• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelaksanaan penelitian, pengumpulan data, deskripsi data penelitian beserta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelaksanaan penelitian, pengumpulan data, deskripsi data penelitian beserta"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

76

76 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data, deskripsi data penelitian beserta analisis data, dan dilanjutkan dengan hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian.

4.1. Gambaran Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah karyawan pramuniaga di toko buku Gramedia Padang, dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 34 orang yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 20 orang perempuan.

Yang mana tugas dari karyawan pramuniaga di toko buku Gramedia ini adalah:

1. Setiap pramuniaga dibebani tanggung jawab untuk mengelola satu departemen buku, misal, buku sekolah, pengembangan diri, bisnis, hokum, maskan dan lain sebagainya. Intinya adalah memaksimalkan penjualan di departemen tersebut.

2. Melakukan display buku dengan baik, menjaga arus keluar masuk buku, pengetahuan produk, menginput buku ke komputer katalog, pelayan pelanggan dan sesuai standar dan prosesnya.

3. Menguasai keterampilan seperti kegiatan costumer service.

(2)

77

4.2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Toko Buku Gramedia Padang, Jalan Damar No. 63, Olo Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat pada tanggal 01 Agustus 2017 sampai 18 Agustus 2017. Pengambilan data penelitian dilaksanakan setelah mendapat rekomendasi izin penelitian dari pimpinan toko buku Gramedia yang ditandatangani oleh supervisor toko buku Gramedia Padang. Penelitian ini dilakukan dengancara menyebarkan skala kepada karyawan toko buku Gramedia Padang dengan jumlah sampel sebanyak 34 orang seperti yang dijabarkan pada BAB III. Penelitian dilakukan sendiri oleh penulis dengan membagikan skala yaitu skala kepuasan kerja dan skala persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional. Agar tidak terjadi kesalahan di dalam pengisian skala, penulis memberikan penjelasan pengisian yang telah ada di lembar skala. 4.3. Pengumpulan Data

Pelaksanaan pengumpulan data di dalam penelitian ini dengan menggunakan dua skala yaitu skala kepuasan kerja yang terdiri dari 25 aitem pernyataan dan skala persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional yang terdiri dari 56 aitem pernyataan. Pada setiap skala terdapat terdapat lembar identitas, kolom jawaban, dan cara pengisian serta ucapan terima kasih. Selain dari itu, penulis menggunakan wawancara dan observasi sebagai pengambilan data awal.

(3)

78

4.3.1. Diskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian digunakan untuk membuat kategorisasi variabel dengan menggolongkan subjek dalam dua kategori yaitu rendah dan tinggi. Menurut Azwar (20012), skor skala sebagai hasil ukur berupa angka (kuantitatif) maka skor memerlukan suatu norma pembanding agar dapat diinterpretasikan secara kualitatif. Berdasarkan tujuan tersebut maka peneliti menetapkan suatu kategorisasi.

Kategorisasi ini bersifat relatif sehingga dapat dibagi sesuai dengan tingkat diferensiasi yang dikehendaki, tetapi sebelumnya harus ditentukan dahulu berdasarkan rerata (M), satuan deviasi standar (SD) dengan memperhitungkan tentang skor minimum (Xmin) dan skor maksimum (Xmax) teoritisnya (Azwar,2012:105).

1. Kategorisasi Kepuasan Kerja

Kategorisasi dari tingkat kepuasan kerja memperlihatkan bahwa rata-rata karyawan toko buku Gramedia Padang dikategorisasikan berdasarkan mean ideal dengan alasan untuk menyeimbangkan subjek dibagi dua yaitu rendah dan tinggi. Formulasi pengkategorian ke dalam dua kategori internal (Azwar, 2013:13) yaitu:

(4)

79

Tabel 4.1 Rumus Kategorisasi Kepuasan Kerja

Rumus Kategorisasi

x < (µ - 1,0 σ) Kategori Rendah (µ + 1,0 σ) ≤ x Kategori Tinggi Ket:µ = mean ideal σ = standar deviasi

Tabel 4.2Kategorisasi Skala Kepuasan Kerja No Skor Jumlah Kategorisasi Persentase

1 77 - 97 26 Tinggi 77 %

2 58 - 76 8 Rendah 23 %

Sumber: Data Penelitian

Tabel 4.3Kategorisasi Skala Kepuasan Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Rendah 8 23 23 35,5 Tinggi 26 77 77 100.0 Total 34 100.0 100.0

Sumber: Data SPSS 20.0 for windows

Berdasarkan tabel 4.2 dan tabel 4.3 didapatkan bahwa dari 34 subjek yang diteliti, 26 orang atau 77 % memiliki kepuasan kerja yang tinggi, 8orang atau 23 % yang memiliki kepuasan kerja yang rendah. Dari besaran persentase kepuasan kerja pada tabel tersebut, menunjukkan bahwa karyawan pramuniaga toko buku Gramedia Padang lebih dominan memiliki tingkat kepuasan kerja yang dikategorikan tinggi.

(5)

80

2. Kategorisasi Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional

Kategorisasi dari persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional memperlihatkan bahwa rerata hipotetik dari persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional karyawan praminiaga toko buku Gramedia Padang dikategorisasikan berdasarkan mean ideal dengan alasan untuk menyeimbangkan subjek dibagi menjadi dua yaitu positif dan negatif. Formulasi pengkategorian ke dalam dua kategori internal (Azwar, 2012:13), yaitu:

Tabel 4.4 Rumus Kategorisasi Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional

Rumus Kategorisasi

x < (µ - 1,0 σ) Kategori Negatif (µ + 1,0 σ) ≤ x Kategori Positif Ket: µ = mean ideal σ = standar deviasi

Tabel 4.5 Kategorisasi Skala Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional

No Skor Jumlah Kategorisasi Persentase

1 181-218 17 Positif 49,7%

2 143-180 17 Negatif 49,6 %

(6)

81

Tabel 4.6 Kategorisasi Skala Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Negatif 17 49.6 49.6 50.0 Positif 17 49,7 49.7 100.0 Total 34 100.0 100.0

Sumber: Data SPSS 20.0 for windows

Berdasarkan tabel 4.5 dan tabel 4.6 didapatkan bahwa dari 34 subjek yang diteliti, 17 orang atau 49.7% memiliki persepsiterhadap gaya kepemimpinan transformasional yang positif, 17 orang atau 49.6% memiliki persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional yang negatif. Dari besaran persentase persepsi karyawan pramuniaga terhadap gaya kepemimpinan transformasional pada tabel tersebut, menunjukkan bahwa karyawan pramuniaga toko buku Gramedia Padang lebih dominan memiliki persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional yang dikategorikan positif.

4.4. Hasil Penelitian 4.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi data terdistribusi normal atau tidak. Distribusi data yang normal menyatakan bahwa subjek penelitian tergolong representatif atau dapat mewakili populasi yang ada, sebaiknya apabila sebaran tidak normal, maka dapat disimpulkan bahwa subjek tidak representatif atau tidak

(7)

82

mewakili populasi yang ada. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov, dapat dinyatakan terdistribusi normal jika signifikansi besar dari 0,05 (Priyatno, 2012:36). Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 20.0 for windows, maka diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut:

Tabel 4.7 Uji Normalitas Sebaran Skala Kepuasan Kerja dan Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Skala Kepuasan

Kerja

Skala Persepsi

N 34 34

Normal Parametersa,b

Mean 81.35 181.68 Std. Deviation 9.267 17.157 Most Extreme Differences Absolute .099 .108 Positive .090 .108 Negative -.099 -.084 Kolmogorov-Smirnov Z .580 .629

Asymp. Sig. (2-tailed) .890 .823

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Data SPSS 20.0 for windows

Untuk mengetahui data terdistribusi atau tidak, dapat diketahui dari table One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testpada table 4.7 di atas. Kriteria pengujianya adalah apabila nilai signifikansi > 0,05 maka data terdistribusi normal. Dari table 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymptotic significance 2-tailed) untuk kepuasan kerja adalah 0,890 dan persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional 0,823. Signifikansi untuk variabel kepuasan kerja

(8)

83

lebih besar dari 0,05 maka berdistribusi normal dan untuk signifikansi persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional juga lebih besar dari 0,05 maka berdistribusi normal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data skala kepuasan kerja dan data skala persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional juga berdistribusi normal.

4.4.2. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel penelitian secara signifikan mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Kedua variabel dikatakan linear apabila memiliki taraf signifikansi kecil dari 0,05 (p < 0,05) (Priyatno, 2012:74). Uji linearitas pada SPSS versi 20.for windows diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.8 Uji Linearitas Sebaran Skala Kepuasan Kerja dan Skala Persepsi

Terhadap Gaya kepemimpinan Transformasional

Sumber: Data SPSS 20.0 for windows

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat pada output ANOVA Table, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada linearitas sebesar 0,000

ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. Skala Persepsi * Skala Kepuasan kerja Betwee n Groups (Combined) 8357.608 16 522.350 6.549 .000 Linearity 6723.282 1 6723.282 84.299 .000 Deviation from Linearity 1634.326 15 108.955 1.366 .266 Within Groups 1355.833 17 79.755 Total 9713.441 33

(9)

84

karena signifikansi kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel kepuasan kerja dan persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional terdapat hubungan yang linear, maka asumsi linearitas terpenuhi.

4.4.3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Pearson untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan kepuasan kerja denganpersepsi karyawan pramuniaga terhadap gaya kepemimpinan transformasional. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 20.0 for windows diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil Analisis Korelasi Pearson

Sumber: SPSS 20.0 for windows

Hasil analisis pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai koefisien pearson correlation kepuasan kerja dengan persepsi karyawan pramuniaga terhadap gaya kepemimpinan transformasional sebesar 0,832. Jika nilai signifikansi < 0,05 berarti hipotesis diterima sedangkan jika nilai signifikansi > 0,05 berarti hipotesis ditolak dan

Correlations Skala Kepuasan kerja Skala Persepsi Skala Kepuasan Kerja Pearson Correlation 1 .832** Sig. (2-tailed) .000 N 34 34 Skala Persepsi Pearson Correlation .832** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 34 34

(10)

85

nilai signifikansi dari persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja adalah 0,000(0,000 <0,05) yang berarti pada taraf signifikansi antara dua variabel menunjukkan adanya hubungan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional kepuasan kerja.

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi dengan besar koefisien 0,832, diperoleh nilai rhitung adalah 0,832, sementara rtabel

0,273. Menurut Sugiyono (2008), jika rhitung >(besar) rtabel maka

hipotesis diterima. Sebaliknya, Jika rhitung< (kecil) rtabel maka hipotesis

ditolak.Dari hasil perhitungan koefisien korelasi diperoleh nilai rhitung

lebih besar dari rtabel yaitu 0,835 > 0,273, sehingga dapat disimpulkan

bahwa “ada hubungan antara dengan persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja karyawan pramuniaga toko buku Gramedia Padang ”.

Dasar pengambilan keputusan dengan uji t sebagai berikut: thitung= r √𝑛−2 √(1−𝑟2) = 0,835 √34−2 √(1−0,8322) = 0,832 √32 √(1−0,692) = 0,832𝑥 5,657 √0,308 = 4,706 0,554 = 8,494

(11)

86

Menurut Priyatno (2012), jika thitung besar dari ttabel (thitung >

ttabel), maka hipotesis diterima. Dari hasil pengambilan keputusan

dengan uji t, thitung sebesar 8.494 dan ttabel 2,042. Karena thitung lebih

besar dari ttabel (8.494 > 2,042) artinya bahwa ada hubungan antara

persepsi karyawan pramuniaga terhadap gaya kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja.

4.5. Pembahasan

Berdasarkan analisis data yang diperoleh menunjukkan, bahwa didapatkan datayang diperoleh juga terlihat dari 34 subjek yang diteliti, 17 orang atau 49.7 % dibulatkan (50%) memiliki persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional yang positif, 17 orang atau 49,6 % dibulatkan (50%) memilikipersepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional yang negatif. Kemudian dilihat nilai skor aitem per aspek dengan rumus (skor per aspek : skor seluruh aitem x 100) maka dari lima aspek gaya kepemimpinan transformasional, Atributed Charisma (kharisma yang disertai visi, keahlian dan tindakan mendahulukan kepentingan bersama) 23%, inspirational motivation (kemampuan memotivasi dan menginspirasi) 24%, individualized consideration (kemampuan menghargai dan memperhatikan) 24%, memiliki rata-rata persentasi yang tinggi dibandingkan dengan dua aspek yang lainya, intelectual stimulation (kemampuan mengasah kreatifitas bawahan) 13%, idealized influence (kemampuan mempengaruhi disertai penekanan nilai dan moral) 16% memiliki persentasi yang rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian

(12)

87

besar dari karyawan pramuniaga toko buku Gramedia memiliki persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional yang positif, karena positif atau negatifnya persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional yang dimiliki oleh karyawan pramuniaga dapat dilihat melalui tinggi rendahnya skor yang diperoleh pada skala kepuasan kerja.

Kemudian data dari 34 subjek yang diteliti, 26 orang atau 77% memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi, 8 orang atau 23% memiliki tingkat kepuasan kerja rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar dari karyawan pramuniaga toko buku Gramedia memiliki tingkat kepuasan kerja yang dikategorikan tinggi.

Selanjutnya, dari analisis yang diperoleh bahwa persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kepuasan kerja karyawan pramuniaga. Sehingga semakin positif persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional maka akan semakin tinggi kepuasan kerja karyawan pramuniaga. Hal ini terbukti dari hasil analisis korelasi kearson yang menunjukan bahwa nilai pearson corellation antara variabel persepsi karyawan pramuniaga terhadap gaya kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja sebesar 0,832 dengan nilai signifikansi 0,000, yang mana nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) yang berarti antara dua variabel menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan.

Begitupun hasil uji t menunjukkan bahwa ada hubungan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional dengan kepuasan

(13)

88

kerja karyawan pramuniaga di toko buku Gramedia Padang. Setelah dilakukan penghitungan didapatkan hasil thitung sebesar 8,494, sedangkan ttabel

2,042, karena 8.494> 2,042 itu berarti thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat

disimpulkan ada hubungan persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional kepuasan kerja karyawan pramuniaga.

Kepuasan kerja merupakan sebuah sikap serta ungkapan perasaan seseorang baik perasaan senang maupun tidak tenang terhadap pekerjaanya.Pengertian ini menggambarkan seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhanya.

Kepuasan kerja diukur dengan mengacu pada teori Gilmer 1996 (dalam Sutrisno, 2009:77-78) faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja ini terdiri atas aspek-aspek :

a. Kesempatan untuk maju

Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja.

b. Keamanan kerja

Faktor ini disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi karyawan. Keadaan yang nyaman sangat mempengaruhi perasaan karyawan selama bekerja.

c. Gaji

Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya.

(14)

89

d. Perusahaan dan manajemen

Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil. Faktor ini yang menentukan kepuasan kerja karyawan.

e. Pengawasan

Sekaligus atasanya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turn over.

f. Faktor instrinsik dari pekerjaan

Atribut yang ada dalam pekerjaan mensyaratkan keterampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas dapat meningkatkan atau mengurangi kepuasan.

g. Kondisi kerja

Termasuk disini kondisi tempat, ventilasi, penyiaran, kantin, dan tempat parkir.

h. Aspek sosial dalam pekerjaan

Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatanya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami, dan mengakui pendapat ataupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja.

(15)

90

i. Komunikasi

Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun atau perumahaan merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas.

Tinggi rendahnya kepuasan kerja yang dialami oleh pegawai dapat dilihat melalui tinggi rendahnya skor yang diperoleh pada skala kepuasan kerja. Semakin tinggi skor yang diperoleh pegawai pada skala kepuasan kerja maka semakin tinggi pula kepuasan kerja yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh pegawai pada skala kepuasan kerja maka semakin rendah pula kepuasan kerja pada pegawai tersebut.

Selanjutnya, di dalam Al-Quran juga dijelaskan mengenai keharusan untuk bekerja.Sebagaimana firman Allah SWT, Surat At-Taubah ayat 105:

                 

Artinya:Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-Nya sertaorang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan (Q.S.At-Taubah:105)

Berdasarkan ayat di atas, Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk bekerja, yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT sehingga

(16)

91

dapat memberikan aneka amalan yang shaleh dan bermanfaat baik untuk diri hamba-Nya sendiri maupun untuk masyarakat umum, kemudian Allah SWT akan melihat yakni menilai dan memberi ganjaran amalan untuk hamba-Nya, kemudian Rasul-Nya beserta orang-orang mukmin akan melihat dan menilainya juga. Allah SWT akan memberikan balasan pahala sesuai dengan amalan-amalan yang telah dilakukan di dunia dan kemudian hamba-Nya akan dikembalikan kepada Allah SWT melalui kematian (dalam Shihab, 2002:710).

Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin dalam bekerja dengan dan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan Bass 1985 (dalam Rivai 2003:451-452). Menurut Munandar (2001:200-201) kepemimpinan transformasional memiliki lima aspek yaitu : 1. Atributed Charisma

Pemimpin mendahulukan kepentingan perusahaan dan kepentingan orang lain dari kepentingan diri. Ia sebagai pemimpin perusahaan bersedia memberikan pengorbanan untuk kepentingan perusahaan. Ia menimbulkan kesan pada bawahanya bahwa ia memiliki keahlian untuk melakukan tugas pekerjaannya, sehingga patut dihargai. Bawahan memiliki rasa bangga dan merasa tenang berada dekat dengan pimpinannya. Pemimpin juga dapat tenang menghadapi situasi yang kritikal, dan yakin dapat berhasil mengatasinya.

(17)

92

2. Inspirational Motivation

Pemimpin mampu menimbulkan inspirasi pada bawahannya, antara lain dengan menentukan standar-standar tinggi, memberikan keyakinan bahwa tujuan dapat dicapai. Bawahan merasa mampu melakukan tugas pekerjaannya, mampu memberikan berbagai macam gagasan. Mereka merasa diberi inspirasi oleh pimpinannya.

3. Intelectual Stimulation

Bawahan merasa bahwa pimpinan mendorong mereka untuk memikirkan kembali cara kerja mereka, untuk mencari cara-cara baru dalam melaksanakan tugas, merasa mendapatkan cara baru dalam mempersepsi tugas-tugas mereka.

4. Individualized Consideration

Bawahan merasa diperhatikan dan diperlakukan secara khusus oleh pimpinannya. Pemimpin memperlakukan setiap bawahannya sebagai seorang pribadi dengan kecakapan, kebutuhan, keinginannya masing-masing. Ia memberikan nasihat yang bermakna, memberi pelatihan yang diperlukan dan bersedia mendengarkan pandangan dan keluhan mereka. Pemimpin menimbulkan rasa mampu kepada bawahannya bahwa mereka dapat melakukan pekerjaannya, dapat memberi sumbangan yang berarti untuk tercapainya tujuan kelompok.

(18)

93

Pemimpin berusaha, melalui pembicaraan, mempengaruhi bawahan dengan menekankan pentingnya nilai-nilai dan keyakinan, pentingnya keikatan pada keyakinan (bielefes), perlu dimilikinya tekad mencapai tujuan, perlu diperhatikan akibat-akibat moral dan etika dari keputusan yang diambil. Pemimpin memperhatikan kepercayaannya pada cita-citanya, keyakinannya dan nilai hidupnya.

Positif atau negatifnya persepsi karyawan pramuniaga terhadap gaya kepemimpinan transformasional dapat dilihat melalui Positif atau negatifnya skor yang diperoleh pada skala persepsi karyawan pramuniaga terhadap gaya kepemimpinan transformasional. Semakin positif skor yang diperoleh karyawan pada skala persepsi karyawan pramuniaga terhadap gaya kepemimpinan transformasional maka semakin baik pula gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan oleh pimpinan perusahaan. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh karyawan pada skala persepsi karyawan pramuniaga terhadap gaya kepemimpinan transformasional maka semakin negatif pula penerapan gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan pimpinan toko buku Gramedia.

Selanjutnya, di dalam Al-Quran juga dijelaskan mengenai keharusan untuk bekerja.Sebagaimana firman Allah SWT, Surat Al-Baqarah Ayat 30:

                              

(19)

94

Artinya:Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “mereka berkata: “Mengapa engakau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engakau? “Tuhan berfirman: “Sesunguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S.Al-Baqarah:30)

Berdasarkan ayat di atas, Allah SWT menyampaikan yang bertugas merealisasikan misi sucinya sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta. Sekaligus sebagai Abdullah (Hamba Allah) yang senantiasa patuh dan terpanggil untuk mengabdikan segenap dedikasinya di jalan Allah. Sabda Rasulullah “setiap kamu adalah pemimpin dan tiap-tiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya (responsibility-nya)” Manusia yang diberi amanah dapat memelihara amanah tersebut dan allah telah melengkapi manusia dengan kemampuan konsepsional atau potensi (fitrah) Rivai (2013:28).

Analisis data penelitian secara statistik sejalan dengan hipotesis yang dipaparkan pada BAB II. Menurut Podsakof dkk 1996 (dalam Andarika 2004:38) mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional merupakan faktor penentu yang mempengaruhi sikap, persepsi, dan prilaku karyawan di mana terjadi peningkatan kepercayaan kepada pemimpin, motivasi, kepuasan kerja dan mampu mengurangi sejumlah konflik yang sering terjadi dalam suatu organisasi. Pendapat ini di dukung oleh Nanus 1992 (dalam Andarika 2004:38-39) yang mengemukakan bahwa alasan

(20)

95

utama karyawan meninggalkan organisasi disebabkan karena pemimpin gagal memahami karyawan dan pemimpin tidak memperhatikan kebutuhan-kebutuhan karyawan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Marselius Sampe Tondok 2004 menunjukkan bahwa hubungan antara persepsi karyawan pramuniaga gaya kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja karyawan berkorelasisecara positif dan sangat signifikan. Hasil ini mengindikasikan bahwa penerapan gaya kepemimpinan transformasional dengan cara atributed charisma (kharisma yang disertai visi, keahlian dan tindakan mendahulukan kepentingan bersama), inspirational motivation (kemampuan memotivasi dan menginspirasi), intelectual stimulation (kemampuan mengasah kreatifitas bawahan), dan individualized consideration (kemampuan menghargai dan memperhatikan), idealized influence (kemampuan mempengaruhi disertai penekanan nilai dan moral), maka dapat menyebabkan kepuasan kerja karyawan semakin meningkat dengan meningkatnya kepuasan kerja dapat berdampak pada kinerja karyawan semakin meningkat.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kepuasan kerja. Apabila persepsi karyawan pramuniaga terhadap gaya kepemimpinan transformasional positif maka kepuasan kerja karyawan akan tinggi. Begitu juga sebaliknya, apabila

(21)

96

persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional negatif maka kepuasan kerjanya rendah.

Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang terdahulu yaitu penelitian dari Oto R. Payangan (2004) yang penelitiannya berjudul: “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Transaksional Terhadap Kinerja Melalui Kepuasan Kerja Karyawan PT. Telkom Divre VII Makasar”, hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua variabel bebas di penelitian ini terbukti memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Variabel kepemimpinan merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan kerja karyawan.

Berikutnya Dewi Lingga Sugiarti (2007) yang berjudul : “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Pada PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Pasir Malang”, hasil penelitiannya adalah adanyapengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap komitmen organisasi 41%. Sedangkan sisanya 59% dipengaruhi oleh faktor lain.

Berdasarkan hasil penelitian ini dan penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa hubungan kepuasan kerja dengan persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional ada yang menunjukkan hasil positif walaupun dengan lokasi penelitian yang berbeda.Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima, artinya persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja dengan kepuasan kerja memiliki hubungan yang positif dan signifikan, semakin positif persepsi

(22)

97

karyawan terhadap gaya kepemimpinan transformasionalmaka tingkat kepuasan kerja akan semakin tinggi, dan sebaliknya semakin negatif persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional maka kepuasan kerja karyawan akan semakin rendah.

Referensi

Dokumen terkait

Secara teoritis, MPPT merupakan sebuah system elektronik yang dioperasikan pada sebuah modul photovoltaic sehingga panel photovoltaic bisa menghasilkan daya

Seperti dengan adanya buku digital atau e-book, siswa tidak perlu kemana-mana harus membawa buku yang banyak untuk mengerjakan tugas, tetapi dengan adanya e-book pada handphone

Peserta dalam video yang diunggah pada portal youtube dengan judul sesuai juknis LKSN PDBK Tahun 2021 dan dikirimkan melalui portal aplikasi registrasi LKSN PDBK Tahun 2021 merupakan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa modul asam basa berbasis inkuiri terbimbing dilengkapi soal-soal tipe HOTS untuk peserta didik kelas XI

Penggunaan kamera dijital non metrik untuk aplikasi fotogrametri makin berkembang, dengan didukung oleh perkembangan perangkat lunak yang tersedia dan turunnya harga kamera dijital

Dalam penggunaan sehari-hari kata sapaan etek sering disingkat menjadi tek , sapaan ini digunakan jika orang yang menyapa berhadapan langsung dengan uwek dan

&#34;dagangan subjek&#34; ertinya kelas atau jenis dagangan yang diimport atau dijual untuk pengimportan ke dalam Malaysia yang menjadi subjek bagi apa-apa tindakan duti timbal

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti Dalam melakukan sistem dan prosedur persedian obat BPJS Kesehatan. yang di lakukan