusat

% 100

Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh

stakeholders

% 100

BUMD di Provinsi Kalimantan Barat yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP % 80 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87,50%

Persentase Peningkatan Penerimaan Negara dari Hasil Pengawasan

% 4

Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan ke Pusat

% 100

Persentase Penghematan Biaya (Cost Saving) Dibandingkan dengan Nilai yang Diaudit % 2 Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal pada 60% Instansi Pemerintah Daerah dan Terselenggaranya Good Governance pada 75%

Persentase IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai Standar Pelayanan Minimal

IPD 12

Persentase BUMN/D/BLU/D yang Dilakukan Sosialisasi/Asistensi GCG /KPI

% 75

(3)

BUMN/BUMD Kinerja

Meningkatnya Kesadaran

dan Keterlibatan

Kementerian/Lembaga,

Pemerintah Daerah,

BUMN/BUMD Dalam Upaya

Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Persentase Pemahaman dan Kepedulian atas Permasalahan Korupsi

% 78

IPP/IPD/BUMN/BUMD berisiko Fraud yang Menyelenggarakan Fraud Control Plan

(FCP)

Instansi 2

IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yang Mengoreksi Kebijakan

Instansi 1

Persentase Penyelesaian Penugasan HKP, Klaim, dan Penyesuaian Harga

% 87

Persentase Penyerahan Kasus Kepada Instansi Penegak Hukum

% 90

Persentase Laporan Penugasan Investigasi yang Memenuhi Standar

% 95

Persentase Hasil Telaahan Kasus yang Sedang Ditangani oleh Pihak Penyidik

% 87 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% Kementerian /Lembaga/Pemerintah Daerah

Persentase Pemerintah Daerah yang Menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 50

Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

IPD 15

Jumlah Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pengendalian Intern

IPD 12

Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemerintah Daerah

Tingkat Penerapan Jabatan Fungsional Auditor

% 75

Rasio SDM Terdiklat Sesuai Kompetensi Terhadap Total Jumlah yang Dibutuhkan

% 33

Persentase Jumlah Pegawai BPKP yang Kompeten dan Profesional di Setiap Bidang Kompetensi yang Dibutuhkan

% 83

Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%

Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi

% 85

Tingkat Dukungan Opini BPK RI Terhadap Laporan Keuangan BPKP

% 100

Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Kepegawaian

Skala

(4)

(1-10) Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir

Dalam DIPA

% 88

Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan Sesuai

Prosedur

Skala likert (1-10)

7,8

Persepsi Publik yang Positif Terhadap Perwakilan BPKP

% 78

Indeks Efektifitas Pengelolaan Aset % 93 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan

Terhadap Layanan Sarana dan Prasarana

Skala likert (1-10)

7,8

Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat

% 93

Pencapaian Tata Kelola APIP yang Baik % 50

Terselenggaranya Satu

Sistem Dukungan

Pengambilan Keputusan Bagi Pimpinan

Terimplementasinya Sistem Informasi untuk Mendukung Pengambilan Keputusan Internal

(Manajemen BPKP)

% 66

Dukungan Terimplementasikannya Sistem Kendali Akuntabilitas Presiden (PASs)

(5)

A

KUNTABILITAS

K

INERJA

Capaian kinerja dari 3 program utama yang

dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

pada tahun 2013, secara rata-rata adalah

(6)

Pengukuran kinerja merupakan kegiatan membandingkan antara target kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Melalui perbandingan tersebut dapat diketahui celah kinerja, yang merupakan selisih antara realisasi hasil program dengan targetnya. Celah kinerja tersebut kemudian dianalisis untuk dicari penyebab ketidakberhasilan, untuk dijadikan dasar penetapan strategi peningkatan kinerja di masa datang.

Laporan akuntabilitas kinerja (LAKIP) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 menggambarkan capaian kinerja program dan kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2010 – 2014. Indikator kinerja program mencerminkan manfaat/hasil dari output, dan pada umumnya dikaitkan dengan capaian kegiatan yang dianggap sebagai penggerak kinerja terdekat atau mempunyai kontribusi terbesar untuk pencapaian program. Sedangkan indikator kinerja kegiatan terdiri atas indikator input dan output. Indikator kinerja input terdiri atas jumlah dana yang digunakan dan pemakaian sumber daya manusia (SDM) yang dihitung dengan penggunaan orang hari (OH). Indikator kinerja output berupa hasil yang diperoleh dari kegiatan yang dilaksanakan.

Keberhasilan capaian kinerja di atas diukur dengan dua indikator yaitu keberhasilan program diukur dengan indikator kinerja hasil (outcome) dan keberhasilan kegiatan diukur dengan indikator kinerja keluaran (output). Oleh karena itu, untuk memudahkan mendapatkan gambaran umum capaian kinerja program secara keseluruhan, maka dilakukan kategori capaian kinerja berdasarkan skala pengukuran kinerja.

Pada tahun 2012 Rencana Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat berisikan 3 program utama dan 8 sasaran strategis dengan 38 indikator kinerja utama (IKU) yang harus dicapai oleh 5 unit eselon III. Capaian kinerja dari 3 program utama yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2013, secara rata-rata adalah sebesar 100,14% atau

’’Memuaskan”.

No Rentang Capaian Kategori Capaian

1. Capaian ≥ 100% Memuaskan

2. 85% ≤ capaian < 100% Sangat Baik

3. 70% ≤ capaian < 85% Baik

4. 55% ≤ capaian < 70% Cukup

5. Capaian < 55% Kurang

Capaian Keberhasilan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama

(7)

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian (%)

Meningkatkan Kualitas 95% Laporan Keuangan

Kementerian Lembaga (LKKL) dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

Persentase Instansi

Pemerintah Pusat yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan

% 100 130 120,00

Persentase Instansi

Pemerintah Daerah (IPD) yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP

% 90 95 111,11

Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini Dukungan Wajar

% 85 97 117,65

Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektoral yang

Disampaikan ke Pusat

% 100 100 100,00

Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke Pusat

% 100 100 100,00

Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan

Stakeholders yang Dijadikan

Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders

% 100 100 100,00

BUMD di Provinsi Kalimantan Barat yang Laporan

Keuanganya Memperoleh Opini Minimal WDP

% 80 85,71 107,14

Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87,50%

Persentase Peningkatan Penerimaan Negara dari Hasil Pengawasan

% 4 0 0,00

Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan ke Pusat

% 100 120 120,00

Persentase Penghematan Biaya (Cost Saving) Dibandingkan dengan Nilai yang Diaudit

% 2 1,5 75,00

Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal pada 60% Instansi Pemerintah Daerah dan Terselenggaranya Good Governance pada 75% BUMN/BUMD

Persentase IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai Standar Pelayanan Minimal

IPD 12 12 100,00

Persentase BUMN/D/BLU/D yang Telah Menerapkan GCG atau KPI

% 75 100 120

Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja

% 100 100 100 Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Persentase Pemahaman dan Kepedulian atas Permasalahan Korupsi % 78 81,5 104,23 IPP/IPD/BUMN/BUMD berisiko Fraud yang Menyelenggarakan Fraud Control Plan (FCP) Instansi 2 5 120,00 IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yang Mengoreksi Kebijakan Instansi 1 - -

(8)

Persentase Penyelesaian Penugasan HKP, Klaim, dan Penyesuaian Harga

% 87 100 114,94

Persentase Penyerahan Kasus Kepada Instansi Penegak Hukum

% 90 95 105,56

Persentase Laporan Penugasan Investigasi yang Memenuhi Standar

% 95 100 105,26

Persentase Hasil Telaahan Kasus yang Sedang Ditangani oleh Pihak Penyidik % 87 97 111,49 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah

Persentase Pemerintah Daerah yang

Menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP ) Sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 50 26,67 53,34

Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

IPD 15 15 100,00

Jumlah Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem

Pengendalian Intern

IPD 12 11 91,67

Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemerintah Daerah

Tingkat Penerapan Jabatan Fungsional Auditor

% 75 80 106,67

Rasio SDM Terdiklat Sesuai Kompetensi Terhadap Total Jumlah yang Dibutuhkan

% 33 89 120,00

Persentase Jumlah Pegawai BPKP yang Kompeten dan Profesional di Setiap Bidang Kompetensi yang Dibutuhkan

% 83 97 116,87 Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%

Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi

% 85 111 120,00

Tingkat Dukungan Opini BPK RI Terhadap Laporan Keuangan BPKP

% 100 100 100,00

Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Kepegawaian

Skala Likert 1-10

7,5 7,23 96,40

Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir DalamDIPA

% 88 99,25 112,78

Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan Sesuai Prosedur

Skala Likert 1-10

7,8 7,8 100,00

Persepsi Publik yang Positif

Terhadap Perwakilan BPKP % 78 100 120,00 Indeks Efektifitas Pengelolaan

Aset

% 93 100 107,53

Persepsi Kepuasan Pegawai Terhadap Layanan Sarana dan Prasarana

Skala Likert 1-10

(9)

Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat

% 93 100 107,53

Pencapaian Tata Kelola APIP yang Baik

% 50 53 106,00

Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi Pimpinan

Terimplementasinya Sistem Informasi untuk Mendukung Pengambilan Keputusan Internal (Manajemen BPKP) % 66 90 120 Dukungan Terimplementasikannya Sistem Kendali Akuntabilitas Presiden (PASs)

Referensi

Dokumen terkait

Promosi adalah salah satu unsur dari bauran pemasaran (marketing mix) yang dilakukan oleh perusahaan untuk merangsang konsumen agar tertarik pada produk atau jasa

P embahasan dalam perhitungan dan Pemotongan PPh 21 menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 terhadap gaji

Harto, 1993); b) Hujan effektif dihitung dengan metode phi (φ) indeks; c) Hidrograf satuan pengamatan diturunkan dari hidrograf banjir pengamatan dengan memakai

Rambatan 85213262419 Pemuda Tani Obsaheri Ladang Laweh Nagari Sapi Potong 197 Sumatera Barat Tanah Datar Desi Afrianis, S.Pt Jorong Patai Nagari Padang Magek Kec. Tani Sepakat

Kestabilan sol hidrofob disebabkan oleh muatan sejenis dari partikel-partikel terdispersi, hingga terjadi tolak menolak antar partikel dan adanya

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA JABATAN PELAJARAN NEGERI PEJABAT PELAJARAN DAERAH SEKOLAH Menerima penataran PBS dari KPM Menyediakan bahan penataran MULA Menyediakan Laporan

Berdasarkan potensi yang ada pada pangan tradisional Bali dan prospek pengembangan pangan fungsional yang baik dimasa yang akan datang, maka pengembangan pangan

Komunitas klub motor NewSniper (Solo Ninja Performance) dalam pembentukan sebuah citra, mereka selalu mengadakan bakti sosial dan membantu masyarakat yang sedang terkena