• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KE TEN AG ALISTRIKAN ANGGOTA KOMISI VIII : BELUM DIKOREKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KE TEN AG ALISTRIKAN ANGGOTA KOMISI VIII : BELUM DIKOREKSI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BELUM DIKOREKSI

RISALAH RAPAT

PEMBAHASAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG

KE TEN AG ALISTRIKAN

Tahun Sidang Masa Persidangan Jenis Rapat Rapatke Hari,tanggal Pukul Tempat Acara Ketuarapat Sekretaris Rapat Hadir Anggota Pemerintah

ANGGOTA KOMISI VIII : 1. Dr. Irwan Prayitno, MSc 2. Ir. Emir Moeis, MSc 3. Ir. Agusman Effendi 4. Drs. Anthonius Rahail

s.

Endang Karman S 6. Ir. Zaenal

Arifin

7. DR. A.W. Batar Goa, MA 8. Royani Haminullah 9. Suwignyo, BA 10. Julius Bobo, SE 11. P .M. Saul de Omay 12. Mudahir 13.

Pdt.

Lukas Sabarofek 14. Paul S Baut, SMF 15. Hj. Evita Asmalda 16. Tubagus Haryono

17. Harri Salman Farizi Sohar 18. Ir. H.M. Ridwan Hisjam 19. Syamsul Bachri, MSc 2001-2002 I Rapat Kerja 8 Kamis, 22 Agustus 2002 14.00 WIB -selesai

Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI

Pembahasan DIM Sisipan dan DE\1 Tambahan yang di bahas di Panja

Dr. Irwan Prayitno, MSc Drs. Muhono Basuki

38 dari 52 Anggota Komisi VIII

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral beserta jajarannya

21. Drs. Simon Patrice Morin 22. Drs. Comelis Tapatab

23.

Drs. Djamaluddin Sahidu

24. Prof. Dr. H. Rustam E. Tamburaka, MA

25. Drs. Priyo Budi Santoso 26. Prof. Dr. Syahmddin Kaseng 27. Drs. H. Mak sum Zailadry 28. H. Achmad Farial Husein 29. Drs. Rusli Ibrahim

30. Prof. DR. Illg. K. Tunggul Sirait 31. Drs. Nur Hasan

32. H. Agus Suflihat Mahmud 33. lr. Cecep Rukmana, MM 34. H. Noor Adenan Razak, SE 35. Soetadji

36. Iping Somantri 37. Rukmini, SIP

38. Ir. Darmarn:yah Husein 20. Gusti Iskandar Suk.ma Alamsyah

(2)

PEMERINT AH :

1. DR. Purnomo Yusgiantoro 2. DR. Ir. Luluk Sumiarso , MSc 3. Ir. Endro Utomo N.

4. Ir. Yogo Pratomo, MSc.,Ph.D 5. Ir. Soemarjanto, MM

6. Drs. Djoko Darmono 7. Dr. Thamrin Sihite 8. Ir. Ratna Ariati, M.Sc 9. DR. Ir. Hardi Prasetyo

10.

DR. Ir Kardaya Wamika

11. Ors. T.A Nurwinakum, SH, MH 12. Ir. Eddi Widiono, MSc, MM 13. Nenny Sri Utami

14. Ir. Ronggo Kuncahyo, MM 15. Darwijanto Sutrisno, SH 16. Ir. Ellydar B

17. Ir. Arieflndarto 18. Ors. Suladi 19. Muljo Adji AG 20. Ir. Handani Rismasini 21. Theo Herutomo

(3)

Raker Listrik 22 Agustus 2002

KETUA RAPAT (OR. IRWAN PRAYITNO, M.Sc): Jadi dengan demikian skors kami cabut.

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Bapak ibu yang kami hormati pertama kali tentu kami ucc.pkan selamat datang Bapak-bapak dan lbu-ibu setelah pengesahan tadi pagi nama-nama Anggota Komisi VIII, dan ada yang baru datang yaitu Bapak Ir. Ridwan Hisam, beliau sebagai ketua DPD Golkar Jawa timur menggantikan juga temannya, sebenarnya Jawa Timur yaitu Pak Sarwoko pindah ke Komisi V dan beliau juga mantan Ketua Hipmi, Kadin.

Kemudian dari Golkar ada Pak Gusti dari Kalimantan selatan pengganti Pak Syamsul Mu'arif dan disini menggantikan Husni Thamrin pindah Komisi 111, kemudian dari PDIP yang setelah disyahkan tadi yang masuk baru adalah Pak Didi Supriyanto dan Roni S. Hutagaol, tapi orangnya belum ada dan Pak Cipto Sekjen POI jadi orang ngetop masuk kemari, jadi disini ada dua orang . wakil Ketua MPR, Pak Husni Thamrin PPP tetap masih disini dan juga Pak Sucipto, baik ini sekedar awal perkenalan, adapun Pimpinan Komisi VIII menunggu hari Senin, ini mungkin akan bisa berubah orang yang ada disini bisa juga tetap.

Baik ini hanya sekedar pengantar saja dan pada hari ini rnemang hari Fraksi oleh kar&na itu ,iuga, terima kasih kepada Bapak-bapak/lb:.i-ibu yang meminta fraksinya menyetujui pada hari ini untuk dijadikan jadwal Komisi pada sore dan malam hari ini, dan juga mungkin pada hari berikutnya karena ada tugas yang komitmen kita untuk menyelesaikan RUU Kelistrikan ini sebelum tanggal 28 Agustus.

Berikutnya terima kasih kepada kehadiran Pak Menteri dan aparat Pemerintah Bapak-bapak dan lbu-ibu yang kami hormati.

Berikutnya agenda kita pada hari ini sebet1Jlnya satu saj& yaitu membahas Dim sisipan dan Dim tambahan RUU tentang ketenagalistrikan yang dibahas di Panja, dan juga beberapa pengesahan-pengesahan yang lain yang mengikuti dari pembahasan ini, karena kita akan langsung melakukan pengesahan terhadap Dim yang sudah disepakati.

Untuk itu maka kami meminta pada Pak Agusman sebagai Ketua Panja untuk sedikit memberikan penjelasan-penjelasan yang sifatnya umum, dan juga kita minta kepada Pemerintah, karena ada permintaan dari teman-teman yang tidak hadir di Panja mengenai struktur bisnis dari Hutu sampai kepada Hilir, karena ada perubahan-perubahan setelah ada di Panja ketika di Raker m:.mgkin bisa Pak Lulu atau Pak Menteri memberikan sedikit high ligt, sehingga bisa memberikan pemahaman kepada kita semua, dan setelah itu kita masuk perdim dengan memberikan pengesahan-pengesahan yang sudah dibahas di Panja, dan membahas yang belum disyahkan di Panja.

Baik dengan demikian kepada Pak Agusman, silakan.

KETUA PANJA (IR. AGUSMAN EFENDI):

Assalamu'alaikum Wr Wb. Terima kasih Pak lrwan.

Bapak/lbu sekalian, yang terhormat Pemerintah Bapak Menteri dan jajarannya, dan kepada Anggota Komisi VIII yang disyahkan pada Rapat Paripurna tadi siang.

lzinkan saya atas nama Panja untuk melaporkan le~ih lanjut ~ada. ~~at it~ sudah kami laporkan secara garis besar pada tanggal

18

Juli 2002, tap1 kah 1rn kam1 ingin sedikit merinci laporan-laporan kami yang telah dibahas dalam kegiatan pembahasan dalam Panitia kerja RUU tenaga listrik.

(4)

RUU ketenagalistrikan teridiri dari 261 daftar isian masalah dalam pembahasan dalam Rapat kerja setelah diputuskan sebagai b13rikut, sebanyak 41 Dim disetujui pada saat Raker 42 Dim dibawa ke Timus, 41 Dim di bawa ke Timsin dan 137 di dibawa ke Panja, dari 137 Dim yang dibahas dalam Panja diputuskan sebagai berikut : 102 Dim telah disetujui dan 35 Dim disetujui untuk di droop dan telah diambil keputusan pada saat Raker tanggal 18 Juli 2002 tersebut.

Slanjutnya izinkan saya untuk melaporkan ada beberapa hal yang berkaitan dengan Dim Pengembangan dan Dim yang sudah dibahas dalam Panja, tetapi harus dimintakan persetujuan dalam Raker karena tidak diamanatkan dalam Raker yang pada saat kita membahas sebelumnya.

Yang pertama adalah Dim yang berkaitan dengan penambahan Dim yang kita sebut Dim pengembangan, atau Dim sisipan yaitu sebanyak 81 Dim tanpa merubah · subtansi agar mudah dimengerti, oleh publik antara lain a), Dim 69 Tentang Usaha

Penunjang tenaga listrik dirinci lebih lanjut dalam Dim 70a.

Dim 73 Tentang Ketentuan Larangan Pengusaan Pasar dirici lebih lanjut dengan Dim 73a, 73b, dan Dim 73c, Dim 68 Tentang Usaha Transmisi Tenaga listrik dirinci lebih lanjut dengan Dim 75a, 75b, 75c dan 75d:

Dim 68 Tentang Usaha Distribusi Tenaga listrik dirici lebih lanjut dengan 75e, 75f, 75g, 75h dan 75i. Dim 68 Tentang Usaha Penjualan Tenaga listrik dirici lebih lanjut dalam 75j, 75k, 751 dan 75m. Dim 68 Tentang Agen Penjualan Tenaga llstrik · dirinci lebih lanjut dengan 75n, 750, 75p dan 75q. Dim 68 Tentang Pengelolaan Pasar dirinci lebih lanjut dengan Dim 75r, 75s, 75t, 75u, 75v dan Dim 75w.

D.im 68 Tentang Pengelolaan sistem tenaga listrik dirinci lebih lanjut dengan Dim 75x, 75y, 75z, 75aa, 75ab, 75ac, 75ad, 75ae, 75af, 75ag dan Dim 75ah. Dim 76 tentang Pengaturan Penerpan Kompetisi dirinci lebih lanjut dengan Dim 76a. Dim78 Tentang Pengaturan Usaha Penyediaan Tenaga liStrik diwilayah tidak atau belum Kompetisi diatur lebih lanjut dalam Dim 78a, 78b dam Dim 78c.

Dim 80 Tentang lzin Usaha Penyediaan Tenaga listrik dirinci lebih lanjut dengan Dim 80a, 80b, 80c dan Dim 80d, Dim 89 Tentang lzin Operasi dirinci lebih lanjut dengan Dim 89a, 89b, 89c, 89d, 89e, 89f, 89g dan Dim 89h. Dim 144 Tentang Pengaturan Harga Jual dirici lebih lanjut dengan Dim 145a, 146a, 146b dan Dim 151a.

Dim 160Tentang Pengaturan Penerimaan Negara Bukan Pajak dirinci lebih lanjut dengan 160a dan 160b. Dim 182 tentang Tugas dan Wewenang Sadan Pengawas Pasar Tenaga listrik dirinci lebih lanjut dengan 184a, 184b, 184c, 184d, 184e dan Dim 184f.

Dim 250 Tentang Pengaturan Transisi lzin Usaha Ketenagalistrikan untuk umum dan lzin Usaha Kelistrikan mengalami perubahan redaksional menjadi 250a, 250b dan Dim 250c. Dim 228a dan Dim 228b Tentang Pengaturan Pemberatan sanksi Pidana yang dilakukan oleh badan usaha semula terdapat dalam penjelasan Dim 213 dan Dim 214 karena bersifat normatif maka dipindah·kedalam batang tubuh.

Ke 4, sebelumnya kami sampaikan bahwa Dim-Dim ini ada.lah Dim sisipan dari 80 Dim tanpa merubah subtansi, dan lebih dirinci untuk lebih mempermudah dalam pengertian-pengertiannya oleh masyarakat, ada Dim yang baru Nomor 4 Dim pada tingkat Panja sudah dibahas dan minta persetujuan pada Dim pada Raker ini yaitu . berkaitan dengan Pengaturan Pemanfaatan Jaringan Tenaga listrik untuk Kepentingan lain untuk menampung perkembangan tehnologi dalam pemanfaatan jaringan Tenaga listrik, untuk itu Dim ini dibuat menjadi 4 Dim yaitu 171a, 171b, 171c,

(5)

Ke 5, RUU ketenagalistrikan yang sekarang setelah melalui pembahasan ditingkat rapat kerja Panja mempunyai pokok-pokok sebagai beril<ut :

a) berazaskan manfaat efesiensi berkeadilan, kebersamaan optimasi ekonomis dalam pemanfaatan sumber daya berkelanjutan percaya dan mengandalkan kemampuan sendiri keamanan dan keselamatan serta kelestarian lingkungan fungsi hidup.

b) memberikan kewenangan pada Pemerintah daerah dalam penyediaan tenaga listrik yang ogread guna mempercepat program elektrifikasi.

c) memperkenalkan kompetisi bagi wilayah yang secara ter1nis dan ekonomis memungkinkan tanpa harus menjadi liberal oleh karena segmen-segmen usaha yang bersifat monopoli seperti transmisi dan distribusi serta segmen usaha bersifat strategis seperti pengelolaan sistem ditetapkan untuk dikelola oleh Sadan Usaha Milik Negara.

d) kompetisi hanya diberlakukan disisi pembangkit dimaksudkan agar pembangkit tenaga listrik dapat diselenggarakan secara efesien dan transparan dan disisi penjualan agar konsumen memiliki pilihan pamasokan sesuai dengan mutu keandalan harga yang diinginkan khususnya ditegangan menengah dan tegangan tinggi.

e) penerapan kompetisi merupakan salah satu cara untuk menyimbangkan resiko investasi dan resiko pemasaran tenaga listrik yang secara berangsur akan meninggalkan pola partisipasi swasta melalui skema EPP yang seperti sekarang ada.

f) tidak lagi mengenal isitilah singel bayer dan multi bayer serta multibayer dan multi seler.

g) bagi wilayah-wilayah yang tidak atau belum menerapkan kompetisi penyediaan tenaga listrik unutk umum diselenggarakan secara terintegrasi dengan memberikan kesempatan pertama kepada badan usaha milik negara.

h) Pemerintah dan Pemerintah daerah menyediakan dana pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik untuk membantu kelompok konsumen tidak mampu pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik dideerah yang belum berkembang pembangunan tenaga listrik daerah yang terpencil dan pembangunan listrik pedesaan.

Dan selanjutnya terlampir beberapa hal yang kami sampaikan tadi didalam RUU Ketenagalistrikan yang telah dibahas sampai dengan tanggal

18

Juli.

Terima kasih, Asslamu'alaikum WrWb. KETUA RAPAT :

Terima kasih.

Sebagai Ketua Panja telah menunta$kan pekerjaannya dan telah dilaporkan kepada kita, sebelum ini dan juga pada saat barusan, untuk itu kita juga ingin mendengarkan sedikit dari Pemerintah beberapa keterangan yang juga rasanya perlu disampaikan kepada kita sebagai point-point yang kita peroleh dari Panja, karena kita-kita sama bahwa Panja adalah antara Pemerintah dan DPR, maka k2mi' berikan kesempatan kepada pihak Pemerintah dan kalau boleh kita usulkan tadi ada beberapa teman kita meminta tentang struktur bisnis dari Hi.:lu ke Hilir, sebagaimana seperti halnya yang sudah kita terima dan kita pahami di Panja, tapi sebagian dari Raker ini tidak ikut Panja dan m·ohon untuk dijelaskan, dan* juga hal-hal yang lain yang dirasa perlu, untuk itu kita persilakan kepada Pemerintah.

PEMERINTAH (MENTER! ESDM) :

Terima kasih. .

Kami juga akan meminta nanti Dirjen listrik dan pengemt>angan energi DR. L~lu Sumiarso untuk menyampaikan karena Pak Dirjen yang bersc.ima-sama dengan Tim Panja dari DPR mebahas ini di dalam Panja yang lalu, untuk itu kami minta izin untuk Dirjen listrik dan sumber pengembangan energi untuk menyampaikan.

.,

.)

(6)

-PEMERINTAH (DIRJEN LISTRIK) :

Terima kasih.

Kami akan menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan pasar tenaga listrik yang telah dibahas di dalam Panja, dan saya kira memang rerlu kami sampaikan disini, supaya mudah mengikutinya jadi ada penggambaran dida~am tayangan, disini kita lihat (p) itu adalah pembangkit (t) itu adalah transmisi (d) iti.; adalah distribusi, nah ini yang semula sekarnag ini menjadi satu dalam kesatuan yang istilahnya terintegrasi secara vertikal didalam pasal yang nanti yang akan menerapkan kompetisi bukan berarti seluruh wilayah yang menerapkan hanya daerah-daerah yang tertentu saja, ketiganya itu dipisahkan antara pembangkit trarsmisi distribusi.

Untuk transmisi ini transmisi ini adalah yang menguasai aset jaringan transmisi harus ada yang namanya pengelola pasar dan pengelola sistem pengelola pasar itu adalah marker operater, kalau pengelola sistem itu adalah yang mengelola sistemnya, nah kita lihat di dalam gambar garis yang warnanya biru adalah aliran dimana listrik itu dijual, sedangkan titik kuning itu adalah lairan pemabayaran kita lihat pada tahap awal pembangkit itu bisa dilakukan kompetisi karena memang sifatnya tidak lagi natural monopoli tapi yang namanya transmisi dan distribusi (d) tetap harus dilakukan secara monopoli karena sifatnya monopoli alamiah.

Pada tahap awal kalau memang belum siapnya perangkat keras dan perangkat lunak antara transmisi pengelola pasar dan pengelola sistem itu dapat dllakukan di dalam suatu perusahaan, dan kalau demikian in; harus dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik Negara, nanti kalau pasarnya semakin berkembang dipihak kanan itu distribusi itu dipisahkan antara yang namanya usaha penjualan, ini artinya dia semacam cabangnya PLN yang sekarang ini dia selain menguasai aset kawat juga dia menjual listrik langsung kepada konsumen tegangan rendah, tegangan menengah dan tegangan tinggi, nah 1rn pada awalnya namun pada perkembangannya nanti dimungkinkan adanya yang namanya itu adalah semacam agen penjualan tapi itu tidak mengubah struktur yang ada, agen penjualan itu tidak memiliki aset dia seperi travel biro kalau di pesawat itu, nah dia nanti yang mengurus transaksi misalnya ada pelanggan yang akan langsung membeli dari pembangkit ataupun dari pengelola sistem.

Nah ini hanya dimungkinkan untuk konsumen tegangan menengah dan konsumen tegangan tinggi didalam salah satu pasal disebutkan bahwa dengan apabila ada permintaan dari pelanggan tegangan rendah ini dimungkin misalnya ada suatu pelanggan tegangan rendah membeli langsung dengan dari pembangkit maupun dari pengelola sistem itu dengan persetujuan badan pengawas tenaga listrik, jadi kalau ini menjadi suatu wilayah yang kompetisi yang akan mengawasi. jalannya transaksi ini adalah badan pengawas tenaga listrik namanya.

Jadi badan pengawas pasar tenaga listrik ini hanya untuk wilayah kompetisi, tugasnya adalah mengatur segmen-segmen yang masih dimonopolikan dan mengawasi segmen-segmen yang dikompetisikan yaitu di pembangkit . dan dipenjualan, kalau nanti terjadi misalnya hal-hal yang tidak beres didalam mekan1sme pasar itu badan pengawas aka~ menegor yang menjadi ~asitnya adalah _badan pengawas, jadi fungsi badan pengawas itu dua hal pada segmen yang s1fatnya monopoli, dia merupakan yang mengatur tapi yang kompetisi mengawasi interpe~s~ kalau terjadi kegagalan pasar, ini adalah untuk wilayah y~ng ~~nerapkan ko~pet_1s1 dan tentunya bisa dilakukan bertahap pada tahap awal, t1ga 1rn yang warna bir_u .1tu menjadi satu kesatuan dalam perkembangannya itu bisa dipisahkan lagi setelah !rn .

.

Jadi transmisi bisa dipisahkan tapi antara pengelola pasar dan pengelola sistem itu dilakukan secara terpisah, nah selanjutnya kalau sistemnys sudah semakin berkembang ini

bisa

dikembangkan lagi sehingga tiga-tiganya ini dapat dilakukan secara terpisah yang paling sebetulnya adalah pengelola pasar itu, pengelola pasar

(7)

itu adalah yang transaksi pasar tenaga listrik disitu nanti ada wakil-wakil dari semua pemain tapi pemerintah mempunyai semacam hak Golden sher supaya kalau ada hal-hal yang membahayakan masyarakat Pemerintah bisa melakukan intervensi.

Jadi ke khawatiran bahwa nanti ini akan dikuasi oleh para pelaku ini bisa kita hindari dengan adanya golden ser yang dimiliki oleh Pemerintah pada pengelola pasar, jadi saya kira gambaran umum tentang pasar tersebut, nah ini mengenai gambaran masing-masing pasar ini dapat kami jelaskan struktur pasar yang monopolistik yang terinegarasi vertikal ini adalah untuk daerah-daerah yang memang belum menerapkan, jadi ini bertahap pada saat yang bersamaan nanti ada suatu daerah yang menerapkan kompetisi, tapi ada wilayah-wilayah lain yang memano belum siap itu masih seperti sekarang ini.

Nah ini yang mengatur adalah tetap bukan badan pengawas tapi ada Pemerintah dan Pemerintah daerah sesuai dengan yuridiksinya Pemerintah pusat, kalau ini tersambung dengan great Pemerintah tingkat dua kalau cangkupannya itu hanya tingkat dua, kalau lintas Kabupaten atau lintas tingkat dua itu oleh Propinsi kalau lintas Propinsi itu merupakan yuridiksi dari Pernerintah pusat, ini ciri-ciinya adalah pembangkitan tranmisi dan distribusi atau usaha penjualan dikelola dalam satu perusahaan konsumen tidak memiliki pilihan, karena memang langsung pada perusahaan ini.

Penambahan kapasitas tergantung pada kemampuan pemegang monopoli, jadi kalau pemegang monopolinya tidak ada kemampuan investasi berarti memang tidak bisa partisipasi swasta, hanya dimungkinkan melalui kontrak power percesigremen seperti yang berlaku sekarang ini, dan ini cocok dengan sistem yang terbatas, misalnya sistem yang jaringannya memang belum bagus belum ada suatu great sistem yang bagus, ini khusus daerah yang masih vertical integreted saya ini yang dapat kami laporkan Bapak Menteri.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih.

Baik bapak/ibu yang kami hormati.

Terima kasih pada Bapak Lulu telah menjelaskan pada kita semua.

Sebelum kita masuk pada Dim yang akan kita bahas ini apakah keterangan dari Pak Agusman dan keterangan Pak Lulu ada yang ingin dikomentari, mungkin saya beri kesempatan dulu sebelum kita masuk pada Dim yang akan kita bahas pada kesempatan ini, kami persilakan dari sebelah kanan cukup, sebelah kiri.

Dengan demikian kami teruskan saja bahwa Raker kita adalah memang untuk mengesyahkan Dim-Dim yang sudah dibahas di tingkat Panja, namun demikian untuk yang di Timus dan Timsin belum karena baru bekerja kemarin selesai sudah, tapi agenda kita tidak membahas untuk Timus, jadi masih dalam konteks yang di Panja yang kita coba.

137

DIM yang masuk ke Panja,

102

DIM disetujui,

35

DIM didrop. Nah, ini yang mungkin perlu kita sampaikan pada kesempatan in1. Dari

102

DIM yang disetujui itu ada kemudian ada penambahan yang disebut dengan rincian lebih lanjut dengan menambahkan DIM Sisipan sebanyak 81 DIM. Namun demikian DIM Sisi·pan ini tanpa merubah substansi, karena sifatnya adalah untuk merinci dan memberikan penjelasan lebih lanjut. Nah, yang baru dan betul-betul baru itu ada 4 DIM dan tidak pernah sedikit pun disentuh pada waktu Raker.

Untuk yang DIM buru saya rasa kita sepakat semua, bahwa ini akan kita mendengarkan dan bahas dan kemudian kita sahkan, namun demikian untuk tidak adanya perbedaan pendapat di kalangan kita di sini, DIM 81 yang merupakan

(8)

perincian lebih lanjut dari DIM yang sudah ada tanpa merubah substansi, apakah DIM ini juga perlu kita buka. Karena memang tidak dibahas di Raker dan juga tidak dititipkan Oleh Raker tapi muncul di Panja. Apakah ini perlu kita buka kalau misalnya kita mulai dari DIM 69 kemudian DIM 73 dan seterusnya. Atau bagaimana, kita akan minta pendapat dari rekan-rekan semua supaya kita satu persepsi dalam membahas DIM ini dan nanti akan kita sahkan langsung.

Adapun DIM yang sudah disetujui mungkin akan mudah saja kita sepakati karena Panja pun adalah wakil dari fraks-fraksi. Baik, ada pendapat

?

Yang saya tawarkan kita langsung pada DIM yang empat dan baru sama sekali · atau yang kedua yang baru plus 81 DIM yang disisip itu kita bacakan dan kita sahkan atau mungkin kita bahas bila ada yang belum dimengerti.

Kami persilakan.

ANGGOTA F.PG (HARRI SALMAN FARIZI SOHAR):

Sedikit saja Pak. DIM-DIM yang didrop itu alasannya apa Pak supaya juga bisa dilaporkan di Raker.

KETUA RAPAT :

Sebelum saya serahkan kepada Ketua Panja. Jadi sebetulnya begini, seniua DIM nanti kita akan sisir di sini untuk kemudian kita sahkan, tetapi tadi karena ada yang baru disisipkan, saya menawarkan mulainya dari situ cian kemudian yang kemudian kita bahas. Saya kira tidak ada salahnya, kita minta Pak Agusman dari 35 DIM yang didrop ini apa alasannya.

Silakan.

KETUA PANJA : Terima kasih Pimpinan.

Kalau kita baca membang betul ini ada DIM yang didrop dan kita memang harus rhemberikan penjelasan walaupun pada saat tanggal 18 Juli DIM sudah disetujui oleh Raker. Jadi bukan DIM didrop. DIM didrop ini adalah disetujui adalah 137 DIM yang diberikan oleh Raker kepada Panja untuk dibahas, dari 137 DIM yang diberikan kepada Panja ternyata dalam pembahasannya 102 DIM diputuskan untuk tetap, lalu ada 35 DIM disetujui untuk didrop, contohnya adalah DIM 34 setuju didrop dengan alasan karena pengertian harga jual sudah dijelaskan dalam batang tubuh dan mempunyai pengertian yang berbeda pada setiap harga jual. Jadi tidak . diperlukan dalam DIM 34 Ketentuan Umum tentang harga jual.

Kemudian selanjutnya DIM 35 setuju untuk didrop pada Keputusan Panja tanggal 22 Juli 2002 karena pengertian kompetisi sudah dijelaska:i pada batang tubuh dan mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Jadi tidak hanya satu pengertian kompetisi. Lalu DIM 42 substansi sama dengan DIM 41 mengenai Sadan Usaha Milik Negara. Jadi tidak perlu ada dua. Lalu DIM 43 definisi PKUK tidak diperlukan lagi. ltu yang dapat kami sampaikan beberapa contoh-contoh dari kenapa koq didrop. Jadi pada prinsipnya saat pembahasan dalam Panja DIM ini disetujui untuk didrop dengan catatan · ada yang sudah dimasukka-n pada DIM lain atau dimasukkan pada hal yang sudah dibahas dalam ketentuan-ketentuan tambahan tersebut. lni yang dapat kami sampaikan, apakah dibutuhkan secara keseluruhan.

ANGGOTA F.REFORMASI (IR. CECEP RUKMANA, MM): Saya interupsi.

Saya mengerti kalau yang didrop itu sebagaimana yang disampaikan oleh Saudara Agusman, tetapi mungkin yang dalam DIM yang menyangkut masalah Dana Pembangunan Sosial mungkin harus diterangkan kenapa tiba-tiba didrop. Karena

(9)

yang tadi itu kan rnasalah teknis, ada tersambung dengan pasal-pasal lain, tapi masalah Dana Pembangunan Sosial mungkin harus dijelaskar. secara rinci kepada kami.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

Terima kasih Pak Cecep.

Memang perkembangan pembahasannya cukup lama. Khususnya dalam DPKS, pada saat tersebut memang terjadi kesepakatan bahwa tidak ada yang disebut dengan Dana Pembangunan Kelistrikan Sosial. Dalam pembahasan-pembahasan tersebut lalu diputuskan semuanya didrop, tetapi dibuat suatu ayat baru, suatu DIM baru yang tadi saya bacakan yaitu DIM 63 b yang tadinya juga kita diamanatkan untuk di Timus dan disinkronisasikan yaitu berbunyi :

Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan dana pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik .·. untuk membantu kelompok masyarakat tidak mampu, pembangunah sarana tenaga listrik di daerah yang belum berkembang, pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil, dan pembangunan listrik perdesaan."

lni jadi dirangkum menjadi satu rumusan.

ANGGOTA F.REFOl~MASI (IR. CECEP RUKMANA, MM):

Jadi kalau boleh saya tanggapi, bahwa seolah-olah dana yang untuk masyarakat yang tidak mampu itu harus ditanggung oleh negara. ltu kalau dilihat di DIM 63, apakah betul seperti itu ?

KETUA PANJA :

Tidak seperti itu, tetapi ini adalah Pemerintah menyediakan dana pembangunan, saya pikir nanti pihak Departemen, Pemerintah nanti juga ikut menjelaskan berkaitan dengan DPKS ini dan pada saat itu kita juga sudah banyak berdiskusi, termasuk juga d~ngan Departemen Keuangan mengenai penerimaan negara bukan pajak yang berkaitan dengan cara kita untuk memungut dana-dana dari masyarakat.

Kami persilakan.

PEMERINTAH :

Terima kasih Bapak Pimpinan.

Rumusan dari DIM ini hampir sama dengan rumusan dari DIM yang lama hanya masalahnya kata-kata Dana Pembangunan Kelistrikan Sosial, maka sosialnya itu waktu itu kita diskusi cukup panjang di Panja, sehingga akhirnya kita sepakat untuk kita hilangkan kata-kata sosialnya walaupun jiwanya masih tetap ada. Jadi dana ini adalah untuk membantu kelompok masyarakat tidak mampu, kaum dhuafa dalam arti pelanggan listrik tidak mampu yang pada prinsipnya sekarang sud.~h dilakukan, yaitu subsidi konsumen terarah itu. ltu adalah jiwa daripada pasal ini,

sehingga bunyinya : . . .

Pembangunan sararic. penyediaan tenaga listrik di daerah yang belum berkembang.

Jadi untuk daerah-daerah belum terpencil itu Pemerintah ikut menyampaikan ini. Maksudnya ini dari dana-dana Pemerintah, dana-dana AP9N nanti diarahkan ke sini. Jadi intinya dana-dana untuk kelistrikan yang sosia~· ini disediakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Terima kasih.

(10)

ANGGOTA F.REFORMASI (IR. CECEP RUKMANA, MM):

Jadi maksudnya itu tetap ditanggung oleh Pemerintah secara keseluruhan pembangunannya, sedang untuk langganannya kita disubsidi ?

PEMERINTAH :

Pelanggan tidak mampu tetapi bukan kepada perusahaan listrik tetapi kepada pelanggan yang tidak mampu seperti yang sekarang ini sudah mulai diterapkan, subsidi konsumen terarah.

KETUA PANJA : Terima kasih.

Mohon maaf tadi Pak Ketua bahwa rekan Panja untuk menjawab karena Panja ini adalah dua yaitu dari Pemerintah dan DPR jadi tadi kami minta waktu.

Terima kasih. KETUA RAPAT :

Baik, terima kasih Pak Agusman, Pak Lulu, dan juga Pak Cecep. Jadi apakah ada yang lain berkaitan yang didrop ini sebetulnya dalam kesepakatan pembahasan point 1, 2, dan 3 yaitu untuk dibahas, kemudian DIM yang tetap, dan yang didrop itu sudah kita ketok palu pada Raker sebelumnya, tetapi untuk rnemuaskan kita semua seperti tadi yang disampaikan oleh Pak Cecep tidak masalah.

Jadi kesimpulannya yang ditanyakan mengenai DPKS itu, substansi dan semangatnya ada dalam DIM 63 b dan tadi sudah dijawab secara baik. Jadi saya rasa cukup untuk yang didrop ini apakah ada pertanyaan lagi dari Pak Sohar. Kalau

tidak. ·

ANGGOTA F.PG (HARRI SALMAN FARIZI SOHAR):

Begini Pak, yang diharuskan itu kan hanya Pemerintah saja, tapi IPP kan juga ada, berjalan juga di daerah yang belum berkembang. Apakah mereka tidak diminta juga untuk dipungut juga bersama-sama, masuk dalam DIM ini. Jadi tidak hanya Pemerintah tetapi juga swasta yang mengelola listrik juga ikut serta membangun daerah tersebut. Saya rasa demikian.

Jadi kalau Pemerintah dan Pemerintah Daerah, termasuk PLN mungkin kan sekarang juga sudah ada tapi kan sekarang swastanya juga banyak seperti yang lain swasta yang sudah menandatangani yang sudah berjalan, apa sebabnya mereka tidak diikutsertakan

?

Demikian, terima kasih. KETUA RAPAT :

Kelihatannya Pak Bobo ma_u rnenjawab, silakan. ANGGOTA F .PDIP (JULIUS BOBO, SE) :

Saya kira yang dimaksudkan di sini ini adalah kepada kita di sini kan sudah ada daerah yang kompetitif dan bukan daerah kompetisi. Jadi di daerah bukan kompetisi itulah yang tadi kita harus membangun oleh Pemerintah. Jadi itu dalam pikiran seperti itu, sehingga kalau tadi kita bicara mengenai bagairnana dangan IPP, itu kan kita bicara pada daerah yang kompetisi. Jadi memang barangkali hubungan dengan Komdes mungkin bisa saja, tetapi tidak bisa kita masukkan dalam

(11)

undang-undang ini. Saya kira waktu itu begitu Pak Ketua yang terjadi pada perdebatan kita di Panja.

Terima kasih. KETUA RAPAT :

Baik, tadi ada tambahan sedikit dari Anggota Panja. Saya rasa mungkin maksudnya Pak Hari ini.

ANGGOTA F.PG (HARRI SALMAN FARIZI SOHAR):

Yang saya maksud begini, tanggung jawab listrik swasta. Sekarang misalnya dia membangun di suatu tempat di Ciamis, itu kan jauh. ltu kan daerah pedesaannya banyak, apakah mereka tidak mendapatkan itu, begitu. Jadi tidak hanya semata-mata Pemerintah yang membantu, tapi mereka itu kan juga rnenggunakan uang Pemerintah, jadi mereka juga harus mengeluarkan dana kepada masyarakat sebagai community developmentnya.

Terima kasih. KETUA PANJA : Terima kasih.

Seoenarnya itu tidak di dalam pasal ini, tetapi ada dalam pasal sisipan, bahwa tanggung jawab pengelolaan sistem, saya musti buka catatan untuk menjawab ini, tetapi pada prinsipnya ada pengaturannya, tetapi tidak khusus dalam pasal ini. Mungkin kalau diijinkan oleh Ketua, kami minta tolong partner dari Panja dari Pemerintah supaya lebih cepat untuk bisa menemukan DIM nya.

PEMERINTAH :

Di DIM 63 disebutkan bahwa Pengelola Sistem Tenaga Listrik dan Sadan Pengawas Pasar Tenaga Listrik wajib menjamin pasokan tenaga listrik sesuai dengan kewenangannya. lni untuk daerah yang kompetisi. Jadi yang bertanggung jawab adalah yang mengelola sistem dan Sadan Pengawas. Jadi kalau yang sifatnya investor

itu

adalah dalam kaitannya community development, tapi dia tidak dikaitkan dengan kewajiban secara langsung untuk menyediakan, karena memang nanti mereka rnenjualnya dalam grade dijual kepada masyarakat dan kemudian konsumen yang tidak mampu itulah yang akan dibantu oleh Pemerintah membayar supaya bisa membayar sesuai dengan harga yang keekonomiannya. Jadi tidak langsung dari investornya itu sendiri.

Terima kasih. KETUA RAPAT :

Jadi saya cukup Pak Hari

?

Baik, Bapak lbu yang kami hormati kembali lagi keµada apa yang tadi kita coba untuk kita ungkap, kita mulai dari DIM sisipan dan kemud1an kita mulai ke DIM baru. Untuk yang DIM baru di sini kita ada

61

DIM dan apakah nanti perlu dibaca satu persatu atau beberapa hal yang dirasakan saja dari DIM sisipan ini yang ingin ditanyakan. Seandainya ada yang ingin ditanyakan, kita minta untuk dibahas, ditanya dan kemudian kita sahkan saja. Saya tawarkan apakah satu persatu DIM atau semua saja

?

Bagaimana

?

Ok. Kalau keseluruhan maka tentu pertanyaannya adalah, di manakah yang akan ditanyakan oleh teman-teman di Raker ini, kalau tidak ada ya sudah saja kita ketok palu, karena ini belum kita ketok pada raker sebelumnya.

(12)

ANGGOTA F.PG (PROF. DR. H. RUSTAM E. TAMBURAKA, MA): Terima kasih Pak Ketua.

Pak Menteri beserta seluruh jajarannya .. Rekan-rekan yang saya hormati.

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Menurut pendapat saya sebenarnya kedua DIM ini, yaitu DIM srsrpan sebanyak 81 DIM dan DIM baru sebanyak 4 DIM sebenarnya itu tidak diamanatkan oleh Raker, tetapi karena anggota Panja itu sudah betul-betul sudah berpikir secara visioner, berpikir jauh ke depan sehingga menurut hemat saya wajar ini kita tampung dan 81 sisipan ini saya kira saya minta Pimpinan mengambil sample-nya saja yang untuk kita sepakati dan setujui. Yang perlu kita matangkan di sini adalah yang empat DIM yang betul-betul baru supaya Anggota yang terhormat yang tidak masuk dalam Panja bisa mengetahui apa gerangan.

Saya kira itu terima kasih. KETUA RAPAT :

Baik, saya rasa usul yang cukup bagus sebagai jalan tengah, jadi tidak sacara keseluruhan dan juga tidak satu per satu tapi adalah per kelompok, kareria itu kita minta kepada partner yang visioner yaitu Pak Agusman silakan.

KETUA PANJA: Terima kasih.

lni saya tidak hanya sendiri. Jadi kalau tidak salah ada

3:3

Anggota Panja plus Pemerintah. Jadi kalau saya bacakan secara keseluruhan akan terlalu, tetapi untuk itu kami mohon ijin boleh kalau disebutkan bahwa DIM Pengembangan yaitu tidak merubati substansi tetapi dikembangkan, yaitu DIM 63 a, 63 b, 70 a, 73 a, 73 b, 73 c, 73 d, 75a, 75 b, 75 c, 75 d, 75 e, 75 f, 75 g, 75 g, 75 h, 75 I, 75 j, 75 k, 75 I,

15

minyak dan gas bumi, 75 n, 75 o, 75 p, 75 q, 75 r, 75 s , 75 t , 75 u, 75 v, 75 w, 75 x, 75 y, 75 z, 75 aa, 75 ab, 75 ac, 75ad, 75 ae, 75 af, 75 ag, 75 ah, 76 a, 78 a, 78 b, 78 c, 80 a, 80 b, 80 c, 80 d, 89 a, 89 b, 89 c, 89 d, 89 e, 89 f, 89 g, '89 h, 132 a, 145 a, 146 a, 146 b, 151a160 a, 160 b, 184 a, 184 b, 184 c, 184 d, 184 e, 184 f, 185 a, 191 a, 191 b, 191 c, 191 d, 191 e, 191 f, 250 a, 250 b, dan 250 c, kami atas nama Panja memohon para Raker ini untuk disahkan.

KETUA RAPAT :

lni langsung dibacakan demikian. Setuju

?

(RAPAT SETUJU)

Baik berikutnya kita masuk DIM baru dengan substansi baru, kami persilakan Pak Agusman.

KETUA PANJA : Terima kasih.

Kami akan bacakan terlebih dahulu untuk meminta persetujuan dalam Raker ini karena DIM ini adalah DIM yang baru dan berkembang pa.da saat pembahasan dalam Panja dan ternyata pada saat itu langsung diterapkan, divisualisasikan secara langsung dalam ruangan ini teknologi tersebut dengan mempergunakan jaringan tegangan rendah yang ada dalam ruangan ini yang pada saat itu satu tim khusus yang didatangkan dari PLN melalui anak perusahaannya untuk memperagakan teknologi tersebut dan pernah diberitakan dalam majalah Tempo yaitu, BAB XI Pemanfaatan Jaringan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Lain.

(13)

Pasal48 Ayat 1 Pasal 48 Ayat 2 Pasal 48 Ayat3

Jaringan tenaga listrik dapat dimanfaatkan U'1tuk kepentingan di luar penyaluran tenaga listrik.

Pemanfaatan jaringan tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan dengan ijin pemilik jaringan.

Ketentuan mengenai perijinan sebagairnana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri.

ltulah DIM yang baru dan setelah. disetujui di tingkat Panja dan dimohonkan untuk disetujui dalam pembahasan di Raker ini.

Terima kasih.

Halaman 49, DIM

171

a,

171

b,

171

c, dan

171

d.

KETUA RAPAT :

Baik tadi sudah dijelaskan bahwa tadi empat DIM sekaligus yang baru, nah ini sepertinya kita tidak mungkin menolaknya karena ini konsekuensi dan merupakan hal yang merupakan tuntutan teknologi. Kita bersyukur bahwa menjelang akhir-akhir pembahasan muncul DIM ini. Kalau sudah disahkan juga repot karena ini ternyata tuntutan perkembangan dan sudah terlaksana di beberapa neg~ra.

Jadi, tadi coba kita perhatikan halaman

49

sama-sama, saya bacakan dan saya coba langsung ketok kalau memang disepakati, kalau tidak ada yang mungkin ditanyakan silakan.

DIM

171

a

BABXI

PEMANFAATAN JARINGAN TENAGA LISTRIK UNTUK KEPENTINGAN LAIN Setuju? Pasal48 Ayat 1 Setuju? Pasaf 48 Ayat 2 Setuju? (RAPAT SETUJU)

Jaringan tenaga listrik dapat dimanfaatkan untuk kepentingan di luar penyaluran tenaga listrik.

(RAPAT SETUJlJ)

Pemanfaatan Janngan tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan dengan ijin pemilik jaringan.

(RAPAT SETUJU)

(14)

Pasal48 Ayat3

Ketentuan mengenai perijinan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri.

Setuju?

(RAPAT SETUJU) Baik, dengan demikian.

ANGGOTA F.PG (DRS. PRIYO BUOi SANTOSO):

Pak Ketua, biar lebih afdol, penjelasannya dibaca sekalian karena prinsipnya kita setuju.

KETUA RAPAT:

Ya, saya bacakan penjelasannya. DIM 171 b

Dengan berkembangnya teknologi penggunaan jaringan tenaga listrik dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain selain penyaluran tenaga listrik, antara lain untuk mentransmisikan data, internet, multimedia, dan telekomunikasi.

Yang lain cukup jelas.

Bapak, ibu yang kami hormati dengan demikian DIM baru dengan substansi baru telah selesai, DIM sisipan sudah selesai, ngapain lagi kita ?

KETUA PANJA :

Dengan disahkan ini, kami atas nama Panja berterima kasih sebesar-besarnya kepada Rapat Kerja ini yang telah menerima hasil jerih payah dari 33 Anggota Panja beserta anggota Panja dari Pemerintah, mohon maaf sekiranya kalau dalam pembahasan dengan kami selama ini memerlukan waktu yang cukup panjang dan juga berlarut-larut malam.

Untuk itu terima kasih atas segala jerih payahnya dan terima kasih kepada Tim Sekretariat, baik itu dari Sekretariat Komisi VIII maupun dari Sekretariat dari Departemen ESDM dan selanjutnya karena saat di Panja juga ada beberapa penjelasan bahwa ini harus masuk Timus dan Timsin dan selayaknya juga dalam Raker ini diputuskan bahwa yang sudah disetujui untuk masuk Timus dan Timsin akan dikerjakan oleh Timus dan Timsin.

Terima kasih.

ANGGOTA F .PKB (DRS. NUR HASAN) :

Saya hanya ingin tanya saja. lni pimpinan kan termasuk dari Reformasi, ketentuan pidana yang Tim F.Reformasi usulkan denda terendah, batas terendah, itu apakah sudah dicabut atau belum, karena itu akan dimasukkan ke Raker.

KETUA RAPAT :

Ya, praktis sudah disetujui semua. Artinya begini, ketika kita sudah menyepakati semua, maka otomatis di sini semuanye:t Jadi ketika kita bacakan, berarti kalau ada yang belum, tentu tadi sudah diketok palu sudah disampaikan

(15)

berdasarkan hal-hal yang mungkin masih mengganjal. Oleh karana itu saya juga telah bertanya beberapa kali sebelum mengetok palu.

Baik bapak ibu yang kami hormati pada dasarnya apa yang telah dilakukan oleh Panja yang berkaitan dengan disahkan di Panja dan diserahkan ke Raker sudah pula kita sahkan di Raker, namun demikian saya minta bahwa yang dibawa ke Timus dan Timsin juga kita minta pengesahannya juga di sini, sehingga dengan demikian kerja Timus dan Timsin memang juga atas instruksi dari Raker.

Nah, dengan demikian Timus dan Timsin tidak lagi prinsip karena hanya berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya redaksi saja dan juga perlu diinformasikar:i bahwa Timus telah menyelesaikan tugasnya sampai tadi malam yang sudah disahkan sebelumnya. Besok hari Jumat Timus yang kemudian dilanjutkari Timsi-'1 bekerja dan hari Senin setelah pemilihan pimpinan jam 14.00 kita akan ada Raker lagi yaitu untuk Pendapat Akhir fraksf-fraksi yang berkaitan der.gan RUU Kelistrikan ini dan dengan demikian kalau semuanya lancar, maka dengan takdir-Nya maka tanggal 28 sudah bisa dibawa ke Paripurna.

ANGGOTA F .REFORMASI (IR. CECEP RUKMANA) :

Pimpinan dan Menteri yang saya hormati.

Saya kira saya menghargai sekali kerja Panja yang kelihatannya sudah 180% banyak perubahan dan ini sudah disetujui, disepakati, kelihatannya sudah tinggal mulus-mulus saja, hanya saya ingin menyampaikan pesan dari Serikat Pekerja yang mungkin harus dijawab oleh Pak Menteri. Masalah yaitu bahwa kalau RUU ini disetujui ada purchase power agreement yang menyangkut PLN harus membeli asset-asset swasta itu. Mohon ini dijelaska11, apakah ini tidak akan mengganggu terhadap kelancaran RUU ini dijalankan.

KETUA PANJA:

lnterupsi. Karena ini sudah disahkan, ada beberapa tambahan yang menurut dalam rangka nanti Timsin kami akan serahkan dari Panja untuk bagian yang perlu diperhatikan pada pembahasan Timus dan Timsin.

ANGGOTA F.REFORMASI (IR. CECEP RUKMANA):

Sedikit saya gambarkan Pak pengertian kami atas gambaran dari teman-teman Serikat Pekerja, bahwa dalam Purchase Agreement itu diungkapkan bahwa kalau terjadi restrukturisasi atau perubahan-perubahan dari PLN.

Demand ini harus dirubah dan ada kewcijiban PLN n-.embeli asset listrik swasta itu, dimana listrik swasta ini semuakan sekitar 15 milyard US dollar, dimana juga ditambahkan klim ditambahkan bunga dan segala macam. Apakah seperti itu didalam agreement, karena menurut para ahli hukum ini akan menjadikan hambatan bagi terlaksananya Undang-Undang ini. lni tolong mungkin ini perlu diperjelas bagi kita semua begitu pak.

KETUA RAPAT :

Saya rasa begini tanpa mengurangi apa yang telah disepakati tadi, tidak apa-apa kalau seandainya pemerintah memberikan jawaban dan sekaligus saya pesankan bahwa, memang surat yang datang kekitapun ada dari IKPN barusan dan juga sudah di pegang olah pemerintah dan mungkin dari !?erikat pekerja tolong secara tertulis kami mohon juga ada semacam jawaban atau penjelasan. Dan ini merupakan bagian daripada sosialisasi kita kepada steak holder yang merasa bertanggungjawab terhadap listrik nasional ini. Untuk itu apa yang ditanya Panja, saya rasa tidak ada masalah mungkin bisa dikomentari oleh pak menteri.

(16)

PEMERINTAH (MENTERI ESDM) :

Karena PPA ini antara IPP dengan PLN dan didalam klose-klosenya barangkali saya akan rninta pak Dirut PLN untuk menjelaskan opsi by out ini.

Silakan. DIRUT PLN:

Terima kasih pak menteri.

Jadi dalam PPE dengan listrik swasta, itu memang kita ada suatu pegangan bahwa kondisi-kondisi yang berubah yang menyebabkan kontrak ini menjadi berkurang nilainya itu memberi hak kepada salah satu pihak. Setelah memberi tentu dengan peringatan seperlunya dan sebagainya, untuk minta supaya assetnya diambil alih oleh pihak PLN. Klausul ini memang wajar karena tentu investasi yang sudah ditanamkan, tidak bisa kita turunkan nilainya sehingga menyebabkan kerugian bagi para investor ini.

Spirit dari pada kontrak adalah menjamin bahwa, investasi yang dilaksanakan akan memberikan retrurn yang wajar dan tidak akan terganggu oleh karena tindakan· tindakan dari sisi pembeli listriknya. Jadi klausul ini tidak perlu mengkhawatirkary pembuatan RUU, saya kira setelah ini tentu akan diikuti dengan karni harus menjelaskan bahwa tidak terjadi suatu kondisi yang disebut sebagai substansial nor:i remidial couse istilahnya demikian.

Tidak terjadi hal tersebut karena kewajiban-kewajiban dari PLN, masih tetap akan bisa dilaksanakan oleh PLN setelah Undang-Undang ini kaluar. lni saya kira merupakan bagian dari kewajiban kami untuk menjelaskan kepada investor terima kasih.

KETUA RAPAT :

Bagaimana Pak Cecep cukup.

ANGGOTA F.REFORMASI (IR. CECEP RUKMANA, MNI):

Saya kira kalau PLN sudah bisa menjamin bahwa, tidak akan ada perubahan terhadap listrik swasta ini kewajiban-kewajibannya itu saya kira tidak ada masalah yang kita khawatirkan. Bahwa dengan perubahan strukturiEasi ini, PLN akhirnya berfungsi sebagai pembisnis yang sama c!engan mereka dan akhirnya dia akan mengklaim untuk harus diselesaikan sesuai dengan tertulis didalam klausul itu.

ltu .>aja pak terima kasih. KETUA RAPAT :

Baik saya rasa cukup.

Bapak/ibu yang kami hormati berarti kita bicara untuk yang berikutnya. Yang untuk berikutnya besok hari Jum'at jam dua siang, maka kita. r.ienghendaki Timus masih bekerja. Yaitu untuk menyusun redaksi yang berkaitan dengan apa yang tadi kita ketok palu dengan konteks · DIM sisipan dan DIM baru. Sebetulnya secara prosedurnya, Timus yang membahas yang DIM sisipan nanti setelah ketok barusan. Tapi ternyata lebih advence lebih fisioner ternyata. Jadi tidak hanya Panja yang fisioner , Timus juga fisioner.

Jadi dengan demikian maka Timsin besok bekerja, hanya mungkin agenda kita pada jadwal hanya untuk agenda Panja yang kita syahkan maka pada berikutnya bagaimana hari Senin ini jadwalnya itu langsung pendapat akhir fraksi-fraksi. Apakah Timus dan Timsin perlu kita syahkan sebelumnya atau bagaimana.

(17)

ANGGOTA F.PG (SYAMSUL BACHRI, M.Sc): Saudara Ketua terima kasih.

Saya kira Timus sudah selesai semalam lalu Timsin besok akan bekerja. Jadi saya kira secara formal sebelum pemandangan akhir mini fraksi-fraksi, ada satu session dalam Raker untuk menerima laporan dari Timsin sehingga disyahkan secara keseluruhan sehingga pada saat pendapat akhir itu adalah pendapat final dari tingkat komisi dan tidak ada masalah lagi, karena semuanya disyahkan. Saya kira begitu saudara ketua jadi tidak disyahkan saat ini, tapi disyahkan kira~kira satu jam sebelurtl pendapat akhir fraksi-fraksi.

Terima kasih. KETUA RAPAT : Baik terima kasih.

Dengan demikian saya tawarkan begini, besok hari Jum'at jam dua siang, nanti kita minta lagi pada fraksi-fraksi untuk mengijinkan Anggotanya ikut acara Komisi yaitu membahas Timsin. Dan hari Senin, jam dua siang kita dimulai dulu dengan Raker mengesahkan kerja Timus dan Timsin. Dan jam ti~anya kita langsung masuk ke agenda pengesahan keseluruhan, dengan diawali pandangan fraksi-fraksi.

Silakan pak Tunggul.

ANGGOTA F.PKB.(PROF. DR. ING. K. TUNGGUL SIRAIT) : Terima kasih saudara Pimpinan.

Jadi memang itu baik sekali itu rencananya. Tetapi kitakan harus baca dulu yang final itu kapan itu bisa kita dapat dan dapat kita baca, sebelum itu kepada musyawarah atau mini.

.

Lalu yang kedua, kapan ini dibawakan ke Rapat Paripurna, karena biasanya harus ditentukan dulu jadwalnya di Bamus. Apakah ini sudah dibicarakan di Bamus atau apakah bisa langsung.

KETUA RAPAT :

Jadi saya komentar langsung pak Tunggul ya, pertama tentang jadwal untuk Paripurna tanggal 28 Agustus 2002, sudah kita tanda tangani kemarin suratnya untuk ke Bamus dan sudah sampai ke pak Fatwa dan Pimpinan Dewan, tentunya melalui pak Fatwa sebagai KORINBANG dan juga sudah sampai ke Bamus. Jadi jadwalnya sudah kita minta untuk kita tanggal 28 Agustu5 2002 itu.

Yang kedua cukup bagus juga usul pak Tunggul, saya rasa begini ada idenya, hari Senin jam dua siang itu kita Raker untuk mengesahkan laporan Timus dan Timsin. Besoknya tanggal 27 Agustus 2002 jam dua siang juga kita Raker untuk pleno semuanya pengesahan dengan pendapat akhir fraksi. Jadi apa yang disebut · oleh pak Tunggul itu sudah bisa kejawab yaitu, pada hari Selasa sebelum kita fraksi sudah mendapatkan hasil semuanya memang logikanya begitukan.

Jadi prosedur kita lalui dan tidak perlu khawatir hari Rabunya tanggal 28 Agustus 2002 itu sudah bisa masuk ke Paripurna pengesatian tidak masalah. Bisa disepakati dengan perubahan jadwal ini setuju ya.

(RAPAT SETUJU)

Baik dengan demikian semua apa yang telah kita agenctakan pada hari ini selesai dan juga termasuk perubahan jadwal kitapun juga sudah disepakati. Saya ulangi untuk diingatkan kepada fraksi-fraksi jangan lupa t1ari Senin kita bertemu untuk pembahasan Timus dan Timsin dan besok hari Jum'at kita Timsin, jam tiga

(18)

siang. Kemudian hari Selasanya kita siapkan fraksi-fraksi untuk pandangan akhir mini fraksi dan hari Rabunya juga tolong disiapkan pandangan akhir di Paripurna. Dan akhirnya kita akhiri pertemuan kita pada hari ini dan kita ketemu lagi Raker pada hari Senin.

Terima kasih.

Rapat ditutup pada pukul 15.45 WIB.

Jakarta, 22 Agustus 2002 a.n. Ketua Rapat Sekretaris Rapat,

Referensi

Dokumen terkait

Jadi mengenai tadi ada tambahan. lstilah karantina, memang ada asumsi kami begini, sebagai sebuah moral application kita kalau kita memang mengetahui bahwa tumbuhan

PEMERINTAH (WAMEN KEMENPAN RB RI): Terima kasih Pak Pimpinan. Jadi memang Jabatan Eksekutif Senior ini di beberapa negara dibentuk dengan satu tujuan, ada perlakuan yang berbeda,

Kemudian penjelasan yang disampaikan adalah penjelasan Pasal 8 Ayat (2), dus kita terima dalam keadaan telanjang seperti itu artinya, apa adanya. seperti dirumuskan

Terima kasih. Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Setelah kita mendengar 3 masukan paling tidak ya Pak ya Pak Ketua, satu dari Kementerian Dalam Negeri, lalu yang

Tahun 62, misalnya dibawah Pimpinan Kapten (siapa yang kemudian menjadi panglima TNI, ya?) Pak Beni Moerdani misalnya satu kompi. Veteran Pembela Dwikora. Sama, ada

Jadi saya kira kalau saya Pimpinan meminta supaya kita meng adopt saja penuh dari Nanggroe karena dan nanti yang kita diskusikan sedikit adalah soal Pasal 46 ayat (4),

Saudara-saudara kita kembali, ini sudah terlambat hampir setengah jam, Kita mulai dengan DIM 214. AKHMAD MUQOWAM) Interupsi Pimpinan !. Te'.-ima kasih atas waktu

Terima kasih Pak. Dari kami mungkin bahwa kami tidak alergi dengan istilah keamanan dalam negeii masuk kedalam RUU Kepolisian ini, kami setuju mau pakai D nya