• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan Mei 2016 dengan rincian kegiatan sebagai berikut.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan Mei 2016 dengan rincian kegiatan sebagai berikut."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri di Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur, adapun SMA yang digunakan dalam penelitian ini yaitu SMA Negeri 1 Ngawi yang beralamat di jl. Ahmad Yani 45, Ds. Margomulyo, Kec. Ngawi, Ngawi, Jawa Timur, sebagai kelas eksperimen dan SMA Negeri 2 Ngawi yang beralamat di jl. Ahmad Yani 07, Ds. Klitik, Kec. Geneng, Ngawi, Jawa Timur sebagai kelas kontrol, pada tahun ajaran 2015/2016.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan Mei 2016 dengan rincian kegiatan sebagai berikut.

No Uraian Kegiatan Tahun 2015/2016

Des Jan Feb Mar Apr Mei

1. Persiapan Penelitian a. Mengurus perizinan

b. Koordinasi dengan kepala sekolah dan guru c. Menyusun tes kosakata dan menulis d. Melakukan uji coba tes

e. Menganalisis uji coba dan merevisi tes f. Finalisasi dan penggandaan tes

2. Pelaksanaan penelitian

a. Pelaksanaan pretes penguasaan kosakata b. Pelaksanaan eksperimen

c. Pelaksanaan postes menulis teks negosiasi d. Analisis data hasil eksperimen

3. Penyusunan Laporan/Skripsi a. Penyusunan draf b. Pengetikan skripsi

4. Pelaksanaan ujian skripsi dan revisi

B. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui gambaran tentang pengaruh penggunaan model Group Investigation (GI) (X1) dan penguasaan

kosakata (X2) terhadap kemampuan menulis teks negosiasi (Y) siswa kelas X

SMA Negeri se-Kabupaten Ngawi. Pengelompokan didasarkan atas penggunaan 70

(2)

model Group Investigation (GI) (A1) dan model discovery learning (A2), serta

tingkat penguasaan kosakata siswa yang diperoleh dari tes sebelumnya. Pada penelitian ini tingkat penguasaan kosakata siswa dibedakan atas kelompok siswa yang menguasai kosakata tinggi (B1) dan siswa yang menguasai kosakata rendah

(B2).

Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model eksperimen dengan desain faktorial sederhana 2x2 artinya ada empat kelompok (Subana & Sudrajat, 2011:103). Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Keterangan: A : model pembelajaran B : penguasaan kosakata A1 : kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan model group

investigation

A2 : kelompok siswa yang diajar dengan model discovery learning

B1 : kelompok siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi

B2 : kelompok siswa yang memiliki penguasaan kosakata rendah

A1B1 : kelompok siswa yang diajar dengan model group investigation

yang memiliki penguasaan kosakata tinggi

A1B2 : kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan model group

investigation yang memiliki penguasaan kosakata rendah

A2B1 : kelompok siswa yang diajar dengan model discovery learning

yang memiliki penguasaan kosakata tinggi

A2B2 : kelompok siswa yang diajar dengan model discovery learning

yang memiliki penguasaan kosakata rendah C. Populasi dan Sampel

Populasi menurut Sugiyono (2013: 61) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Gambar 3.2 Desain Faktorial 2 x 2

A

A1 A2

B

B1 A1B1 (1) A2B1 (3) B2 A1B2 (2) A2B2 (4)

(3)

Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dari SMA Negeri yang menggunakan Kurikulum 2013 yaitu SMA Negeri 1 Ngawi dan SMA Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2015/2016.

Pengambilan sampel berdasarkan pada pendapat Arikunto (2006: 131) yang menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti dan pendapat Sugiyono (2013: 62) yang menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah dari kelas X MIPA 7 SMA Negeri 1 Ngawi dengan jumlah siswa 36 anak dan dari kelas X MIPA 4 SMA Negeri 2 dengan jumlah siswa 36 anak.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Sesuai dengan populasi dan sampel yang telah disebutkan di atas maka pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling menurut Sugiyono (2013: 62) adalah teknik untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.

Penelitian ini menggunakan teknik two stage random sampling. Pertama, secara purpose sampling, menurut Sugiyono (2013: 68) purpose sampling atau

sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Penggunaan purpose sampling dalam penelitian ini digunakan untuk mengambil sampel dari sekolah yang menggunakan kurikulum 2013 dan sekolah yang memiliki prestasi baik serta untuk mengelompokkan sample berdasarkan penguasaan kosakata. Kedua, dengan cluster random sampling, di mana pengambilan sampel secara satu kelas dari satu sekolah. Sampel yang digunakan yaitu siswa kelas X MIPA 7 dari SMA Negeri 1 Ngawi dan siswa kelas X MIPA 4 dari SMA Negeri 2 Ngawi.

(4)

Untuk menggolongkan siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi dan rendah diberikan tes tertulis kepada siswa. Berdasarkan hasil dari tes maka didapat siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi dan yang memiliki penguasaan kosakata rendah.

Sesuai dengan rancangan tersebut jumlah sampel seluruhnya adalah 72 siswa, terdiri dari 36 siswa untuk kelompok eksperimen yang yang diajar dengan model

Group Investigation, dan 36 siswa untuk kontrol yang diajarkan dengan model discovery learning. Dari dua kelompok tersebut (eksperimen-kontrol),

masing-masing ditempatkan pada tiap sel 18 siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi dan rendah.

Penetapan perlakuan tiap-tiap kelompok eksperimen yang dilakukan, dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Model pembelajaran Penguasaan kosakata Group Investigation Discovery learning Tinggi 18 18 Rendah 18 18

Tahap selanjutnya, siswa dikedua kelompok tersebut (eksperimen maupun kontrol) dipilah menjadi dua kategori yaitu kategori siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi dan siswa yang memiliki penguasaan kosakata rendah. Perbedaan tinggi rendah penguasaan kosakata didasarkan pada jawaban responden terhadap soal pilihan ganda yang diberikan peneliti sebelum penelitian eksperimen ini dilaksanakan. Jika skor total jawaban siswa di atas rata-rata, dimasukkan ke dalam kelompok siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi. Sebaliknya jika skor total yang diperoleh siswa di bawah rata-rata, dimasukkan ke dalam kelompok siswa yang memiliki penguasaan kosakata rendah.

(5)

Pelaksanaan penelitian ini, peneliti membedakan perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Perbedaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Perlakuan pada kelas eksperimen

Subjek penelitian yang dikelompokkan pada kelas eksperimen materi-materi yang diberikan sama dengan materi-materi pembelajaran yang diberikan di kelas kontrol hanya saja pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan tahap-tahap model Group Investigation (GI). (RPP terlampir pada lampiran 2a hal 143 dan 2b hal 149)

2. Perlakuan pada kelas kontrol

Subjek penelitian yang dikelompokkan dalam kelas kontrol diberi pembelajaran dengan model discovery learning. Materi yang diberikan sama dengan materi pembelajaran pada kelas eksperimen. Prosedur perlakuan penelitian dilakukan melalui tiga tahap yaitu 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, dan 3) tahap akhir pelaksanaan perlakuan. (RPP terlampir pada lampiran 2c hal 158 dan 2d hal 165)

a. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan penyusunan bahan perlakuan (RPP) terdiri atas dua kelompok, yaitu bahan perlakuan (RPP) untuk model group

investigation dan bahan perlakuan (RPP) untuk model discovery learning.

Bahan-bahan tersebut disesuaikan dengan silabus mata pelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013.

b. Tahap Perlakuan

Pelaksanaan perlakuan berlangsung secara bersama-sama masing-masing selama 8 kali pertemuan, tiap pertemuan, baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dilakukan pada hari dan waktu sesuai dengan jadwal pelajaran siswa.

Kelompok siswa dengan pembelajaran model group investigation pada tiap pertemuan dilakukan dengan tahap atau langkah-langkah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kelompok group

investigation. Sementara itu, siswa dengan pembelajaran model discovery learning juga dilakukan perlakuan dengan langkah-langkah pembelajaran

sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) discovery

(6)

c. Tahap akhir pelaksanaan perlakuan

Tahapan akhir pelaksanaan perlakuan dilaksanakan dengan mengadakan postes untuk semua responden kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas pengendali (kontrol) dengan tujuan untuk mengetahui keterampilan menulis teks negosiasi siswa pada masing-masing kelompok berdasarkan penyerapan materi setelah diberikan perlakuan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2010: 308) merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Penelitian ini, data keterampilan menulis teks negosiasi dikumpulkan dengan teknik tes yang berupa tes menulis teks negosiasi kepada setiap responden secara

exsperimental research. Artinya, peneliti melakukan penelitian terhadap sampel

yang dikelompokkan dalam dua perlakuan yaitu, kelompok eksperimen dan kelompok pembanding (kontrol). Siswa dikelompokkan menjadi dua, yaitu siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi dan kelompok siswa yang memiliki penguasaan kosakata rendah, kemudian dilakukan pembelajaran keterampilan menulis teks negosiasi.

Pada kelas eksperimen diterapkan model group investigation sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model discovery learning. Selanjutnya dilakukan tes keterampilan menulis teks negosiasi pada siswa dengan pembelajaran model

group investigation dan pada siswa dengan pembelajaran menggunakan metode discovery learning. Hasil tes keterampilan menulis teks negosiasi digunakan

sebagai data untuk menentukan apakah antara model group investigation dan model discovery learning dapat mempengaruhi pembelajaran keterampilan menulis teks negosiasi. Tes penguasaan kosakata dilakukan dengan menggunakan tes objektif diberikan kepada responden sebelum eksperimen dilakukan, sedangkan tes menulis teks negosiasi menggunakan tes kinerja dengan cara siswa menulis karangan negosiasi. Tes diberikan setelah responden melaksanakan

(7)

eksperimen. Adapun rincian dari instrumen keterampilan menulis teks negosiasi dan penguasaan kosakata sebagai berikut:

1. Instrumen Keterampilan Menulis Teks Negosiasi

Penilaian dalam penelitian ini menggunakan tes kemampuan menulis berdasarkan tema tertentu, siswa bebas memberi judul terhadap karangannya sepanjang mencerminkan tema yang dimaksud. Jenis karangan berupa fiksi (karya kreatif) ataupun non-fiksi berupa pengalaman yang telah siswa alami.

Penilaian terhadap karangan siswa menggunakan rubrik penilaian yang mencangkup komponen isi dan bahasa masing-masing dengan sub-kompenennya. Berikut kisi-kisi tes keterampilan menulis teks negosiasi

Kisi-kisi Keterampilan Menulis Teks Negosiasi

No Aspek yang dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1 Kualitas isi karangan

2 Organisasi penulisan (kohesi dan koherensi)

3 Struktur dan kaidah bahasa 4 Ketepatan diksi

5 Ejaan dan tata tulis

Jumlah Skor

2. Instrumen Penguasaan Kosakata

Tes kosakata yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengukur kompetensi peserta didik terhadap kosakata adapun yang aspek-aspek yang dinilai dalam tes kosakata antara lain: (1) tingkat ingatan siswa, (2) tingkat pemahaman siswa terhadap kosakata, (3) tingkat penerapan kosakata dalam suatu wacana, (4) tingkat analisis siswa. Seperti yang telah dirinci dalam kisi-kisi instrumen tes penguasaan kosakata berikut;

Kisi-kisi Instrumen Tes Penguasaan Kosakata

Dimensi Indikator No. Soal Jumlah

Tingkat Ingatan Mengingat makna kata, sinonim, homonim, polisemi, definsi atau pengertian kata/istilah/ungkapan 1,3, 4,9, 11, 12, 16, 24, 25, 26, 33,37 12 Tingkat Pemahaman

(Tes Integratif) Memahami makna kata, pengertian, serta maksud suatu kata 5, 6, 13, 15,19,21, 22, 23, 28, 12 Tabel 3. 1 Kisi-kisi Keterampilan Menulis Teks Negosiasi

(8)

Memahami kosakata, kalimat, dan

konteks secara keseluruhan 31, 34, 38 Tingkat Penerapan Memilih dan menerapkan kata-kata,

istilah atau ungkapan tertentu dalam wacana

2, 10, 14, 17, 20, 29, 30, 32, 39, 40

10

Tingkat Analisis Menganalisis kosakata dalam suatu

wacana 7, 8, 18, 27, 35, 36, 6

F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen penelitian berupa tes kinerja atau praktik menulis untuk mengukur keterampilan menulis negosiasi dan tes objektif untuk mengukur penguasaan kosakata, diujicobakan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas butir soal.

Suatu alat tes dikatakan valid apabila jika suatu tes dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu maka tes itu valid untuk tujuan tersebut (Arifin, 2012: 247). Jadi, sebuah tes dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang hendak diukur.

Realibilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen (Arifin, 2012: 258). Suatu tes dikatakan mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berulang-ulang.

1. Keterampilan menulis teks negosiasi a. Validitas dan Reliabilitas

Khusus validitas tes keterampilan menulis teks negosiasi (Y) tidak dilakukan secara empirik atau melalui perhitungan statistik, tetapi dilakukan menggunakan validitas konstruk. Nurgiyantoro (2013: 156-157) menyatakan konstruk merupakan suatu postulat (asumsi, hipotesis) yang berkenaan dengan suatu bidang ilmu atau subbidang keilmuan tertentu. Penentuan kadar validitas konstruk melibatkan bukti-bukti berdasarkan isi (content-related) dan bukti berdasarkan kriteria (criterion-related) sekaligus serta informasi yag lain.

Jadi, dapat disimpulkan validitas konstruk berdasar pada teori-teori atau konsep yang digunakan dalam hal ini sesuai dengan indikator-indikator keterampilan menulis teks negosiasi. Adapun setiap indikator tersebut memiliki bobot yang berbeda. Perbedaan bobot pada tiap indikator dapat dikemukakan sebagai berikut; (a) kualitas isi karangan (ide/gagasan yang

(9)

diungkapkan) diberi bobot 30; (b) organisasi penulisan teks negosiasi (kohesi dan koherensi) diberi bobot 25; (c) stuktur dan kaidah bahasa diberi bobot 20; (d) ketepatan diksi diberi bobot 15; (e) ejaan dan tanda baca diberi bobot 10. Selain pembobotan di dalam indikator, juga disediakan tema. Tes kemampuan menulis yang paling sering diberikan kepada peserta didik adalah dengan menyediakan tema atau sejumlah tema, dan ada kalanya sudah berupa judul-judul yang harus dipilih salah satu di antaranya (Nurgiantoro, 2013: 437 – 438).

Sedangkan reliabilitas tes keterampilan menulis negosiasi digunakan reliabilitas ratings yang menekankan pada konsistensi antar-penilai (interraters reliability) dengan rumus:

´ rIr= ss 2 −sr 2 ss2+(k−1)sr2 Keterangan: ´

rIr = koefisisen reliabilitas rating dari seorang rater

ss2 = varians antar subjek, Mks

sr

2

= varians residu, varians interaksi subjek (s) dan raters (t), yaitu Mkts

k = banyaknya raters

(Syaiful Anwar, 2005: 44) Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Menghitung jumlah kuadrat total (JKT)

JKT=X12+X22+… Xn2−

(

Xs

)

(raters)(aspek) Keterangan:

JKT = koefisien jumlah kuadrat total yang dicari

raters = jumlah penilai

aspek = jumlah komponen yang dinilai

kemudian dicari derajat kebebasan total (dbT), dengan rumus sebagai

berikut:

(10)

2) Menghitung jumlah kuadrat antar raters (Jkt), dengan rumus sebagai berikut: Jkt=

(

Xt1

)

2 +

(

Xt2

)

2 +

(

Xtn

)

2 −

(

Xs

)

2 (raters )(aspek)

Kemudian dicari derajat kebebasan raters (dbt) dengan rumus sebagai

berikut:

dbt=raters−1

3) Menghitung jumlah nilai antar aspek (Jks)

Jks=

(

Xs1

)

2+

(

Xs2

)

2+

(

Xsn

)

2−

(

Xs

)

2

(raters)(aspek)

Selanjutnya dicari derajat bebas aspek (dbs) dengan rumus sebagai

berikut:

dbs=aspek −1

4) Menghitung jumlah kuadrat residu (Jkts) dengan rumus sebagai

berikut:

Jkts=JkTJktJks

Selanjutnya dicari derajat kebebasa residu dengan rumus

dbts=(aspek−1 )(raters−1)

b. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas tes keterampilan menulis teks negosiasi tidak diuji dengan statistik, tetapi hanya melalui validitas konstruk dengan melihat indikator yang diukur; sedangkan hasil uji reliabilitas tes keterampilan menulis teks negosiasi dinyatakan reliabel sebab setelah diuji secara statistik dengan teknik reliabilitas rating diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,993 (lihat lampiran 4a hal 193 dan 4b hal 194)

2. Penguasaan Kosakata a. Validitas dan reliabilitas

Validitas yang digunakan untuk mengukur penguasaan kosakata (X2)

adalah tes pilihan ganda. Untuk mengetahui tingkat validitas butir soal tes pilihan ganda menggunakan rumus point biserial sebagai berikut:

(11)

rpbi=(x1−xt)

st

pi qi

Keterangan:

Xi = rata-rata skor total semua responden Xt = rata-rata soal total

St = standar deviasi skor total semua responden

Pi = proporsi yang menjawab benar untuk butir soal nomor i

qi = proporsi yang menjawab salah untuk butir soal nomor i

(Djaali dan Pudji Mulyono, 2008: 53) Sedangkan untuk mengetahui reliabilitas butir tes penguasaan kosakata digunakan rumus reliabilitas KR-20 Kuder Richardson sebagai berikut.

ri= k (k −1)

{

st2−

piqi st 2

}

keterangan

k = jumlah item dalam instrumen

pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1

qi = 1 - pi

S2

t = varians total

(Sugiyono, 2013: 360) b. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Analisis skor hasil uji coba validitas butir soal penguasaan kosakata dengan menggunakan rumus point biserial sebagaimana disebut di atas, setelah dihitung dari 40 butir soal yang diujicobakan pada 35 siswa, yang dinyatakan valid 30 sedangkan 10 soal dinyatakan tidak valid. Ini berarti 10 butir soal didrop, butir-butir nomor tersebut antara lain: 3, 4, 10, 16, 17, 22, 26, 32, 38, dan 39. Hal ini terjadi dikarenakan koefisien validitas untuk butir tersebut hasilnya lebih kecil dari r-kritis, yakni 0,334 (dengan taraf nyata 0,05, n = 35) atau rh< rt. Namun, dengan memperbaiki beberapa soal yang

tidak valid di atas, setelah diujicobakan lagi semua soal valid. Perhitungan secara lengkap pada (lampiran 4c hal 197-201).

Hasil uji reliabilitas penguasaan kosakata yang dihitung menggunakan rumus KR-20 dihasilkan nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,88 (lihat lampiran 4d hal 205). Hal ini berarti tes penguasaan kosakata dinyatakan reliabel.

(12)

G. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik: (1) analisis data secara deskriptif; (2) uji persyaratan; dan (3) analisis data secara statistik inferensial.

1. Analisis Data secara Deskriptif

Analisis data deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menyajikan data secara deskriptif sehingga memudahkan pembaca mengikuti dan mencermati data (besar-besaran) statistik yang telah diperoleh berdasarkan perhitungan statistik. Adapun analisis data deskriptif mencakup: (a) hasil perhitungan tendensi sentral (kecenderungan memusat) yang meliputi: mean, median, modus; (b) hasil perhitungan tendensi penyebaran (kecenderungan menyebar) yang meliputi: varians dan standar deviasi (simpangan baku). Selain itu, juga akan dilaporkan hasil penyusunan distribusi frekuensi nilai dan pembuatan gambar histogram nilai.

2. Uji Persyaratan

Sebelum data penelitian dianalisis secara statistik inferensial, data-data yang terkumpul harus dilakukan uji kelayakannya agar memenuhi persyaratan statistik yang akan dilakukan. Untuk itu,terhadap data-data tersebut dilakukan uji persyaratan yang meliputi: a) uji normalitas; b) dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel dari populasi yang berdistribusi, normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan teknik Lilliefors. Langkah-langkah teknik Lilliefors menurut Suryono (2014: 93) 1) zi=

(

Xi− ´X

)

S Zi = angka baku X = rata-rata S = simpangan baku Di mana: ´X =

Xi N dan S=

N

(

Xi2−

Xi

)

2 N ( N−1 )

2) Tiap angka baku dan menggunakan daftar distribusi normal baku, hitung peluang : F(zi) = P(z ≤ zi)

(13)

3) s

(

zi

)

=

banyaknya z1 ,z2, … , znyang ε zi N

4) Hitung selisih F (zi) – S (zi) tentukan harga mutlaknya.

5) Cari nilai yang terbesar dari selisih F(zi) – S(zi) jadikan Lhitung atau

Lhit

6) Kesimpulannya:

a) Jika L0 ≥ Ltabel atau Lkritis tolak hipotesis statistik, jadi tidak

normal

b) Jika L0 < Ltabel, terima hipotesis statistik, jadi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk menguji apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji-F pada taraf signifikasi α = 0,05 Metode yang digunakan dengan menggunakan adalah uji Bartlett.

Berikut ini langkah-langkah dari uji Bartlett menurut Suryono (2014: 95-96):

1) Sajikan data semua kelompok sampel; menghitung rerata (mean) dan varian serta derajat kebebasan (dk) setiap kelompok data yang diuji homogenitasnya.

2) Sajikan dk dan varian (s2) tiap kelompok sampel dalam tabel

pertolongan, serta sekaligus hitung nilai logaritma dari setiap varian kelompok dan hasil kali dk dengan logaritma varian dari tiap kelompok sampel.

3) Hitung varian gabung dari semua kelompok sampel;

sG2

=

(

ni−1

)

si

2

(

ni−1

)

4) Hitung varian logaritma varian gabungan dan harga satuan bartlett (B) dengan rumus;

B=log s2

(

ni−1

)

=

(

log s

2

)

dk

5) Hitung nilai chi-kuadrat

(

Xhitumg2

)

, dengan rumus:

Xhitung2 =(1 n 10)

(

B−

dk . log si2

)

6) Tentukan harga chi-kuadrat tabel

(

Xtabel

2

)

, pada taraf nyata misal α

(14)

Xtabel2 =X(1−α) (k−1)

(dalam hal ini k = banyaknya kelompok sampel)

7) Menguji hipotesis homogenitas data dengan cara membandingkan nilai Xhitung2 dengan Xtabel2 . Kriteria pengujian adalah:

Tolak H0 jika Xhitung 2 >X(21−α) (k−1) atau Xhitung 2 >Xtabel 2

Terima H0 jika Xhitung 2

<X(21−α) (k−1) atau Xhitung2 <Xtabel2

Hipotesis yang diuji adalah: H0 = σ1 2 =σ2 2 =…=σn 2

(semua populasi mempunyai varian sama/homogen)

H1 = bukan H0 (ada populasi mempunyai varian berbeda/tidak

homogen) 3. Uji Hipotesis

a. Analisis Inferensial

Analisis inferensial dimaksudkan untuk keperluan pengujian hipotesis, dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data yaitu analisis varian (ANAVA) dua jalur, yaitu rancangan penelitian yang digunakan untuk meneliti pengaruh perlakuan pembelajaran menggunakan model Group

Investigation (GI) dan model Discovery Learning yang dihubungkan

dengan tinggi rendahnya penguasaan kosakata siswa.

Langkah-langkah Anava 2 jalan menurut Subana & Sudrajat (2009: 204-205) :

1) Menghitung jumlah kuadrat total (Jkt), antar kelompok (Jka), dan

dalam kelompok (Jkb). a) Jkt=

Xt2−

(

Xt

)

2 Nt di mana

(

x

)

2

N disebut juga dengan suku koreksi (sk)

b) JKα =

(

(

)

2

Nα

)

(

Xt

)

2

(15)

c) JKb=

(

Yb

)

2 Nb

(

Xt

)

2 Nt d) JKαb=

(

Xab

)

2 Nab

(

Xt

)

NtJKaJKb e) JKd=JKtJKαJKbJKαb

2) Menghitung derajat kebebasan total (dbt), antar kelompok (dba), dan

dalam kelompok (dbd).

a) dbt= N-1

b) dba= K-1

c) dbd=N-k

d) di mana N= jumlah subjek, K= jumlah kelompok data. 3) Menghitung rata-rata kuadrat antar kelompok (Rka), dan dalam

kelompok (Rkd). a) Rka= Jka dba b) Rkd= Jkd dbd

c) Menghitung nisbah atau rasio F. F=

Rka Rkd

b. Hipotesis Statistik

Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya

perbedaan. Sebaliknya, hipotesis alternatif (H1) adalah hipotesis yang

menyatakan adanya perbedaan. Hipotesis nol dilambangkan H0. Hipotesis

altrnatif dilambangkan dengan H1 (atau HA). Penolakan hipotesis nol

mengakibatkan penerimaan hipotesis alternatif, dan sebaliknya penerimaan hipotesis nol mengakibatkan penolakan hipotesis alternatif (Budiyono, 2009: 143).

Pada penelitian ini digunakan hipotesis dua ekor. Jika H1 diterima,

maka kesimpulan uji hipotesisnya ialah μ A1≠ μ A2 . Kalau hipotesis itu,

(16)

bahwa terdapat perbedaan antara model μ A1 da model μ A2 .

Sebaliknya, jika H0 yang diterima, maka kesimpulan uji hipotesisnya ialah

μ A1=μ A2

Untuk menguji hipotesis nol (H0), digunakan hipotesis statistik satu

ekor kanan yang dirumuskan sebagai berikut: 1) Hipotesis pertama H0=μ A1=μ A2 H1=μ A1≠ μ A2 2) Hipotesis kedua H0=μ B1=μ B2 H1=μ B1≠ μ B2 3) Hipotesis ketiga H0=A × B=0 H1=A × B>0 Keterangan:

μ A1 = rerata skor keterampilan menulis teks negosiasi siswa

dengan model pembelajaran Group Investigation (GI)

μ A2 = rerata skor keterampilan menulis teks negosiasi siswa

dengan model pembelajaran discovery learning

μ B1 = rerata skor keterampilan menulis teks negosiasi siswa yang

memiliki penguasaan kosakata tinggi

μ B2 = rerata skor keterampilan menulis teks negosasi siswa yang

memiliki penguasaan kosakata rendah

A = model pembelajaran pembelajaran

B = penguasaan kosakata

(17)

Secara umum langkah-langkah operasional penelitian meliputi tahap persiapan, perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, dan tahap analisis data. Tahap pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Permohonan izin kepada kepala sekolah dan guru bahasa Indonesia SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 Ngawi.

b. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal tentang kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia.

c. Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia.

2. Tahap Perencanaan

Pada tahap dilaksanakan penyusunan perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam tahap pelaksaan tindakan meliputi; penyusunan proposal penelitian, mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengimplemetasikan model group

investigation dan discovery learning, serta mempersiapkan instrumen berupa

tes pilihan ganda untuk uji penguasaan kosakata siswa dan tes menulis untuk uji keterampilan menulis siswa.

3. Tahap Pelaksanaan/Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan adalah tahap pemberian perlakuan terhadap subjek penelitian sekaligus tahap di mana peneliti mengambil data sebanyak-banyaknya dari subjek penelitian. Sebelumnya di adakan pretest berupa tes penguasaan kosakata untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Tahap ini meliputi pelaksaan pembelajaran di kelompok eksperimen dengan penerapan model group investigation dengan model discovery learning pada kelompok kontrol. Setelah itu diadakan posttes untuk mendapatkan posttes yang digunakan dalam analisis data.

4. Tahap Analisis Data

Tahap analisis dilakukan setelah mendapatkan data hasil penelitian maupun data pendukung hasil penelitian. Analisis dilakukan dengan menggunakan program Ms. Excel dan untuk menguji hipotesis menggunakan

(18)

analisis varian (anava) dua jalan. Tahap ini dilakukan sampai dengan peyusunan laporan.

Gambar

Gambar 3.2 Desain Faktorial 2 x 2
Gambar 3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Keterampilan Menulis Teks Negosiasi
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Tes Penguasaan Kosakata

Referensi

Dokumen terkait

Energi listrik melalui elektrokimia merupakan salah satu energi listrik alternatif yang dapat dihasilkan dengan memanfaatkan proses reduksi- oksidasi dimana elektroda negatif

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa Farmer’s Share yang terdapat padasaluran distribusi rantai pasok I adalah 74,07%, saluran distribusi rantai pasok II adalah

Dengan diberi tekanan atau gaya pada tumpuan jepit-jepit terhadap kolom dengan diameter yang berbeda, maka dapat dibandingkan dalam tabel dan grafik, ternyata yang

Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana telah diubah beberapa

Namun apabila petugas klaim yang tidak jujur menolaknya dengan melakukan kecurangan (meminta revisi atau koreksi terhadap dokumen klaim yang diajukan pemegang

Untuk laju pertumbuhan riil yang diperoleh dari PDRB kelompok sektor atas dasar harga konstan 2000 maka tingkat pertumbuhan terbesar berdasarkan kelompok sektor pada tahun

Data Envelopment Analysis (DEA) adalah suatu metodologi yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi dari suatu unit pengambilan keputusan (unit kerja) yang

Implementasi merupakan tampilan hasil dari sebuah perancangan aplikasi pembelajaran membaca huruf hijaiyah yang telah dibuat. Sebelum melihat huruf hijaiyah bisa