• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PEMBINA PRAMUKA DALAM MENINGKATAKAN PARTISIPASI PENGGALANG DI LINGKUNGAN GUDEP KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN PEMBINA PRAMUKA DALAM MENINGKATAKAN PARTISIPASI PENGGALANG DI LINGKUNGAN GUDEP KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PEMBINA PRAMUKA DALAM

MENINGKATAKAN PARTISIPASI PENGGALANG DI LINGKUNGAN GUDEP KECAMATAN

CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT

ENDANG HIDAYAT

Email: endanghidayat315@yahoo.com Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi

ABSTRAK

Perumusan masalah dalam hal ini berjudul “Peran Pembina Pramuka Dalam Meningkatkan Partisipasi Penggalang Di Lingkungan Gudep Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat”. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini ialah : (1). Untuk memperoleh data tentang pelaksanaan kegiatan pramuka di Gudep Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat dan (2). data tentang partisipasi anggota pramuka dalam pelaksanaan kegiatan pramuka. Adapun pertanyaan dalam penelitian ini adalah : (1). Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan pramuka di Gudep Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat? (2). Bagaimana partisipasi anggota pramuka di Gudep Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat?

Kata kunci : Peran Pembina Pramuka PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kepramukaan merupakan pelengkap pendidikan di sekolah dan pendidikan dalam keluarga, dengan demikian kegiatan kepramukaan harus mampu mewadahi dan mengisi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi pada kedua pusat pendidikan tersebut. Pendidikan dalam gerakan pramuka dilaksanakan lewat kepramukaan untuk mencapai tujuannya, yaitu proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakkukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak.

disebutkan dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 bahwa : “Pendidikan Noformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang”.

2. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan, maka kiranya dapat diidentifikasikan sebagai berikut

:

a. Kurangnya pembina yang mengikuti pelatihan pada saat diadakannya kegiatan perencanaan (Musyawarah Kwaran).

b. Banyaknya pembina Pramuka yang kurang aktif aktif memberikan sumbang saran dan pemikiran dalam kegiatan perencanaan di lingkungan Gudep Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat.

3. Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah tersebut penulis dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “Peran Pembina Pramuka Dalam Meningkatkan Disiplin Anggota Di Lingkungan Gudep Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat ”.

4. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang di rencanakan tentu mempunyai tujuan, demikian juga dengan kegiatan yang peulis lakukan.Adapun tujuan penilitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk memperoleh data tentang pelaksanaan kegiatan Pramuka di Gudep Kecamatan Cieundeuy Kabupaten Bandung.

b. Untuk mengungkap data tentang partisipasi anggota Pramuka dalam pelaksanaan kegiatan Pramuka Anggapan Dasar.

5.

Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini yang akan dijadikan populasi adalah para anggota Pramuka yang berjumlah 100 orang anggota Pramuka di lingkungan Gudep Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 orang (di bulatkan).

KAJIAN TEORI DAN METODE 1. Pengertian Disiplin

Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau

(2)

tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.(http//starawaji:wordpress.com)

Displin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban. (Kwarcab Kab Bandung Barat,2011).

2

.

Macam – Macam Kedisiplinan

Menurut (http//starawaji:wordpress.com) bahwa disiplin di bagi menjadi :

1. Disiplin dalam menggunakan waktu, maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan baik.

2. Disiplin dalam Masyarakat.

3. Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Pelaksanaan Kegiatan Kepramukaan di Sekolah a. Pengertian Pramuka

Gerakan Pramuka yang nama lengkapnya adalah gerakan pendidikan kepanduan Praja Muda Karana, disingkat dengan Gerakan Pramuka. Pengertian ini tertuang dalam Buku Anggaran Dasar /Anggaran Rumah Tangga Pramuka bahwa, “Gerakan Pendidikan kepramukaan (Kepanduan) Nasional Indonesia, perkumpulan/organisasi yang membantu pemerintah dan masyarakat dibidang pendidikan anak-anak, para remaja, dan pemuda/pemudi di luar lingkungan keluarga

dan di luar lingkungan sekolah

Pengertian Pramuka

b. Prinsip Dasar Pramuka

Prinsip Dasar Kepramukaan adalah asas yang mendasari kegiatan kepramukaan dalam upaya membina watak peserta didik, dan mempunyai metode yang khas yang membedakan pendidikan kepramukaan dengan pendidikan lainnya.

c. Kepramukaan Sebagai Pendidikan Sepanjang Hayat

Menurut Kwarcab Kabupaten Bandung Barat Pendidikan dalam Gerakan Pramuka adalah “sebagai suatu proses pembinaan sepanjang hayat yang berkesinambungan atas peserta didik baik sebagai individu maupun anggota masyarakat dengan sasaran menjadikan mereka sebagai manusia mandiri,

peduli, bertanggung jawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat”.

4. Kegiatan Kepramukaan Di Sekolah sebagai Program Ekstrakurikuler

Pelaksanaan kegiatan kepramukaan di sekolah merupakan kegiatan ekstrakurikuler yaitu kegiatan di luar jam pelajaran, di mana peserta didik diantar menuju suatu tujuan, agar menjadi manusia yang berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur dan menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila.

5. Kegiatan Pramuka Sebagai Proses Pendidikan Luar Sekolah

1). Pengertian Pendidikan Luar Sekolah

Pendidikan Luar Sekolah dikatakan juga pendidikan yang bersifat non formal, yaitu pendidikan yang dilaksanakan di luar sekolah. Hal ini seperti diuraikan Sujana, (2010:21), bahwa “Pendidikan non formal ialah kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai belajarnya.”

2). Ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah

Ciri-ciri pendidikan luar sekolah memiliki

banyak

kesamaan

dengan

pendidikan

persekolahan, seperti yang diuraikan Sujana

(dalam Ipik Suganda:20-

21) bahwa ciri-ciri pendidikan luar sekolah adalah :

(1) Diorganisir

(2) Adanya program isi pendidikan (3) Adanya perurutan materi

(4) Adanya creditial (persyaratan ijazah atau sertifikat)

(5) Adanya tujuan yang spesifik yang dapat dicapai jangka waktu yang relatif pendek. (6) Bagi peserta didik, tujuan belajar mereka

adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan untuk hidup dan bukan mengejar ujian.

(7) Sasaran didik tergantung kepada program .

3). Azas Pendidikan Luar Sekolah

Pendidikan luar sekolah dibina dan dikembangkan di atas azas-azas berikut, yaitu azas kebutuhan, azas pendidikan sepanjang hayat dan azas relevansi dengan pembangunan.

(Sujana

dalam

Ipik

Suganda, 2007:21, 2010 : 201, 2010:229)

6. Kegiatan Pramuka Ditinjau dari Sistem Pendidikan Luar Sekolah

Kegaitan Pramuka dalam proses belajar mengajarnya memiliki komponen, proses dan tujuan

(3)

secara sistematik sesuai dengan Pendidikan Luar sekolah. Djudu Sudjana (2006:89-95), memperinci lebih jauh bahwa PLS memiliki komponen, proses dan tujuan: Masukan Lingkungan (environment input), Masukan sarana (instrumental input), Masukan mentah (raw input), Proses pendidikan melalui pembelajaran, Keluaran (output), Masukan lain (other input), Pengaruh (outcome).

PROSEDUR PENELITIAN 1. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan obyek umum dalam kegiatan suatu penelitian. Hal sebagaimana Suharsimi Arikunto (1992;6) mengemukakan bahwa "Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian". Berdasarkan pendapat tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah dalam penelitian ini yang akan dijadikan populasi adalah para anggota Pramuka yang berjumlah 497 orang anggota Pramuka di lingkungan Gudep Kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat.

Sedangkan yang dimaksud dengan sampel penelitian, seperti dikemukakan oleh Engking Soewarman Hasan (1997;54) bahwa "Populasi dimaksudkan keseluruhan obyek penellitian, mungkin berupa manusia, gejala-gejala, benda-benda, pola sikah tingkah laku dan sebagainya yang menjadi obyek penelitian". Dari pendapat tersebut, sampel yang dijadikan ini seluruh populasi sebanyak 50 orang (sampel acak).

2. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Sebagaimana dikemukakan Engking Soewarman Hasan (1997;44) bahwa yang dimaksud dengan metode penelitian adalah "Cara-cara berpikir dan berbuat bagaimana mencari jalan untuk memecahkan masalah". Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pemaparan suatu kejadian secara berurutan (deskrptif) sehingga menjadi suatu gambaran yang jelas.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi

b. Wawancara

c. Studi Literatur/Kepustakaan

d. Angket

3. Langkah-langkah Pengumpulan Data

a. Penyusunan kisi-kisi atau instrumen penelitian b. Membuat Butir Pertanyaan dan Alternatif

Jawaban

c. Membuat Penunjuk Pengisian d. Uji Coba Angket

e. Revisi Angket f. Penggandaan Angket

g. Penyebaran Angket 4. Prosedur Pengolahan Data

a. Seleksi Data b. Klasifikasi Data c. Tabulasi Data d. Analisis Data

HASIL DAN PEMBAHSAN

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Letak Geografis Lokasi Penelitian

Kecamatan Cipeundeuy sebagai salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Bandung Barat. Kecamatan ini mempunyai jarak ke Ibu Kota Kabupaten Bandung Barat kurang lebih 30 km, sedang ke Ibu Kota Propivinsi kurang lebih 40 km. Kecamatan Cipeundeuy mempunyai luas wilayahnya 1.592.858 Ha yang merupakan daratan, dengan mempunyai ketinggian 225 m dari permukaan laut serta mempunyai curah hujannya rata-rata pertahun 1900 mm, dimana keadaan suhu berada kepada rata-rata 19-25 derajat celcius.

b. Struktur Kepengurusan

Struktur Kepengurusan Kepramukaan Kecamatan Cipeundeuy

Ketua Kwartir : Camat Cipeundeuy Wakil Ketua : Kepada Cabang Disdik Sekretaris : Penilik Dikbud

Anggota Mabi : Koramil, Polsek, Penilik PLS, KUA, Posgiro. 2. Hasil Penelitian

Jumlah lulusan mahir dasar Pramuka yang dijadikan responden dalam penelitian ini sebanyak 50 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai identitas responden yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah tingkatan usia dan latar belakang pendidikan.

Adapun untuk komposisi responden berdasarkan tingkat pendidikannya,penulis memilih responden dengan mayoritas sekolah lanjutan tingkat pertama. 3 . Pembahasan

a. Pengetahuan responden tentang mengetahui adanya kegiatan pramuka jelas bahwa lebih dari setengahnya (71.43%) responden mengatakan mengetahui, karena telah diumumkan jadwalnya, sedangkan sisanya ( 14% ) responden menyatakan mengetahui, karena sebagai anggota , (8%) responden menyatakan sebagian jadwalnya mengetahui dan (8%) yang lainnya menyatakan sama sekali kurang mengetahuinya. b. Tanggapan responden terhadap tujuan

(4)

lingkungan kwaran disimpulkan bahwa lebih dari setengahnya (56%) responden menyatakan bahwa tujuan diselenggarakan kegiatan pramuka tersebut, yaitu memberikan keterampilan kepanduan kepada siswa. Sedangkan yang lainnya (22%) menyatakan membina minat bakat, (24%) responden menyatakan melaksanakan program kerja kwartir ranting dan (8%) responden menyatakan merupakan kegiatan ekstrakurikuler.

c.

Tanggapan responden waktu pelaksanaan kegiatan pramuka

disimpulkan bahwa lebih

dari

setengahnya

(58%)

responden

menyatakan 2-3 jam, yang lainnya

masing-masing (42%) responden menyatakan 1-2

jam.

Dengan demikian bahwa pelaksanaan

kegiatan

pramuka

di

Kwartir

Ranting

Kecamatan Cipeundeuy dilaksanakan antara

2-3 jam.

d. Selanjutnya

untuk

mengetahui

pendapat

responden

tentang

apakah

waktu

yang

digunakan

memadai

disimpulkan

bahwa

lebih dari setengahnya (64%) responden

menyatakan waktu kegiatan cukup memadai

sesuai dengan jadwal, yang lainnya

masing-masing (22%) responden menyatakan perlu

adanya pengurangan dan yang lainnya (14%)

menyatakan

harus

disesuaikan

dengan

situasi.

e. Kemudian dari pada itu, untuk mengetahui

pendapat

responden tentang materi yang

diberikan

dalam

Kursus

Mahir

Dasar

disimpulkan bahwa kurang dari setengahnya

(42%) responden menyatakan sedikit teori

banyak praktek, yang lainnya msing-masing

(22%) menyatakan sedikit teori dan banyak

praktek dan yang lainnya (14%) menyatakan

teori saja.

f. Tanggapan responden tujuan mengikuti kegiatan pramuka berdasarkan hasil analisis, lebih dari setengahnya responden (64%) menyatakan tujuan mengikuti kegiatan pramuka, yaitu untuk menambah pengetahuan, sedangkan (22%) responden menyatakan mengisi waktu luang, sisanya masing-masing (8%) menyatakan untuk meningkatkan jabatan, dan (6%) responden menyatakan untuk menambah kredit point. g. Dorongan responden mengikuti kegiatan

pramuka lebih dari setengahnya (78%) responden menyatakan keinginan sendiri, sedangkan (12%) responden menyatakan dorongan anak didik, sisanya (10%) menyatakan dorongan kepala sekolah.

h. Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana minat responden terhadap kegiatan sebagai pembina pramuka, diketahui lebih dari setengahnya (58%) responden sangat berminat karena dapat menyalurkan hobi, (42%) responden menyatakan sangat berminat karena sesuai dengan kemampuan. Kemudian apakah responden selalu memperhatikan apabila pelatih sedang menjelaskan materi, seluruhnya (100%) menyatakan selalu memperhatikan (Pengolahan angket no. 18 bagian C).

KESIMPULAN

Kesimpulan akhir yang penulis kemukakan didasarkan pada pertanyaan penelitian terdahulu sebagai berikut :

Pelaksanaan kegiatan pramuka di lingkungan Gudep Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat, telah diketahui anggota pramuka (tabel 1), yaitu berkat adanya upaya pembinaan keterampilan kepanduan kepada siswa (tabel 2). Lamanya kegiatan pramuka dalam setiap pertemuan dilakukan 2-3 jam (tabel 3,4). Materi yang disampaikan dalam kegiatan pramuka berupa teori dan praktek (tabel 5)

Upaya yang dilakukan pembina pramuka untuk meningkatkan partisipasi anggota pramuka dalam kegiatan pramuka yaitu ; Memberikan dorongan agar mengikuti kegiatan pramuka untuk menambah pengetahuan khususnya di bidang kepramukaan (tabel 6,7). Meningkatkan minat anggota untuk mengikuti kegiatan (tabel 8).

V. DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Sosial Politik (1982), Undang-Undang Dasar 1945, Provinsi Jawa Barat ; Bandung.

Sudjana D (1992), Pendidikan Luar Sekolah, Nusantara Press : Jakarta

--- (1991), Seri Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan Sejarah Perkembangan, Filsafat dan Faktor Pendukung, Nusantara Press : Jakarta

--- (1993), Strategi Pembelajaran Dalam Pendidikan Luar Sekolah, Nusantara Press : Jakarta

Hasan E.S (1997), Metode Penelitian, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, FIP IKIP ; Bandung.

(5)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979), Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda : Jakarta

--- (1995), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka : Jakarta

Hidayat S. (1978), Pembinaan Generasi Muda, Studi Group : Surabaya.

Kwarnas Gerakan Kabupaten Bandung (1999), Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pramuka : Jakarta.

--- (1980), Pola Umum Gerakan Pramuka : Jakarta

Mashudi (1980), Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan, Kwarnas Gerakan Pramuka : Jakarta.

Sudjana N (1999), Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Sinar Baru : Bandung.

Poerwadarminta, W.J.S (1984), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka : Jakarta.

Redaksi Sinar Grafika (1999), Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999-2004 tentang GBHN, Sinar Grafika : Jakarta.

Harahaf R (1999), Gerakan Pramuka Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta.

Thojeb S (1973), Pembinaan Generasi Muda Bagian Integral Pembinaan Bangsa, Depdikbud : Jakarta

Hamijoyo S.S (1984), Pengertian Falsafah dan Azas Pendidikan Non Formal, PLS FIP : IKIP Bandung

Sastropoetro S (1986), Partisifasi Komunikasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional, Alumni : Bandung.

Trisnamansyah S (1986), Pendidikan Kemasyarakatan (Pendidikan Luas Sekolah), Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Bandung.

Sukanto S (1985), Kamus Sosiologi, Rajawali : Jakarta.

Surakmad W (1982), Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito : Bandung.

Rochimah (1998), Pembinaan Generasi Muda Bagian Integral Pembinaan Bangsa. Bandung : Departemen Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung.

TAP MPR NO IV Tahun 1999, Garis-garis Besar Haluan Negara, Pembangunan Nasional, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat reaktor beroperasi pada suhu rendah, tingkat pemanasan yang rendah dan tekanan yang sangat tinggi , reaksi sekunder sangat penting karena lamanya waktu

Raja Ali Haji dalam sejarahnya pernah disebut sebagai seorang penyair sufi Melayu yang jika dilihat dari pola persajakkannya tampaklah pola-pola rima yang tampak

Dalam kaitannya dengan pemantauan aktivitas gunungapi maka analisis data magnetik (hal yang sama dapat dilakukan untuk data gayaberat) cara transformasi wavelet dapat

12. The Impact of Improved Stoves, House Construction, and Child Location on Levels of Indoor Air Pollution and Exposure in Young Guatemalan Children. Journal of Exposure Analysis

Demikian pula dalam sepakbola, jika seorang atlet atau pemain sepakbola tidak dapat segera mengatasi kecemasan atau permasalahan yang terjadi, baik yang bersumber

The discussion involves two main sections; they are data analysis based on the research question: what are the Stella Duce 1 Yogyakarta Senior High School students’ perceptions on

Dalam Perancangan Interactive Story Book sebagai pembelajaran Iman, Pengharapan, Kasih bagi Anak Sekolah Dasar yang bersumber pada Alkitab,c. penulis menyebarkan

Kiranya dapat dikatakan bahwa asas agama Hindu adalah kepercayaan bangsa Arya yang telah mengalami perubahan sebagai hasil dari percampuran mereka dengan bangsa-bangsa