• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Soepandi Mengatakan bahwa: Alat musik tiup yang ada di Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Soepandi Mengatakan bahwa: Alat musik tiup yang ada di Jawa Barat"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Soepandi Mengatakan bahwa: “Alat musik tiup yang ada di Jawa Barat diantaranya : suling, tarompet, toleat, taleot, elet, sarawelet, tarawelet, dan sondari” (1989 : 17). Alat musik tersebut digunakan di berbagai kesenian daerah di Jawa Barat. Ragam bentuk serta bunyi yang dimiliki oleh alat musik tiup tersebut menjadikan suatu ciri dari kesenian yag ada di Jawa Barat.

Dari sejumlah alat musik tiup yang disampaikan oleh Soepandi tersebut di atas, biasanya digunakan pada kesenian-kesenian daerah yang berbeda dan tersebar di Jawa Barat. Namun demikian ada pula diantaranya alat musik tiup tesebut digunakan di dalam pertunjukan beberapa jenis kesenian, seperti misalnya Tarompet yang tidak saja digunakan pada kesenian Kendang Pencak, tetapi juga pada kesenian sisingaan, bangrung dan iringan kuda renggong. Dengan dmikian dapat dikatakan bahwa daerah Jawa Barat merupakan satu Propinsi di Indonesia yang memilki kekayaan alat musik tiup yang beraneka ragam.

Dari penjelasan mengenai alat musik daerah di Jawa Barat yang disimpulkan oleh soepandi di atas, terdapat alat musik yang disebut dengan istilah Suling. Jika dilihat dari jenisnya, ternyata di Jawa Barat ini memiliki beberapa jenis suling, antara lain: Suling Degung, suling Madenda, Suling Tembang, Suling Kawih dan Suling Bangsing. Khusus mengenai Suling Bangsing, alat ini tidak

(2)

begitu banyak digunakan pada pertunjukan kesenian daerah. Salah satu kesenian daerah yang menggunakan alat musik tersebut adalah kesenian Tarling.

Menurut Abdul Ajib dalam wawancara di kediamannya, Tarling berasal dari kata “Tar” dan “Ling”; Tar berarti gitar dan Ling berarti Suling (Bangsing), kesenian Tarling adalah kesenian trdisional yang dulunya berasal dari 3 daerah yaitu Indramayu, Cirebon, Majalengka. Sebutan Tarling dinamakan setelah adanya kesepakatan antara ke-3 daerah tersebut. Sebelumnya, nama kesenian tarling di ke-3 daerah itu berbeda, yaitu melodi kota udang di Cirebon, melodi kota ayu di Indramayu dan melodi kota resik di majalengka.

Di beberapa daerah, khusunya Cirebon dan Indramayu atau yang biasa disebut dengan daerah Pantura, kesenian Tarling merupakan kesenian daerah yang sangat terkenal dan sangat di gemari oleh masyarakat pendukungnya. Hal itu terjadi sekitar tahun 1960 hingga 1980-an. Pada saat itu grup-grup yang berkembang belum begitu banyak, sehingga persaingan diantara grup kesenian tersebut belum begitu ketat. Salah satu grup popular dalam bidang tarling tersebut adalah drup kesenian Putra Sangkala. Grup ini terbentuk pada tahun 1964, dan sampai sekarang masih tetap eksist dalam kesenian tarling.

Kesenian tarling yang di bawakan oleh grup putra sangkala membawa 2 jenis bentuk musik, yaitu Klasik dan Irama Cirebon Modern. Klasik adalah bentuk musik yang di bawakan melalui instrument gamelan, dan klasik ini sudah ada sebelum kesenian tarling muncul, sedangkan irama modern Cirebon adalah bentuk musik kreasi baru yang diciptakan oleh tokoh-tokoh tarling dan dibawakan dengan beberapa instrumen baru sepaerti Gitar . Bentuk sajian tersebut selalu di

(3)

tampilkan oleh grup Putra Sangkala ketika mereka melakukan suatu pertunjukan di dalam suatu acara, seperti khitanan, nikahan, event atau yang lainnya. Pada bentuk sajian irama Cirebon modern terdapat beberapa kerangka lagu seperti blendrong, kiser, dermayonan dan lain-lain.

Terdapat salah satu kerangka lagu pada bentuk sajian irama Cirebon modern yang membuat penulis tertarik untuk menelitinya yaitu kiser. ketertarikan tersebut dilihat dari perbedaan kiser dengan kerangka yang lain. Untuk lebih jelasnya penulis akan gambarkan sebagai berikut :

Keteranagan:

= goong pertama = = pos / jembatan

= goong kedua

Gambar diatas adalah pola yang membedakan antara kiser dengan kerangka lagu yang lain. Dalam kiser terdapat jembatan atau pos yang menghubungkan antara 2 goongan.( Abdul Adjib Wawancara tanggal 11 November 2009)

Melihat dari pernyataan di atas tadi bila di kaitkan dengan permainan bangsing dalam kerangka lagu kiser, bangsing ini memiliki peran yang hampir sama seperti halnya rebab, tarawangsa, biola, tarompet, yaitu sebuah alat musik

1 pos 2

1

2

(4)

yang berfungsi sebagai pembawa melodi lagu. Selain itu, bangsing juga berfungsi sebagai pemberi surupan kepada sinden. Dalam permainan bangsing kiser ini, nada yang digunakan sama halnya seperti halnya dalam instrument suling, nada-nada yang digunakan berdasarkan laras yang ada dalam karawitan sunda seperti degung, madenda, salendro, pelog dan mataraman.

Teknik memainkan serta ornamentasi yang terdapat dalam permainan bangsing adalah suatu faktor yang membuat peneliti sangat tertarik. Mulai dari teknik tiupan, penjarian serta pengunaan ornamen pun adalah salah satu faktor yang ingin diketahui oleh peneliti dalam penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti bermaksud mengungkapkan Teknik Memainkan Bangsing Kiser di Lingkung Seni Putra Sangkala Cirebon. Terdapat beberapa indikator yang digunakan yaitu teknik tiupan, teknik penjarian dan ornamentasi bangsing. Oleh karena itu, ada beberapa pertanyaan penelitian yang dikembangkan dari indikator tersebut.

1. Bagaimana teknik dasar memainkan bangsing?

2. Bagaimana teknik memainkan bangsing pada kiser pada kesenian tarling di lingkung seni putra sangkala tersebut?

3. Bagaimana gaya ornamentasi permainan bangsing pada kiser dalam kesenian tarling di lingkung seni putra sangkala tersebut?

(5)

Guna menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran pengertian istilah yang terdapat di dalam judul penelitian, maka dalam hal ini peneliti memberikan batasan sebagai berikut :

a. Teknik : Cara membuat/melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni, metode/sistem dalam mengerjakan sesuatu. (kamus Umum Bahasa Indonesia, 2000 : 618)

b. Memainkan : berasal dari kata main ditambah awalan me- dan akhiran –an yang artinya mempertunjukan atau mempertontonkan (dengan menggunakan alat tertentu atau tidak). (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2005 : 968)

c. Teknik permainan : cara atau teknik memainkan waditra untuk mendapatkan bunyi tertentu dengan yang seharusnya (dikehendaki). Dalam pengertian ini, tentu saja setiap jenis waditra tidak bias dimainkan dengan cara asal bunyi, tetapi harus dimainkan dengan cara –cara tertentu berdasarkan pola iringan yang beraturan. Oleh karena itu, seorang pemain waditra dituntut menguasai keterampilan teknik permainan yang memadai. (Waditra, Mengenal Alat-alat Kesenian Daerah Jawa Barat, 1995 : 5)

d. Bangsing adalah salah satu waditra dalam karawitan Cirebon yang terbuat dari bambu (tamiang). Bangsing ini mempunyai delapan buah lubang nada yang masing-masingnya adalah sebuah lubang tiup, sebuah lubang untuk ditutupi oleh alat getar, dan enam buah lubang (wawancara dengan bapak Abdul Ajib di rumahnya di Jl. Sukasari IV no. 30 Cirebon, pada tanggal 10 Februari 2010)

(6)

e. Kiser adalah kerangka lagu (wawancara dengan bapak Abdul Ajib di rumahnya di Jl. Sukasari IV no. 30 Cirebon, pada tanggal 11 November 2009)

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah diatas, tentunya dalam penelitian ini mempunyai maksud dan tujuan. Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian Teknik Memainkan Bangsing Kiser di Lingkung Seni Putra Sangkala Cirebon, diantaranya:

1. Mengetahui Tekanik Dasar Memainkan Bangsing

2. Mengetahui Teknik Memainkan Bangsing Untuk Lagu Kiser Pada Kesenian Tarling di Lingkung Seni Putra Sangkala Cirebon.

3. Mengetahui Ornamentasi Permainan Bangsing Untuk Lagu Kiser Pada Kesenian Tarling di Lingkung seni Putra Sangkala Cirebon.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terutama, sebagai berikut :

1. Seniman Karawitan Sunda

a. Sebagai sebuah informasi bagi seniman karawitan sunda yang ingin mengetahui dan mempelajari Teknik Memainkan Bangsing Pada Kiser Pada Kesenian Tarling di Lingkung Seni Putra Sangkala Cirebon.

(7)

b. Memberikan peluang bagi perkembangan Teknik Memainkan Bangsing Pada Kiser Dalam Kesenian Tarling di Lingkung Seni Putra Sangkala Cirebon.

2. Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI

a. Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi inspirasi bagi lembaga perguruan tinggi khususnya jurusan pendidikan seni musik dalam mengembangkan Teknik Memainkan Bangsing Pada Kiser Dalam Kesenian Tarling di Lingkung Seni Putra Sangkala Cirebon.

b. Menjadi inspirasi bagi peneliti lain untuk mengembangkan teknik memainkan Bangsing.

3. Peneliti

Untuk memberikan wawasan kepada peneliti khususnya tentang Teknik memainkan Bangsing Pada Kiser Dalam Kesenian Tarling di Lingkung Seni Putra Sangkala Cirebon.

E. Asumsi

Penelitian ini berpijak dari asumsi bahwa Teknik Memainkan Bangsing kiser di Lingkung Seni Putra Sangkala memiliki teknik yang berkaitan dengan memainkan dan ornamentasi, sehingga bila ingin memainkan dengan benar, diperlukan teknik-teknik tertentu guna mendapatkan hasil yang maksimal.

(8)

F. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengkaji data-data faktual tentang teknik memainkan bangsing pada kiser dalam kesenian Tarling di lingkung seni putra sangkala Cirebon, oleh karena itu metode yang paling tepat untuk dapat mengkaji berbagai data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif .

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, studi literatur, wawancara dan dokumentasi dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Observasi

Dalam hal ini observasi bertujuan sebagai studi pendahuluan untuk mengenal, mengamati dan mengidentifikasi masalah yang akan diteliti, baik pengamatan langsung atau tidak langsung. Peneliti datang ke lokasi penelitian untuk mengamati dan mencatat data yang diperoleh dari lokasi penelitian kemudian mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti.

2. Studi Literatur

Studi literatur adalah salah satu teknik yang dilakukan untuk memperoleh data atau informasi dengan mempelajari beberapa sumber bacaan diantaranya: buku-buku, artikel, koran, jurnal, yang ada hubungannya dengan topik penelitian yang dibahas.

(9)

3. Wawancara

Wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan bentuk Tanya jawab, baik secra langsung maupun tidak langsung. Adapun Informan yang diwawancarai adalah tokoh-tokoh yang dianggap kompeten dalam memberikan informasi mengenai objek yang diteliti. 4. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai proses pendokumentasian yang dilakukan di Lingkung seni putra sangkala. Proses pendokumentasian ini kemudian diolah untuk menjadi data – data penelitian yang valid.

H. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data ialah kegiatan untuk menyeleksi serta mengklasifikasikan data yang terkumpul berdasarkan kebutuhan, kemudian dianalisis secara sistematis untuk mendapatkan jawaban atas masalah yang diteliti.

Semua data atau informasi yang diperoleh dari hasil observasi, studi literatur, wawancara dan dokumentasi kemudian diolah, dianalisis dan diuraikan. Metode yang digunakan untuk mendapatkan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai kajian penelitian, disusun, dijelaskan kemudian disesuaikan dengan data yang didapatkan dari hasil wawancara dan observasi di lapangan serta data yang dihasilkan dari sumber lain berupa teori, yaitu untuk mendaptkan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai suatu kajian penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Sementara pada kenyataannya, secara ekonomi masyarakat India Punjabi di kota Medan lebih mapan dibandingkan masyarakat Tamil, hal ini dapat terlihat dengan bertahannya toko-toko

Comp, singkatan dari Computation adalah kategori bakat dan minat yang mengarah pada kemampuan di bidang perhitungan atau yang berhubungan dengan angka-

Using Short Stories to Enhance Students’ Vocabulary Mastery in Writing Narrative Texts (A Classroom Action Research at the Tenth Grade Students of Islamic Senior High

Menunjukkan bahwa terdapat 13 responden yang mengalami beban berat dan memiliki kemampuan tidak baik dalam merawat pasien perilaku kekerasan.. Hasil uji

Meningkatnya peran farmasis dalam counseling obat untuk pasien dan konsultasi medikasi dengan dokter mempunyai efek positif terhadap pasar farmasi.. Counseling obat

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan rahmat serta Rosulullah Muhammad SAW yang senantiasa memberikan syafaat kepada umatnya

Jika kita berada pada satu jaringan yang sama denganorang yang mengirim email, atau yang dilalui oleh email, maka kita bisa menyadap email dengan memantau port 25,yaitu port

Persentase kepemilikan saham < 5% adalah sebesar 40% atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor. Saham Treasury tercatat dalam kelompok pemegang saham dengan