A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Belajar
Deskripsi hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ditampilkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 Hasil belajar siswa
Kelas N Rata-rata
Pretest Postest Gain N-gain
Eksperimen 26 18,08 81,94 63,87 0,78
Kontrol 24 18,01 70,42 52,41 0,64
Pada kelas penelitian (XI-IA1) yang diikuti sebanyak 26 siswa sebelum diberikan pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok, terlebih dahulu diberi pretest yang dimaksudkan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Hasil pretest diperoleh skor rata-rata keseluruhan sebesar 18,01 untuk kelas kontrol, sedangkan untuk kelas eksperimen diperoleh 18,08.
Data pretest tersebut kemudian dianalisis menggunakan uji t
independent samples T test untuk mengetahui perbedaan kemampuan awal
siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol, akan tetapi sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogenitas data. Tabel 4.2 dan 4.3 menunjukan hasil uji tersebut.
Tabel 4.2Uji normalitas
Sumber data Kolmogrov-Smirnov keterangan N Statistik Sig.*
Pretest kontrol 24 0,149 0,179 Normal
Pretest eksperimen 26 0,095 0,200 Normal
*level sigifikansi 0,05
Tabel 4.3Uji homogenitas
Sumber data Sig.* Keterangan
Pretest 0,225 Homogen
*level signifikansi 0,05
Tabel 4.2 dan 4.3 menunjukan berdistribusi normal dan homogen, sehingga dapat dilakukan uji t untuk mengetahui kemampuan kedua kelas tersebut. Perhitungan dengan menggunakan uji t independent samples T test menunjukan bahwa nilai sig.(2-tailed) lebih besar dari nilai alpha yaitu 0,97 > 0,05. Hal tersebut menyatakan bahwa kedua kelas tidak ada perbedaan yang signifikan.
Dari tabel 4.1 diatas terlihat nilai gain pada kelas eksperimen (63,87) sedangkan pada kelas kontrol (52,41), nilai N-gain pada kelas eksperimen (0,78) jauh berbeda dengan nilai N-gain kelas kontrol (0,64). Nilai posttest hasil belajar siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok memiliki rata-rata 81,94, sementara siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional memiliki rata-rata 70,42.
2. Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui distribusi atau sebaran skor data dari penguasaan konsep siswa. Uji normalitas menggunakan independent samples T test dengan taraf signifikansi 0,05.
tabel berikut ini.
Tabel 4.4
Uji normalitas data pada kelas ekperimen dan kelas kontrol Sumber data Kelas Kolmogrov-smirnov Keterangan
Statistik N Sig.*
Pretest Kontrol 0,149 24 0,179 Normal
Eksperimen 0,095 26 0,200 Normal
Postest Kontrol 0,121 24 0,200 Normal
eksperimen 0,155 26 0,110 Normal
Gain Kontrol 0,121 24 0,200 Normal
eksperimen 0,210 26 0,005 Tidak normal
N-gain Kontrol 0,136 24 0,200 Normal
eksperimen 0,165 26 0,067 Normal *level signifikansi 0,05
Data diatas menunjukan bahwa sumber data berdistribusi normal normal kecuali sumber data gain pada kelas eksperimen tidak normal karena nilai sig < 0,05.
b. Uji Homogenitas
Uji persyaratan lain untuk melakukan analisis statistik parametrik adalah pengujian homogenitas data. Untuk pengujian homogenitas, varians masing-masing skor pretest kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol akan dibandingkan. Uji homogenitas menggunakan uji
one way anova dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil uji homogenitas
dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.5
Uji homogenitas data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol No Perhitungan hasil belajar Sig.* Keterangan
1 Pretest 0,225 Homogen
2 Postest 0,952 Homogen
3 Gain 0,489 Homogen
*level signifikansi 0,05 3. Uji Hipotesis Penelitian
Uji beda rerata hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji t independent samples T test atau uji Mann
Wheatney test. Uji t independent samples T test menggunakan asumsi bahwa
data berdistribusi normal dan varians data adalah homogen, sedangkan uji
Mann Wheatney test menggunakan asumsi bahwa data tidak homogen.
Uji beda rerata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Uji beda rerata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan sumber data
No Sumber data Sig* Keterangan
1 Pretest 0,970 Tidak ada perbedaan signifikan
2 Postest 0,002 Ada perbedaan signifikan
3 Gain 0,001 Ada perbedaan signifikan
4 N-gain 0,002 Ada perbedaan signifikan
* Level Signifikan 0,05
Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji beda kesamaan rerata skor hasil uji postest menunjukan bahwa pada level signifikan 0,05, diperoleh sig.
(2-tailed) < 0,05 yaitu 0,002 <0,05. hal ini berarti ada perbedaan yang
signifikan antara rerata skor postest kelas eksperimen dan rerata skor kelas kontrol setelah pembelajaran.
Hasil uji Mann Wheatney test kesamaan rerata skor gain kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa pada level signifikan 0,05, diperoleh sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,01 < 0,05. Hal ini berarti bahwa
eksperimen dan kelas kontrol.
Hasil uji t kesamaan rerata skor N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa pada level signifikan 0,05, diperoleh sig.
(2-tailed) < 0,05 yaitu 0,02 < 0,05. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara penguasaan konsep antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
4. Pengelolaan Hasil Belajar Fisika
a. Pengelolaan pembelajaran fisika pada kelas eksperimen
Pengelolaan pembelajaran fisika pada kelas eksperimen oleh peneliti dinilai menggunakan instrumen yaitu lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Pengamatan dilakukan oleh 2 orang pengamat yaitu MD dan TA. Penilaian terhadap pengelolaan ini meliputi Kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Skor pengelolaan pembelajaran secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Rekapitulasi pengelolaan pembelajaran RPP kelas eksperimen pada setiap pertemuan
No Aspek yang diamati
Skor pengelolaan Skor rata- rata (%) RPP1 (%) RPP2( %) RPP3( %) 1 Kegiatan Awal 91,8 91,8 95,0 92,8 2 Kegiatan Inti 87,5 86,3 85,0 86,3
3 Kegiatan Penutup 75,0 81,3 75,0 77,0
% rata-rata 84,8 86,5 85,0 85,5
keterangan Baik Baik Baik Baik
Sumber : hasil penelitian 2013
Berdasarkan tabel diatas, penilaian pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok menunjukan pada kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup guru memperoleh skor rata – rata sebesar 85,5% dengan kategori baik.
b. Pengelolaan pembelajaran fisika pada kelas kontrol
Pengelolaan pembelajaran fisika pada kelas kontrol oleh peneliti dinilai dengan menggunakan instrumen yaitu lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran fisika dengan pembelajaran konvensional. Pengamatan dilakukan oleh 2 pengamat yaitu AR dan TA. Penilaian terhadap pengelolaan ini meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan intidan kegiatan penutup. Skor pengelolaan pembelajaran secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.8
Rekapitulasi pengelolaan pembelajaran RPP kelas kontrol pada setiap kali pertemuan
No Aspek yang diobservasi Skor pengelolaan Pembelajaran Skor rata-rata (%) RPP1 (%) RPP2 (%) RPP3 (%) 1 Kegiatan awal 80,0 82,5 91,8 84,8 2 Kegiatan Inti 85,0 87,5 85,0 85,8 3 Kegiatan Penutup 81,3 87,5 87,5 85,5
keterangan Baik Baik Baik Baik Sumber : hasil penelitian 2013
Berdasarkan tabel diatas, penilaian pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan pembelajaran konvensional menunjukkan pada tahap pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup memperoleh skor penilaian rata-rata sebesar 85,3% dengan kategori baik.
5. Respon Siswa
a. Respon siswa pada kelas eksperimen
Respon siswa kelas eksperimen meliputi tanggapan mengenai perasaan rasa sangat senang, senang, cukup senang, kurang senang dan tidak senang terhadap pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok, tanggapan mengenai rasa sangat senang, senang, cukup senang, kurang senang dan tidak senang terhadap materi pelajaran, LKPD, tugas dan pertanyaan, suasana belajar dikelas dan cara guru mengajar dikelas. Tanggapan siswa terhadap baru atau tidak baru terhadap materi pelajaran, LKPD dan suasana belajar dikelas. Kemudian tanggapan siswa tentang rasa sangat mudah, mudah, cukup mudah, kurang mudah dan tidak mudah terhadap soal-soal tes elastisitas bahan.
Pada pertanyaan,“Bagaimana perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok?”dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
Berdasarkan gambar 4.1 menunjukan bahwa tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok menunjukan bahwa siswa yang merasa sangat senang (19,2%), senang (57,7%) dan cukup senang (23,1%).
Pada pertanyaan, “Bagaimana perasaan siswa terhadap materi pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok?”dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
0 20 40 60 80 100 sangat senang senang cukup senang kurang senang tidak senang 19,2 57,7 23,1 0 0 P er sen tase (%)
Gambar 4.1 Respon siswa selama mengikuti pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok
Berdasarkan gambar 4.2 tanggapan siswa terhadap materi pelajaran menunjukan bahwa siswa merasa sangat senang (3,8%), senang (15,4%) dan cukup senang (80,8%).
Pada pertanyaan, “Bagaimana perasaan siswa terhadap lembar kerja peserta didik pada pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok?” dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
0 20 40 60 80 sangat senang senang cukup senang kurang senang tidak senang 3,8 15,4 50,8 0 0 P erse ntase (%
Gambar 4.2 Respon siswa terhadap materi pelajaran
0 20 40 60 80 100 sangat senang senang cukup senang kurang senang tidak senang 0 46,2 53,8 0 0 P erse ntase (% )
Gambar 4.3 Respon siswa terhadap lembar kerja peserta didik
Berdasarkan gambar 4.3 tanggapan siswa terhadap lembar kerja peserta didik menunjukkan bahwa siswa merasa senang (46,2 %) dan cukup senang (53,8%).
Pada pertanyaan, “Bagaimana perasaan siswa terhadap tugas dan pertanyaan yang diberikan siswa oleh guru pada pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok?” dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
Berdasarkan gambar 4.4 tanggapan siswa terhadap tugas dan pertanyaan menunjukkan bahwa siswa merasa sangat senang (3,8%), senang (53,8%) dan cukup senang (42,3%)
Pada pertanyaan, “Bagaimana perasaan siswa terhadap suasana belajar di kelas pada pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok?” dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
0 20 40 60 80 100 sangat senang senang cukup senang kurang senang tidak senang 3,8 53,8 42,3 0 0 Per se nta se ( % )
Berdasarkan gambar 4.5 tanggapan siswa terhadap suasana belajar dikelas menunjukkan bahwa siswa merasa sangat senang (73,1%), senang (11,5%) dan cukup senang (15,4%).
Pada pertanyaan, “Bagaimana perasaan siswa terhadap cara mengajar guru di kelas pada pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok?”dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
0 20 40 60 80 sangat senang senang cukup senang kurang senang tidak senang 73,1 11,5 15,4 0 0 P erse ntase (% )
Gambar 4.5 Respon siswa terhadap suasana belajar di kelas 0 20 40 60 80 100 sangat senang senang cukup senang kurang senang tidak senang 0 57,7 42,3 0 0 P erse ntase (% )
Gambar 4.6 Respon siswa terhadap cara guru mengajar di kelas
Berdasarkan gambar 4.6 tanggapan siswa terhadap cara guru mengajar di kelas menunjukkan bahwa siswa merasa senang (57,7%) dan cukup senang (42,3%).
Pada pertanyaan, “Bagaimana perasaan siswa terhadap baru/tidak barunya materi pembelajaran pada pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok?” dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
Berdasarkan gambar 4.7 tanggapan siswa terhadap baru tidak baru materi pelajaran menunjukkan bahwa siswa merasa baru sebesar 100%.
Pada pertanyaan, “Bagaimana perasaan siswa terhadap baru/tidak barunya lembar kerja peserta didik pada pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok?” dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini. 0 20 40 60 80 100
baru tidak baru
100 0 P erse ntase (% )
Gambar 4.7 Respon siswa terhadap baru/tidak barunya materi pelajaran
Berdasarkan gambar 4.8 tanggapan siswa terhadap baru/tidak baru lembar kerja peserta didik menunjukkan bahwa siswa merasa baru (65,4%) dan tidak baru (34,6%).
Pada pertanyaan, “Bagaimana perasaan siswa terhadap baru/tidak barunya suasana belajar di kelas pada pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok?”dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini. 0 20 40 60 80 100
baru tidak baru 65,4 34,6 P erse ntase (% )
Gambar 4.8 Respon siswa terhadap baru/tidak barunya lembar kerja peserta didik
Berdasarkan gambar 4.9 tanggapan siswa terhadap baru/tidak baru cara guru mengajar di kelas menunjukkan bahwa siswa merasa baru (80,8%) dan tidak baru (19,2%).
Pada pertanyaan, “Bagaimana pendapat siswa terhadap soal-soal pada pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok?” dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
0 20 40 60 80 100
baru tidak baru
80,8 19,2 P erse ntase (% )
Gambar 4.9 Respon siswa terhadap baru/tidak barunya suasana belajar di kelas
0 20 40 60 80 100 sangat mudah mudah cukup mudah kurang mudah tidak mudah 0 73,1 23,1 0 3,8 Per se nta se ( % )
menunjukkan bahwa siswa merasa mudah (73,1%), cukup mudah (23,1%) dan tidak mudah (3,8%).
Pada pertanyaan, “Bagaimana pendapat siswa apabila setiap pembelajaran selanjutnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok?” dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
Berdasarkan gambar 5.1 tanggapan siswa terhadap apabila pembelajaran selanjutnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok menunjukkan bahwa siswa merasa sangat senang (7,7%), senang (61,5%), cukup senang (26,9%) dan kurang senang (3,8%).
Pada pertanyaan, “apakah pembelajaran dengan percobaan-percobaan dapat membantu anda dalam memudahkan dan memahami konsep fisika?”dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
0 20 40 60 80 100 sangat senang senang cukup senang kurang senang tidak senang 7,7 61,5 26,9 3,8 0 Per se nta se ( % )
Gambar 5.1 Respon siswa terhadap pembelajaran apabila selanjutnya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok
Berdasarkan gambar 5.2 tanggapan siswa terhadap kemudahan siswa dalam memahami konsep fisika apabila dilakukan dengan percobaan menunjukkan bahwa siswa setuju (92,3%) dan tidak setuju (7,7%).
Pada pertanyaan, “apakah pembelajaran dengan cara berkelompok dapat membuat anda aktif dalam pembelajaran?” dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
0 20 40 60 80 100 ya tidak 92,3 7,7 P erse ntase (% ) 0 20 40 60 80 100 ya tidak 92,3 7,7 P erse ntase (% )
Gambar 5.2 Respon siswa terhadap pertanyaan apakah dengan percobaan dapat memudahkan anda memahami konsep fisika
Gambar 5.3 Respon siswa terhadap pertanyaan apakah dengan cara berkelompok dapat membuat anda aktif dalam pembelajaran
pembelajaran apabila dilakukan dengan cara berkelompok menunjukkan bahwa siswa setuju (92,3%) dan tidak setuju (7,7%).
Pada pertanyaan, “berapa lama anda belajar fisika dalam sehari”? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
Berdasarkan gambar 5.4 tanggapan siswa terhadap lama belajar fisika dalam sehari menunjukkan bahwa lama belajar siswa dalam waktu 1-15 menit (23,0%), 15-30 menit (46,2%) dan 1 jam (30,8%).
b. Respon siswa kelas kontrol
Respon siswa kelas kontrol meliputi tanggapan mengenai perasaan rasa sangat senang, senang, cukup senang, kurang senang dan tidak senang terhadap pembelajaran konvensional, tanggapan mengenai rasa sangat senang, senang, cukup senang, kurang senang, dan tidak senang terahadap materi pelajaran, LKPD, tugas dan pertanyaan, suasana belajar dikelas dan cara guru mengajar dikelas. Tanggapan siswa terhadap baru atau tidak baru terhadap materi pelajaran, LKPD, dan
0 20 40 60 80 100 1-15 menit 15- 30 menit 1 Jam 23,1 46,2 30,8 P erse ntase (% )
Gambar 5.4 Respon siswa terhadap lama belajar fisika dalam sehari
suasana belajar dikelas. Kemudian tanggapan siswa tentang rasa sangat mudah, mudah, cukup mudah, kurang mudah dan tidak mudah terhadap soal-soal tes elastisitas bahan.
Pada pertanyaan, “Bagaimana perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran konvensional?” dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
Berdasarkan gambar 5.6 tanggapan siswa selama mengikuti pembelajaran konvensional menunjukkan bahwa siswa merasa sangat senang (20,8%), senang (29,2%) dan cukup senang (50%).
Pada pertanyaan, “Bagaimana perasaan siswa terhadap materi pelajaran pada pembelajaran konvensional?” dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
0 20 40 60 80 100 sangat senang senang cukup senang kurang senang tidak senang 20,8 29,2 50 0 0 P erse ntase (% )
Gambar 5.6 Respon siswa terhadap selama mengikuti pembelajaran konvensional
Berdasarkan gambar 5.7 tanggapan siswa terhadap materi pelajaran menunjukkan bahwa siswa merasa sangat senang (12,5%), senang (58,3%) dan cukup senang (29,2%).
Pada pertanyaan, “Bagaimana perasaan siswa terhadap tugas dan pertanyaan pada pembelajaran konvensional?” dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
0 20 40 60 80 sangat senang senang cukup senang kurang senang tidak senang 12,5 58,3 29,2 0 0 P erse ntase (% ) 0 20 40 60 80 100 sangat senang senang cukup senang kurang senang tidak senang 8,3 33,3 37,5 20,9 0 P erse ntase (% )
Gambar 5.8 Respon siswa terhadap tugas dan pertanyaan
Berdasarkan gambar 5.8 tanggapan siswa terhadap tugas dan pertanyaan menunjukkan bahwa siswa merasa sangat senang (8,3%), senang (33,3%), cukup senang (37,5%) dan kurang senang (20,9%).
Pada pertanyaan, “Bagaimana perasaan siswa terhadap suasana belajar di kelas pada pembelajaran konvensional?” dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
Berdasarkan gambar 5.9 tanggapan siswa terhadap suasana belajar dikelas menunjukkan bahwa siswa merasa sangat senang (20,8%), senang (50%) dan cukup senang (29,2%).
Pada pertanyaan, “Bagaimana perasaan siswa terhadap cara guru mengajar di kelas pada pembelajaran konvensional?” dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
0 20 40 60 80 100 sangat senang senang cukup senang kurang senang tidak senang 20,8 50 29,2 0 0 P erse ntase (% )
Gambar 5.9 Respon siswa terhadap suasana belajar di kelas
Berdasarkan gambar 6.0 tanggapan siswa terhadap cara guru mengajar di kelas menunjukkan bahwa siswa merasa sangat senang (4,2%), senang (50%) dan cukup senang (45,8%).
Pada pertanyaan, “Bagaimana perasaan siswa terhadap baru/tidak barunya materi pelajaran pada pembelajaran konvensional?” dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
0 20 40 60 80 sangat senang senang cukup senang kurang senang tidak senang 4,2 50 45,8 0 0 P erse ntase (% )
Gambar 6.0 Respon siswa terhadap cara guru mengajar di kelas 0 20 40 60 80 100
baru tidak baru 100 0 P erse ntase (% )
Gambar 6.1 Respon siswa terhadap baru/tidak barunya materi pelajaran
Berdasarkan gambar 6.1 tanggapan siswa terhadap materi pelajaran menunjukkan bahwa siswa merasa baru sebesar 100%.
Pada pertanyaan, “Bagaimana perasaan siswa terhadap baru/tidak barunya suasana belajar di kelas pada pembelajaran konvensional?” dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
Berdasarkan gambar 6.2 tanggapan siswa terhadap suasana belajar di kelas menunjukkan bahwa siswa merasa baru (79,2%) dan tidak baru (20,8%).
Pada pertanyaan, “Bagaimana perasaan siswa terhadap soal-soal pada pembelajaran konvensional?” dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
0 20 40 60 80 100
baru tidak baru 79,2 20,8 P erse ntase (% )
Gambar 6.2 Respon siswa terhadap baru/tidak barunya suasana belajar di kelas
Berdasarkan gambar 6.3 tanggapan siswa terhadap soal-soal menunjukkan bahwa siswa merasa mudah (20,8%), cukup mudah (33,3%), kurang mudah (4,2%) dan tidak mudah (41,7%).
Pada pertanyaan, “Bagaimana perasaan siswa terhadap kesulitan siswa dalam memahami fisika?” dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
0 20 40 60 80 sangat mudah mudah cukup mudah kurang mudah tidak mudah 0 20,8 33,3 4,2 41,7 P erse ntase (% )
Gambar 6.3 Respon siswa terhadap soal-soal
0 20 40 60 80 100 ya tidak 58,3 41,7 P erse ntase (% )
Gambar 6.4 Respon siswa terhadap kesulitan dalam memahami pelajaran fisika jika hanya di ajar oleh guru
Gambar 6.4 tanggapan siswa terhadap kesulitan memahami materi fisika apabila diajar oleh guru menunjukkan bahwa siswa menyatakan ya (58,3%) dan menyatakan tidak (41,7%).
Pada pertanyaan, “Bagaimana lama anda belajar fisika dalam sehari?”dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
Berdasarkan gambar 6.5 tanggapan siswa terhadap lama belajar dalam sehari menunjukkan bahwa lama belajar dalam waktu 1-15 menit (33,3%), 15-30 menit (54,2%) dan 1 Jam (12,5%).
B. Pembahasan
Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok eksperimen (Kelas XI-IA3) adalah menggunakan Pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dalam 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu pertemuan pertama 120 Menit, pertemuan kedua 100 menit dan pertemuan ketiga 120 menit. Pada pembelajaran ini yang bertindak sebagai guru adalah peneliti sendiri.
0 20 40 60 80 100
1-15 menit 15-30 menit 1 Jam 33,3 54,2 12,5 P erse ntase (% )
Gambar 6.5 Respon siswa terhadap lama belajar fisika dalam sehari
menuntut siswa untuk melatih diri untuk mandiri dan tampil kreatif dalam membuat rencana pembelajaran yang dipandu oleh guru hingga sampai mereka menyampaikan hasilnya di depan kelas. Pembelajaran ini sebelumnya siswa mendengarkan penjelasan guru tentang gambaran umum materi pelajaran, guru mencotohkan kepada siswa cara membuat tujuan, langkah kerja, melakukan langkah kerja dan cara membuat laporan untuk dipresentasikan di depan kelas. Di akhir pembelajaran guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pelajaran dan kemudian guru memberikan pekerjaan rumah.
Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol (kelas XI_IA1) adalah pembelajaran konvensional, dimana guru sering mendominasi dalam penjelasannya. Sama dengan pada kelas eksperimen, pada pembelajaran ini yang bertindak adalah peneliti sendiri. Pembelajaran ini dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu untuk pertemuan pertama 120 menit, pertemuan kedua 90 menit dan pertemuan ketiga 120 menit. Pada pembelajaran ini, penjelasan materi pelajaran langsung disampaikan oleh guru. Guru menjelaskan materi pelajaran kemudian memberikan contoh soal dan kemudian latihan. Dalam pembelajaran kelas kontrol ini, guru mendominasi pembelajaran.Diakhir pembelajaran, guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pelajaran dan kemudian guru memberikan pekerjaan rumah (PR).
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.59 Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. Konstruksi arti itu dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.60 Dengan demikian hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa berupa pemahaman, keterampilan dan sikap yang diperoleh siswa dari proses pengalaman belajarnya.
Berdasarkan hasil analisis data pretest pada pokok bahasan elastisitas bahan, diketahui bahwa rata-rata kelas kontrol tidak jauh berbeda dengan rata-rata hasil pretest kelas eksperimen sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelompok mempunyai kemampuan yang sama sebelum diadakan perlakuan. Setelah itu, kedua kelas dilakukan perlakuan yang berbedayaitu kelas XI-IA-3 sebagai kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan model kooperatif tipe investigasi kelompok dan kelas XI-IA1 sebagai kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional.
Analisis data hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif tipe investigasi kelompok dan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional baik
59Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya, 2010, h. 22
XI_IA SMAN 2 Palangka Raya.Hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda signifikan dapat disebabkan adanya hubungan karakteristik siswa dengan pembelajaran yang telah diterapkan. Hal ini dapat dilihat pada pembelajaran koopereratif tipe investigasi kelompok yang menjadi pusat pembelajarannya adalah siswa. Pembelajaran ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam melibatkan siswa untuk aktif dari sejak perencanaan hingga akhir dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk aktif berdiskusi dalam membuat tujuan, langkah kerja, melakukan penyelidikan dan menyampaikan hasilnya di depan kelas untuk menjawab tujuan yang telah disepakati bersama.Pada siswa kelas XI-IA3 memiliki karakteristik suka berdiskusi, berkelompok, bertanya dan selalu ingin melakukan percobaan pada saat materi dijelaskan. Dengan demikian peneliti merasa karakteristik pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada kelas XI-IA3 yang menyebabkan siswa mudah memahami materi pelajaran.
Hasil belajar dapat diartikan juga sebagai hasil proses belajar. Jadi, hasil itu adalah besarnya skor tes yang dicapai siswa setelah mendapat perlakuan selama proses belajar mengajar berlangsung.Belajar menghasilkan suatu perubahan pada siswa, perubahan yang terjadi akibat proses belajar yang berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap.61
Analisis data menunjukan skor yang dicapai siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol baik dari segi posttest, gain dan N-gain. Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok memperoleh skor lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Hal tersebut disebabkan karena bahan ajar yang mereka pakai dalam proses pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok bervariasi, sedangkan pembelajaran konvensional bahan ajar yang digunakan tidak bervariasi. Selain itu pada pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok, Siswa dilatih untuk mamahami konsep, lambang dan simbol-simbol, kemudian memberi kesimpulan. Pada akhirnya siswa kelas eksperimen lebih terbiasa untuk menjawab soal yang berhubungan dengan konsep, lambang maupun simbol-simbol sehingga kelas eksperimen memperoleh skor lebih tinggi daripada kelas kontrol. Soal instrumen yang digunakan untuk tes hasil belajar siswa berbentuk uraian. Uraian tersebut dapat berupa simbol/lambang kemudian ditafsirkan kedalam kalimat dan bisa juga berbentuk angka-angka.
2. Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada materi elastisitas bahan dikelas XI-IA3 SMAN2 Palangka Raya dilaksanakan 3 kali pertemuan. Berdasarkan data hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran, hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran pada pertemuan I mengalami
skor rata-rata keseluruhan RPP1 adalah 3,39 (84,75%) naik menjadi 3,46 (86,50%) Pada RPP2, namun pada pertemuan ketiga skor rata-rata keseluruhan turun menjadi 3,40 (85,00%). Penurunan skor tersebut akibat dari beberapa kendala yang terjadi pada saat proses pembelajaran pada petemuan III. Adapun kendala tersebut adalah.
a) Sebagian siswa mengalami kesulitan saat melakukan proses investigasi karena alat yang digunakan sudah tidak normal seperti sebelumnya, sehingga data yang dihasilkan tidak akurat.
b) Sebagian siswa mengalami kesulitan untuk membuktikan prinsip-prinsip susunan pegas seri dan paralel karena data yang diperoleh tidak sejalan dengan dasar-dasar teori yang mereka peroleh dari berbagai sumber.
Sedangkan pada pengelolaan kegiatan pembelajaran melalui Pembelajaran konvensional pada materi elastisitas bahan dikelas XI-IA3 SMAN 2 Palangka Raya dilaksanakan 3 kali pertemuan. Berdasarkan data hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran,hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran pada pertemuan I mengalami peningkatan pada pertemuan kedua, hal ini dapat dilihat pada pertemuan 1 skor rata-rata keseluruhan RPP1 adalah 3,28 (82,0%) naik menjadi 3,43 (85,8%) Pada RPP2 dan mengalami kenaikan lagi pada pertemuan ke III dengan skor keseluruhan 3,52 (88,0%) pada RPP3. Peningkatan itu disebabkan karena terjadinya interaksi yang baik antara guru yang mengajar dengan siswa yang diajar
pada saat proses belajar berlangsung. Pada pembelajaran konvensional siswa aktif dalam pembelajaran dan sering mengajukan pertanyaan.
Kegiatan awal dan kegiatan inti pada pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok lebih tinggi daripada kegiatan awal dan kegiatan inti pada pembelajaran konvensional. Sedangkan kegiatan penutup pembelajaran konvensional lebih tingggi daripada kegiatan penutup pada pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Hal ini disebabkan adanya;
a) Kegiatan penutup pada pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok,guru bersama siswa melakukan kajian dan memilihtujuan yang sama dari masing-masing kelompok untuk ditarik menjadi kesimpulan yang utuh, sedangkan pada pembelajaran konvensional kegiatan penutupnya, siswa dalam mengambil kesimpulan mengikuti apa yang ditulis oleh guru di papan tulis. Sehingga pada kegiatan penutup untuk siswa yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok membutuhkan waktu lebih lama daripada pembelajaran konvensional.
b) Tujuan pembelajaran pada pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dibuat oleh kelompok masing-masing berdasarkan permasalahan yang diberikan kepada mereka sesuai dengan minat dan bakat mereka, sehingga tujuan yang mereka buat pada masing-masing kelompok akan berbeda, mungkin bisa sama dan kemungkinan juga bisa berbeda bahasa tapi maksud dan tujuannya adalah sama. Hal ini akan
langsung guru bersama siswa dalam menarik sebuah kesimpulan harus mengkaji dan memilah-milah dulu mana tujuan yangsama dan mana tujuan yang tidak sama, sehingga hal ini tentunya membutuhkan waktu cukup lama.
Analisis data pengelolaan pembelajaran guru menunjukan bahwa kemampuan guru mengajar pada siswa kelas eksperimen tidak jauh beda dengan kemampuan guru dalam mengajar di kelas kontrol, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji t menyatakan bahwa sig.(2-tailed) pada pengelolaan pembelajaran kelas eksperimen dan pengelolaan kelas kontrol lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol adalah sama atau tidak ada perbedaan. Tidak adanya perbedan ini dikarenakan guru sebagai peneliti berusaha melakukan pengajaran kepada siswa sesuai dengan kemampuannya untuk menyampaikan materi kepada siswa sesuai dengan aturan-aturan yang ada pada pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dan pembelajaran konvensional. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membandingkan seberapa besar hasil belajar yang diperoleh siswa pada kelas yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dan kelas yang diajar mengggunakan pembelajaran konvensional, dengan tidak ada yang dikurangi dan tidak ada yang ditambahi sehingga hasil belajar yang dicapai siswa sesuai dengan proses pembelajaran yang diberikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada kelas eksperimen yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dan kelas kontrol yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional adalah sama.
3. Respon Siswa
Perbedaan hasil belajar fisika pada kelas yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional dapat dibuktikan dengan angket respon siswa. Angket respon ini digunakan untuk mengukur pendapat siswa terhadap ketertarikan, perasaan senang dan keterkinian serta kemudahan memahami komponen–komponen: materi/isi pelajaran, format materi ajar, gambar–gambarnya, kegiatan dalam LKS, suasana belajar dan cara guru mengajar serta pendekatan yang digunakan.62
Adapun respon siswa yang dapat menunjukan adanya perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dan kelas yang mendapatkan pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:
a) Respon siswa terhadap soal-soal elastistas.
Tanggapan siswa dalam menjawab soal-soal pada pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok lebih banyak mengatakan mudah (73,1%) daripada tanggapan siswa pada pembelajaran konvensional yang lebih menyatakan tidak mudah (41,7%). Hal ini menunjukan bahwa pada
62Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif: Konsep, Landasan,
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ), Jakarta: Prenada Media
kelompok sudah memahami dan menguasai materi pelajaran dengan baik walaupun tidak sempurna daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.
b) Respon siswa selama mengikuti pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok.
Tanggapan siswa selama mengikuti pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok lebih banyak menyatakan senang (57,7%) daripada pembelajaran konvensional yang lebih menyatakan cukup senang (50,0%). Halini menunjukan bahwa rasa semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok lebih baik daripada rasa semangat pada pembelajaran konvensional.
c) Respon siswa terhadap suasana belajar di kelas
Tanggapan siswa terhadap suasana belajar pada pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok lebih banyak menyatakan sangat senang (73,1%) daripada tanggapan siswa pada pembelajaran konvensional yang lebih banyak menyatakan senang (50%). Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran pada kelas dapat mewujudkan perasaan senang, ceria dan tidak membosankan peserta didik. Dengan terwujudnya perasaan senang dalam diri siswa tentunya dapat membantu siswa untuk lebih fokus dan konsentrasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Masitoh dan Laksmi Dwi yang menyatakan bahwa suasana belajar yang
penuh kecerian, menyenangkan dan tidak membosankan peserta didik akan menjadikan mereka fokus dalam kegiatan belajarnya sehingga curah perhatiannya akan lebih tinggi. Tingginya curah perhatian tersebut akan meningkatkan hasil belajar.63
d) Respon siswa terhadap cara guru mengajar di kelas.
Tanggapan siswa terhadap cara guru menyampaikan materi pelajaran pada kelas yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok lebih banyak merasa senang (57,7%) daripada tanggapan siswa pada pembelajaran konvensional yang lebih banyak menyatkan cukup senang (45,8%). Hal ini tentunya dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar dalam dirinya dan siswa dapat berinteraksi secara harmonis pada guru. Dalam proses belajar mengajar interaksi antara guru dengan siswa sangat diperlukan demi tercapainya hasil belajar yang baik. Namun pada pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok menganut prinsip proses belajar-mengajar yang berbasis
student centered. Guru sebagai fasilitator, pembimbing dan mengarahkan
apabila siswa mengalami kesulitan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Oleh karena itu dalam pembelajaran ini siswa dituntut aktif dan semangat untuk belajar demi membangun pengetahuan mereka sendiri.
Sedangkan pada pembelajaran konvensional prinsip proses belajar-mengajar berbasis teacher centered. Guru lebih mendominasi
63Ngalimun,dkk., Strategi dan model pembelajaran berbasis PAKEM, Banjarmasin : PT Pustaka Banua, 2013, h. 83
siswa, sehingga menyebabkan siswa merasa jenuh. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. e) Respon siswa terhadap tugas da pertanyaan
Tanggapan siswa tehadap tugas dan pertanyaan yang diberikan pada guru pada kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok lebih banyak merasa senang (53,8%) daripada kelas yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional yang lebih banyak menyatakan cukup senang (37,5%).Hal ini tentunya akan berpengaruh pada rasa semangat siswa untuk menjawab soal dan tugas-tugas yang diberikan pada guru. Apabila rasa semangat tertanam pada diri siswa tentunya juga akan muncul berpengaruh pada hasil belajar siswa yang bersangkutan.