• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang terjadi pada zaman kerajaan masa lampau, yang merupakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang terjadi pada zaman kerajaan masa lampau, yang merupakan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Ketoprak adalah sebuah kesenian rakyat yang menceritakan tentang kisah-kisah kehidupan yang terjadi pada zaman kerajaan masa lampau, yang merupakan kisah legenda yang ada di dalam masyarakat dengan latar belakang kehidupan kerajaan Jawa zaman dahulu. Menurut ahli sejarah, kesenian ketoprak mulai ada pada tahun 1922, yaitu pada masa kadipaten Mangkunegaran di Surakarta. Seni ketoprak kemudian berkembang dan dapat dimainkan oleh masyarakat umum serta dipentaskan di luar keraton. Ketoprak memiliki beberapa unsur atau bagian yang terdapat dalam setiap pertunjukan ketoprak, antara lain: lakon atau cerita, pemain ketoprak, bloking pentas, tata rias pemain, bunyi-bunyian, dan tradisi (Lisbijanto, 2013: 1,3, dan 30).

Tema umum dalam cerita ketoprak adalah cerita tentang raja-raja pada abad ke-IV sampai dengan abad ke-XVIII (Lisbijanto, 2013: 5). Beberapa naskah ketoprak karya Bondan Nusantara yang cukup terkenal dan sudah sering ditampilkan dalam pertunjukan antara lain Pedhut Jatisrana yang berkisah tentang kehidupan masyarakat Jatisrana khususnya tentang kisah kasih Banendra, Telasih dan Panuntun. Ada juga Rembulan Wungu yang berkisah tentang intrik politik masa kerajaan Mataram dengan keangkuhan Amangkurat I yang diwarnai dengan kisah cinta tragis gadis bernama Hoyi.

Naskah ketoprak dengan judul Kurbaning Gegayuhan merupakan salah satu naskah koleksi Perpustakaan Taman Budaya Yogyakarta. Naskah ketoprak

(2)

Kurbaning Gegayuhan ditulis oleh salah satu seniman Yogyakarta, yaitu Bondan Nusantara. Seniman yang lahir di Kasongan pada tanggal 6 Oktober 1952 (Nusantara, 2011: 509) menulis naskah ketoprak Kurbaning Gegayuhan ini pada tanggal 3 Agustus 2009 di tanah kelahirannya. Informasi mengenai tanggal pembuatan naskah tersebut diketahui oleh peneliti dari halaman terakhir pada naskah ketoprak tersebut. Naskah ketoprak Kurbaning Gegayuhan ditulis dalam aksara Latin dengan menggunakan bahasa Jawa dan berisi dialog-dialog percakapan antartokoh seperti naskah drama pada umumnya. Kurbaning Gegayuhan berasal dari kata-kata dalam bahasa Jawa yaitu ‘kurban’ yang berarti ‘apa-apa kang diunjukake marang Allah minangka tandhaning sungkem lan angakoni kuwasaning Allah’ suatu apapun yang dipersembahkan kepada Allah sebagai wujud ketaatan dan mengakui kekuasaan Allah yang mendapat imbuhan ‘ing’ dan ‘gayuh’ yang berarti ‘apa-apa sing dijangka; idham-idhaman’ (apapun yang diharap; cita-cita; harapan) yang mendapat imbuhan ‘-an’ bermakna suatu keinginan. (Poerwadarminta, 1939: 128, 238). Selanjutnya dalam penelitian ini, Kurbaning Gegayuhan akan disingkat dengan KG.

Ketoprak merupakan salah satu seni pertunjukan yang bernafaskan drama. Drama adalah salah satu bagian dari seni sastra (Tarigan, 1984: 72). Drama merupakan bagian yang penting dalam pertunjukan ketoprak. Dalam hal ini, drama tersebut diwujudkan dalam dialog. Dialog berbahasa Jawa merupakan ciri khas dalam pertunjukan ketoprak (Lisbijanto, 2013: 5). Dialog dituliskan dalam sebuah teks naskah drama. Setiap lakon atau pertunjukan harus mempunyai naskah yang akan dipentaskan (Tarigan, 1984: 73). Naskah KG merupakan salah satu naskah

(3)

karya Bondan Nusantara yang ditulis dan dipentaskan dan menjadi bagian dari seni tradisional Jawa.

Naskah ini berkisah tentang kehidupan sehari-hari yang dibalut dengan konflik antara kedua desa yang tengah berseteru yaitu desa Pandhanreja Wetan dan Pandhanreja Kulon. Kisah ini juga diwarnai dengan tragedi percintaan antara kedua pemuda dari kedua desa tersebut. Berbagai karakter dalam cerita tersebut tersurat dan tersirat melalui naskah ketoprak yang bisa dianalisis melalui dialog para tokoh. Penggambaran tokoh yang jelas oleh Bondan Nusantara dalam naskah KG yang tertulis pada teks ketoprak tersebut menarik untuk dianalisis dengan menggunakan karakter manusia dalam istilah Jawa karena menceritakan tentang kehidupan orang Jawa. Dengan metode karakterisasi, peneliti menganalisis penggambaran karakter tokoh dalam naskah drama ketoprak tersebut dengan menggambarkan karakter-karakter tersebut dalam istilah Jawa yang dilukiskan melaui tokoh-tokoh yang terdapat dalam naskah ketoprak KG yang hendak disampaikan penulis Bondan Nusantara melalui karya sastranya.

1.2. Rumusan Masalah

Naskah ketoprak berjudul KG merupakan naskah yang menceritakan tentang kehidupan masyarakat Jawa di masa lampau yang mudah dipahami, masih berusia muda dan memiliki gambaran karakter yang lugas. Naskah ketoprak KG menarik untuk dianalisis dengan metode karakterisasi yang dapat menggambarkan beberapa karakter yang dimiliki orang Jawa dengan menggunakan istilah Jawa karena naskah ketoprak tersebut memuat kisah kehidupan orang Jawa. Pertanyaan utama yang

(4)

ingin dijawab dalam penelitian ini, bagaimana karakter tokoh Jaka Sabrang, Tantri, Jaka Damar, Ki Gedhe Penatas, Nyi Renggani, Gendra, dan Ki Tambak dalam naskah ketoprak KG dengan gambaran karakter manusia dalam istilah Jawa?

1.3. Tujuan Penelitian

Beberapa penelitian mengenai tokoh dan penokohan pada naskah ketoprak, karakter tokoh tersebut digambarkan dengan istilah-istilah dalam bahasa Indonesia. Hal tersebut menjadi daya tarik peneliti untuk menganalisis karakter para tokoh pada naskah ketoprak dengan menggunakan istilah Jawa. Tujuan dari penelitian naskah ketoprak KG ini adalah untuk mengungkap karakter tokoh Jaka Sabrang, Tantri, Jaka Damar, Ki Gedhe Penatas, Nyi Renggani, Gendra, dan Ki Tambak yang terdapat dalam naskah ketoprak yang berjudul KG karya Bondan Nusantara dengan penggambaran karakter dalam istilah Jawa.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini disusun oleh peneliti dengan harapan hasil penelitian ini bermanfaat untuk pembaca. Manfaat tersebut antara lain, penelitian ini mampu membantu pembaca memahami penggambaran tokoh Jaka Sabrang, Tantri, Jaka Sabrang, Ki Gedhe Penatas, Nyi Renggani, Gendra, dan Ki Tambak dengan pelukisan karakter dalam istilah Jawa dari naskah ketoprak pada salah satu karya sastra yaitu naskah ketoprak KG. Pembaca dapat mengambil manfaat dari penelitian ini berupa pengetahuan dan referensi mengenai penelitian sastra dengan metode karakterisasi.

(5)

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini ditekankan pada salah satu karya sastra tertulis yaitu naskah ketoprak berjudul KG dengan pembahasan karakterisasi. Penelitian difokuskan pada analisis tokoh dan karakter tokoh antara lain: Jaka Sabrang, Tantri, Jaka Damar, Ki Gedhe Penatas, Nyi Renggani, Gendra, dan Ki Tambak yang terdapat di dalam naskah ketoprak KG.

1.6. Tinjauan Pustaka

Telah terdapat beberapa penelitian mengenai analisis naskah drama, khususnya naskah ketoprak karya Bondan Nusantara. Berikut adalah penelitian-penelitian terkait yang dapat dijangkau peneliti.

Skripsi Indah Rahayu Anggraini tahun 2014 yang berjudul “Analisis Stuktural Naskah Ketoprak Pedhut Jatisrana Karya Bondan Nusantara” berisi tentang analisis tokoh, penokohan, alur cerita untuk menguak amanat yang terkandung dalam naskah ketoprak Pedut Jatisrana. Penelitian ini berbeda objek penelitian dengan peneliti Indah Rahayu Anggraini tersebut.

“Analisis Struktural Naskah Ketoprak Sirnaning Angkara Karya Bondan Nusantara” adalah skripsi Mela Rahmawati tahun 2016. Pada skripsinya, Mela Rahmawati fokus menganalisis tokoh, penokohan, alur dan latar pada naskah ketoprak Sirnaning Angkara tersebut. Objek penelitian tersebut berbeda dengan penelitian ini.

Dalam skripsi Mahmud Hidayat yang berjudul “Analisis Struktural Naskah Ketoprak Rebut Kuwasa Karya Bondan Nusantara” pada tahun 2016

(6)

mengemukakan tentang analisis tokoh, penokohan, alur dan menguak amanat yang terdapat dalam naskah ketoprak Rebut Kuwasa. Penelitian ini berbeda teori dan judul objek penelitian.

Beberapa tinjauan pustaka di atas menunjukkan bahwa penilitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul “Analisis Karakterisasi Naskah Ketoprak Kurbaning Gegayuhan Karya Bondan Nusantara” belum pernah dilakukan.

1.7. Landasan Teori

Penelitian ini menggunakan analisis dari Guntur Tarigan dalam membagi jenis-jenis tokoh dalam naskah ketoprak tersebut karena para pelakunya perlu digambarkan dengan tepat dan jelas. Jenis-jenis tokoh dikategorikan dalam empat jenis karakter, antara lain: tokoh berkembang, tokoh pembantu, tokoh serba-bisa, dan tokoh statis. Tokoh berkembang merupakan tokoh atau pemain yang mengalami perkembangan dan perubahan karakter dalam cerita (Tarigan, 1984: 77). Selain tokoh berkembang, terdapat pula tokoh pembatu yang membantu menjelaskan perwatakan tokoh-tokoh lain. Tokoh pembantu merupakan tokoh kontras yang mampu menghidupkan peristiwa yang terjadi dalam cerita tersebut (Tarigan, 1984: 76). Tokoh serba-bisa juga menjadi jenis tokoh yang penting dalam sebuah cerita. Tokoh serba-bisa adalah tokoh yang mampu membuat tokoh lain menjadi lebih terlihat menonjol watak atau karakternya (Tarigan, 1984: 76). Sedangkan tokoh statis adalah tokoh yang tidak mengalami perubahan dan perkembangan karakter dalam suatu cerita. Tokoh statis merupakan tokoh yang

(7)

tidak terpengaruh dengan berbagai benturan keadaan atau perubahan berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya (Tarigan, 1984: 77).

Dengan memandang drama sebagai kesenian yang melukis sifat dan sikap manusia dengan gerak (Tarigan, 1984: 70, 76), metode karakterisasi atau pelukisan watak para tokoh yang terdapat dalam suatu karya fiksi (Minderop, 2005: 2) diperlukan untuk menentukan karakter atau watak tokoh. Metode yang digunakan peneliti dalam mencoba menelaah karakter tokoh dalam naskah ketoprak KG adalah sebagai berikut :

1) Metode langsung merupakan metode untuk menguak watak atau karakter tokoh dengan pemaparan langsung oleh pengarang, antara lain dengan menggunakan nama tokoh yang mampu memperjelas perwatakan tokoh (Minderop, 2005: 8).

2) Metode tidak langsung adalah metode yang digunakan peneliti untuk mengetahui karakter tokoh melalui dialog tokoh dalam naskah tersebut. Peneliti menganalisis karakter tokoh dalam naskah ketoprak KG dengan menggunakan dialog yang dituturkan oleh seorang tokoh yang mampu mencerminkan pribadi tokoh itu sendiri maupun melalui tuturan dari tokoh lain yang mampu melukiskan karakter dari tokoh tersebut (Minderop, 2005: 22).

3) Peneliti juga menggambarkan karakter-karakter yang terdapat dalam diri tokoh-tokoh pada naskah ketoprak KG dengan pelukisan berbagai watak atau karakter yang tercermin dari jiwa orang Jawa. Jiwa orang Jawa adalah sebuah cerminan dari pemikiran dan fondasi hidup orang Jawa yang tertuang dalam jiwa manusia Jawa dan terealisasi dalam tindakan-tindakan orang Jawa (Endraswara,

(8)

2013: 34). Naskah ketoprak KG merupakan naskah yang becerita tentang kehidupan masyarakat dengan latar budaya Jawa. Oleh karena itu, tokoh-tokoh dalam naskah ketoprak KG tentunya memiliki karakter orang Jawa. Karakter atau watak tersebut disesuaikan dengan penyebutan karakter dalam istilah Jawa dari buku Ilmu Jiwa Jawa karya Suwardi Endraswara.

1.8. Metode Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai salah satu naskah ketoprak koleksi perpustakaan Taman Budaya Yogyakarta yang berjudul KG. Sumber data utama ini menggunakan aksara Latin dalam penulisannya dan berbahasa Jawa. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode karakterisasi. Hal pertama yang dilakukan peneliti adalah meminta ijin langsung kepada petugas perpustakaan Taman Budaya Yogyakarta untuk menggandakan naskah ketoprak tersebut sebagai data utama penelitian. Kedua, peneliti melakukan pemahaman isi cerita untuk memperoleh kesan dan pesan dalam cerita tersebut. Dari pemahaman cerita, peneliti dapat mengetahui unsur cerita yang meliputi tokoh dan karakter dari tokoh-tokoh dalam naskah ketoprak KG dengan metode karakterisasi atau pelukisan watak para tokoh yang terdapat dalam karya fiksi (Minderop, 2005: 2) dengan metode langsung melalui analisis nama tokoh, metode tidak langsung dengan analisis melalui dialog dan tingkah laku tokoh dalam naskah tersebut. Setelah itu peneliti menguraikan karakter tokoh yang ingin disampaikan dengan istilah Jawa yang terdapat dalam buku Ilmu Jiwa Jawa karya Suwardi Endraswara. Pada akhirnya ditemukannya

(9)

manfaat untuk pembaca dan terakhir peneliti menyusun hasil analisis sebagai sebuah hasil penelitian.

1.9. Sistematika Penulisan

Hasil penelitian disusun dalam empat bab pembahasan. Sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Pada Bab I menjelaskan latar belakang yang berisi hal-hal menarik pada objek penelitian. Kemudian ditemukannya rumusan masalah yang berisi masalah pada objek penelitian. Penelitian memiliki batasan-batasan penelitian yang akan dibahas pada rumusan masalah. Batasan-batasan ditentukan oleh peneliti.

Penelitian menggunakan penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan teori atau objek penelitian ini untuk menjadi tinjauan pustaka. Objek penelitian yaitu, naskah ketoprak dan karakterisasi. Tinjauan pustaka menunjukkan keaslian penelitian ini karena belum pernah dilakukan penelitian serupa dengan penelitian ini. Untuk melakukan penelitian, peneliti membutuhkan metode analisis yang digunakan sebagai dasar pemikiran, yaitu karakterisasi. Metode penelitian berisi tahap-tahap yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini. Terakhir adalah sistematika penyajian yang berisi urutan penyajian hasil penelitian dari pembahasan bab pertama sampai dengan daftar pustaka.

BAB II Sejarah Ketoprak dan Sinopsis Cerita Kurbaning Gegayuhan Pada bab kedua berisi sejarah ketoprak dan sinopsis cerita naskah ketoprak Kurbaning Gegayuhan dalam bahasa Indonesia.

(10)

BAB III Tokoh dan Analisis Karakter

Pada bab ketiga berisi analisis jenis-jenis tokoh dan analaisis karakter tokoh yang terdapat dalam naskah ketoprak KG.

BAB IV Kesimpulan

Pada bab keempat berisi tentang kesimpulan dari penelitian ini. Kesimpulan menceritakan tentang apa yang telah dianalisis dari naskah ketoprak KG. Kesimpulan berisi hasil dari analisis, yaitu tujuan untuk melukiskan karakter Jaka Sabrang, Tantri, Jaka Damar, Ki Gedhe Penatas, Nyi Renggani, Gendra, dan Ki Tambak dalam naskah ketoprak KG dengan gambaran karakter manusia dalam istilah Jawa.

Referensi

Dokumen terkait

Pak Parji, selaku Kepala Personalia Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, dan Bu Sapti, selaku Kepala Bank Darah Rumah Sakit di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, penulis

Saat ini banyak terdapat berbagai aneka cemilan di kota Palembang, namun dengan keunggulan yang ditawarkan oleh Purple Snack ini diharapkan calon konsumen lebih

Perancangan meliputi beberapa tahapan, diantarnya rancangan desain alternatif (sketsa). Dari beberapa sketsa tersebut dipilih beberapa sketsa yang terbaik dijadikan sebagai

Akuntansi sektor publik menurut Abdul Halim (2011) adalah akuntansi yang bertujuan untuk menghasilkan suatu laporan keuangan sektor publik sehingga pihak-pihak yang

Menurut Samsul Nizar, jenis pendidikan Kuttab kedua ini adalah lanjutan dari pendidikan Kuttab tingkat pertama, yang berarti bahwa setelah anak didik pandai

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah Bagaimana Perlakuan Akuntansi Aset

Mampu mengumpulkan data subyektif dan data obyektif pada yang diberikan asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan masa

Hasil diskusi dan wawancara tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut media big book menjadi salah satu media yang dapat meningkatkan pembelajaran literasi